bab1,2,3 hiperkes

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan - gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. (Sumakmur, 1988). Soekotjo Joedoatmodjo, Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) menyatakan bahwa frekuensi kecelakaan kerja di perusahaan semakin meningkat, sementara kesadaran pengusaha terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) masih rendah, yang lebih memprihatinkan pengusaha dan pekerja sektor kecil menengah menilai K3 identik dengan biaya sehingga menjadi beban, bukan kebutuhan. Catatan PT Jamsostek dalam tiga tahun terakhir (1999 - 2001) terbukti jumlah kasus kecelakaan kerja mengalami peningkatan, dari 82.456 kasus pada 1999 bertambah menjadi 98.902 kasus di tahun 2000 dan berkembang menjadi 104.774 kasus pada 2001. Untuk angka

Upload: qwepoi2000

Post on 01-Jul-2015

1.143 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab1,2,3 hiperkes

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta

prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial,

dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan -

gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,

serta terhadap penyakit-penyakit umum. (Sumakmur, 1988).

Soekotjo Joedoatmodjo, Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Nasional (DK3N) menyatakan bahwa frekuensi kecelakaan kerja di perusahaan

semakin meningkat, sementara kesadaran pengusaha terhadap Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) masih rendah, yang lebih memprihatinkan pengusaha dan

pekerja sektor kecil menengah menilai K3 identik dengan biaya sehingga menjadi

beban, bukan kebutuhan. Catatan PT Jamsostek dalam tiga tahun terakhir (1999 - 2001)

terbukti jumlah kasus kecelakaan kerja mengalami peningkatan, dari 82.456 kasus pada

1999 bertambah menjadi 98.902 kasus di tahun 2000 dan berkembang menjadi 104.774

kasus pada 2001. Untuk angka 2002 hingga Juni, tercatat 57.972 kasus, sehingga rata -

rata setiap hari kerja terjadi sedikitnya lebih dari 414 kasus kecelakaan kerja di

perusahaan yang tercatat sebagai anggota Jamsostek. Sedikitnya 9,5 persen dari kasus

kecelakaan kerja mengalami cacat, yakni 5.476 orang tenaga kerja, sehingga hampir

setiap hari kerja lebih dari 39 orang tenaga kerja mengalami cacat tubuh.

(www.gatra.com)

Tenaga kesehatan secara umum merupakan satu kesatuan tenaga yang terdiri

dari tenaga medis, tenaga perawatan, tenaga paramedic non perawatan dan tenaga non

medis. Dari semua katagori tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit, tenaga

perawatan merupakan tenaga terbanyak dan mereka mempunyai waktu kontak dengan

pasien lebih lama dibandingkan tenaga kesehatan yang lain, sehingga mereka

Page 2: bab1,2,3 hiperkes

mempunyai peranan penting dalam menentukan baik buruknya mutu pelayanan

kesehatan di rumah sakit.

Berdasarkan data kasus kecelakaan kerja di atas perlu upaya-upaya yang nyata

untuk mengurangi jumlah kasus kecelakaan kerja, salah satunya melalui program

hiperkes (hygiene perusahaan dan kesehatan kerja). Selain itu peran perawat sebagai

tenaga kesehatan yang paling sering melakukan kontak dengan pasien juga harus

memahami fungsi dan tugasnya dalam hiperkes ini sehingga pelayanan kesehatan yang

diberikan akan semakin optimal.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dari pembahasan latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah

yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan hygiene perusahaan dan kesehatan kerja ?

2. Apa tujuan dari hygiene perusahaan dan kesehatan kerja ?

3. Apa saja usaha-usaha hygiene perusahaan dan kesehatan kerja ?

4. Apa saja yang termasuk penyakit akibat kerja ?

5. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan penyakit akibat kerja dan penyakit

yang ditimbulkannya ?

6. Apa saja yang termasuk dalam usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan

penyakit akibat kerja ?

7. Apa yang dimaksud dengan kecelakaan kerja dan bagaimana

pemecahannya ?

8. Apa yang dimaksud lingkungan kerja yang sehat ?

9. Apa saja fungsi dan tugas perawat dalam hygiene perusahaan dan kesehatan

kerja ?

