jbptunpaspp gdl syntiadwio 2447 3 bab3ja
DESCRIPTION
okTRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2010:1) adalah sebagai
berikut:
“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Moch. Nazir (2005:89) metode
deskriptif adalah:
“Studi menemukan fakta dengan inpretasi yang tepat dimana termasuk didalamnya termasuk studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok dan individu serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bias dan memaksimumkan reabilitas. Metode deskrptif ini digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independen.”
Sedangkan metode verifikatif Menurut Moch. Nazir (2005:91) adalah:
“Metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau di terima.”
Objek dari penelitian ini adalah information technology relatedness yang
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan knowledge management
capability sebagai variabel intervening pada PT.PINDAD (Persero) di Bandung.
61
62
3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel
Variabel-variabel penelitian harus didefinisikan secara jelas, sehingga
tidak menimbulkan pengertian yang berarti ganda. Definisi variabel juga memberi
batasan sejauh mana penelitian yang akan dilakukan.
3.2.1 Definisi Variabel
Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010;38) adalah sebagai berikut:
“suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari tiga variabel, yaitu
variabel independen, variabel intervening dan variabel dependen. Adapun
penjelasan dari masing- masing variabel itu adalah sebagai berikut:
1. Variebel Independen atau Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2010:39) “variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat)”. Pada penelitian yang menjadi variabel
independen (X) adalah information technology relatedness.
2. Variabel Intervening
Menurut Sugiyono (2010:39) “Variabel intervening merupakan variabel
penyelantara yang terletak di antara variabel independen dan dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau
63
timbulnya variabel dependen”. Pada penelitian yang menjadi variabel
intervening (Y) adalah knowledge management capability.
3. Variabel Dependen atau Variabel Terikat
Pengertian variabel depeden menurut Sugiyono (2010:39) adalah “Variabel
dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel independen (bebas).” Pada penelitian yang dilakukan
oleh penulis variabel dependen (Z) adalah kinerja perusahaan.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel adalah suatu cara untuk mengukur suatu konsep
dan bagaimana caranya sebuah konsep diukur sehingga terdapat variabel-variabel
yang dapat menyebabkan masalah lain dari variabel lain yang situasi dan
kondisinya tergantung pada variabel lain.
Sesuai dengan judul skripsi yang diteliti, yaitu “Pengaruh Information
Technology Relatedness Terhadap Kinerja Perusahaan dengan Knowledge
Mangement Capability Sebagai Variabel Intervening” maka terdapat tiga variabel
penelitian yaitu:
1. Information technology relatedness sebagai variabel independen (X)
2. Knowledge management capability sebagai variabel intervening (Y)
3. Kinerja perusahaan sebagai variabel dependen (Z)
Untuk keperluan pengujian, variabel independen, variabel intervening dan
variabel dependen yaitu diuraikan ke dalam indikator-indikator variabel yang
bersangkutan. Adapaun indikator-indikator variabel yang telah disebutkan adalah:
64
Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel X
Variabel Dimensi Indikator Ukuran No. Item Skala
Information Technology Relatedness (X)Tanriverdi (2006) dikutip oleh Baiq Anggun (2007)
1. Information technology infrastructure
a. Kebijakan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur infrastruktur teknologi informasi antar unit bisnis.
b. standar software yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.
c. standar hardware teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.
d. standar komunikasi teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.
a. Tingkat kebijakan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur infrastruktur teknologi informasi antar unit bisnis.
b. Tingkat standar software yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.
c. Tingkat standar hardware teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.
d. Tingkat standar komunikasi teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.
1-4 Ordinal
2. Information technology strategy making processes.
a. strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk investasi dalam teknologi informasi perusahaan.
b. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk merumuskan strategi teknologi perusahaan.
c. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mensejajarkan strategi dengan strategi bisnis.
d. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur hubungan antara teknologi dari unit-unit bisnis.
a. Tingkat strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk investasi dalam teknologi informasi perusahaan.
b. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk merumuskan strategi teknologi perusahaan.
c. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mensejajarkan strategi dengan strategi bisnis.
d. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur hubungan antara teknologi dari unit-unit bisnis.
