jurnal (1)

11
1 JURNAL PENELITIAN OPERASIONAL RISET “MODEL PENINGKATAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK KB PRIA DALAM UPAYA PENCAPAIAN KKP ANGGOTA KB PRIA MELALUI STIMULANT EKONOMI PRODUKTIF DAN INSENTIF DALAM WILAYAH PROPINSI BENGKULU “ ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui tentang pelaksanaan serta faktor pendukung dan penghambat dari kelompok KB Pria dalam upaya pencapaian KKP peningkatan Partisipasi Pria untuk ber-KB. Penelitian ini adalah penelitian operasional (Operasional Riset) dengan menggunakan wawancara secara mendalam terhadap anggota kelompok KB Pria, Kepala Desa, Bidan Desa dan Isteri peserta KB Pria, Koordinator Lapangan KB dan Penyuluh KB, data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder dan dianalisa dengan metode deskriptive kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mencapai KKP peningkatan partisipasi pria ber-KB perlu ditingkatkan kapasitas kegiatan dari kelompok KB Pria agar dapat melakukan kegiatan penyuluhan/KIE kepada masyarakat atau calon akseptor KB Pria tanpa mendapat pembinaan dari PLKB dan jenjang lebih atas; melakukan pelayanan KB Kondom dan melakukan rujukan terhadap calon Akseptor baru terutama MOP untuk mendapatkan pelayanan dan bila terjadi indikasi komplikasi atau kegagalan; melakukan pencatatan pelaporan baik jumlah akseptor maupun kegiatan rutin kelompok serta kegiatan lainnya; melakukan koordinasi dengan bidan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dalam penguatan jaringan; mengusahakan dana operasional kelompok melalui kegiatan ekonomi dan usaha lainnya. Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu adanya stimulan yang dapat meningkatkan pengetahuan, kegiatan dan kemandirian kelompok KB Pria dengan cara supprot dan pembinaan yang dilakukan pihak-pihak yang terkait serta kegiatan ekonomi produktif.

Upload: nimas-ayu-lestari-n

Post on 11-Aug-2015

41 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal (1)

1

JURNAL PENELITIAN OPERASIONAL RISET “MODEL PENINGKATAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK KB PRIA

DALAM UPAYA PENCAPAIAN KKP ANGGOTA KB PRIA MELALUI STIMULANT EKONOMI PRODUKTIF DAN INSENTIF DALAM

WILAYAH PROPINSI BENGKULU “

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui tentang pelaksanaan serta faktor pendukung dan penghambat dari kelompok KB Pria dalam upaya pencapaian KKP peningkatan Partisipasi Pria untuk ber-KB. Penelitian ini adalah penelitian operasional (Operasional Riset) dengan menggunakan wawancara secara mendalam terhadap anggota kelompok KB Pria, Kepala Desa, Bidan Desa dan Isteri peserta KB Pria, Koordinator Lapangan KB dan Penyuluh KB, data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder dan dianalisa dengan metode deskriptive kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mencapai KKP peningkatan partisipasi pria ber-KB perlu ditingkatkan kapasitas kegiatan dari kelompok KB Pria agar dapat melakukan kegiatan penyuluhan/KIE kepada masyarakat atau calon akseptor KB Pria tanpa mendapat pembinaan dari PLKB dan jenjang lebih atas; melakukan pelayanan KB Kondom dan melakukan rujukan terhadap calon Akseptor baru terutama MOP untuk mendapatkan pelayanan dan bila terjadi indikasi komplikasi atau kegagalan; melakukan pencatatan pelaporan baik jumlah akseptor maupun kegiatan rutin kelompok serta kegiatan lainnya; melakukan koordinasi dengan bidan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dalam penguatan jaringan; mengusahakan dana operasional kelompok melalui kegiatan ekonomi dan usaha lainnya. Untuk mengatasi persoalan tersebut perlu adanya stimulan yang dapat meningkatkan pengetahuan, kegiatan dan kemandirian kelompok KB Pria dengan cara supprot dan pembinaan yang dilakukan pihak-pihak yang terkait serta kegiatan ekonomi produktif.