10. Apa saja usaha-usaha kerja melalui puskesmas ?

1.3. TUJUAN

Dari pembahasan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan beberapa tujuan dari

penulisan makalah ini diantaranya:

Page 3: bab1,2,3 hiperkes

1. Mengetahui definisi hygiene perusahaan dan kesehatan kerja

2. Mengetahui tujuan dari hygiene perusahaan dan kesehatan kerja

3. Mengetahui usaha-usaha hygiene perusahaan dan kesehatan kerja

4. Mengetahui penyakit akibat kerja

5. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penyakit akibat kerja dan

penyakit yang ditimbulkannya

6. Menyebutkan usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit

akibat kerja

7. Menjelaskan kecelakaan kerja dan pemecahannya

8. Menjelaskan mengenai lingkungan kerja yang sehat

9. Menyebutkan fungsi dan tugas perawat dalam hygiene perusahaan dan

kesehatan kerja

10. Menyebutkan usaha-usaha kerja melalui puskesmas

1.4. MANFAAT

Adapun manfaat yang penulis harapkan diperoleh dari penulisan makalah ini adalah

:

1. Mahasiswa dapat memahami definisi hygiene perusahaan dan kesehatan kerja

2. Mahasiswa dapat memahami tujuan dari hygiene perusahaan dan kesehatan kerja

3. Mahasiswa dapat memahami usaha-usaha hygiene perusahaan dan kesehatan kerja

4. Mahasiswa dapat memahami penyakit akibat kerja

5. Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang menyebabkan penyakit akibat

kerja dan penyakit yang ditimbulkannya

6. Mahasiswa dapat memahami usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit

akibat kerja

7. Mahasiswa dapat memahami kecelakaan kerja dan pemecahannya

8. Mahasiswa dapat memahami mengenai lingkungan kerja yang sehat

9. Mahasiswa dapat memahami fungsi dan tugas perawat dalam hygiene perusahaan

dan kesehatan kerja

10. Mahasiswa dapat memahami usaha-usaha kerja melalui puskesmas

Page 4: bab1,2,3 hiperkes

BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI HIPERKES

Hiperkes pada dasarnya merupakan penggabungan dua disiplin ilmu yang berbeda

yaitu medis dan teknis yang menjadi satu kesatuan sehingga mempunyai tujuan yang sama

yaitu menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.

Hygiene perusahaan adalah spesialisasi ilmu hygiene beserta prakteknya yang

mengadakan penilaian kepada faktor – faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif

dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan

untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan perusahaan dan pencegahan agar pekerja

dan masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja sehingga memiliki

derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.

- Sasarannya lingkungan kerja

- Bersifat teknik

Higiene Perusahaan sendiri adalah spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta prakteknya

yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif &

kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya

dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta lebih lanjut

pencegahan agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari akibat

bahaya kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

(Soeripto, Ir., DIH., 1992).

Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dari ilmu kesehatan / kedokteran beserta

prakteknya yang bertujuan agar pekerja / masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan

yang setinggi – tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial melalui usaha – usaha preventif

dan kuratif terhadap penyakit – penyakit atau gangguan – gangguan kesehatan yang

diakibatkan oleh faktor – faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit –

penyakit umum.

Page 5: bab1,2,3 hiperkes

- Sasarannya adalah manusia

- Bersifat medis

Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (UU no. 14 tahun 1969 tentang tenaga

kerja) adalah lapangan kesehatan yang ditujukan kepada pemeliharaan dan mempertinggi

derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan,

perawatan kepada tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara – cara dan

syarat yang memenuhi norma – norma hygiene perusahaan dan kesehatan untuk mencegah

penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit umum serta menetapkan syarat –

syarat kesehatan bagi perumahan tenaga kerja.

TUJUAN

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja sebagai salah satu

unsure sangat penting dari kesejahteraan dan meningkatkan kegairahan kerja, efisiensi,

produktifitas dan moril kerja factor manusia dalam setiap sector kegiatan ekonomi.

2. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi – tingginya,

melalui :

a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja

c. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas

d. Pemberantasan kecelakaan kerja

e. Peningkatan gairah kerja

f. Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari bahaya

pencemaran perusahaan

g. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya – bahaya yang mungkin ditimbulkan

oleh produk – produk industri.

