jbptunpaspp gdl lennyambar 1847 4 babiv
DESCRIPTION
gTRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diperoleh peneliti selama melaksanakan proses penelitian.
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data berupa data
kuantitatif yaitu data tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) serta data kualitatif
yaitu data angket skala sika siswa. Data diolah dengan bantuan SPSS 17.0 for
Windows dan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan pada BAB III.
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Data Pretes
a. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Data pretes digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda atau sama. Data pretes dari
masing-masing kelas terdiri dari 35 siswa. Skor yang diberikan memiliki rentang
0-100. Dari hasil pengolahan data pretes untuk masing-masing kelas, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh nilai maksimum, nilai minimum, nilai
rerata dan simpangan baku seperti terlihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rerata dan Simpangan Baku
Tes Awal (Pretes) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
KelasTes Awal (Pretes)
NNilai
MaksimumNilai
MinimunRerata
Simpangan Baku
Eksperimen 35 58 0 25,31 14,712Kontrol 35 45 0 22,20 10,849
40
41
Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E.1 halaman 144.
b. Tes Normalitas
Langkah yang pertama dilakukan untuk menguji data pretes adalah
mengetahui terlebih dahulu apakah data tersebut berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas terhadap dua kelas tersebut
dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan program SPSS 17.0 for
Windowsdengan taraf signifikansi 0,05.
Hipotesis dalam uji kenormalan data pretes adalah sebagai berikut:
H 0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H 1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak
2) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima
Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2Normalitas Distribusi Tes Awal (Pretes)
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
kelas
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
nilai eksperimen .967 35 .375
kontrol .987 35 .950
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
42
Berdasarkan hasil output uji normalitas dengan menggunakan uji
Shapiro-Wilk pada Tabel 4.2 nilai signifikansi data nilai pretes untuk kelas
eksperimen adalah 0,375 dan kelas kontrol adalah 0,950. Kedua nilai signifikansi
tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan maka
H 0diterima. Hal ini berarti sampel dari kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
Kenormalan data pretes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
pula dilihat pada grafik kenormalan Q-Q plot berikut ini:
Grafik 4.1Uji Normalitas dengan Q-Q Plot Data Tes Awal (Pretes) Kelas Eksperimen
Grafik 4.2Uji Normalitas dengan Q-Q Plot Data Tes Awal (Pretes) Kelas Kontrol
43
Dari Grafik 4.1 dan Grafik 4.2 terlihat garis lurus dari kiri bawah ke
kanan atas. Tingkat penyebaran titik di suatu garis menunjukkan normal tidaknya
suatu data. Trihendradi (Sutrisno, 2011:52) “Jika suatu distribusi data normal,
maka data akan tersebar di sekeliling garis”. Dari grafik di atas terlihat bahwa data
tersebar di sekeliling garis lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor
pretes untuk siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol atau kedua sampel
tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas
Setelah mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas
menggunakan statistik uji Levene dengan bantuan program SPSS 17.0 for
Windows dengan taraf signifikansi 0,05. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah
data berasal dari variansi yang sama atau tidak. Hipotesis dalam pengujian
homogenitas data pretes pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H 0 : tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
H 1 : terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Apabila dirumuskan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
H 0 : σ 12=σ2
2
H 1 : σ 12≠ σ2
2
Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0ditolak.
2) Jika nilai signifikansi lebih besar dar 0,05 maka H 0 diterima.
44
Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3Homogenitas Dua Varians Tes Awal (Pretes)
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
nilai Based on Mean 3.144 1 68 .081
Based on Median 3.085 1 68 .084
Based on Median
and with adjusted df
3.085 1 62.396 .084
Based on trimmed
mean
3.168 1 68 .080
Berdasarkan hasil output uji homogenitas dengan menggunakan uji
Levene pada Tabel 4.3 nilaisignifikansinya adalah 0,081. Karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 maka berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol atau dengan kata lain varians antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah sama.
d. Uji Kesamaan Dua Rerata (Uji-t)
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang telah
dilakukan, diperoleh data yang berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat
dilanjutkan uji kesamaan rata-rata dengan menggunakan uji t dua pihak melalui
45
program SPSS 17.0 for Windows menggunakan Independent Sample T-Test
dengan asumsi kedua varians homogen (equal varians assumed) dengan taraf
signifikansi 0,05.
Hipotesis dalam uji kesamaan rerata adalah sebagai berikut:
H 0 : Hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes
awal (pretes) tidak berbeda secara signifikan.
