isi makalah ipd

Upload: kikikaukaba

Post on 08-Jan-2016

246 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lapsus

TRANSCRIPT

DokterCilikz

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKolitis adalah suatu peradangan akut atau kronik pada kolon, yang berdasarkan penyebab dapat diklasifikasikan sebagai berikut:a. Kolitis infeksi, misalnya: shigelosis, kolitis tuberkulosa, kolitis amebik, kolitis pseudomembran, kolitis karena virus/bakteri/parasit lain.b. Kolitis non infeksi, misalnya: kolitis ulseratif, penyakit Crohns, kolitis radiasi, kolitis iskemik, kolitis non-spesifik (simple colitis)Prevalensi kolitis amebiasis diberbagai tempat sangat bervariasi, diperkirakan 10% populasi terinfeksi. Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80%). Manusia merupakan host sekaligus reservoir utama. Penularannya lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman, dengan perantara lalat, kecoak, kontak interpersonal, atau lewat hubungan seksual anal-oral. Sanitasi lingkungan yang jelek, penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual mempermudah penularannya.1Disentri basiler (Shigellosis). Infeksi shigella mudah terjadi di tempat pemukiman padat, sanitasi jelek, kurang air, dan tingkat kebersihan perorangan yang rendah. Di daerah endemik infeksi shigella merupakan 10-15% penyebab diare pada anak. Sumber kuman shigella yang alamiah adalah manusia walaupun kera dan simpanse yang telah dipelihara dapat juga tertular. Jumlah kuman untuk menimbulkan penyakit relatif sedikit, yaitu berkisar antara 10-100 kuman. Oleh karena itu sangat mudah terjadi penularan secara fecal-oral, baik secara kontak langsung maupun akibat makanan dan minuman yang terkontaminasi. 1Kolitis pseudomembran disebabkan oleh Clostridium difficile. C. Difficile ditemukan di tinja 3-5% orang dewasa sehat tanpa kelainan apapun di kolonnya. Kolitis pseudomembran bisa mengenai semua tingkat umur. Kemungkinan tidak dilaporkannya kolitis pseudomembran karea untuk menegakkan diagnosis perlu kolonoskopi dan pemeriksaan toksin kuman di tinja. Penularan bisa secara kontak langsung lewat tangan atau perantaraan makanan minuman yang tercemar. Semua jenis antibiotik, kecuali aminoglikosida intravena, potensial menimbulkan kolitis pseudomembran, namun yang paling sering adalah ampisilin, klindamisin, dan sefalosporin. 11.2 TujuanTujan dalam penulisan laporan ini adalah untuk melatih keterampilan berkomunikasi mahasiswa dalam berhadapan langsung dengan pasien, guna mencari informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan penyakit pasien untuk menunjang diagnosis kasus penyakit dalam, khususnya kolitis yang terjadi pada Sdr. G, dengan upaya pendekatan kedokteran keluarga yang bersifat holistik dan komprehensif.

1.3 Manfaat1. Manfaat KeilmuanDiharapkan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang kolitis antara lain penyebab, patofisiologi, gejala dan tanda, komplikasi, serta penanganannya. 2. Manfaat Praktis Diharapkan dapat memberikan tambahan literatur dalam menghadapi kasus kolitis. Sebagai media pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek kedokteran keluarga dalam penanganan serta pencegahan kasus infeksi khususnya kasus kolitis.

22

BAB II

LAPORAN KASUS

Identitas PenderitaNama: Sdr. GUmur: 20 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiPekerjaan: Karyawan + MahasiswaPendidikan: SMFAgama: IslamAlamat: Dsn. Singkalanyar, kec. Prambon RT15/RW7, Kediri Status Pernikahan: Belum MenikahSuku: JawaTanggal Periksa: 14 Oktober 2013

