kuliah ke 3 dan 4.analisis geomorfik

41
Kuliah ke 3 ANALYSIS PROSES-PROSES GEOMORFIK

Upload: ariep-radiant-per-secon

Post on 09-Feb-2016

18 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

hou

TRANSCRIPT

Page 1: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Kuliah ke 3

ANALYSIS PROSES-PROSES GEOMORFIK

Page 2: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Proses geomorphic adalah semua perobahan fisika dan kimia yang mempengaruhi modifikasi bentuk permukaan bumi.

• Agent geomorphic adalah suatu media alami yang mampu menguras dan memindahkan bahan bumi.

• Jadi pengaliran air, termasuk kedua aliran permukaan yang terkonsentrasi dan tidakterkonsentrasi, air tanah, gletser, angin, dan pergerakan di dalam tubuh air tergenang termasuk, gelombang, pasang, dan tsunami merupakan agen geomorfik yang besar.

• Agen-agen itu mungkin lebih lanjut ditandai sebagai agen bergerak karena mereka memindahkan bahan-bahan dari satu bagian kulit bumi dan memindahkan kembali dan mengendapkannya dimana saja.

Page 3: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Agen-agen itu menunjukkan dan proses yang menampilkan agen berasal dari luar kulit bumi, dan untuk alasan itu ditandai epigene (Lawson) dan gaya eksogen ( Peck)

• Agen-agen lain yang siap ditambahkan sebagai agen tambahan adalah manusia dan organisme lain. Walaupun pada beberapa daerah dipertanyakan apakah manusia sebagai agen tambahan. Proses geomorfik lain mempunyai asal di dalam kulit bumi dan diklasifikasikan oleh Lawson sebagai gaya hypogen dan oleh Peck sebagai gaya endogen.

• Volcanisme dan diastrophism termasuk dalam gaya endogen ini. Suatu proses geomorfik lain dapat mempunyai perbedaan lokal dan tidak termasuk dalam kategori di atas adalah dampak meteorit. Tidak nama tunggal yang bagus dimasukan untuk proses ini.

Page 4: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Garis besar proses-proses geomorfik

•Geomorphic processes (Proses Geomorfik) •Epigene or exogenous processes (proses eksogen).•Gradation (gradasi).•Degradation (Degradasi).•Weathering (Pelapukan).•Mass wasting or gravitative transfer. Erosion (including transportation) by: •Running water (air mengalir).•Groundwater (Air bawah Tanah).•Waves (gelombang), currents, tides (pasang surut), and tsunami. Wind (angin).•Glaciers (gleser).

Page 5: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Aggradasi oleh :• Air mengalir (Running water).• Permukaan AIR Tanah (Groundwater).• Gelombang (Waves), Riak (currents), Pasang (tides),

dan tsunami. Angin (Wind).• Geltser (Glaciers).• Kerja organisme (Work of organisms), termasuk

manusia.• Proses Hypogen (Hypogene) atau endogen

( endogenous processes) .• pengangkatan dan penurunan (Diastrophism).• Vulcanisme (letusan gunungapi).• Proses ektrateresterial (Extraterrestrial processes).• Kejatuhan mteror (Infall of meteorites).

Page 6: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Proses-proses Gradasional• Degradasi. Tiga proses degradasional adalah

pelapukan, mass-wasting, dan erosi. • Pelapukan dapat didifinisikan sebagai

pelapukan fisik (disintegrasi) or pelapukanh kimia (dekomposisi) batuan pada tempatnya. Proses itu sebenarnya merupakan nama dari kelompok proses yang beraksi secara kolektif pada permukaan bumi dan menurunkan massa batuan padat ke keadaan elastis. Proses itu merupakan proses statis dan tidak melibatkan pemindahan posisi dan pemindahan bahan oleh agen transportasi.

Page 7: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Mass-wasting melibatkan pemindahan massa batuan ke bawah lereng di bawah pengaruh gravitasi langsung.

• Mass-wasting biasanya dibantu oleh adanya air, tetapi air itu tidak sejumlah diperkirakan suatu media transportasi. Arah antara mass-wasting dan erosi aliran mungkin kelihatan sederhana, tetapi sebenarnya sulit untuk menyatakan kapan waktu jumlah air yang ada cukup berfungsi sebagai agen transportasi dan kapan tidak cukup. Jadi sulit untuk menggambarkan garis antara aliran lumpur dan alir ekstrem berlumpur,

Page 8: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Proses proses gradasional adalah sebagai berikut:

• Landslides (longsor): dicirikan oleh sedikit air dan banyak muatan bergerak dengan kecepatan sedang pada kemiringan tinggi.

