jbptunpaspp gdl fathanfath 2593-1-11babi
DESCRIPTION
pendididkanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini, terdapat
perubahan di bidang perekonomian yang sangat pesat di dunia, baik di negara-
negara industri maupun negara-negara berkembang. Sehingga batas-batas negara
bukan lagi menjadi penghalang. Keadaan ini melebarkan peluang masuknya
berbagai pengaruh untuk saling berinteraksi antar negara. Hal tersebut merupakan
peluang dan bisa menjadi tantangan atau ancaman bagi negara tersebut bila tidak
mengantisipasi sebelumnya.
Dunia usaha di Indonesia tentunya tidak mungkin mengelakan diri dari
persaingan global, karena tidak hanya akan menghadapi pesaing-pesaing lokal
saja tetapi juga pesaing-pesaing mancanegara. Apalagi, perjalanan ekonomi
Indonesia beberapa tahun terakhir ini mengalami banyak gangguan, seperti
kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, siklus pengetatan
kebijakan moneter global menyebabkan momentum pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas ekonomi makro yang telah dinikmati Indonesia, kini kembali mengalami
banyak gangguan.
Dunia usaha memiliki peluang yang luas untuk memilih alternatif
pembiayaan guna mengembangkan usahanya. Perusahaan yang membutuhkan
modal kerja cenderung memilih alternatif sumber pembiayaan jangka pendek
yang disediakan perbankan. Sedangkan perusahaan yang membutuhkan modal
1
2
untuk investasi cenderung memilih alternatif sumber pembiayaan jangka panjang
seperti yang disediakan pasar modal.
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau
sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk uang atau
modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authoritiez maupun
perusahaan swasta. Pasar modal juga dapat berfungsi sebagai lembaga perantara
(intermediaries), fungsi ini menunjukan peran pentingnya pasar modal dalam
menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.
Jenis efek yang paling banyak diperdagangkan dan diketahui oleh
masyarakat umum adalah saham, setiap keputusan investasi yang akan diambil
oleh investor sangat erat kaitannya dengan tingkat pengembalian (return) atas
saham tersebut. Return merupakan indikator untuk meningkatkan kemakmuran
(wealth) bagi para pemegang saham atau investor. Untuk saham, peningkatan nilai
kemakmuran investor selain ditentukan oleh nilai saham juga ditentukan oleh
besarnya dividen yang dibagikan oleh perusahaan.
Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return)
yang diharapkan untuk masa-masa mendatang relatif terhadap risiko perusahaan
tersebut. Yang paling menarik tentu saja adalah perusahaan yang mempunyai
tingkat keuntungan tinggi, tetapi mempunyai tingkat risiko yang rendah. Apabila
tingkat keuntungan perusahaan naik, tetapi risiko perusahaan juga naik, maka
perusahaan tidak akan menarik lagi. Perusahaan akan tetap menarik apabila
tambahan keuntungan tersebut bisa mengkompensasi tambahan risiko yang
3
muncul. Secara umum biasanya investor bersifat tidak menyukai risiko (risk
averse), sehingga faktor tingkat keuntungan dan risiko harus dipertimbangkan
bersama-sama untuk menentukan menarik tidaknya suatu perusahaan (Mamduh
M. Hanafi dan Abdul Halim, 2007;6).
Risiko yang berkaitan dengan investasi saham pada dasarnya sama dengan
risiko yang berkaitan dengan perusahaan pada umumnya. Beberapa faktor tersebut
antara lain adalah: kondisi perekonomian seperti resesi, inflasi, faktor-faktor
industri seperti persaingan, perubahan teknologi, kekuatan tawar menawar dari
supplier, pembeli, tersedianya barang-barang substitusi, faktor-faktor dari
perusahaan itu sendiri seperti kualitas manajemen, goodwill yang di punyai,
paten-paten yang dipunyai. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kondisi
keuangan perusahaan, dan mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan.
Analisis risiko biasanya memfokuskan pada kemungkinan bangkrutnya
perusahaan atau kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Dalam
situasi semacam itu perusahaan akan mengalami kesulitan untuk menghasilkan
kas yang memadai, dan bisa mengakibatkan jatuhnya perusahaan (Mamduh M.
Hanafi dan Abdul Halim, 2007;6).
Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi)
yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan akan
memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang
kesemuanya akan mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan (Mamduh M.
