materi kuliah ke-6

Upload: nunufikri

Post on 10-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kuliah

TRANSCRIPT

  • BAHAN KULIAH VI : PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN JALAN SI 415DATA KONDISI DAN TINGKAT KEMANTAPAN JALAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

  • SURVAI KETIDAKRATAAN DENGAN ALAT NAASRA

    NAASRA = National Association of Australian State Road Authorities.Alat ini dipandang cepat dan murah, serta dapat memberikan hasil pengamatan yang lebih obyektif dibandingkan dengan pengamatan secara visual. Dengan data yang diperoleh, maka gambaran kondisi seluruh jaringan jalan pada suatu wilayah dapat diperoleh dengan cepat pula. Kegunaan lain data ketidakrataan adalah untuk menunjukkan gambaran ketidakrataan yang dipandang masih nyaman dilewati.

    Alat ukur kerataan/kekasaran NAASRA dipasang pada kendaraan standar pada bagian belakang kendaraan tepat ditengah sumbu roda belakang, mengukur jumlah gerakan vertikal sumbu roda belakang terhadap tubuh kendaraan sewaktu berjalan pada kecepatan tertentu.

  • 1. Pengertian :a) Alat ukur kerataan NAASRA adalah alat pengukur kerataan permukaan perkerasan jalan yang dibuat oleh NAASRA. b) Dipstick Floor Profiler adalah alat untuk mengukur perbedaan elevasi.c) Odometer adalah alat pengukur jarak tempuh yang terpasang didalam kendaraan.

    2. Peralatan dan Perlengkapana) Kendaraan jenis station wagon dengan kondisi baik, apabila tidak tersedia, dapat diganti dengan kendaraan jeep 4 wheel drive atau pick up dengan penutup pada baknya, antara lain : Tempat duduk minimal untuk 2 orang; Penggerak kendaraan pada roda belakang;Peredam kejut (shock absorber) dari jenis yang kuat dan berfungsi dengan baik; Pegas harus keras dan harus bebas dari keretakan dan patah;Keempat ban kendaraan dan ban cadangan berukuran standar, mempunyai kontak permukaan yang baik, dalam kondisi baik dengan ukuran tekanan ban 27 psi;Setiap bagian kendaraan yang berupa per, shock absorber tidak boleh diganti, apabila diganti harus dikalibrasi kembali.

  • 3. KalibrasiSebelum survai kerataan dilakukan harus dicari dahulu grafik korelasi dari kendaraan dan alat ukur NAASRA terhadap nilai IRI, grafik korelasi ini didapatkan dengan membuat Seksi Percobaan (SP) kemudian melakukan pengukuran profil memanjang dengan alat Dipstick Floor Profiler, selanjutnya menjalankan kendaraan survai untuk mencatat kerataan permukaan.Langkah-langkah yang dilakukan dalam kalibrasi adalah sebagai berikut :1) Penentuan Seksi Percobaan (SP)a. SP dapat diambil pada ruas jalan yang akan disurvai atau ruas jalan lainnya;b. Paling sedikit diperlukan 8 (delapan) SP yang dipilih dari jalan yang permukaannya sangat rata sampai sangat tidak rata;c. Panjang SP adalah 300 meter ditambah masing-masing 50 meter pada kedua ujungnya dan usahakan pada bagian jalan yang lurus dan datar;d. Ketentuan lebih lanjut dari SP lihat gambar 2;b) Dua buah beban masing-masing 50 kg yang diletakkan simetris pada lantai kendaraan di atas sumbu roda belakang. c) Alat ukur profil memanjang yaitu Dipstick Floor Profiler.d) Pengukur jarak (odometer).e) Pengukur tekanan ban yang baik dengan ketelitian 0,50 psi.

