isi makalah kurikulum dan pembelajaran

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan. Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional. Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat

Upload: yayumariaulfah

Post on 18-Jan-2016

615 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

kurikulum dan pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan. Persoalan itu

memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang ditransformasikan selama

proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita

yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu

membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan

sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.

Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan

sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan

harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut

mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang memahami jati

diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia

internasional.

Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan

dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula

tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan

oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara

global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan

yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya

sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan

negara-negara maju di dunia.

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi

penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi

tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu

unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses

berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Pengembangan dan pelaksanaan

Page 2: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan

nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan

utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan

standar pembiayaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian kurikulum?

2. Bagaimana hierarki tujuan kurikulum?

3. Apakah fungsi kurikulum?

4. Apa saja komponen-komponen penyusun kurikulum?

5. Apakah manfaat kurikulum bagi sistem pendidikan nasional?

6. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian kurikulum.

2. Mengetahui hierarki tujuan kurikulum.

3. Mengetahui fungsi kurikulum.

4. Mengetahui komponen-komponen kurikulum.

5. Mengetahui manfaat kurikulum bagi sistem pendidikan nasional.

6. Mengetahui yang dimaksud dengan pembelajaran.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis

a. Menambah pengetahuan mengenai kurikulum dan pembelajaran baik mengenai

pengertian, tujuan, fungsi, komponen-komponen kurikulum, dan keterkaitan

antara kurikulum dengan pembelajaran.

b. Sebagai bekal nanti ketika terjun di dunia pendidikan sebagai pendidik yang

paham tentang perkembangan kurikulum dan pembelajaran.

2. Bagi pembaca

Page 3: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

a. Mengetahui lebih dalam mengenai kurikulum dan pembelajaran.

b. Membantu para calon pendidik dalam memahami kurikulum dan pembelajaran.

c. Menambah wawasan mengenai pentingnya kurikulum bagi keberlangsungan

pendidikan di Indonesia.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi literatur dan kepustakaan digital,

yaitu penulis mengkaji dan menyusun materi dari buku-buku dan internet berupa literatur-

literatur yang sesuai dan mendukung pembahasan makalah.

Page 4: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum

Kata kurikulum berasal dari bahasa Latin curere, yang berarti lapangan perlombaan

lari. yang berarti jarak yang harus ditempuh. Kurikulum juga bisa berasal dari kata

curriculum yang berarti a running course, dan dalam Bahasa Prancis dikenal dengan

carter yang berarti to run (berlari) (BMPM, 2005:1). Dari dunia atletik istilah ini dipakai

dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus

ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat

atau ijazah (Nasution, 1986).

Secara singkat menurut Nasution kurikulum adalah suatu rencana yang disusun

untuuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan atau tanggung jawab

sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya (Nasution, 1986:5).

Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan

berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan

dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan

pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan

(Dakir, 2004:3). Menurut Dakir kurikulum itu memuat semua program yang dijalankan

untuk menunjang proses pembelajaran. Program yang dituangkan tidak terpancang dari

segi administrasi saja tetapi menyangkut keseluruhan yang digunakan dalam proses

pembelajaran.

Pengertian kurikulum di atas dianggap terlalu sempit karena membatasi pengalaman

anak kepada situasi belajar di dalam kelas dan tidak menghiraukan pengalaman-

pengalaman edukatif di luar kelas. Dengan demikian pandangan ini (yang termasuk

pandangan tradisional) memandang kurikulum tidak lebih dari sekadar rencana pelajaran

di suatu sekolah, tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Dewasa ini kurikulum

diartikan sebagai segala hal yang berhubungan dengan upaya pendidikan.

Dalam perkembangan selanjutnya kurikulum mendapat pengertian yang lebih luas,

seperti yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini.

1. Menurut John Dewey kurikulum sesungguhnya tidak lain dari pengalaman,

pengalaman ras, dan pengalaman anak yang direkonstruksi terus-menerus menjadi

sejumlah pengetahuan atau bidang studi.

Page 5: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

2. Menurut Franklin Bobbit kurikulum dirumuskan (a) sebagai keseluruhan pengalaman,

baik pengalaman langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan

perkembangan kesanggupan-kesanggupan individu, (b) serangkaian pengalaman

pendidikan yang dipergunakan oleh sekolah untuk menyempurnakan perkembangan

anak.

