jbptunpaspp gdl yogysupray 553 1 pengaruh n

114
PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Suatu Studi Pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: YOGY SUPRAYOGY 064020081 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2010

Upload: rizandi-wirmandani

Post on 15-Feb-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

@rizandhiw

TRANSCRIPT

Page 1: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Suatu Studi Pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan Skripsi

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

YOGY SUPRAYOGY

064020081

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG 2010

Page 2: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Suatu Studi Pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah satu syarat Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan

Bandung, Desember 2010

Menyetujui,

Pembimbing,

Ruslina Lisda.,SE.,MSi

Dekan, Ketua Program Studi,

Dr. H. R.Abdul Maqin, SE., MP Dr. Hj. Liza Laila Nurwulan,SE.,MSi.,Ak

Page 3: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

MOTTO

ÉΟ ó¡Î0 «! $# Ç≈ uΗ÷q§�9$# ÉΟŠ Ïm§�9$#

≅ è% ¨β Î) ’ÎA Ÿξ|¹ ’ Å5 Ý¡èΣuρ y“$u‹øtxΧuρ † ÎA$yϑ tΒuρ ¬! Éb>u‘ tÏΗs>≈ yè ø9$# ∩⊇∉⊄∪

Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku

hanyalah hanyalah hanyalah hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.untuk Allah, Tuhan semesta alam.untuk Allah, Tuhan semesta alam.untuk Allah, Tuhan semesta alam.

(Q.S. 8, Al(Q.S. 8, Al(Q.S. 8, Al(Q.S. 8, Al----An’aam : 162)An’aam : 162)An’aam : 162)An’aam : 162)

Kupersembahkan karya kecilku iniKupersembahkan karya kecilku iniKupersembahkan karya kecilku iniKupersembahkan karya kecilku ini

Untuk kedua orang tua, dan Untuk kedua orang tua, dan Untuk kedua orang tua, dan Untuk kedua orang tua, dan kakakkakakkakakkakakkukukuku

Terimakasih yang tak terhingga Terimakasih yang tak terhingga Terimakasih yang tak terhingga Terimakasih yang tak terhingga

Atas semua yang tak ternilai yang pernah diberikan Atas semua yang tak ternilai yang pernah diberikan Atas semua yang tak ternilai yang pernah diberikan Atas semua yang tak ternilai yang pernah diberikan

SemSemSemSemoga selalu dalam oga selalu dalam oga selalu dalam oga selalu dalam lindungan Allahlindungan Allahlindungan Allahlindungan Allah SWTSWTSWTSWT

Page 4: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

ABSTRAK

Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar unggul dalam persaingan. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial. Dalam mencapai tujuan perusahaan diperlukan suatu sistem manajemen yang baik.. Salah satu fungsi dari sistem akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya, sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan ke arah pencapaian tujuan dengan sukses.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk, Mengetahui pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Penelitian ini terdiri atas variabel Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen sebagai variabel X atau variabel independen dan Kinerja Manajerial sebagai variabel Y atau variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, besarnya pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat yaitu sebesar 35,4%, dan sisanya 64,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis seperti faktor teknologi informasi dan saling ketergantungan.

Page 5: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin segala puji dan syukur penulis

persembahkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas ridho, hidayah kekuatan

serta pertolongan-Nya penulis dapat menyele

Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Man

Manajerial ”. Yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang

skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.

Dalam penyusunan laporan ini

dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat

waktu. Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skrips

Ucapan terima kasih yang sebesar

tercinta Ayahnda (H. Udin Syamsudin) dan Ibunda (Hj. Nunung Nur’aeni) dan

juga Kakakqu (Ade Heryanto, ST

perhatian, dorongan, do’a baik mori

Selain itu juga penulis ingin menyampaikan terima

terhingga pada Ruslina Lisda.,SE.,MSi selaku pembimbing, yang telah banyak

membantu memberikan saran, ide

memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin segala puji dan syukur penulis

persembahkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas ridho, hidayah kekuatan

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja

Yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang

skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak menerima bantuan serta

dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat

waktu. Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skrips

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kepada kedua orang tua

H. Udin Syamsudin) dan Ibunda (Hj. Nunung Nur’aeni) dan

juga Kakakqu (Ade Heryanto, ST) yang telah memberikan kasih sayang,

perhatian, dorongan, do’a baik moril maupun material kepada penulis.

Selain itu juga penulis ingin menyampaikan terima

terhingga pada Ruslina Lisda.,SE.,MSi selaku pembimbing, yang telah banyak

membantu memberikan saran, ide-ide serta meluangkan waktunya untuk

han dalam penulisan skripsi ini.

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin segala puji dan syukur penulis

persembahkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas ridho, hidayah kekuatan

saikan skripsi ini dengan judul ”

ajemen Terhadap Kinerja

Yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang

skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

penulis banyak menerima bantuan serta

dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat

waktu. Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.

besarnya kepada kepada kedua orang tua

H. Udin Syamsudin) dan Ibunda (Hj. Nunung Nur’aeni) dan

) yang telah memberikan kasih sayang,

l maupun material kepada penulis.

kasih yang tak

terhingga pada Ruslina Lisda.,SE.,MSi selaku pembimbing, yang telah banyak

ide serta meluangkan waktunya untuk

Page 6: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Disamping itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, MSi. Rektor Universitas Pasundan

Bandung.

2. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP. Selaku Dekan Universitas Pasundan

Bandung.

3. Dr. Undang Juju, SE., MSi. Selaku PD I, Dr. Atang Hermawan, SE., MSi.,

Ak. Selaku PD II, R. Muchamad Noch, Drs. Selaku PD III Fakultas

Ekonomi Universitas Bandung.

4. Dr. Hj, Liza Laila Nurwulan,SE.,MSi.,Ak. Selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.

5. Bapak Dadan Soekardan, SE., Msi. Selaku Sekretaris Program Studi

Akuntansi dan Staf Program Studi Akuntansi.

6. M. Idris Nawawi, Drs., MAg. selaku dosen wali selama penulis kuliah.

7. Ibu Titin Casniatin selaku pembimbing di PT. PLN (Persero) UPJ

Bandung Barat, terima kasih banyak atas segala nasehat dan bantuannya

selama penelitian.

8. Seluruh staf dan karyawan PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat yang

telah membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan.

9. Keluarga tercinta, khususnya kedua orang tua, Bapak H. Udin Syamsudin

dan mamah Hj. Nunung Nur’aeni dan kakakku Ade Heryanto, ST. Yang

telah banyak memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan nasehatnya

yang tak terhingga.

Page 7: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

10. Keluarga besar Bapak alm. H. Abdul Syukur dan Ibu Hj. Ilah Siti Ailah,

terima kasih banyak atas doa dan dukungannya.

11. Sahabat-sahabatku Bambang SE, Agi SE, Ikhwan SE, Yudi SE, Nofy SE,

Mina SE, Anna SE, Tisaa SE, Ica SE, Putri SE, Destri SE, Om Dedi SE,

Isa SE, Dwi SE, Trie SE, Erna SE, Mba dwi SE yang telah memberikan

motivasi dan semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan Bayu, Rafiqi, Ican, Erul, Dani jamban,

Akbar, Deri, Dedi Emang, Iki Botak, Dharies, Arif, Ade hikmat, Vera,

Putri, Odel, Inuy, Tita, Indri, Nanda, Jane. Yang selalu bersemangat dalam

mengerjakan skripsinya.

13. Semua teman-teman seperjuangan akuntansi angkatan 2006, khususnya

AK-B terima kasih telah membuat kehangatan dan keceriaan belajar di

kelas maupun di luar kelas.

14. Sahabat-sahabat kosan white apartement, Zeze SE, Roly SE, Reja SE,

Fajar SE, Arie SE, Gema SE, Angga SE, Bily SE, Wiwit SE, Eka SE,

Micky SE, Om jon, Iik, Rudie, Fahmi, Irfan, Godel. Terima kasih banyak

atas semua dukungan & kebersamaanya.

15. Orang-orang yang pernah ada di kehidupan penulis, Fera, Destri, Sevie,

Elis, Lusi, De ika, Astri, Erna, Anita, Maia, Fujie, Hanie, Imel, Meli, Lely,

Hanifah, Yayu, Indie, Lina, Erlin, Jiehan, Mila, Eren. Terima kasih atas

kasih sayang dan kebersamaan yang indah yang telah kalian berikan

kepada penulis selama ini.

Page 8: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

membantu baik langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT

melimpahkan pahala dan balasannya yang berlipat ganda.

Akhir kata semoga skripsi ini bisa memberikan energy positif bagi penulis

khususnya serta pembaca pada umumnya. Penulis mengucapkan terima kasih

untuk semuanya dan penulis berharap semoga Allah SWT berkenan memberikan

rahmat dan hidayah-nya serta membalas amal baik kita semua, Amien.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Desember 2010

Yogy Suprayogy

Page 9: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO

ABSTRAK........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR…..…………………………………………………... ii

DAFTAR ISI………………… …………..……………………………........... vi

DAFTAR TABEL……………………...……………………..…...………… xi

DAFTAR LAMPIRAN……..…………………………...………………….. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang….…………..……………………………………… 1

1.2 Identifikasi Masalah dan…...……………………………………..... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………...………………………….... 7

1.4 Kegunaan Penelitian…….………...……………………………….. 8

1.4.1 Kegunaan Praktis……………………………………………. 8

1.4.2 Kegunaan Teoritis………………………………………….... 9

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………. 10

Page 10: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOT ESIS

2.1 Kajian Pustaka ………………...………………………………….. 11

2.1.1 Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen………………....11

2.1.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Manajemen…..………. 11

2.1.1.2 Fungsi dan Tujuan Sistem Akuntansi Manajemen...... 14

2.1.1.3 Model Operasional Sistem Akuntansi Manajemen…. 15

2.1.1.4 Perkembangan Dalam Sistem Akuntansi

Manajemen………………………………………….. 17

2.1.1.5 Organisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen……… 18

2.1.1.6 Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen………... 20

2.1.2 Kinerja Manajerial…………………………………………... 23

2.1.2.1 Pengertian Kinerja Manajerial……………………… 23

2.1.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Kinerja Manajerial………………………………….. 25

2.1.2.3 Penilaian Kinerja……………………………………. 27

2.1.2.4 Dimensi Kinerja Manajerial………………………… 28

2.1.2.5 Klasifikasi Tingkatan Manajer…………………….... 30

2.2 Kerangka Pemikiran………………………………………………. 31

2.3 Hipotesis……………………………….………………………….. 35

Page 11: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan…………………………….. 36

3.1.1 Objek Penelitian…………………………………………… 36

3.1.2 Metode Penelitian…………………………………………. 36

3.2 Definisi Variabel Dan Operasional Variabel…………………….. 37

3.2.1 Definisi Variabel Dan Pengukurannya……………………. 37

3.2.2 Operasionalisasi Variabel…………………………………. 39

3.3 Populasi Dan Sampel……………………………………………. 41

3.3.1 Populasi…………………………………………………… 41

3.3.2 Sampel…………………………………………………….. 41

3.4 Teknik Sampling Dan Teknik Pengumpulan Data………………. 42

3.4.1 Teknik Sampling…………………………………………... 42

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data………………………………… 43

3.5 Metode Analisis Dan Pengujian Hipotesis………………………. 46

3.5.1 Metode Analisis……………………………………………. 46

3.5.1.1 Analisis Data………………………………………. 46

3.5.1.2 Uji Validitas……………………………………….. 49

3.5.1.3 Uji Reliabilitas…………………………………….. 50

3.5.2 Rancangan Pengujian Hipotesis…………………………… 51

Page 12: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat…….. 58

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan……………………………. 58

4.1.1.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) UPJ

Bandung Barat………………………………….. 58

4.1.1.2 Visi Dan Misi PT. PLN (Persero) UPJ

Bandung Barat………………………………….. 60

4.1.1.3 Falsafah Perusahaan…………………………….. 60

4.1.1.4 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPJ

Bandung Barat………………………………….. 62

4.1.2 Pelaksanaan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen

Di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat……………..... 64

4.1.3 Kinerja Manajerial Di PT. PLN (Persero) UPJ

Bandung Barat…………………………………………….. 70

4.2 Pembahasan……………………………………………………… 77

4.2.1 Pengujian Validitas Dan Realiabilitas Instrument……….... 77

4.2.1.1 Hasil Pengujian Terhadap Validitas Variabel X…. 78

4.2.1.2 Hasil Pengujian Terhadap Validitas Variabel Y…. 79

4.2.1.3 Hasil Pengujian Realibilitas……………………… 81

4.2.2 Analisis Data…………………………………………….... 83

4.2.2.1 Analisis Karakteristik Sistem Akuntansi

Manajemen………………………………………. 83

4.2.2.2 Analisis Kinerja Manajerial……………………… 86

Page 13: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

4.2.3 Analisis Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi

Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial………………... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………………………………………………………. 94

5.2 Saran……………………………………………………………... 95

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi

Manajemen)…………………………………………….. 39

Tabel 3.2 Operasional Variabel Y (Kinerja Manajerial)…………... 40

Tabel 3.3 Pedoman Interprestasi Tingkat Korelasi………………... 54

Tabel 4.1 Persentase Jawaban Scope (Lingkup)…………………... 66

Tabel 4.2 Persentase Jawaban Timelines (Tepat Waktu)…………. 67

Tabel 4.3 Persentase Jawaban Aggregation (Agregasi)…………… 68

Tabel 4.4 Persentase Jawaban Integration (Integrasi)…………….. 69

Tabel 4.5 Persentase Jawaban Kinerja Perencanaan………………. 71

Tabel 4.6 Persentase Jawaban Kinerja Ivestigasi………………….. 72

Tabel 4.7 Persentase Jawaban Kinerja Pengkoordinasian…………. 73

Tabel 4.8 Persentase Jawaban Kinerja Evaluasi…………………… 73

Tabel 4.9 Persentase Jawaban Kinerja Pengawasan……………….. 74

Tabel 4.10 Persentase Jawaban Kinerja Pengaturan Staf…………… 75

Tabel 4.11 Persentase Jawaban Kinerja Negosiasi………………….. 76

Tabel 4.12 Persentase Jawaban Kinerja Perwakilan………………… 77

Tabel 4.13 Hasil Akhir Uji Validitas Variabel X (Karakteristik

Sistem Akuntansi Manajemen)………………………….. 78

Tabel 4.14 Hasil Akhir Uji Validitas Variabel Y

(Kinerja Manajerial)…………………………………….. 80

Page 15: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Karakteristik

Sistem Akuntansi Manajemen)…………………………. 81

Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

(Kinerja Manajerial)…………………………………….. 82

Tabel 4.17 Total Skor Variabel X (Karakteristi Sistem Akuntansi

Manajemen)…………………………………………….. 84

Tabel 4.18 Total Skor Variabel Y (Kinerja Manajerial)……………. 87

Tabel 4.19 Korelasi Rank Spearman……………………………….. 90

Tabel 4.20 Uji t……………………………………………………... 91

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi………………. 92

Page 16: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Kartu Perkembangan Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

Lampiran 4 Struktur Organisasi pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 Data Jawaban Kuesioner Variabel X

Lampiran 7 Data Jawaban Kuesioner Variabel Y

Lampiran 8 Hasil SPSS 18.0

Lampiran 9 Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi t

Lampiran 10 Tabel Nilai Rho (Rank Spearman)

Lampiran 11 Lembar Persetujuan Perbaikan

Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

Page 17: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk

memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar unggul dalam

persaingan. Untuk tetap bertahan dalam lingkungan persaingan saat ini, pelaku

bisnis harus mampu menciptakan kondisi bisnis yang fleksibel dan inovatif, dan

pelaku bisnis harus mempertimbangkan faktor eksternal perusahaan yang semakin

sulit diprediksi. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan

dapat dicapai dengan salah satu cara, yaitu meningkatkan kinerja manajerial.