  • 2) Pengukuran profil memanjang Seksi Percobaan (SP) a. Titik awal dan akhir dari SP diberi tanda dengan cat atau bendera;b. Antara titik awal dan titik akhir pada jarak 40 sampai 60 cm dari tepi perkerasan jalan atau pada jalur jejak roda kiri luar ditarik garis lurus dengan kapur tulis;c. Pengukuran profil memanjang mengikuti garis kapur dengan menggunakan alat Dipstick Floor Profiler;d. Catat perbedaan elevasi titik awal dengan titik kedua, titik kedua dengan titik ketiga dan seterusnya, sampai dengan titik akhir, perbedaannya dapat (+) atau (-);e. Hasil pengukuran dicatat dalam formulir yang telah disediakan.

    3) Pembacaan kerataan NAASRA pada Seksi Percobaan (SP) Setelah pengukuran profil selesai, kendaraan dengan alat NAASRA yang sudah diperiksa kelengkapan dan kondisinya, dijalankan pada SP mengikuti garis kapur dan dibaca nilai kerataannya, dengan ketentuan sbb :Kecepatan kendaraan pada waktu pelaksanaan kalibrasi 30 35 km/jam;Pembacaan dilakukan 5 kali pada lintasan yang sama dengan roda kiri mengikuti garis kapur;Apabila hasil dari kelima kali pembacaan jauh berbeda, maka kondisi kendaraan dan peralatan alat ukur NAASRA harus diperiksa kembali, dan proses pembacaan diulang lagi sehingga mendapat hasil pembacaan yang kurang lebih tetap.

  • Angka Kalibrasi diperoleh dari Grafik Korelasi antara Kendaraan + alat NAASRA terhadap nilai BI (Bump Integrator) dan IRI.

    Penentuan persamaan kalibrasi diperoleh diperoleh dari input 2 kelompok data :Indeks kekasaran;Kekasaran permukaan dari NAASRA.

    Indeks kekasaran (IK) atau Roughness Index (RI) serta data kekasaran permukaan dari alat NAASRA diinput kedalam program komputer yang memproses perhitungan perhitungan dan analisa regresi yang diperlukan untuk menentukan persamaan kalibrasi.

  • 109876543210xxxxxx214563100200300400500IRI(mm/km)GRAFIK KORELASI NAASRA VS IRI

  • 7006005004003002001000xxxxxx234561100200300400500BI(mm/km)GRAFIK KORELASI NAASRA VS BUMP INTEGRATOR

  • ROUGHNESSMinimum Length = 500 mMaximum Gap = 25 %Maximum difference allowed = 0.524680.50.81.33.6 6.0 3.7 3.8 3.7 6.1 6.4 6.3 4.5 4.2 4.3 4.1 6.70.50.30.40.1Rata-rata ( 1 )Rata-rata( 2 )Rata rata ( 3 )IRIRATA RATA ( 1 )(3.6+6.0+3.7+3.8+3.7) / 5 = 4.16NOTE : 500 m pertama diambil rata - rata