3. Menurut Caswell dan Campbell kurikulum adalah semua pengalaman yang dimiliki

anak di bawah bimbingan guru.

4. Menurut Ralph Tyler kurikulum sebagai semua pengalaman belajar yang

direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

5. Menurut Krug kurikulum terdiri dari semua alat pengajaran yang dipakai sekolah

untuk memberi kesempatan belajar kepada siswa menuju tujuan belajar yang

dikehendaki.

6. Menurut Hilda Taba kurikulum tersusun dari unsur-unsur tertentu. Suatu kurikulum

biasanya terdiri dari pernyataan-pernyataan mengenai tujuan (umum dan spesifik),

seleksi dan organisasi bahan, strategi belajar maupun mengajar, dan suatu program

evaluasi.

7. Menurut Johnson kurikulum suatu rangkaian hasil belajar yang diinginkan.

Kurikulum mengantisipasi hasil pengajaran bukan mengantisipasi alat untuk

mencapai tujuan.

8. Menurut Robert Gagne kurikulum sebagai suatu rangkaian unit bahan yang disusun

sedemikian rupa sehingga setiap unit dipelajari secara utuh, dengan syarat kecakapan

dan kemampuan yang terdapat dalam tujuan unit sebelumnya harus dikuasai oleh

anak terlebih dahulu.

9. Menurut Harnack kurikulum meliputi semua pengalaman belajar dan mengajar yang

terpimpin dan diarahkan oleh sekolah.

10. Menurut Hass kurikulum adalah semua pengalaman individu anak dari suatu program

pendidikan yang tujuannya mencapai tujuan umum maupun tujuan yang spesifik yang

direncanakan dalam rangka teori, riset atau praktik profesional masa lalu dan sekarang

(Kaber, 1988:3-5).

Di samping pengertian-pengertian kurikulum yang dipaparkan di atas di dalam UU

Pendidikan No.2 tahun 1989 disebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Page 6: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

Dari pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa pandangan baru tentang

kurikulum dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah program pendidikan yang

disediakan oleh sekolah untuk siswa. Melalui program yang direncanakan itu siswa

melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan dan

pertumbuhannya sesuai dengan pendidikan yang telah ditentukan. Melalui program

kurikuler, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa untuk berkembang. Oleh karena

itu, kurikulum disusun sedemikian rupa agar memungkinkan siswa melakukan berbagai

ragam kegiatan. Kurikulum tidak terbatas hanya pada mata pelajaran-mata pelajaran saja,

tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti

bangunan sekolah, alat-alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, karyawan tata usaha,

halaman sekolah, dan lain-lain (Wiryokusumo, 1988:6).

Ragam kurikulum dapat ditinjau dari beberapa segi. Secara umum Goodlad (dalam

Kaber, 1988) membedakan lima jenis kurikulum, seperti berikut ini.

1. Kurikulum Ideal, yaitu kurikulum sebagaimana diharapkan oleh ahli dan guru yang

mencerminkan pengetahuan yang diakumulasikan berzaman-zaman.

2. Kurikulum Formal, yaitu kurikulum yang direstui dan disahkan oleh pemerintah.

3. Kurikulum “Bayangan”, yaitu kurikulum yang ada dalam pikiran yang diinginkan

oleh orang tua dan guru.

4. Kurikulum Operasional, yaitu kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas.

5. Kurikulum Pengalaman, yaitu kurikulum yang dialami oleh anak didik.

Sedangkan Galtthorn membedakan kurikulum menjadi tujuh jenis, seperti berikut ini.

1. Kurikulum Rekomendasi, yaitu kurikulum yang direkomendasi para ahli, asosiasi

professional, komisi pembaruan pendidikan, dan juga yang berdasarkan kebijakan

pemerintah.

2. Kurikulum Tertulis, yaitu kurikulum yang sudah disetujui oleh pemerintah.

Kurikulum ini merupakan pengendali untuk menjamin tujuan pendidikan. kurikulum

tertulis lebih komprehensif dan lebih spesifik bila dibandingkan dengan kurikulum

rekomendasi. Biasanya memuat dasar-dasar pertimbangan yang mendukung

kurikulum, tujuan yang harus dicapai, sasaran yang harus dikuasai, sekuen yang harus

dituruti, kegiatan belajar yang harus dilakukan, dan bagaimana evaluasinya.

