bahan kuliah ke 14

34
1 INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF)

Upload: trisukma-arya-mahendra

Post on 28-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kul

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Kuliah Ke 14

1

INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF)

Page 2: Bahan Kuliah Ke 14

2

OUTLINE

TUJUAN & TUGAS BANK INDONESIA

BANK INDONESIA SEBAGAI PENGENDALI INFLASI

KEBIJAKAN MONETER BANK INDONESIA

INFLATION TARGETING FRAMEWORK

Page 3: Bahan Kuliah Ke 14

3

TUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA

Page 4: Bahan Kuliah Ke 14

4

Tujuan dan Tugas Bank Indonesia

Tujuan Bank Indonesia Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 :

“Mencapai dan Menjaga Kestabilan Nilai Rupiah”

Kestabilan Nilai rupiah dicapai melalui 2 hal, yaitu :• Kestabilan nilai Rupiah terhadap barang dan jasa, yang dicerminkan oleh

tingkat INFLASI.• Kestabilan Nilai Rupiah terhadap mata uang asing, yang dicerminkan oleh

NILAI TUKAR (kurs/ exchange rate).

Tugas Bank Indonesia:

1. Menetapkan & melaksanakan kebj

moneter

MENCAPAI & MEMELIHARA KESTABILAN NILAI RUPIAH

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

3. Mengatur &mengawasi Bank

Page 5: Bahan Kuliah Ke 14

5

BANK INDONESIA SEBAGAI PENGENDALI INFLASI

Page 6: Bahan Kuliah Ke 14

6

DEFINISI INFLASI

• Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus di suatu wilayah pada periode tertentu (Korteweg, 1973 ; Auckley, 1978, Boediono, 2001).

Misalnya : Beras 1 kg = Rp. 3000,- Inflasi

Beras 1 kg = Rp. 4000,-

Deflasi Beras 1 kg = Rp. 2000,-

Page 7: Bahan Kuliah Ke 14

7

INDIKATOR INFLASI

Indeks Harga Konsumen (IHK) yaitu indikator yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dengan IHK

Indeks Harga Perdagangan Besar merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah.

Indeks Harga Produsen merupakan indikator yang menggambarkan perkembangan harga di tingkat produsen.

Deflator GDPDeflator GDP merupakan perubahan dari rasio antara PDB nominal dengan PDB riil.

Page 8: Bahan Kuliah Ke 14

8

• Inflasi menurunkan daya beli,

terutama masyarakat miskin/

berpendapatan tetap.

• Kesenjangan pendapatan yang

semakin melebar

Dampak Inflasi

• Inflasi yang tinggi menghambat investasi produktif karena

tingginya ketidakpastian (mendorong investasi jangka pendek)

• Inflasi yang tinggi menghambat pertumbuhan ekonomi

dalam jangka panjang

Page 9: Bahan Kuliah Ke 14

9

Teori Pembentukan Inflasi

Mengacu pada teori ekonomi Neo-Keynesian dalam Gordon (1997) pendekatan determinan inflasi Indonesia dapat dijelaskan, antara lain:

1. Inflasi Permintaan (demand-pull inflation) Jenis inflasi ini biasa dikenal sebagai Philips Curve inflation, yaitu merupakan inflasi yang dipicu oleh interaksi permintaan dan penawaran domestik jangka panjang2. Inflasi Penawaran (cost-push inflation) Cost-push inflation atau juga bisa disebut supply-shock inflation merupakan inflasi penawaran yang disebabkan oleh kenaikan pada biaya produksi atau biaya pengadaan barang dan jasa3. Ekspektasi Inflasi Faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang dapat bersikap adaptif atau forward looking

Page 10: Bahan Kuliah Ke 14

10

Disagregasi Inflasi

Inflasi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian :

Inflasi Inti (Core Inflation)Inflasi inti adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum (faktor-faktor fundamental seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar, dan keseimbangan permintaan dan penawaran agregat) yang akan berdampak pada perubahan harga-harga secara umum dan lebih bersifat permanen dan persistent.

Inflasi Administered (Administered Price)Inflasi administered adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya secara umum diatur pemerintah.

Inflasi bergejolak (Volatile Goods Price)Inflasi bergejolak adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya sangat bergejolak, umumnya dipengaruhi oleh shocks yang bersifat temporer seperti musim panen, gangguan alam, gangguan penyakit, dan gangguan distribusi.

