jbptunpaspp gdl destririzk 554 2 babii

43
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sistem Enterprise Resources Planning (ERP) Konsep ERP adalah sebuah sistem yang mengintegrasikan proses line dalam manajemen perusahaan secara transparasi dan memiliki akuntabilitas yang cukup tinggi. Untuk memasuki pasar internasional, ERP merupakan salah satu yang menjadi pra-syarat dasar bagi setiap perusahaan. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dimana basis perekonomiannya bertumpu pada bidang bisnis, maka efisiensi menjadi salah satu faktor yang cukup penting dalam setiap perusahaan. Pada kenyataannya, masih didapati banyak perusahaan bersekala besar yang masih kurang efisien contohnya saja dalam penerapan ERP yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Jika dilihat dari kondisi perusahaan-perusahaan di indonesia, banyak perusahaan besar yang belum cukup optimal dalam mengintegrasikan setiap proses dalam perusahaan tersebut ke dalam suatu sistem komputerisasi. Terlebih lagi pada perusahaan-perusahaan yang lebih kecil, pengimplementasian ERP terasa sulit untuk diaplikasikan bahkan pemikiran untuk menerapkan sistem yang terintegrasi tersebut seolah-olah masih menjadi suatu hal yang baru. 2.1.1.1 Pengertian Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2004:442) mengemukakan pengertian Enterprise Resources Planning adalah:

Upload: ivo-silva

Post on 01-Jan-2016

81 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Destririzk

TRANSCRIPT

Page 1: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Sistem Enterprise Resources Planning (ERP)

Konsep ERP adalah sebuah sistem yang mengintegrasikan proses line

dalam manajemen perusahaan secara transparasi dan memiliki akuntabilitas yang

cukup tinggi. Untuk memasuki pasar internasional, ERP merupakan salah satu

yang menjadi pra-syarat dasar bagi setiap perusahaan. Indonesia merupakan

negara yang sedang berkembang, dimana basis perekonomiannya bertumpu pada

bidang bisnis, maka efisiensi menjadi salah satu faktor yang cukup penting dalam

setiap perusahaan. Pada kenyataannya, masih didapati banyak perusahaan

bersekala besar yang masih kurang efisien contohnya saja dalam penerapan ERP

yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Jika

dilihat dari kondisi perusahaan-perusahaan di indonesia, banyak perusahaan besar

yang belum cukup optimal dalam mengintegrasikan setiap proses dalam

perusahaan tersebut ke dalam suatu sistem komputerisasi. Terlebih lagi pada

perusahaan-perusahaan yang lebih kecil, pengimplementasian ERP terasa sulit

untuk diaplikasikan bahkan pemikiran untuk menerapkan sistem yang terintegrasi

tersebut seolah-olah masih menjadi suatu hal yang baru.

2.1.1.1 Pengertian Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2004:442)

mengemukakan pengertian Enterprise Resources Planning adalah:

Page 2: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

10

“Enterprise Resources Planning (ERP) adalah suatu sistem yang

mengintegrasikan seluruh aspek aktivitas organisasi kedalam suatu

sistem informasi akuntansi.”

Menurut Azhar Susanto (2004:20) mengemukakan pengertian Enterprise

Resources Planning adalah:

“ERP adalah paket software terintegrasi yang dirancang untuk

memberikan integrasi yang menyeluruh terhadap seluruh data yang

terkait dengan sistem informasi perusahaan.”

Menurut James A. Hall (2002:114) mengemukakan pengertian

Enterprise Resources Planning adalah:

“ERP sistem adalah paket perangkat lunak modul berganda yang

berkembang terutama dari sistem perencanaan manufaktur tradisional

(manufacturing resources planning-MRP II).”

Menurut Jay Heizer dan Barry Rander (2005:186) mengemukakan

pengertian Enterprise Resources Planning adalah:

“ERP adalah software yang memungkinkan perusahaan untuk: 1.

Mengotomasi dan mengintegrasikan bnyak proses bisnis mereka. 2.

Bebagi database dan praktik bisnis yang umum diseluruh perusahaan,

dan 3. Menghasilkan informasi dalam waktu terkini.”

Menurut James A. O’brien (2005:320) mengemukakan pengertian

Enterprise Resources Planning adalah:

“ERP adalah tulang punggung teknologi dari e-business, sebuah

kerangka kerja transaksi keseluruhan dengan berbagai hubungan ke

pemrosesan pesanan penjualan, manajemen dan pengendalian persediaan,

perencanaan produksi dan distribusi, serta keuangan.”

Page 3: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

11

Menurut Ronald L. Thompson dan William L. Cats-Baril (2003:354)

mengemukakan pengertian Enterprise Resources Planning adalah:

“Enterprise Resources Planning (ERP) system were designed to replace

a compani’s older, legacy information system with a group of higly

intergrated software modules.”

Menurut definisi di atas ERP adalah sistem yang didesain untuk

menggantikan perangkat perusahaan terdahulu, dengan kumpulan modul-modul

software canggih yang terintegrasi dalam menghasilkan sistem informasi.

Menurut www.wikipedia.com mengemukakan pengertian Enterprise

Resource Planning adalah:

“Enterprise Resource Planning (ERP) is an integrated computer-based

system used to manage internal and external resource including tangible

assets, financial resource, materials, and human resource. It is a

software architecture whose purpose is to facilitate the flow of

information between all business functions inside the boundaries of the

organization and manage the connections to outside stakeholders”.

Software ERP yang berupa kumpulan modul-modul diterapkan diseluruh

perusahaan dan menghubungkan seluruh bagian perusahaan melalui tranmisi

logikal dan berbagai data yang sama. Karena cakupanya yang luas, sistem ERP

dibagi atas beberapa modul dan setiap modul dalam sistem ERP saling

melengkapi dan merupakan satu kesatuan. Setiap modul bisa terdiri dari ribuan

proses bisnis, dimana masing-masing proses bisnis ini didapatkan dari praktek-

praktek bisnis terkait (best practices). Pengelompokan modul biasanya dilakukan

berdasarkan pertimbangan fungsional. Konfigurasi ERP memungkinkan 8000

tabel yang mengatur jenjang-jenjang dalam perusahaan merangkum semuanya

Page 4: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

12

dalam struktur organisasi sampai diskon harga. Bahkan manajer dapat

memperoleh informasi keuangan perusahaan hanya dengan beberapa ketukan di

keyboard komputer (dikenal dengan istilah information in your fingertips).

Software ini mengubah data transaksi menjadi informasi yang berguna dan

menyusunnya supaya dapat analisa lebih lanjut. Dengan cara ini, semua data

transaksi yang terkumpul berubah menjadi informasi yang dibutuhkan oleh

perusahaan.

2.1.1.2 Software-sofware Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Santo F. Wijaya dan Suparto Daridiato (2009:150) beberapa

vendor (penjual) dari Software Enterprise Resource Planning (ERP) diantaranya

yaitu:

“1. SAP

2. Peoplesoft

3. Oracle”.

Pemilihan vendor dari Enterprise Resource Planning (ERP) cukup sulit

dilakukan. Pemelihan sebuah vendor saja mempunyai benefit dan kekurangan.

Pemelihan sebuah vendor akan menjaga integritas data dan proses standard.

Pemelihan sebuah vendor juga menghindari pelemparan tanggung jawab dari satu

vendor ke vendor lainnya. Dengan sebuah vendor, tanggung jawab keberhasilan

paket terletak ditangan sebuah vendor.

Pemakaian beberapa vendor juga mempunyai benefit seperti

menggabungkan modul-modul terbaik yang dimiliki oleh masing-masing vendor.

Page 5: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

13

Keuntungan lainnya adalah kinerja satu vendor dapat dibandingkan dengan

vendor lainnya dan ketergantungan pada satu vendor dapat dikurangi.

2.1.1.2.1 Software System Aplication and Product in Data Processing (SAP)

SAP merupakan salah satu sistem Enterprise Resource Planning (ERP)

yang popular di Indonesia adalah aplikasi SAP. SAP didirikan sekitar 1975 di

jerman oleh lima orang mantan karyawan yang bekerja di IBM. Singkatan SAP

sebenarnya dari bahasa jerman yaitu System Andwendungen Produkteinder

Datenverarbeitung atau dalam bahasa inggris singkatan dari System Aplication

and Product in Data Processing.