Kinerja manajerial dalam organisasi merupakan salah satu jawaban dari

berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau

manajer perusahaan-perusahaan di Indonesia seringkali tidak memperhatikan

tujuan organisasi secara optimal, kecuali jika kondisi perusahaan sudah semakin

memburuk. Manajer sering tidak mengetahui betapa buruknya kinerja perusahaan

sehingga menyebabkan perusahaan menghadapi krisis yang serius. Untuk itu,

diperlukan langkah strategis untuk mengantisipasi merosotnya kinerja tersebut.

Salah satunya yang diperlukan adalah terciptanya suatu sistem informasi yang

terarah dan teritegrasi dengan baik. Perencanaan sistem informasi merupakan

bagian dari sistem pengendalian organisasi sehingga perlu mendapatkan

perhatian, agar bisa memberikan kontribusi positif dalam mendukung

keberhasilan sistem pengendalian organisasi tersebut.

Page 18: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Kemampuan manajerial lahir dari suatu proses yang panjang yang terjadi

secara perlahan-lahan melalui proses pengamatan dan belajar. Bukti dari

kemampuan manajerial adalah sejauhmana team kerja mereka mampu berkinerja

secara optimal. Dalam hal ini team leader pimpinan di semua tingkatan harus

mampu menunjukkan bahwa mereka sanggup secara emosional dekat dengan

bawahan sehingga bawahan dapat memberikan dukungan dengan komitmen yang

kuat pada team kerjanya.

Adanya kinerja manajerial yang dihasilkan merupakan bukti bahwa para

manajer mampu memahami secara jelas kinerja yang diharapkan akan

menentukan peran yang disandang oleh team leader. Kinerja dan peran yang

dimiliki oleh team leader tentang peran manajer yang akan menghasilkan kinerja

tertentu yang diharapkan. Ada beberapa gejala (symptom) yang dapat

mengidentifikasi rendahnya kemampuan manajerial team leader, antara lain

rendahnya inisiatif bawahan, banyaknya desas desus, kurangnya antuisme

bawahan terhadap penugasan baru, ketidakmampuan orang untuk mengambil

keputusan atau adanya proses pengambilan keputusan yang panjang, rendahnya

partisipasi dalam pertemuan formal, ketakutan dan sikap diam yang berlebihan.

Bila kita menjumpai beberapa gejala diatas, itu pertanda bahwa kemampuan

manajerial akan kurangnya suatu informasi manjadi masalah dalam team kerja.

Page 19: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Untuk dapat meningkatkan kinerja, maka manajemen harus mempunyai

kemampuan untuk melihat dan menggunakan peluang, mengidentifikasikan

permasalahan, dan menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi

dengan tepat. Manajemen juga berkewajiban mempertahankan kelangsungan

hidup (survive) serta mengendalikan perusahaan (going concern).

Salah satu fungsi dari sistem informasi adalah menyediakan informasi

penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya. Informasi sangat

berguna bagi perusahaan dalam kegiatan perencanaan, kontrol, dan pengambilan

keputusan. Informasi suatu perusahaan dalam dunia bisnis mempunyai sasaran

utama.

Sasaran utama informasi tersebut dijelaskan oleh Hansen dan Mowen

(1997) yang dikutip oleh Himawan Bayuaji (2009), yaitu:

“1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan, 2. Menyediakan informasi yang mendukung proses harian, 3. Menyediakan informasi akuntansi yang menyangkut pengelolaan

kekayaan.”

Manajer membutuhkan informasi untuk memprediksi masa depan dan

pengambilan keputusan, yaitu dengan mempertimbangkan pengaruh faktor

eksternal perusahaan. Bentuk informasi dapat berupa bentuk laporan, model

diskriptif dan bentuk statistik pemanfaatan informasi ini kemudian di analisis

untuk pengambilan keputusan dan dijabarkan oleh pihak manajer dalam setiap

aktivitas perusahaan.

Page 20: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Sistem akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan

informasi yang berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Biasanya

informasi yang digunakan oleh manajemen berkisar pada biaya, sehingga juga

bisa disebut dengan akuntansi biaya. Selain data biaya untuk harga pokok,

akuntansi manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisis

biaya yang dibuat dalam bentuk standar dan lain-lainnya.

Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen untuk membantu

organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Untuk membantu

aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem akuntansi

manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan

informasi bagi manajer. Perencanaan sistem akuntansi manajemen (SAM) yang

merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian,

hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung

keberhasilan sistem pengendalian manajemen.

Sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat membantu manajer dalam

pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam

pencapaian tujuan. (Chenhall & Morris 1986) dalam Arsono Laksmana (2002)

Jurnal Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi empat karakteristik SAM yang

bermanfaat untuk pengambilan keputusan, yaitu : broad scope (lingkup), timelines

(tepat waktu), aggregation (agregasi),dan integration (integrasi). Karakteristik

informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila sesuai dengan

Page 21: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

tingkat kebutuhan organisasi. Informasi akuntansi manajemen merupakan produk

dari sistem informasi akuntansi manajemen.

Karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) didefinisikan sebagai

tingkat dimana manajer menggunakan informasi sistem akuntanasi manajemen

(SAM) scope untuk pengambilan keputusan manajerial. Menurut Juniarti dan

Evelyne dalam Jurnal akuntansi dan keuangan (2003) yang dikutip dari Chia

(1955) dalam salah satu penelitiannya mengungkapkan bahwa karaktersitik

informasi yang berupa aggregation, broadscope, integration dan timeliness

mampu meningkatkan kinerja manajer. Manajer yang memiliki informasi dengan

karakteristik tersebut umumnya mampu untuk membuat perencanaan yang lebih

baik dan mencapai target yang telah ditetapkan.

Jadi dengan ketersediaan karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM)

di perusahaan akan sangat membantu tugas yang dihadapi manajer, sehingga

memungkinkan penyediaan informasi dalam bentuk tertentu yang akan

memberikan manajer tambahan informasi yang akan bermanfaat dalam

pengambilan keputusan. Kemungkinan solusi terhadap suatu masalah juga

semakin banyak, yang memungkinkan manajer produksi atau pemasaran untuk

meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil. Dengan demikian

tersedianya karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM), memungkinkan

manajer untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat yang pada akhirnya

dapat meningkatkan kinerja manajerial.

Page 22: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan jasa yang berkembang secara

terus menerus melalui informasi terbarunya yang menjadikan masyarakat lebih

mudah mendapatkan pelayanan. Dalam kinerjanya PT PLN (Persero) telah

menggunkan sistem akuntansi manajemen dalam penyajian laporannya.

Penggunaan sistem akuntansi manajemen dapat membantu perusahaan untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang tersedia digunakan

manajemen untuk membantu para manajer dalam menyelesaikan tugasnya,

sehingga kinerja akan meningkat, dengan kinerja meningkat diharapkan

perusahaan dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat.

Menyadari betapa besarnya manfaat sistem akuntansi manajemen dalam

suatu perusahaan khususnya bagi manajemen untuk melakukan suatu perencanaan

dan pengambilan keputusan maka penulis mengambil judul “Pengaruh

Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”.

Page 23: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan karakteristik sistem akuntansi manajemen

(SAM) yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.

2. Bagaimana pelaksanaan kinerja manajerial yang dijalankan oleh PT. PLN

(Persero) UPJ Bandung Barat.

3. Berapa besar pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen

terhadap kinerja manajerial yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ

Bandung Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut

diatas, penenelitian ini dimaksudkan untuk mencoba mempelajari dan menilai

Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja

Manajerial.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan karakteristik sistem akuntansi manajemen

(SAM) yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan kinerja manajerial yang dijalankan oleh

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.

Page 24: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh karakteristik sistem akuntansi

manajemen terhadap kinerja manajerial yang dijalankan oleh PT. PLN

(Persero) UPJ Bandung Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan gambaran yang

dapat bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak,

antara lain:

1. Bagi Penulis

a. Penelitian ini merupakan pengalaman berharga yang dapat menambah

wawasan pengetahuan tentang aplikasi ilmu teori yang penulis

peroleh dibangku kuliah dengan penerapan yang sebenarnya dan

mencoba untuk mengembangkan pemahaman tentang karakteristik

sistem akuntansi manajemen dalam kaitanya dengan kinerja

manajerial.

b. Sebagai suatu sarana untuk menambah khasanah keilmuan, khususnya

dalam menambah wawasan untuk menyikapi isu-isu terkini dalam

pengembangan akuntansi itu sendiri.

c. Untuk memenuhi salah satu tugas syarat dalam menempuh ujian

untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi di

Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.

Page 25: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran sehingga dapat

semakin menyempurnakan rancangan sistem akuntansi manajemen yang

terdapat dalam perusahaan, khususnya untuk mengukur kinerja

manajerial.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Memperoleh masukkan tentang informasi mengenai kualifikasi sarjana

yang dibutuhkan dunia kerja dalam rangka peningkatan mutu lulusanya,

serta sebagai alat evaluasi terhadap kurikulum yang digunakan.

4. Pihak lain

Diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan pengetahuan dan

dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian

selanjutnya.

1.4.2 Kegunaan Teoritis

Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ilmu

pengetahuan terutama yang berhubungan dengan disiplin ilmu ekonomi, khusunya

ilmu akuntansi serta studi aplikasi dengan teori-teori serta literatur-literatur lainya

dengan keadaan sesungguhnya yang ada di perusahaan.

Page 26: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

yang berlokasi di Jln, LMU Nurtanio No. 117 Bandung. Waktu pelaksanaan

dilakukan mulai dari Desember 2010 sampai dengan selesai.

Page 27: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)

2.1.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)

Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang

dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan sistem

akuntansi manajemen (SAM) yang merupakan bagian dari sistem pengendalian

organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan

kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian

manajemen.

Sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat membantu manajer dalam

pengendalian aktivitas dan pengurangan ketidakpastian sehingga diharapkan dapat

membantu perusahaan pencapaian tujuan.

Menurut Kurniawan Tjakrawala (2002 : 5) mengemukakan bahwa:

“Sistem adalah suatu cara tertentu dan biasanya berulang untuk

melaksanakan suatu atau serangkaian aktivitas.”

Page 28: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Menurut Hansen dan Mowen (2004 : 4) dalam Dewi Fitriasari dan Deny

Arnos Kwary mengemukakan pengertian mengenai sistem akuntansi manajemen

(SAM) adalah sebagai berikut:

“Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Proses adalah inti dari suatu sistem akuntansi manajemen dan dipergunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tugas sistem. Proses dapat dideskripsikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengolahan informasi. Keluaran mencakup laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja bahkan komunikasi personal”.

Menurut Supriyono (2001 : 8), dalam buku Akuntansi Manajemen 1

mendefinisikan sistem akuntansi manajemen (SAM) sebagai berikut:

“Sistem akuntansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawaban atas sumber-sumber tersebut”.

Menurut Supriyono (2001 : 72), dalam buku Akuntansi Manajemen 1

mendefinisikan sistem akuntansi manajemen (SAM) sebagai berikut:

“Suatu perangkat manusia dan sumber-sumber modal dalam suatu

organisasi yang bertangungjawab untuk menghasilkan dan menyebarkan

informasi yang dipertimbangkan relevan di dalam pembuatan keputusan”.

Page 29: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Menurut Atkinson (1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem akuntansi

manajemen (SAM) adalah sebagai berikut:

“Sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen”.

Sistem akuntansi manajemen (SAM) membantu perusahaan dalam

menghadapi tantangan yang dihasilkan pesaing, membantu supaya pemberian

nilai tambah yang lebih besar dibandingkan pesaingnya, sehingga dengan

demikian tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai dengan efektif dan efesien.

Menurut Mulyadi (2001 : 1) mengemukakan pengertian sistem akuntansi

manajemen sebagai (SAM) sebagai berikut:

“Sistem akuntansi manajemen dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pemakai”.

Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sumber informasi utama

untuk pengambilan keputusan, peningkatan dan pengendalian organisasi.

Pemanfaatan informasi akuntansi manajemen yang efektif dapat menciptakan nilai

yang dapat dipertimbangkan oleh organisasi saat ini dengan memberikan

informasi yang tepat waktu dan akurat tentang aktifitas yang dapat membawa

keberhasilan perusahaan.

Page 30: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Dengan memperhatikan definisi-definisi diatas, maka jelaslah bahwa

sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan kumpulan dari manusia serta

pengumpulan dan pengukuran sumber-sumber yang relevan, tepat waktu, dapat

dipercaya yang berguna bagi para pemakai informasi dan berguna dalam

pengambilan keputusan manajemen.

2.1.1.2 Fungsi dan Tujuan Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)

Sistem informasi akuntansi manajemen (SAM) adalah sistem informasi

yang memproses input sehingga menghasilkan output untuk mencapai tujuan

khusus manajemen.

Menurut Nazaruddin, I. (1998) dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,

fungsi dari sistem akuntansi manajamen (SAM) adalah sebagai berikut:

“Sebagai sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya serta mengurangi ketidakpastian guna mencapai tujuan. Informasi manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen memiliki peranan dalam memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan”.

Menurut Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Deny Arnos

kwary (2006 : 4) mengemukkan tujuan sistem informasi akuntansi manajemen

(SAM) sebagai berikut:

“1. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

2. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkesinambungan.

3. Untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan”.

Page 31: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Ketiga tujuan ini mengungkapkan bahwa manajer dan pengguna lainya

membutuhkan informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui bagaimana

cara menggunakanya.

2.1.1.3 Model Operasional Dari Sistem Akuntansi Manajemen

Dalam pengertian sistem akuntansi manajemen yang sebelumnya telah di

jelaskan, dikatakan bahwa sistem akuntansi manajemen merupakan sistem

informasi yang menghasilkan suatu output dengan menggunakan input dan

berbagai proses yang diperlukan dalam memenuhi tujuan manajemen. Output

yang dihasilkan merupakan hasil pemrosesan dari masukan-masukan.

Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary

(2004:4) mengemukakan pengertian proses sebagai berikut:

“Proses adalah inti dari suatu sistem informasi akuntansi manajemen dan dipergunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tujuan suatu sistem. Prose dapat dideskripsikan melalui berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan informasi. Keluaran mencakup laporan khusus, harga pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan bahkan komunikasi personal”. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen

diilustrasikan dalam gambar di bawah ini:

Page 32: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Peristiwa ekonomi Pengumpulan, Laporan khusus

Pengukuran, Harga pokok produk

Penyimpanan, Anggaran

Analisis Laporan kinerja

Gambar 2.1

Operasional model: Management Accounting Information system Sumber: Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan deny Arnos

Kwary (2004 : 2).

Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary

(2004:4). Mengemukakan para manajer, pekerja, dan eksekutif menggunkan

sistem informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi masalah,

memecahkan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Pada dasarnya sistem akuntansi

manajemen membantu para manajer menjalankan perannya dalam perencanaan,

pengendalian, dan pengambilan keputusan. Perencanaan adalah rumus terperinci

mengenai langkah-langkah untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian adalah

proses memilih diantara alternative yang ada.

Masukan Proses Keluaran

Pengguna

Page 33: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

2.1.1.4 Perkembangan Dalam Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)

Saat ini fokus sistem akuntansi manajemen telah diperluas agar

memungkinkan para manajer melayani dengan lebih baik kebutuhan pelanggan

dan mengelola rantai nilai (value chain) perusahaan. Lebih jauh lagi, untuk

mempertahankan keunggulan berulang, para manajer harus menekankan pada

waktu, kualitas serta efesiansi, dan informasi akuntansi harus dibuat untuk

mendukung tujuan fundamental organisasi.

Selain uraian di atas, saat ini muncul tema-tema baru dalam cangkupan

sistem akuntansi manejemen sebagai salah satu bentuk usaha dalam meningkatkan

keunggulan berulang perusahaan.

Hansen dan Mowen dalam Dewi Fitriasari dan Dany Arnos Kwary

(2004:11) mengemukakan beberapa tema-tema baru dalam akuntansi manajemen

yang diantaranya adalah:

“ 1. Manajemen berdasarkan aktifitas 2. Orientasi pada pelanggan 3. Perspektif lintas fungsional 4. Manajemen kualitas total (Total Quality Management) 5. Waktu sebagai unsur kompetitif 6. Efesiensi (E-Business) 7. Bisnis secara elektronik”

Penjelasan dari poin-poin di atas adalah sebagai berikut:

1. Manajemen Berdasarkan Aktivitas Manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan (Customer Value) dan laba sebagai hasilnya.

2. Orientasi Pada Pelanggan Manajemen berdasarkan aktifitas memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat menciptakan keunggulan

Page 34: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

bersaing dengan menciptakan nilai bagi pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya yang lebih rendah dari pesaing.

3. Perspektif Lintas Fungsional Pengelolaan rantai nilai berarti bahwa akuntansi manajemen harus memahami banyak fungsi bisnis, mulai dari manufaktur, pemasaran distribusi hingga ke pelayanan konsumen.

4. Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management) Filosofi dari manajemen kualitas total, dimana perusahaan berusaha menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerja nya menghasilkan produk yang sempurna, sedang mengganti sikap “Kualitas yang dapat di terima” dimasa lalu. Penekanan pada kualitas juga telah menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan nonkeuangan tentang kualitas.

5. Waktu Sebagai Unsur Kompetitif Waktu adalah unsur terpenting dari semua tahap rantai nilai. Perusahaan kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara memperpendek siklus desain, implementasi, dan produksi.

6. Efesiensi Kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, namun peningkatan dimensi tersebut tanpa peningkatan laba akan membuat kinerja menjadi sia-sia atau bahkan fatal. Meningkatkan efesiensi adalah hal vital. Baik pengukuran efesiensi financial maupun nonfinancial diperlukan. Biaya adalah ukuran kritikal untuk efesiensi.

7. Bisnis Secara Elektronik (E-Business) Bisnis secara elektronik adalah semua transaksi bisnis atau pertukaraan informasi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

2.1.1.5 Organisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)

Struktur organisasi dalam suatu usaha dapat menunjukkan adanya

pemberian wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility). Suatu

penambahan pola-pola distribusi wewenang adalah essential bagi penetapan

kebutuhan informasi, menentukan struktur kegiatan pengumpulan dan pengolahan

data yang diperlukan didalam sistem akuntansi manajemen. Struktur kegiatan

Page 35: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

pengumpulan, pengolahan dan pelaporan didalam data suatu sistem akuntansi

manajemen harus secara paralel erat dengan struktur organisasi satuan usaha yang

dilayaninya.

G R. Terry mengemukakan pengertian organisasi yang dikutip oleh La

Midjan dan Azhar Susanto (2001 : 51) mengemukakan sebagai berikut:

“Organisasi berarti penentuan, pengelompokkan serta peraturan dari

berbagai macam aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan”.

Suatu organisasi harus dapat menampung dan menangani seluruh aktivitas

perusahaan dengan didukung oleh uraian tugas (job description) berikut adanya

sistem dan prosedur yang baik dan personil yang memadai, sehingga akan

terjamin tujuan perusahaan dan tujuan manajemen. Suatu organisasi dapat

diuraikan juga sesuai dengan tingkat sentralisasi dan desentralisasi yang

mempunyai dampak terhadap pola pengambilan keputusan dan pada gilirannya

juga terhadap metode pengumpulan dan pengolahan data berikut dengan

penciptaan informasi manajemen pada waktu metode pengumpulan dan

pengolahan data secara manual, kecenderungan struktur organisasi adalah

desentralisasi. Dengan struktur organisasi secara desentralisasi pengumpulan dan

pengolahan data berikut wewenang pengambilan keputusan telah didelegasikan

oleh pimpinan puncak kepada pimpinan bawahan. Setelah digunakannya sistem

komputerisasi kecenderungan pengumpulan dan pengolahan data berikut

wewenang pengambilan keputusan telah desentralisasi.

Page 36: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

2.1.1.6 Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)

Secara konvensional, rancangan sistem akuntansi manajemen terbatas

pada informasi keuangan internal yang berorientasi historis. Tetapi, meningkatnya

peran sistem akuntansi manajemen (SAM) untuk membantu manajer dalam

pengarahan dan pemecahan masalah telah mengakibatkan perubahan sistem

akuntansi manajemen (SAM) untuk memasukkan data eksternal dan non

keuangan kepada informasi yang berorientasi masa datang (Informasi sistem

akuntansi manajemen lingkup luas).

Chenhall dan Morris (1986) dalam Arsono Laksmana (2002) Jurnal

Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi 4 (empat) karakteristik informasi

Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) yaitu sebagai berikut:

“1. Scope (Lingkup) 2. Timelines (Tepat waktu) 3. Aggregation (Agregasi) 4. Integration (Integrasi)”

Berdasarkan identifikasi diatas karakteristik sistem informasi akuntansi

manajemen (SAM) dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Scope (Lingkup) Di dalam sistem informasi, broad scope mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi, dan horison waktu. Sistem akuntansi manajemen (SAM) tradisional memberikan informasi yang terfokus pada peristiwa-peristiwa dalam organisasi, yang dikuantifikasi dalam moneter, dan yang berhubungan dengan data historis. Lingkup sistem akuntansi manajemen (SAM) yang luas memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal yang mungkin bersifat ekonomi seperti gross national product, total penjualan pasar, dan pangsa pasar suatu industri, atau juga bersifat non ekonomi seperti faktor demografi, cita rasa konsumen, tindakan para pesaing dan perkembangan teknologi. Lingkup sistem akuntansi manajemen (SAM) yang luas mencakup ukuran non moneter terhadap karakteristik lingkungan ekstern. Disamping itu, lingkup sistem akuntansi manajemen (SAM) yang luas akan memberikan estimasi tentang kemungkinan terjadinya peristiwa di masa yang akan datang didalam ukuran probabilitas.

Page 37: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

2. Timeliness (Tepat Waktu) Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat atas suatu peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness sistem akuntansi manajemen (SAM). Informasi yang timeliness meningkatkan fasilitas sistem akuntansi manajemen (SAM) untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara tepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Jadi timeliness mencakup frekwensi pelaporan dan kecepatan pelaporan.

3. Aggregation (Agregasi) Sistem akuntansi manajemen (SAM) memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai format yang konsisiten dengan model keputusan formal seperti analysis cash flow yang didiskontokan untuk anggaran modal, simulasi dan linear programming untuk penerapan anggaran, analisis biaya-volume-laba, dan model pengendalian persediaan. Dalam perkembangan terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formal.

4. Integration (Integrasi) Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen dalam sub-sub organisasi. Karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM) yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang menunjukan pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh keputusan pada operasi seluruh sub unit organisasi. Informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen (SAM) dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit.

Sedangkan menurut Gordon dan Nayarana (1984) yang dikutip oleh

Dakeng Setyo Budiarto memberikan definisi karakteristik sebagai berikut:

“1. Karakteristik Broad Scope 2. Karakteristik Aggregation 3. Karakteristik Integration 4. Karakteristik Timeliness”

Page 38: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Penjelasaan dari definisi karakteristik di atas adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik Broad Scope Mempunyai tiga sub dimensi yaitu : fokus, kuantifikasi, dan waktu. Fokus berkaitan dengan informasi yang berasal dari dalam atau luar organisasi, kuantifikasi berkaitan dengan informasi keuangan dan non keuangan, dan waktu berkaitan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Manajer membutuhkan informasi broad scope sebagai salah satu implikasi dari meningkatnya otoritas dan tanggung jawab mereka serta fungsinya sebagai pengendali. Untuk itu mereka membutuhkan informasi karakteristik broad scope untuk mendukung daya saing mereka.

2. Karakteristik Aggregation Karakteristik aggregation atau pengumpulan merupakan ringkasan informasi menurut fungsi, periode waktu, dan model keputusan. Informasi menurut fungsi akan menyediakan informasi berkaitan dengan hasil dari unit-unit yang lain. Hal ini harus konsisten dengan model keputusan formal yang digunakan oleh organisasi, informasi ini dapat mengurangi atau menghemat waktu dalam pengambilan keputusan karena informasi telah dikumpulkan dan disusun menurut fungsi dan jangka waktu yang berbeda-beda. Informasi yang terintegrasi dengan tepat akan memberikan masukan penting dalam proses pengambilan keputusan, karena waktu yang diperlukan untuk mengevaluasi informasi relatif lebih pendek dibandingkan dengan informasi yang masih mentah dan belum tersusun. Para manajer akan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan area atau unit bisnis yang menjadi tanggung jawab mereka. Kebutuhan informasi yang dapat mencerminkan area tanggung jawab manajer dapat diperoleh dari informasi karakteristik aggregation. Dengan informasi yang jelas mengenai area tanggung jawab fungsional masing-masing manajer, maka akan mengurangi terjadinya konflik. Informasi ini juga bermanfaat sebagai input dalam mengevaluasi kinerja manajer.

3. Karakteristik Integration Karakteristik terintegrasi atau terpadu memberikan sarana koordinasi antar segmen dalam sub unit atau antar sub unit dalam organisasi. Semakin banyak jumlah segmen atau unit bisnis dalam organisasi akan semakin besar kbutuhan informasi karakteristik integrasi dari sistem akuntansi manajemen (SAM). Dengan kata lain informasi terintegrasi memberikan peran pengkoordinasian dalam beragam keputusan pada organisasi. Informasi terintegrasi juga dipandang sebagai pembangkit moral bagi manajer unit bisnis dan mengindikasikan bahwa informasi ini memberikan andil dalam peningkatan kinerja.

4. Karakteristik Timeliness Karakteristik timeliness atau ketepatan waktu mempunyai dua sub dimensi yaitu frekuensi pelporan dan kecepatan pelaporan . frekuensi berkaitan dengan seberapa sering informasi disediakan untuk para manajer.

Page 39: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Sedangkan kecepatan berkaitan dengan tenggang waktu antara kebutuhan akan informasi dengan tersedianya informasi. Informasi tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan manajer dalam merespon setiap kejadian atau permasalahan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat waktu, maka informasi tersebut akan kehilangan nilai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi tepat waktu juga akan mendukung manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan kerja mereka.

2.1.2 Kinerja Manajerial

2.1.2.1 Pengertian Kinerja Manajerial

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk

menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang sepatutnya memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan.

Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai

prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam

perusahaan. Kinerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya

perusahaan untuk mencapai tujuan. Perusahaan umumnya mendasarkan

perencanaan tujuan yang hendak dicapai di masa depan. Berikut ini adalah

beberapa pengertian kinerja menurut para ahli:

Menurut Bernadin dan Russel yang dikutip Gomes Lardoso Faustino

(2000 ; 135):

“Kinerja adalah outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan

tertentu atau kegiatan selama satu periode tertentu”.

Page 40: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Smith W. Augt yang dikutip oleh Sedarmayanti (2001:50),

mengungkapkan bahwa kinerja adalah:

“Ouput drive from process, human or otherwise

“Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses”.

Marihot Tua Efendy (2002 : 194) mengatakan bahwa:

“Kinerja adalah unjuk kerja yang merupakan hasil kerja dihasilkan oleh

pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya

dalam organisasi”.

Menurut Dessler, seperti yang dikutip oeh Anggono (2003) mendefinisikan

kinerja adalah:

“Sebagai perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar

kerja yang ditetapkan”.

Sedangkan menurut Lubis, (2005:22) kinerja manajerial didefinisikan

sebagai:

“Kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan

manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise,

pengaturan staf, negosiasi, dan representasi”.

Narsa dan Yuniawati (2003 : 24) mengatakan:

“Kinerja manajerial merupakan kinerja para individu dalam kegiatan-

kegiatan manajerial”.

Page 41: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Dari definisi diatas maka kinerja manajerial merupakan hasil dan keluaran

yang dihasilkan oleh seorang pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi

dalam suatu periode tertentu. Kinerja manajerial yang baik adalah salah satu

faktor yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk meningkatan

produktivitas. Kinerja manajerial merupakan indikator dalam menentukan

bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu

perusahaan.

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi

tanggung jawab sosialnya sebagian besar tergantung pada manajer. Apabila

manajer mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, maka organisasi akan

mampu mencapai sasaran dan tujuan yang dikehendaki.

2.1.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manjerial

Menurut Wulfram dalam Bambang Wahyudi (2004 : 23), terdapat dua

faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial, yaitu:

“1. Faktor penghambat kinerja

2. Faktor pendukung kinerja”

Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Faktor Penghambat Proses Kinerja Ada beberapa faktor yang menyebabkan kinerja menjadi tidak efektif, yaitu:

a. Definisi Proyek Definisi proyek yang dimaksud adalah keadaan proyek itu sendiri atau gambaran proyek yang dibuat perencana. Pada proyek dengan ukuran dan kompleksitas yang amat besar, yang melibatkan banyak organisasi ditambah lagi banyaknya kegiatan yang saling terkait, maka akan timbul masalah kesulitan koordinasi dan komunikasi. Kesulitan yang

Page 42: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

sama bisa juga timbul karena kerumitan pendefinisian struktur organisasi proyek yang dibuat perencana.

b. Faktor Tenaga Kerja Pengawas atau inspektur yang kurang ahli dibidangnya atau kurang berpengalaman dapat menyebabkan pengendalian proyek menjadi tidak efektif dan kurang akurat.

c. Faktor Sistem Pengendalian Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu formal dengan mengabaikan hubungan kemanusian akan timbul kekakuan dan keterpaksaan. Oleh karena itu, perlu juga diterapkan cara-cara tertentu untuk mendapatkan informasi secara tidak resmi misalnya ketika makan bersama, saling mengunjungi, komunikasi lewat telepon, dan lain sebagainya.