Page 11: Bahan Kuliah Ke 14

11

INFLASIIHK

INFLASIINTI

INFLASINON-INTI

Output Gap

Eksternal

Ekspektasi

Populasi

ImporBarang

Produksi/distribusiBarang

Permintaan

PenawaranProduksi

Impor

AdministeredPrice

VolatileGood Price

Investasi

Konsumsi

Ekspor

SupplyShocks Penawaran

Permintaan

KebijakanPemerintah

InflasiDunia

Nilai Tukar

Inersia

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi IHK

Page 12: Bahan Kuliah Ke 14

12

Inflasi dan Kebijakan Moneter di Indonesia

UU Bank Indonesia No. 3 Tahun 2004,

TARGET INFLASI IHK

DITETAPKAN PEMERINTAH (BERKOORDINASI DENGAN

BI)

BI BERTUGAS MENCAPAI TARGET INFLASI YANG

DITETAPKAN

KEBIJAKAN MONETER

Page 13: Bahan Kuliah Ke 14

13

KEBIJAKAN MONETER BANK INDONESIA

Page 14: Bahan Kuliah Ke 14

14

Peranan Kebijakan Moneter

Kesejahteraan Masyarakat

Kebijakan Ekonomi

•sustainable growth • full employment • real income• income distribution

Kebj. Fiskal & Sektor Riil

• Kestabilan nilai uang• Menjaga likuiditas perekonomian

Kebijakan Moneter

InflasiNilai Tukar

Jangka Pendek

Permintaan Agregat

Jangka Panjang

Page 15: Bahan Kuliah Ke 14

15

Macam – macam Rezim Kebijakan Moneter

15

Dalam teori kebijakan moneter terdapat beberapa channels dalam transmisi moneter yang diyakini oleh suatu negara dalam rangka mencapai sasaran akhir, yaitu :1. Monetary targeting; mendasarkan pada pengendalian uang beredar (sbg

Intermediate target) dan uang primer (sbg. Sasaran operasional), dengan berdasar kestabilan permintaan uang.

2. Exchange rate targeting; mendasarkan pada pengendalian nilai tukar (sbg intermediate target) untuk mencapai sasaran akhir.

3. Inflation targeting; memfokuskan sasaran akhir pada target inflasi yang diumumkan. dengan intermediate targetnya menggunakan inflation forecast, yang mendasarkan pada semua channel transmisi moneter. Biasanya dikombinasikan dengan suku bunga untuk penentuan operating targetnya.

4. Implicit Nominal Anchor (No Anchor). Tidak menetapkan sasaran akhir dan intermediate tertentu. Tergantung penilaian dan keyakinan boards of governor. Untuk operating target biasanya menggunakan suku bunga.

Page 16: Bahan Kuliah Ke 14

16

Evolusi Kerangka Kebijakan Moneter di Indonesia

16

Sebelum th 2005, Bank Indonesia menggunakan pendekatan uang primer (base money) sebagai sasaran operasional. Namum dalam dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kelemahan, antara lain :

1.Hubungan antara uang primer dengan inflasi dan pertumbuhan ekonomi semakin tidak stabil.

2.Sinyal kebijakan moneter kepada pasar dan masyarakat kurang efektif.

3.Respon kebijakan moneter cenderung mengarah ke belakang (backward looking) dan lebih sulit dilakukan.

4.Uang primer lebih sulit dikendalikan oleh bank sentral karena adanya perubahan perilaku permintaan uang kartal, giral dan kuasi masyarakat di Indonesia.

Sejak Juli 2005, Bank Indonesia melakukan perubahan regime kebijakan moneter, dari pendekatan base money menjadi pendekatan Inflation Targeting Framework (ITF)

Page 17: Bahan Kuliah Ke 14

1717

INFLATION TARGETING FRAMEWORK

Page 18: Bahan Kuliah Ke 14

1818

Inflation Targeting Framework (ITF) adalah suatu kerangka kerja kebijakan moneter yang secara transparan dan konsisten diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang secara eksplisit ditetapkan dan diumumkan.

INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF)

Ciri Khusus ITF

• Pernyataan resmi (dan dikuatkan dlm UU) bhw tujuan akhir

kebijakan moneter adalah inflasi yang rendah dan stabil.