3. Kurikulum Dukungan, kurikulum ini dibentuk dari sumber-sumber yang dialokasi

untuk menunjang kurikulum. Ada beberapa macam sumber atau bentuk dukungan,

yaitu (a) alokasi waktu yang digunakan untuk mata pelajaran tertentu, (b) alokasi

Page 7: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

waktu yang dipergunakan guru untuk aspek tertentu, (c) alokasi personel, banyaknya

guru yang diperlukan, dan (d) bahan, alat, dan buku teks yang disediakan.

4. Kurikulum yang diajarkan, yaitu kurikulum yang diajarkan guru dalam kelas yang

seharusnya didasarkan pada kurikulum yang tertulis. Namun, dalam kenyataannya

sering terjadi penyimpangan. Guru datang ke kelas dengan latar belakang

pengetahuan pribadi yang berbeda. Mereka dipengaruhi oleh situasi, teori-teori yang

mereka pelajari, kondisi sosial, dan pengalaman yang berbeda. Banyak faktor yang

mempengaruhi guru, seperti pengetahuan guru dalam mata pelajaran, persepsi guru

terhadap anak, persepsi guru terhadap kurikulum tertulis, buku teks, proses belajar

mengajar, dan sistem ujian. Demikian apa yang diajarkan guru adakalanya agak

menyimpang dari kurikulum tertulis.

5. Kurikulum yang diuji, yaitu kurikulum yang terdiri dari serangkaian bahan

pelajaran/kegiatan belajar yang dinilai melalui tes, baik yang dibuat oleh guru maupun

tes yang baku atau tes yang disusun oleh panitia wilayah. Bagaimana hubungan

kurikulum ini dengan kurikulum yang tertulis? Jawabannya dapat bermacam-macam.

Sering tes yang dibuat guru tidak sejalan dengan yang diajarkan. Guru tidak mampu

menyusun tes yang baik dan kebanyakan tes tersebut berorientasi pada kemampuan

mengerti dan mengingat. Tes yang dibuat panitia wilayah juga sering hanya mengukur

tingkat tujuan yang rendah. Begitu pula tes baku sering tidak serasi dengan apa yang

diajarkan guru.

6. Kurikulum yang dipelajari, yaitu kurikulum yang merupakan hasil belajar, seperti

perubahan nilai, persepsi dan tingkah laku yang terjadi dari pengalaman belajar.

Kurikulum ini merupakan apa yang dimengerti, dipelajari, diingat anak didik baik dari

kurikulum yang diinginkan maupun dari kurikulum yang tersembunyi.

7. Kurikulum yang tersembunyi, yaitu kurikulum yanh tidak terwujud, namun

berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku anak didik. Ada dua aspek yang perlu

diingat dalam kurikulum ini, yaitu aspek yang relatif tetap, seperti ideologi,

keyakinan, nilai bufaya masyarakat yang mempengaruhi sekolah, dan aspek yang

dapat berubah-ubah, seperti variabel organisasi meliputi bagaimana guru mengelola

kelas, bagaimana pelajaran diberikan, sedangkan variabel sistem sosial berkaitan

dengan pola hubungan sosial dalam kelas dan sekolah, bagaimana hubungan anak

didik dan guru, bagaimana hubungan kepala sekolah dengan guru dan staf tata usaha

(Kaber, 1988).

Page 8: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

2.2 Hierarki Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum dibagi menjadi empat yaitu:

1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)

TPN adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofis. TPN merupakan

sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan artinya

setiap lembaga dan penyelenggaraan itu baik pendidikan yang diselenggarakan oleh

lembaga pendidikan formal, informal, maupun non formal tujuan pendidikan umum

biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan

hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk

undang-undang. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggaraan

pendidikan.

Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

dirumuskan dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3 yang merumuskan

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan seperti dalam rumusan di atas merupakan rumusan tujuan yang

sangat ideal yang sulit untuk direalisasikan dan diukur keberhasilannya. Memang sulit

untuk mencari ukuran dari tujuan yang ideal. Oleh karena kesulitan itulah, maka

tujuan pendidikan yang bersifat umum perlu dirumuskan lebih khusus.

2. Tujuan Institusional (TI)

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga

pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang

harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau menyelesaikan

program di suatu lembaga tertentu. Seperti misalnya standar kompetensi lulusan

pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi.

3. Tujuan Kurikuler (TK)

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau

mata pelajaran. Tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus

dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam

suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya merupakan tujuan untuk

Page 9: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

mencapai tujuan lembaga pendidikan. dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus

dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan konstitusional.