2. Faktor Pendukung Proses Kinerja Obyektifitas Data Mutu suatu pengendalian kinerja tidak terlepas dari mutu informasi yang diperoleh. Jika informasi yang diperoleh pengawas di lapangan dapat mewakili kondisi yang sebenarnya maka solusi yang diambil akan lebih mengena sasaran, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar kinerja dan sistem informasi berlangsung dengan baik, yaitu: a. Ketepatan Waktu

Keterlambatan pemantauan hanya akan menghasilkan informasi yang tidak sesuai lagi dengan kondisi.

b. Akses Antar tingkat Derajat kemudahan untuk akses dalam jalur pelaporan performa sangat berpengaruh untuk menjaga efektifitas sistem pengendalian kinerja. Jalur pelaporan dari tingkat paling atas hingga paling bawah harus mudah dan jelas. Sehingga, seorang manajer dapat melacak dengan cepat bila terdapat bagian yang memiliki performa jelek.

c. Perbandingan Data Terhadap Informasi Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan harus mampu memberikan informasi secara proporsional. Jangan sampai terjadi jumlah data yang didapat berjumlah ribuan bahkan ratusan ribu namun hanya memberikan satu dua informasi. Sedangkan untuk mengolah data tersebut membutukan tenaga dan waktu yang tidak sedikit.

d. Data dan Informasi Yang Dapat Dipercaya Masalah ini menyangkut kejujuran dan kedisiplinan semua pihak yang terlibat dalam proyek. Semua perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat seperti waktu pengiriman peralatan dan bahan, waktu pembayaran harus benar-benar ditepati.

e. Masalah menyangkut kejujuran Data yang diperoleh harus sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Pemakaian asumsi, kira-kira atau pendapat pribadi tidak boleh dimasukkan sebagai data hasil pengamatan.

Page 43: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

2.1.2.3 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penentuan secara periodik

efektifitas operasional suatu perusahaan, unit bisnis dalam perusahaan, dan

karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. Karena perusahaan pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka

penilaian kinerja perusahaan sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku

manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam suatu

perusahaan.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson dalam Bambang Wahyudi

(2002 : 101) mengemukakan penilaian kinerja adalah:

“Penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik

dan sistematis tentang prestasi kerja/jabatan seorang tenaga kerja,

termasuk potensi pengembangannya”.

Menurut Robbins dalam Henry Simamora dalam buku Analisis Kinerja

(338 : 2004) mengemukakan penilaian kinerja adalah:

“Penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk

mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan”.

Seperti yang diungkapkan Surya Dharma (2005 : 25) tentang penilaian

terhadap unsur- unsur kinerja manajerial yaitu:

“1. Kerangka kerja dari Sasaran 2. Proses 3. Pemahaman bersama 4. Pendekatan 5. Pencapaian”

Page 44: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Unsur-unsur diatas dapat djelaskan sebagai berikut:

1. Kerangka kerja dan sasaran Dalam kerangka kerja dan sasaran terdapat adanya kesepakatan antara karyawan dan manajer dalam mencapai tujuan perusahaan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan.

2. Proses Adanya tindak lanjut dari sasaran diatas yaitu tindakan yang diambil perusahaan dalam peningkatan kinerja nya agar hasil yang diharapkan dapat terwujud.

3. Pemahaman bersama Dalam menjalankan suatu perusahaan harus mempunyai tujuan yang sama, yaitu kemauan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, selain itu adanya kompetensi antar karyawan yang sehat dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

4. Pendekatan Dalam pengolaan suatu perusahaan diperlukan kerja sama, baik antara manajer dengan karyawan begitu pula antar karyawan dengan karyawan sehingga menimbulkan kerja sama yang baik didalam perusahaan.

5. Pencapaian Hasil dari seluruh kegiatan perusahaan diharapkan dapat memberikan hasil maksimal terhadap perusahaan dimana hasil tersebut didapatkan dari kinerja perusahaan yang meningkat.

2.1.2.4 Dimensi Kinerja Manajerial

Menurut Kurnianingsih dan Indriantoro (2003 : 24), penilaian kinerja

manajerial meliputi delapan dimensi kegiatan, yaitu:

“ 1. Kinerja Perencanaan 2. Kinerja Invenstigasi 3. Kinerja Pengkoordinasian 4. Kinerja Evaluasi 5. Kinerja Pengawasan 6. Kinerja Pengaturan Staff (Staffing) 7. Negosiasi 8. Kinerja Perwakilan (Representatif)”

Page 45: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Penjelasan dimensi-dimensi di atas adalah sebagai berikut:

1. Kinerja Perecanaan Kinerja perencanaan yang dimaksud yaitu kemampuan dalam nenentukan tujuan, kebijakan-kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalann kerja, penganggaran, merancang prosedur, serta pemrograman.

2. Kinerja Investigasi Kinerja investigasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, serta analisis pekerjaan.

3. Kinerja Pengkoordinasian Kinerja pengkoordinasian yang dimaksud yaitu kemampuan dalam tukar menukarinformasi dengan orang di bagian organisasi lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahukanya kepada bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain.

4. Kinerja Evaluasi Kinerja evaluasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan yang meliputi penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan dan pemeriksaan produk.

5. Kinerja Pengawasan Kinerja paengawasan yang dimaksud adalah kemampuan dalam memberikan pengarahan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, menjelaskan tujuan kerja dan menangani keluhan pegawai.

6. Kineja Pengaturan Staf (Sttafing) Kinerja pengaturan staf yang dimaksud adalah kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja yang ada pada bagian anda, melkukan perekrutan pegawai, mewawancarai mereka dan memilih pegawai baru, menempatkan pada bagian yang sesuai, mempromosikan dan memutasi pegawai.

7. Kinerja Negosiasi Kinerja negosiasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok dan melakukan tawar menawar dengan wakil penjual , serta tawar menawar secara kelompok.

8. Kinerja Perwakilan (representatif) Kinerja perwakilan yang dimaksud adalah kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan dengan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, serta kemampuan dalam mempromosikan tujuan umum perusahaan.”

Page 46: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Hasibuan Malayu (2001 : 34) menjelaskan tentang cara penilaian kinerja

manajerial yaitu:

“1. Esei Tertulis

2. Insiden Kritis

3. Skala Penilaian Grafik”

Dibawah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai 3 metode yang

digunakan dalam pengendalian kinerja:

1. Esei tertulis Dengan menulis suatu cerita yang memberikan kekuatan, kelemahan, kinerja masa lalu, potensial, dan sasaran untuk perbaikan

2. Insiden Kritis Memfokuskan perhatian si penilai pada perilaku-perilaku yang merupakan kunci untuk membedakan antara menjalankan pekerjaan itu secara efektif dan melaksanakannya secara tidak efektif

3. Skala Penilaian Grafik Skala ini kurang memakan waktu untuk dikembangkan dan diolah. Skala ini juga memungkinkan analisis kuantitatif dan pembandingan.

Kinerja manajerial akan baik jika memiliki kemampuan untuk

menjalankan fungsi atau aktivitas bisnisnya tersebut, dimana kemampuan tersebut

dipengaruhi oleh informasi yang berkualitas yang diperoleh dari sistem informasi

yang terarah dan terintegrasi dengan baik, guna mendukung manajemen dalam

proses pengambilan keputusan.

2.1.2.5 Klasifikasi Tingkatan Manajer

Menurut Alicia (2007 : 19) tingkatan manajer dalam suatu organisasi

terdiri dari:

“ 1. Manajer Atas (Top Manager) 2. Manajer Menengah (Middle Manager)

3. Manjer lini pertama (First line manajer) 4. Karyawan non manajer”

Page 47: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Tingkatan manajer tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Manajer tingkat atas berada pada puncak hierarki dan bertanggung jawab

atas keseluruhan organisasi meliputi tujuan organisasi, menetapkan strategi, mengawasi dan mengiterpretasikan lingkungan eksternal serta mengambil keputusan yang mempengaruhi organisasi secara keseluruhan.

2. Manajer menengah (Middle Manager) Manajer tingkat menengah adalah manajer yang bertanggung jawab untuk menetapkan tujuan sejalan dengan sasaran dan rencana dari manajer puncak serta menerapkan strategi subunit untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Manjer lini pertama (First line manajer) Manjer lini pertama merupakan manajer tingkat bawah yaitu manajer yang melatih dan mengawasi kinerja dari karyawan non manajerial serta bertanggung jawab atas kegiatan operasional organisasi.

4. Karyawan non manajer.

2.2 Kerangka Pemikiran

Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh

karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk mempertahankan eksistensinya,

sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu

manajer dalam pengambilan keputusan. Sistem yang berkualitas yaitu sistem yang

akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat

yang disesuaikan dengan sistem yang diterapkan di masing-masing perusahaan.

Dengan demikian, pengelolaan sistem merupakan hal yang sangat penting untuk

dilakukan.

Page 48: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Menurut Atkinson (1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem

akuntansi manajemen adalah sebagai berikut:

“Sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen”.

Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang

berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Biasanya informasi yang

digunakan oleh manajemen berkisar pada biaya, sehingga juga bisa disebut

dengan akuntansi biaya. Selain data biaya untuk harga pokok, akuntansi

manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisis biaya yang

dibuat dalam bentuk standar dan lain-lainnya.

Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen untuk membantu

organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Untuk membantu

aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem Akuntansi

Manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan

informasi bagi manajer. Perencanaan Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) yang

merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian,

hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung

keberhasilan sistem pengendalian manajemen.

Page 49: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) dapat membantu manajer dalam

pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam

pencapaian tujuan. (Chenhall & Morris 1986) dalam Arsono Laksmana (2002)

Jurnal Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi empat karakteristik Sistem

Akuntansi Manajemen (SAM) yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan,

yaitu: broad scope (lingkup), timelines (tepat waktu), aggregation (agregasi),dan

integration (integrasi).

Karakteristik sistem akuntansi manajemen yang tersedia tersebut akan

menjadi efektif apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi. Informasi

akuntansi manajemen merupakan produk dari sistem akuntansi manajemen.

Dalam Juniarti dan Evelyne Jurnal akuntansi dan keuangan (2003) yang

dikutip dari Chia (1955) dalam salah satu penelitiannya mengungkapkan bahwa

karaktersitik akuntansi manajemen yang berupa aggregation, broadscope,

integration dan timeliness mampu meningkatkan kinerja manajer. Manajer yang

memiliki informasi dengan karakteristik tersebut umumnya mampu untuk

membuat perencanaan yang lebih baik dan mencapai target yang telah ditetapkan.

Bukti-bukti bahwa karakteristik akuntansi manajemen berhubungan dengan

kinerja manajemen juga diungkapkan AICPA yang dikutip oleh Juniarti dan

Evelyne (2003). Hasil survey yang pernah dilakukan oleh AICPA & Lawrence S.

Maisel mengenai pengukuran kinerja menyatakan, sebanyak 77% responden

menyetujui bahwa karakteristik akuntansi manjemen yang berkualitas penting

dalam meningkatkan kinerja manajerial (Maisel and AICPA 2001:28)

Selanjutnya, Nazaruddin (1998) yang menguji mengenai pengaruh karakteristik

Page 50: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

sistem akuntansi terhadap kinerja manajerial menunjukkan bahwa tingkat

keandalan karakteristik sistem akuntansi manajemen (broadscope, timeliness,

agregasi dan integrasi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

manajerial.

Jadi dengan ketersediaan karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM)

di perusahaan akan sangat membantu tugas yang dihadapi manajer, sehingga

memungkinkan penyediaan informasi dalam bentuk tertentu yang akan

memberikan manajer tambahan informasi yang akan bermanfaat dalam

pengambilan keputusan. Kemungkinan solusi terhadap suatu masalah juga

semakin banyak, yang memungkinkan manajer produksi atau pemasaran untuk

meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil. Dengan demikian

tersedianya karakteristik sistem akuntansi manajemen (SAM), memungkinkan

manajer untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat yang pada akhirnya

dapat meningkatkan kinerja manajerial.

Page 51: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

2.3 Hipotesis

Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dan hipotesis diatas dapat

disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Karakteristik sistem akuntansi manajemen

(SAM)

Kinerja

Manajerial

HIPOTESIS

“Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Manajerial”

Page 52: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

BAB III

METODE PENELlTIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan

3.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah objek yang diteliti dan dianalisis. Objek penelitian

dalam penelitian ini mengenai pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen

terhadap kinerja manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, Jln.

LMU Nurtanio No. 117 Bandung.

3.1.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dapat membantu

peneliti tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan. Metode penelitian yang

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah survey, metode survey digunakan

untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi

peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan

mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiyono,

2009:6). Sedangkan metode analisis datanya dilakukan melalui pendekatan

deskriftif kuantitatif, yaitu mengubah data kualitatif menjadi suatu ukuran data

kuantitatif yang bertujuan memperoleh gambaran secara sistematis tentang fakta-

fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.

Page 53: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Dalam menguji hipotesis, penulis melakukan penelitian atas dasar

kuesioner dengan menggunakan perhitungan persentase, data yang berupa

jawaban-jawaban atas kuesioner itulah dijadikan dasar bagi penulis menarik

kesimpulan.

Untuk pengujian diperlukan langkah-langkah penelitian yang akan dimulai

dari penetapan variabel penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan

data, instrument penelitian, model penelitian, analisis data dan rancangan

pengujian hipotesis serta metode pengolahan data dan pengolahan analisis.

Data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut

dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari. Sedangkan analisis dilakukan

melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunkan statistik yang relevan untuk

menguji hipotesis.

3.2 Definisi Variabel dan Operasional Variabel

3.2.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya

Dalam penelitian kuantitatif, penelitian umumnya melakukan pengukuran

terhadap kebenaran suatu variabel dengan menggunakan instrumen penelitian,

kemudian peneliti melakukan analisis untuk mencari hubungan antara satu

variabel dengan variabel lainnya.

Menurut Sugiyono (2009 : 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah:

“Variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Page 54: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati,

variabel ini sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi”

antara satu orang dengan lainya atau satu objek dengan yang lainya dalam

Sugiyono (2009 : 38).

Untuk menghindari timbulnya salah penafsiran maka akan diuraikan

mengenai definisi masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini.

Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen:

Menurut Chenhall dan Morris (1986) dalam Arsono Laksmana (2002)

Jurnal Akuntansi dan keuangan mengidentifikasi 4 (empat) karakteristik Sistem

Akuntansi Manajemen (SAM) yaitu sebagai berikut:

“1. Scope (Lingkup) 2. Timelines (Tepat waktu) 3. Aggregation (Agregasi) 4. Integration (Integrasi)”

Kinerja Manajerial:

Kinerja manajerial menurut (Lubis, 2005 : 22) didefinisikan sebagai:

“Kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan

manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise,

pengaturan staf, negosiasi, dan representasi”.

Page 55: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Adapun operasionalisasi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel X

Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (X)

1. Scope (Lingkup)

2. Timelines

(Tepat waktu)

3. Aggregation (Agregasi)

4. Integration

(Integrasi)

1. Fokus berkaitan dengan

informasi yang berasal dari dalam atau luar organisasi.

2. Kuantifikasi berkaitan dengan informasi keuangan dan non keuangan.

3. Waktu berkaitan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

1. Frekwensi pelaporan. 2. Kecepatan pelaporan.

1. Mengurangi terjadinya

konflik. 2. Bermanfaat sebagai

input dalam mengevaluasi kinerja manajer. Sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit.

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

Sumber: Chenhall dan Morris dalam Arsono Laksamana (2002) Jurnal Akuntansi dan Keuangan.