• Debris avalanches ( sekumpulan batu yang bergerak) • Earthflows (aliran tanah) • Mudflows (aliran lumpur)• Sheetfloods ( banjir )• Slope wash (pencucian lereng)• Streams: dicirikan oleh banyak air dan muatan relatif

kecil bergerak lambat dengan sudut lereng rendah.

Page 9: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Erosi (Bahasa Latin, erodere, to membawa jauh) merupakan suatu istilah komprehensif dipakai pada berbagai cara oleh agen bergerak mendapatkan dan memindahkan tumpukan batuan. Secara teknis kita mungkin membatasi pada erosi yang membawa bahan akibat adanya agen bergerak dan tidak mempertimbangkan trasportasi sebagai suatu bagian integral dari erosi.

• Walapun perluasan tertentu istilah pelapukan terlalu jauh mempertimbangkan sebagai bagian erosi, walaupun sering kurang tepat dilakukan.

• Dua proces-proses itu jelas. Pelapukan dapat beraksi tampa erosi subsekuen, dan erosi dapat terjadi tampa diawali oleh pelapukan. Itu tentu benar, bahwa pelapukan merupakan proses persiapan dan membuat erosi lebih mudah, tetapi pelapukan tidak selalu diikuti oleh erosi.

Page 10: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Pelapukan batuan • Faktor Kondisian (Conditioning factors).• Paling sedikit 4 peubah mempengaruhi jenis dan laju

pelapuklan batuan. Yakni struktur batuan, iklim, topgrafi, dan vegetasi.

• Struktur batuan digunakan secara luas termasuk banyak ciri batuan secara fisik dam kimia. Termasuk komposisi mineral sebaik gambaran fisik seperti rengkahan, bidang datar, patahan, dan intergasi celah dan ruang pori.

• Pembentukan batuan dalam bagian menentukan apakah batuan itu lebih peka terhadap pelapukan fisika atau pelapukan. Gambaran fisik seperti rengkahan, kurang berstruktur, bidang belahan, dan patahan berderajat besar menentukan kemudahan kelembaban masuk ke dalam batuan.

Page 11: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Faktor iklim utama adalah suhu dan kelembaban

• Faktor ilkim tidak hanya menentukan laju proses pelapukan tetapi juga menentukan apakah proses pelapukan kimia atau fisika yang mendominasi. Topografi mempengaruhi jumlah batuan yang tersingkap dan juga bergantung kepada jumlah dan macam presipitasi, suhu, dan secara tidak langsung macam dan jumlah vegetasi.

Page 12: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Jumlah dan jenis vegetasi menentukan laju dan jenis pelapukan melalui luasan batuan dan jumlah bahan organik mati dapat menurunkan atau menghasilkan karbon dioksida dan asam humik. Karena beberapa faktor yang mempengaruhi laju pelapukan, kita menemukan bahwa relatif daerah dari berbagai batuan yang tidak dideteksi oleh mata menjadi bukti melalui pelapukan berbeda. Ini terlihat dari keragaman jenis batuan yang ada.

Page 13: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Proses Pelapukan fisik • Empat, atau lima kemungkinan proses pelapukan fisik di

alam dan mengarah ke fragmentasi batuan. • Menurut Reiche (1950), proses pelapukan fisik dapat

ditandai dari pemuaian hasil dari pertumbuhan kristal, aktivitas organik, dan kolloid.

• Pemuaian bergabung dengan massa batuan khususnya batuan beku terbentuk pada kedalaman besar mengarah pada perkembangan celah berskala besar yang terpusat secara kasar dengan permukaan topografi (Farmin, 1937). Struktur lapisan pada batuan granitoid dihasilkan dengan cara itu. Lapisan individu biasanya menjadi lebih dekat dengan ruang permukaan bumi.

Page 14: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Proses Pelapukan kimia • Proses pelapukan kimia utama adalah hydrasi,

hydrolysis, oxidasi, carbonasi, and pelarutan (solution).

• Pada umumnya, mungkin benar pelapukan kimia lebih penting daripada pelapukan fisika.

• Mungkin benar pada satu daerah, walapun lebih banyak proses pelapukan kimia yang lanjut tidak nyata disini. Ternyata bahwa pada satu daerah sering dilaporkan bukti dominasi pelapukan fisik dibandingkan pelapukan kimia. Itu mungkin lebih benar dinyatakan bahwa pelapukan kimia lanjutan tidak khas dari daerah itu.