4. Tujuan Pembelajaran atau Instruksional (TP)

Tujuan pembelajaran atau instruksional merupakan tujuan yang paling khusus.

Tujuan pembelajaran adalah kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dapat

dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses merupakan syarat mutlak bagi

guru (Sanjaya, 2009).

Menurut Bloom dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives yang terbit

pada tahun 1965. Bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat

digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang) yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotor.

1) Domain Kognitif

Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan

kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir seperti kemampuan mengingat dan

kemampuan memecahkan masalah. Adapun domain kognitif terdiri dari enam

tingkatan yaitu:

a. Pengetahuan (Knowledge)

b. Pemahaman (Comprehension)

c. Penerapan (Application)

d. Analisis (Analyses)

e. Sintesis (Synthesis)

f. Evaluasi (Evaluation)

2) Domain Afektif

Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Domain ini

merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif artinya

seseorang hanya akan memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Domain afektif

mempunyai lima tingkatan:

a. Penerimaan (Receiving)

b. Menanggapi (Responding)

c. Menilai (Valuing)

d. Mengorganisasi (Organizing)

e. Karakterisasi nilai (Asrohah, 2010).

Page 10: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

3) Domain Psikomotor

Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan

keterampilan seseorang (Haryati, 2007). Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar

keterampilan dapat diukur melalui:

a. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses

pembelajaran praktik berlangsung.

b. Memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan,

dan sikap.

Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar

psikomotor mencakup:

a. Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja

b. Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan-urutan

pengerjaan

c. Kecepatan mengerjakan tugas

d. Kemampuan membaca gambar dan atau symbol

e. Keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang ditentukan.

2.3 Fungsi Kurikulum

Secara umum fungsi kurikulum itu sangat luas yang dapat dikaitkan dengan sekolah,

anak didik, dan masyarakat. Bagi sekolah fungsi kurikulum dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu (1) bagi sekolah yang bersangkutan yang berfungsi sebagai (a) alat untuk mencapai

tujuan, (b) pedoman bagi guru dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman

belajar siswa, serta sebagai pedoman mengevaluasi perkembangan siswa, (c) pedoman

supervise bagi kepala sekolah yaitu untuk memperbaiki situasi belajar, serta sebagai

pedoman dalam pengembangan kurikulum. Disamping itu sebagai pedoman

mengevaluasi kegiatan belajar mengajar, (2) bagi sekolah tingkat diatasnya, kurikulum

berfungsi (a) untuk keseimbangan proses pendidikan, dan (b) penyiapan tenaga baru.

Fungsi kurikulum bagi anak didik, diharapkan mereka akan mendapat sejumlah

pengetahuan dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan melengkapi bekal

hidup mereka setelah terjun dalam masyarakat.

Sedangkan fungsi kurikulum bagi masyarakat, yaitu orangtua anak didik serta

pemakai lulusan adalah sebagai berikut. Dengan memahami kurikulum, orangtua akan

mengetahui program-program apa saja yang akan dilaksanakan oleh sekolah. Untuk

memperlancar pelaksanaan program tersebut orang tua perlu juga memikirkan sarana apa

saja yang diperlukan. Demi keberhasilan anak-anaknya orang tua bersedia membantu

Page 11: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

sekolah untuk mengadakan sarana-sarana tersebut di bawah koordinasi ketua komite

sekolah (dahulu BP3), sedangkan bagi pemakai lulusan dengan memahami kurikulum

yang sedang dilaksanakan tidak segan-segannya ikut memperlancar pelaksanaan program

dan akan memberikan kritik/saran untuk menyempurnakan program pendidikan yang

sedang direncanakan/dilaksanakan.

Di samping macam-macam fungsi kurikulum yang telah disebutkan di atas, marilah

kita pahami fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis yang dikutip oleh Iskandar

Wiryokusumo (1996:8-12) berikut ini.

1. The adjustive of adaptive function atau fungsi penyesuaian adalah penyesuaian anak

didik terhadap lingkungannya. Anak didik adalah individu yang hidup dalam

masyarakat. Oleh karena itu, anak didik harus dapat menyesuaikan diri dengan

masyarakat lingkungannya di mana dia hidup. Lingkungan masyarakat yang bersifat

dinamis yang selalu berubah menurut perkembangan zaman harus diikuti oleh

kedinamisan hidup setiap anggota masyarakat. Dengan demikian, kurikulum harus

mampu menata keadaan masyarakat agar dapat dibawa ke lingkungan sekolah untuk

dijadikan objek pelajaran para siswa.