    RATA RATA ( 2 )(6.1+6.4+6.3) / 3 = 6.3

    RATA RATA ( 3 )(4.5+4.2+4.3+4.1) / 4 = 4.3

    GAP ( 1 ) ( 2 )( 0.3 / 0.8 ) X 100 % = 37.5 % > 25 %TERJADI PERUBAHAN

    GAP ( 2 ) ( 3 )( 0.4 / 0.7 ) X 100 % = 57 % > 25 %TERJADI PERUBAHAN

    GAP ( 3 ) ( 4 )( 0.1 / 0.5 ) X 100 % = 20 % < 25 %TIDAK TERJADI PERUBAHAN( 4 )SELISIH TIDAK MELEBIHI 0.54.166.34.3

  • PERHITUNGAN SDIRCSROADCONDITIONSURVEYSDISURFACEDISTRESSINDEXTOTALAREAOF CRACKS( LUAS )AVERAGECRACKWIDTS( LEBAR )TOTALNUMBEROF POTHOLES( JUMLAH )AVERAGEDEPTH OFWHEELRUTTING( BEKAS )PENILAIAN1. NONE2. < 10 % SDI = 53. 10 - 30 % . SDI = 204. > 30 % . SDI = 40PENILAIAN1. NONE2. FINE < 1 MM3. MED 1 - 3 MM4. WIDE > 3 MM SDI = SDI * 2PENILAIAN1. NONE2. < 10 / KM SDI = SDI + 153. 10 - 50 / KM SDI = SDI + 754. > 50 / KM SDI = SDI + 225PENILAIAN1. NONE2. < 1 CM . X = 0.5 .. SDI = SDI + 5 * X3. 1 - 3 CM X = 2 . SDI = SDI + 5 * X4. > 3 CM . X = 5 . SDI = SDI + 20

  • CONTOH PERHITUNGAN SDI2. AVERAGE CRACKWIDTS( LEBAR )3. TOTAL NUMBEROF POTHOLES( JUMLAH )4. AVERAGE DEPTHOF WHEELRUTTING( BEKAS )PENILAIAN1. NONE2. < 10 % . SDI = 53. 10 - 30 % .. SDI = 204. > 30 % .. SDI = 40

    SDI = 20PENILAIAN1. NONE2. FINE < 1 MM3. MED 1 - 3 MM4. WIDE > 3MM ... SDI = SDI * 2

    SDI = SDI * 2SDI = 20 * 2 = 40PENILAIAN1. NONE2. < 10 / KM SDI = SDI + 153. 10 - 50 / KM SDI = SDI + 754. > 50 / KM SDI = SDI + 225

    SDI = SDI +15SDI = 40 + 15 = 55 PENILAIAN1. NONE2. < 1 CM X = 0.5 SDI = SDI + 5 * X3. 1 - 3 CM .. X = 2 .SDI = SDI + 5 * X4. > 3 CM X = 5 SDI = SDI + 20

    SDI = SDI + 5 * XSDI = 55 + 5 * 2 = 65SDI = 65SDI = 65SDI = 65SDI = 65SDI = 651. TOTAL AREA OF CRACKS (LUAS)

  • SURVAI LAPANGAN PEMELIHARAAN RUTIN

    Kerusakan-kerusakan pada perkerasan atau lapisan penutup aspal harus diprioritaskan perbaikannya, karena di daerah dengan curah hujan tinggi kondisi perkerasan dapat menurun dengan cepat. Harus dilakukan pengamatan pada daerah sekitar kerusakan secara teliti, terutama muka air tanah yang tinggi atau drainase yang jelek, sehingga perkerasan terendam, khususnya pada tempat-tempat yang terjadi perubahan bentuk dan retak buaya.

    Survai pemeliharaan rutin jalan terdiri dari pengumpulan data kondisi jalan secara visual. Tujuan survai ini untuk meningkatkan efisiensi, penjadwalan, dan kontrol penggunaan dana dari kegiatan pemeliharaan rutin dalam tiap tahun anggaran

    Survai lapangan pemeliharaan rutin didasarkan atas pengamatan kondisi lapangan yang disesuaikan dengan pedoman yang berlaku.

  • SURVAI KETIDAKRATAAN DENGAN ALAT NAASRA

    Kerusakan kerusakan dikategorikan kedalam kategori pemeliharaan rutin sebagai berikut :

    Kode KerusakanKategori KerusakanSub Kategori Kerusakan100Perkerasan111 153200Bahu Jalan211 252300Trotoar310 390400 Drainase410 490500 Perlengkapan Jalan510 540600 Lereng 610 640700 Keadaan Darurat710 740800 Struktur 811 - 823

  • KATEGORI KERUSAKAN JALAN1)