SAP terdiri dari modul-modul yan terintegrasi, meliputi SAP ERP

Enterprise Core, yaitu merupakan solusi aplikasi Enterprise Resource Planning

(ERP), dan SAP Busines Suite, yaitu merupakan paket aplikasi e-busines seperti

SAP Customer Relationship Management, SAP Supply Chain Management, SAP

Supplier Relationship Mnanagement, SAP Product Lifecycle Management.

Pengguna aplikasi Sitem Enterprise Resource Planning (ERP) pada umumnya

adalah perusahaan-perusahaan menengah besar. SAP merupakan pemimpin pasar

di seluruh dunia dengan penugasan pasar mencapai 65%. SAP kini menyediakan

paket solusi ERP untuk perusahaan menengah kecil, seperti SAP Business One

dan SAP All In One.

Fungsi utama dalam SAP Enterprise Resource Planning (ERP) yaitu

Akuntansi Manajemen, penjualan, distribusi, manufaktur, perencanaan produksi,

pengadaan dan sumber daya manusia.

Page 6: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

14

2.1.1.2.2 Software Peoplesoft

Peoplesoft adalah perusahaan software yang cukup lama berkembang

dan produknya sudah banyak digunakan oleh berbagai perusahaan terkemuka di

dunia. Akuisisi peoplesoft oleh oracle makin menambah keragaman produk oracle

dan memperluas dukungan oracle terhadap semua pengguna produknya, baik

produk database maupun aplikasi program.

Produk-produk software peoplesoft adalah sebagai berikut:

a. HRMS (Human Resource Management System) terdiri dari Payroll,

Benefits, Human Resource, Pension Administration, Time and

Labor.

b. Acconting and Control terdiri dari modul General Ledger,

Payables, Receiveables, Asset Management, Projects, Budgets,

Expenses Cash Management.

c. Treasury Management

d. Material Management

e. Supply Revenue Management

f. Procurement

g. Enterprise Performance Management

h. Project Management

Keunggulan dari produk peoplesoft adalah implementasinya yang cepat

perencanaan dan penjadwalan lanjutan. Produk ini dikembangkan dengan

program yang umum dan memakai pendekatan penjualan Enterprise Resource

Planning (ERP) pertama yang menggabungkan penjadwalan dan perencanaan

Page 7: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

15

lanjutan secara langsung kedalam sistem Enterprise Resource Planning (ERP).

Keunggulan ini menyebabkan perusahaan dapat bersaing dalam sektor

manufacturing dengan memberikan suatu interface untuk menangani berbagai

hambatan dalam perencanaan produksi secara serempak.

2.1.1.2.3 Software Oracle

Oracle corporation didirikan pada tahun 1977 dan merupakan

perusahaan software yang mengembangkan, membuat, memasarkan,

mendistribusikan, dan melayani software database, dan infrastruktur software.

Software yang dipasarkan meliputi application server, software kolaborasi, dan

pengembangan. Sejak tahun 2004, perusahaan oracle mengakuisisi salah satu

perusahaan pengembangan system Enterprise Resource Planning (ERP)

terkemukan yaitu peoplesoft, sehingga perusahaan oracle harus mampu

mendukung berbagai jenis produk dan terus mengembangkan produk dan

layanannya.

Oracle disesuaikan dengan focus e-business, dengan berbasiskan

internet. Aplikasi internet memusatkan system Enterprise Resource Planning

(ERP) kedalam beberapa buah server yang dikelola secara professional. Teknoligi

ini juga mengkonsolidasi data kedalam suatu database global dan

mendistribusikan informasi melalui jaringan global. Oracle merupakan

perusahaan perangkat lunak pertama kali di dunia yang mengembangkan dan

menggunakan 100% perangkat lunak perusahaan yang memungkinkan pengunaan

internet disepanjang lini produk.

Page 8: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

16

2.1.1.3 Ciri-ciri Enterprise Resources Planning (ERP)

Menurut Mulia Hartono dalam 7 langkah mudah membangun sistem

informasi ERP yang dikutip melalui Journal Enterprise Resources Planning

(2003:2) sebuah ERP sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Sistem Tunggal

Sistem ERP dibangun dalam sistem tunggal sehingga informasi dapat

diperoleh dengan mudah dan cepat karena memiliki data yang terintegrasi.

Sistem lain yang non-ERP umumnya dibangun tidak dalam mesin tunggal

misal ada data dalam SQL server, sementara data lainnya dalam FozPro, hal

ini menyebabkan sulitnya memperoleh informasi dengan cepat.

2. Modul Lengkap

Sistem ERP yang memiliki modul yang lengkap dan saling terintegrasi yang

menjangkau semua bagian dan fungsi perusahaan karena mempunyai konsep

yang jelas.

3. Fleksibel

Sistem ERP sangat fleksibel dan dapat diimplementasikan di semua anak

perusahaan atau pabrik manapun dalam suatu perusahaan karena dapat

disesuaikan (dikonfigurasi) sesuai dengan kebutuhan.

4. Laporan

Sistem ERP memiliki data seluruh sumber daya perusahaan dan dapat

memberikan laporan apa saja yang diperlukan termasuk fungsi-fungsi statistik

untuk menganalisa laporan.

2.1.1.4 Unsur-unsur Enterprise Resources Planning (ERP)

Menurut Michael Uram (2002:2) mengemukakan bahwa ada seperangkat

komputer atau disebut infrastruktur ERP yang diperlukan terdiri dari:

1. Physical Component (Komponen Fisik)

a. Server-Client yang terdiri dari komputer server dan beberapa komputer

client. Server menjadi pusat sistem informasi, sedangkan client

merupakan komputer yang digunakan untuk melakukan tugas-tugas

penenganan data.

b. Network (Jaringan), merupakan suatu unit komunikasi yang membantu

didalam penyebaran informasi.

c. Storage (penyimpanan), merupakan tempat penyimpanan yang digunakan

untuk menyimpan data yang diolah oleh komputer.

Page 9: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

17

2. People (Sumber Daya Manusia)

Sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting untuk

pengembangan dan implementasi sistem adalah:

a. Staf Bisnis (Business Staff)

Staf bisnis merupakan orang yang bertugas menganalisa workflow

(urutan proses) sistem manajemen yang sedang berjalan (workflow as-is)

dan mendesain workflow baru yang lebih efisien (workflow should-be).

Staf bisnis haruslah orang yang menguasai ilmu yang berhubungan

dengan proses bisnis yang dianalisa, misalnya membuat analisa di

departemen accounting maka staf bisnis harus menguasai siklus

akuntansi.

b. Staf Operasi (Operation Staff)

Staf operasi merupakan staff yang bertanggung jawab pada kegiatan

operasional sehari-hari, misalnya backup data.

c. Staf Pengembangan (Development Staff)

Staf pengembangan bertugas untuk mengembangkan sistem dengan

mendesain program-program yang diperlukan.

3. Organization Process (Proses Organisasi)

a. Program dan Proyek Manajemen (Program and Project Management)

Penerapan sistem ERP biasanya merupakan bagian dari program dan

proyek manajemen, yang dilakukan berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan manajemen.

Berikut ini alasan mengapa perusahaan melakukan perubahan:

1. Perubahan kebutuhan pemakai atau bisnis

Peningkatan pesaing, pertumbuhan bisnis atau konsolidasi, merger

dan divestasi, peraturan baru, atau perubahan dalam hubungan

regional serta global dapat mengubah struktur dan tujuan organisasi.

Agar tetap responsif atas kebutuhan perusahaan, maka sistem juga

harus berubah.

2. Perubahan Teknologi

Sejalan dengan makin maju dan murahnya teknologi, perusahaan

dapat memanfaatkan berbagai kemampuan baru atau lama.

3. Peningkatan Proses Bisnis

Banyaknya perusahaan memiliki proses bisnis yang tidak efisien

sehingga membutuhkan pembauruan untuk memuaskan pelanggan.

4. Keunggulan Kompetitif

Peningkatan kualitas, kuantitas dan kecepatan informasi dapat

meningkatkan produk atau layanan serta dapat membantu

mengurangi biaya.

5. Perolehan Produktivitas

Komputer akan mengotomatisasi pekerjaan administrasi secara rutin

serta signifikan didalam mengurangi waktu untuk melakukan tugas-

tugas lainnya.