Page 15: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Hydrasi sebenarnya melibatkan dua proses yaitu hydrasi dan hydrolysis. Proses hydrasi melibatkan penyerapan air. yakni konversi anhydrite menjadi gypsum menurut persamaan berikut;

• CaSO4 + 2H2O --> CaSO4-2H2O• Konversi hematite menjadi limonite juga

melibatkan proses ini:• 2Fe203 + 3H2O ---> 2Fe203.3H20

Page 16: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Hydrolysis melibatkan pembentukan hydroxyl dan mewakili perobahan kimiawi. Umumnya dalam pelapukan mineral feldspars dan mica dan digambarkan oleh reaksi yang melibatkan orthoclase dan hydroxyl:

• KAISi3O8 + HOH , HAISi308 + KOH• Asam aluminosilicic terbentuk tidak mantap

dan mengalami perobahan lebih lanjut untuk menghasilkan silika colloidal dan Komplek kolloidal dibawah kondisi pembentukan mineral liat.

Page 17: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Hydroxida (KOH) yang terbentuk akan bereaksi pada keadaan adanya carbon dioxide untuk membentuk potassium carbonate menurut persamaan berikut;

• 2KOH + HCO3 — K2CO3 + 2HOH• Reaksi ini dibedakan dengan carbonation.

Potassium carbonate begitu terbentuk larut dalam air dan akan dibawa keluar larutan.

• Reaksi itu ditekankan bahwa berbagai proses pelapukan saling berhubungan. Dengan perkataan lain, pelapukan akan menjadi proses ekstrim lambat.

Page 18: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Pengaruh oksidasi biasanya pertama tercatat, dan umumnya diassumsikan pertama terjadi. Sebenarnya, proses hydrolysis biasanya mendahuluinya.

• Pengaruh oksidasi paling jelas pada batuan yang mengandung bentuk sulfida, carbonate, dan bentuk silicate. Perobahan warna tercatat karena oksida. Mineral amphiboles dan pyroxenes dipengaruhi oleh proses ini. Proses oksidasi olivine digambarkan secara baik dalam reaksi ;

Page 19: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Hydrolysis telah menghasil pembentukan magnesium hydrate, silicic acid, dari besi ferrous dari mineral olivine. Besi ferrous kemudian bereaksi sebagai berikut :limonite:

• 4FeO + 3H20 + 02 - 2Fe2O3.3H2O• Pengaruh hidrasi, hydrolysis, dan oxidasi pada

mineral feldspars, olivine, mineral lain menyebabkan minerak tersebut menjadi lunak dan menghilangkan sifat pengelompokan dan elastisitasnya. Biasanya peningkatan kelompoknya terjadi hasil dari penambahan air. Perbedaan hasil merupakan mineral yang terbentuk lebih siap terserang oleh proses pelapukan kimia dan fisik.

Page 20: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Mungkin banyak reaksi pelarutan adalah kalcium carbonat dilarutkan membentuk calsium bicarbonate sebagai berikut;

• CaCO3 + H20 + CO2 --- Ca(HCO3)2• Mineral karbonate dan bicarbonate paling umum

menerima pelarutan dan menurunkan karbon dioxide khususnya dari penghancuran bahan organik yang sangat besar membantu dalam reaksinya.

• Bahkan mineral umumnya dipertimbangkan tidak larut atau mungkin secara lambat menjadi larutan koloidal, seperti ketika mineral feldspars hancur menjadi kolloids dan akhirnya membentuk mineral liat.

Page 21: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Mass-Wasting atau Pemindahan bahan secara gravitatif

• Baru baru ini mass-wasting mendapat perhatian yang besar. Pengabaian proses geomorphik ini merupakan hasil dari kenyataan bahwa lebih banyak dibicarakan jenis proses pemindahan oleh presipitasi daripada pemindahan gravitatif.

• Teori Sharpe tentang analysis aspek gradasi. Teori Sharpe ini mempunyai banyak kebenaran dari klasifikasi jenis mass-wasting yang paling baik dan menjadi penggunaan lebih umum.

Page 22: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Mass-wasting dibagi atas empat klas (Sharpe), yakni; Aliran lambat( slow flowage), aliran cepat (rapid flowage),longsor ( landslides), dan penurunan permukaan ( subsidence).

1. Jenis Aliran Lambat (Slow flowage types) terdiri dari; • Perayapan (Creep): Pergerakan lambat menuruni lereng

tanah dan batuan yang biasanya tidak dapat dihargai kecuali pengamatan yang luas. Perayapan tanah; pergerakan tanah kebawah lereng.