5-8 Ordinal
3. Information technology human resource management processes
a. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi dan menerima kemampuan teknologi informasi.
b. program training dan peluang yang diberikan oleh perusahaan untuk memberdayakan sumber daya manusia yang menggunakan teknologi informasi.
c. peluang yang diberikan oleh perusahaan untuk
a. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi dan menerima kemampuan teknologi informasi.
b. Tingkat program training dan peluang yang diberikan oleh perusahaan untuk memberdayakan sumber daya manusia yang menggunakan teknologi informasi.
9-12 Ordinal
65
memberdayakan teknologi informasi dalam mencapai tujuan bisnis.
d. strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk memberdayakan teknologi informasi.
c. Tingkat peluang yang diberikan oleh perusahaan untuk memberdayakan teknologi informasi dalam mencapai tujuan bisnis.
d. Tingkat strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk memberdayakan teknologi informasi.
4. Information technology vendor managemnet processes
a. strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk masuk ke dalam hubungan outsourcing teknologi informasi.
b. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk bernegosiasi dan membuat kesepakatan dengan vendor teknologi informasi.
c. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur hubungan dengan vendor teknologi informasi.
d. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk hubungan dengan outsourcing teknologi informasi.
a. Tingkat strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk masuk ke dalam hubungan outsourcing teknologi informasi.
b. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk bernegosiasi dan membuat kesepakatan dengan vendor teknologi informasi.
c. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur hubungan dengan vendor teknologi informasi.
d. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk hubungan dengan outsourcing teknologi informasi.
13-16 Ordinal
Tabel 3.2Operasionalisasi Variabel Y
Variabel Dimensi Indikator Ukuran No. Item Skala
Knowledge Management Capability (Y)Baiq Anggun (2007)
1. Product Knowledge
a. menciptakan keahlian dan pengetahuan operasional, riset dan pengembangan yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;
b. mentransfer pengetahuan opersional, riset dan pengembangan yang relevan diantara unit-unit bisnis;
c. menggabungkan pengetahuan operasional,
a. Kapasitas dalam menciptakan keahlian dan pengetahuan operasional, riset dan pengembangan yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;
b. Tingkat kemampuan dalam mentransfer pengetahuan opersional, riset dan pengembangan yang relevan diantara
17-20 Ordinal
66
riset dan pengembangan antar unit-unit bisnis untuk membuat produk yang baru;
d. merubah kebijakan pengetahuan operasional, riset dan pengembangan unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.
unit-unit bisnis;c. Tingkat kemampuan
dalam menggabungkan pengetahuan operasional, riset dan pengembangan antar unit-unit bisnis untuk membuat produk yang baru;
d. Tingkat kemauan dalam merubah kebijakan pengetahuan operasional, riset dan pengembangan unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.
2. Customer Knowledge
a. menciptakan keahlian dan pengetahuan pemasaran, yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;
b. mentransfer pengetahuan terhadap kebutuhan, pilihan, dan perilaku membeli dari pelanggan yang relevan diantara unit-unit bisnis;
c. menggabungkan pengetahuan pelanggan yang relevan antar unit-unit bisnis untuk memperoleh wawasan pelanggan yang baru;
d. merubah kebijakan manajerial dan proses unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.
a. Tungkat kemauan dalam menciptakan keahlian dan pengetahuan pemasaran, yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;
b. Tingkat kemauan dalam mentransfer pengetahuan terhadap kebutuhan, pilihan, dan perilaku membeli dari pelanggan yang relevan diantara unit-unit bisnis;
c. Tingkat kemampuan dalam menggabungkan pengetahuan pelanggan yang relevan antar unit-unit bisnis untuk memperoleh wawasan pelanggan yang baru;
d. Tingkat kemauan dalam merubah kebijakan manajerial dan proses unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.
