kuliah ke-3. suspensi

32
. formula makanan, obat dan kosmetik. Suspensi merupakan dispersi kasar dari zat padat yang homogen dalam medium cair. Sediaan dalam suspensi

Upload: wahyuthp43

Post on 24-Jul-2015

331 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Uploaded from Google Docs

TRANSCRIPT

Page 1: Kuliah Ke-3. Suspensi

.

formula

makanan,

obat dan

kosmetik.

Suspensi merupakan dispersi kasar

dari zat padat yang homogen dalam

medium cair.

Sediaan

dalam suspensi

Page 2: Kuliah Ke-3. Suspensi

Lanjt….SUSPENSI

Zat aktif obat

yang terdispersi

dapat berupa

CAMPURAN zat

atau

KOMPONEN

TUNGGAL

Distribusi partikel padat

tersebut dapat

HOMOGEN atau

HETEROGEN dengan

kisaran ukuran partikel

tertentu.

Kekompakan suspensi dijaga dengan

penggunaan suatu SUSPENDING MEDIUM

(VESIKEL)/BAHAN

PENSUSPENSI

Page 3: Kuliah Ke-3. Suspensi

Lanjt….SUSPENSI

Bila ukuran partikel

suspensi ± 1m, sistem

dispersi tersebut

berbentuk suspensi

KOLOID

Bahan pensuspensi biasanya

senyawa yang mempunyai kelarutan

rendah dalam medium cair.

Ukuran partikel suspensi biasanya berkisar antara

50-75m

Page 4: Kuliah Ke-3. Suspensi

Lanjt….SUSPENSI

Suspensi dalam sediaan farmasi dibagi 3 golongan.

1.Suspensi oral (obat mag), 2.Suspensi untuk pemakaian luar (topical lotions, e.g caladin lotion),

3.Suspensi obat parenteral (obat suntik, e.g streptomysin inject).

Page 5: Kuliah Ke-3. Suspensi

Lanjt….SUSPENSI

JENIS DISPERSI Cairan dalam gas: dispersi

cair aerosol

Gas dalam cairan: busa

Cairan dalam cairan: emulsi Padat dalam cairan : suspensi

Ukuran partikel

dari semua

sediaan

tersebut diatas

dapat

mempengaruhi

karakteristik

dari sediaan,

baik secara

fisiko-kimia

atau

efektivitasnya

sebagai

sediaan

farmasi

Page 6: Kuliah Ke-3. Suspensi

Oral suspension ada yang berupa suspensi kering, akan digunakan baru dioplos

dengan air, maka suspensi terbentuk. Suspensi kering dibuat untuk menjaga obat

yang tidak stabil berada dalam larutan pada waktu lama.

Konsentrasi zat padat dalam suspensi bervariasi dari 0,5% sampai 40%,

tergantung pada cara penggunaannya dan dosis zat berkhasiat yang ada di

dalamnya..

Page 7: Kuliah Ke-3. Suspensi

Komposisi suatu suspensi oral

Zat aktif obat Bahan pensuspensi (bahan pengental) Zat pemanis Zat pembasah (wetting agent) Flavor

Semua bahan yang ditambahkan harus aman untuk digunakan. Obat harus stabil dalam penyimpanan. Obat harus enak rasanya (dapat diterima untuk dikonsumsi). Besar/ luasnya permukaan dari dispersi obat diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan hayati obat, sehingga

Page 8: Kuliah Ke-3. Suspensi

Ketersediaan hayati sediaan obat diasumsikan

sebagai berikut: Bentuk larutan > suspensi >

capsul > tablet > tablet salut.

Faktor yang dapat

mempengaruhi ketersediaan hayati dan

absorpsi obat adalah bahan tambahan yang digunakan dan

sifat fisiko kimia bahan. Bahan

yang berbentuk amorf berbeda dengan bentuk

kristal.

Page 9: Kuliah Ke-3. Suspensi

Suspensi…cont

Pengukuran ukuran partikel suspensi dapat dilakukan secara konvensional menggunakan mikroskop dengan menggunakan

kaca objek yang mempunyai skala, atau menggunakan instrumen listrik (lasser-light scattering).