Page 56: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Y

Kinerja Manajerial

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Kinerja

Manajerial (Y)

Penilaian kinerja manajerial berdasarkan kegiata-kegiatan manajerial.

1. Kinerja perencanaan 2. Kinerja investigasi 3. Kinerja

pengkoordinasian 4. Kinerja evaluasi. 5. Kinerja pengawasan 6. Kinerja pengaturan

staf 7. Kinerja negoisasi 8. Kinerja Perwakilan

Ordinal

Sumber: Kurnianingsih dan Indriantoro (2003:24).

Indikator-indikator ini selanjutnya akan diuraikan dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan dengan ukuran tertentu yang telah ditetapkan pada

alternatif jawaban.

Menurut Sugiyono (2009 : 93) mengemukakan bahwa:

“Macam-macam skala pengukuran dapat berupa: Skala nominal, skala

ordinal, skala interval, dan skala rasio, dari skala pengukuran itu akan

diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan ratio”.

Tiap-tiap jawaban akan diberi nilai, dimana hasil nilai akan menghasilkan

skala pengukuran ordinal. Untuk variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi

Manajemen) dan variabel Y (Kinerja Manajerial), kuesioner tersebut merupakan

pertanyaan positif dan memiliki 5 (lima) jawaban dengan masing-masing nilai

yang berbeda dengan skor 1 sampai dengan 5.

Page 57: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Dari kegiatan yang berhubungan dengan judul skripsi, maka penulis

menentukan populasi sasaran.

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009 : 80) sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

merupakan kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Sesuai dengan topik penelitian ini maka populasi penelitiannya adalah

subjek yang berhubungan dengan Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi

Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial, yaitu kepada para manajer, asisten

manajer, dan karyawan yang berjumlah 25 orang yang bekerja di PT. PLN

(Persero) UPJ Bandung Barat.

3.3.2 Sampel

Sedangkan yang dimaksud dengan sampel menurut Sugiyono (2009 : 81)

sebagai berikut:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”.

Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya

sampel yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian. Selain itu juga

diperhatikan bahwa sampel yang dipilih harus representatif, artinya segala

Page 58: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

karakteristik populasi hendaknya tercermin dalam sampel yang dipilih. Sampel

dalam penelitian ini adalah para manajer, asisten manajer, dan karyawan yang

berjumlah 25 orang yang bekerja di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.

3.4. Teknik Sampling dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, penulis menggunakan

teknik Non Probability sampling dengan jenis sampling purposive.

Pengertian Non Probability Sampling menurut Sugiyono (2009 : 120)

adalah:

“Non Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Sedangkan pengertian Sampling Purposive menurut Sugiyono (2009 : 122)

adalah:

“Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu”.

Page 59: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Metode

proposive sampling yaitu metode sampling yang dilakukan dalam mengambil

orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut cirri-ciri khusus yang

dimiliki sampel (Sugiyono, 2009 : 85).

Adapun syarat-syarat yang ditentukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pendidikan S1, dengan alasan:

- Pendidikan formal yang cukup

- Kompetensi

- Berwawasan

2. Minimal bekerja 5 tahun, dengan alasan:

- Cukup berpengalaman

- Mengetahui kondisi perusahaan

- Dapat bekerja sama

Maka sampel yang diambil adalah hanya yang berhubungan dengan data

yang dibutuhkan. Yaitu sebanyak 20 orang yang sesuai kriteria diatas.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data dari dua sumber yaitu:

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari pengamatan

langsung pada perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. Dalam

Page 60: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

penelitian ini penulis memperoleh data primer dari perusahaan tempat

penulis melakukan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder data tidak langsung yang dapat dijadikan sebagai sumber

informasi, dimana data sekunder ini dapat penulis peroleh dari studi

kepustakaan dan pengumpulan data dari literatur-literatur serta sumber lain

yang berhubungan dan relevan dengan masalah yang diteliti.

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk

memperoleh data dan keterangan-keterangan yang mendukung penelitian ini.

Untuk keperluan tersebut penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Penelitian Lapangan (Field Reseach)

Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, maka diperlukan data

dan informasi yang akan mendukung penelitian ini. Maka sarana untuk

memperoleh data dan informasi tersebut adalah:

a. Wawancara (Interview)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan

bahwa:

“Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab atau wawancara langsung dengan para pegawai yang bewenang dilingkungan perusahaan untuk mengumpulkan data mengenai objek yang diteliti”.

Page 61: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

b. Pengamatan Langsung (Observation)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan

bahwa:

“Pengamatan langsung merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek

penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan”.

c. Kuesioner

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) menyatakan

bahwa:

“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

menggunakan daftar pertanyaan mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti”.

d. Dokumentasi

Merupakan teknik penelitian dimana peneliti mengumpulkan data-data

yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa surat keputusan

dan formulir yang digunakan organisasi.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseach)

Dalam melaksanakan studi kepustakaan, dimaksudkan untuk memperoleh

data sekunder dalam menunjang data primer yang diperoleh dari penelitian

lapangan. Data sekunder merupakan bahan informasi yang dikemukakan

oleh para ahli dalam bidangnya, sehingga relevan dengan pembahasan

penelitian.

Page 62: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

3.5 Metode Analisis dan Pegujian Hipotesis

3.5.1 Metode Analisis

3.5.1.1 Analisis Data

Dalam menentukan analisis data, diperlukan data yang akurat dan dapat

dipercaya yang nantinya dapat dipergunakan dalam penelitian yang dilakukan

oleh penulis. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam

bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Data yang akan

dianalisis merupakan data hasil pendekatan survey penelitian lapangan dan

penelitian kepustakaan.

Analisis data diperlukan agar penulis dapat memperoleh hasil yang dapat

dipercaya. Pengumpulan data diperoleh melalui data statistik yang diperoleh dari

data kualitatif dan kuantitatif, adapun data yang akan dilakukan dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Menganalisa Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen pada

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat.

2. Menganalisa Kinerja Manajerial yang dihasilkan oleh PT. PLN

(Persero) UPJ Bandung Barat.

Selanjutnya berdasarkan indikator-indikator dari masing-masing variabel

(variabel X dan variabel Y), maka dibuatlah daftar pertanyaan (kuesioner) yang

berhubungan dengan daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner tersebut kemudian

ditunjukan bagi para responden di perusahaan. Data yang dihimpun dari hasil

kuesioner tersebut penulis akan membandingkanya dengan landasan teori yang

relevan atau yang dituangkan kedalam indikator-indikator penelitian.

Page 63: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Untuk menilai variabel X dan variabel Y, maka analisis yang akan

digunakan berdasarkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-

rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap

variabel kemudian dibagi dengan jumlah responden.

Rumus rata-rata (mean) adalah sebagai berikut:

• Untuk variabel X

Me = ∑���

• Untuk variabel Y

Me = ∑���

Dimana: Me = Mean (rata-rata)

Σ = Jumlah (sigma)

Xi = Nilai X ke 1 sampai ke N

Yi = Nilai Y ke 1 sampai ke N

N = Jumlah atau responden

Setelah mendapatkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel,

kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai

yang terendah dan nilai yang tertinggi dari hasil kuesioner.

Nilai tersebut masing-masing diambil dari banyaknya responden dalam

kuesioner dikalikan dengan skor terendah (1) untuk nilai terendah dan dikalikan

dengan skor tertinggi (5) untuk nilai tertinggi.

Page 64: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Selanjutnya untuk menilai Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen

(variabel X), untuk variabel X terdapat pertanyaan sebanyak 12 pertanyaan:

• Nilai terendahnya sebanyak 1 x 12= 12

• Nilai tertingginya sebanyak 5 x 12= 60

Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, nilai terendah dari

variabel X adalah 12 sedangkan nilai tertingginya adalah 60. Maka kriteria untuk

menilai karakteristik sistem akuntansi manajemen (variabel X) penulis tentukan

sebagai berikut:

1. Nilai 12 – 21 untuk kriteria “Tidak Baik”

2. Nilai 22 – 31 untuk kriteria “Kurang Baik”

3. Nilai 32 – 41 untuk kriteria “Cukup Baik”

4. Nilai 42 – 51 untuk kriteria “Baik”

5. Nilai 52 – 60 untuk kriteria “Sangat Baik”

Selanjutnya untuk menilai Kinerja Manajerial (variabel Y), caranya sama

dengan penilaian untuk variabel X, untuk variabel Y terdapat pertanyaan sebanyak

18 pertanyaan:

• Nilai terendahnya sebanyak 1 x 18 = 18

• Nilai tertingginya sebanyak 5 x 18 = 90

Page 65: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, maka kriteria untuk

menilai Kinerja Manajerial (Y), penulis tentukan sebagai berikut:

1. Nilai 18 – 32 untuk kriteria “Tidak Efektif”

2. Nilai 33 – 47 untuk kriteriaa “Kurang Efektif”

3. Nilai 48 – 62 untuk kriteria “Cukup Efektif”

4. Nilai 63 – 77 untuk kriteria “Efektif”

5. Nilai 78 – 90 untuk kriteria “Sangat Efektif”

3.5.1.2 Uji Validitas

Instrumen penelitian sebelum digunakan sebagai alat untuk mendapatkan

data primer melalui penyebaran kuesioner, harus terlebih dahulu di uji validitas

dan reliabilitasnya. Pengujian ini dilakukan agar pada saat penyebaran kuesioner,

instrumen-instrumen penelitian tersebut sudah valid dan reliabel, yang artinya alat

ukur untuk mendapatkan data sudah dapat digunakan.

Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya

kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2009 : 172) bahwa

valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang

sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh

peneliti.

Page 66: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari

tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut

tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2009 : 179)

yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid

b. Jika r ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid

Rumus untuk menguji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rumus koefisien korelasi Rank Spearman, yaitu:

�� = 1−6∑ � 2

�(�2 − 1)

Dimana :

rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman

di = Selisih Setiap Rank

n = Banyaknya Pasangan Data

3.5.1.3 Uji Reliabilitas

Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai

konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk

menguji reliabilitas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode

Internal Consistency dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half)

dengan rumus sebagai berikut:

Page 67: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

r1 = 2���1 + ���

(Sumber : Sugiyono, 2009:186)

Dimana :

r1 = Reliabilitas internal seluruh instrument

rAB = Korelasi Product Moment Pearson antara item ganjil dan genap

3.5.2 Rancangan Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari

kedua variabel yang diteliti dalam hal ini adalah korelasi antara Karakteristik

Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial dengan menggunakan

perhitungan statistik.

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini akan dimulai dengan

menetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, pemilihan tes statistik dan

perhitungan nilai statistik, penetapan tingkat signifikan dan penetapan kriteria

pengujian. Untuk mengetahui lebih lanjut langkah-langkah yang dilakukan dapat

dilihat sebagai berikut:

1. Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H1)

Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H1) digunakan

dengan tujuan untuk mengetahui adanya hubungan positif antara dua variabel di

atas. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah Hipotesis Alternatif (H1),

sedangkan untuk keperluan analisis statistik hipotesisnya berpasangan antara

Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (H1).

Page 68: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:

Ho = ρ = 0 Tidak terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi

manajemen terhadap kinerja manajerial.

H1 = ρ ≠ 0, terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi manajemen

terhadap kinerja manajerial.

2. Pemilihan Uji Hipotesis

Data yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini berasal dari variabel

(X) dan variabel (Y) yang pengukurannya menggunakan skala ordinal yaitu

tingkat pengukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari

tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Melalui pengukuran ini

penulis dapat membagi respondennya ke dalam urutan rangking atas dasar

sikapnya pada objek atau tindakan tertentu, maka dalam menguji hipotesis ini

digunakan teknik statistik non parametrik. Data tersebut diperoleh melalui

kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup dan setiap item memiliki skor sendiri.

Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman.

Korelasi Rank Spearman menurut Sugiyono (2009:356) adalah:

“Korelasi Rank Speraman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji spesifikasi hipotesis assosiatif, bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama”.

Page 69: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Metode ini menggunakan ukuran asosiasi yang menghendaki sekurang-

kurangnya variabel yang diuji dalam skala ordinal, sehingga objek penelitian

dapat diranking dalam 2 rangkaian berurutan. Rumus untuk mengukur koefisien

Rank Spearman adalah sebagai berikut:

�� = 1 − 6 ∑ � 2

�(�2 − 1)

(Sugiyono, 2009:357)

Dimana:

�� = koefisien korelasi Rank Spearman yang menunjukkan keeratan hubungan

antara unsur-unsur variabel X dan variabel Y

di = selisih mutlak antara rangking data variabel X dan variabel Y (X1 – Y1)

n = banyaknya responden atau sampel yang diteliti

Apabila dalam penelitian tersebut terdapat rank yang berangka sama, maka

digunakan faktor koreksi, dengan rumus sebagai berikut:

T = t� − t12

Dimana:

T = Faktor koreksi

t = Jumlah variabel yang memiliki peringkat sama

Page 70: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Untuk mengurang dampak jumlah data variabel dengan rank yang sama

terhadap hasil penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut:

�� = ∑ �2 + ∑ �2 − ∑ � 2

2 � �∑ �2 � ∑ �2

Dengan ketentuan :

� _ = !" − !# � $%

� & = !" − !# � $'

Keterangan:

∑Tx : Jumlah ranking yang sama dalam variabel X

∑Ty : jumlah ranking yang sama dalam variabel Y

Apabila hasil perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman rs hitung > rs

tabel maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak, yaitu

terdapatnya karakteristik sistem akuntansi manajemen memadai terhadap kinerja

manajerial. Tetapi bila sebaliknya rs hitung < rs tabel maka hipotesis nol (Ho) diterima

dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yaitu karakteristik sistem akuntansi

manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Tabel 3.3 Pedoman Interprestasi Tingkat Korelasi

Interval Koefisien Korelasi (r) Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono 2009 : 250

Page 71: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Untuk menguji tingkat signifikan koefisien korelasi rs yang dihasilkan, maka

digunakan uji t atau test t dengan rumus:

t = �( √*+,√1 − ��

(Sumber : Sugiyono 2009:250)

Hasil perhitungan uji t kemudian dibandingkan dengan ttabel yang diperoleh

dengan tingkat signifikan α = 0,05 dan dk = n – 2 (dk =derajat kebebasan).

Hipotesis ini telah ditetapkan tersebut akan diuji berdasarkan daerah penerimaan

dan daerah penolakan yang ditetapkan sebagai berikut:

• Ho diterima jika nilai thitung < ttabel

• Ho ditolak jika nilai thitung > ttabel

Selanjutnya dapat dihitung koefisien determinasi untuk menentukan

seberapa jauh pengaruh variabel X terhadap variabel Y dari korelasi Rank

Sparman. Menurut Sugiyono rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

-� = ��2 � 100%

Di mana:

Kd = Koefisien Determinasi

rs = Koefisien Rank Spearman

Page 72: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

3. Penetapan Tingkat Signifikasi

Dalam suatu penelitian, sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu

harus ditentukan taraf signifikan atau taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk

membuat suatu rencana pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk

menentukan pilihan antara Ho dan Ha. Dalam penelitian ini, taraf nyata yang

dipilih adalah 0,05 atau 5% karena dapat mewakili hubungan antara variabel yang

diteliti dan merupakan suatu signifikansi yang sering digunakan dalam penelitian

bidang ilmu-ilmu sosial. Jadi tingkat kebenaran yang dikemukakan oleh penulis

adalah 0,95 atau 95%.