• Perayapan campuran batu dan tanah (Talus creep): pergerakan talus kebawah lereng.

• Perayapan Batuan (Rock creep): pergerakan blok individu batuan kebawah lereng. .

• Perayapan batuan oleh glacier (Rock-glacier creep): Pergerakan buangan batuan kebawah lereng.

Page 23: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Solifluction: Aliran lambat dari massa pecahan batuan kebawah lereng yang dijenuhi dengan air dan tidak tetap pada satu saluran.

2. Jenis Aliran Cepat (Rapid flowage types).• Earthflow: pergerakan bahan tanah berliat atau berdebu

kebawah teras bersudut rendah atau sisi bukit. • Mudflow: Pergerakan lambat sampai cepat pecahan

batuan yang jenuh air kebawah melalui saluran yang jelas.

• Debris avalanche: suatu pengaliran pecahan batuan dalam jejak sempit kebawah lereng yang terjal.

3. Longsor (Landslides): Jenis pergerakan yang besar dan melibatkan masa relatif kering dari pecahan batuan dan tanah.

• Slump: Jatuhan kebawah dari satu atau beberapa satuan pecahan batuan biasanya dengan pemutaran arah dengan melampaui lereng.

Page 24: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Debris slide: Penggulingan atau gelinciran yang cepat dari pecahan batuan dan tanah yang tidak kompak tanpa pemutaran arah dari massa. Debris fall: Jatuhan bebas dari pecahan tanah secara vertikal

• Rockslide: Gelinciran atau jatuhan massa batuan individu kebawah permukaan lantai, rengkahan atau permukaan patahan.

• Rockfalls; jatuhan bebas blok batuan pada lereng terjal

4. Penurunan permukaan tanah (Subsidence): pemindahan kearah bawah dari bahan tanah tanpa permukaan bebas dan pemindahan horizontal.

Page 25: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Longsoran merupakan bagian dari gerakan tanah yang menyebabkan berpindah atau bergesernya massa tanah dari daerah berenergi potensial tinggi ke daerah dengan potensial rendah. longsoran merupakan hal umum terjadi sejak bumi ada. jadi longsoran adalah fenomena alam yang biasa dalam sejarah bumi. Menurut Fery Hernandy dkk (

• Tanah Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.

• Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Page 26: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Disamping kawasan dengan karakteristik tersebut di atas, beberapa kawasan yang dikatagorikan sebagai kawasan rawan longsor, meliputi:

• Lereng-lereng pada Kelokan Sungai, akibat proses erosi atau penggerusan oleh aliran sungai pada bagian kaki lereng.

• Daerah Tekuk Lereng, yaitu peralihan antara lereng curam ke lereng landai, yang ada permukimaannya, karena berdasarkan penelitian pada kondisi hidrologi lereng, (Karnawati, 2000) menjelaskan bahwa daerah tekuk lereng cenderung menjadi zona akumulasi air yang meresap dari bagian lereng yang lebih curam. Akibatnya daerah tekuk lereng sangat sensitif mengalami peningkatan tekanan air pori, yang akhirnya melemahkan ikatan antar butir-butir partikel tanah dan memicu terjadinya longsoran.

Page 27: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Daerah yang dilalui Struktur Patahan (Sesar), yang menjadi kawasan permukiman. Daerah ini dicirikan oleh adanya lembah/sungai dengan lereng curam (> 40o) dan dan tersusun oleh batuan yang terkekarkan (retak-retak) secara intensif atau rapat, serta ditandai dengan munculnya beberapa mata air pada sungai/lembah tersebut. Retakan-retakan batuan tersebut dapat mengakibatkan lereng mudah terganggu kestabilannya, sehingga dapat terjadi jatuhan atau luncuran batuan apabila air meresap dalam retakan saat hujan, atau apabila terjadi getaran pada lereng.

Page 28: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Gambar 1. Jenis Longsor. Pemendekan Klasifikasi perpindahan lereng versi Varnes (Varnes, 1978).