Hanafi dan Abdul Halim, 2007;69). Analisis rasio merupakan cara lain
menyajikan informasi dari laporan keuangan. Analisis ini disusun dengan
4
menggabung angka-angka dalam dan antara neraca dan laporan rugi laba. Ada
lima macam analisis rasio: (1) Rasio Likuiditas, (2) Rasio Aktivitas, (3) Rasio
Solvabilitas, (4) Rasio Profitabilitas, dan (5) Rasio Pasar (Mamduh M. Hanafi dan
Abdul Halim, 2007;91).
Tingkat kesejahteraan pemegang saham yang mencerminkan nilai
kepuasan dan keuntungan yang diperoleh atas investasi dalam bentuk saham,
biasanya diukur dalam return sahamnya. James C. Vanhorne yang
dialihbahasakan oleh Dewi Fitria Sari dan Deny Arnos Kwary (2005;144) dalam
Ria Reviana (2007) menyatakan bahwa return saham adalah penghasilan yang
diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan harga pasar yang
biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga pasar awal dari investasi
tersebut.
Dalam sebuah tulisan mengenai pasar modal yang dimuat pada harian
Kompas tanggal 3 Desember 2001 disebutkan bahwa kinerja pasar modal
Indonesia khususnya Bursa Efek Jakarta pada tahun 2001 sangat tidak begitu
menggembirakan. Padahal sebelumnya diharapkan pada tahun 2001 ini keadaaan
pasar modal akan membaik seiring dengan adanya penggantian pemerintah. Hal
ini ditunjukkan dengan semakin melemahnya harga-harga saham, yang tentunya
juga berakibat dengan menurunnya tingkat return yang diperoleh investor, yang
ada di Bursa Efek Jakarta sehingga menyebabkan Indeks Harga Saham Bursa
Efek Jakarta baik IHSG maupun indeks saham LQ-45 mengalami penurunan.
Bahkan untuk Indeks Harga Saham Gabungan, indeks saham yang dicapai tidak
pernah melewati batas 500 pada tahun 2001. Pencapaian tertinggi untuk IHSG
5
hanya 470,23 pada 23 Juli 2001 dan terendah 342,86 pada 20 April 2001.
(http//www.kompas.co id).
Indeks saham LQ-45 terbit setiap 6 bulan sekali yaitu setiap bulan
Februari dan bulan Agustus dan dipantau perkembangannya serta dievaluasi oleh
Bursa Efek Jakarta, jika tidak sesuai dengan kriteria maka saham tersebut akan
dihapus dari kategori LQ-45. Indeks LQ-45 merupakan saham-saham dengan nilai
pasar dan likuiditas yang tinggi. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham terpilih yang
dapat mewakili pasar (Koetin, 1997;502 dalam www.google.com).
Salah satu perusahaan yang masuk dalam daftar saham indeks LQ-45 pada
periode 2005 s/d 2007 adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Dimana Besarnya
keseluruhan rasio dan return saham adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1Rasio Likuiditas (Current Ratio)
Tahun Current Assets Current Liabilities Current Ratio2005 14.709.465 8.488.549 1,732006 14.815.847 7.855.005 1,892007 17.262.980 8.922.569 1,93
(Sumber Indonesian Capital Market Directory 2005)
PT. Gudang Garam Tbk mengalami kenaikan dalam rasio likuiditas yang
diukur dengan current ratio yaitu dari 1,73 pada tahun 2005 naik menjadi 1,89
pada tahun 2006, dan diikuti kenaikan pada tahun 2007 menjadi 1,93. Apabila hal
ini mengalami kenaikan yang terus menerus pada tahun berikutnya maka hal
tersebut akan menunjukan adanya kelebihan aktiva lancar, yang mempunyai
pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.
6
Tabel 1.2Rasio Leverage (Debt to Equity Ratio)
Tahun Total Liabilities Total Equity Debt to Equity Ratio2005 9.001.696 13.111.455 0,692006 8.558.428 13.157.233 0,652007 9.789.435 14.119.796 0,69
(Sumber Indonesian Capital Market Directory 2005)
Dalam rasio leverage, PT Gudang Garam Tbk mengalami fluktuasi pada
tahun tersebut, yaitu pada tahun 2005 dari 0,69 menurun menjadi 0,65 pada tahun
2006, tetapi pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi 0,69. Rasio ini menunjukan
sejauh mana pemilik dapat menutupi hutangnya kepada pihak luar. Rasio yang
tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (finansial leverage)
yang tinggi. Penggunanaan finansial yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas
modal saham dengan cepat, tetapi sebaliknya apabila penjualan menurun,
rentabilitas modal akan menurun cepat pula.
