kuliah ke-7 ppn

Upload: utriana-yusuf

Post on 17-Jul-2015

295 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DASAR-DASAR

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI1

Bahan bacaan: UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak

Pertambahan Nilai dan atau Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan UU No. 42 Tahun 2009 Buku Perpajakan Indonesia, Teori dan Kasus. Buku 2. Pengarang: Siti Resmi, Penerbit Salemba Empat Pokok-Pokok Pajak Pertambahan Nilai Indonesia. Pengarang: Untung Sukardji, Penerbit PT RajaGrafindo Persada Jakarta2

Konsep Dasar Barang Jadi

: Nilai : Rp. X Bahan baku : Nilai : Rp. Y Nilai tambah : (Rp. X Rp. Y) : Rp. Z PPN = 10% x Rp. Z

3

PPN sebagai Pengganti Pajak Penjualan Carl Friedrich von Siemens, industrialis dan

konsultan pemerintah Jerman tahun 1919. Diterapkan pertama oleh Prancis tahun 1954 Jerman, tahun 1968 Indonesia baru mengadopsi 1 April 1985 menggantikan Pajak Penjualan yg sudah berlaku sejak tahun 1951 Tax reform 1983 Memiliki karakter positif yg tdk dimiliki oleh PPn4

Karakteristik PPN Pajak tidak langsungBeban pajak dipikul oleh konsumen akhir. Pengusaha akan menggeser beban pajak kepada Pembeli, sesuai dengan mata rantai produksi dan distribusi hingga ke konsumen akhir melalui pengenaan pajak secara bertingkat. Pengusaha menggeser beban pajaknya melalui pengkreditan pajak.

Pajak ats konsumsi dalam negeriHanya dikenakan atas barang atau jasa yang dikonsumsi di dalam daerah pabean RI.

Bersifat Multi Stage LevyPPN dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi dan jalur distribusi BKP atau JKP. Berarti PPN dikenakan berulang-ulang pada setiap mutasi BKP/JKP, meskipun demikian tidak menimbulkan pengenaan pajak berganda (non kumulasi)5

Karakteristik PPN (lanjutan) Bersifat NETRAL Menganut destination principle, sehingga dirasakan netral di dunia perdagangan internasional. PPN tdk bersifat deskriminatif, produk domestik atau komoditi impor sama-sama dikenakan PPN Pajak Objektif timbulnya kewajiban di bidang PPN ditentukan oleh adanya objek pajak. Kondisi subjektif subjek pajak tidak relevan, sehingga menimbulkan dampak regresif artinya semakin tinggi kemampuan konsumen semakin ringan beban pajak yang dipikul; sebaliknya semakin rendah kemampuan konsumen, semakin berat beban pajak yang dipikul.

Perhitungan PPN Terutang untuk dibayar ke Kas Negara

menggunakan Indirect Subtruction Methodyaitu dengan cara mengurangkan pajak atas perolehan dengan pajak atas penyerahan barang atau jasa6

Karakteristik PPN (lanjutan) PPN yang Diterapkan di Indonesia adalah PPN Type Konsumsi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk perolehan barang modal dapat dikurangi dari dasar pengenaan pajak. Pajak Masukan (input tax) atas perolehan barang modal dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran (output tax), sehingga barang modal hanya dikenakan PPN hanya satu kali. Hal ini mendorong pengusaha yang dikenakan PPN melakukan peremajaan barang modalnya secara berkala PPN di Indonesia menganut tarif tunggal (Single Rate) Berdasarkan UU PPN 1984, ditetapkan sebesar 10%. Dengan PP tarif ini bisa dinaikkan paling tinggi 15% dan paling rendah 5%. Sisi negatif: mempertajam regresivitas PPN Sisi positif:sederhana baik dalam pelaksanaan maupun pengawasan Dikenakan tarif 0% atas ekspor BKP dan pengecualian untuk beberapa objek yg dipandang sangat vital utk memenuhi kebutuhan hidup seharihari termasuk perawatan kesehatan.7

Sistem Pemungutan Sistem FakturSetiap penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak harus dibuatkan Faktur Pajak.

8

Administrasi Melaporkan usaha menjadi PKP

Memungut PPN dan menerbitkan Faktur

Pajak Menyampaikan SPT Masa PPN

9

DAERAH PABEAN Daerah Pabean adalah wilayah Republik

Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara diatasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

10

Penyerahan BKP/JKP di Dalam Daerah PabeanSyarat penyerahan BKP/JKP dikenakan PPN: Dilakukan oleh PKP atau pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi PKP Barang yang diserahkan merupakan BKP/JKP Dilakukan di dalam daerah pabean Dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya.

11

Jenis Barang yang tidak dikenakan PPN - NonBKPa. Barang hasil pertambangan atau hasil

pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya; b. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak; c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya; d. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.12

Jenis Jasa yang tidak dikenakan PPN NonJKPa. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik;

b. Jasa di bidang pelayanan sosial;c. Jasa di bidang pengiriman surat dengan

perangko; d. Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi; e. Jasa di bidang keagamaan; f. Jasa di bidang pendidikan;13

Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telahdikenakan pajak tontonan; h. Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan; i. Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air; j. Jasa di bidang tenaga kerja; k. Jasa di bidang perhotelan; l. Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umumg.

