jbptunpaspp gdl lennyambar 1847 4 babiv

31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang telah diperoleh peneliti selama melaksanakan proses penelitian. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data berupa data kuantitatif yaitu data tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) serta data kualitatif yaitu data angket skala sika siswa. Data diolah dengan bantuan SPSS 17.0 for Windows dan sesuai dengan langkah- langkah yang telah ditentukan pada BAB III. A. Hasil Penelitian 1. Analisis Data Pretes a. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Data pretes digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda atau sama. Data pretes dari masing- masing kelas terdiri dari 35 siswa. Skor yang diberikan memiliki rentang 0-100. Dari hasil pengolahan data 40

Upload: muhammad-syahroni

Post on 24-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

g

TRANSCRIPT

Page 1: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian dan

pembahasan yang telah diperoleh peneliti selama melaksanakan proses penelitian.

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data berupa data

kuantitatif yaitu data tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) serta data kualitatif

yaitu data angket skala sika siswa. Data diolah dengan bantuan SPSS 17.0 for

Windows dan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan pada BAB III.

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Data Pretes

a. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku

Data pretes digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda atau sama. Data pretes dari

masing-masing kelas terdiri dari 35 siswa. Skor yang diberikan memiliki rentang

0-100. Dari hasil pengolahan data pretes untuk masing-masing kelas, yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh nilai maksimum, nilai minimum, nilai

rerata dan simpangan baku seperti terlihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rerata dan Simpangan Baku

Tes Awal (Pretes) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

KelasTes Awal (Pretes)

NNilai

MaksimumNilai

MinimunRerata

Simpangan Baku

Eksperimen 35 58 0 25,31 14,712Kontrol 35 45 0 22,20 10,849

40

Page 2: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

41

Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E.1 halaman 144.

b. Tes Normalitas

Langkah yang pertama dilakukan untuk menguji data pretes adalah

mengetahui terlebih dahulu apakah data tersebut berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas terhadap dua kelas tersebut

dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan program SPSS 17.0 for

Windowsdengan taraf signifikansi 0,05.

Hipotesis dalam uji kenormalan data pretes adalah sebagai berikut:

H 0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H 1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak

2) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima

Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2Normalitas Distribusi Tes Awal (Pretes)

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tests of Normality

kelas

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

nilai eksperimen .967 35 .375

kontrol .987 35 .950

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 3: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

42

Berdasarkan hasil output uji normalitas dengan menggunakan uji

Shapiro-Wilk pada Tabel 4.2 nilai signifikansi data nilai pretes untuk kelas

eksperimen adalah 0,375 dan kelas kontrol adalah 0,950. Kedua nilai signifikansi

tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan maka

H 0diterima. Hal ini berarti sampel dari kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal

dari populasi yang berdistribusi normal.

Kenormalan data pretes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

pula dilihat pada grafik kenormalan Q-Q plot berikut ini:

Grafik 4.1Uji Normalitas dengan Q-Q Plot Data Tes Awal (Pretes) Kelas Eksperimen

Grafik 4.2Uji Normalitas dengan Q-Q Plot Data Tes Awal (Pretes) Kelas Kontrol

Page 4: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

43

Dari Grafik 4.1 dan Grafik 4.2 terlihat garis lurus dari kiri bawah ke

kanan atas. Tingkat penyebaran titik di suatu garis menunjukkan normal tidaknya

suatu data. Trihendradi (Sutrisno, 2011:52) “Jika suatu distribusi data normal,

maka data akan tersebar di sekeliling garis”. Dari grafik di atas terlihat bahwa data

tersebar di sekeliling garis lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor

pretes untuk siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol atau kedua sampel

tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

c. Uji Homogenitas

Setelah mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas

menggunakan statistik uji Levene dengan bantuan program SPSS 17.0 for

Windows dengan taraf signifikansi 0,05. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah

data berasal dari variansi yang sama atau tidak. Hipotesis dalam pengujian

homogenitas data pretes pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H 0 : tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

H 1 : terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Apabila dirumuskan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H 0 : σ 12=σ2

2

H 1 : σ 12≠ σ2

2

Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0ditolak.