Page 2: jurnal (1)

2

A. Latar Belakang

Sejalan dengan salah satu butir hasil Konferensi Internasional

Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population and

Development = ICPD ) di Cairo, Mesir tahun 1994 yang menyebutkan perlunya

peningkatan peran dan partisipasi pria dalam mensukseskan pelaksanaan

Program Kependudukan dan Pembangunan, sebagaimana dikemukakan dalam

dalam hasil SDKI tahun 2007 kesertaan KB Pria 1,9 % , sedangkan sasaran

RPJM 2004 – 2009 ditetapkan partisipasi pria ber-KB pada tahun 2009 sebesar

4,5% sehingga kita masih perlu kerja keras untuk mencapai sasaran dimaksud,

maka perlu adanya upaya untuk memacu partisipasi para pria ikut aktif dalam

kegiatan Program KB.

Keikutsertaan dari berbagai pihak dalam membentuk perilaku sosial

dalam mengupayakan kesetaraan gender dalam Program KB Nasional

merupakan salah satu strategi pelaksanaan KB dan Kesehatan Reproduksi,

sehingga setiap pasangan suami isteri mempunyai tanggung jawab yang sama

dalam menentukan kesehatan reproduksi, kesehatan anak, dan jumlah anak.

Berbagai kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam

membentuk perilaku positif tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi telah

dilakukan.

Rendahnya peningkatan partisipasi pria ber-KB di Propinsi Bengkulu

disebabkan masih rendahnya informasi bagi pasangan suami Isteri tentang KB

dan kesehatan reproduksi, belum ada bantuan ekonomi produktif bagi Kelompok

KB Pria, dan rendahnya stimulan insentif bagi anggota KB Pria. Disamping itu

dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan bisa dipastikan bahwa lebih banyak

disampaikan kepada para wanita daripada pria, sehingga perlu adanya

terobosan yang bisa memacu Anggota kelompok KB pria dalam kesertaan

mereka pada Program KB dan Kesehatan Reproduksi yang berbasis gender di

Propinsi Bengkulu.

Berdasarkan kondisi di atas permasalahan tersebut perlu dirumuskan

menjadi “bagaimana meningkatkan partisipasi Anggota kelompok KB pria dalam

upaya mencapai KKP KB pria melalui model stimulan ekonomi produktif dan

insentif dan stimulan lain dalam wilayah Propinsi Bengkulu”?.

Oleh karena itu, permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam suatu

judul “MODEL PENINGKATAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK KB PRIA DALAM UPAYA MENCAPAI KKP KB PRIA MELALUI STIMULANT

Page 3: jurnal (1)

3

EKONOMI PRODUKTIF DAN INSENTIF DALAM WILAYAH PROPINSI BENGKULU“

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah :

Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana meningkatkan partisipasi Anggota kelompok KB pria dalam upaya

mencapai KKP KB pria melalui model stimulan ekonomi produktif dan insentif

dan stimulan lain dalam wilayah Propinsi Bengkulu”?.

2. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam upaya meningkatkan

partisipasi Anggota kelompok KB pria dalam upaya mencapai KKP KB pria

C. Tujuan Penelitian :

Berangkat dari rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan partisipasi Anggota kelompok KB pria dalam upaya mencapai

jumlah Anggota sesuai KKP KB pria melalui stimulant ekonomi produktif dan

insentif.

2. Mengidentifikasi pilihan bentuk model stimulant Anggota kelompok KB pria

dalam menambah jumlah anggota dan kelompok pria ber-KB.

3. Menemukan formula bentuk model stimulan terbaru bagi Anggota kelompok

KB pria dalam mengajak Anggota baru..

D. Manfaat penelitian

1. Dapat menemukan model yang tepat dalam meningkatkan kesertaan ber-KB

Pria

2. Dapat mememuhi pencapaian keberhasilan KKP untuk peserta KB Pria

sebesar 4,5 % pada tahun 2008.

E. METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif merupakan

penelitian yang ditindak lanjuti dengan aksi penanganan masalah pada saat

proses penelitian berlangsung, untuk mendorong terjadinya perubahan

pengetahuan, sikap dan perilaku dan sosial pada Pasangan Suami-Isteri dan

masyarakat dalam menerima konsep KB dan Kesehatan Reproduksi,

Page 4: jurnal (1)

4

terutama bagi pria, kapasitas yang ditingkatkan adalah kinerja dari kelompok

KB pria dalam kegiatan KIE, pelayanan KB, pembinaan serta membangun

jaringan kerja sama dengan institusi lain.

Tahapan kegiatan ini dimulai dari identifikasi stimulan yang dibutuhkan

peserta kelompok KB pria setelah mendapatkan intervensi promotif marketing

dari tim peneliti dan petugas BKKBN, menganalisis stimulan yang diperoleh

melalui kuesioner dan wawancara, dan menetapkan stimulan yang

dibutuhkan, serta kemungkinan alternatif stimulan lainya.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi anggota Kelompok KB Pria dan tokoh masyarakat dan tokoh agama

serta Pasangan Suami Isteri. Penentuan sampel menggunakan metode

purporsive sampling, yakni ditentukan terlebih dahulu wilayah Kabupaten

yang mempunyai kelompok KB pria untuk ditetapkan. Kelompok KB pria

terpilih terdiri dari kelompok KB pria dengan ketentuan berumur 6 bulan bagi

kelompok KB Pria baru dan lebih 2 tahun bagi kelompok KB Pria lama pada

saat intervensi tim peneliti. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan supaya

diperoleh karakteristik model yang tepat, sesuai dengan kebutuhan kelompok

KB pria masing-masing. Sasaran penelitian pada 9 Kelompok KB Pria yang

tersebar di 7 Kabupaten yang mewakili dari 25 kelompok KB Pria yang

tersebar pada 9 Kabupaten/Kota, yang dapat mewakili pada kelompok Baru

dan kelompok lama yaitu :

Kabupaten Kepahiang 1 kelompok,

Kabupaten Rejang Lebong 1 kelompok,

Kabupaten Lebong 1 Kelompok,

Kabupaten Seluma 1 kelompok,

Kabupaten Bengkulu Selatan 2 kelompok,

Kabupaten Kaur 2 kelompok,

Bengkulu Utara 1 kelompok.

3. Pengolahan dan analisis data

Analisis dilakukan pada tingkat masing-masing peserta dan kelompok,

kemudian analisis menyeluruh. Analisis data menggunakan pendekatan

kualitatif melalui fokus group. Kemungkinan hasil analisis masing-masing

peserta dan kelompok berbeda meskipun dalam satu kabupaten yang sama.

Page 5: jurnal (1)

5

F. Hasil Penelitian dan Tindak Lanjut

1. Hasil Penelitian

Dari hasil wawancara dilapangan pada kelompok KB Pria, Kepala Desa

dan Bidan Desa ada beberapa kelemahan yang segera ditanggulangi :

a. Pengorganisasian :

Pengorganisasian Kelompok KB Pria pada wilayah sasaran penelitian baik

yang baru maupun lama belum berjalan sesuai yang diharapkan, berbagai

alasan dikemukan salah satunya anggota kelompok tidak mengetahui

bahwa ditunjuk oleh Koordinator Lapangan (KORLAP) KB atau Petugas

KB (PLKB) sebagai pengurus Kelompok KB Pria sehingga anggota

kelompok KB Pria tidak mengetahui serta keanggotaannya belum

mencakup seluruh peserta KB Pria.