• Penetapan dan pengumuman target inflasi dalam jangka menengah-panjang.• Adanya elemen independensi, komitmen, komunikasi, disiplin dan mekanisme akuntabilitas kebijakan moneter.

Page 19: Bahan Kuliah Ke 14

19

Alasan Penerapan ITF

-Kebijakan moneter dalam jangka menengah-panjang hanya berpengaruh langsung terhadap inflasi dan bukan pertumbuhan ekonomi. Inflasi yang tinggi dalam jangka menengah-panjang social cost (penurunan daya beli dan uncertainty) dan menekan nilai tukar memperburuk perekonomian. Jadi, kebijakan moneter yang baik adalah pencapaian inflasi yang rendah dan stabil dalam jangka menengah-panjang.

-Dapat dijadikan alat untuk memelihara kredibilitas bank sentral dalam mengendalikan inflasi. Dengan adanya transparansi target inflasi dan cara pencapaiannya, bank sentral akan dituntut komitmennya untuk mempertahankan reputasinya.

-terdapat jangkar nominal yang jelas, yaitu inflasi.

-Dapat memperkuat akuntabilitas bank sentral, karena adanya publikasi target inflasi maka publik dapat menilai kesuksesan atau kegagalan pencapaian bank sentral serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Page 20: Bahan Kuliah Ke 14

20

20

1. Penggunaan suku bunga (disebut BI Rate) sebagai reference rate dalam pengendalian moneter, sebagai pengganti sasaran operasional uang primer.

2. Penguatan proses perumusan kebijakan moneter dengan strategi antisipatif (forward looking strategy) dalam mengarahkan respon kebijakan moneter saat ini untuk pencapaian sasaran inflasi ke depan.

3. Strategi komunikasi yang lebih transparan untuk memperkuat sinyal kebijakan moneter kepada pasar dan upaya pembentukan ekspektasi inflasi.

4. Penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk meminimalkan tekanan inflasi dari kenaikan administered prices dan volatile foods maupun untuk sinergi kebijakan ekonomi secara keseluruhan.

4 Langkah Penguatan Kebijakan Moneter melalui ITF

Page 21: Bahan Kuliah Ke 14

21

21

Bank sentral yang independen (minimal “instrument independence”).

Komitmen untuk mencapai kestabilan harga. Tidak ada dominasi fiskal. Transparansi dan akuntabilitas. Tidak ada ‘anchor’ yang lain (exchange rate harus

fleksibel/floating). Kebijakan Moneter yang bersifat “forward looking” Memiliki kemampuan Operasional:

Kemampuan dalam forecast inflasi Pemahaman transmisi kebijakan moneter Prosedur operasional kebijakan moneter

Syarat Keberhasilan Implementasi ITF

Page 22: Bahan Kuliah Ke 14

22

Kerangka Inflation Targeting Framework (ITF)

22

OPERASIMONETER

RESPONKEBIJAKAN

(operational target)

INDIKATORKEBIJAKAN

(intermediate target)

SASARAN AKHIR

SASARANINFLASI

• Kesejahteraan msy• Trade off yg optimal

antara Inflasi dan pertumbuhan ek.

• Pengaruh ekspektasi

OUTPUT GROWTH

PRAKIRAANINFLASI

BI RATEInstrumen

Moneter

• Determinan inflasi• Keterkaitan antar

variabel ekonomi• Transmisi moneter

Model, riset, statistik, pendapat ahli, judgement

KREDIBILITASKEBIJAKAN

• Koridor suku bunga• Struktur suku

bunga• Manajemen likuiditas

• Stabilisasi nilai tukar• Kebijakan moneter

lain• Kebijakan perbankan

Koordinasi Pemerintah

KOMUNIKASI KEBIJAKAN• Komitmen & Konsistensi• Pembentukan ekspektasi

+

+

Page 23: Bahan Kuliah Ke 14

23 Respon Kebijakan Moneter

BI Rate sebagai Suku Bunga Kebijakan• BI rate adalah suku bunga yang diumumkan oleh bank

indonesia secara periodik untuk waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter

• Dalam kerangka ITF, BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan stance kebijakan moneter dalam merespon prospek pencapaian sasaran inflasi ke depan.