21-24 Ordinal
3. Managerial Knowledge
a. menciptakan keahlian dan pengetahuan manajerial yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;
b. mentransfer praktek manajerial yang terbaik dan relevan diantara unit-unit bisnis;
c. menggabungkan kebijakan dan proses manajerial antar unit-unit bisnis;
d. merubah kebijakan dan proses manajerial unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.
a. Tingkat kemampuan dalam menciptakan keahlian dan pengetahuan manajerial yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;
b. Tingkat kemauan dalam mentransfer praktek manajerial yang terbaik dan relevan diantara unit-unit bisnis;
c. Tingkat kemampuan dalam menggabungkan kebijakan dan proses manajerial antar unit-unit bisnis;
d. Tingkat kemauan dalam merubah kebijakan dan
25-28 Ordinal
67
proses manajerial unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.
Tabel 3.3Operasionalisasi Variabel Z
Variabel Dimensi Indikator Ukuran No. Item Skala
Kinerja Perusahaan (Z)Mulyadi (2001)
1. Perspektif Pelanggan
a. Perolehan pelanggan.b. Kemampuan
mempertahankan pelanggan.
c. Kemampuan menjaga kepuasan pelanggan.
d. Pencapaian profitabilitas pelanggan.
a. Tingkat perolehan pelanggan.
b. Tingkat kemampuan mempertahankan pelanggan.
c. Tingkat kemampuan menjaga kepuasan pelanggan.
d. Tingkat pencapaian profitabilitas pelanggan.
29-32 Ordinal
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
a. Inovasi penelitian dan pengembangan produk
b. Operasi untuk memenuhi keinginan pelanggan dan transaksi jual beli dengan pelanggan
c. Layanan purnajual
a. Mampu melakukan inovasi penelitian dan pengembangan produk
b. Tingkat kemampuan operasi untuk memenuhi keinginan pelanggan dan transaksi jual beli dengan pelanggan
c. Mampu memberikan layanan purnajual
33-35 Ordinal
3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
a. Kemampuan pegawai.b. Kemampuan sistem
informasi.c. Motivasi, permberdayaan
dan keserasian individu perusahaan.
a. Tingkat kemampuan mendorong kinerja pegawai.
b. Tingkat kemampuan dalam mendukung sistem informasi.
c. Tingkat kemampuan dalam otivasi, permberdayaan dan keserasian individu perusahaan.
36-38 Ordinal
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Sugiyono (2010:72) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
68
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi didalam penelitian ini adalah seluruh manajer atau
kepala divisi di PT. Pindad (Persero) Bandung yang berjumlah 16 orang yang
tersebar dalam beberapa divisi sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4Komposisi Kepala Divisi PT Pindad (Persero ) Bandung
Divisi Penelitian dan Pengembangan DitsistaDivisi Pemasaran dan Penjualan DitsistaDivisi Pemasaran Produk ManufakturDivisi Pengembangan Usaha DitrenbangDivisi Pengembangan Sumber Daya DitrenbangDivisi Sistem Pengawas InternDivisi Sekretariat PerusahaanDivisi Pusat Pengamanan Divisi SenjataDivisi Mesin dan Industri JasaDivisi Kendaraan KhususDivisi Tempa dan CorDivisi Bahan Peledak Komersial Divisi AdministrasiDivisi KeuanganDivisi Pus QA
Unit Kerja
Sumber : PT. PINDAD (PERSERO), 2012
3.3.2 Sampel
Sampel didefinisikan sebagai himpunan unit observasi yang memberikan
keterangan atau data yang diperlukan oleh suatu studi. Berdasarkan pengertian
tersebut maka, peneliti mengambil sampel dengan menggunakan teknik sampling
dan sensus. Sensus pada dasarnya sebuah riset survey di mana peneliti mengambil
seluruh anggota populasi sebagai respondennya. Peneliti menggunakan teknik
sampling ini karena melihat beberapa pertimbangan yang ada di lapangan sebagai
berikut:
1. Anggota populasi yang tidak terlalu besar dan variabilitas karakteristik anggota
populasi yang tinggi atau heterogenitas yang tinggi.