3. Sebagai alat menciptakan dan meningkatkan tenaga kerja yang sehat dan produktif

Page 6: bab1,2,3 hiperkes

USAHA-USAHA HYGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Upaya peningkatan (promotif)

Bertujuan untuk meningkatkan derajat dan kapasitas kerja melalui :

Penerapan pola hidup sehat, diantaranya:

-Pendidikan dan penerangan

-Perbaikan gizi

-Perkembangan kejiwaan yang sehat

-Perumahan sehat

-Rekreasi

-Tempat, cara, lingkungan yang sehat

-Nasehat perkawinan termasuk KB

-Perhatian terhadap faktor keturunan

2. Upaya pencegahan (preventif)

Bertujuan memberi perlindungan kepada pekerja sebelum adanya gangguan akibat

kerja:

-Pemeriksaan kesehatan awal

-Imunisasi

-Penerapan ergonomi

-Hygiene lingkungan

-Perlindungan diri terhadap bahaya – bahaya

-Pengendalian lingkungan kerja (agar dalam batas aman)

-Latihan fisik (relaksasi secara rutin)

-Pemberian suplemen gizi untuk sistem kekebalan pekerja

-Rotasi kerja (mencegah kejenuhan)

Page 7: bab1,2,3 hiperkes

3. Upaya penyembuhan (kuratif)

Diberikan kepada pekerja yang sudah memperlihatkan gangguan kesehatan atau

gejala dini dengan cara :

-Mengobati penyakit

-Mencegah terjadinya komplikasi dan penularan terhadap keluarganya atau teman

sekerja

yang bertujuan untuk menghentikan proses penyakit, mempercepat masa

istirahat, mencegah terjadinya cacat, bahkan kematian

4. Upaya pemulihan (rehabilitatif)

Diberikan kepada pekerja yang karena penyakit atau kecelakaan telah

mengakibatkan cacat, sehingga pekerja tidak mampu bekerja secara permanen.

Kegiatannya meliputi :

-Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuan yang

masih ada secara optimal

-Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai dengan kemampuan

-Penyuluhan kepada masyarakat serta pengusaha agar mau menggunakan pekerja

yang cacat

PENYAKIT-PENYAKIT AKIBAT KERJA

Adanya hazard pada pekerjaan/lingkungan kerja dapat menimbulkan gangguan

kesehatan pada tenaga kerja yang dikenal sebagai penyakit akibat kerja. Penyakit akibat

kerja (PAK) biasanya terjadi akibat pajanan kumulatif-yaitu setelah bekerja bertahun-tahun

pada lingkungan kerja atau mengerjakan pekerjaannya pada kondisi yang tidak memenuhi

standar. Penyakit akibat kerja (PAK) biasanya bersifat kronis ysulit/tidak bisa disembuhkan

dan menyebabkan kecacatan dan atau kematian.

Berbagai istilah yang berhubungan :

- Penyakit akibat kerja (Occupational disease) : penyakit yang mempunyai penyebab

yang spesifik atau asosiasi kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari

satu agent penyebab yang sudah diakui.

Page 8: bab1,2,3 hiperkes

- Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Work related disesase) : penyakit

yang mempunyai beberpa agent penyebab, dimana factor pada pekerjaan memegang

peranan bersama dengan factor resiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang

mempunyai etiologi yang kompleks.

- Penyakit yang mengenai populasi pekerja (Disease affecting working populations) :

penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agent penyebab di tempat

kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.

- Penyakit yang timbul karena hubungan kerja : penyakit yang timbul karena

hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan ataau lingkungan

kerja.

Ada 31 kelompok penyakit akibat kerja / hubungan kerja (Kep Pres RI No. 22

tahun 1993 ) :

1. Pnemokoniosis oleh debu mineral (silikosis, antara kosilokosis, asbestosis)

2. Bronkhopulmoner oleh debu logam keras

3. Bronkhopulmoner oleh debu kapas (bissinosis)

4. Asma akibat kerja oleh sensitisasi dan zat perangsang dalam proses pekerjaan

5. Alveolitis : alergi oleh menghirup debu organik

6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaan

7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium

8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor

9. Penyakit yang disebabkan oleh krom

10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan

11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen

12. Penyakit yang disebabkan oleh air raksa

13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal

14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor

15. Penyakit yang disebabkan oleh karbondisulfida

16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen atau hidrokarbon halivatik

17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena

18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina

19. Penyakit yang disebabkan oleh nitro gliserin atau ester asam nitrat

Page 9: bab1,2,3 hiperkes

20. Penyakit yang disebabkan oleh gas / uap beracun seperti karbon monoksida,

hidrogen sulfida

21. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan

22. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau latek

23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik

24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan tinggi

25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik

26. Dermatosis yang disebabkan oleh fisik, kimia, biologis

27. Kanker kulit oleh karena teer, minyak mineral

28. Kanker paru / mesoteliopma oleh abses

29. Penyakit infeksi oleh virus, bakteri, parasit (pekerjaan yang memiliki resiko

kontaminasi tinggi)