• Perubahan BI Rate dilakukan dalam kelipatan 25 basis points (bps).

• BI Rate diimplementasikan dalam operasi moneter melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang (SBI dan PUAB) untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.

• BI Rate menjadi pedoman pelaksanaan operasi moneter :

• Juli 2005 s/d awal Desember melalui lelang SBI 1 bulan.

• Awal 2008 s/d sekarang melalui suku bunga PUAB O/N (Pasar Uang Antar Bank Overnight)

Page 24: Bahan Kuliah Ke 14

24

BI RATE – Respon Kebijakan Moneter

24

-Pada saat terjadi tekanan inflasi yang membahayakan ekonomi nasional, BI rate perlu dinaikkan.-Pada saat tekanan inflasi menurun dan diperlukan stimulus pertumbuhan ekonomi, BI rate perlu diturunkan.

Page 25: Bahan Kuliah Ke 14

25

Transmisi Kebijakan Moneter

25

BI Rate 6 Saluran Transmisi Kebijakan Moneter

Mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah suatu proses dimana suatu kebijakan moneter dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi

Page 26: Bahan Kuliah Ke 14

26

Kebijakan Moneter & Instrumennya

Kebijakan Moneter adalah Kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah

Dalam melaksanakan kebijakan moneter, bank sentral menggunakan Instrumen moneter yang terdiri atas Instrumen Langsung dan Instrumen tidak langsung.

Instrumen Langsung Instrumen Tidak Langsung

kebijakan moneter yang dapat secara langsung mempengaruhi neraca bank – bank komersial.

usaha pengendalian besaran moneter dengan cara mempengaruhi neraca Bank sentral

Terdiri atas :•Penetapan Suku Bunga•Rasio Likuiditas•Pagu Kredit•Kredit Langsung•Kuota Rediskonto•Instrumen lain : Pengguntingan uang, Pembersihan yang (money purge) dan penetapan uang muka impor.

Terdiri atas :•Cadangan Wajib Minimum•Operasi Pasar Terbuka (OPT)•Fasilitas Diskonto•Fasilitas Rediskonto•Fasilitas Simpanan Bank Sentral•Intervensi Valas•Fasilitas Overdraft•Simpanan Sektor pemerintah•Lelang Kredit

Page 27: Bahan Kuliah Ke 14

27

Kebijakan Moneter & Instrumennya

2727

OPTOPT

OperasiReguler

OperasiReguler

Operasi Non-Reguler

Operasi Non-Reguler

F A S B IF A S B I

S W B IS W B I

RepoRepo

KontraksiKontraksi

Ekspansi Ekspansi

KontraksiKontraksi

EkspansiEkspansi

Fine Tune Kontraksi (FTK)Fine Tune Kontraksi (FTK)

Fine Tune Ekspansi (FTE)Fine Tune Ekspansi (FTE)

Beli USD/IDRFX Swap Jual

Beli USD/IDRFX Swap Jual

Jual USD/IDRFX Swap Beli

Jual USD/IDRFX Swap Beli

S B IS B I

Page 28: Bahan Kuliah Ke 14

28

PERKEMBANGAN KERANGKA OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER DI BI

Sebelum ITF

ITF (s.d awal 2008)

ITF (Feb 2008)

- Uang Beredar

- SBI 1 Bulan

- BI Rate- SBI 1

Bulan

- BI Rate- Suku

Bunga PUAB O/N

I t e m L a m a B a r u

- Target Operasi SBI 1 bulan PUAB o/n

- Koridor Suku Bunga

800 bp: 500 bp bawah + 300 bp atasAsimetris antara batas bawah & atas

100bp: 50bp bawah + 50bp atasSimetris antara batas bawah & atas

Page 29: Bahan Kuliah Ke 14

29

29

Instrumen Sasaran Operasional

Sasaran Antara

Sasaran Akhir

Kerangka Operasional Kerangka Strategis

“Jangkar” Nominal

- Nilai tukar

- Besaran moneter- Inflasi (inflation targeting)- Output nominal- tidak disebut secara eksplisit

Penargetan

- OPT - sk bunga jk. pd - sk. bunga jk. pj -

Inflasi - Fas. Diskonto - uang primer - M1, M2, kredit - Pertumbuhan ek. - Giro Wajib Min - policy rate (BI Rate)