H 1 : Hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes
awal (pretes) berbeda secara signifikan.
Apabila dirumuskan ke dalam hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
H 0 : µ1= µ2
H 1 : µ1≠ µ2
Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak.
2) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H 0diterima.
Setelah dilakukan pengolahan data, hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4Uji-t Tes Awal (Pretes)
Kelas Eksperimen dan Kelas KontrolIndependent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
F Sig. t dfSig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
nilai Equal variances assumed
3.144 .081 1.008 68 .317 3.114 3.090 -3.051 9.280
Equal variances not assumed
1.008 62.537 .317 3.114 3.090 -3.061 9.290
46
Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai signifikansi (sig.2-tailed) dengan uji-t
adalah 0,317. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka berdasarkan
kriteria pengambilan keputusan,H 0 diterima. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika siswa dari kedua kelas tersebut tidak berbeda secara signifikan
2. Analisis Data Tes Akhir (Postes)
a. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Postes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui bagaimana kemampuan akhir siswa setelah mendapat perlakuan. Data
postes diperoleh dari masing-masing kelas yang terdiri dari 35 siswa. Skor yang
diberikan mempunyai rentang 0-100. Dari hasil pengolahan data untuk masing-
masing kelas diperoleh nilai maksimum, nilai minimum, nilai rerata dan
simpangan baku seperti terdapat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rerata, dan Simpangan Baku
Data Tes Akhir (Postes) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Tes Akhir (Postes)
NNilai
Maksimum
Nilai
MinimunRerata
Simpangan
Baku
Eksperimen 35 100 20 61,23 20,637
Konrol 35 95 12 51,06 19,821
Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E.2 halaman 147.
b. Tes Normalitas
Pada uji nomalitas data postes ini terlebih dahulu dilihat apakah data
tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
47
terhadap dua kelas tersebut dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk menggunakan
program SPSS 17.0 for Windows dengan taraf signifikansi 0,05.
Hipotesis dalam uji kenormalan data pretes adalah sebagai berikut:
H 0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H 1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak
2) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima
Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6Normalitas Distribusi Tes Akhir (Postes)
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
kelas
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
nilai eksperimen .975 35 .608
kontrol .983 35 .856
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan hasil output uji normalitas dengan menggunakan uji
Shapiro-Wilk pada Tabel 4.6 nilai signifikansi pada kolom signifikansi data nilai
tes akhir (postes)untuk eksperimen adalah 0,608 dan kelas kontrol adalah 0,856.
Kedua nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, dan berdasarkan kriteria
pengambilan keputusan maka H 0diterima. Hal ini berarti sampel dari populasi
yang berdistribusi normal.
48
Kenormalan data pretes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
pula dilihat pada grafik kenormalan Q-Q plot berikut ini:
Grafik 4.3Uji Normalitas dengan Q-Q Plot Data Tes Akhir (Postes) Kelas Eksperimen
Grafik 4.4Uji Normalitas dengan Q-Q Plot Data Tes Akhir (Postes) Kelas Kontrol
Dari Grafik 4.3 dan Grafik 4.4 terlihat garis lurus dari kiri bawah ke
kanan atas. Tingkat penyebaran titik di suatu garis menunjukkan normal tidaknya
suatu data. Trihendradi (Sutrisno, 2011:52) “Jika suatu distribusi data normal,
maka data akan tersebar di sekeliling garis”. Dari grafik di atas terlihat bahwa data
tersebar di sekeliling garis lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor
postes untuk siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol atau kedua sampel
tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas
49
Dalam uji normalitas diketahui bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas
menggunakanstatistik uji Levene dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows
dengan taraf signifikansi 0,05. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah data
berasal dari variansi yang sama atau tidak. Hipotesis dalam pengujian
homogenitas data postes pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H 0 : tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H 1 : terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Apabila dirumuskan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
H 0 : σ 12=σ2
2
H 1 : σ 12≠ σ2
2
Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0ditolak.
2) Jika nilai signifikansi lebih besar dar 0,05 maka H 0 diterima.
Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7Homogenitas Dua Varians Tes Akhir (Postes)
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
nilai Based on Mean .087 1 68 .769
Based on Median .094 1 68 .760
Based on Median and with adjusted df
.094 1 67.989 .760
Based on trimmed mean
.089 1 68 .767
50
Berdasarkan hasil output uji homogenitas varians dengan menggunakan
uji Levene pada Tabel 4.7 nilaisignifikansi adalah 0,769. Karena nilai
signifikansinya lebih besar dari 0,05 dan berdasarkan kriteria pengambilan
keputusan maka H 0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan varians
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol atau kedua kelas mempunyai varians
yang sama. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E.2 halaman 149.
d. Uji Kesamaan Dua Rerata
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh bahwa
data berdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat dilanjutkan uji kesamaan
rata-rata dengan menggunakan uji t satu pihak melalui program SPSS 17.0 for
Windows menggunakan Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua varians
homogen (equal varians assumed) dengan taraf signifikansi 0,05.
Hipotesis dalam uji kesamaan rerata adalah sebagai berikut:
H 0 : Pada tes akhir (postes) tidak terdapat perbedaan yang siginifikan antara
hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dengan hasil belajar
matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H 1 : Pada tes akhir (postes) hasil belajar matematika siswa yang
menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Apabila dirumuskan ke dalam hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
H 0 : µ1= µ2
H 1 : µ1¿ µ2
51
Karena pengujian dilakukan untuk uji satu pihak, maka pengujian didasarkan pada
kriteria uji menurut Nurgana (Sutrisno, 2011: 59) yaitu “Terima H 0 jika thitung≤t1-α
dan tolak jika t memiliki harga-harga lain dengan taraf signifikansi 0,05”
Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan hasil uji-t tes akhir (postes)
dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8Uji-t Tes Akhir (Postes)
Kelas Eksperimen dan Kelas KontrolIndependent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
F Sig. t dfSig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
nilai Equal variances assumed
.087 .769 2.103 68 .039 10.171 4.837 .520 19.823
Equal variances not assumed
2.103 67.890
.039 10.171 4.837 .520 19.823
Pada Tabel 4.8 kriteria pengujian berdasarkan uji-t tes akhir di atas
hanya berlaku untuk uji dua pihak (2-tailed), Pada Tabel 4.8 di atas terlihat t hitung
untuk skor postes equal varians assumed (kedua varians sama) adalah 2,103
sedangkan t1-αdari hasil interpolasi diperoleh t0,95(68) = 1,667. Perhitungan
interpolasi t1-αbisa dilihat pada Lampiran E.2 halaman. 150
Ternyata thitung>t0,95(68) maka H0 ditolak . Hal ini berarti bahwa hasil belajar
matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) lebih baik daripada hasil belajar matematika
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
3. Analisis Data Angket Sikap Siswa
52
a. Menghitung Skor Rata-Rata Sikap Siswa
Skala sikap ini berisikan pernyataan-pernyataan siswa terhadap kegiatan
belajar matematika, terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan
model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dan terhadap
soal tes matematika. Analisis data hasil skala sikap data dilihat pada Tabel 4.9,
Tabel 4.10 dan Tabel 4.11.
Tabel 4.9Sikap Siswa terhadap Kegiatan Belajar Matematika
IndikatorNo.
Item
Sifat
Pernyataan
Jawaban Skor
Sikap
Rata-
rataSS S TS STS
Menunjukka
n sikap
antusias
terhadap
pelajaran
matematika
1Positif 12 15 8 0
136 3,9Skor 5 4 2 1
9Negatif 2 9 13 11
127 3,6Skor 1 2 4 5
14Positif 15 18 2 0
151 4,3Skor 5 4 2 1
24Negatif 0 5 17 13
143 4,1Skor 1 2 4 5
18Positif 9 16 10 0
129 3,7Skor 5 4 2 1
28Negatif 7 1 11 16
133 3,8Skor 1 2 4 5
Menunjukka
n
kesanggupan
mengikuti
proses belajar
matematika
2Positif 22 13 0 0
162 4,6Skor 5 4 2 1
15Negatif 0 3 15 17
151 4,3Skor 1 2 4 5
6Positif 6 23 6 0
134 3,8Skor 5 4 2 1
19Negatif 0 3 20 12
146 4,2Skor 1 2 4 5
RATA-RATA 4,03
53
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat dilihat rata-rata sikap siswa terhadap
pelajaran matematika adalah 4,03. Karena 4,03> 3 maka dapat disimpulkan bahwa
sikap siswa positif terhadap kegiatan belajar matematika.
Tabel 4.10Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
IndikatorNo.