Partikel padat yang tidak larut tersebut harus dibasahi oleh senyawa hidrofil atau ampifilik seperti Tween (dikenal

sebagai mediator suspensi)

Molekul zat ampifilik diabsorpsi oleh partikel dan membentuk lapisan tipis di sekeliling, sehingga mencegah bergabungnya partikel yang berdekatan, mencegah terjadinya flokulasi.

Page 10: Kuliah Ke-3. Suspensi

Sediaan farmasi

Dalam sediaan farmasi yang

perlu diperhatikan adalah tidak

terjadinya endapan yang

mengeras, sehingga pada

pengocokan tidak dapat homogen

kembali

Untuk mencegahnya adalah dengan

pemilihan bahan yang digunakan

dalam produk harus memenuhi sifat reologi suspensi

obat yang baik yaitu PSEUDOPLASTIS

TIKSOTROPI ATAU PLASTIS

TIKSOTROPI

Page 11: Kuliah Ke-3. Suspensi

Sediaan farmasi

Konsentrasi senyawa ampifilik yang diperlukan ditentukan secara eksperimental, selanjutnya

ditentukan berdasarkan besarnya ukuran partikel dan konsentrasi zat padat

Bila sudah terbentuk selimut solvat yang sesuai, maka aglomerasi kecil kemungkinan

Jika senyawa yang digunakan adalah elektrolit-koloid, maka zat tersebut turut menstabilkan

suspensi

Page 12: Kuliah Ke-3. Suspensi

Partikel padat (lipofil) akan bermuatan negatif dalam bahan pendispersi hidrofil.

Elektrolit jika dimasukkan ke dalam suspensi ionnya akan diabsorpsi pada permukaan,

Sehingga partikel memperoleh muatan sejenis yang akan saling tolak menolak satu

partikel dengan partikel yang lain (mencegah penggabungan partikel menjadi

aglomerat/flokulat

Page 13: Kuliah Ke-3. Suspensi

TEKNIK PEMBUATAN SUSPENSI

1. Penghalusan fase terdispersi sampai ukuran partikel yang dikehendaki, dicampur sambil digerus homogen

dengan sejumlah kecil bahan pendispersi

2. Penambahan cairan yang paling dulu bila cairan pembawa lebih dari satu adalah yang viskositasnya paling besar. Bila bahan

pendispersi padat, dicampur homogen baru ditambah air dalam jumlah yang terbatas sampai diperoleh cairan kental, selanjutnya ditambahkan

bahan penstabil bila ada, dan bahan lainnya, seperti flavoring agent kemudian sisa air.

Page 14: Kuliah Ke-3. Suspensi

Teknik pembuatan suspensi

Mikser yang digunakan dengan batang pengaduk palang pisau

berputar, dengan putaran tinggi. Suspensi biasanya ditujukan untuk konsumsi anak-anak/manula yang

susah menelan tablet/kapsul.

Page 15: Kuliah Ke-3. Suspensi

STABILITAS SUSPENSI

Dalam menilai stabilas yang diperhatikan adalah: Stabilitas potensi zat berkhasiat dalam cairan, dan kadar zat dalam larutan Peruraian bahan berkhasiat dalam larutan Karena pH tidak sesuai, zat berkhasiat mengkristal/ mengendap/terurai Faktor fisik, terjadinya deflokulasi, mengendapnya partikel dengan bebas, karena ukurannya yang tidak homogen. Stabil terhadap kerusakan mikroorganisme.