2) Jika nilai signifikansi lebih besar dar 0,05 maka H 0 diterima.

Page 5: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

44

Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3Homogenitas Dua Varians Tes Awal (Pretes)

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

nilai Based on Mean 3.144 1 68 .081

Based on Median 3.085 1 68 .084

Based on Median

and with adjusted df

3.085 1 62.396 .084

Based on trimmed

mean

3.168 1 68 .080

Berdasarkan hasil output uji homogenitas dengan menggunakan uji

Levene pada Tabel 4.3 nilaisignifikansinya adalah 0,081. Karena nilai signifikansi

lebih besar dari 0,05 maka berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol atau dengan kata lain varians antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah sama.

d. Uji Kesamaan Dua Rerata (Uji-t)

Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang telah

dilakukan, diperoleh data yang berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat

dilanjutkan uji kesamaan rata-rata dengan menggunakan uji t dua pihak melalui

Page 6: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

45

program SPSS 17.0 for Windows menggunakan Independent Sample T-Test

dengan asumsi kedua varians homogen (equal varians assumed) dengan taraf

signifikansi 0,05.

Hipotesis dalam uji kesamaan rerata adalah sebagai berikut:

H 0 : Hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes

awal (pretes) tidak berbeda secara signifikan.

H 1 : Hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes

awal (pretes) berbeda secara signifikan.

Apabila dirumuskan ke dalam hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

H 0 : µ1= µ2

H 1 : µ1≠ µ2

Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak.

2) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H 0diterima.

Setelah dilakukan pengolahan data, hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4Uji-t Tes Awal (Pretes)

Kelas Eksperimen dan Kelas KontrolIndependent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

nilai Equal variances assumed

3.144 .081 1.008 68 .317 3.114 3.090 -3.051 9.280

Equal variances not assumed

1.008 62.537 .317 3.114 3.090 -3.061 9.290

Page 7: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

46

Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai signifikansi (sig.2-tailed) dengan uji-t

adalah 0,317. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka berdasarkan

kriteria pengambilan keputusan,H 0 diterima. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar

matematika siswa dari kedua kelas tersebut tidak berbeda secara signifikan

2. Analisis Data Tes Akhir (Postes)

a. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku

Postes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui bagaimana kemampuan akhir siswa setelah mendapat perlakuan. Data

postes diperoleh dari masing-masing kelas yang terdiri dari 35 siswa. Skor yang

diberikan mempunyai rentang 0-100. Dari hasil pengolahan data untuk masing-

masing kelas diperoleh nilai maksimum, nilai minimum, nilai rerata dan

simpangan baku seperti terdapat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rerata, dan Simpangan Baku

Data Tes Akhir (Postes) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas

Tes Akhir (Postes)

NNilai

Maksimum

Nilai

MinimunRerata

Simpangan

Baku

Eksperimen 35 100 20 61,23 20,637

Konrol 35 95 12 51,06 19,821

Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E.2 halaman 147.

b. Tes Normalitas

Pada uji nomalitas data postes ini terlebih dahulu dilihat apakah data

tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

Page 8: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

47

terhadap dua kelas tersebut dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk menggunakan

program SPSS 17.0 for Windows dengan taraf signifikansi 0,05.

Hipotesis dalam uji kenormalan data pretes adalah sebagai berikut:

H 0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H 1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak

2) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima

Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6Normalitas Distribusi Tes Akhir (Postes)

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tests of Normality

kelas

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

nilai eksperimen .975 35 .608

kontrol .983 35 .856

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan hasil output uji normalitas dengan menggunakan uji

Shapiro-Wilk pada Tabel 4.6 nilai signifikansi pada kolom signifikansi data nilai

tes akhir (postes)untuk eksperimen adalah 0,608 dan kelas kontrol adalah 0,856.