2. The integrating function atau fungsi pemaduan adalah terciptanya kepaduan pribadi

anak didik. Anak didik merupakan anggota sosial masyarakat. Pengaruh kelompok

terhadap tingkah laku anak didik dapat bersifat positif atau negatif. Pengaruh yang

baik diperoleh anak didik melalui kerja sama yang baik, harmonis, serta ada upaya

pemecahan masalah bersama. Perasaan saling bergantung, saling menghormati,

menghargai diri sendiri, human relation akan mempengaruhi perkembangan

kepribadian anak didik. Oleh karena itu, kurikulum harus mampu menyiapkan

pengalaman belajar yang dapat mendidik pribadi yang terintegrasi karena individu-

individu yang berada di sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang harus

mampu melakukan pengintegrasian sesuai dengan norma-norma masyarakatnya.

3. The differentiating function atau fungsi pembedaan, maksudnya kurikulum harus

mampu melayani perbedaan-perbedaan individu anak didik. Perbedaan-perbedaan

individu tersebut harus menjadi dasar pertimbangan dalam memberikan pelayanan.

Perbedaan individu itu mungkin disebabkan oleh latar belakang ekonomi sosial yang

berbeda di samping perbedaan potensi yang dimiliki oleh setiap anak didik. Jadi, jelas

bahwa kurikulum harus mampu melayani pengembangan-pengembangan potensi

individu yang akan hidup terjun di lingkungan masyarakat.

Page 12: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

4. The prapaedetic function atau fungsi penyiapan, yaitu kurikulum harus mampu

menyiapkan anak didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Setiap anak

didik pasti mempunyai cita-cita dan keinginan menjangkau pengetahuan yang lebih

tinggi. Untuk itu fungsi kurikulum dalam kaitannya dengan hal ini harus mampu

mempersiapkan anak didik agar dapat melanjutkan studi atau meraih ilmu

pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih mendalam dengan jangkauan yang luas.

5. The selective function atau fungsi pemilihan berhubungan dengan pemilihan program.

Dalam usaha memuaskan kebutuhan akan perkembangan bakat dan minat anak didik,

sekolah harus berupaya menyiapkan program yang mampu mendukung,

mengembangkan bakat masing-masing anak didik.

6. The diagnostic function atau fungsi diagnostik ini berhubungan dengan pelayanan

terhadap anak didik agar dia memahami akan dirinya sendiri. Upaya untuk melakukan

pelayanan terhadap anak didik harus sampai pada tingkat mengarahkan agar mereka

mampu memahami diri mereka, mampu mengarahkan diri mereka sendiri, mampu

mengembangkan diri, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, sekolah,

keluarga, maupun masyarakat. Selain itu mampu memecahkan masalah dalam

lingkungan keluarga dan masyarakat serta menyadari akan kelemahan-kelemahan

yang dimiliki sehingga anak didik dapat memperbaiki dirinya sendiri dengan

bimbingan dan pengarahan guru (Solchan, 2011).

2.4 Komponen Kurikulum

Ada empat unsur komponen kurikulum yaitu tujuan, isi (bahan pelajaran), strategi

pelaksanaan (proses belajar mengajar), dan penilaian (evaluasi).

1. Komponen Tujuan

Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan

pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan

yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di Sekolah dapat diukur

dari seberapa jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap

kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkian tujuan-tujuan pendidikan yang

akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran

makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan

pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan

pendidikan tertentu.

Page 13: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan

tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan

umum pendidikan berikut.

a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

d. Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam

tujuan kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata

pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.

2. Komponen Isi/Materi

Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik

dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum

meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing

bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang

maupun jalur pendidikan yang ada. Kriteria yang dapat membantu pada perancangan

kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria itu antara lain:

a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.

b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.

c. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.

d. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas.

e. Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan

disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik

pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.

b. Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran. 

c. Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Page 14: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

3. Komponen Strategi

Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang

digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya

terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang

ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan

bimbingan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang

bersifat khusus dalam pengajaran.

Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu

dilaksanakan di sekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus

diwujudkan secara nyata di sekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak

didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil

yang maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik.

Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan

dan penyuluhan, dan pengaturan kegiatan sekolah.