Tabel 1.3Rasio Aktivitas (Total Assets Turn Over)
Tahun Net Sales Total Assets Total Assets Turn Over2005 24.847.345 22.128.851 1,122006 26.339.297 21.733.033 1,212007 28.158.428 23.928.968 1,18
(Sumber Indonesian Capital Market Directory 2005)
Dalam rasio ini, PT Gudang Garam Tbk mengalami fluktuasi pada tiap
tahunnya, yaitu pada tahun 2005 dari 1,12 naik menjadi 1,21 pada tahun 2006,
dan diikuti penurunan pada tahun 2007 menjadi 1,18. Rasio ini menghitung
efektivitas penggunaan aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukan
manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah menunjukan manajemen
harus membuat evaluasi strategi pemasarannya, dan pengeluaran modalnya.
7
Tabel 1.4Rasio Profitabilitas (Return On Assets/ROA)
Tahun Net Income Total Assets Return On Assets (%)2005 1.889.646 22.128.851 8,542006 1.007.822 21.733.033 4,642007 1.443.585 23.928.968 6,03
(Sumber Indonesian Capital Market Directory 2005)
Dalam rasio ini, PT Gudang Garam Tbk mengalami fluktuasi pada tiap
tahunnya, yaitu pada tahun 2005 dari 8,54% menurun menjadi 4,64% pada tahun
2006, dan naik lagi pada tahun 2007 menjadi 6,03%. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang
tertentu. Rasio yang tinggi biasanya menunjukan efisiensi manajemen aset yang
berarti efisiensi manajemen, sebaliknya rasio yang rendah menunjukan bahwa
tidak efisiensinya manajemen aset dalam perusahaan.
Tabel 1.5Return Saham
TahunHarga Saham Harga Saham Tahun Lalu
Dividen Kas
Return Saham (%)
2005 11.650 13.550 500 -12,022006 10.200 11.650 250 -11,762007 8500 10200 250 -17,06
(Sumber Indonesian Capital Market Directory 2005)
Dalam return saham, PT Gudang Garam Tbk mengalami penurunan atas
investasi saham pada tahun 2005 sampai dengan 2007, yaitu pada tahun 2005 dari
-12,02% menurun menjadi -17,06% pada tahun 2007.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mendapat rujukan dari peneliti-
peneliti sebelumnya yaitu:
I G. K. A. ULUPUI, (2000) menganalisis pengaruh rasio keuangan
terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta. Yang menjadi sampel penelitian
adalah perusahaan-perusahaan yang masuk dalam industri konsumsi, khususnya
8
makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ. Data penelitian meliputi variabel
current ratio yang memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return
saham, variabel return on asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham. variabel debt to equity ratio menunjukan hasil yang positif
tetapi tidak signifikan, hal ini mengindikasikan bahwa rasio utang tidak
menyebabkan perubahan return saham satu tahun kedepan, variabel total asset
turn over menunjukan hasil yang negatif dan tidak signifikan, sedangkan untuk
pengujian variabel secara simultan menyatakan bahwa variabel independen
(current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over dan return on asset)
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham satu tahun ke
depan.
Nuraeni, 2000 (dalam Ardi Hamzah, 2007) menganalisis pengaruh rasio
keuangan terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta. Tujuan penelitian ini
untuk menguji secara empiris rasio-rasio keuangan yang paling signifikan
mempengaruhi return saham perusahaan-perusahaan sektor industri manufaktur di
Bursa Efek Jakarta. Data penelitian meliputi rasio likuiditas, profitabilitas,
aktivitas, leverage, dan pasar. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini secara
umum bahwa rasio keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
return saham meskipun dari hasil analisis kedua metode statistik menunjukan
hasil yang berbeda tentang pengujian manfaat rasio-rasio keuangan yang
mempengaruhi return saham.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji beberapa perbedaan yang dilakukan
9
oleh peneliti sebelumnya, yakni akan mengubah studi kasus peneliti sebelumnya
yaitu pada perusahaan Food and Beverages di BEI periode 1999-2003 menjadi
perusahaan yang daftar sahamnya pernah tercatat di indeks LQ-45 di BEI yang
berturut-turut periode 2003-2008.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan
analisis dan penelitian untuk membahas hal tersebut dalam
skripsi yang berjudul PENGARUH RASIO LIKUIDITAS,
LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP
RETURN SAHAM. (Studi Pada Perusahaan-Perusahaan LQ-
45 di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2008).