69
2. Sensus lebih tepat dilakukan jika penelitian bermaksud untuk menjelaskan
karakteristik setiap anggota populasi.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi
sampel penelitian adalah 16 responden yang menjadi populasi. Dengan demikian
teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Non Probability
Sampling.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dapat dikumpulkan dengan teknik-teknik sebagai
berikut :
1. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan ini dilakukan di PT. Pindad (Persero) Bandung untuk
memperoleh gambaran sebenarnya tentang pelaksanaan dari masalah yang
diteliti. Untuk memperoleh data primer langsung dari responden dapat
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a) Wawancara
Komunikasi secara langsung dengan pihak perusahaan atau pihak-
pihak yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dengan
cara tanya jawab. Teknik pengumpulan data ini ditunjukan untuk
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan pemasalahan yang
harus diteliti dan ingin mengetahui hal-hal dari respoden yang lebih
mendalam.
70
b) Observasi
Pengambilan data dengan pengamatan tanpa ada alat standar lain untuk
keperluan tersebut, yaitu mengadakan pengamatan langsung terkait
dengan variabel-variabel yang diteliti.
c) Kuesioner
Kuesioner merupakan alat utama yang digunakan dalam penelitian ini,
disebarkan dengan pertanyaan yang telah disusun. Pengajuan sejumlah
pertanyaan tidak langsung yang disertai alternatif jawaban secara
tertulis dalam bentuk penyebaran angket.
2. Penelitian Perpustakaan
Penelitian dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan menelaah
literatur-literatur yang relevan dengan topik yang sedang diteliti. Penelitian
kepustakaan untuk memperoleh data sekunder.
3.5 Metode Analisis yang Digunakan
Pada sub bab ini akan dijelaskan metode analisis data yang akan
digunakan. Adapun langkah-langkah dalam metode analisis data akan dijelaskan
sebagai berikut :
3.5.1 Rancangan Uji Validitas
Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item
kuesioner yang valid dan yang tidak valid. Menurut Sugiyono (2010:116), syarat
minimum suatu item dianggap valid adalah nilai r 0,30. Dimana semakin tinggi
validitas suatu alat test, maka alat tersebut makin mengenai ke sasarannya, atau
71
menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai
validitas tinggi apabila hasil test tersebut menjalankan fungsi pengukurannya, atau
memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test atau
penelitian tersebut.
Dimana:
R = Koefisien Korelasi
Menentukan kevalidan dari item kuesioner digunakan metode koefisien
korelasi Pearson Product Moment yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang
dihasilkan oleh masing-masing responden (Y) dengan skor masing-masing item
(X) dengan rumus:
Rxy=−n∑ x1 x tot−(∑ x1) (∑ x tot )
√{n∑ x12−(∑ x1)2}{n∑ x tot
2 −(∑ xtot )2}
(Sugiyono, 2010:182)
Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika t hitung > t tabel
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika t hitung < t tabel
3.5.2 Rancangan Uji Reliabilitas
Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Reliabilitas mencakup aspek
penting, yaitu: alat ukur yang digunakan harus stabil, dapat diandalkan
(dependability) dan dapat diramalkan (predictability) sehingga alat ukur tersebut
mempunyai reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya (Sugiyono, 2010:3).
Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan teknik belah dua (Split Half),
untuk keperluan itu maka butir-butir kuesioner dibelah menjadi dua kelompok,
72
yaitu kelompok kuesioner ganjil dan kelompok kuesioner genap, lalu skor data
tiap kelompok itu disusun sendiri dan selanjutnya skor total antara kelompok
ganjil dan genap dicari korelasinya. Batas minimal korelasi kritis sebesar 0,7 yang
artinya alat ukur dikatakan tepat, stabil dan dapat diandalkan (Husein Umar,
2010:170).