4 Penetapan kriteria Pengujian

Kriteria pegujian ditetapkan dengan membandingkan nilai hitung dan nilai

pada tabel, dengan menggunakan tabel harga-harga kritis koefisien korelasi rank

sperman dengan tingkat signifikasi 0,05 untuk mengetahui apakah kedua variabel

berkorelasi atau tidak maka diperlukan uji signifikasi dari ranking tersebut.

ts hitung > ts tabel, artinya ada terdapat pengaruh karakteristik sistem akuntansi

manajemen terhadap kinerja manajerial, dengan kata lain

Ho ditolak dan H1 diterima.

ts hitung < ts tabel, artinya ada hubungan tidak terdapat pengaruh karakteristik

sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial,

dengan kata lain Ho diterima dan H1 ditolak.

Page 73: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

5 Pengambilan Keputusan

Jika rs hitung ≥ rs tabel atau ts hitung ≥ ts tabel, maka berada pada daerah

penolakan Ho. Ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima,

yaitu bahwa Implementasi Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen

berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial.

Tetapi, jika rs hitung ≤ rs tabel atau ts hitung ≤ ts tabel, maka berada pada

daerah penerimaan Ho. Ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan penulis ditolak,

yaitu bahwa Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen tidak berpengaruh

terhadap Kinerja Manajerial.

3.6 Rancangan Kuesioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperamgkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Selain itu, kuisioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan

tertutup atau terbuka. Rancangan kuisioner yang dibuat penulis adalah kuisioner

tertutup dimana jawaban dibatasi atau sudah ditentukan oleh penulis. Jumlah

kuisioner ditentukan berdasarkan indikator variabel penelitian.

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian dalam pembuatan skripsi ini adalah

pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, Jln. LMU Nurtanio No. 117

Bandung. Adapun waktu penelitianya dimulai pada bulan Desember 2010.

Page 74: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umun PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

Sejak masa penjajahan Belanda sejak awal Tahun 1942, di Indonesia

dikenal suatu badan atau perusahaan yang menyediakan pasokan tenaga listrik

milik Pemerintah, daerah otonom (Gemente) atau gabungan keduanya. Di Jawa

Barat, khususnya Bandung, perusahaan pengeloloa serta penyedia tenaga listrik

bagi kepentingan umum itu adalah Bandoengsche Electriciteit Maatschappij

(BEM) yang berdiri Tahun 1905. Pada tanggal 1 Januari 1920, perusahaan

perseroan Gemeenschaplijk Eelectriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBEO)

menggantikan BEM. Pendirian ini dikukuhkan dengan akte pendirian Notaris Mr.

Andriaan Hendrik Van Ophuisen No.123 tanggal 31 Desember 1919. Pada masa

pendudukan Jepang antara 1942-1945, pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan

oleh Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha, dengan wilayah kerja di seluruh

Pulau Jawa.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, Indonesia mengalami periode

perjuangan fisik sampai tibanya saat penyerahaan kedaulatan RI dari Pemerintah

Hindia Belanda. Tahun 1957 merupakan awal penguasaan pengelolaan

perlistrikan di seluruh Indonesia oleh Pemerintah Republik Indonesia, dengan

dimulainya Nasionalisasi perusahaan Asing di Indonesia.

Page 75: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Maka pada 27 Desember 1957, GEBEO diambil alih oleh Pemerintahan RI

dengan dikukuhkan Peraturan Pemerintah No. 86 tahun 1958 j.o. Peraturan

Pemerintah No. 18 tahun 1959 tentang penentuan perusahaa listrik dan gas milik

Belanda. Tahun 1961, berdasarkan peraturan Pemerintah No. 67 dibentuk Badan

Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan

Pimpinan PLN. PLN Bandung pun diganti dengan nama PLN Exploitasi XI

sebagai kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat, di luar DKI Jaya dan Tanggerang.

Tahun 1972, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.18

Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara, yang menyebutkan bahwa

status PLN menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. Kemudian, mengacu pada

Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/1957 tanggal 8 September 1957 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Umum Listrik Negara, maka PLN

mengadakan reorganisasi menyangkut nama, tugas dan wilayah kerja daerah.

Berdasarkan pengumuman PLN Exploitasi XI No. 05/DIII/Sek/1975 tanggal 14

Juli 1975, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik

Negara Distribusi Jawa Barat.

Dengan adanya Peraturan Pemerintah RI No. 23 Tahun 1994 tanggal 16

Juni 1944, maka bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat

diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan sebutan PT. PLN

(Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994, sesuai akte pendirian.

Selanjutnya, sesuai keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 28.K/010/DIR/2001

tanggal 20 Februari 2001, PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat diubah

menjadi PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat.

Page 76: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

4.1.1.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

Visi dari PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat ialah diakui sebagai

perusahaan kelas Dunia yang tumbuh berkembang, unggul dan terpercaya dengan

bertumpu pada Potensi Insani.

Sedangkan misi dari PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat ialah:

1. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi

kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

4.1.1.3 Falsafah Perusahaan

Falsafah PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat adalah pembawa

kecerahan dan kegairahan dalam kehidupan masyarakat yang produktif. Falsafah

perusahaan melandasi keyakinan PT. PLN, bahwa PT. PLN bukan sekedar

penyedia energi listrik akan tetapi juga berkontribusi pada pengembangan

masyarakat produktif dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Dan ini

sekaligus memberikan pondasi yang kuat bagi PT. PLN untuk mewujudkan VISI

dan MISI Perusahaan.

Motto Perusahaan:

Motto dari PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat ialah:

“Electricity For A Better Life”, listrik untuk kehidupan yang lebih baik”.

Page 77: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Untuk mewujudkan Visi dan Misi perusahaan, PT. PLN mengembangkan

wawasan bersama sebagai panduan dalam bekerja dan berkarya dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai Perusahaan yang terdiri dari:

1. Saling percaya (Mutual Trust)

2. Integritas (Integrity)

3. Peduli (care) dan Pembelajar (Learner)

Tugas utama dari PT. PLN yaitu menyediakan Litrik bagi kepentingan

umum sekaligus mendapatkan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan

perusahaan dan mengusahakan penyediaan tenaga listrik dengan jumlah dan mutu

yang memadai dengan merintis kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik serta

menyelenggarakan usaha-usaha lainnya yang menunjang usaha penyediaan tenaga

listrik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk menyelenggarakan tugas

pokok dan fungsi tersebut maka PT. PLN melaksanakan kegiatan-kegiatan

operasinya yang terbagi atas lima bidang usaha, yaitu:

1. Bidang Perencanaan

Bertugas merumuskan rencana korporat distribusi, pengembangan sistem

distribusi, kebutuhan investasi, penyajian data dan informasi serta

melaksanakan analisa dan evaluasi kinerja distribusi.

2. Bidang Konstruksi

Bidang ini bertugas menyusun, merencanakan, mengendalikan dan

membina pengoperasian dan memelihara sarana perindustrian tenaga

listrik, pelayanan kepada calon pelanggan dan listrik pedesaan dalam

rangka peningkatan penjualan tenaga listrik seoptimal mungkin.

Page 78: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

3. Bidang Pengusahaan

Bidang ini bertugas menyusun, merencanakan, mengatur dan

mengendalikan kegiatan konstruksi sesuai dengan kebijakan perusahaan.

4. Bidang Keuangan

Bidang ini bertugas menyusun dan memantau pendapatan dan belanja,

mengelola keuangan dan akuntansi perusahaan, pembangunan dan

pemugaran sarana perindustrian, membina tata usaha langganan dan

penjualan tenaga listrik serta penyusunan laporan keuangan.

5. Bidang Kepegawaian dan Administrasi

Bidang ini mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan

sumber daya manusia, kesekretariatan, keamanan dan keselamatan kerja

serta pelayanan hukum dan hubungan masyarakat dalam menunjang

pencapaian sasaran perusahaan.

4.1.1.4 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

Deskripsi setiap bagian pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

sebagai berikut:

1. Manajer

Memonitoring pelaksanaan manajemen PT. PLN (Persero) UPJ Bandung

Barat.

Page 79: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

2. Supervisor Distribusi

a. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan dinas gangguan

b. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan jaringan di UPJ Bandung

Barat

c. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan teknik sehari-hari

d. Supervisor P2TL (Penindakan Pencurian Tenaga Listrik)

e. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan penindakan pencurian tenaga

listrik

f. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan target operasi

3. Supervisor Penagihan

a. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan pelayanan penjualan rekening

b. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan data tunggakan

c. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan UPR (Usulan Piutang Ragu-

ragu)

d. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan saldo penjualan tunggakan.

4. Supervisor Catat Meter

a. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan pembacaan meter

b. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan entry data meter (Automatic)

c. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan proses billing

d. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan penanganan pengaduan

e. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan sampling

f. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan DKP/DLPD (Daftar

pemakaian KWH/daftar langganan yang harus diperhatikan)

Page 80: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

5. Supervisor Keuangan

a. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan financial UPJ Bandung Barat

b. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan pengadaan material

c. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan transaksi pelanggan

d. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan pemeliharaan gedung

e. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan kepegawaian

f. Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan rekonsiliasi bank

6. Supervisor Pengolahan Data

Mengawasi atau mengontrol pelaksanaan jaringan komputerisasi UPJ

Bandung Barat.

4.1.2 Pelaksanaan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Di PT. PLN

(Persero) UPJ Bandung Barat

Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan kumpulan dari manusia

serta pengumpulan dan pengukuran sumber-sumber yang relevan, tepat waktu,

dapat dipercaya yang berguna bagi para pemakai informasi dan berguna dalam

pengambilan keputusan manajemen.

Untuk mengetahui Karakteristik sistem akuntansi manajemen di PT. PLN

(Persero) UPJ Bandung Barat, peneliti mengedarkan kuesioner sesuai dengan Sub

variabel dari Karakteristik sistem akuntansi manajemen yang terdiri dari 4

komponen penting didalam sistem akuntansi manajemen yaitu:

Page 81: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

1. Scope (Lingkup)

a. Fokus berkaitan dengan informasi yang berasal dari dalam atau luar

organisasi

b. Kuantifikasi berkaitan dengan informasi keuangan dan non keuangan

c. Waktu berkaitan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan

datang

2. Timelines (Tepat Waktu)

a. Frekwensi pelaporan

b. Kecepatan laporan

3. Aggregation (Agregasi)

a. Mengurangi terjadinya konflik

b. Berrmanfaat sebagai input dalam mengevaluasi kinerja manajer

4. Integration (Integrasi)

Sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit

Adapun hasil jawaban responden tentang Karakteristik sistem akuntansi

manajemen (Variabel X) sebagai berikut:

1. Scope (Lingkup)

Untuk mengetahui hasil jawaban responden mengenai sub variabel

Scope (Lingkup), penulis akan menyajikan jawaban kusioner dalam tabel dibawah

ini.

Page 82: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Adapun untuk indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Fokus berkaitan dengan informasi yang berasal dari dalam atau luar

organisasi.

- Kuantifikasi berkaitan dengan informasi keuangan dan non keuangan.

- Waktu berkaitan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan

datang.

Tabel 4.1

Scope (Lingkup)

No

Pertanyaan

Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat

jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50 2 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40 3 0 0 6 14 0 0 0 30 70

Rata-rata 0 0 5 42 57 Sumber: Hasil Kusioner

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai

Scope (Lingkup) dari Sistem Akuntansi Manajemen di PT. PLN (Persero) UPJ

Bandung Barat sebagian besar menjawab “Selalu” dengan persentase 57%,

sedangkan yang menjawab “Sering” sebesar 42% dan sebanyak 5% menjawab

“Jarang”. Hal ini menunjukkan bahwa di perusahaan tersebut Scope (Lingkup)

Sistem Akuntansi Manajemen yang telah diterapkan di perusahaan sudah baik.

Page 83: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

2. Timelines (Tepat Waktu)

Untuk mengetahui hasil jawaban responden mengenai sub variabel

Timelines (Tepat Waktu), penulis akan menyajikan jawaban kusioner dalam tabel

dibawah ini.

Adapun untuk indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Frekwensi pelaporan

- Kecepatan laporan

Tabel 4.2

Timelines (Tepat Waktu)

No

Pertanyaan

Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat

jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 4 0 0 1 8 11 0 0 5 40 55 5 0 0 2 9 9 0 0 10 45 45 6 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40

Rata-rata 0 0 8 45 47 Sumber: Hasil Kusioner

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden

mengenai Timelines (Tepat Waktu) dari sistem akuntansi manajemen di PT. PLN

(Persero) UPJ Bandung Barat sebagian besar menjawab “Selalu” dengan

persentase 47% sedangkan yang menjawab “Sering” sebesar 45%, dan “jarang”

8%. Hal ini menunjukkan bahwa di perusahaan tersebut Timelines (Tepat Waktu)

dari sistem akuntansi manajemen yang telah diterapkan di dalam perusahaan

sudah baik, terlebih dengan adanya evaluasi rencana yang telah dilakukan agar

menjadi tolak ukur perusahaan untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu.

Page 84: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

3. Agrregation (Agregasi)

Untuk mengetahui hasil jawaban responden mengenai sub variabel

Aggregation (Agregasi), penulis akan menyajikan jawaban kusioner dalam tabel

dibawah ini.

Adapun untuk indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Mengurangi terjadinya konflik

- Berrmanfaat sebagai input dalam mengevaluasi kinerja manajer.

Tabel 4.3

Aggregation (Agregasi)

No

Pertanyaan

Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat

jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 7 0 0 2 12 6 0 0 10 60 30 8 0 0 1 8 11 0 0 10 40 60 9 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50

Rata-rata 0 0 8 48 47

Sumber: Hasil Kusioner

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden

mengenai Aggregation (Agregasi) yang terdapat di PT. PLN (Persero) UPJ

Bandung Barat sebagian besar menjawab “Sering” dengan persentase 48%

sedangkan yang menjawab “Selalu” sebesar 47%, dan sebanyak 8% menjawab

“Jarang”. Hal ini menunjukkan bahwa di perusahaan tersebut Aggregation

(Agregasi) dari sistem akuntansi manajemen yang telah diterapkan di dalam

perusahaan sudah baik, terlebih dengan adanya informasi yang dihasilkan secara

khusus untuk model keputusan formal.

Page 85: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

4. Integration (Integrasi)

Untuk mengetahui hasil jawaban responden mengenai sub variabel

Integration (Integrasi), penulis akan menyajikan jawaban kusioner dalam tabel

dibawah ini.

Adapun untuk indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit

Tabel 4.4

Integration (Integrasi)

No

Pertanyaan

Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat

jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

10 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50 11 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50 12 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40

Rata-rata 0 0 7 47 30 Sumber: Hasil Kusioner

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden

mengenai Integration (Integrasi) dari sistem akuntansi manajemen di PT. PLN

(Persero) UPJ Bandung Barat sebagian besar menjawab “Sering” dengan

persentase 47% sedangkan yang menjawab “Selalu” sebesar 30%, dan sebanyak

7% menjawab “Jarang”. Hal ini menunjukkan bahwa di perusahaan tersebut

Integration (Integrasi) dari sistem akuntansi manajemen yang telah diterapkan di

dalam perusahaan sudah baik.