30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi, rendah, panas radiasi / kelembaban

udara tinggi

31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia termasuk bahan obat

Penyakit akibat kerja dapat mempengaruhi fisik maupun mental dan berakibat sementara

maupun permanen. Penyakit akibat kerja dapat terjadi karena ketidak serasian antara

pekerja / tenaga kerja dengan :

- sesama tenaga kerja

- pimpinan unit kerja

- peralatan yang digunakan

- proses produksi yang dikerjakan

- lingkungan kerja dan bahan produksi

- peraturan kerja yang diterapkan sarana yang disediakan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT DAN PENYAKIT YANG

DITIMBULKAN

Faktor – faktor penyebab penyakit akibat kerja :

Dari pekerja :

a. Kekurangan gizi

Page 10: bab1,2,3 hiperkes

b. Pola hidup tidak sehat (minum alkohol, merokok, kurang berolahraga)

c. Faktor psikososial seperti lingkungan kerja yang tidak kondusif, stress

Dari lingkungan kerja :

a. Terpajan bahan kimia, biologi

b. Golongan fisik : suara, radiasi, suhu, tekanan tinggi, penerangan

c. Golongan chemist : debu, uap,gas, larutan awan / kabut

d. Golongan fisiologi : kontribusi alat / mesin

Dampak / akibat dari terjadinya penyakit akibat kerja adalah :

a. Menurunnya derajat kesehatan dan kebugaran pekerja

b. Hilangnya waktu produktivitas pekerja

c. Menurunnya produktivitas kerja

Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada bahan yang

digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak

mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan

dalam 5 golongan:

1. GOLONGAN FISIKA

- Bunyi → Bising

- Suhu Tinggi : → dehidrasi dan pengeluaran elektrolit tubuh yang banyak

→Hyperpirexia,Heat Cramp,Heat Exhaustion,Heat Stroke

- Radiasi Sinar Elektromagnetik :

Infra merah → Katarak

Ultraviolet → Konjungtivitis

Sinar α, β dan γ dan Bahan radioaktif lainnya

- Tekanan Udara → Penyakit Caison’s

- Pencahayaan → Tajam penglihatan berkurang

- Getaran → Penyempitan pembuluh darah (Raynaud‘ disease)

2. GOLONGAN KIMIA

Perusahaan/ Perindustrian upuk, Pestisida, Kertas, Refinery, Pengolahan gas bumi, obat-

obatan banyak menggunakan bahan kimia sebagai bahan baku atau pembantu

Page 11: bab1,2,3 hiperkes

Penggunaan bahan kimia tadi bisa menyebabkan bahaya Kebakaran, Peledakan, Iritasi

dan Keracunan 70% PAK adalah disebabkan oleh bahan kimia berbahaya yang masuk

lewat mulut, pernafasan atau kulit

Bahan Kimia Berbahaya bisa berupa padat, gas, partikel maupun uap Masuknya Bahan

kimia tadi bisa menimbulkan gejalanya secara akut atau kronik Keracunan Akut

biasanya terjadi akibat masuknya bahan kimia dalam jumlah besar pada waktu singkat,

misalnya :

a. Keracunan gas CO

b. Keracunan asam Sianida (HCN)

c. Keracunan Kronik terjadi karena masuknya bahan kimia tadi dalam jumlah sedikit

tetapi dalam jangka panjang, misalnya :

d. Keracunan Benzena

e. Keracunan Uap Pb → Leukemia

f. Keracunan bahan-bahan Karsinogen → Kanker

3. GOLONGAN BIOLOGI :

Yang didapat dari :

- Virus (Hepatitis)

- Bakteri (Tuberkulosis pada petugas medis)

- Parasit (Malaria)

- Cacing

- Jamur

4. GOLONGAN FISIOLOGI (ERGONOMI)

Terjadi akibat malposisi sewaktu bekerja (Myalgia, backache atau cedera punggung)

5. GOLONGAN MENTAL PSIKOLOGI

Yang didapat dari :

- Suasana Kerja monoton

- Hubungan kerja yang kurang baik

- Upah tidak sesuai

- Tempat kerja yang terpencil → Stress → Perubahan tingkah laku, Tidak bisa

mengambil keputusan, TD naik → Penyakit lain atau Kecelakaan

Page 12: bab1,2,3 hiperkes

USAHA-USAHA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT AKIBAT

KERJA

Menurut Erna Tresnaningsih (1994:15) menyebutkan usaha-usaha pencegahan dan

pembetasan penyakit akibat kerja, yaitu :

1. Subtitusi

Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan yang

tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya.