Page 10: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

18

6. Pertumbuhan

Perusahaan berkembang lebih besar dari sistemnya sehingga harus

meningkatkan atau melakukan perubahan terhadap sistemnya secara

keseluruhan.

7. Penciutan

Perusahaan seringkali berpindah dari mainframe terpusat ke jaringan

PC atau sistem berbasis internet untuk memanfaatkan rasio

harga/kinerja mereka. Hal ini menempatkan pengambilan keputusan

dan informasi yang terkait sampai ke bagan organisasi.

b. Perubahan Proses Kerja (Change Management)

Penerapan sistem ERP berpengaruh terhadap budaya perusahaan,

sehingga diperlukan perubahan proses kerja (Change Management) pada

masa penyesuaian atau yang sering disebut proses implementasi. Jika

pada proses implementasi tersebut diperlukan perubahan proses kerja

yang cukup mendasar, maka perusahaan harus melakukan rekayasa ulang

proses bisnis atau Business Process Reenginering (BPR) yaitu analisis

menyeluruh dan mendesain ulang yang lengkap atau proses bisnis dan

sistem informasi untuk mencapai peningkatan kinerja yang dramatis.

Walaupun memerlukan waktu yang cukup lama beberapa keuntungan

dari proses BPR yaitu:

a. Untuk menyederhanakan sistem

b. Untuk membuatnya lebih efektif

c. Untuk meningkatkan kualitas serta layanan perusahaan

c. Layanan dan Dukungan dari IT Departemen (Support Service)

Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada sistem dan mendukung

pelaksanaan dari sistem ERP agar dapat berjalan dengan baik dan

mencapai tujuan, diperlukan adanya layanan dan dukungan dari IT

departemen atau vendor software. Dengan begitu para pengguna (Users)

akan mampu memahami sistem secara cepat, dan user aakan puas dengan

sistem yang ada karena sistem tersebut dapat membantu kerja mereka

dan tidak merumitkan.

Pengimplementasian sistem ERP bukan merupakan kejadian yang muncul

kemudian berakhir. Skala sistem yang sangat luas menyebabkan manajer

menyadari yang terjadi tidak akan pernah lengkap terselesaikan. Organisasi-

organisasi akan terus berubah dan berkembang dan sistem yang ada harus ikut

berubah dan berkembang bersama.

Page 11: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

19

2.1.1.5 Tahapan Enterprise Resource Planning (ERP)

Secara umum, tahapan sistem Enterprise Resource Planning (ERP)

meliputi tahapan perencanaan, tahapan analisis, tahapan desain, tahapan dukungan

teknis, dan tahapan implementasi.

Menuturut Santo F. Wijaya dan Suparto Darudiato (2009 : 116),

mengemukakan tahapan Enterprise Resource Planning (ERP) yaitu:

1. Tahapan Perencanaan

2. Tahapan Analisis

3. Tahapan Desain

4. Tahapan Dukungan Teknis

5. Tahapan Implementasi

Adapun penjelasan dari tahapan Enterprise Resource Planning (ERP) di

atas adalah:

1. Tahapan Perencanaan

Langkah awal adalah membentuk komite pengarah, yang bertugas untuk

mengidentifikasi tujuan utama dan ruang lingkup proyek sistem Enterprise

Resource Planning (ERP) untuk menentukan Project Leader dan anggota tim

dalam membangun sistem.

Tugas Tim Project adalah:

a. Mendefinisikan masalah yang akan diselesaikan oleh sistem Enterprise

Resource Planning (ERP) dan menentukan ruang lingkup proyek secara

lebih rinci.

Page 12: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

20

b. Mengevaluasi alternative pendekatan pada Enterprise Resource Planning

(ERP), seperti solusi kostumisasi, satu kesatuan paket, integrasi beberapa

paket software atau kombinasi dari beberapa alternative dan memilih salah

satu solusi.

c. Membuat jadwal dan anggaran proyek dengan memperhatikan studi

kelayakan dan melaporkan setiap temuan yang signifikan kepada komite

pengarah secara berkala baik secara tertulis maupun lisan.

2. Tahapan Analisis

Dalam tahapan analisis, maka komite pengarah telah sepakat untuk

menjalankan proyek sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dan sudah

menentukan pendekatan yang akan dilakukan. Tim mulai membentuk kelompok

kerja pada berbagai fungsi di organisasi untuk mengumpulkan informasi dan

mengidentifikasikan kebutuhan pengguna. Pihak konsultan luar dapat dilibatkan

hanya untuk mambantu kelompok kerja dalam menjalankan aktivitas analisis ini.

Tanggung jawab utama Tim adalah:

a. Mengevaluasi vendor yang dapat memenuhi kebutuhan dan membuat

rekomendasi kepada Tim pengarah, yang akan memilih vendor kemudian

Tim akan melakukan evaluasi lebih rinci atas vendor terpilih.

b. Mengidentifikasikan inisiatif rekayasa ulang proses bisnis yang mungkin

diperlukan berdasarkan pendekatan sistem Enterprise Resource Planning

(ERP) dan paket yang dipilih. Meskipun tidak selalu menjadi alternative

yang baik, perusahaan dapat mempertimbangkan solusi untuk melakukan

kostumisasi paket.

Page 13: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

21

Setelah itu, maka perwakilan vendor dan pihak konsultan dapat dilibatkan

dalam proses analisis, di mana komite pengarah dan tim proyek akan diberikan

pelatihan intensif mengenai konsep dan operasional sistem oleh pihak konsultan.

Tahap akhir fase ini adalah akan dihasilkan sebuah prototype sistem

Enterprise Resource Planning (ERP) di berbagai fungsi organisasi untuk

melakukan simulasi dan menunjukan integrasi antar modul kepada pengguna dan

identifikasi sesuai kebutuhan. Akhirnya tim proyek akan membuat laporan

rekomendasi kepada komite pengarah untuk proses persetujuan dan verifikasi

kelanjutan proyek.

3. Tahap Desain

Tahap desain dimulai setelah perusahaan memutuskan vendor atau

konsultan yang telah dipilih. Tingkat desain tergantung pada pendekatan sistem

Enterprise Resource Planning (ERP), jika memilih satu kesatuan paket, maka

antarmuka sebagian besar sudah ditentukan, dan kostumisasi biasanya dilakukan

pada bagian-bagian minor saja. Jika perusahaan memilih pendekatan kostumisasi

paket, biasanya desain antarmuka akan lebih lama. Paket kesatuan biasanya

memerlukan middleware (perangkat perantara) yang minimal, karena hanya

memerlukan antarmuka dengan beberapa bagian system yang alamat atau paket

aplikasi yang disediakan. Jika pendekatan kombinasi beberapa paket, maka

memerlukan desain antarmuka yang lebih rumit, karena berbagai paket dari

berbagai vendor harus saling berkomunikasi.

Page 14: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

22

4. Tahap Dukungan Teknis

Untuk menjalin keberhasilan sistem jangka pendek dan jangka panjang,

maka dukungan teknis dan para pengguna sangatlah diperlukan. Walaupun semua

pengguna sudah mendapatkan pelatihan intensif, namun staf dukungan teknis

tetap diperlukan, khususnya untuk pembuatan sistem yang drastic dan

komperhensif, misalnya perbaikan koreksi kesalahan program yang ditemukan

pengguna dalam menjalankan sistem baru. Jika terjadi kesalahan program, maka

diperlukan respon yang cepat dari konsultan atau project leader untuk menjaga

kepercayaan pengguna terhadap sistem baru dan demi mendukung kelancaran dan

efektifitas kerja.

Untuk itu, diperlukan pemeliharaan sistem untuk menjaga kinerja sistem

agar tetap,optimal. Demikian pula pelaksanaan audit sistem dapat dilakukan

dengan secara periodic untuk mengetahui apakah tujuan sistem Enterprise

Resource Planning (ERP) sudah tercapai sesuai yang diharapkan.

5. Tahapan Implementasi

Setelah perusahaan menentukan paket software terpilih yang akan

digunakan dan dilakukan kostumisasi, maka tahapan berikutnya adalah

melakukan konstruksi. Untuk pendekatan kesatuan paket, maka program sudah

dirancang dan diterapkan per modul. Misalnya: fungsi pembelian, inventory,

pembayaran. Untuk fungsi industri manufaktur, biasanya modul yang digunakan

bervariasi tergantung jenis proses bisnis perusahaan.