Kedua nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, dan berdasarkan kriteria

pengambilan keputusan maka H 0diterima. Hal ini berarti sampel dari populasi

yang berdistribusi normal.

Page 9: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

48

Kenormalan data pretes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

pula dilihat pada grafik kenormalan Q-Q plot berikut ini:

Grafik 4.3Uji Normalitas dengan Q-Q Plot Data Tes Akhir (Postes) Kelas Eksperimen

Grafik 4.4Uji Normalitas dengan Q-Q Plot Data Tes Akhir (Postes) Kelas Kontrol

Dari Grafik 4.3 dan Grafik 4.4 terlihat garis lurus dari kiri bawah ke

kanan atas. Tingkat penyebaran titik di suatu garis menunjukkan normal tidaknya

suatu data. Trihendradi (Sutrisno, 2011:52) “Jika suatu distribusi data normal,

maka data akan tersebar di sekeliling garis”. Dari grafik di atas terlihat bahwa data

tersebar di sekeliling garis lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor

postes untuk siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol atau kedua sampel

tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

c. Uji Homogenitas

Page 10: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

49

Dalam uji normalitas diketahui bahwa sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas

menggunakanstatistik uji Levene dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows

dengan taraf signifikansi 0,05. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah data

berasal dari variansi yang sama atau tidak. Hipotesis dalam pengujian

homogenitas data postes pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H 0 : tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H 1 : terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Apabila dirumuskan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H 0 : σ 12=σ2

2

H 1 : σ 12≠ σ2

2

Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0ditolak.

2) Jika nilai signifikansi lebih besar dar 0,05 maka H 0 diterima.

Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7Homogenitas Dua Varians Tes Akhir (Postes)

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

nilai Based on Mean .087 1 68 .769

Based on Median .094 1 68 .760

Based on Median and with adjusted df

.094 1 67.989 .760

Based on trimmed mean

.089 1 68 .767

Page 11: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

50

Berdasarkan hasil output uji homogenitas varians dengan menggunakan

uji Levene pada Tabel 4.7 nilaisignifikansi adalah 0,769. Karena nilai

signifikansinya lebih besar dari 0,05 dan berdasarkan kriteria pengambilan

keputusan maka H 0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan varians

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol atau kedua kelas mempunyai varians

yang sama. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E.2 halaman 149.

d. Uji Kesamaan Dua Rerata

Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh bahwa

data berdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat dilanjutkan uji kesamaan

rata-rata dengan menggunakan uji t satu pihak melalui program SPSS 17.0 for

Windows menggunakan Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians

homogen (equal varians assumed) dengan taraf signifikansi 0,05.

Hipotesis dalam uji kesamaan rerata adalah sebagai berikut:

H 0 : Pada tes akhir (postes) tidak terdapat perbedaan yang siginifikan antara

hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran

Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dengan hasil belajar

matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H 1 : Pada tes akhir (postes) hasil belajar matematika siswa yang

menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding

Procedures (CUPs) lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa

yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Apabila dirumuskan ke dalam hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

H 0 : µ1= µ2

H 1 : µ1¿ µ2

Page 12: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

51

Karena pengujian dilakukan untuk uji satu pihak, maka pengujian didasarkan pada

kriteria uji menurut Nurgana (Sutrisno, 2011: 59) yaitu “Terima H 0 jika thitung≤t1-α

dan tolak jika t memiliki harga-harga lain dengan taraf signifikansi 0,05”

Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan hasil uji-t tes akhir (postes)

dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8Uji-t Tes Akhir (Postes)