- Kesempatan kerja - Imbauan, dll

29

Kerangka operasional disempurnakan sejak Feb. 2008

Kerangka operasional disempurnakan sejak Feb. 2008

KERANGKA OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER DI BI

Page 30: Bahan Kuliah Ke 14

30

Kerangka Operasional Lama(Sebelum Feb 2008)

Waktu

BI Rate

FASBI Rate (o/n)

Repo Rate (o/n)

PUAB o/n

Kori

dor

Su

ku

B

un

ga

Suku Bunga

SBI 1b

500 bp

300 bp

Repo o/n

FASBI o/n

- BI rate digunakan sebagai acuan dalam penetapan suku bunga SBI 1 bulan.

- Koridor suku bunga yang berlaku sebesar 800 basis point, yaitu :

• Repo Rate O/N: 300 bps dari BI rate.

• Fasbi Rate O/N 500 bps dari BI rate.

- spread suku bunga sebesar 800 bps, dianggap terlalu lebar, sehingga menyebabkan distorsi transmisi kebijakan moneter (suku bunga jk pendek yang terjadi terlalu berfluktuatif, dan pergerakannya tidak sejalan dengan sinyal BI Rate)

Kesimpulan: perlu dilakukan penyempurnaan, dengan melakukan penyempitan koridor suku bunga.

Page 31: Bahan Kuliah Ke 14

3131

Tujuan Penyempurnaan

� Menghilangkan distorsi transmisi kebijakan moneter: Fluktuasi rate PUAB O/N yang cukup tinggi dan pergerakan

tidak sejalan dengan sinyal kebijakan moneter (BI Rate) Struktur suku bunga jangka pendek yang curam

� Memperbaiki infrastruktur pasar keuangan sehingga mempercepat terciptanya kondisi pasar uang yang stabil, kuat dan efisien

� Mengurangi risiko likuiditas atas penempatan aset/investasi jangka menengah dan panjang

� Dari sisi perbankan, penyempurnaan diharapkan akan mengurangi salah satu hambatan dalam menjalankan fungsi intermediasi

Page 32: Bahan Kuliah Ke 14

32

BI menjadi lebih aktif, yaitu melihat likuiditas di pasar keuangan; -jika dana di pasar terlalu ketat, BI akan buka FTE,

-jika dana di pasar terlalu longgar, BI akan buka FTK.

Dengan koridor suku bunga yang lebih sempit, -jika bank kekurangan dana, bisa pinjam dengan suku bunga

yang lebih murah. -jika bank kelebihan dana, BI akan masuk dengan FTK dengan suku bunga yang menarik.

SBI 1 bulan dilepas dan sudah tidak sama lagi dengan BI rate.

Acuannya beralih dari SBI 1 bulan ke PUAB o/n. Untuk itu, PUAB o/n dicoba diikutkan ke BI rate sebagai reference rate.

Beberapa Karakteristik Kerangka Operasional Baru

Page 33: Bahan Kuliah Ke 14

3333

Kerangka Operasional Baru (Penyempurnaan)

Waktu

BI Rate

FASBI Rate (o/n)

Repo Rate (o/n)

PUAB o/n

Kori

dor

Su

ku

B

un

ga

Suku Bunga

FTE

FTK

SBI 1b

Sblm 2008 Akhir 2008

Repo o/n

FASBI o/n

Repo o/n

FASBI o/n

500 bp

50 bp

50 bp

300 bp

Page 34: Bahan Kuliah Ke 14

34

Perkembangan Kerangka Operasional Baru

34

Sejak implementasi Kerangka Operasional yang baru, pergerakan suku bunga PUAB o/n cenderung stabil dan semakin mendekati level BI Rate. Sejak pertengahan Mei 2008, rate PUAB O/N berhasil dibawa masuk pada koridor yang dijaga oleh BI.

0

3

6

9

12

15

% PUAB o/n BI Rate FASBI Repo

0

10

20

30

40

50

60

8,0

8,5

9,0

9,5

10,0

10,5

2/6 11 20 1/7 10 21 31 11/8 21 1/9 10 19 6/10 15 24 4/11 13 24 3/12 15 24

bp(%) Dev. PUAB o/n PUAB o/n BI Rate

======TERIMA KASIH ========