4. Komponen Evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas,

evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan

pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sedangkan

dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa

kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja

yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi,

efisiensi, dan kelaikan (feasibility) program.

Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program evaluasi

kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum.

Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem

kurikulum atau komponen-komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut.

Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan

dengan proses dan hasil belajar siswa.

Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan

pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum

itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang

kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan

menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model

kurikulum yang digunakan.

Page 15: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala

sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu

perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat

bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.

Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena dengan evaluasi dapat

diperoleh informasi akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan

belajar siswa. Berdasarkan informasi tersebut dapat dibuat keputusan tentang

kurikulum itu sendiri, pembelajaran kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu di

lakukan (Wahyudin, 2011).

2.4 Manfaat Kurikulum

Manfaat kurikulum dibagi menjadi lima yaitu:

1. Manfaat kurikulum bagi guru

a. Kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam merancang, melaksanakan, dan

menilai kegiatan pembelajaran.

b. Membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar.

c. Membantu guru menunjang situasi belajar kea rah yang lebih baik.

d. Membantu guru dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan belajar mengajar.

e. Memberikan pengertian dan pemahaman yang baik bagi guru untuk menjalankan

tugas sebagai pengajar yang baik di kelas.

f. Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan program pendidikan.

2. Manfaat kurikulum bagi sekolah

a. Kurikulum dijadikan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan pendidikan, baik

itu dalam tujuan nasional, institusional, kurikuler, maupun dalam tujuan

instruksional. Dengan adanya suatu kurikulum maka tujuan-tujuan pendidikan

yang diinginkan oleh sekolah tertentu dapat dicapai.

b. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.

c. Memberi peluang kepada sekolah-sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang

sesuai dengan kebutuhan (kurikulum 2013).

3. Manfaat kurikulum bagi masyarakat

a. Sebagai acuan untuk berpartisipasi dalam membimbing putra/putrinya di sekolah

(dalam hal ini orang tua menjadi bagian dalam masyarakat).

b. Dengan mengetahui suatu kurikulum sekolah, masyarakat dapat berpartisipasi

dalam rangka memperlancar program pendidikan, serta dapat memberikan kritik

Page 16: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

dan saran yang membangun dalam penyempurnaan program pendidikan di

sekolah.

4. Manfaat kurikulum bagi orang tua

a. Sebagai bentuk adanya partisipasi orang tua dalam membantu usaha sekolah

dalam memajukan putra-putrinya. Bantuan yang dimaksud dapat berupa

konsultasi langsung dengan sekolah/guru mengenai masalah yang menyangkut

anak-anak mereka.

b. Orang tua dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak-anak

mereka sehingga partisipasi orang tua ini pun tidak kalah pentingnya dalam

menyukseskan proses belajar mengajar di sekolah.

5. Manfaat kurikulum bagi siswa itu sendiri

a. Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu

persiapan bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapatkan sejumlah

pengalaman baru yang dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan

perkembangan anak agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.

2.5 Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran. Pembelajaran

adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau yang lain untuk membelajarkan

siswa yang belajar (Hasanah, 2012).

Secara garis besar, terdapat empat pola pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran

guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu. Kedua, pola guru, alat bantu, dan

siswa. Ketiga, guru, media, dengan siswa. Keempat, pola media dengan siswa atau pola

pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan.

Berdasarkan pola-pola belajar di atas, maka pembelajaran bukan hanya sekadar

mengajar dengan pola satu, akan tetapi lebih dari itu. Seorang guru harus mampu

menciptakan pola pembelajaran yang bervariasi. Makna pembelajaran ditunjukan oleh

beberapa ciri sebagai berikut:

a. Pembelajaran adalah proses berpikir

Belajar  menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan

melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Asumsi yang mendasari

pembelajaran berpikir adalah bahwa pengetahuan itu tidak datang dari luar, akan

tetapi dibentuk oleh individu itu sendiri dalam struktur kognitif yang dimilikinya. La

Costa (1985) mengklasifikasikan mengajar berpikir menjadi tiga yakni, teaching of

thinking, adalah proses pembelajaran yang diarahkan untuk pembentukan

Page 17: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

keterampilan berpikir kritis , berpikir kreatif, dan sebgainya. Teaching for thinking,

proses pembelajaran yang diarahkan pada usaha menciptakan lingkungan belajar yang

dapat mendorong terhadap pengembangan kognitif. Teaching about thinking,

pembelajaran yang diarahkan untuk membantu siswa lebih sadar terhadap proses

berpikirnya (metodologinya).

b. Proses pembelajaran adalah proses pemanfaatan otak

Otak manusia terdiri dari dua bagian otak kiri dan otak kanan. Proses berpikir

otak kiri bersifat logis, skuensial, linier, dan rasional sedangkan ota kanan bersifat

noverbal, kesadaran spasial, pengenalan, bentuk, seni, kerativitas, dan visualisasi.

Keduabelahan otak tersebut pellu dikembangkan secara seimbang dan optimal.

c. Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat

Belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan

tidak terbatas pada dniding kelas. Prinsip belajar sepanjang hayat  sejalan dengan

empat pilar pendidikan universal:

1) Learnig to know atau Learning to learn, belajar itu pada dasarnya tidak dapat

berorientasi pada produk atau hasil, akan tetapi juga berorientasi pada pada proses

belajar. Dalam proses belajar siswa bukan hanya sadar akan apa yang harus

dipelajari akan tetapi juga memilki kesadaran dan kemampuan bagaiman cara

mempelajari yang harus dipelajari.

2) Learning to do, belajar itu bukan hanya sekedar mendengar dan melihat dengan

tujuan akumulasi pengetahuan akan tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan

akhir penguasaan kompetensi.

3) Learning to be, belajar adalah membentuk manusia yang ‘menjadi dirinya sendiri”

dengan kata lain belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu

yang memilki tanggung jawab sebagai manusia.

4) Learning to live together adalah belajar untuk bekerja sama. Dalam kontek ini

termasuk juga pembentukan masyarakat demokratis yang memahami dan

menyadari akan adanya setiap perbedaan pandangan antara individu.

Page 18: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari pembahasan mengenai kurikulum dan pembelajaran ini

adalah:

1. Kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan

pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara

sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam

proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan (Dakir,

2004:3).

2. Kurikulum mempunyai komponen-komponen yang mempunyai tujuan utama atau

tujuan dari kurikulum tersebut. Karena komponen-komponen tersebut saling berkaitan

dan menunjang untuk mencapai tujuan dari kurikulum maka disebutlah kurikulum

sebagai suatu sistem.

3. Kurikulum mempunyai tujuan yang dibagi menjadi empat yaitu Tujuan Pendidikan

Nasional (TPN), Tujuan Institusional (TI), Tujuan Kurikuler (TK), Tujuan

Pembelajaran atau Instruksional (TP). Menurut Bloom (1965) tujuan kurikulum

digolongkan ke dalam tiga domain (bidang) yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

4. Fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis diantaranya fungsi penyesuaian, fungsi

pemaduan, fungsi pembedaan, fungsi penyiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi

diagnostic.

6. Manfaat bagi guru, kurikulum bermanfaat sebagai pedoman dalam merancang,

melaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran. Bagi sekolah, kurikulum dijadikan

sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Bagi masyarakat, dapat

memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan program

pendidikan di sekolah. Bagi orang tua, kurikulum sebagai bentuk adanya partisipasi

orang tua dalam membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya. Bagi

siswa, siswa diharapkan mendapatkan sejumlah pengalaman baru yang dikemudian

hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak agar dapat memenuhi

bekal hidupnya nanti.

5. Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau yang lain untuk

membelajarkan siswa yang belajar (Hasanah, 2012).

Page 19: isi makalah kurikulum dan pembelajaran

3.2 Saran

1. Kebutuhan pendidikan kini semakin kompleks, begitu pula dengan kebutuhan kurikulum

yang ada juga semakin berkembang, maka disarankan agar tiap sekolah atau lembaga

pendidikan menerapkan suatu sistem kurikulum yang sesuai dengan keadaan lingkungan

sekolahnya, karena sesuai dengan ketetapan pemerintah kurikulum yang digunakan saat ini

adalah kurikulum 2013.

2. Sudah selayaknya pihak pengembang kurikulum mengembangkan kurikulum sesuai dengan

potensi negaranya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan

dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di

masyakarakat.

3. Oleh karena kurikulum 2013 ini masih tergolong baru, diharapkan para guru dan calon guru

dapat memahami konteks isi, tujuan, manfaat, dan pedoman kurikulum 2013 melalui

berbagai pelatihan-pelatihan tentang kurikulum 2013 guna tercapainya tujuan pendidikan

nasional.