Page 16: Kuliah Ke-3. Suspensi

FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN

Ukuran partikel, ukuran partikel yang seragam dan relatif sama dapat diperoleh dengan melalukan suspensi kedalam koloid mill. Bahan yang mempunyai rentang pH stabilitas, perlu di buffer sesuai dengan pH yang diiginkan. Bahan pensuspensi yang digunakan harus tidak berinteraksi dengan bahan obat. Untuk bahan yang sukar dibasahkan oleh air perlu dibasahkan terlebih dulu dengan wetting agent

Page 17: Kuliah Ke-3. Suspensi

The steps necessary to properly disperse each grade of Avicel are described below. Bulk Dried Avicel Colloidal This procedure pertains to Avicel RC-581 which requires homogenization for dispersion. Dispersion of Avicel RC/CLProper, ProcedureAdd Avicel to water while agitating. Add protective colloids (if required). Agitate 10-15 minutes. Add other ingredients. Hold the salts and acids until last. Homogenize at 200 psi.

Page 18: Kuliah Ke-3. Suspensi

Spray Dried Avicel Colloidal

This procedure pertains to Avicel microcrystalline

cellulose types RC-591and CL-611

which require rapid agitation in water for dispersion.

Procedure Option I: High-speed mixer

Add Avicel to the water while agitating.

Follow with a protective colloid if the pH of your system

is less than 4.

Agitate with high velocity

agitator fo 10-15 minutes.

Add the other ingredients.

Hold the salts and acids

until last.

Page 19: Kuliah Ke-3. Suspensi

Option II: Funnel with blender pump Using only the water portion of the batch, activate Avicel using an ingredient funnel with a pump. Continue pumping for 10-15 minutes following the addition of Avicel.

Page 20: Kuliah Ke-3. Suspensi

Option III: High-speed blending tank Using only the water portion of the batch, activate the Avicel product by utilizing a liquifier type dispersion tank. Mix for 3

minutes.

Page 21: Kuliah Ke-3. Suspensi

Formulation Considerations of Liquid Products: 1. Solubility, 2. Chemical Modification 3. Preservation, 4. Sweetening Agents 5. Flavors , 6. Viscosity, 7. Appearance 8. Chemical Stability, 9. Physical Stability 10. Raw Material, 11. Manufacturing Equipment .

Page 22: Kuliah Ke-3. Suspensi

GMP Packaging Particle Size and Shape Suspensions Emulsions Powder for Reconstitution Nasal Spray Products Emulsification and Solubilization Complexing Hydrophilization Stabilizing Suspensions

Page 23: Kuliah Ke-3. Suspensi

Contoh sediaan: Amoxacillin Powder for Suspension Amoxacillin-Clavulanate Syrup Ampicillin Powder for Suspension Ampicillin and Cloxacillin Oily Suspension

Beberapa contoh sediaan suspensi yang

sudah beredar di pasar :

Page 24: Kuliah Ke-3. Suspensi

1. Komponen sispim pendispersi

a.Wettig agent

Sebagian zat padat dapat segera dibasahi oleh cairan, sebagian lagi tidak. Tingkat pembasahan partikel dipengaruhi oleh affinitas bahan obat terhadap air. Umumnya zat berkhasiat yang dibuat dalam bentuk suspensi adalah yang bersifat hidrofobik, yang tidak mudah dibasahi oleh cairan polar (air), karena dipermukaannya terdapat partikel udara. Zat tersebut tidak dapat terdisper homogen dalam air, adakalanya terapung dan sukar dibasahi.

Page 25: Kuliah Ke-3. Suspensi

Oleh sebab itu diperlukan wetting agent (bahan pembasah). Surfaktan sering digunakan untuk itu, karena dapat menurunkan tegangan permukaan antara solid dengan cairan dan mengusir udara dari permukaan solid, sehigga permukaan solid dapat dibasahi. Wetting agent dapat pula mencegah pertumbuhan krisal. Pada konsentrasi yang sangat rendah <0,05% proses pembasahan tidak efektif. Konsentrasi surfaktan > 0,5% dapat melarutkan partikel ultrafine dan dapat merubah distribusi ukuran partikel dan

pertumbuhan kristal.