    100 Perkerasan300 - Trotoar400 Drainase500 Perlengkapan Jalan110 Dengan Lapis Penutup310 Dengan Lapis Penutup410 Tanpa Lapis Penutup510 Patok KM, HM111 Lubang-lubang311 Retak / kehilangan 411 Pendangkalan511 Rusak112 Keriting Permukaan412 Kerusakan saluran512 Patok hilang113 Alur413 Ditumbuhi tanaman513 Terhalang114 Ambles330 Tanpa Lapis Penutup115 Jembul331 Lubang / ambles430 Dengan Lapis Penutup520 Rambu-rambu jalan116 Kerusakan tepi431 Pendangkalan521 Perubahan letak117 Retak buaya350 Blok/Ubin432 Kerusakan saluran522 Rambu terhalang118 Retak garis351 Permukaan tidak rata523 Rambu rusak119 Kegemukan aspal524 Rambu hilang120 Terkelupas370 Beton525 Tiang hilang/bengkok371 Pecah130 Tanpa Lapis Penutup530 Marka Jalan131 Lubang-lubang390 Kereb531 Marka pudar132 Keriting391 Inlet rusak/532 Marka salah133 Alur Inlet tersumbat134 Ambles540 Lain-lain135 Permukaan tergerus395 Lain-lain

    150 Kaku600 Talud600 Struktur700 Keadaan Darurat151 Kerusakan pengisi 610 Kerikil610 Jembatan710 Longsor celah sambungan611 Erosi611 Timbunan kotoran711 Jalan tertutup152 Penurunan slab 612 Tergerus612 Pagar/rail pudar di sambungan613 Oprit jalan turun720 Kecelakaan Lalu Lintas153 Slab pecah / retak 620 Pasangan Batu721 Umum di sambungan621 Retak-retak620 Gorong-gorong > 3m622 Melendut621 Timbunan kotoran730 Kerusakan Pondasi160 Lain-lain622 Pagar/rail pudar731 Umum630 Rumput623 Oprit jalan turun631 Rumput panjang740 Lain-lain640 Lain-lain

    Catatan : 1) untuk kerusakan yang belum tercakup dalam kategori tersebut dimasukkan dalam kategori lain-lain dan diisi dalam kolom keterangan

  • KERUSAKAN 111 LUBANG (PERMUKAAN JALAN YANG BERASPAL)

    3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau K1.PeralatanPeralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan berupa lubang adalah sebagai berikut:Rambu lalu lintas sementaraMistar 1,2 meterPita Ukur (2 meter)2.Kriteria Pengukuran111 : Lubang pada perkerasan jalan yang beraspal211 : Lubang pada bahu jalan yang beraspal- Bila kedalaman dibawah mistar 1,2 meter < 50 mm maka kedalaman dan luas daerah ini harus dicatat. (S=Shallow/dangkal)- Bila kedalaman dibawah mistar 1,2 meter > 50 mm maka kedalaman dan luas daerah ini harus dicatat. (D=Deep/dalam)-Semua tempat yang lapisan agregatnya terlihat oleh lalu-lintas harus dicatat.Catatan :Kolom keterangan pada Form RM 1 harus menjelaskan tentang kerusakan itu, dalam (D) atau dangkal (S).Bagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanKedalaman maximum lubang (mm)Luas dari lubang P (m) x L (m)Nama Pengamat

  • KERUSAKAN 112 GELOMBANG (PERMUKAAN JALAN YANG BERASPAL)

    3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau K1.PeralatanPeralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan berupa gelombang/keriting adalah sebagai berikut:Rambu lalu lintas sementaraMistar 1,2 meter atau tali seperti yang ditunjukkan di atas.Pita Ukur (2 meter)2.Kriteria Pengukuran112 : Gelombang/keriting pada perkerasan yang beraspal- Bila ada genangan air ada kedalamannya kurang dari 30 mm di bawah mistar 1,2 meter, yang harus dicatat adalah luas daerah ini (m2), kedalaman (mm), dan dicatat sebagai kerusakan dangkal.- Bila kedalaman yang diukur dibawah mistar 1,2 meter lebih besar dari 30 mm, yang harus dicatat adalah luas daerah ini (m2), kedalaman (mm), dan dicatat sebagai kerusakan dalam.Catatan :Kolom keterangan pada Form RM 1 harus menjelaskan tentang kerusakan itu, dalam atau dangkal.Bagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanKedalaman maximum gelombang (mm)Luas dari lubang P (m) x L (m)Nama Pengamat