Kelas Eksperimen dan Kelas KontrolIndependent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

nilai Equal variances assumed

.087 .769 2.103 68 .039 10.171 4.837 .520 19.823

Equal variances not assumed

2.103 67.890

.039 10.171 4.837 .520 19.823

Pada Tabel 4.8 kriteria pengujian berdasarkan uji-t tes akhir di atas

hanya berlaku untuk uji dua pihak (2-tailed), Pada Tabel 4.8 di atas terlihat t hitung

untuk skor postes equal varians assumed (kedua varians sama) adalah 2,103

sedangkan t1-αdari hasil interpolasi diperoleh t0,95(68) = 1,667. Perhitungan

interpolasi t1-αbisa dilihat pada Lampiran E.2 halaman. 150

Ternyata thitung>t0,95(68) maka H0 ditolak . Hal ini berarti bahwa hasil belajar

matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran Conceptual

Understanding Procedures (CUPs) lebih baik daripada hasil belajar matematika

siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

3. Analisis Data Angket Sikap Siswa

Page 13: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

52

a. Menghitung Skor Rata-Rata Sikap Siswa

Skala sikap ini berisikan pernyataan-pernyataan siswa terhadap kegiatan

belajar matematika, terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan

model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dan terhadap

soal tes matematika. Analisis data hasil skala sikap data dilihat pada Tabel 4.9,

Tabel 4.10 dan Tabel 4.11.

Tabel 4.9Sikap Siswa terhadap Kegiatan Belajar Matematika

IndikatorNo.

Item

Sifat

Pernyataan

Jawaban Skor

Sikap

Rata-

rataSS S TS STS

Menunjukka

n sikap

antusias

terhadap

pelajaran

matematika

1Positif 12 15 8 0

136 3,9Skor 5 4 2 1

9Negatif 2 9 13 11

127 3,6Skor 1 2 4 5

14Positif 15 18 2 0

151 4,3Skor 5 4 2 1

24Negatif 0 5 17 13

143 4,1Skor 1 2 4 5

18Positif 9 16 10 0

129 3,7Skor 5 4 2 1

28Negatif 7 1 11 16

133 3,8Skor 1 2 4 5

Menunjukka

n

kesanggupan

mengikuti

proses belajar

matematika

2Positif 22 13 0 0

162 4,6Skor 5 4 2 1

15Negatif 0 3 15 17

151 4,3Skor 1 2 4 5

6Positif 6 23 6 0

134 3,8Skor 5 4 2 1

19Negatif 0 3 20 12

146 4,2Skor 1 2 4 5

RATA-RATA 4,03

Page 14: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

53

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat dilihat rata-rata sikap siswa terhadap

pelajaran matematika adalah 4,03. Karena 4,03> 3 maka dapat disimpulkan bahwa

sikap siswa positif terhadap kegiatan belajar matematika.

Tabel 4.10Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)

IndikatorNo.

ItemSifat

PernyataanJawaban Skor

SikapRata-rataSS S TS STS

Menunjukkan minat belajar matematika

dengan menggunakan

model pembelajaran

CUPs

4Positif 10 22 3 0

1444,1

Skor 5 4 2 1

13Negatif 3 3 20 9

1343,8

Skor 1 2 4 5

8Positif 15 14 5 1

1424,1

Skor 5 4 2 1

20Negatif 0 2 18 15

1514,3

Skor 1 2 4 5

11Positif 7 23 4 1

1363,9

Skor 5 4 2 1

26Negatif 0 7 21 7

1333,8

Skor 1 2 4 5

Menunjukkan aktivitas yang aktif selama

proses berlangsung

dengan menggunakan

model pembelajaran

CUPs

3Positif 14 17 3 1

1454,1

Skor 5 4 2 1

25Negatif 3 6 19 7

1263,6

Skor 1 2 4 5

7Positif 5 21 9 0

1273,6

Skor 5 4 2 1

29Negatif 1 6 20 8

1333,8

Skor 1 2 4 5

12Positif 6 16 12 1

1193,4

Skor 5 4 2 1

22Negatif 0 3 20 12

1464,2

Skor 1 2 4 5

23Positif 11 21 2 1

1444,1

Skor 5 4 2 1

30Negatif 1 10 13 11

1283,7

Skor 1 2 4 5

RATA-RATA 3,89

Page 15: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

54

Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat dilihat rata-rata sikap siswa terhadap

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Conceptual Understanding

Procedures (CUPs) adalah 3,89. Karena 3,89 >3 maka dapat disimpulkan bahwa

sikap siswa positif terhadap pembelajaran matematika dengan model

pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs).