2.1 Anamnesis1. Keluhan Utama:PanasHarapan:Pasien berharap agar keluhannya bisa cepat sembuhKekhawatiran:Bila panas semakin meningkat dan terus-terusan sehingga akan mengganggu pekerjaan sehari-harinya baik sebagai karyawan maupun mahasiswa. 2. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke IGD RSI UNISMA dengan keluhan panas sejak dua hari yang lalu. Panas terus menerus, turun dengan minum obat paracetamol namun panas timbul lagi. Sehari yang lalu panas muncul lagi pagi hari sampai malam hari namun tidak meningkat. Sekarang panas disertai pusing seperti berputar-putar. BAB mencret, 3-4 kali sehari, lunak disertai lendir tanpa darah. Pasien juga mengeluh batuk kering sejak panas muncul, nyeri perut kanan ringan, badan pegal-pegal, nyeri menelan dan nafsu makan semakin menurun. Buang air kecil normal sehari 2-3 kali, warna kuning jernih dalam jumlah normal. 3. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit : typhoid 2 tahun yang lalu Riwayat DM: disangkal Riwayat penyakit jantung: disangkal Riwayat hipertensi: disangkal Riwayat alergi obat: disangkal Riwayat alergi makanan: disangkal Riwayat sakit maag: disangkal 4. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluarga dengan penyakit serupa: disangkal Riwayat hipertensi: disangkal Riwayat DM: disangkal Riwayat penyakit jantung: disangkal5. Riwayat Kebiasaan: Riwayat merokok: jarang Riwayat minum alkohol: disangkal Riwayat minum kopi: sering Riwayat olahraga: jarang Riwayat pengisian waktu luang: bermain ke warnet (game online)6. Riwayat Sosial Ekonomi: Sumber penghasilan adalah dari pasien sendiri yang bekerja sebagai karyawan. Untuk biaya kesehatan dan kebutuhan sehari-hari berasal dari pasien sendiri. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien cukup terpenuhi.7. Riwayat Gizi: Penderita makan sehari-hari rata-rata 2 kali dengan nasi sepiring, lauk pauk ayam, telor, sayur, buah jarang, minum susu jarang dan kopi sering. Makan tidak teratur. Anamnesis Sistem1. Kulit: kulit gatal (-)2. Kepala: sakit kepala (-), pusing (+), rambut kepala tidak rontok, luka pada kepala (-), benjolan/borok di kepala (-)3. Mata: pandangan mata berkunang-kunang (-/-), penglihatan kabur (-/-), ketajaman penglihatan dalam batas normal4. Hidung: tersumbat (-/-), mimisan (-/-)5. Telinga: pendengaran berkurang(-/-), berdengung (-/-), keluar cairan (-/-)6. Mulut: sariawan(-)7. Tenggorokan: sakit menelan(+), serak (-), sulit menelan (-)8. Pernafasan: sesak nafas (-), batuk (-)9. Kardiovaskuler: nyeri dada (-), berdebar-debar (-)10. Gastrointestinal: mual (-), muntah (-), diare (+), nyeri perut (-)11. Genitourinaria: BAK lancar, warna dan jumlah dalam batas normal12. Neurologi: kejang (-), lumpuh (-)13. Psikiatri: emosi stabil, mudah marah (-)14. Muskuloskeletal: kaku sendi (-), nyeri tangan (-), nyeri kaki (-), nyeri otot (-), lemas (-)15. Estremitas : Atas sebelah kiri: bengkak (-), luka dan nyeri (-)Atas sebelah kanan: bengkak (-), luka dan nyeri (-)Bawah sebelah kiri: bengkak (-), luka dan nyeri (-) Bawah sebelah kanan: bengkak (-), luka dan nyeri (-)2.2 Pemeriksaan Fisik1. Keadaan UmumTampak sakit sedang (lemas), kesadaran compos mentis (GCS E4 V5 M6)2. Tanda Vital dan Status Gizia. Tanda Vital:Nadi: 84 x/menit, reguler, isi cukup, simetrisPernafasan: 18 x/menitSuhu: 380CTensi: 120/90 mmHgb. Status gizi secara antropometri:BB: 65 kgTB: 163cmIMT: BB/TB : 65/(1,63)2 = 24,46Status gizi normoweight3. KulitWarna kulit: sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)4. KepalaDBN5. MataConjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-), pupil anisokor (-/-)6. HidungNafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung (-/-)7. MulutBibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (+), lidah kering (-)8. Telinga Tidak dilakukan9. TenggorokanTonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)10. LeherTrakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)11. ThoraksBentuk normal, simetris, pernafasan thoracoabdominal, retraksi sela iga (-/-), spidernevi (-), sela iga melebar (-), massa (-),kelainan kulit (-), nyeri (-)12. Cor:Inspeksi : ictus cordis tidak tampakPalpasi : tidak dilakukanPerkusi: tidak dilakukanAuskultasi: tidak dilakukan13. Pulmo:Inspeksi: bentuk normal, simetrisPalpasi: tidak dilakukanPerkusi: sonor/sonorAuskultasi : suara dasar vesikuler (+/+) wheezing rhonchi

14. AbdomenInspeksi: mencembung, venektasi (-), massa (-), bekas jahitan (-)Auskultasi: BU (+) normalPalpasi: supel, nyeri epigastrium (-), massa (-), Nyeri tekan perut kanan bawah (-).Perkusi: timpani seluruh lapangan perut, meteorismus (+)15. Ekstremitas: palmar eritema (-/-)OedemAkral Dingin

----

----

16. Sistem genitalia : tidak dilakukan17. Pemeriksaan neurologik :Tidak dilakukan18. Pemeriksaan psikiatrik: Tidak dilakukan2.3 Diferensial Diagnosis1. Kolitis nonspesifik2. Typhoid3. Gastroenteritis Akut2.4 Pemeriksaan PenunjangHematologiPemeriksaan14 Oktober 201316 Oktober 2013

Jumlah sel darah

Hemoglobin (g/dl)14,414,2

Hematokrit (%)42,942,8

Leukosit (ribu/uL)+ 18,46,37

Trombosit (ribu/uL)279282

Eritrosit (juta/uL)5,195,21

PDW (fL) 10,511,0

MPV (fL)- 7,17+ 7,42

PCT (%)0,20,2

Differential

Basofil (%)0,10,2

Eosinofil (%)1,75,5

Limfosit (%)- 9,942,2

Monosit (%)+ 8,2+ 9,8

Netrofil (%)+ 80,1- 42,3

SerologiHasil pemeriksaan tanggal 14 Oktober 2013Thypi O(+) 1/160Thypi HNegatifParathypi OANegatifParathypi OBNegatif

2.5 ResumePasien seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke IGD RSI UNISMA dengan keluhan panas sejak dua hari yang lalu. Panas terus menerus, turun dengan minum obat paracetamol namun panas timbul lagi. Sehari yang lalu panas muncul lagi pagi hari sampai malam hari namun tidak meningkat. Sekarang panas disertai pusing seperti berputar-putar. BAB mencret, 3-4 kali sehari, lunak disertai lendir tanpa darah. Pasien juga mengeluh batuk kering sejak panas muncul, nyeri perut ringan sebelah kanan, badan pegal-pegal, nyeri menelan dan nafsu makan semakin menurun. Buang air kecil normal sehari 2-3 kali, warna kuning jernih dalam jumlah normal. Riwayat sebelumnya pasien pernah sakit typhoid dua tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 84x/menit, TD 120/90mmHg, RR 18x/menit, suhu 380C. Lidah kotor (+), Abdomen meteorismus (+). Pada pemeriksaan lab. Darah lengkap didapatkan leukositosis (18,4 ribu). Pada serologi didapatkan titer thypi O + 1/160.

2.6 Diagnosis HolistikDiagnosis dari segi biologisKolitis, ddx: typhoid, gastroenteritisDiagnosis dari segi psikologiHubungan Sdr. G dengan anggota keluarga baik, namun karena bapak dan ibu berdomisili di Kediri sedangkan Sdr. G berada di Malang untuk kerja dan kuliah, sehingga kurang memiliki waktu luang untuk saling bertemu dan berkomunikasi. Pasien termasuk karyawan RSI Unisma yang bekerja sebagai petugas apotek sekaligus sebagai mahasiswa D3. Pasien merasa punya tanggungan terhadap tugas-tugas kuliah yang menumpuk. Sehingga membuat pasien terus berfikir. Diagnosis dari segi sosial dan ekonomiHubungan Sdr. G dengan teman-temannya dalam asrama kurang berjalan lancar karena kurangnya waktu untuk bersosialisasi. Dalam segi ekonomi, keluarga Sdr. G cukup, meskipun demikian pasien dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Pasien tidak memiliki kedudukan tertinggi ditempat ia kerja. Hanya sebagai karyawan tetap biasa, namun aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh RSI.Aspek Klinis: KolitisAspek Resiko Internal: Pasien pernah menderita Typhoid 2 tahun sebelum MRS. Aspek Resiko Eksternal: Pasien sering membeli makanan diluar, yang belum tau pasti bagaimana kebersihan makanannya dan asrama yang kurang terawat. Aspek Fungsional: Derajat 3. Pasien kurang mampu melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.

2.7 Penatalaksanaan Planning Terapi Non FarmakoterapiEdukasi1. Anjurkan untuk makan yang terjamin kebersihannya dan rendah serat.2. Kebiasaan minum kopi yang sering agar dikurangi3. Meningkatkan higienitas pada diri pasien dan lingkungannya.4. Hindari makanan yang berminyak dan berlemak karena BMI pasien yang mendekati overweight. Farmakoterapi 1. Cairan maintenance RA 20 tpm,2. Injeksi ceftriaxone 2x1 gram i.v3. P.O Anadex (PCT 500mg, DMP 15 mg, CTM 1mg, Phenylpropanolamine 15 mg ) 3x1 FOLLOW UPTanggalSOAP

14-10-13Panas (+), Pusing (+),nafsu makan menurun (+), nyeri menelan (+), Batuk (+), BAB (-), BAK (+) normalPem. FisikKU: tampak lemahKesadaran: kompos mentis, GCS (E4V5M6)T: 120/90 mmHgN: 84 x/menitR: -Tax: 380CTB: 163cmBB: 65kg

St. GeneralMata : An -/-Cowong -/-Mulut: lidah nampak kotor tepi hiperemiThorax: Cor/Po dbnAbdomen: supel, perkusi: meteorismus (+) Ekt: hangat +/+, edema -/-Kolitis

Ddx: Gastroenteritis Akut Typhoid

Hasil DL: leukositosis (18,4 rb)Serologi:Thypi O (+) 1/160

Tx: Maintenance cairan RA 1,5 liter/24jam, 20 tetes per menit Injeksi ceftriaxon 2x1 gram i.v P.O. Anadex 3x1 Diit lunak: bubur kasar

Pdx: kultur Feses, widal serial

Observasi Vital sign

KIE: pasien Makan rendah serat Menghindari stress

15-10-13Panas (-), Pusing (-),nafsu makan menurun (-),nyeri menelan (-), Batuk (-), BAB (-), BAK (+) normalPem. FisikKU: baikKesadaran: kompos mentis, GCS (E4V5M6)T: 120/80 mmHgN: 75 x/menitR: -Tax: 36,60CTB: 163cmBB: 65kg

St. GeneralMata : An -/-Cowong -/-Mulut: lidah nampak kotor tepi hiperemi berkurangThorax: Cor/Po dbnAbdomen: supel, perkusi: meteorismus (+) Ekt: hangat +/+, edema -/-KolitisTx: Maintenance cairan RA 1 liter/24jam, 20 tetes per menit Injeksi ceftriaxon 2x1 gram i.v P.O. Anadex 3x1 Diit lunak: bubur kasar

Observasi Vital sign

KIE: pasien Makan rendah serat Menghindari stress Minum air putih 1,5liter/hari

16-10-13Panas (-), Pusing (-),nafsu makan menurun (-),nyeri menelan (-), Batuk (-), BAB (+) normal, BAK (+) normalPem. FisikKU: baikKesadaran: kompos mentis, GCS (E4V5M6)T: 120/80 mmHgN: 75 x/menitR: -Tax: 36,60CTB: 163cmBB: 65kgSt. GeneralMata : An -/-Cowong -/-Mulut: lidah nampak kotor tepi hiperemi