1.2 Identifikasi Masalah
10
Dengan memperhatikan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka perlu adanya batasan ruang lingkup
untuk mempermudah pembahasan. Dalam penelitian ini, penulis
membuat batasan ruang lingkup atau merumuskannya sebagai
berikut:
1. Bagaimana tingkat rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan
profitabilitas perusahaan-perusahaan LQ-45 di BEI.
2. Bagaimana tingkat return saham perusahaan-perusahaan LQ-
45 di BEI.
3. Bagaimana pengaruh rasio likuiditas terhadap return saham.
4. Bagaimana pengaruh rasio leverage terhadap return saham.
5. Bagaimana pengaruh rasio aktivitas terhadap return saham.
6. Bagaimana pengaruh rasio profitabilitas terhadap return
saham.
7. Bagaimana pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan
profitabilitas terhadap return saham secara simultan
(bersama-sama).
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi
yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi, untuk mempelajari, menganalisis
dan membuat kesimpulan mengenai pengaruh rasio likuiditas, leverage,
11
aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham. Penelitian ini
juga dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar S1.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan atas penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan
profitabilitas perusahaan-perusahaan LQ-45 di BEI.
2. Untuk mengetahui tingkat return saham perusahaan-perusahaan
LQ-45 di BEI.
3. Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas terhadap return
saham.
4. Untuk mengetahui pengaruh rasio leverage terhadap return
saham.
5. Untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas terhadap return
saham.
6. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap return
saham.
7. Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas,
dan profitabilitas terhadap return saham secara simultan
(bersama-sama).
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
12
Penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan khususnya:
1. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang mendalam
mengenai seberapa besar pengaruh rasio likuiditas, leverage,
aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham.
2. Bagi mahasiswa
Dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai pengaruh rasio
likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap
return saham, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai kesesuaian
antara fakta di lapangan dengan permasalahan tersebut dengan ilmu yang
diteliti.
3. Bagi pihak lain
Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi salah satu tambahan ilmu serta
referensi penelitian selanjutnya dan khususnya untuk menguji topik-topik
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
1.4.2 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan
13
khususnya bidang akuntansi mengenai pengaruh rasio likuiditas,
leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Informasi penting yang diperlukan untuk mengetahui kondisi atau kinerja
suatu perusahaan tercermin dari laporan keuangannya. Sofyan Syafri Harahap
(2004:105), mengemukakan bahwa “Laporan keuangan menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu
tertentu”. Pada saat investor akan membeli saham suatu perusahaan yang telah go
publik, investor akan menganalisis laporan keuangan perusahaan terutama yang
berkaitan dengan masalah pengelolaan investasi dan kemampuannya dalam
menghasilkan laba. Hal ini berarti bahwa dari laporan keuangan suatu perusahaan
dapat diketahui kinerja perusahaan yang bersangkutan sebagai dasar pengambilan
keputusan investasi.
Analisis rasio merupakan cara lain menyajikan informasi dari laporan
keuangan. Analisis ini disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka
dalam neraca dan laporan rugi laba. Ada lima macam analisis rasio: (1) Rasio
Likuiditas, (2) Rasio Solvabilitas, (3) Rasio Aktivitas, (4) Rasio Profitabilitas, dan
(5) Rasio Pasar (Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2007;91).
Rasio Likuiditas yaitu menunjukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya (Agus
Sartono, 2001;114). Rasio likuiditas terdiri dari current ratio dan acid test ratio
(Agus Sartono, 2001;116-117). Dalam penelitian ini, rasio likuiditas diukur
14
dengan current ratio yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya
(Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2007;77).
Rasio Leverage yaitu mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan
hutang. Beberapa analis menggunakan istilah solvabilitas, yang berarti mengukur
kemampuan perusahaan memenui kewajiban keuangannya (Suad Husnan dan
Enny Pudjiastuti, 2004;70). Rasio leverage terdiri dari debt ratio, debt to equity
ratio, time interest earned ratio, fixed charge coverage, debt service coverage
(Agus Sartono, 2001;121-122). Dalam penelitian ini, rasio leverage diukur dengan
debt to equity ratio (DER) yaitu rasio yang menunjukan perbandingan anatara
hutang dengan modal sendiri (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2004;70).