14

Penyerahan yang termasuk dalam pengertian penyerahan BKPa. Penyerahan hak karena suatu perjanjian;

b. Pengalihan karena perjanjian sewa beli dan

leasing; c. Penyerahan kepada pedagang perantara atau juru lelang (juru lelang Pemerintah atau yang ditunjuk oleh Pemerintah); d. Pemakaian sendiri dan atau pemberian Cuma-Cuma;

15

e. Persediaan BKP dan aktiva yang menurut

tujuan semula tidak untuk diperjual belikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, sepanjang PPN atas peroleh aktiva tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan; f. Penyerahan dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya, dan penyerahan antar Cabang; g. Penyerahan secara konsinyasi.16

Penyerahan yang tidak termasuk dalam pengertian penyerahan BKPa.

Penyerahan BKP kepada Makelar (makelar sebagaimanadimaksud dalam Kitab UU Hukum Dagang yaitu pedagang perantara yang diangkat oleh Presiden atau oleh pejabat yang oleh Presiden dinyatakan berwenang untuk itu. Mereka menyelenggarakan perusahaan mereka dengan melakukan pekerjaan dengan mendapat upah atau provisi tertentu, atas amanat dan atas nama orang-orang lain yang dengan mereka tidak terdapat hubungan kerja);

b.c.

Penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang; Penyerahan BKP dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan antar Cabang, dalam hal Pengusaha Kena Pajak memperoleh ijin pemusatan tempat pajak terutang (sentralisasi).

17

SUBJEK PAJAK PPN Pengusaha PKP

Pengusaha NON PKP Memperhatikan Objek PPN & mekanisme

pemungutan

18

TARIF PPN Yang berlaku saat ini: 10%

Khusus Ekspor BKP: 0% Berdasarkan UU, boleh di antara 5% - 15%

19

Dasar Pengenaan Pajak Harga Jual

Penggantian Nilai impor: dasar perhitungan bea masuk +

pungutan kepabeanan Nilai ekspor Nilai lain: KMK no. 251/KMK.03/2002NILAI LAIN DPP PPN-251kmk03-2002.xls

20

Tempat terutang PPNTempat tinggal atau tempat kedudukan usaha PKP Penjual; b. Tempat kegiatan usaha dilakukan; c. Tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak; d. Satu tempat atau lebih yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak atas permohonan PKP secara tertulis; e. Tempat BKP dimasukkan dan dipungut melalui Dirjen Bea dan Cukai, dalam hal impor.a.

21

Saat Terutang PPNa. Penyerahan BKP

b. Impor BKPc. Penyerahan JKP d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar

daerah pabean e. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean f. Ekspor BKP22

PPN atas IMPOR BKP Subjek: IMPORTIR

DPP: CIF + Bea Masuk + Pungutan lainnya

berdasarkan ketentuan pabean Saat terutang: BKP dimasukkan ke dalam daerah Pabean

23

Ekspor BKP Definisi: setiap kegiatan mengeluarkan

barang dari Dalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean. Tarif PPN: 0% PPN Masukan tetap dapat dikreditkan

24

Kegiatan Membangun Sendiri Ps. 16 C UU PPN

Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan

tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi maupun oleh badan, baik dipakai sendiri atau digunakan oleh pihak lain

Tidak bergerak di bidang usaha membangun bangunan

25

Kegiatan membangun sendiri (lanjutan)

Tarif PPN= 10% x DPP

DPP = 40% x [biaya yang dikeluarkan atau

dibayarkan sehubungan dg kegiatan membangun sendiri, excl. harga perolehan tanah] Saat terutang: setiap bulan PPN tidak dapat dikreditkan Tempat terutang: KPP di lokasi pembangunan26

Penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan Pasal 16 D

Tarif 10% Syarat: PPN yang dibayar pada saat

perolehannya menurut ketentuan perpajakan dapat dikreditkan

27

Pemungutan & Pemungut PPNPEMUNGUTAN

Dilakukan oleh Pengusaha yang sudah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP). PKP hanya Pengusaha yang melakukan: 1)Penyerahan BKP/JKP; 2)Ekspor BKP.

28

Pengusaha KecilPENGUSAHA KECIL:

Omzet PM = KURANG BAYAR PK < PM = LEBIHBAYAR

35

Syarat pengkreditan Pajak Masukana. Ketentuan Material:

-

-

PM yang dibayarkan atas perolehan BKP/JKP yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha; Didukung bukti pengeluaran: invoice dan kuitansi pembayaran.

36

b. Ketentuan Formal:

-

Faktur Pajak Standar diisi selengkapnya dan tidak cacat; Memperhatikan ketentuan Pasal 9 (8) UU PPN, yaitu Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan

37

Pasal 9 ayat (8) UU PPN, PM tidak dapat dikreditkan untuk pengeluaran sbb:a. b. c. d. e. perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha; perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep, station wagon, van, dan kombi kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan; pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang bukti pungutannya berupa Faktur Pajak Sederhana; perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5); pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6); perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak; perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, yang diketemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan.

f.g. h. i.

38