ItemSifat
PernyataanJawaban Skor
SikapRata-rataSS S TS STS
Menunjukkan minat belajar matematika
dengan menggunakan
model pembelajaran
CUPs
4Positif 10 22 3 0
1444,1
Skor 5 4 2 1
13Negatif 3 3 20 9
1343,8
Skor 1 2 4 5
8Positif 15 14 5 1
1424,1
Skor 5 4 2 1
20Negatif 0 2 18 15
1514,3
Skor 1 2 4 5
11Positif 7 23 4 1
1363,9
Skor 5 4 2 1
26Negatif 0 7 21 7
1333,8
Skor 1 2 4 5
Menunjukkan aktivitas yang aktif selama
proses berlangsung
dengan menggunakan
model pembelajaran
CUPs
3Positif 14 17 3 1
1454,1
Skor 5 4 2 1
25Negatif 3 6 19 7
1263,6
Skor 1 2 4 5
7Positif 5 21 9 0
1273,6
Skor 5 4 2 1
29Negatif 1 6 20 8
1333,8
Skor 1 2 4 5
12Positif 6 16 12 1
1193,4
Skor 5 4 2 1
22Negatif 0 3 20 12
1464,2
Skor 1 2 4 5
23Positif 11 21 2 1
1444,1
Skor 5 4 2 1
30Negatif 1 10 13 11
1283,7
Skor 1 2 4 5
RATA-RATA 3,89
54
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat dilihat rata-rata sikap siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs) adalah 3,89. Karena 3,89 >3 maka dapat disimpulkan bahwa
sikap siswa positif terhadap pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs).
Tabel 4.11Sikap Siswa terhadap soal tes matematika
IndikatorNo.
ItemSifat
PernyataanJawaban Skor
SikapRata-rataSS S TS STS
Menunjukkan minat untuk
menyelesaikan soal
matematika dalam tes yang
diberikan
5Positif 5 19 9 2
121 3,5Skor 5 4 2 1
16Negatif 0 7 22 6
132 3,8Skor 1 2 4 5
17Positif 12 18 5 0
142 4,1Skor 5 4 2 1
10Negatif 4 8 15 8
120 3,4Skor 1 2 4 5
21Positif 10 24 1 0
148 4,2Skor 5 4 2 1
27Negatif 2 10 14 9
123 3,5Skor 1 2 4 5
RATA-RATA 3,74
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat dilihat rata-rata sikap siswa
representasi matematis adalah 3,74. Karena 3,74 > 3 maka dapat disimpulkan
bahwa sikap siswa positif terhadap soal tes hasil belajar matematika.
b. Uji Kesamaan Rerata
Statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif
adalah t-test satu sampel dengan menggunakan rumus t dan diuji satu pihak yaitu:
Rumus hipotesis untuk skala sikap ini adalah:
55
H0 : sikap siswa negatif terhadap kegiatan belajar matematika, terhadap
pembelajaran matematika denganmodel pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs), dan terhadap soal tes matematika.
H1 : sikap siswa positif terhadap kegiatan belajar matematika, terhadap
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs), dan terhadap soal tes matematika.
Atau dapat ditulis dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : µ0 ≤ 3
H1 : µ0 > 3
Setelah dilakukan pengolahan data, maka diperoleh nilai simpangan baku dan
thitung seperti diperlihatkan pada Tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12Rekapitulasi Sikap Siswa
No.
Aspek yang diteliti Skor Sikap Siswa
1.Sikap siswa terhadap kegiatan belajar matematika
4,03
2.
Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
3,89
3. Sikap siswa terhadap soal tes matematika 3,74
3,89
s 1,083thitung 4,86
Pada tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa nilai thitung= 4,86. Bila taraf
kesalahan 5 %, maka untuk uji satu pihak, nilai t 1−α= 1,697. Sehingga thitung> t 1−α,
hal ini berarti H0 ditolak atau H1 diterima. Berdasarkan hipotesis yang telah
56
dirumuskan, maka sikap siswa positif terhadap kegiatan belajar matematika,
terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs), dan terhadap soal tes matematika. Data
selengkapnya pada Lampiran E.3 halaman 157.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak 6 kali
pertemuan terdiri dari 4 kali tatap muka di kelas dan 2 kali pertemuan untuk pretes
dan postes. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran (perlakuan) yang
berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) sedangakan pada
kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional atau pembelajaran biasa.
Pada pertemuan pertama dilakukan pretes pada kedua kelas kemudian
dianalisis. Data pretes berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen,
lalu dilakukan uji kesamaan rerata dengan uji t dan didapatkan hasil bahwa
kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.
Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, maka diadakan postes pada
akhir pembelajaran. Analisis data postes bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
terhadap hasil belajar maematika siswa, apakah lebih baik daripada siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional ataukah sebaliknya. Setelah dianalisis,
data postes berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, kemudian
dilakukan uji kesamaan rerata dengan uji t dan didapatkan hasil bahwa hasil
belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) lebih baik daripada siswa yang menggunakan
57
pembelajaran konvensional. Hal ini juga didukung oleh analisis data angket. Dari
hasil analisis data angket diperoleh bahwa siswa memiliki sikap positif baik
terhadap kegiatan belajar matematika, model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs), maupun terhadap soal tes matematika.
Secara umum pembelajaran yang telah dilakukan berjalan dengan baik,
sehingga hasil dari analisis yang dilakukan sesuai dengan hipotesis yang telah
diutarakan sebelumya. Hal ini didukung karena dalam setiap sesi model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) menuntut siswa
untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dalam sesi pertama siswa diberi
arahan oleh guru dan langsung diberi latihan dalam bentuk soal. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengungkap konsep awal yang dimiliki siswa. Siswa diberikan
waktu 5-10 menit untuk menyelsaikan soal tersebut dalam sesi kedua. Siswa
diberi arahan untuk bergabung dalam kelompoknya, dalam hal ini disebut triplet.
Dalam pembelajaran kelompok ini, siswa dibagi kedalam 9 kelompok, 8
kelompok terdiri dari 4 orang dan 1 kelompok terdiri dari 3 orang. Hal ini
dilakukan sesuai dengan kondisi kelas yang tidak terlalu besar, pengefektifan
waktu serta memudahkan guru dalam memantau jalannya diskusi kelompok.
Pengerjaan secara kelompok ini dilakukan dalam sesi ketiga dimana siswa
diberikan LKS yang mengantarkan mereka untuk menjawab latihan soal yang
diberikan pada awal pembelajaran. Selain LKS, siswa dalam kelompok juga
diberikan karton, kertas berwana, double tip, dan spidol. Kemudian pada sesi
keempat, siswa diberikan arahan untuk menuliskan jawaban mereka pada kertas
berwarna dan menempelkannya di karton kemudian ditempelkan kembali pada
papan tulis. Ada sikap yang positif pada sesi ini dan semangat yang lebih terlihat
58
pada siswa karena siswa dituntut tidak hanya diam, tetapi bergerak sehingga
kemampuan motorik mereka juga terasah. Siswa diarahkan lebih dekat untuk
melihat semua jawaban kelompok di papan tulis pada sesi kelima. Guru beserta
siswa melihat persamaan dan perbedaan yang ada, kemudian guru menunjuk
siswa yang memiliki jawaban minoritas serta menunjuk salah satu kelompok yang
memiliki jawaban benar untuk kemudian berdiskusi dalam forum besar untuk
memperoleh kesepakatan bersama. Peran guru disini sangat dibutuhkan sebagai
fasilitator untuk menangkap jawaban yang dapat disepakati bersama.Di akhir sesi
tersebut yakni sesi keenam, setiap siswa harus benar-benar memahami jawaban
yang disetujui. Bila ada konsep awal yang tidak sesuai, guru harus senantiasa
meluruskannya.
Ada beberapa keunggulan dari model pembelajaran Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) yaitu:
a) latihan yang diberikan di awal pembelajaran membuat siswa mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri dengan melakukan aktivitas yang dikondisikan oleh
guru, sehingga siswa ikut terlibat dalam pembelajaran.
b) adanya diskusi dan kelompok akan memberikan kesempatan kepada setiap
siswa untuk dapat bertukar pemahaman, pendapat, pikiran dan gagasan baik
antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru, sehingga pembelajaran
semakin bermakna bagi siswa itu sendiri.
c) Proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal bukan
hanya menuntut siswa sekedar mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas
siswa dalam proses berfikir.
59
Meskipun demikian, ada beberapa kendala saat penelitian ini dilakukan
antara lain siswa belum terbiasa menggunakan LKS, ketika siswa belajar dalam
kelompok ada beberapa siswa yang mengobrol sehingga waktu tidak bisa
diefektifkan dan pengerjaan LKS ada yang belum selesai. Ketika melakukan
persentasi, siswa pun masih terlihat grogi.