Ada kelompok KB Pria belum memiliki Surat Keputusan (SK) sebagai

penguat/legalitas keberadaan kelompok KB Pria serta belum adanya

Petunjuk Pelaksana (JUKLAK) menyebabkan kegiatan belum berjalan.

b. KIE dan Konseling

Masyarakat terutama Pasangan Suami Isteri (Pasutri) masih rendah

dalam memperoleh Informasi tentang peran Pria dalam ber-KB hal ini

disebabkan Informasi tentang KB Pria masih terbatas dan persoalan

utama pengetahuan dari anggota kelompok KB pria dalam memberikan

penyuluhan mengenai MOP dan Kondom masih sederhana berdasarkan

atas pengalaman pribadi sebagai peserta KB Pria, tanpa dikuatkan

secara medis, sosial dan agama dan itupun bila ada yang bertanya.

c. Kegiatan Kelompok

Pelayanan KB Kondom belum berjalan disebabkan kondom tidak tersedia

di kelompo, penyuluhan dilakukan secara individu itupun masih antar

keluarga terdekat dan bila ada pertanyaan, rujukan mengantar calon

peserta KB Pria terutama MOP ke Bidan Desa atau Para Medis lainnya

untuk mendapatkan informasi dan pemeriksaan pendahuluan dan

sekaligus mengantar calon tersebut ke Pelayanan KB di Rumah Sakit

belum berjalan, Pencatatan dan Pelaporan belum ada.

Page 6: jurnal (1)

6

d. Upaya kemandirian kelompok

Upaya kemandirian kelompok yang tercermin dari kegiatan kelompok

belum ada, kelompok masih tergantung dari kegiatan yang dilakukan oleh

tingkat atas terutama dari Propinsi. Kegiatan yang ada sebatas

penyuluhan secara sederhana, operasional kelompok dan peningkatan

kesejahteraan anggota melalui kegiatan ekonomi keluarga (UPPKS)

belum ada, hanya ada 1 kelompok yang sudah ada yaitu di Desa Luas

Kabupaten Kaur.

2. Pembahasan Tindak Lanjut

Untuk mewujudkan Model Peningkatan Kapasitas Kelompok KB Pria dengan

kriteria:

- Mampu melakukan kegiatan penyuluhan/KIE kepada masyarakat atau

calon akseptor KB Pria tanpa mendapat pembinaan dari PLKB dan

jenjang lebih atas.

- Mampu melakukan pelayanan KB Kondom dan melakukan rujukan

terhadap calon Akseptor baru terutama MOP untuk mendapatkan

pelayanan dan bila terjadi indikasi komplikasi atau kegagalan

- Mampu melakukan pencatatan pelaporan baik jumlah akseptor maupun

kegiatan rutin kelompok serta kegiatan lainnya,

- Mampu melakukan koordinasi dengan bidan, Tokoh Agama, Tokoh

Masyarakat dalam penguatan jaringan

- Mampu mengusahakan dana operasional kelompok melalui kegiatan

ekonomi dan usaha lainnya.

Untuk mewujudkan Model tersebut diatas telah dilakukan berbagai

tindakan/intervensi yaitu :

a. Penguatan Organisasi Kelompok KB Pria

Untuk meningkatkan keberadaan dan kualitas dari kelompok KB Pria

perlu ditingkatkan intensitasnya dengan dilakukan pembinaan dari

Perangkat Desa, Petugas KB, Koordinator Lapangan, Bidan Desa,

Kabupaten dan Propinsi sebagai penguat jaringan kelembagaan didesa,

Bentuk perhatian berupa pembinaan, penguatan kelompok melalui

dikeluarkan Surat Keputusan dari Kepala Desa, Kecamatan dan

Kabupaten tentang keberadaan kelompok, pemberian operasional selama

Page 7: jurnal (1)

7

2 bulan digunakan untuk pertemuan, penyuluhan, melengkapi

administrasi, pembuatan papan nama kelompok.