Jenis Bahan

Rakayasa tanah Jenis Perpindahan Batuan Dasar Predominan

kasar Predominan

Halus

JATUHAN Jatuhan batu Jatuhan batuan Jatuhan tanah

RUBUHAN Rubuhan batu Gellinciran batuan Gelinciran tanah

PERPUTARAN GELINCIRAN

TRANSLASI Gelinciran batu Gellinciran

batuan Gelinciran tanah

SEBARAN LATERAL Sebaran batu Sebaran batuan Sebaran tanah

Aliran batuan Aliran tanah ALIRAN

Aliran batuan

(rayapan dalam )

(Rayapan tanah)

KOMPLEKS Kombinasi dari dua atau lebih jenis utama perpindahan

Page 29: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Source: Cruden, D.M., 1993, The Multilingual Landslide Glossary, Bitech Publishers, Richmond., British Columbia, for the UNESCO Working Party on World Landslide Inventory in 1993

Page 30: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Jenis-jenis Longsoran

• Longsoran akan teraktivasi akibat perubahan cuaca berhubungan dengan peningkatan penyerapan air-seperti pada musim penghujan-, gempa bumi atau aktivitas manusia. Secara umum longsoran dikelompokkan menjadi 5 tipe longsoran, yaitu: jatuhan, rubuhan, gelinciran, sebaran lateral, dan aliran (Pustekom,2007)

Page 31: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

a. Longsoran Gelinciran• Longsoran gelinciran merupakan bencana yang sering terjadi di

indonesia dan intensif terjadi pada musim penghujan. Longsor gelinciran ini dikenali dengan adanya retakan di permukaan. Pergerakan ini dikenali dengan bentuk permukaan berupa lingkaran atau bentuk sendok. Setelah terjadi kerusakan massa dengan adanya gawir longsoran di permukaan pada bagian mahkota longsoran, longsoran gelincir ini mulai bergerak dan akan membagi dalam beberapa blok yang terpisahkan oleh retakan seperti pada Gambar 1. Pada daerah kepala blok ini akan menggelincir ke bawah dan membentuk daerah datar. Bagian paling bawah akan bergerak muncul ke atas membentuk lidah di permukaan. Gelinciran ini dapat terjadi dengan kecepatan beberapa centimeter per tahun hingga beberapa meter per bulan bahkan dapat terjadi tiga meter dala satu detik. Rayapan tanah merupakan indikator adanya pergerakan longsoran gelinciran yang ditunjukkan dengan keadaan vegetasi yang membengkok. Daerah seperti ini semestinya tidak diperuntukkan sebagai kawasan pemukiman penduduk.

Page 32: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Gambar 1. Skematis gelinciran

Page 33: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

b. Jatuhan• Jatuhan adalah gerak bebas material yang berasal dari lereng

curam seperti bukit. Tipe ini memiliki asal kata "jatuh", yang membedakan dengan tipe lain adalah keadaan dimana material jatuh bebas dari lereng mengalami tumbukan berulang dengan lereng yang berada dibawahnya dengan kecepatan tinggi. Lebih mudahnya adalah adanya sebuah pecahan batuan yang jatuh dari sebuah lereng yang menggelinding dan menerjang serta merusakkan apa saja yang dilewatinya.

• Diantara tipe jatuhan ini adalah seperti pada gambar 1, dimana bukit curam tersusun oleh batuan bersipat getas yang mengalami erosi gelombang laut pada bagian bawahnya yang menyebabkan terjadinya jatuhan. Perhatikan retakan pada permukaan atasnya yang merupakan gejala sebelum terjadi jatuhan.

• Tipe longsoran jatuhan ini juga harus diwaspadai pada daerah pemukiman yang berada dibawah lereng yang memiliki batu-batu besar dan terpisah-pisah. Antisipasi yang dapat dilakukuan adalah membangun pagar-pagar kawat, atau dengan mengikat batu yang membahayakan tersebut.

Page 34: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Gambar 2. Skematis jenis longsor jatuhan (Rockfall)(D), Rubuhan (Topple)(E), dan aliran batuan sedang (F)

Page 35: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

c. Rubuhan• Rubuhan adalah gerak rotasi ke depan dari massa batuan, runtuhan

atau tanah dengan sumbu yang berhimpit pada lereng bukit. Rubuhan merupakan gabungan dari gerak jatuhan dengan gelinciran tetapi bergerak tanpa adanya tumbukan. Gerakan ini terjadi akibat tekanan interaksi antar blok kolom. Blok-blok tersebut terjadi akibat adanya bidang perlapisan iregular, belahan, kekar atau retakan tension dengan arah jurus relatif sejajar dengan arah jurus lereng. Rubuhan mungkin hanya terdiri dari satu fragmen dengan volume 1 m3 hingga 109 m3. Perubahan umumnya terjadi di batuan schist dan gamping tetapi juga terdapat pada batuan sedimen tipis dan juga batuan beku dengan kekar kolom.

