materi kuliah ke-6

Upload: christina-natalia

Post on 17-Jul-2015

353 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

23/3 IIII 2011

BAHAN KULIAH :PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN JALAN KSP 412

VI IIII

PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN PENANGANAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

TUJUAN DAN KRITERIA PENANGANAN JALANTujuan penanganan jalan adalah mewujudkan atau menyediakan pelayanan jalan yang andal (memenuhi kriteria standar pelayanan minimal /SPM atau kondisi mantap) serta prima (selalu memberikan pelayanan yang optimal atau masih memiliki umur pelayanan). Kriteria program penanganan jalan berkaitan dengan kondisi atau kemantapan jalan, sesuai tabel berikut ini :KEMANTAPAN / KONDISI BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT MANTAP TIDAK MANTAP KRITIS KRITERIA PENANGANAN Pemeliharaan RutinPemeliharaan Berkala

-

Peningkatan Peningkatan / Rekonstruksi

-

KRITERIA PEMELIHARAANKriteria umum pemeliharaan jalan adalah : a. Dilakukan pada ruas-ruas jalan dengan kondisi mantap b. Dilakukan secara terus menerus dan berkala c. Tidak dimaksudkan untuk meningkatkan struktur Dilihat dari lingkup pekerjaan dan interval waktu pelaksanaannya, pekerjaan pemeliharaan dapat dibedakan dalam; Pemeliharaan Rutin dan Pemeliharaan Berkala. Pemeliharaan Rutin = pekerjaan perbaikan dan perawatan secara terus menerus terhadap jalan dan jembatan yang telah mantap dan kondisi baik agar lalu-lintas dapat dilayani sesuai dengan lingkungan dalam batas repetisi beban standar maupun kemampuan struktur yang telah direncanakan. Pemeliharaan Berkala = Adalah pekerjaan perbaikan dan perawatan secara berkala terhadap jalan dan jembatan yang telah mantap dan kondisi sedang dikembalikan ke kondisi baik agar lalu-lintas dapat dilayani sesuai dengan lingkungan dalam batas repetisi beban standar maupun kemampuan struktur yang telah direncanakan.

.

PELAKSANAAN PROGRAM PEMELIHARAAN RUTIN1. LINGKUP KEGIATAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN/JEMBATAN a. Pemeliharaan perkerasan jalan, meliputi : 1. Pelaburan terhadap retak-retak rambut; 2. Penambalan lubang-lubang; 3. Perataan/leveling untuk deformasi setempat; 4. Pengupasan dan penambalan kembali terhadap retak; 5. Perbaikan kerusakan tepi perkerasan. b. Pemeliharaan bahu jalan, meliputi : 1. Pemotongan rumput yg tumbuh di bahu jalan; 2. Pengembalian elevasi dan pembentukan kemiringan; 3. Pembersihan dari segala sesuatu yang mengganggu lalu - lintas dan aliran air dari perkerasan ke saluran samping.

c. Pemeliharaan sistem drainase, meliputi :1. Pembersihan dan pembuangan bahan-bahan endapan/longsoran tanah, sampah, serta tumbuh-tumbuhan liar; 2. Perbaikan pasangan batu/beton/bagian-bagian yang rusak; 3. Pembersihan bagian mulut pembuangan (out let)/tali air;

d. Pemeliharaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan, meliputi :1. Perbaikan, pembersihan dan atau pengecatan kembali rel pengaman patok pengarah, rambu-rambu lalu-lintas, patok km, patok hm; 2. Perbaikan talud pengaman; 3. Pemasangan tanda-tanda pengaman ditempat longsor/bencana alam; 4. Pemeliharaan pohon pelindung.