Dari tahapan implementasi, semua rencana rekayasa ulang proses bisnis

diterapkan, karena semua hardware, software, data, jaringan sudah diterapkan,

Page 15: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

23

maka hanya dua hal yang perlu dikaji, yaitu orang dan prosedur. Struktur

organisasi dapat berubah, karyawan dapat berpindah posisi (mutasi). Untuk

mendukung proses implementasi, biasanya diterapkan beberapa prosedur kerja

baru

Setelah modul selesai dikonfigurasi dan diintegrasikan dengan komponen

dan program lainnya, maka tahapan selanjutnya adalah:

a. Pembuatan prototype sistem, yang dilanjutkan dengan dilakukan

validasi beberapa kali iterasi dan dilakukan revisi hingga akhirnya

sistem siap dijalankan.

b. Verifikasi dan pengujian keseluruhan sistem dilakukan beberapa

konfigurasi ulang untuk meningkatkan kinerja sistem.

c. Membuat dokumentasi seluruh sistem dan memberikan pelatihan

kepada semua pengguna sistem.

d. Membuat rencana konversi “roll-out” sistem, yang meliputi jadwal

instalisasi sistem di seluruh organisasi dengan pendekatan strategi

konversi terpilih.

2.1.1.6 Modul-modul Enterprise Resources Planning (ERP)

ERP memiliki cakupan fungsi yang sangat luas, di dalam fungsi-fungsi

tersebut terdapat komponen-komponen yang sering disebut dengan istilah modul.

Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi

serta modul pendukung yakni Finansial dan Akuntansi serta Sumber Daya

Manusia.

Page 16: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

24

Menurut Henry Somamora (2009:32) dijelaskan modul-modul ERP adalah

sebagai berikut:

a. Modul Operasi adalah: Modul yang berhubungan dengan pengontrolan

produksi. Sub Modulnya terdiri dari: General Logistic, Sales and

Distribution, Material Management, logistic Execution, Quality

Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning

and Control< Project System, Environment Management.

b. Modul Finansial dan Akuntansi adalah: modul yang berhubungan dengan

masalah keuangan dan akuntansi. Sub Modulnya terdiri dari: General

Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management,

Treasury, Enterprise Controlling.

c. Modul Sumber Daya Manusia adalah: Modul yang berhubungan dengan

sumber daya manusia. Sub Modulnya terdiri dari: Personnel Management,

Personnel Time Management, Payroll, Training and Event Management,

Organizational Management, Travel Management.

2.1.1.7 Fungsi Enterprise Resources Planning (ERP) atau Enterprise System

Menurut Gellians, Hunton and Sitton (2005:52) dijelaskan mengenai

fungsi atau gegunaan dari Enterprise System secara umum diantaranya:

1. Enterprise Support for Organizational Process

a. Capturing data during, business process

b. Enterprise System facilitate functioning of the organization’s

business

c. Enterprise System record that business events have accured

d. Enterprise System store data for decision making

2. Enterprise System Support for Major Business Events Process

a. Order to cash

b. Purchase to pay

Di bawah ini akan dijelaskan mengenai definisi fungsi atau kegunaan dari

enterprise sistem adalah sebagai berikut:

1. Dapat mendukung proses organisasi.

a. Pengolahan data, proses bisnis.

b. Menjadi fasilitas bagi fungsi organisasi bisnis.

c. Merekam proses bisnis dengan lebih teliti.

Page 17: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

25

d. Menyimpan data untuk pengambilan keputusan.

2. Dapat mendukung dalam proses bisnis yang utama.

a. Pembayaran pesanan

b. Pembayaran pembelian

Sedangkan menurut Henry Simamora (2009:32) dijelaskan mengenai

fungsi atau kegunaan dari sistem Enterprise Resources Planning (ERP) adalah

sebagai berikut:

1. Integrasi data keuangan, yaitu: untuk mengintegrasikan data keuangan

sehingga Top Management bisa melihat dan mengontrol kinerja

keuangan perusahaan dengan lebih baik.

2. Standarisasi proses operasi berfungsi menstandarkan proses operasi

melalui Implementasi Best Practise sehingga terjadi peningkatan

produktivitas. Penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.

3. Standarisasi data dan informasi berfungsi menstandarkan data dan

informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan

besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah

dan jenis bisnis yang berbeda-beda.

2.1.1.8 Faktor-faktor Kesuksesan dalam ERP

Menurut Zeplin Jiwa Husada Tarigan (2003:2) ada beberapa hal yang

menjadi faktor kesuksesan dalam ERP di dalam perusahaan, yaitu:

1. Organisasi (Management)

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal

dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, adapun unsur-unsur dalam organisasi adalah:

Page 18: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

26

a. Commitment

Sikap karyawan untuk tetap berada dalam organisasi dan terlibat dalam

upaya-upaya mencapai misi, nilai-nilai dan tujuan organisasi. Lebih lanjut

dijelaskan, bahwa komitmen merupakan suatu bentuk loyalitas yang lebih

konkret yang dapat dilihat dari sejauh mana karyawan mencurahkan

perhatian, gagasan, dan tanggung jawab dalam upaya mencapai tujuan

organisasi.

b. Education

Proses pengubahan sikap dan tata lakuseseorng atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Dalam hal ini organisasi di tuntut untuk bisa lebih baik atau

lebih cekatan dalam mengelola organisasi dalam perusahaan, agar tidak

terjadi human error di dalam perusahaan yang dapat merugikan

perusahaaan.

c. Involvement

Derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif

didalamnya, dan mengaggap prestasinya penting untuk harga diri.

d. Training

Setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan

tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini

organisasi dituntut untuk bisa mengkordinasikan seluruh bagian yang ada

di dalam perusahaan.

e. Role and Responsibilities

Merupakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen puncak untuk

mengukur dan menilai prestasi kinerja manajer di bawahnya.

2. Proses

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi scara alami atau

didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya

lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh

perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di

bawah pengaruhnya. Unsur-unsur dari proses dalam ERP adalah:

a. Aligment

Penjajaran strategi dimulai dengan kebutuhan penafsiran strategi IT dan

diagnosa masalh yang mengizinkan eksekutif untuk menyediakan

pengertian pada kebutuhan kritis, objektifitas, dan prioritas yang mereka

hadapi.

b. Documentation

Suatu bahan refleksi kegiatan pembelajaran yang berfungsi sebagai alat

evaluasi atau refleksi dari perencanaan sampai implementasi suatu model

pembelajaran,informasi model pembelajaran, strategi pembelajaran yang

diterapkan, interaksi aktif terekam dalam proses dokumentasi.

c. Intergration

Suatu proses menggabungkan atau menyatukan data yang berasal dari

sumber yang berbeda dan mendukung pengguna untuk melihat keastuan

data.

Page 19: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

27

d. Process Redesign

Berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

pengaturan dari beberapa element yang terpisah ke dalam satu kesatuan

yang utuh da berfungsi sebagai konfigurasi dari komponen-komponen

perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.

3. Teknologi

Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian

dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Beberapa aspek penting yang

ada didalam teknologi diantaranya adalah:

a. Hardware

Perangkat komputer yang terdiri atas susunan komponen-komponen

elektronik berbentuk fisik (berupa benda). Jenis-jenis hardware pada

personal Computer (PC), antara lain motherboard, hard disk, CD

room,memory, dan lain-lain.

b. Software

Kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh mesin komputer dalam

menjalankan pekerjaannya. Perangkat lunak ini merupakan catatan bagi

mesin komputer untuk menyimpan perintah, maupun dokumen, serta arsip

lainnya.

c. System Management

Untuk meminimalisasi penggunaan yang berlebihan dari suatu sistem,

seperti redundasi perangkat atau resource, permintaan yang tumpang

tindih dari penyeimbangan performance, network management, menekan

pengeluaran, biaya maintenace, diagnosis dan perbaikan, serta migrasi

dari suatu sistem lama ke sistem baru.