2. Isolasi

Yaitu dengan mengisolir (menyendirikan) proses-proses yang berbahaya dalam

perusahaan. Misalnya mesin yang sangat gemuruh, atau proses-proses yang

menghasilkan gas atau uap berbahaya.

3. Ventilasi umum

Yaitu dengan mengalirkan udara sebanyak perhitungan ruangan kerja, agar kadar

bahan-bahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini akan lebih rendah dari nilai

ambang batasnya.

4. Ventilasi keluar setempat

Yaitu dengan menghisap udara dari suatu ruangan kerja agar bahan-bahan yang

berbahaya dihisap dan dialirkan ke luar.

5. Mempergunakan alat pelindung perseorangan

Para karyawan diperlengkapi dengan alat-alat pelindung sesuai dengan jenis

pekerjaannya.

6. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

Sebelum bekerja para karyawan diperiksa kesehatannya (fisik dan psikisnya) agar

penempatannya sesuai dengan jenis jabatan sehingga lebih optimal.

7. Penerangan/penjelasan sebelum kerja

Page 13: bab1,2,3 hiperkes

Kepada para karyawan diberikan penjelasan sebelum bekerja agar mereka

mengetahui, mengerti dan mematuhi peraturan-peraturan serta agar lebih berhati-

hati.

8. Pemeriksaan kesehatan ulangan

Pada para karyawan secara berkala, pada waktu-waktu tetrtentu secara berkala

dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui adanya penyakit-penyakit

akibat kerja yang ditimbulkan.

KECELAKAAN KERJA DAN PEMECAHANNYA

Definisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi ketika berhubungan dengan

hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja

demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah

menuju tempat kerja daan pulang ke rumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui

atau merupakan kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari

kerja.

Faktor Utama penyebab terjadinya kecelakaan kerja

1. Faktor fisik

2. Faktor manusia

Kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni:

1. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan.

2. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.

Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi dua, yakni:

1. Perilaku pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak memenuhi

keselamatan, misalnya: karena kelengahan, kecerobohan, ngantuk,

kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada, 85% dari

kecelakaan yang terjadi disebabkan karena faktor manusia ini.

Page 14: bab1,2,3 hiperkes

2. Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau “unsafety

condition”, misalnya: lantai licin, pencahayaan kurang, silau, mesin yang

terbuka, dan sebagainya.

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja ini

diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni:

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan

Terjatuh

Tertimpa benda

Tertumbuk atau terkena benda-benda

Terjepit oleh benda

Gerakan-gerakan melebihi kemampuan

Pengaruh suhu tinggi

Terkena arus listrik

Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi

2. Klasifikasi menurut penyebab

Mesin, misalnya: mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergajian kayu, dan sebagainya.

Alat angkut, misalnya: alat angkut darat, udara, dan alat angkut air.

Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik, dan sebagainya.

Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi, misalya : bahan peledak, gas, zat-zat kimia, dan sebagainya.

Lingkungan kerja (di luar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah).

Penyebab lain yang belum masuk tersebut di atas.

3. Klasifikasi menurut luka atau kelainan

Patah tulang

Dislokasi (keseleo)

Regang otot (urat)

Page 15: bab1,2,3 hiperkes

Memar dan luka dalam yang lain

Amputasi

Luka di permukaan

Gegar dan remuk

Luka bakar

Keracunan-keracunan mendadak

Pengaruh radiasi

Lain-lain

4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh

Kepala

Leher

Badan

Anggota atas

Anggota bawah

Banyak tempat

Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut.

Pemecahannya

Pemecahan terhadap adanya kecelakaan kerja :

1. Pelatihan, Instruksi, Informasi dan Pengawasan kecelakaan kerja.

2. Kemungkinan resiko yang timbul dari kecelakaan kerja.

3. Perawatan bagi korban kecelakaan kerja dan perawatan peralatan sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja yang telah dilakukan.

4. Perlindungan bagi pekerja lain sebagai tindakan preventif.

5. Aturan bila terjadi pelanggaran (sanksi).

6. Pemeriksaan atas kecelakaan yang timbul di area kerja.

7. Pengaturan pekerja setelah terjadi kecelakaan kerja.

8. Memeriksa proses investigasi dan membuat laporan kecelakaan kepada pihak yang berwenang.

Page 16: bab1,2,3 hiperkes

9. Membuat satuan kerja yang terdiri atas orang yang berkompeten dalam penanganan kecelakaan di area terjadi kecelakaan kerja.