e. Pemeliharaan RUMIJA dan RUWASJAMembersihkan rumija dan ruwasja dari gangguan terhadap jarak pandang (al. pembabatan rumput/tanaman liar)

f. Pemeliharaan rutin jembatan, meliputi : 1. Pemeliharaan lantai kendaraan dan trotoar berupa; pembersihan,penambalan lubang-lubang, perbaikan retak-retak non struktural; 2. Pemeliharaan railing berupa; pembersihan, perbaikan, pengecatan. 3. Pemeliharaan expansion joint berupa pembersihan; 4. Pemeliharaan saluran pembuangan berupa pembersihan, perbaikan; 5. Pemeliharaan abutmen, pilar, pondasi berupa pembersihan dan perbaikan; 6. Pemeliharaan dinding sayap/talud pengaman/tembok parapet, berupa pembersihan dan perbaikan.

2. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALANa. Kegiatan pemeliharaan rutin jalan/jembatan dilaksanakan dengan cara swakelola, namun untuk pengadaan material / bahan dikontrakkan kepada pihak ketiga;Merujuk pada Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, Swakelola merupakan kegiatan pengadaan barang/jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh penanggungjawab anggaran. b. Pelaksanaan di lapangan dengan sistem KEPENGAMATAN, dimana : untuk 1 km jalan, dilaksanakan oleh 1 pekerja; untuk 10 km jalan, ada 1 mandor; untuk 50 km jalan, ada 1 pengamat. (Contoh di Jawa Barat) 10 km 1 mandor 10 pekerja 10 km 1 mandor 10 pekerja 10 km 1 mandor 10 pekerja 10 km 1 mandor 10 pekerja 10 km 1 mandor 10 pekerja

A

B

50 km Tanggungjawab satu (1) orang pengamat

TYPIKAL PENANGANAN PEMELIHARAAN RUTIN (ROUTINE MAINTENANCE)Patok DMJ Pembersihan Damija Normalisasi Saluran ( Pek. Minor ) Perataan Bahu ( Pek. Minor ) Tambal Sulam ( Pek. Minor ) Laburan Aspal (Pek. Minor) Perawatan Bahu Jalan ( Pek. Minor ) Patok DMJ

ExistingPerbaikan Pondasi ( Pek. Minor ) Jalur Lalu - Lintas Bahu Jalan Drainase Bahu Jalan

Daerah Milik Jalan CATATAN RUANG LINGKUP PENANGANAN :LAPIS PERKERASAN : - Tambal Sulam - Laburan Aspal ( sesuai kebutuhan ) ( < = 5 % x Seg. Fs. ) LAPIS PONDASI : - Perbaikan Lapis Pondasi (sesuai kebutuhan) BAHU JALAN : - Perataan bahu jalan - Perawatan bahu jalan (sesuai kebutuhan) DRAINASE : - Normalisasi Saluran - Perbaikan Saluran ( sesuai kebutuhan ) PEKERJAAN MINOR LAINNYA : - Pembersihan Damija - Pemasangan Patok Km / Hm ( sesuai kebutuhan )

( < = 5 % x Seg. Fs. )

PERALATAN UNTUK PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALANUntuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jalan, khususnya yang dilaksanakan dengan cara swakelola sangat diperlukan dukungan peralatan dalam jumlah yang memadai dengan jenis peralatan yang disesuaikan dengan fungsinya masing-masing. Dalam rangka pelaksanaan program pemeliharaan jalan, kebutuhan peralatan terbagi atas dua (2) kelompok : a. Peralatan standar Yaitu peralatan jalan yang diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan jalan secara rutin dan umum, dikenal dengan sebutan UPR (Unit Pemeliharaan Rutin). b. Peralatan penanganan darurat Yaitu peralatan jalan yang diperlukan untuk kegiatan yang bersifat darurat akibat sesuatu sebab dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan jalan, dikenal dengan sebutan DRU (Disaster Recovery Unit).