Page 86: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

4.1.3 Kinerja Manajerial Di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

Kinerja manajerial adalah merupakan hasil dan keluaran yang dihasilkan

oleh seorang pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi dalam suatu

periode tertentu. Kinerja manajerial yang baik adalah salah satu faktor yang

sangat penting dalam upaya perusahaan untuk meningkatan produktivitas. Kinerja

manajerial merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk

mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu perusahaan

Untuk mengetahui Kinerja Manajerial di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung

Barat, peneliti mengedarkan kuesioner sesuai dengan indikator penilaian kinerja

manajerial berdasarkan kegiatan-kegiatan manajerial yang terdiri dari:

1. Penilaian kinerja manajerial berdasarkan kegiatan-kegiatan manajerial:

a. Kinerja Perencanaan

b. Kinerja Investigasi

c. Kinerja Pengkoordinasian

d. Kinerja Evaluasi

e. Kinerja Pengawasan

f. Kineja Pengaturan Staff (Sttafing)

g. Kinerja Negosiasi

h. Kinerja Perwakilan (representatif)

Page 87: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Adapun hasil jawaban responden tentang Kinerja manajerial (Variabel X)

sebagai berikut:

A. Kinerja Perecanaan

Kinerja perencanaan yang dimaksud yaitu kemampuan dalam nenentukan

tujuan, kebijakan-kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalann kerja,

penganggaran, merancang prosedur, serta pemrograman.

Tabel 4.5

Kinerja Perencanaan

No.

Pertanyaan

Frekuensi Jawaban Berdasarkan Peringkat

Jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 0 0 0 6 14 0 0 0 30 70 2 0 0 1 8 11 0 0 5 40 55

Rata-rata 0 0 3 35 63 Sumber: Hasil Kusioner

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai

kinerja perencanaan di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar

responden menjawab “Selalu” dengan persentase sebesar 63%, “Sering” sebesar

35%, dan “Jarang” sebesar 3%. Maka dengan demikian kinerja perencanaan di

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.

Page 88: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

B. Kinerja Investigasi

Kinerja investigasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam

mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan

rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, serta analisis pekerjaan.

Tabel 4.6

Kinerja Investigasi

No

Pertanyaan

Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat

jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 3 0 0 2 9 9 0 0 10 45 45 4 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40 5 0 0 2 12 6 0 0 10 60 30

Rata-rata 0 0 10 52 38 Sumber: Hasil Kusioner

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai

kinerja investigasi di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar

responden menjawab “Sering” dengan persentase sebesar 52%, “Selalu” 38%,,

sedangkan “Jarang” sebesar 10%. Maka dengan demikian kinerja investigasi di

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.

C. Kinerja Pengkoordinasian

Kinerja pengkoordinasian yang dimaksud yaitu kemampuan dalam tukar

menukarinformasi dengan orang di bagian organisasi lain untuk mengaitkan dan

menyesuaikan program, memberitahukanya kepada bagian lain, dan hubungan

dengan manajer lain.

Page 89: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Tabel 4.7

Kinerja Pengkoordinasian

No.

Pertanyaan

Frekuensi Jawaban Berdasarkan Peringkat

Jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 0 0 1 8 11 0 0 5 40 55 7 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50

Rata-rata 0 0 5 43 53 Sumber: Hasil Kusioner

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai

kinerja pengkoordinasian di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian

besar responden menjawab “Selalu” dengan persentase sebesar 53%, “Sering”

sebesar 43%, dan “Jarang” sebesar 5%. Maka dengan demikian kinerja

pengkoordinasian di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.

D. Kinerja Evaluasi

Kinerja evaluasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam menilai dan

mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan yang meliputi penilaian

pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan dan pemeriksaan

produk.

Tabel 4.8

Kinerja Evaluasi

No.

Pertanyaan

Frekuensi Jawaban Berdasarkan

Peringkat Jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 8 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50 9 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50

Rata-rata 0 0 5 45 50

Page 90: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai

kinerja evaluasi di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar

responden menjawab “Selalu” dengan persentase sebesar 50%, “Sering” sebesar

45%, dan “Jarang” sebesar 5%. Maka dengan demikian kinerja evaluasi di PT.

PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.

E. Kinerja Pengawasan

Kinerja paengawasan yang dimaksud adalah kemampuan dalam

memberikan pengarahan, memimpin dan mengembangkan bawahan,

membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan,

menjelaskan tujuan kerja dan menangani keluhan pegawai.

Tabel 4.9

Kinerja Pengawasan

No

Pertanyaan

Frekuensi jawaban berdasarkan peringkat

jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 10 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40 11 0 0 0 6 14 0 0 0 30 70 12 0 0 1 8 11 0 0 5 40 55

Rata-rata 0 0 5 40 55 Sumber: Hasil Kusioner

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai

kinerja pengawasan di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar

responden menjawab “Selalu” dengan persentase sebesar 55%, “Sering” sebesar

40%, dan “Jarang” sebesar 5%. Maka dengan demikian kinerja pengawasan di PT.

PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.

Page 91: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

F. Kinerja Pengaturan Staf

Kinerja pengaturan staf yang dimaksud adalah kemampuan untuk

mempertahankan angkatan kerja yang ada pada bagian anda, melkukan perekrutan

pegawai, mewawancarai mereka dan memilih pegawai baru, menempatkan pada

bagian yang sesuai, mempromosikan dan memutasi pegawai.

Tabel 4.10

Kinerja Pengaturan Staf

No.

Pertanyaan

Frekuensi Jawaban Berdasarkan Peringkat

Jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 13 0 0 2 9 9 0 0 10 45 45 14 0 0 2 10 8 0 0 10 50 40

Rata-rata 0 0 10 48 43 Sumber: Hasil Kusioner

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai

kinerja pengaturan staf di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar

responden menjawab “Sering” dengan persentase sebesar 48%, “Selalu” sebesar

43%, dan “Jarang” sebesar 10%. Maka dengan demikian kinerja pengaturan staf

di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.

Page 92: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

G. Kinerja Negosiasi

Kinerja negosiasi yang dimaksud adalah kemampuan dalam melakukan

pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa,

menghubungi pemasok dan melakukan tawar menawar dengan wakil penjual,

serta tawar menawar secara kelompok.

Tabel 4.11

Kinerja Negosiasi

No.

Pertanyaan

Frekuensi Jawaban Berdasarkan Peringkat

Jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 15 0 0 2 12 6 0 0 10 60 30 16 0 0 1 8 11 0 0 5 40 55

Rata-rata 0 0 8 50 43 Sumber : Hasil Kusioner

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai

kinerja negosiasi di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar

responden menjawab “Sering” dengan persentase sebesar 50%, “Selalu” sebesar

43%, dan “Jarang” sebesar 8%. Maka dengan demikian kinerja negosiasi di PT.

PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.

F. Kinerja Perwakilan

Kinerja perwakilan yang dimaksud adalah kemampuan dalam menghadiri

pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan dengan perkumpulan

bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan,

serta kemampuan dalam mempromosikan tujuan umum perusahaan.

Page 93: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Tabel 4.12

Kinerja Perwakilan

No.

Pertanyaan

Frekuensi Jawaban Berdasarkan Peringkat

Jawaban

Persentase Jawaban (%)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 17 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50 18 0 0 1 9 10 0 0 5 45 50

Rata-rata 0 0 5 45 50 Sumber : Hasil Kusioner

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai

kinerja perwakilan di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, sebagian besar

responden menjawab “Selalu” dengan persentase sebesar 50%, “Sering” sebesar

45%, dan “Jarang” sebesar 5%. Maka dengan demikian kinerja perwakilan di PT.

PLN (Persero) UPJ Bandung Barat sudah efektif.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pada bagian ini akan dilakukan pengujian atas data penelitian yang telah

diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 20 responden. Pengujian data ini

mencakup uji validitas dan uji reliabilitas dengan tujuan agar penulis tidak

mengambil kesimpulan yang keliru mengenai gambaran keadaan yang sebenarnya

terjadi. Pengujian validitas dan reliabilitas ini dilakukan denghan menggunakan

program Statistical Product & Service Solution (SPSS) for windows versi 18.0.

Page 94: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

4.2.1.1 Hasil Pengujian Terhadap Validitas Variabel X

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan derajat

kebenaran dari suatu proses pengukuran atau pengumpulan data pada instrument

penelitian. Uji validitas untuk variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi

Manajemen) sebanyak 12 pertanyaan Untuk mengetahui pertanyaan yang valid,

maka mengacu pada tingkat signifikan 0,3 (rkritis) dimana bila r korelasi < 0,3

(tidak valid), sedangkan r korelasi > 0,3 (valid). Dibawah ini adalah hasil

pengujian validitas instrument untuk variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi

Manajemen) menggunakan Statistical Product & Service Solution (SPSS) for

windows versi 18.0 dengan rumus analisis Korelasi Rank Spearman. Hasil uji

validitas instrument karakteristik sistem akuntansi manajemen dapat dilihat pada

tabel 4.13 dibawah ini:

Tabel 4.13

Hasil Akhir Uji Validitas Variabel X Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen

No. Pertanyaan

Corrected Item-Total Correlation

Angka Kritis Keterangan

1 0,445 0,30 Valid 2 0,436 0,30 Valid 3 0,544 0,30 Valid 4 0,564 0,30 Valid 5 0,689 0,30 Valid 6 0,442 0,30 Valid 7 0,518 0,30 Valid 8 0,434 0,30 Valid 9 0,523 0,30 Valid 10 0,655 0,30 Valid 11 0,545 0,30 Valid 12 0,536 0,30 Valid

(Sumber: Hasil Pengolahan Data)

Page 95: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.13

diatas, terlihat jelas bahwa semua item yang terdapat pada kolom korelasi

melebihi atau lebih besar dari angka kritis yaitu 0,3, sehingga dapat disimpulkan

bahwa semua pertanyaan sebanyak 12 item untuk variabel X (Karakteristik Sistem

Akuntansi Manajemen) adalah valid.

4.2.1.2 Hasil Pengujian Terhadap Validitas Variabel Y

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan derajat

kebenaran dari suatu proses pengukuran atau pengumpulan data pada instrument

penelitian. Uji validitas untuk Y (Kinerja Manajerial) sebanyak 18 pertanyaan.

Untuk mengetahui pertanyaan yang valid, maka mengacu pada tingkat signifikan

0,3 (rkritis) dimana bila r korelasi < 0,3 (tidak valid), sedangkan r korelasi > 0,3

(valid). Dibawah ini adalah hasil pengujian validitas instrument untuk variabel Y

(Kinerja Manajerial) menggunakan Statistical Product & Service Solution (SPSS)

for windows versi 18.0 dengan rumus analisis Korelasi Rank Spearman. Hasil uji

validitas instrument kinerja manajerial dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini:

Page 96: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Tabel 4.14 Hasil Akhir Uji Validitas Variabel Y

Kinerja Manajerial

No. Pertanyaan

Corrected Item-Total Correlation

Angka Kritis Keterangan

1 0,644 0,30 Valid 2 0,564 0,30 Valid 3 0,689 0,30 Valid 4 0,542 0,30 Valid 5 0,618 0,30 Valid 6 0,434 0,30 Valid 7 0,523 0,30 Valid 8 0,455 0,30 Valid 9 0,645 0,30 Valid 10 0,536 0,30 Valid 11 0,644 0,30 Valid 12 0,564 0,30 Valid 13 0,689 0,30 Valid 14 0,542 0,30 Valid 15 0,618 0,30 Valid 16 0,439 0,30 Valid 17 0,623 0,30 Valid 18 0,555 0,30 Valid

(Sumber: Hasil Pengolahan Data)

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.14

diatas, terlihat jelas bahwa semua item yang terdapat pada kolom korelasi

melebihi atau lebih besar dari angka kritis yaitu 0,3, sehingga dapat disimpulkan

bahwa semua pertanyaan sebanyak 18 item untuk variabel Y (Kinerja Manajerial)

adalah valid.

4.2.1.3 Hasil Pengujian Reliabilitas

Page 97: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Dalam suatu penelitian tidak hanya membutuhkan uji validitas saja, tetapi

juga perlu dilakukan uji reabilitas. Uji reabilitas instrument digunakan untuk

menunjukkan sampai sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Dalam penelitian ini, untuk melakukan

dalam program Statistical Product & Service Solution (SPSS) for windows versi

18.0 dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Diperoleh hasil pengujian variabel

X dan variabel Y sebagai berikut:

a. Hasil Uji Reabilitas Variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi

Manajemen)

Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

No.

Pertanyaan Corrected Item-Total

Correlation Angka Kritis Keterangan

1 0,719 0,60 Reliabel 2 0,744 0,60 Reliabel 3 0,735 0,60 Reliabel 4 0,705 0,60 Reliabel 5 0,894 0,60 Reliabel 6 0,739 0,60 Reliabel 7 0,733 0,60 Reliabel 8 0,720 0,60 Reliabel 9 0,733 0,60 Reliabel 10 0,725 0,60 Reliabel 11 0,719 0,60 Reliabel 12 0,744 0,60 Reliabel

(Sumber : Hasil Pengolahan Data)

Dengan berdasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan

Statistical Product & Service Solution (SPSS) for windows versi 18.0 hasil

Page 98: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.15 diatas, terlihat jelas bahwa

semua item yang terdapat pada kolom korelasi melebihi atau lebih besar dari

angka kritis yaitu 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan

sebanyak 12 item untuk variabel X (Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen)

adalah realiabel.

b. Hasil Uji Reabilitas Variabel Y (Kinerja Manajerial)

Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

No.

Pertanyaan Corrected Item-Total

Correlation Angka Kritis Keterangan

1 0,735 0,60 Reliabel 2 0,705 0,60 Reliabel 3 0,894 0,60 Reliabel 4 0,739 0,60 Reliabel 5 0,733 0,60 Reliabel 6 0,720 0,60 Reliabel 7 0,733 0,60 Reliabel 8 0,725 0,60 Reliabel 9 0,719 0,60 Reliabel 10 0,744 0,60 Reliabel 11 0,735 0,60 Reliabel 12 0,705 0,60 Reliabel 13 0,894 0,60 Reliabel 14 0,739 0,60 Reliabel 15 0,733 0,60 Reliabel 16 0,720 0,60 Reliabel 17 0,733 0,60 Reliabel 18 0,725 0,60 Reliabel

(Sumber : Hasil Pengolahan Data)

Dengan berdasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan

Statistical Product & Service Solution (SPSS) for windows versi 18.0 hasil

Page 99: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.16 diatas, terlihat jelas bahwa

semua item yang terdapat pada kolom korelasi melebihi atau lebih besar dari

angka kritis yaitu 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan

sebanyak 18 item untuk variabel Y (Kinerja Manajerial) adalah realiabel.

4.2.2 Analisis Data

4.2.2.1 Analisis Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Pada PT. PLN

(Persero) UPJ Bandung Barat

Untuk menganalisis sejauh mana pelaksanaan karakteristik sistem

akuntansi manajemen di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat, maka cara yang

dilakukan penulis adalah dengan menggunakan nilai rata-rata (Mean) dari skor

perhitungan variabel X masing-masing responden yang kemudian dibandingkan

dengan kriteria yang telah penulis tetapkan pada Bab III.