Sebelum uji reliabilitas kuesioner, terlebih dahulu dicari korelasinya
adalah sebagai berikut:
Rxy=−n∑ AB−(∑ A ) (∑ B )
√ {n∑ A2−( A )2}{n∑ B2−(∑ B )2 }
(Sugiyono, 2010:210)
Setelah koefisien korelasi diketahui, selanjutnya hasil tersebut dimasukkan
dalam rumus Spearman Brown, yaitu:
R1=2 rb
1+rb
(Sugiyono, 2008:122)
Dimana: R = Nilai Reliabilitas
rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua
3.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka analisis penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Disamping itu,
untuk lebih memahami fenomena yang diamati, maka dilengkapi juga dengan
73
analisis kualitatif yakni melalui metode deskriptif, sedangkan untuk pengujian
hipotesis dilakukan serangkaian uji statistik.
3.6.1 Analisis Deskriptif
Pengolahan data dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian dengan cara
mengolah setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan untuk
dihitung frekuensinya dan persentasinya, kemudian dianalisa hasil data yang
didapat. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian variabel tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang berupa pernyataan.
Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010:90) bahwa dalam
penyusunan instrumen untuk variabel tertentu, sebaiknya butir-butir pertanyaan
atau pernyataan dibuat dalam bentuk kalimat positif, netral, atau negatif sehingga
responden dapat menjawab dengan serius dan konsisten. Setiap jawaban
responden dinilai dengan arah pertanyaan sebagai berikut: untuk pernyataan
positif, skala nilai yang digunakan adalah 5-4-3-2-1, dan untuk pernyataan negatif
skala nilai yang digunakan adalah 1-2-3-4-5, pengukuran ini dilakukan pada
pertanyaan tertutup yang berskala ordinal. Penjelasan dari skala tersebut
diantaranya:
Jawaban “Sangat Baik” memiliki nilai = 5
Jawaban “Baik” memiliki nilai = 4
Jawaban “Cukup Baik” memiliki nilai = 3
Jawaban “Tidak Baik” memiliki nilai = 2
74
Jawaban “Sangat Tidak Baik” memiliki nilai = 1
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan mengolah data mentah
dimana hanya mengemukakan data yang masuk dengan cara dikelompokkan dan
ditabulasikan kemudian diberi penjelasan. Kemudian jawaban untuk setiap elemen
dicari rata-ratanya dengan menggunakan rumus dari Husein Umar (2010:130),:
Nilai rata-rata =
∑ ( frekuensi∗bobot )
∑ sample (n )
Setelah diketahui nilai rata-rata dari setiap variabel yang diteliti, maka
untuk memudahkan interpretasi skor-skor yang dihasilkan diklasifikasikan dalam
kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria Information Technology Relatedness
Kriteria nilai tertinggi 80 (16×5) dan nilai terendah 16 (16×1). Rentang
nilai untuk variabel X yaitu =80−16
5 =12,8 maka penulis menentukan sebagai
berikut:
Nilai 16 sampai dengan 28,8 dirancang untuk kriteria “Sangat Tidak Baik”
Nilai 28,9 sampai dengan 41,6 dirancang untuk kriteria “Tidak Baik”
Nilai 41,7 sampai dengan 54,4 dirancang untuk kriteria “Cukup Baik”
Nilai 54,7 sampai dengan 67,2 dirancang untuk kriteria “Baik”
Nilai 67,3 sampai dengan 80 dirancang untuk kriteria “Sangat Baik”
b. Kriteria Knowledge Management Capability
75
Kriteria nilai tertinggi 60 (12×5) dan nilai terendah 12 (12×1). Rentang
nilai untuk variabel X yaitu =60−12
5 =9,6 maka penulis menentukan sebagai
berikut:
Nilai 12 sampai dengan 21,6 dirancang untuk kriteria “Sangat Tidak Baik”
Nilai 21,7 sampai dengan 31,2 dirancang untuk kriteria “Tidak Baik”
Nilai 31,3 sampai dengan 40,8 dirancang untuk kriteria “Cukup Baik”
Nilai 40,9 sampai dengan 50,4 dirancang untuk kriteria “Baik”