Peralatan UPR (armada / fleet) : Road Roller (6 8 ton) Road Roller (8 10 ton) Tandem Vibrator Roller (4 ton) Tandem Vibrator Roller (2,5 ton) Tandem Vibrator Roller (1 ton) Hand-Guided Vibratory Roller Vibrator Rammer Vibrator Plate Tamper Grass Cutter Asphalt Sprayer Wheel Loader Dump Truck Flatbed Truck with Crane Pick-Up Sepeda Motor Chain Shaw

1 unit 1 unit 1 unit 2 unit 2 unit 2 unit 4 unit 4 unit 10 unit 2 unit 1 unit 5 unit 1 unit 2 unit 10 unit 2 unit

Peralatan DRU : Motor Grader Wheel Loader (terpisah dari UPR) Wheel Excavator Back Hoe Track Excavator Back Hoe Dump Truck (terpisah dari UPR) Tandem Vibratory Roller 4 ton Vibrator Rammer (terpisah dari UPR Chain Shaw Compressor with Jack Hammer Generator

4 unit 4 unit 4 unit 4 unit 8 unit 4 unit 8 unit 4 unit 5 unit 4 unit

Kemampuan tiap armada (fleet) peralatan, paling efektif guna melayani dan menangani program pemeliharaan jalan untuk panjang ruas sekitar 100 km.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PERKERASAN JALAN

PENAMBALAN LUBANG DALAMa. Bersihkan permukaan dari air, kotoran lain dan sisa material yang lepas dengan menggunakan sapu/sikat pembersih. b. Bagian perkerasan yang akan diperbaiki diberi tanda dengan kapur dimana sisi-sisinya tegak lurus dan sejajar dengan sumbu jalan. c. Batas kotak tersebut diperkirakan bahwa rammer nantinya dapat bekerja dengan baik.

d. Gali material pada permukaan yang rusak tersebut sesuai dengan batas yang telah ditentukan; e. Jika penggalian sampai tanah dasar, maka tanah dasar yang lunak juga perlu digali dan kemudian akan diganti dengan material lapis pondasi; f. Rapihkan penggalian tersebut baik pada sisi - sisinya maupun bagian dasar dari lubang tersebut, sehingga dindingnya tegak dan dasarnya rata; g. Urug dan padatkan bahan pondasi lapis demi lapis (tebal maksimum masing-masing 10 cm).

h. Bersihkan permukaan lapis pondasi tersebut dari butir-butir yang lepas dan debu; i. Semprotkan aspal cair ke permukaan lapis pondasi dan dinding lubang sebagai lapisan prime coat; j. Hamparkan campuran beraspal secara merata; k. Bila tebal lapis beraspal lebih dari 5 cm, penghamparan dilakukan lapis demi lapis, tebal maksimum masing-masing lapisan adalah 5 cm; l. Campuran tersebut dilebihkan (munjul) 1 2 cm guna antisipasi penurunan akibat pemadatan; m. Padatkan lapisan beraspal dengan alat pemadat secara seksama.

CONTOH KONDISI LAPANGAN DAN PENANGANAN PEMELIHARAAN JALAN / JEMBATAN

Ruas jalan terawat dengan baik

TROTOAR TIDAK BERFUNGSI

RUMPUT TIDAK TERPELIHARA DAN DRAINASE TIDAK BERFUNGSI

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN JALAN & KONDISI AKHIR PENANGANAN

Back

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN JALAN & KONDISI AKHIR PENANGANAN

Back

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN BAHU JALAN & KONDISI AKHIR PENANGANAN

Back

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN BAHU JALAN & KONDISI AKHIR PENANGANAN

Back

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMIJA, SALURAN DAN BAHU (RSB) JALAN & KONDISI AKHIR PENANGANAN

Back

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN & KONDISI AKHIR PENANGANAN

Back

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN & KONDISI AKHIR PENANGANAN

1. Kerusakan railing jembatan

2. Hasil perbaikan

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN, BAHU JALAN, DAN RUMIJA

Back

Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi.

Sampah pemicu terjadinya korosi

Belum tersentuh pemeliharaan rutin ?

Belum tersentuh pemeliharaan rutin ?