4. Data

Fakta berupa angka, karakter, simbol, tanda-tanda, tulisan, suara, bunyi yang

mempersentasikan keadaan sebenarnya yang selanjutnya digunakan sebagai

masukan suatu sistem informasi. Ada beberapa jenis data, diantaranya adalah:

a. Master file

Kerangka kerja yang terdiri dari beberpa komponen atau bagian, secara

keseluruhan saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam

rangka mencapai tujuan organisasi.

b. Transactional file

Bertambah setiap terjadi transaksi baru files tersebut berfungsi untuk

menyimpan secara detail transaksi yang terjadi.

c. Data Structure

Cara menyimpan atau merepresentasikan data di dalam komputer agar

bisa dipakai secara efisien. Sedangkan data adalah representasi dari fakta

dunia nyata. Fakta atau keterangan tentang kekayaan yang disimpan,

direkam atau direpresentasikan dalam bentuk tulisan, suara, gambar,

simbol.

5. Manusia

Dalam sistem ERP, selain teknologi maka ada faktor lain yang sangat

berpengaruh, yaitu faktor manusia. Manusia merupakan pelaku atau objek

Page 20: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

28

aktif untuk mencapai kesuksesan-kesuksesan tersebut ada beberapa unsur

yang ada dalam manusia yang harus dikembangkan atau dilatih, yaitu:

a. Education

Proses pengubahan sikap dan tata lakuseseorng atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Dalam hal ini organisasi di tuntut untuk bisa lebih baik atau

lebih cekatan dalam mengelola organisasi dalam perusahaan, agar tidak

terjadi human error di dalam perusahaan yang dapat merugikan

perusahaaan.

b. Training

Setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan

tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini

organisasi dituntut untuk bisa mengkordinasikan seluruh bagian yang ada

di dalam perusahaan.

c. Skill Development

Proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju. Pertumbuhan

sendiri (growth) berati tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah,

ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah

tahapan perkembangan.

d. Knowlage Management

Sebuah proses yang mengkoordinasikan pengguna informasi,

pengetahuan, dan pengalaman. Dengan konsep tersebut, berarti ada

perbedaan untuk data, informasi dan pengetahuan. Berdasarkan

hierarkinya, informasi berasal dari data yang telah diproses sehingga

dapat diinterpretasikan.

2.1.1.9 Keuntungan dan Kerugian Enterprise Resources Planning (ERP)

Menurut Henry Simamora yang dikutip melalui Journal Enterprise

Resource Planning (2003:34) dijelaskan mengenai keuntungan yang bisa diukur

dengan menggunakan sistem Enterprise Resources Planning (ERP):

1. Penurunan Inventori

2. Penurunan tenaga kerja secara total

3. Peningkatan service level

4. Peningkatan kontrol keuangan

5. Penurunan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi

Page 21: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

29

Disamping banyak keuntungan yang diperoleh dari sistem ERP, beberapa

kelemahan ERP perlu diperhatikan. Kelemahan ERP adalah sebagai berikut:

1. Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan

organisasi harus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP

ditambah dengan adanya resistance to change dari personil yang terkena

imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis.

2. Biaya implementasi ERP yang sangat mahal

3. Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dipenerapan ERP tetapi

tidak mempersiapkan personilnya untuk berubah.

4. Permasalahan lainnya adalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan

tanggung jawab yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik

mental maupun keahliannya.

2.1.1.10 Pengaruh Enterprise Resources Planning (ERP)

Pengaruh ERP secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

siapa yang dipengaruhi ERP dan mengapa ERP mampu mempengaruhinya. ERP

adalah suatu sistem yang disiapkan untuk perusahaan yang membutuhkan sistem

yang luar biasa. Semakin besar suatu perusahaan maka semakin kompleks pula

permasalahan yang dihadapinya, khususnya permasalahan bisnis. Maka dari itu

diperlukan informasi yang sangat banyak untuk menyelesaikan persoalan tersebut,

baik informasi yang bersifat internal maupun eksternal perusahaan. Sebagai

konsekuensi dari semua ini adalah dibutuhkannya suatu sistem yang mampu

Page 22: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

30

menjembatani antara kompleksitas bisnis dan teknologi informasi sebagi sarana

penyedia informasi yang diperlukan oleh perusahaan.

Ada beberapa hal yang menyebabkan ERP berkembang begitu luar biasa.

Pertama adalah faktor pengaruh perilaku kompetitor. Setiap perusahaan akan

selalu berusaha mendapatkan informasi mengenai kompetitornya. Informasi yang

dibutuhkan tidak hanya terbatas pada produk, tetapi lebih pada perusahaannya itu

sendiri. Bila suatu perusahaan telah menerapkan ERP dan berhasil, maka mau

tidak maukompetitornya akan berusaha menerapkan sistem yang sama ataupun

yang lebih baik, jikalau perlu menggunakan software dan konsultan yang sama.

Yang kedua adalah faktor kebutuhan akan rekan bisnis. Secara umum

dengan menerapkan ERP akan menghasilkan informasi yang lebih baik untuk

digunakan dalam proses bisnis dan pengambilan keputusan. Sebagai konsekuensi

adalah kebutuhan data yang up to date serta real time harus terpenuhi. Bila data

berasal dari internal perusahaan maka itu mungkin bukan suatu masalah, tetapu

bila berasal dari eksternal perusahaan maka hal tersebut bisa menjadi masalaha

yang serius. Sehingga dengan alasan untuk pemenuhan kebutuhan informasi,

seringkali perusahaan melakukan tekanan-tekanan kepada rekan bisnisnya untuk

menyediakan informasi yang terbaru dan real time. Jika dirasa perlu, informasi

tersebut juga terintegrasi dengan sistem ERP yang ada di perusahaan. Secara

diplomatis dapat dikatakan perusahaan memaksa rekan bisnisnya turut

menerapkan ERP.

Selain itu ERP mampu mempengaruhi fungsi sistem informasi. Awalnya

personal yang berkecimpung di bidang sistem informasi mempunyai tugas utama

Page 23: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

31

untuk perancangan, pengembangan, dan implementasi software. ERP sendiri

dirancang dan dikembangkan oleh pihak luar perusahaan (outsourcing). Dengan

demikian tugas personal di bidang sistem informasi hanya melakukan

implementasi ERP pada perusahaan. Untuk itu pengetahuan yang mendalam

mengenai software paket menjadi sesuatu yang mutlak diperlukan. Dari sini

terjadi pergeseran tugas dan kemampuan seorang sistem analis dan programmer,

yaitu dari perancangan pengembangan dan implementasi software menjadi

penguasaan software paket dan pengimplementasiannya pada perusahaan.

Pengaruh yang lain adalah pergeseran pada fungsi sistem informasi. ERP

menciptakan ketidakjelasan antara user dan spesialis informasi. Konsep

tradisional menjelaskan bahwa spesialis informasi hanya berurusan dengan

teknologi, tidak pada proses bisnis. Namun dengan penerapan ERP, user sebagai

pelaku bisnis selain dituntut menguasai proses bisnis juga dituntut untuk

menguasai teknologi ERP. Begitu juga sebaliknya untuk seorang spesialis

informasi selain memiliki kemampuan teknologi juga dituntut menguasai proses

bisnis.

ERP mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan semua proses yang

ada dalam area fungsional perusahaan, antar departemen, maupun antar lokasi

yang berbeda. Dengan integrasi sistem ini data yang tadinya didapat dari sistem

yang berbeda-beda akan diintegrasikan menjadi sistem tunggal dengan format

yang standar. Dengan demikian tidak ada lagi perbedaan proses yang terjadi antar

fungsi, antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda.Dengan

mengintegrasikan semua proses menjadi sistem yang tunggal, semua informasi

Page 24: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

32

akan disimpan dalam format yang sama dalam database yang sama, sehingga

semua akan mengakses data yang sama. Standar dan data tunggal ini akan

mengurangi informasi yang asimetris. Implikasi yang terjadi adalah peningkatan

kontrol terhadap pekerjaan. Bila suatu pekerjaan belum dikerjakan, maka

pekerjaan yang lain tidak akan bisa dikerjakan karena menggunakan data yang

sama. Implikasi yang lainnya adalah semakin meningkatkan akses informasi bagi

siapa saja yang membutuhkan, terutama untuk proses pengambilan keputusan,

baik pada level atas, menengah maupun bawah.

2.1.2 Kinerja

2.1.2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas

maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun

kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan

agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.