Page 26: Kuliah Ke-3. Suspensi

Hampir semua surfaktan rasanya pahit, polysorbat 80, masih banyak digunakan dalam suspensi karena tidak toksik. b. Deflokulan, garam polimer organik yang merubah muatan permukaan partkel dengan secara adsorpsi fisik. Deflokulan untuk penggunaan internal hanyalah gologan fosfolipid. c. Flocculating agent, garam NaCl dan KCl dalam jumlah kecil (0,01-1%) netral elektrolit. Garam lain polielektrolit larut air di/trivalen ion (0,01-1%), e.g. garam Ca, Al/so4, citrat,fosfat yang digunakan bersamaan dengan buffer, dan polimer yang tidak larut. d. Pengental dan koloid pelindung. Meningkatkan viskositas. Biasanya terdiri dari polimer hidrofilik

Page 27: Kuliah Ke-3. Suspensi

b.Osmotik agent (untuk topikal/parenteral) c.Flavoring agent d.Pengawet e.Cairan pembawa. Evaluasi suspensi in proses kontrol post proses kontrol 1. ukuran partikel 2. pH 3. Bj 4. viskositas 5. sifat aliran 6. daya kocok, analisa sedimentasi

Page 28: Kuliah Ke-3. Suspensi

Suspensi untuk tetes mata, sediaan obat suntik ukuran partikel penting mendapat perhatian, karena dapat menggangu pengguna. Faktor lain adalah sifat isotoni dan isohidri, sterilisasi produk akhir. Faktor formulasi dapat pula merubah absorpsi obat secara oral. Modifikasi formulasi dapat merubah ketersediaan hayati obat, kadang2 ini diperlukan untuk memperbaiki mutu produk. Tingkat kersediaan hayati sediaan dapat digambarkan: sol>susp>caps>tablet>coat tablet.

Page 29: Kuliah Ke-3. Suspensi

Suspensi dapat mengalami terflokulasi dan deflokulasi. Sistem terflokulasi terjadi jika

ukuran partikel kecil dan homogen ± 0,1-0,5µm, pada pendiaman akan membentuk dua lapisan,

cairan supernatan dan endapan yang dapat disuspensikan dengan mudah, akibat

terbentukya partikel yang mengendap ber-sama2 membentuk endapan yang terikat lemah.

Sistem terdeflokulasi terjadi karena ukuran partikelya tidak sama besar, sehingga pada proses pendiaman partikel yang lebih besar

mengendap lebih cepat, akibatnya terbentuk endapan/lempengan yang keras dan sulit untuk

didispersikan kembali.

Page 30: Kuliah Ke-3. Suspensi

Laju pengendapan dari suspensi dapat dikurangi dengan meningkatkan viskositas. Upaya untuk mencegah peristiwa sedimentasi dapat mengacu pada HK Stokes: v = 2r2 (ρ- ρ0)g 9 η0

Kecepatan sedimentasi v dari partikel bulat yang mempunyai kerapatan ρ dalam medium dengan kerapatan ρ0 dan viskositas ηo, g = percepatan akibat gravitasi. Bila ukuran partikel < 0,5µm, partikel tidak mengalami gaya gravitasi sehingga dapat mengurangi pengendapan.

Page 31: Kuliah Ke-3. Suspensi

Volume sedimentasi (F) dapat digunakan untuk membedakan sistem terflokulasi dan deflokulasi. Vol sedimentasi diukur dengan membandingkan volume akhir endapan Vu terhadap volume awal suspensi Vo. F=Vu/Vo Bila F<1 sistem deflokulasi, sedangkan F =1(F>1) sistem flokulasi. Suspensi yang ideal adalah sistem flokulasi.

Page 32: Kuliah Ke-3. Suspensi

SUSPENSI KOSMETIK

Ada dua bentuk suspensi kosmetik sekarang ini :1) produk pigmentasi yang disuspensikan dalam pembawa air (liquid makeups, eyeliners, maskara, dan blushers). 2) untuk cet kuku, suspensi pigmen dalam bentuk yang lebih kental, biasanya fase kontinunya terdiri dari campuran pelarut organik seperti etil ecetat, butil asetat dan isopropil alkohol. Dalam suspensi kosmetik juga ditambahkan fragrance (zat pewangi). Adakalanya diperlukan bahan pengawet.