  • Kerusakan 113 ALUR (permukaan jalan yang beraspal)

    2.Kriteria Pengukuran113 : Alur pada perkerasan yang beraspal- Bila ada genangan air ada kedalamannya kurang dari 30 mm di bawah mistar 1,2 meter, yang harus dicatat adalah luas daerah ini (m2), kedalaman (mm), dan dicatat sebagai kerusakan dangkal.- Bila kedalaman yang diukur dibawah mistar 1,2 meter lebih besar dari 30 mm, yang harus dicatat adalah luas daerah ini (m2), kedalaman (mm), dan dicatat sebagai kerusakan dalam.Catatan :Kolom keterangan pada Form RM 1 harus menjelaskan tentang kerusakan itu, dalam atau dangkal.1.PeralatanPeralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan berupa alur adalah sebagai berikut:Rambu lalu lintas sementaraMistar 1,2 meterPita Ukur (2 meter)3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau K

    Bagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanKedalaman maximum alur (mm)Panjang dari lubang P (m) x L (m)Nama Pengamat

  • KERUSAKAN 114 212 PENURUNAN/AMBLES (PERMUKAAN JALAN YANG BERASPAL)

    2.Kriteria Pengukuran114 : Penurunan/ambles pada perkerasan yang beraspal212 : Penurunan/ambles pada bahu jalan yang beraspal-Bila kedalaman yang diukur di bawah mistar 1,2 m adalah 10-50 mm, yang harus dicatat adalah luas daerah ini (m2), kedalaman (mm) dan dicatat sebagai kerusakan dangkal.-Bila kedalaman yang diukur di bawah mistar 1,2 m adalah lebih besar dari 50 mm, yang harus dicatat adalah luas daerah ini (m2), kedalaman (mm) dan dicatat sebagai kerusakan dalam.Catatan :Kolom keterangan pada Form RM 1 harus menjelaskan tentang kerusakan itu, dalam atau dangkal.1.PeralatanPeralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan berupa penurunan/ambles adalah sebagai berikut:Rambu lalu lintas sementaraMistar 1,2 meterPita Ukur (2 meter)3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau KBagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanKedalaman maximum penurunan (mm)Luas kerusakan P (m) x L (m)Nama Pengamat

  • KERUSAKAN 115 213 JEMBUL (PERMUKAAN JALAN YANG BERASPAL)

    1.PeralatanPeralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan berupa penurunan adalah sebagai berikut:Rambu lalu lintas sementaraMistar 1,2 meterPita Ukur (2 meter)2.Kriteria Pengukuran115 : Jembul pada perkerasan yang beraspal214 : Jembul pada bahu jalan yang beraspal-Bila kedalaman yang diukur di bawah mistar 1,2 m adalah 10-50 mm, yang harus dicatat adalah luas daerah ini (m2), kedalaman (mm) dan dicatat sebagai kerusakan dangkal.-Bila kedalaman yang diukur di bawah mistar 1,2 m adalah lebih besar dari 50 mm, yang harus dicatat adalah luas daerah ini (m2), kedalaman (mm) dan dicatat sebagai kedalaman dalam.Catatan :Kolom keterangan pada Form RM 1 harus menjelaskan tentang kerusakan itu, dalam atau dangkal.3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau KBagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanKedalaman maximum jembul (mm)Luas kerusakan P (m) x L (m)Nama Pengamat

  • KERUSAKAN 117 214 RETAK BUAYA (PERMUKAAN YANG BERASPAL)