Menurut Kapllan di alih bahasakan oleh Anwar Prabu Mangkunegara

(2000:67) mengemukakan pengertian kinerja yaitu:

“Hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya”.

Menurut Barry Cushway (2001:34) mengemukakan pengertian kinerja

yaitu:

Page 25: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

33

“Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan

dengan target yang telah ditentukan”.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001:78) mengemukakan

pengertian kinerja adalah:

“Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

karyawan”.

Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja adalah

kemampuan atau prestasi yang dicapai didalam melaksanakan suatu tindakan

tertentu.

2.1.2.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penentuan secara periodik

efektifitas operasional suatu perusahaan, unit bisnis dalam perusahaan, dan

karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. Karena perusahaan pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka

penilaian kinerja perusahaan sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku

manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam suatu

perusahaan. Metode yang digunakan dalam pengendalian kinerja menurut robbins

di alih bahasakan oleh Hasibuan Malayu dalam buku Evaluasi Kinerja Perusahaan

(2001:34) yaitu:

1. Esei tertulis

Dengan menulis suatu cerita yang memberikan kekuatan, kelemahan,

kinerja masa lalu, potensial, dan sasaran untuk perbaikkan”.

Page 26: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

34

2. Insiden Kritis

Memfokuskan perhatian si penilai pada perilaku-perilaku yang merupakan

kunci untuk membedakan antara menjalankan pekerjaan itu secara efektif

dan melaksananakannya secara tidak efektif”.

3. Skala Penilaian Grafik

Skala ini kurang memakan waktu untuk dikembangkan dan diolah. Skala

ini juga memungkinkan alisis kuantitatif dan perbandingan.

Menurut Robert L. Mathis dan John E. Jackson terjemahan Bambang

Wahyudi (2001:101) mengemukakan penilaian kinerja adalah:

“Penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik

dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja,

termasuk potensi pengembangannya”.

Menurut Robbins di alih bahasakan oleh Henry Simamora 2004:338)

mengemukakan penilaian kinerja adalah:

“Penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk

mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan”.

2.1.2.3 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Kapllan dan Norton (2001:187) mengemukakan tujuan penilaian

kinerja adalah:

“Secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat

evaluation dan development”.

1. Bersifat evaluasi penilaian harus menyelesaikan:

Page 27: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

35

a. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi

b. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision

c. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi sistem seleksi

2. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelasaikan:

a. Prestasi riil yang dicapai individu

b. Kelemahan-kelemahan individu yang menghambat kinerja

c. Prestasi-prestasi yang dikembangkan

2.1.2.4 Pengukuran Kinerja Balance Scorecard

Balance Scorecard (BSC) memberikan kerangka kerja yang komperhensif

untuk menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran

kinerja yang terpadu. Balance scorecard menurut Kapllan dan Norton (2001:22)

juga menerjemahkan misi dan strategi kedalam berbagai tujuan ukuran, yang

tersusun ke dalam empat perspektif

Page 28: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

36

Gambar 2.1

Balance Scorecard (BSC) sebagai kerangka kerja

Sumber : Kaplan dan Norton

1. Perspektif Keuangan (Financial Perspective)

Penerapan Balace Scorecard pada perspektif keuangan membantu tujuan

jangka panjang perusahaan dalam usahanya untuk mencapai tingkat

pengembalian modal investasi tinggi dari setiap unit bisnis. Strategi

perusahaan atau unit bisnis dalam perusahaan akan sangat ditentukan oleh

PELANGGAN

Untuk mewujudkan visi

kita, apa yang harus kita

perlihatkan kepada para

pelanggan kita.

VISI

dan

STRATEGI

PEMBELAJARAN DAN

PERTUMBUHAN

Untuk mewujudkan visi kita,

bagaimana kita memelihara

kemampuan kita untuk berubah dan

meningkatkan diri.

PROSES BISNIS

INTERNAL

Untuk menyenangkan para

pemegang saham dan

pelanggan kita proses

bisnis apa yang harus kita

kuasai dengan baik.

FINANCIAL

Untuk berhasil secara financial,

apa yang harus diperlihatkan

kepada para pemegang saham

kita?

Page 29: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

37

posisinya dari siklus hidup usaha. Ukuran kinerja keuangan dalam balance

scorecard dapat memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba

dan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan dalam berinvestasi, sehingga

dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran untuk semua perspektif

lainnya, arti setiap ukuran yang terpilih harus merupakan bagian dari

hubungan sebabakibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan

kinerja keuangan. Menurut Kapllan dan Norton (2001) pada saat

perusahaan melakukan pengukuran secara financial, maka hal pertama

yang harus dilakukan adalah mendeteksi keberadaan industri yang

dimilikinya. Kapllan menggolongkan tiga tahap perkembangan industri

yaitu:

a. Tahap Pertumbuhan (Growth)

Tahap pertumbuhan memiliki sumber daya yang cukup besar untuk

mengembangkan dan meningkatkan berbagai produk dan jasa baru,

membangn dan memperluas fasilitas produksi, membangun

kemampuan operasi, menanamkan investasi yang besar, memelihara

serta mengembangkan hubungan yang erat dengan pelanggan. Tujuan

keuangan pada tahap ini akan menekankan pada pertumbuhan

penjualan (di pasar yang baru, pelnggan yang baru dan dihasilkan dari

produk dan jasa yang baru). Tolak ukur yang dapat digunakan adalah

tingkat pertumbuhan penjualan, pangsa pasar dan pangsa rekening

yang telah ditargetkan.

Page 30: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

38

b. Tahap Bertahan (Sustain)

Perusahaan yang berada pada tahap ini masih melakukan investasi dan

investasi ulang dengan tujuan untuk mengatasi berbagai macam

kemacetan, perluasan kapasitas, dan peningkatan aktivitas perbaikan

yang berkelanjutan. Pada tahap ini perusahaan mampu

mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki dan akan mengalami

peningkatan secara bertahap. Tujuan keuangan pada tahap bertahan

akan bertumbuh pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

tingkat pengembalian modal yang tinggi. Alat ukur yang dapat

digunakan adalah besarnya pendapatan operasional (Operating

Income), besarnya laba kotor (Gross Profit Margin), tingkat

pengembalian investasi (Return On Investment), dan besarnya nilai

tambah ekonomis (Economic Value Added).

c. Tahap Penuaian (Harvest)

Perusahaan yang berada pada tahap menuai ini tidak lagi

membutuhkan investasi yang besar, cukup hanya untuk pemeliharaan

peralatan dan kapabilitas bukan dilakukan untuk perluasan atau

pembangunan berbagai kapabilitas yang baru. Tujuan keuangan pada

tahap ini adalah pada arus kas operasi (sebelum depresiasi) dan

penghematan berbagai kebutuhan modal kerja. Tolak ukur yang dapat

dipergunakan melalui besarnya kas masuk (cash flow) dari kegiatan

operasi perusahaan dan mengurangi kebutuhan modal kerja.

Page 31: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

39

2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)

Kinerja ini dianggap penting dewasa ini mengingat semakin ketatnya

pertarungan mempertahankan pelanggan lama dan merebut para pelanggan

baru. Perspektif pelanggan dalam balance scorecard mengidentifikasi

bagaimana kondisi customer mereka dengan segmen pasar yang telah

dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor mereka.

Segmen yang telah mereka pilih ini mencerminkan keberadaan customer

tersebut sebagai sumber pendapatan mereka.

Tolok ukur kinerjapelanggan dibagi atas dua kelompok yaitu kelompok

pengukuran intidan kelompok penunjang (Kaplan dan Norton, 2000).