b. Penguatan Kegiatan KIE

Penyuluhan yang diberikan secara sederhana disebabkan masih

minimnya pengetahuan dari anggota kelompok KB Pria, sehingga untuk

meningkatkan pengetahuan mengenai KB Pria, sistem rujukan, cara

pemberian KIE melalui KIP/Konseling, pencatatan dan pelaporan serta

kegiatan ekonomi produktif sesuai dengan kebutuhan wilayah telah

dilakukan kegiatan Orientasi mengenai pengetahuan KB Era Baru,

kesehatan reproduksi, KIP/Konseling dalam melakukan penyuluhan,

kegiatan ekonomi produktif, pencatatan pelaporan dan ekonomi produktif

tentang UPPKS, dan pemberian bahan KIE melalui buku tentang Peran

serta Pria dalam ber-KB, Konsep Disain Bahan KIE yang dapat dilihat

melalui video.

c. Penguatan Kegiatan Kelompok

Dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan kelompok

dilakukan pendekatan dengan Petugas Lapangan KB, Korlap KB, Bidan

Desa dan Perangkat Desa untuk memberikan stimulan yang berupa

supprot pelibatan kegiatan didesa, baik yang ada kaitan dengan Keluarga

Berencana seperti Rapat Koordinasi Kecamatan, maupun diluar Keluarga

Berencana seperti halnya melalui kelompok Tani, Zikir, Pengajian, dan

kelompok kegiatan lainnya.

d. Penguatan Kemandirian Kelompok

Salah satu alasan dan penghambat dari kemandirian kelompok

disebabkan operasional untuk menggerakkan kegiatan kelompok belum

ada, kelompok masih tergantung dari Propinsi dan Kabupaten dan itupun

dirasakan tidak mencukupi untuk melakukan pertemuan, pengadaan

sarana dan prasarana secara rutin akibatnya kelompok tidak dikenal oleh

Masyarakat bahwa didesanya ada kelompok KB Pria yang dapat

membantu Pasangan Suami Isteri (Pasutri) untuk mengetahui informasi,

mendapatkan pelayanan KB Pria serta kegiatan lainnya.

Untuk mendorong kemandirian dari kelompok KB Pria sehingga ada

kegiatan secara rutin dilakukan melalui pemberian stimulan berupa

operasional selama 2 bulan mendukung operasional yang telah diberikan.

Operasional yang diberikan dari dana penelitian digunakan untuk

Page 8: jurnal (1)

8

pertemuan, pemberian penyuluhan kepada masyarakat terutama

Pasangan Suami Isteri, pendataan peserta KB Pria, pertemuan

pembentukan kelompok UPPKS sebagai bentuk stimulan untuk

meningkatkan ekonomi keluarga kelompok KB Pria, pembuatan papan

nama.

G. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan :

Setelah dilakukan berbagai tindak lanjut dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengorganisasian dari kelompok KB Pria berjalan sesuai dengan

harapan dan disahkan dengan Surat Keputusan dari Kepala Desa

sebagai legalitas.

2. Kegiatan pertemuan telah dapat dijalankan yang pertama kali

dilakukan menyusun jadwal kegiatan kelompok dan pembentukan

pengurus UPPKS yang disahkan oleh Kepala Desa untuk diusulkan

mendapatkan dana UPPKS, kelompok UPPKS baru terbentuk 5

kelompok sebagai kelompok baru dan 1 kelompok lama dan langsung

memasukkan usulan ke Propinsi, sampai Desember 2008 yang cair 3

kelompok UPPKS dari 5 yang mengusulkan.

3. Setelah diberikan supprot dan operasional kelompok, kelompok KB

Pria telah melakukan pendataan peserta KB Pria, pertemuan,

penyuluhan, dan rujukan terhadap calon MOP dan Kondom.

4. Pembinaan dan perhatian kepada kelompok KB pria serta pencairan

dana UPPKS ternyata dapat sebagai sarana pendukung aktifnya

kegiatan kelompok, sehingga dapat memberikan penyuluhan baik

secara kelompok maupun melalui saluran lain seperti Rapat Koordinasi

Kecamatan dan Kelompok lainnya.

B. Saran

1. PLKB, Koordinator Lapangan KB, sampai dengan Kabupaten perlu

melakukan pembinaan dan penyediaan bantuan dukungan sarana dan

prasarana sampai kelompok KB Pria siap untuk mandiri.