Skor perhitungan masing-masing responden dari kuesioner mengenai

karakteristik sistem akuntansi manajemen dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.17 Total Skor Variabel (X)

Page 100: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Karakteristisk Sistem Akuntansi Manajemen

Responden Skor Variabel 1 55 2 56 3 53 4 54 5 54 6 53 7 49 8 52 9 52 10 47 11 53 12 51 13 53 14 57 15 53 16 50 17 57 18 55 19 53 20 52

Jumlah 1059 (Sumber: Pengolahan Data)

Dari hasil penilaian dan penghitungan kuesioner untuk variabel X tersebut,

diperoleh nilai rata-rata (mean) total skor responden dari tabel 4.17 adalah:

01 = ∑ � � = 1059

20 = 52,95

Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata di atas dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata dari variabel (X) adalah sebesar 52,95. Apabila nilai tersebut

Page 101: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

dibandingkan dengan kriteria yang telah penulis tetapkan (pada Bab III) maka

nilai rata-rata variabel (X) tersebut termasuk dalam kriteria “Sangat Baik” yaitu

antara 52 – 60. Hal ini didukung oleh indikator Karakteristik Sistem Akuntansi

Manajemen sebagai berikut:

1. Sistem akuntansi manajemen di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

memiliki scope (Lingkup) yang fokus berkaitan dengan informasi yang

berasal dari dalam atau luar organisasi. Serta sistem akuntansi manajemen

tersebut dapat memeberikan informasi keuangan dan non keuangan, dan

waktu yang berkaitan estimasi peristiwa yang akan terjadi di masa yang

akan datang.

2. Kemampuan para manajer PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat dalam

merespon secara cepat peristiwa atau informasi yang terjadi dalam

perusahaan ditentukan oleh ketepatan waktu. Sehingga ketepatan waktu

dalam sistem akuntansi manajemen merupakan faktor yang mendukung

manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan kerja

di perusahaan.

3. Sistem akuntansi manajemen PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat dapat

memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi berdasarkan

fungsi, periode waktu, dan model keputusan sehingga mengurangi konflik.

Serta berkaitan dengan area atau unit bisnis dan bermanfaat sebagai input

dalam mengevaluasi kinerja manajer.

4. Informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen di PT. PLN

(Persero) UPJ Bandung Barat dapat digunakan sebagai alat koordinasi

Page 102: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

antar segmen dalam sub unit atau antar sub unit dalam perusahaan. Serta di

pandang sebagai pembangkit moral bagi manajer dan memberikan andil

dalam peningkatan kinerja.

Walaupun demikian masih terdapat kelemahan diantaranya adalah, sebagai

berikut:

1. Sistem akuntansi manajemen kurang memiliki kuantifikasi yang berkaitan

dengan informasi keunngan dan non keuangan.

2. Informasi tepat waktu kurang mendukung manajer menghadapi

ketidakpastian dalam lingkungan kerja.

3. Sistem akuntansi manajemen kurang memberikan ringkasan informasi

agregasi menurut fungsi, periode waktu dan model keputusan.

4.2.2.2 Analisis Kinerja Manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung

Barat

Untuk menganalisis sejauh mana Kinerja Manajerial di PT. PLN (Persero)

UPJ Bandung Barat, maka cara yang dilakukan penulis adalah dengan

menggunakan nilai rata-rata (Mean) dari skor perhitungan variabel Y masing-

masing responden yang kemudian dibandingkan dengan kriteria yang telah

penulis tetapkan pada Bab III.

Skor perhitungan masing-masing responden dari kuesioner mengenai

Kinerja Manajerial dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.18 Total Skor Variabel (Y)

Kinerja Manajerial

Page 103: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Responden Skor Variabel 1 83 2 82 3 82 4 81 5 81 6 79 7 74 8 80 9 74 10 73 11 82 12 78 13 82 14 84 15 76 16 73 17 87 18 83 19 79 20 80

Jumlah 1593 (Sumber : Pengolahan Data)

Dari hasil penilaian dan penghitungan kuesioner untuk variabel Y tersebut,

diperoleh rata-rata (mean) dari variabel Y, sebagai berikut:

01 = ∑ � � = 1593

20 = 79,65

Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata diatas dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata dari variabel Y adalah sebesar 79,65. Apabila nilai tersebut dibandingkan

dengan kriteria yang telah penulis tetapkan (pada Bab III) maka nilai rata-rata

Page 104: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

variabel Y tersebut termasuk dalam kriteria “Sangat Baik” yaitu antara 78 – 90.

Hal ini didukung oleh indikator Kinerja Manajerial sebagai berikut:

1. Kinerja Perencanaan

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah menetukan tujuan, kebijakan

dan tindakan penjadwalan kerja serta telah merancang prosedur,

penganggaran dan pemograman.

2. Kinerja Investigasi

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah mengumpulkan dan

menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, rekening, mengukur hasil

dan analisa pekerjaan.

3. Kinerja Pengkoordinasian

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah tukar menukar informasi

dengan orang lain di bagian organisasi lain untuk meningkatkan dan

menyelesaikan program.

4. Kinerja Evaluasi

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah menilai dan mengukur

proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan: penilaian pegawai,

penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, dan pemeriksaan

produk.

5. Kinerja Pengawasan

Page 105: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah mengarahkan, memimpin dan

mengembangkan bawahan anda, memimbing dan menjelaskan peraturan

kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan, dan menangani keluhan.

6. Kinerja Pemilihan Staf

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah mempertahankan angkatan

kerja yang berprestasi serta telah merekrut, mewawancarai , melatih dan

memilih pegawai baru dan menempatkan dan mempromosikan pegawai.

7. Kinerja Negoisasi

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah melakukan pembelian dan

penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa.

8. Kinerja Perwakilan

PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat telah menghadiri pertemuan dengan

perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara

kemasyarakatan, pendekatan ke masyarakat dan mempromosikan tujuan

umum perusahaan.

Walaupun demikian masih terdapat kelemahan diantaranya adalah, sebagai

berikut:

1. Manajer yang ada di perusahaan belum merancang prosedur

penganggaran dan pemrograman.

2. Manajer kurang memiliki kemampuan untuk mengukur serta

menganalisis hasil pekerjaan.

3. Manajer yang ada di perusahaaan kurang memiliki kemampuan dalam

memberikan pengarahan, memimpin dan mengembangkan bawahan.

Page 106: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

4. Manajer yang ada di perusahaaan kurang memiliki kemampuan dalam

melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak barang dan

jasa.

4.2.3 Analisis Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen

Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung

Barat

Dalam hal ini analisis Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja

Manajerial. Berikut ini adalah hasil analisis Rank Spearman:

Tabel 4.19 Correlations

Karakteristik SAM

Kinerja Manajerial

Spearman's rho Karakteristik SAM Correlation Coefficient 1.000 .871**

Sig. (2-tailed) . .000

N 20 20

Kinerja Manajerial Correlation Coefficient .871** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas nilai rshitung > rstabel atau 0,871 > 0,450 hal ini

membuktikan bahwa terdapat hubungan antara Karakteristik Sistem Akuntansi

Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial.

Dari hasil koefisien korelasi adalah 0,871 jika dibandingkan dengan

kriteria koefisien yang diambil dari teori yang penulis ungkapkan di bab III.

Dimana 0,871 berada pada kriteria 0,80 – 1,000 yang artinya hubungan

Page 107: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen dengan Kinerja Manajerial berada

pada kategori “Sangat Kuat”.

Dengan bantuan Statistical Product & Service Solution (SPSS) for

windows versi 18.0, penulis menggunakan Rank Spearman untuk melakukan

pengujian hipotesis dengan hasil sebagai berikut:

Untuk lebih meyakinkan bahwa kedua variabel tersebut berkorelasi atau

tidak, maka dilakukan uji t dan hasilnya dibandingkan dengan nilai. Apabila thitung

> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 4.20 Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 47.860 10.153 4.714 .000

Karakteristik SAM .608 .194 .595 3.139 .006

a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Dari hasil pengujian, didapat nilai thitung sebesar 3.139 dengan taraf

signifikasi α = 0,05, n = 20 dan dk = n – 2 (derajat kebebasan) maka ttabel adalah

20 - 2 = 18, setelah dilihat pada tabel t ditemukan angka sebesar 1,734 sehingga

thitung 3,139 > ttabel 1,734 jadi berdasarkan hipotesis terdapat Pengaruh

Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manjerial.

Koefisien Determinasi (KD)

Page 108: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Karakteristik sistem akuntansi

manajemen (variabel X) terhadap Kinerja manajerial (variabel Y) maka digunakan

rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

-7 = �, x 100%

Hasil perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.21 Hasil perhitungan Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .595a .354 .318 3.22977

a. Predictors: (Constant), Karakteristik SAM

b. Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi r = 0,647 pada sampel

penelitian, dapat dihitung koefisien determinasi sebagai berikut:

KD = (0,595)2 x 100%

= 35,4%

Dimana besarnya pengaruh Karakteristik sistem akuntansi manajemen

terhadap kinerja manajerial 35,4% dan sisanya sebesar 64,6% dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis seperti faktor teknologi informasi dan

saling ketergantungan.

Page 109: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Dari nilai-nilai tersebut dapat diketahui bahwa Pengaruh Karakteristik

sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial yang berarti bahwa

hipotesis penelitian diterima.

Hal tersebut diatas juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh :

Nazaruddin (1998), yang menguji mengenai pengaruh karakteristik

informasi terhadap kinerja manajerial menunjukkan bahwa tingkat keandalan

karakteristik informasi (scope, timelines, aggregation, integration) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial.

.

Page 110: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data

dengan tujuan mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik sistem akuntansi

manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung

Barat, penulis memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan karakteristik sistem akuntansi manajemen pada PT. PLN

(Persero) UPJ Bandung Barat, berdasarkan skor rata-rata menunjukkan

hasil yang “Sangat Baik”. Hal ini mencerminkan bahwa karakteristik

sistem akuntansi manajemen memiliki lingkup (scope) yang luas, mampu

merespon secara cepat informasi yang terjadi, mampu memberikan

informasi dalam berbagai bentuk agregasi serta informasi yang

terintegrasi.

2. Pelaksanaan kinerja manajerial pada PT. PLN (Persero) UPJ Bandung

Barat, berdasarkan skor rata-rata menunjukkan hasil yang “Sangat Baik”.

Hal ini berarti para manajer mampu untuk menentukan tujuan dan arah

kebijakannya, memiliki kemampuan untuk mencatat, melaporkan,

mengukur hasil serta menganalisis pekerjaan, memiliki kemampuan dalam

mengkoordinasikan bawahan, memiliki kemampuan dalam mengevaluasi

pekerjaan, memiliki kemampuan dalam memberikan pengarahan,

pengawasan serta membimbing bawahan, mampu memberikan contoh

Page 111: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

yang baik untuk menumbuhkan semangat kerja karwayannya, mampu

bernegosiasi serta memiliki kemampuan dalam mempresentasikan

perusahaannya.

3. Karakteristik sistem akuntansi manajemen berpengaruh sebesar 35,4%

terhadap kinerja manajerial dengan tingkat keeratan hubungannya 0,871

adalah “Sangat Kuat” dan postif. Korelasi yang positif antara kedua

variabel tersebut menunjukkan bahwa meningkatnya karakteristik sistem

akuntansi manajemen, maka dengan meningkatnya karakteristik sistem

akuntansi manajemen akan meningkatkan kinerja manajerial.

5.2 Saran

Peneliti ingin menyampaikan beberapa saran dengan maksud memberikan

masukan yang positif, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Untuk PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

a. Sistem akuntansi manajemen memberikan ringkasan informasi agregasi

menurut fungsi, periode waktu dan model keputusan. Maka dari itu, untuk

selanjutnya agar dapat ditingkatkan sehingga bisa mengahasilkan

keputusan yang mengurangi terjadinya konflik.

b. Seperti halnya dilihat dari hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa

masih ada sedikit kekurangan yang berkaitan dengan perancangan

prosedur penganggaran dan pemrograman. Sebaiknya untuk meningkatkan

kinerja manajer para manajer yang ada di perusahaan merancang prosedur,

penganggaran dan pemrograman.

Page 112: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

c. Sistem akuntansi manajemen di PT. PLN (Persero) UPJ Bandung Barat

sudah tersedia, sebaiknya perusahaan juga menyediakan petunjuk atau

pedoman pelaksanaan atas sistem tersebut, sehingga memudahkan user

dalam melaksanakan sistem tersebut.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Indikator karakteristik sistem akuntansi manajemen saja dinilai tidak

cukup untuk menilai kinerja manajerial, sehingga penulis memberikan saran

kepada peneliti selanjutnya untuk menambah dan mengembangkan indikator-

indikator lainnya yang mempengaruhi kinerja manajerial perusahaan.

Page 113: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto, 2004, Sistem Informasi Akuntansi. Lingga Jaya, Bandung.

Bodnar GH, 2004, Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9, diterjemahkan Julianto Agung, Penerbit Andi, Jakarta.

Dominic S, Ekonomi Manajerial, 2005, Penerjemah Ichsan Setia Budi. Penerbit Slemba Empat, Jakarta. Garrison, 2007, Manajerial Account, Penerjemah Nuri Hinduan. Penerbit Slemba Empat, Jakarta. Juniarti dan Evelyne, 2003, Hubungan Karakteristik Informasi yang dihasilkan

oleh Sistem Informasi Akuntansi terhadap kinerja manajerial pada perusahaan manufaktur di Jawa Timur, Jurnal akuntansi dan keuangan., vol 5. No. 2, Nopember 2003 page 110-122.

Krismiaji, 2005, Sistem Informasi akuntansi, Edisi Kedua, Unit Penerbit

Percetakan YKPN, Yogyakarta. La Midjan, 2001, Sistem Informasi akuntansi 1, Pendektan Manual Praktika

Penyusunan Metode dan Prosedur. Edisi ke delapan, Bandung. Penerbit Lembaga Informatika Akuntansi.

Maisel, Lawrence S. (2001), Performance Measurement Practices Survey Results,

AICPA, Inc. Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen, Jogjakarta BPFE UGM.

Nazaruddin, 1998, Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi terhadap Kinerja Manajerial, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, Hal. 99.

Robbins, Analisis Kinerja, 2004, Penerjemah Henry Simamora, Penerbit Slemba

Empat, Jakarta. Robert L. Mathis dan John H. Jackson, 2002, Penerjemah Bambang Wahyudi,

Penerbit Slemba Empat, Jakarta. Romney, 2006, Accunting Information System (Sistem Informasi Akuntansi),

Penerjemah Deny Arnos. Penerbit Slemba Empat, Jakarta.

Page 114: Jbptunpaspp Gdl Yogysupray 553 1 Pengaruh n

Sinta Setiana, 2004, Pengaruh Pemahaman manajer atas karakteristik informasi akuntansi manajemen dan aplikasinya terhadap kinerja manajerial.

Tesis program pascasarjana UNPAD. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis Cetakan lima. Penerbit CV Alvabeta,

Bandung.

Supriyono, 2001, Akuntansi Manajemen 1. Penerbit Lingga Jaya Bandung.

Wilkinson, Joseph W, 2000, Sistem Akuntansi dan Informasi, Penerjemah Marianus Sinaga. Penerbit Erlangga, Jakarta.

www.PLN.com