Kelompok pengukuran inti (core measurement groups), terdiridari :

Gambar 2.2

Perspektif Pelanggan Inti

Sumber : Kaplan dan Norton

Customer

Profitability

Market Share

Customer

Satisfaction

Customer

Retention Customer

Acquisition

Page 32: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

40

a. Market Share

Pengukuran pangsa pasar, yang mengukur seberapa besar proporsi

segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh perusahaan, meliputi antara

lain : jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.

b. Customer Retention

Kemampuan mempertahankan kepuasan pelanggan lama (customer

retention), yang mengukur seberapa bnyak perusahaan berhasil

menarik pelanggan-pelanggan lama. Alat ukur yang dapat digunakan

adalah persentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang ada saat

ini.

c. Customer Acquisition

Tingkat perolehan pelanggan (customer acquisition), yang mengukur

seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelnggan-pelanggan

baru. Alat ukur yang dugunakan adalah banyaknya jumlah pelanggan

baru dibagi dengan jumlah penjualan kepasar pelanggan baru di

segmen pasar yang ada.

d. Customer Satisfaction

Tingkat kepuasan pelanggan (customer satisfaction), yang mengukur

seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih perusahaan dari

penjualan produk kepada para pelanggan.

e. Customer Profitability

Profitabilitas pelanggan (customer profitability), yang mengukur

keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmentertentu

Page 33: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

41

setelah menghitung berbagai pengeluaran yang dipergunakan untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.

Kelompok Penunjang.

a. Atribut-atribut produk (fungsi, harga dan mutu)

Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif, tingkat

daya guna produk, tingkat pengembalian produk oleh pelanggan

sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi, mutu peralatan

dan fasilitas produksi yang digunakan, kemampuan sumber daya

manusia serta tingkat efisiensi produksi.

b. Hubungan dengan pelanggan

Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini, tingkat fleksibilitas

perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para

pelanggannya, penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan oleh

pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan.

c. Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata para

pelanggannya dan masyarakat konsumen.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal (internal Business Process Perspective)

Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua

aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan

untuk menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan

tertentu bagi customer dan juga para pemegang saham. Dalam hal ini

perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama, yaitu:

Page 34: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

42

Gambar 2.3

Perspektif Proses Bisnis Internal

a. Proses inovasi/mutu, dalam proses penciptaan nilai tambah bagi

customer, proses inivasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana

efisiensi dan efektifitas serta ketepatan waktu dari proses inovasi ini

akan mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan nilai

tambah bagi customer. Secara garis besar proses inovasi dapat dibagi

menjadi dua yaitu: (1) Pengukuran terhadap proses inovasi yang

bersifat penelitian dasar dan terapan, (2) Pengukuran terhadap proses

pengembangan produk.

b. Proses operasi, dimulai dengan diterimanya pesanan pelanggan dan

diakhiri dengan penyampaian produk atau jasa kepada pelnggan.

Proses ini menitikberatkan penyempurnaanproduk atau jasa kepada

pelanggan secara efisien, konsisten, dan tepat waktu. Pada proses

operasi ini, pengukuran terhadap kinerja dilakukan terhadap tiga

dimensi, yaitu; time measurement, quality proses measurement dan

process cost measurement. Alat ukur yang dapat digunakan adalah

Layanan kepada

pelanggan

Mutu dan Keandalan

Produk

Kecepatan dalam

Memenuhi

Kebutuhan

Pelanggan

Kecepatan dalam

Merespon Komplain

pelanggan

Page 35: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

43

troughput time (waktu penyelesaian) dan MCE (manufacturing cycle

effectiveness).

c. Pelayanan purna jual atau pengenalan produk, tahap akhir dalam

proses bisnis internal adalah dilakukannya pengukuran terhadap

pelayanan purna jual kepada costomer. Pengukuran ini menjadi bagian

yang cukup penting dalam proses bisnis internal, karena pelayanan

purna jual ini akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan.

Yang termasuk dalam aktivitas purna jual diantaranya adalah: garansi

dan aktivitas reparasi, perlakuan terhadap produk cacat atau rusak,

proses pembayaran yang dilakukan oleh customer pada transaksi

penjualan yang dilakukan secara kredit.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Tujuan dimasukannya kinerja ini adalah untuk mendorong perusahaan

untuk menjadi organisasi belajar (learning organization) sekaligus untuk

mendorong pertumbuhannya (Kaplan dan Norton, 2000:110). Tolak ukur

kinerja pertumbuhan dan pembelajaran dapat dibagi menjadi tiga

kelompok:

a. Kelompok Pegawai

Tolak ukur yang masuk dalam kelompok ini antara lain adalah tingkat

kepuasan kerja para pegawai, tingkat perputaran (turn over para

pegawai), besarnya pendapatan para pegawai, nilai tambah pegawai

(pendapatan dikurangi seluruh biaya operasional), tingkat

Page 36: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

44

pengembalian balas jasa (return on compensation) yang dihitung

dengan cara membagi nilai tambah dengan total balas jasa pegawai.

b. Kemampuan Sistem Informasi

Alternatif yang termasuk kelompok ini adalah tingkat ketersediaan

informasi yang dibutuhkan, tingkat ketepatan informasi yang tersedia

dan jangka waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

c. Motivasi, Pemberdayaan dan Keserasian Individu Perusahaan

Tolak ukur yang tergabung dalam kelompok ini antara lain adalah

jumlah saran pegawai, jumlah saran yang diimplementasikan atau

direalisasikan, jumlah saran yang berhasil guna dan banyaknya

anggota perusahaan yang dapat mengerti visi dan tujuan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa indikator kinerja

perusahaan dengan menggunakan pendekatan balance score memiliki empat

dimensi yaitu financial, pelanggan, prospek bisnis internal, pembelajaran dan

pertumbuhan. Namun dalam penelitian ini hanya difokuskan pada analisis dimensi

kinerja perusahaan yang bersifat non financial. Hal ini didasarkan pada pendapat

dari Kaplan dan Norton, (2001); Lingle dan Schiemann, (2002) yang dikutip oleh

Rahmat Febrianto (2010:4), bahwa pengukuran kinerja non keuangan didesain

untuk menilai seberapa baik aktivitas yang berhasil dicapai dan dipusatkan pada

tiga dimensi utama yaitu efisiensi, kualitas dan waktu.

Page 37: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

45

2.1.2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001:82) menggunakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

1. Kemampuan mereka

2. Motivasi

3. Dukungan yang diterima

4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan

5. Hubungan mereka dengan organisasi.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja

merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun

kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami

atau kemempuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk

berprestasi. Menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi kinerja antara lain:

1. Faktor kemampuan secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri

dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh

karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya.

2. Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan

diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan

kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai

potensi kerja secara maksimal.

Page 38: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

46

2.1.2.6 Hasil dan Faktor Pendorong Kinerja

Seluruh Balance Scorecard menggunakan ukuran generik tertentu. Ukuran

generik ini cenderung menjadi ukuran utama hasil, yang mencerminkan tujuan

bersama berbagai strategi, dan struktur yang serupa di semua industri dan

perusahaan. Ukuran-ukuran hasil generik ini cenderung menjadi lag indicator

(ukuran hasil) seperti profitabilitas, pangsa pasar, kepuasan pelnggan, retensi

pelanggan, dan keahlian pekerja. Faktor pendorong kinerja, lead indicator, adalah

faktor-faktor khusus yang terdapat pada unit bisnis tertentu. Faktor pendorong

kinerja mencerminkan keunikan dari segi unit bisnis, misalnya: faktor pendorong

financial dari probabilitas, segmen pasar yang dipilih unit bisnis, serta tujuan

proses internal, pembelajaran dan pertumbuhan tertentu yang akan memberi

proporsi nilai kepada pelanggan dan segmen pasar sasaran.

Sebuah BSC yang baik seharusnya memiliki bauran ukuran hasil dan

faktor pendorong kinerja. Ukuran hasil tanpa faktor pendorong kinerja tidak akan

mengkomunikasikan bagaiman hasil tersebut dicapai. Ukuran itu tidak akan

memberikan indikasi dini tentang apakah strategi perusahaan sudah dilaksanakan

dengan berhasil atau tidak. Sebaliknya, faktor pendorong kinerja tanpa ukuran

hasil mungkin dapat membuat unit bisnis mencapai tingkatan operasional jangka

pendek, tetapi akan gagal mengungkapkan apakah peningkatan operasional

tersebut telah diterjemahkan ke dalam bisnis dengan pelanggan saat ini dan

pelanggan baru yang telah diperluas, dan kepada peningkatan kinerja financial.