Page 9: jurnal (1)

9

2. Perlu dicarikan bentuk stimulan lainnya selain dari Dana UPPKS

dengan memperhatikan dan menggunakan potensi yang ada diwilayah

kelompok KB Pria.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dan direplikasikan pada kelompok

KB Pria lain sehingga KKP Peningkatan Partisipasi Pria dapat tercapai.

Page 10: jurnal (1)

10

Lampiran

1. Kerangka Konsep Meningkatkan Stimulant

Intervensi Kondisi Yang

Kondisi awal Diharapkan

1. Rendahnya; kenaikan peserta pria ber-KB. 2. Rendahnya Stimulant Anggota kelompok KB pria mengajak peserta baru.

Penawaran program stimulant; 1. Bantuan ekonomi

produktif 2. Insentif yang menarik 3. dan lainya.

Meningkatnya jumlah peserta KB pria. Meningkatnya kesejahteraan keluarga peserta KB pria.

Penguatan Kelompok KB Pria

Page 11: jurnal (1)

11

Lampiran 2, Kebutuhan Model yang Dirumuskan

KONDISI SEBENARNYA DI LAPANGAN KEBUTUHAN

1 Bahan KIE tentang Peran Pria/Suami dalam ber-KB kurang

KIE tentang Peningkatan partisipasi pria ber-KB masih sedikit

Perlu penyebaran bahan KIE kepada Kelompok KB Pria

2 Kemampuan anggota Kelompok KB Pria memberikan Penyuluhan/KIE

rendah

Animo masyarakat atau Pasutri tentang KB Pria sangat tinggi.

Anggota kelompok KB pria perlu dibekali tentang Partisipasi pria dalam ber-KB. Serta membentuk duta informasi dengan melibatkan isteri peserta KB pria

3 Alat Kontrasepsi Kondom di Kelompok KB Pria

Rata-rata tidak ada

Kondom banyak digudang Kab

Distribusi kondom pada kelompok KB pria selain di PPKBD atau Sub PPKBD

4 Pembinaan dari Korlap/PLKB Kurang

Korlap/PLKB jarang melakukan pembinaan tentang KB Pria.

Sesekali minta dibina dari kabupaten dan atau propinsi untuk meningkatkan motivasi

5 Pembinaan dari Kabupaten Masih Rendah Mohon adanya pembinaan

6 Kepengurusan Masih berjalan

Baru ( dibawah 1 tahun ) Ada 2 kelompok

Lama ( diatas 1 tahun ) 7 Kelompok

7 Pertemuan di Kelompok KB Pria Sebagian besar Tdak ada

Tidak tahu apa yang harus dikerjakan/tidak ada yang menggerakan

8 Pencatatan dan Pelaporan : Tidak ada .Informasi tentang Peserta KB Pria sangat dibutuhkan

MODEL: ditingkatkan kapasitasnya supaya dapat melakukan pembinaan/penyuluhan/KIE kepada Masyarakat dan Pasutri, mampu melakukan pencatatan pelaporan, mampu mengusahakan Operasional secara mandiri melalui kegiatan usaha .mampu melakukan koordinasi dengan bidan,

9 Dana Operasional

Pada tahun 2008 Hanya 1 tahun sekali

Sangat kecil tidak sesuai dengan beban kerja,.

Diperlukan kegiatan stimulan dalam memperoleh dana operasional secara mandiri

10 Kelompok ekonomi produktif Hanya 1 Kelompok saja

Tidak ada yang membina

Segera dibentuk untuk mendukung kegiatan kelp

Untuk Mewujudkan Model Peningkatan Kapasitas Kelompok KB Pria dengan kriteria: - Dapat melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat atau calon akseptor KB Pria

- Mampu melakukan pencatatan pelaporan,

- Mampu melakukan koordinasi dengan bidan,

- Mampu mengusahakan dana operasional kelompok melalui kegiatan ekonomi dan

usaha lainnya.