Tabel 4.11Sikap Siswa terhadap soal tes matematika

IndikatorNo.

ItemSifat

PernyataanJawaban Skor

SikapRata-rataSS S TS STS

Menunjukkan minat untuk

menyelesaikan soal

matematika dalam tes yang

diberikan

5Positif 5 19 9 2

121 3,5Skor 5 4 2 1

16Negatif 0 7 22 6

132 3,8Skor 1 2 4 5

17Positif 12 18 5 0

142 4,1Skor 5 4 2 1

10Negatif 4 8 15 8

120 3,4Skor 1 2 4 5

21Positif 10 24 1 0

148 4,2Skor 5 4 2 1

27Negatif 2 10 14 9

123 3,5Skor 1 2 4 5

RATA-RATA 3,74

Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat dilihat rata-rata sikap siswa

representasi matematis adalah 3,74. Karena 3,74 > 3 maka dapat disimpulkan

bahwa sikap siswa positif terhadap soal tes hasil belajar matematika.

b. Uji Kesamaan Rerata

Statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif

adalah t-test satu sampel dengan menggunakan rumus t dan diuji satu pihak yaitu:

Rumus hipotesis untuk skala sikap ini adalah:

Page 16: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

55

H0 : sikap siswa negatif terhadap kegiatan belajar matematika, terhadap

pembelajaran matematika denganmodel pembelajaran Conceptual

Understanding Procedures (CUPs), dan terhadap soal tes matematika.

H1 : sikap siswa positif terhadap kegiatan belajar matematika, terhadap

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Conceptual

Understanding Procedures (CUPs), dan terhadap soal tes matematika.

Atau dapat ditulis dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : µ0 ≤ 3

H1 : µ0 > 3

Setelah dilakukan pengolahan data, maka diperoleh nilai simpangan baku dan

thitung seperti diperlihatkan pada Tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12Rekapitulasi Sikap Siswa

No.

Aspek yang diteliti Skor Sikap Siswa

1.Sikap siswa terhadap kegiatan belajar matematika

4,03

2.

Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)

3,89

3. Sikap siswa terhadap soal tes matematika 3,74

3,89

s 1,083thitung 4,86

Pada tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa nilai thitung= 4,86. Bila taraf

kesalahan 5 %, maka untuk uji satu pihak, nilai t 1−α= 1,697. Sehingga thitung> t 1−α,

hal ini berarti H0 ditolak atau H1 diterima. Berdasarkan hipotesis yang telah

Page 17: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

56

dirumuskan, maka sikap siswa positif terhadap kegiatan belajar matematika,

terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Conceptual

Understanding Procedures (CUPs), dan terhadap soal tes matematika. Data

selengkapnya pada Lampiran E.3 halaman 157.

B. Pembahasan

Dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak 6 kali

pertemuan terdiri dari 4 kali tatap muka di kelas dan 2 kali pertemuan untuk pretes

dan postes. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran (perlakuan) yang

berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) sedangakan pada

kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional atau pembelajaran biasa.

Pada pertemuan pertama dilakukan pretes pada kedua kelas kemudian

dianalisis. Data pretes berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen,

lalu dilakukan uji kesamaan rerata dengan uji t dan didapatkan hasil bahwa

kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.

Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, maka diadakan postes pada

akhir pembelajaran. Analisis data postes bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)

terhadap hasil belajar maematika siswa, apakah lebih baik daripada siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional ataukah sebaliknya. Setelah dianalisis,

data postes berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, kemudian

dilakukan uji kesamaan rerata dengan uji t dan didapatkan hasil bahwa hasil

belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran Conceptual

Understanding Procedures (CUPs) lebih baik daripada siswa yang menggunakan

Page 18: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

57

pembelajaran konvensional. Hal ini juga didukung oleh analisis data angket. Dari

hasil analisis data angket diperoleh bahwa siswa memiliki sikap positif baik

terhadap kegiatan belajar matematika, model pembelajaran Conceptual

Understanding Procedures (CUPs), maupun terhadap soal tes matematika.