• Gambar 2 E merupakan sketsa rubuhan pada batu gamping. Retakan pada batu gamping yang sejajar dengan jurus kemiringan lereng menyebabkan terjadi rubuhan ini.

Page 36: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

d. Aliran • Aliran dalam gerakan permukaan adalah berpindahnya

partikel yang bergerak dalam pergerakan massa. Material tersebut mungkin merupakan batuan dengan retakan yang banyak dan menghasilkan runtuhan yang tertanam dalam matrik atau materi yang berukuran halus. Longsoran ini terjadi pada tanah atau pasir yang memiliki kandungan air yang besar. Longsoran ini terjadi terus-menerus seperti air yang mengalir dalam jumlah besar dengan densitas cairan yang besar pula seperti pada gambar 3 H dan 3 G. Densitas yang tinggi inilah yang sangat berbahaya, karena dapat mengapungkan batu-batu besar dan tentunya bangunan beton yang dilewatinya. Aliran lahar merupakan contoh pada tipe ini. Longsoran ini jarang terjadi, tetapi jika terjadi hal ini akan sangat merusakkan.

Page 37: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Gambar 3. Aliran dan sebaran lateral

Page 38: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

e. Sebaran Lateral (Lateral Spread)

• Sebaran lateral adalah perluasan lateral dari batuan kohesif atau masa tanah akibat deformasi massa yang dikontrol bagian dasar yang bersifat plastis. Sebaran ini adalah hasil dari deformasi plastis yang dalam massa batuan yang menyebabkan perluasan di permukaan. Gerakan ini disebabkan oleh tekanan gravitasi. Berbeda antara batuan dan tanah adalah dampak dan periode waktu. Umumnya morfologi sebaran lateral ini dicirikan dengan adanya pari-parit yang memisahkan massa batuan tersebut seperti pada gambar J

Page 39: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

Agensi Erosi dan Transportasi • Tiap tiap agen pengerosi bersama dengan erosi

dalam satu atau lebih cara. Untuk beberapa agen proses melibatkan kepentingan yang sama; untuk agen lain jelas berbeda karena perbedaan sifat fisik yang melekat antara agen pengerosi. Nama spesifik yang diberikan pada berbagai proses erosi tetapi dapat dipertimbangkan membingungkan dan kehilangan penggunaan. Suatu percobaan dibuat dalam mengabungkan garis besar sistematika pengistilahan, sebaik untuk menunjukkan antarhubungan proses itu.

Page 40: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

EROSIONAL PROCESSES Agency Involved

Processes by Which

Loosened Material

Is Acquired

P rocesses by w hich Earth surfaces are Eroded by m ateria ls trans it

Process of Wear of Materials while in Transit

Methods of Transport

running water

Hydraulic action or fluviraption

C orras ion or abrasion Corrosion

Attrition Traction Saltation Suspension Solution Flotation

groundwater C orras ion Attrition Solution Waves and currents

Hydraulic action

C orras ion or abrasion Corrosion

Attrition Traction Saltation Suspension Solution Flotation

Wind Deflation C orra s ion o r ab rasion

Attrition Traction Saltation Suspension

Glaciers Scouring Plucking or

sapping

C orras ion or abrasion gouging

Attrition Traction Suspension

Page 41: Kuliah Ke 3 Dan 4.Analisis Geomorfik

• Kondisi yang menyenangkan bagi mass-wasting cepat dibagi oleh Sharpe (1938) kedalam penyebab pasif dan aktif atau penyebab awal. Penyebab passive termasuk:

• (a) Lithologic factors, bahan lemah atau tidak kompak menjadi peluncur dan beraksi sebagai pelumas ketika basah ,

• (b) stratigraphic factors, Batuan berlembar atau tipis dan alternatif batuan lemah dan kuat atau lapisan permeable atau impermeabel

• (c) structural factors, Rengkahan beruang dekat, patahan, zona tertekan, bidang lembaran dan geser, dan dasar terjal terangkat.

• (d) topographic factors, Lereng terjal atau tebing vertical; • (e) climatic factors, Kisaran suhu tahunan dan bulanan besar

dengan frekuensi pembekuan pencairan, jumlah banyak curah hujan, dan hujan banyak; dan

• (f) organic factors, Kecukupan vegetasi.• Penyebab aktif adalah: pemindahan sokongan melalui media

alami atau buatan, Keterjalan lereng mengalirkan air, kelebihan kejenuhan air atau melalui pengisian buatan.