Pencegahan Kecelakaan Kerja

1. Mengurangi kondisi kerja yang tidak aman.

Penanggungjawab keselamatan kerja harus merancang tugas sedemikian

rupa untuk menghilangkan atau mengurangi  bahaya fisik. Gunakan risk

assesment atau checklist inspeksi alat untuk mengidentifikasi dan

menghilankan bahaya-bahaya yang  potensial.

2. Mengurangi tindakan karyawan yang tidak aman.

Tindakan-tindakan karyawan yang tidak aman (atau tidak sesuai

prosedur kerja) dapat dikurangi dengan berbagai aktivitas/ cara, yaitu:

seleksi dan penempatan

propaganda, kampanye, atau mengenai keselamatan kerja

pelatihan mengenai prosedur kerja dan keselamatan kerja serta dorongan positif (positive reinforcement)

komitme dari manajer tingkat atas (top management).

3. Peraturan perundangan

4. Standarisasi

5. Pengawasan

6. Penelitian teknik

7. Riset medis

8. Penelitian psikologis

9. Penelitian secara statistik

10. Pendidikan

11. Latihan-latihan

12. Penggairahan

13. Asuransi

LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT

Lingkungan kerja yang sehat :

Page 17: bab1,2,3 hiperkes

1. Teratur.

2. Bersih dan tidak licin.

3. Nyaman suhunya.

4. Ada keseimbangan antara waktu kerja dan waktu istirahat.

5. Harmonis tata warna dan tata letaknya.

6. Kondisi mesin dan alat-alat produksi lainnya disesuaikan dengan

manusianya.

7. Ada pengaturan intensitas dan penyebaran cahaya.

8. Bahan-bahan beracun terkendali.

9. Limbahnya dinetralisir.

10. Ada suasana kekeluargaan.

FUNGSI DAN TUGAS PERAWAT DALAM HIPERKES

Fungsi Perawat dalam Hiperkes

1. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja.

2. Melaksanakan program kerja yang telah dilaksanakan.

3. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan.

4. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan.

5. Menilai keadaan kesehatan tenaga kerja.

6. Menyelenggarakan pendidikan kepada tenaga kerja.

7. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan

8. Mengkaji masalah kesehatan

9. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja

10. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja

Tugas Perawat dalam Hiperkes

1. Pengawasan terhadap lingkungan pekerja

2. Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan

Page 18: bab1,2,3 hiperkes

3. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja

4. Membantu dalam penilaian keadaan kesehatan pekerja

5. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah

kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah

6. Ikut menyelenggarakan pendidikan Keselamatan Kesehatan Kerja terhadap

pekerja

7. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kesehatan kerja

8. Pendidikan kesehatan mengenai keluarga berencana terhadap pekerja dan

keluarga pekerja.

9. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja

10. Mengkordinasi dan mengawasi pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja.

USAHA-USAHA KERJA MELALUI PUSKESMAS

20 Usaha Kerja melalui Puskesmas, yaitu :

1. Kesehatan ibu dan anak,

2. Keluarga Berencana,

3. Usaha kesehatan gizi,

4. Kesehatan lingkungan,

5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,

6. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan lalu lintas,

7. Penyuluhan kes-mas,

8. Peningkatan usaha kesehatan sekolah,

9. Kesehatan olah raga,

10. Perawatan kes-mas,

11. Kesehatan kerja,

12. Kesehatan gigi dan mulut,

13. Kesehatan jiwa,

14. Kesehatan mata,

15. Laboratorium sederhana,

Page 19: bab1,2,3 hiperkes

16. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan,

17. Kesehatan usia lanjut,

18. Pembinaan pengobatan tradisional,

19. Kesehatan remaja, dan

20. Dana sehat.

Page 20: bab1,2,3 hiperkes

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hiperkes pada dasarnya merupakan penggabungan dua disiplin ilmu yang

berbeda yaitu medis dan teknis yang menjadi satu kesatuan sehingga mempunyai

tujuan yang sama yaitu menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.

Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dari ilmu kesehatan / kedokteran beserta

prakteknya yang bertujuan agar pekerja / masyarakat pekerja memperoleh derajat

kesehatan yang setinggi – tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial melalui usaha

– usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit – penyakit atau gangguan –

gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor – faktor pekerjaan dan lingkungan

kerja serta terhadap penyakit – penyakit umum.

B. SARAN

Program pelaksanaan hiperkes harus ditingkatkan untuk mengurangi angka

kecelakaan kerja .