Secara umum pembelajaran yang telah dilakukan berjalan dengan baik,

sehingga hasil dari analisis yang dilakukan sesuai dengan hipotesis yang telah

diutarakan sebelumya. Hal ini didukung karena dalam setiap sesi model

pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) menuntut siswa

untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dalam sesi pertama siswa diberi

arahan oleh guru dan langsung diberi latihan dalam bentuk soal. Kegiatan ini

dilakukan untuk mengungkap konsep awal yang dimiliki siswa. Siswa diberikan

waktu 5-10 menit untuk menyelsaikan soal tersebut dalam sesi kedua. Siswa

diberi arahan untuk bergabung dalam kelompoknya, dalam hal ini disebut triplet.

Dalam pembelajaran kelompok ini, siswa dibagi kedalam 9 kelompok, 8

kelompok terdiri dari 4 orang dan 1 kelompok terdiri dari 3 orang. Hal ini

dilakukan sesuai dengan kondisi kelas yang tidak terlalu besar, pengefektifan

waktu serta memudahkan guru dalam memantau jalannya diskusi kelompok.

Pengerjaan secara kelompok ini dilakukan dalam sesi ketiga dimana siswa

diberikan LKS yang mengantarkan mereka untuk menjawab latihan soal yang

diberikan pada awal pembelajaran. Selain LKS, siswa dalam kelompok juga

diberikan karton, kertas berwana, double tip, dan spidol. Kemudian pada sesi

keempat, siswa diberikan arahan untuk menuliskan jawaban mereka pada kertas

berwarna dan menempelkannya di karton kemudian ditempelkan kembali pada

papan tulis. Ada sikap yang positif pada sesi ini dan semangat yang lebih terlihat

Page 19: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

58

pada siswa karena siswa dituntut tidak hanya diam, tetapi bergerak sehingga

kemampuan motorik mereka juga terasah. Siswa diarahkan lebih dekat untuk

melihat semua jawaban kelompok di papan tulis pada sesi kelima. Guru beserta

siswa melihat persamaan dan perbedaan yang ada, kemudian guru menunjuk

siswa yang memiliki jawaban minoritas serta menunjuk salah satu kelompok yang

memiliki jawaban benar untuk kemudian berdiskusi dalam forum besar untuk

memperoleh kesepakatan bersama. Peran guru disini sangat dibutuhkan sebagai

fasilitator untuk menangkap jawaban yang dapat disepakati bersama.Di akhir sesi

tersebut yakni sesi keenam, setiap siswa harus benar-benar memahami jawaban

yang disetujui. Bila ada konsep awal yang tidak sesuai, guru harus senantiasa

meluruskannya.

Ada beberapa keunggulan dari model pembelajaran Conceptual

Understanding Procedures (CUPs) yaitu:

a) latihan yang diberikan di awal pembelajaran membuat siswa mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri dengan melakukan aktivitas yang dikondisikan oleh

guru, sehingga siswa ikut terlibat dalam pembelajaran.

b) adanya diskusi dan kelompok akan memberikan kesempatan kepada setiap

siswa untuk dapat bertukar pemahaman, pendapat, pikiran dan gagasan baik

antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru, sehingga pembelajaran

semakin bermakna bagi siswa itu sendiri.

c) Proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal bukan

hanya menuntut siswa sekedar mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas

siswa dalam proses berfikir.

Page 20: Jbptunpaspp Gdl Lennyambar 1847 4 Babiv

59

Meskipun demikian, ada beberapa kendala saat penelitian ini dilakukan

antara lain siswa belum terbiasa menggunakan LKS, ketika siswa belajar dalam

kelompok ada beberapa siswa yang mengobrol sehingga waktu tidak bisa

diefektifkan dan pengerjaan LKS ada yang belum selesai. Ketika melakukan

persentasi, siswa pun masih terlihat grogi.