Nilai 50,5 sampai dengan 60 dirancang untuk kriteria “Sangat Baik”
c. Kriteria Kinerja perusahaan
Kriteria nilai tertinggi 50 (10×5) dan nilai terendah 10 (10×1). Rentang
nilai untuk variabel Z yaitu =50−10
5 =8 maka penulis menentukan sebagai
berikut:
Nilai 10 sampai dengan 18 dirancang untuk kriteria “Sangat Tidak Baik”
Nilai 19 sampai dengan 26 dirancang untuk kriteria “Tidak Baik”
Nilai 27 sampai dengan 34 dirancang untuk kriteria “Cukup Baik”
Nilai 35 sampai dengan 42 dirancang untuk kriteria “Baik”
Nilai 43 sampai dengan 50 dirancang untuk kriteria “Sangat Baik”
3.6.2 AnalisisVerifikatif (Kuantitatif)
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
information technology relatednees terhadap kinerja perusahaan dengan
knowledge management capability sebagai variabel intervening yaitu analisis
76
regresi linier sederhana. Langkah-langkah dalam teknis analisis data adalah
sebagai berikut :
1. Analisis Regresi
Analisis regresi adalah suatu teknik yang digunakan untuk membangun
suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y sekaligus
untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya. Persamaan regresi linier
sederhana dirumuskan sebagai berikut :
Y= a + bX + ε
Untuk mendapatkan a dan b digunakan rumus sebagai berikut :
Sumber : Sugiyono (2010:255)
Dimana :
Y = Variabel dependen
a = Suatu bilangan konstanta yang merupakan nilai Y apabila X= 0
b = Koefisien regresi
X = Variabel independen
n = Banyaknya sampel
ε= Epsilon (Faktor lain)
2. Analisis Korelasi
77
Menurut Sugiyono (2010:185), pengujian korelasi digunakan untuk
mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan
menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus :
dimana : −1≤r≤+1
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada
Tabel 3.5 di bawah ini.
Tabel 3.5 Tingkat Keeratan Korelasi
Nilai Koefisien Korelasi Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah0,22 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 - 0,799 Kuat0,80 – 1,00 Sangat Kuat
3. Pengujian Hipotesis
Langkah selanjutnya dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan
tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat
dipercaya anatara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada
akhirnya akan diambil suatu kesimpulan H0 ditolak atau Ha diterima dari hipotesis
yang telah dirumuskan. Rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
r =n(∑ XiYi )−(∑ Xi )(∑ y )
√{n(∑ Xi2 )−(∑ Xi )2 } {n (∑ yi2 )−(∑ yi )2 }
78
H0 ; ρ1 = 0, Information technology relatedness tidak berpengaruh
terhadap Knowledge management capability
Ha ; ρ1 0, Information technology relatedness berpengaruh terhadap
Knowledge management capability
H02 ; ρ2 = 0, Knowledge management capability tidak berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan
Ha2 ; ρ2 0, Knowledge management capability berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka data yang diperoleh dapat
dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Kriteria pengujian
H0 ditolak apabila thitung dari ttabel ( = 0,05)
Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak,
maka kriteria penerimaan atau penolakan hipótesis yaitu sebagai berikut:
1) Jika t hitung ≥ t table maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
2) Jika t hitung ≤ t table maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
3. Analisis Koefisien Determinasi
79
Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian
atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Besarnya
koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kd = r2 x 100%
Dimana :
Kd = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi