hiperkes

10
Laporan Bimbingan KEPANITERAAN KLINIK MADYA DI UPTD KESELAMATAN KERJA DAN HIPERKES DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SULAWESI UTARA OLEH: KKM IKMAS Masa KKM 27 Agustus – 7 Oktober 2012 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTREAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2012

Upload: herlina-adriani

Post on 11-Aug-2015

75 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hiperkes

Laporan Bimbingan

KEPANITERAAN KLINIK MADYA

DI UPTD KESELAMATAN KERJA DAN HIPERKES

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PROVINSI SULAWESI UTARA

OLEH:

KKM IKMAS

Masa KKM 27 Agustus – 7 Oktober 2012

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTREAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2012

Page 2: Hiperkes

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka melaksanakan Kepaniteraan Klinik Madya (KKM) sarjana

Kedokteran di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, maka melakukan kunjungan ke Unit

Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Keselamatan Kerja dan Higiene Perusahaan, Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (HIPERKES) Disnakertrans Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal

12 September 2012 untuk mendapatkan materi dan praktikum tentang Hiperkes dan

Keselamatan Kerja.

Hiperkes dan Keselamatan Kerja adalah suatu istilah yang baku dan lazim dalam

lingkungan kerja dan pendidikan, khususnya Ilmu Kedokteran yang berhubungan erat

dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Di luar negeri, Hiperkes dikenal dengan nama

Occupational Health and Safety (OHS).

Tenaga kerja adalah salah satu unsur penting dalam bidang industry, pertanian dan

jasa yang harus mendapat perlindungan, pelayanan dan pemeliharaan kesehatan yang

optimal untuk mengantisipasi pengaruh buruk yang mungkin terjadi karena pengaruh

pekerjaan atau lingkungan kerjanya.

Visi KK dan Hiperkes

Terciptanya kondisi lingkungan kerja yang higienis, aman dan nyaman, agar tenaga

kerja sehat, selamat, produktif dalam hubungan industrial Pancasila.

Misi KK dan Hiperkes

Meningkatkan derajat kesehatan kerja yang setinggi-tingginya dengan menciptakan

lingkungan yang higienis, aman, selamat, dan nyaman melalui penyusunan standar

Page 3: Hiperkes

penelitian, bantuan teknis pendidikan dan pelayanan di bidang Hiperkes dan keselamatan

kerja.

Tugas UPTD Keselamatan Kerja & Hiperkes

Berdasarkan peraturan UPTD di Dinas Tenaga Kerja dan Hiperkes adalah

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang

Keselamatan Kerja dan Hiperkes

Fungsi:

1. Penyusunan kebijakan teknis.

2. Pelaksanaan, perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, dan pengendalian tugas.

3. Penyelenggaraan kegiatan teknis yang secara langsung berhubungan dengan

pelayanan masyarakat serta mendukung pelaksanaan tugas dinas.

4. Tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Konsep Keselamatan kerja & Hiperkes:

1. Identifikasi

Pengendalian potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja.

2. Penilaian

Sebagai dasar yang dipakai adalah Per. 13/MEN/X/2011 tentang nilai ambang batas

(NAB) yaitu nilai standar yang dianggap aman untuk tenaga kerja meskipun bekerja

terus menerus selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu tidak mengalami gangguan

kesehatan atau penyakit akibat kerja (PAK).

Page 4: Hiperkes

3. Pengendalian

Dilakukan untuk mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga dan

lingkungan kerja, yaitu:

Faktor Fisika

Iklim kerja, kebisingan, getaran, radiasi sinar ultra violet, radiasi frekuensi radio dan

gelombang mikro, dan penerangan/pencahayaan.

Faktor Kimia

Gas, debu, kabut, uap, debu, fume, dsb.

Faktor biologi

Jamur, virus, bakteri, parasit

Faktor fisiologi

Penyesuaian alat dengan menggunakan alat yang disebut Ergonomi.

Faktor psikososial

Hubungan serasi, harmonis, dan baik antara perusahaan/ majikan dengan tenaga

kerja ataupun sebaliknya yang dikenal dengan nama HIP (Hubungan Industrial

Pancasila).

Pengukuran faktor fisika di tempat kerja yang dilakukan di UPTD KK & Hiperkes Manado,

antara lain:

1. Iklim kerja, yaitu hasil perpasuan antara suhu (suhu kering, suhu basah, dan suhu alami),

kelembaban, kecepatan gerkan udara, dan panas radiasi dengan pengeluaran suhu dari

tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya. Iklim kerja terbagi menjadi iklilm kerja

panas dan dingin. Indeks suhu basah dan bola (ISSB) diukur dengan teremometer bola.

Alat ukur lainnya adalah termometer kering. Pada daerah yang beriklim dingin, para

tenaga kerja sebaiknya menggunakan alat perlindungan diri berupa jaket, penutup kepala

Page 5: Hiperkes

dan sebagainya. Pada daerah yang beriklim panas, ruangan tempat kerja sebaiknya

dilengekapi dengan ventilasi yang cukup besar, kipas angin, atau air conditioning (AC).

2. Kebisingan, yaitu semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat

proses produksi atau alat-alat kerja lainnya yang dapt menimbulkang gangguan

pendengaran. Alat ukur kebisingan yang diperkenankan bagi yang terpajan selama 8 jam

perhari adalah 85 dBA. Kebisingan dapat dikendalikan dengan menggunakan sekat pada

ruangan atau alat pelindung diri berupa penyumbat telinga yang dapat meredam

kebisingan 0-20 dBA.

3. Getaran yaitu, gerakan yang. Teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari

kedudukan keseimbangannya. NAB getaran yang diperkenankan bagi yang terpajan

selama 4-8 jam per hari adalah 4 m/s2.

Pengendalian getaran dapat dipakai sarung tangan kulit.

4. Penerangan yaitu jumlah berkas cahayayang jatuh padaoermukaan per satuan luas yang

diukur dengan luxmeter.

NAB penerangan ditempat kerja ditetapkan sebagai berikut:

300 lux untuk ruangan administrasi / baca tulis.

100 lux untuk kamar mesin

500 lux untuk pekerjaan akuntansi

1000-1500 lux untuk tukang arloji

Penerangan yang baik tergantung pada pengaturan letak alat penerang, kekuatan sumber

penerangan., desain ruang kerja dan pemanfaatan sumber penerangan alami.

Page 6: Hiperkes

BAB II

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN

Alat-alat pemeriksaan:

1. Termometer kering, termometer basah, dan termometer bola.

2. Luxmeter untuk mengukur intensitas pencahayaan ruangan.

3. Noise dosemeter ndan sound level meter untuk mengukur intensitas bunyi.

4. Vibration meter untuk mengukur getaran.

5. Pump dragger untuk mengukur gas tertentu dalam udara.

6. Air check sample untuk mengukur jumlah debu pada manusia.

7. Air Con 2 untuk mengukur jumlah debu dalam ruangan.

8. HVS untuk mengukur debu dalam lingkungan.

Praktikum:

- Tanggal pengukuran : 12 September 2012

- Lokasi : Ruang latihan

- Cuaca : Cerah

- Waktu : 09.50-10.50

Iklim Kerja

Alat:

- Termometer kering

- Termometer basah

- Termometer bola

Cara:

- Baca nilai yang ditunjukkan oleh skala termometer.

Page 7: Hiperkes

- Hitung ISSB dengan rumus:

ISSB = (0,7 x suhu basal alami) + (0,3 x suhu bola)

Hasil:

Suhu kering = 28,3

Suhu basal = 23,4

Suhu bola = 29,1

ISSB = (0,7 x 23,4) + (0,3 x 29,1)

= 16,38 + 8,73

= 25,11

Kelembaban

Alat:

- Termometer kering

- Termometer basah

- Termometer bola

Cara:

- Baca nilai yang ditunjukkan oleh skala termometer.

- Cari selisih suhu kering dan basah.

- Hitung kelembaban dengan mencocokan nilai selisih dengan nilai yang sama pada

tabel buku

Hasil:

Suhu kering = 28,3

Suhu basal = 23,4

Page 8: Hiperkes

SK – SB = 4,9

RH (relative humidity) = 68%

Kebisingan

Alat:

- Sound level meter

Cara:

- Hidupkan alat

- Tempatkan alat dalam ruangan

- Baca nilai pada alat sebanyak 3 kali dan hitung nilai rata-ratanya.

Hasil:

59,3 60,6 61,3

Mean = 60,4

Penerangan

Alat:

- Luxmeter

Cara:

- Penerangan diukur dengan cara mengukur sumber penerangan, menambah kekuatan

sumber penerangan, mengatur desain ruang kerja, dan memanfaatkan sumber

penerangan alami

- Hidupkan alat dan tempatkan dalam ruangan

- Baca nilai pada alat dan hitung rata-ratanya

Hasil:

362 336 340

Mean = 346 lux