Sebagai contoh dari gambaran di atas yaitu dalam mengukur efektifitas

penjualan. Dimana yang menjadi ukurannya yaitu rata-rata jumlah produk yang

Page 39: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

47

dijual kepada sebuah rumah tangga. Lag indicator ini akan menceritakan apakah

proses yang baru ini dapat berjalan baik atau tidak. Ukuran yang kedua, waktu

yang dipakai bersama pelanggan, disertakan untuk memberi tanda kepada tenaga

penjual di seluruh perusahaan tentang budaya baru yang dibutuhkan oleh strategi

ini. Suatu pendekatan penjualan yang sifatnya relationship-based tidak akan

berhasil jika waktu berhadapan muka dengan pelanggan tidak ditingkatkan.

Waktu bersama pelanggan oleh karenanya menjadi suatu lead indicator (faktor

pendorong) bagi keberhasilan ini.

2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Untuk mencapai keberhasilan, manajemen perusahaan pada saat ini

bertanggung jawab tidak hanya pada kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan,

tetapi meliputi juga kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan luar

perusahaan. Setiap perusahaan memiliki ketergantungan pada system informasi

untuk dapat terus mempertahankan kemampuan berkompetisi. Dengan adanya

system informasi yang baik maka produktivitas dan kinerja suatu perusahaan akan

dapat meningkat. Akuntansi, sebagai system informasi, mengidentifikasikan,

mengumpulkan, dan mengkomunikasikan informasi ekonomik mengenai suatu

badan usaha kepada beragam orang.

Menurut Barry E. Chusing (2001:30), pengertian system informasi

akuntansi adalah:

“Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat sumber daya manusia

dan modal dalam suatu organisasi yang di bangun untuk menyajikan

Page 40: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

48

informasi keuangan yang di peroleh dari pengumpulan dan pemrosesan

data keuangan.”

Dalam melakukan perubahan data menjadi informasi terebut, dapat

diwujudkan oleh system informasi akuntansi baik dengan cara manual maupun

terkomputerisasi. Mengingat kebutuhan akan informasi yang mudah, cepat dan

akurat pada kondisi yang cepat berubah pada saat sekarang ini, maka system

informasi yang digunakan secara manual sudah mulai ditinggalkan. Bagi

perusahaan yang relative kecil, mungkin hal tersebut belum sepenuhnya

ditinggalkan. Namun, bagi sebuah perusahaan besar, hal tersebut merupakan suatu

keharusan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam setiap kegiatannya.

Konsep ERP adalah sebuah sistem yang mengintegrasikan proses setiap

line dalam manajemen perusahaan secara transportasi dan memiliki akuntabilitas

yang cukup tinggi. Untuk memasuki pasar internasional, ERP merupakan salah

satu yang menjadi pra-syarat dasar bagi setiap perusahaan.Indonesia merupakan

Negara yang sedang berkembang, dimana basis perekonomian bertumpu di bidang

bisnis, maka efisiensi menjadi salah satu faktor yang cukup penting dalam setiap

perusahaan. Pada kenyataannya, masih didapati banyak perusahaan besar yang

masih kurang efisien contohnya saja dalam penerapan ERP yang merupakan salah

satu cara untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Jika dilihat dar kondisi

perusahaan-perusahaan di Indonesia, banyak perusahaan besar yang belum cukup

dalam mengintegrasikan setiap proses dalam perusahaan tersebut kedalam suatu

system komputerisasi. Terlebih lagi pada perusahaan-perusahaan yang lebih kecil,

pengimplementasian ERP terasa sulit untuk diaplikasikan bahkan pemikiran untuk

Page 41: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

49

menerapkan sistem yang terintegrasi tersebut seolah-olah masih menjadi suatu hal

yang baru.

Sistem ERP ini merupakan sebuah perangkat lunak modul berganda yang

berkembang terutama dari system perencanaan sumberdaya manufaktur

tradisional (manufacturing resource planning - MRP ). Selain itu ERP adalah

sistem informasi yang berbasis komputer yang antar modulnya saling

berhubungan. Modul adalah bagian kecil dalam system informasi yang

mempunyai fungsi sendiri. Yang dimaksud sistemnya saling berhubungan adalah

jika ada data yang berubah di satu modul, otomatis modul lain akan berubah

datanya.

ERP dalam pelaksanaannya merupakan system yang menghubungkan

semua proses yang ada disuatu perusahaan baik internal maupun eksternal. Seperti

proses dari pembelian barang, penyimpanan, penjualan sampai kepelaporan

akuntansi. Dalam melakukannya, suatu system computer tunggal dapat melayani

kebutuhan unik dari area fungsional. Hal ini bertolak belakang dengan model

system informasi akuntansi yang tradisional. Dimana setiap area fungsional atau

departemen memiliki system komputernya sendiri yang dioptimasi pada cara

dimana ia melakukan bisnis sehari-harinya. ERP menggabungkan semua ini

kedalam suatu system tunggal, yang terintegrasi yang mengakses pada suatu

database tunggal untuk memudahkan pembagian dari informasi dan untuk

memperbaiki komunikasi di seluruh organisasi. Dan dengan ERP, jaminan

integrasi data dapat diandalkan, begitu pula dengan tidak adanya redundasi data.

Yaitu kemungkinan adanya duplikasi data yang akan membuat data tersebut

Page 42: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

50

menjadi tidak valid. Jaminan ini merupakan hal penting bagi manajemen dalam

pengambilan keputusan, karena dasar pengambilan keputusan tersebut adalah data

tersebut.

Dalam mengukur keberhasilan sebuah srategi yang diterapkan oleh

perusahaan, maka harus keseimbangan antara hasil (lagging indicator) dengan

factor pendorong kinerja (leading indicator). Karena apabila ukuran hasil tanpa

factor pendorong kinerja maka tidak akan dapat memberikan indikasi dini tentang

bagaimana hasil tersebut bias dicapai. Dan ukurannya tersebut tidak dapat

memberikan indikasi dini apakah strategi telah dilaksanakan dengan berhasil atau

tidak. Sebaliknya, pendorong kinerja tanpa ukuran hasil mungkin mampu

mendorong unit bisnis mencapai peningkatan operasional jangka pendek, tetapi

tidak akan mampu mengungkapkan apakah peningkatan operasional tersebut telah

diterjemahkan ke dalam bidang usaha yang sudah diperluas tidak saja kepada

pelanggan saat ini tetapi juga kepada pelanggan baru, dan pada akhirnya ke dalam

kinerja finansial yang meningkat.menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67),

mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut:

“Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggungjawab yang diberikannya”.

Kinerja perusahaan dapat ditingkatkan dengan keberhasilan teknologi

Enterprise Resorce Planning, dimana ERP ditentukan oleh tim proyek atau

disebut key user, dimana key user ini dipengaruhi juga oleh komitmen top

manajemen perusahaan dan budaya perusahaan.

Page 43: Jbptunpaspp Gdl Destririzk 554 2 Babii

51

Menurut Zeplin Jiwa Husada Tarigan (2003:2) Enterprise Resource

Planning merupakan sebuah teknologi system informasi terintegrasi yang

digunakan oleh manufaktur kelas dunia dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa implementasi ERP dapat

meningkatkan dengan cepat kinerja perusahaan dan beberapa mengalami

kegagalan, sehingga dapat merusak system perusahaan.

Menurut Sun et al dalam Journal Enterprise Resource Planning (2005)

mengungkapkan bahwa technology Enterprise Resource Planning berpengaruh

positif terhadap pencapaian kinerja perusahaan.

Sedangkan penelitian Elisabeth J. Umble, et al (2003:304) adalah:

“Faktor kesuksesan implementasi ERP antara lain memahami tujuan dari

strategi organisasi, komitmen manajemen puncak, manajemen proyek baik,

perubahan manajemen organisasi, kemampuan tim yang terbaik, akurasi

data, pendidikan dan pelatihan yang ekstensif, serta focus pengukuran

kinerja ERP”.

Dalam penelitian ini penulis hanya melakukan pengukuran dari faktor-

faktor yang menjadi pendorong kinerja (leading indicator). Dan juga dikarenakan

keterbatasan dalam mendapatkan data-data keuangan, maka penulis tidak dapat

menilai factor pendorongnya (leading indicator) darisisi keuangan. Untuk itu

penulis menggunakan metode pengukuran Balance Scorecard yang berkaitan

dengan aktor-faktor pendorong (drivers) kinerja.

Berdasarkan kepada kerang kapemikiran diatas, maka penulis menarik

hipotesis:

“Apabila Enterprise Resource Planning (ERP) dilaksanakan dengan

baik maka akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan”.