Rasio Aktivitas yaitu menunjukan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam
menggunakan aset untuk memperoleh penjualan (Agus Sartono, 2001;114). Rasio
ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas
aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada
tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan
yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih
baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Rasio aktivitas terdiri
dari rata-rata umur piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, dan
perputaran total aktiva (Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2007;78). Dalam
penelitian ini, rasio aktivitas diukur dengan perputaran total aktiva (total asset
turn over) yaitu rasio yang menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan
15
laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan oleh perputaran elemen aktiva itu
sendiri (Agus Sartono, 2001;120).
Rasio Profitabilitas yaitu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang
tertentu (Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2007;83). Dengan demikian bagi
investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas
ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar
akan diterima dalam bentuk dividen (Agus Sartono, 2001;122). Rasio
profitabilitas terdiri dari profit margin, return on total asset (ROA), return on
equity (ROE). Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas diukur dengan return on
total asset (ROA) yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Return on total
asset (ROA) juga sering disebut juga sebagai ROI (return on investment)
(Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2007;83-84).
Menurut Ardi Hamzah (Vol. 6 No.1 2007;3):
“Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko. Jenis-jenis sekuritas yang di perdagangkan di pasar finansial sangat beraneka ragam. Pada umumnya jenis sekuritas yang diperdagangkan, yaitu obligasi, saham, dan instrumen keuangan jangka pendek. Masing-masing sekuritas tersebut memberikan return dan risiko yang berbeda-beda”.
Saham adalah bukti atas suatu perusahaan. Keuntungan yang dinikmati
oleh pemegang saham berasal dari kenaikan harga saham dan pembayaran dividen
(Ardi Hamzah Vol. 6 No.1 2007;3).
16
Menurut kamus lengkap ekonomi (2000), return adalah pengembalian
hasil atas surat berharga atau investasi dimana biasanya dinyatakan dalam bentuk
suatu tingkat persentase.
Merurut Jogiyanto, (2008;195), mengemukakan bahwa:
return merupakan hasil yang diperoleh dari investor. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi/return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (expected return). Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya beum terjadi.
Menurut Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, (2007;300), return
biasanya didefinisikan sebagai perubahan nilai antara periode t+1 dengan periode
t ditambah pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama periode t tersebut.
Menurut Ardi Hamzah (Vol. 6 No.1 2007;2) hubungan antara rasio-rasio
keuangan terhadap return saham adalah:
“Rasio likuiditas digunakan untuk mengestimasi return dikarenakan mempunyai hubungan positif, semakin likuid, maka semakin besar return suatu perusahaan. Untuk rasio profitabilitas juga mempunyai hubungan positif, semakin tinggi keuntungan perusahaan, maka return yang diperoleh juga semakin besar. Pada rasio aktivitas diestimasi mempunyai hubungan positif dengan return, semakin tinggi penjualan suatu perusahaan semakin besar return yang di dapat oleh investor. Untuk rasio solvabilitas menunjukan hubungan negatif dengan return, semakin besar hutang perusahaan semakin kecil return yang akan didapat oleh perusahaan”.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2007;78) mengemukakan bahwa
kelima rasio keuangan tersebut ingin melihat prospek dan risiko perusahaan pada
masa yang mendatang. Faktor prospek dalam rasio tersebut akan mempengaruhi
harapan investor terhadap perusahaan pada masa-masa mendatang.
17
Berdasarkan uraian diatas, maka disusunlah hipotesis penelitian sebagai
berikut:
H1 : “Terdapat pengaruh yang signifikan dari rasio likuiditas terhadap
return saham”.
H2 : “Terdapat pengaruh yang signifikan dari rasio leverage terhadap
return saham”.
H3 : “Terdapat pengaruh yang signifikan dari rasio aktivitas terhadap
return saham”.
H4 : “Terdapat pengaruh yang signifikan dari rasio profitabilitas
terhadap return saham”.
H5 : “Terdapat pengaruh yang signifikan dari rasio likuiditas, leverage,
aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham secara bersama-
sama”.
Laporan Keuangan
Laporan Laba Rugi
Laporan Arus Kas
Laporan Perubahan Modal
Neraca
Analisis laporan Keuangan
Analisis Rasio
Rasio Likuiditas
Rasio Leverage
Rasio Aktivitas
Rasio Profitabilitas
18
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikian
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk mengambil data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan
skripsi ini, penulis mengambil data pada Pojok Bursa STIE YPKP Jalan P.H.H.
Mustopa (Suci) No. 68, Telepon (022) 7202841-43 Bandung.
Current ratio Debt to equity ratio
Total assets turn over
Return on assets
Return Saham