    1.PeralatanPeralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan berupa retak buaya adalah sebagai berikut:Rambu lalu lintas sementaraPita ukur (2 meter)Pengukur retak 2 mm (paling tinggi)2.Kriteria Pengukuran117 : Retak buaya pada perkerasan yang beraspal214 : Retak buaya pada bahu jalan yang beraspal-Bila mayoritas 2 arah retak diukur kurang dari 2 mm, yang harus dicatat adalah luas daerah ini (m2), lebar (mm) dan dicatat sebagai kerusakan minor/kecil-Bila mayoritas 2 arah retak diukur lebih dari 2 mm, yang harus dicatat adalah luas daerah ini (m2), lebar (mm) dan dicatat sebagai sebagai kerusakan mayor.Catatan :1.Kolom keterangan pada Form RM 1 harus menjelaskan tentang kerusakan, itu minor atau mayor.2.Jika lebih dari 10% dari panjang jalan adalah retak buaya mayor, ingatkan teknisinya. (Mungkin diperlukan peningkatan struktur)3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau KBagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanLebar retak < 2 mm / > 2 mmLuas kerusakan P (m) x L (m)Nama Pengamat

  • KERUSAKAN 118 RETAK GARIS (PERMUKAAN YANG BERASPAL)

    2.Kriteria Pengukuran118 : Retak garis pada perkerasan yang beraspal-Bila lebar retak maximum kurang dari 2 mm dicatat sebagai kerusakan minor.-Bila lebar retak maximum kurang dari 2 mm tapi lebih dari 1 retak pada permukaan beraspal, dicatat sebagai kerusakan mayor.-Bila lebar retak maximum lebih dari 2 mm, dicatat sebagai kerusakan yang meluas.Catatan :Retak kecil dan luas diukur dalam linier meteran dari retak.Retak besar diukur dalam m2

    1.PeralatanPeralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan berupa retak garis adalah sebagai berikut:Rambu lalu lintas sementaraPita ukur (2 meter)Pengukur retak 2 mm (paling tinggi)3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau K

    Bagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanPanjang retak untuk kerusakan kecil atau luas (mm)Luas kerusakan yang diperbaiki (retak yang lebar)Nama Pengamat

  • KERUSAKAN 119 215 KEGMUKAN ASPAL (PERMUKAAN YANG BERASPAL)

    Bagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanLuas lubang P(m) x L(m)Catatan jika kerusakan terjadi pada tikungan atau daerah pemberhentianNama Pengamat

    2.Kriteria Pengukuran119 : Kegemukan aspal pada perkerasan yang beraspal215 : Kegemukan aspal pada bahu jalan yang beraspal-Kegemukan aspal dapat diartikan sebagai pergerakan ke atas dari bitumen.Pengamat harus mengukur luas daerah kerusakan dalam m2.1.PeralatanPeralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan berupa kegemukan aspal adalah sebagai berikut:Rambu lalu lintas sementaraPita ukur (2 meter)3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau K

  • KERUSAKAN 120 216 TERKELUPAS (PERMUKAAN YANG BERASPAL)

    2.Kriteria Pengukuran120 : Pengelupasan pada perkerasan yang beraspal216 : Pengelupasan pada bahu jalan yang beraspal-Pengelupasan dapat diartikan sebagai kehilangan agregat dari lapisan permukaan sehingga terjadi kekurangan dalam ikatan.Pengamat harus mengukur luas daerah kerusakan dalam m2

    3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau K1.PeralatanPeralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan berupa pengelupasan adalah sebagai berikut:Rambu lalu lintas sementaraPita ukur (2 meter)Bagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanLuas lubang P(m) x L(m)Catatan jika kerusakan setempat atau meluasCatatan jika kerusakan > 20% dari panjang jalanNama Pengamat

  • KERUSAKAN 253 RUMPUT YANG PANJANG (BAHU JALAN TIDAK BERASPAL)3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau K2.Kriteria Pengukuran253 : Rumput yang panjang di bahu jalan tidak beraspal- Bila rumput atau pohon kecil menghalangi pemakai bahu jalan atau menutupi jarak pandang pemakai lalu lintas.Pengamat harus mencatat luas daerah gangguan tersebut.1.PeralatanPeralatan yang diperlukan untuk mengukur gangguan akibat rumput yang tinggi/panjang adalah sebagai berikut :Rambu lalu lintas sementaraPita ukur (2 meter)Bagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanKetinggian rumput (mm)Luas daerah berumput P (mm) x L (mm)Nama Pengamat

  • KERUSAKAN 391 KERUSAKAN INLET KEREB3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau K1.PeralatanPeralatan yang diperlukan untuk mengukur kerusakan pada inlet kereb adalah sebagai berikut :Rambu lalu lintas sementara2.Kriteria Pengukuran391 : Kerusakan inlet kereb- Jika inlet kereb rusak karena lalu lintas, akan mengurangi kapasitas inlet untuk mengalirkan air hujan dari permukaan jalan.Pengamat harus mencatat jumlah lokasi kerusakan yang terjadi.Bagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanCatatan jumlah inlet kereb yang rusakNama Pengamat

  • KERUSAKAN 412 432 KERUSAKAN PADA SALURAN TERBUKA3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau K1.PeralatanPeralatan yang diperlukan untuk mengukur kerusakan pada saluran terbuka adalah sebagai berikutPita Ukur (2 meter)2.Kriteria Pengukuran412 : Penampang saluran rusak pada drainase terbuka yang tidak diperkeras.432 : Penampang saluran rusak pada drainase terbuka yang diperkeras.- Bila terdapat penggerusan pada saluran drainase yang tidak diperkeras atau kerusakan struktur pada saluran drainase yang diperkeras maka kerusakan ini dapat mengakibatkan alira turbulen pada saluran drainase.Pengamat harus mengukur panjang bagian yang rusak ini.Bagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanPanjang kerusakanNama Pengamat

  • KERUSAKAN 471 GORONG-GORONG YANG TERSUMBAT1.PeralatanTidak diperlukan peralatan untuk mengukur gorong-gorong yang tersumbat.Pengamat harus memperkirakan kerusakan hanya berdasarkan pada perkiraan secara visual saja3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau K2.Kriteria Pengukuran471 : gorong-gorong yang tersumbat.- Bila lumpur, pasir, sampah menyumbah seluruhna atau menyumbat sebagian gorong-gorong sehingga mengurangi kapasitas pengaliran gorong-gorong.Pengamat harus mengukur jumlah efektif gorong-gorong yang tersumbat tersebut.Bagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanJumlah gorong-gorong yang tersumbatNama Pengamat

  • KERUSAKAN 491 TIMBUNAN SAMPAH PADA SALURAN3.Data yang harus dicatat (Form RM 1) Nama PropinsiNama Cabang DinasNo. Ruas/Nama Ruas JalanTanggal SurvaiCuacaStatus N, P atau K1.PeralatanTidak diperlukan peralatan untuk mengukur kerusakan yang disebabkan oleh timbunan sampah pada saluran.Pengamat harus memperkirakan kerusakan berdasarkan pada perkiraan secara visual saja.2.Kriteria Pengukuran491 : Timbunan sampah pada saluran.- Bila sampah tersangkut pada dasar aliran atau saluran karena suatu rintangan maka akan mengurangi kapasitas saluran untuk mengalirkan air .Pengamat harus mengkategorikan apakah kerusakan itu besar atau kecilCatatan :Besar > 20% dari luas penampang efektif gorong-gorong.Kecil < 20% dari luas penampang efektif gorong-gorong.Bagian/segmen (km.)STA kiri atau kananKode KerusakanLuas daerah yang tertimbun sampahCatat kapan kerusakan itu besar atau kecilNama Pengamat

    *******