makalah hiperkes kelompok 2

29
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap karyawan yang bekerja sangat membutuhkan perhatian, salah satu contohnya adalah perhatian tentang kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dalam bekerja agar karyawan dapat terjamin kesehatan dan keselamatannya pada saat bekerja, karena dengan terjaminnya rasa aman tersebut maka karyawan dapat bekerja lebih baik sehingga produktivitas kerja dari karyawan dapat meningkat. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja pada suatu perusahaan menentukan baik tidaknya suatu performansi kerja dalam perusahaan tersebut. Kemampuan seseorang sangat bergantung pada gabungan dari karakteristik pribadi, kapasitas fisiologis, psikologis serta biomekanika yang dimilikinya. Sedangkan aktivitas yang dilakukan tergantung kepada tugas, organisasi dan lingkungan yang harus dihadapi. Potensi bahaya yang muncul dapat berupa cara kerja dari tenaga kerja, peralatan kerja yang canggih, beban kerja yang berat yang akan mengakibatkan penyakit akibat kerja, sehingga kecacatan bahkan kematian. Antisipasi terhadap potensi bahaya tersebut harus dilaksanakan sedini mungkin. Sebagai salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang sarat dengan muatan Hak Azasi Manusia (HAM) termasuk salah satu syarat dalam memenuhi tuntutan globalisasi dunia sehingga K3 perlu mendapat perhatian kita untuk lebih dimasyarakatkan 1

Upload: pipimseptiana

Post on 28-Oct-2015

522 views

Category:

Documents


45 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: makalah hiperkes kelompok 2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Setiap karyawan yang bekerja sangat membutuhkan perhatian, salah satu contohnya

adalah perhatian tentang kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dalam bekerja agar

karyawan dapat terjamin kesehatan dan keselamatannya pada saat bekerja, karena dengan

terjaminnya rasa aman tersebut maka karyawan dapat bekerja lebih baik sehingga

produktivitas kerja dari karyawan dapat meningkat.

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja pada suatu perusahaan menentukan baik

tidaknya suatu performansi kerja dalam perusahaan tersebut. Kemampuan seseorang sangat

bergantung pada gabungan dari karakteristik pribadi, kapasitas fisiologis, psikologis serta

biomekanika yang dimilikinya. Sedangkan aktivitas yang dilakukan tergantung kepada tugas,

organisasi dan lingkungan yang harus dihadapi.

Potensi bahaya yang muncul dapat berupa cara kerja dari tenaga kerja, peralatan kerja

yang canggih, beban kerja yang berat yang akan mengakibatkan penyakit akibat kerja,

sehingga kecacatan bahkan kematian. Antisipasi terhadap potensi bahaya tersebut harus

dilaksanakan sedini mungkin.

Sebagai salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang sarat dengan muatan Hak

Azasi Manusia (HAM) termasuk salah satu syarat dalam memenuhi tuntutan globalisasi

dunia sehingga K3 perlu mendapat perhatian kita untuk lebih dimasyarakatkan kepada

seluruh dunia usaha dan unsur terkait lainnya. Pengembangan dan peningkatan K3 di sektor

kesehatan perlu dilakukan dalam rangka menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan

penyakit yang timbul akibat hubungan kerja untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi

kerja.

Kondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum

diperkirakan termasuk rendah. Kondisi  tersebut mencerminkan kesiapan daya saing

perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit

menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja

(produktivitas kerja yang rendah). Hal tersebut perlu didukung dengan tenaga kerja yang

kompeten.Oleh karena itu, disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu

memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.

1

Page 2: makalah hiperkes kelompok 2

I.2 Dasar Hukum

Dengan alasan untuk melindungi para tenaga kerja dan pengembangan usaha demi

tercapainya tidak adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja maka ada beberapa landasan

yang digunakan oleh perusahaan, sebagai berikut :

A. UU No.I tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan kerja

B. UU No 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87 tentang ketenagakerjaan

C. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan

D. UU No 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja

E. Permenakertrans No.03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja

F. Kepres RI No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan

atau lingkungan kerja

G. Kepmenakertrans No.68 tahun 2004 tentang pencegahan dan penanggulangan

HIV/AIDS di tempat kerja

H. Permenakertrans No.11/Men/VI/2005 tentang pencegahan penyalahgunaan

narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja

I. Permenakertrans No.01/Men/1976 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi

dokter perusahaan

J. Permenakertrans No.01/Men/1979 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi

paramedic perusahaan

K. Permenakertrans No.Per 02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga

kerja dalam penyelanggaraan keselamatan kerja

L. Permenakertrans No.Per 03/Men/1983 tentang pelayanan kesehatan kerja.

M. SE.Menakertrans No.SE.01/Men/1979 tentang pengadaan kantin dan ruang

makan

N. SE.Dirjen binawas No.SE.86/BW/1989 tentang perusahaan catering yang

mengelola makanan bagi tenaga kerja

2

Page 3: makalah hiperkes kelompok 2

I.3 Profil Perusahaan

Identitas Perusahaan

1. Nama : PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

2. Sektor usaha : Pembuatan kapal baru dan perbaikan kapal (shipyard and

engineering)

3. Alamat : jl. Sindang Laut no. 101, Kali Baru, Cilincing-Jakarta 14110

4. Jumlah pekerja : ± 2000 orang

Tenaga Kerja di Galangan 1: 563 orang

5. Waktu kerja : pukul 07.30 – 16.30 WIB

6. Dokter perusahaan : 1 orang, Perawat: 1 orang

PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) didirikan pada tahun 1990 merupakan

gabungan dari empat (4) perusahaan galangan kapal yang terpadu untuk

meningkatkan kinerja. Perusahaan yang bergabung tersebut adalah:

-       PT. Dok & Perkapalan Tanjung Priok (Persero) yang didirikan sejak 1891

-       PT. Kodja (Persero) yang didirikan sejak tahun 1964

-       PT. Pelita Bahari (Persero) didirikan since 1964

-       Galangan Kapal PT. Dok & Nusantara (Persero) yang didirikan sejak 1964

4 (empat) Perusahaan perkapalan tersebut bergabung ke dalam 1 (satu) perusahaan

dengan nama PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (DKB).

Penggabungan pada tahun 1990 ini bertujuan mengkonsolidasikan sinergi antara

galangan kapal, meningkatkan produktivitas dan efektivitas.

Struktur Perusahaan dan Ruang Lingkup Usaha

Struktur perusahaan DKB adalah terdiri dari empat (4) Unit Galangan Jakarta dan

enam (6) cabang dengan rincian sebagai berikut:

-       Unit Galangan Jakarta I

3

Page 4: makalah hiperkes kelompok 2

-       Unit Galangan Jakarta II

-       Unit Galangan Jakarta III

-       Unit Galangan Paliat

-       Cabang Padang

-       Cabang Sabang

-       Cabang Palembang

-       Cabang Banjarmasin

-       Cabang Cirebon

-       Cabang Semarang

VISI :

Menjadikan perusahaan industri perkapalan dan lepas pantai yang unggul di pasar

domestik dan mampu bersaing di pasar global.

MISI :

Mengembangkan perusahaan industri perkapalan dan lepas pantai yang kompetitif

dan memberikan manfaat kepada stake holder.

4

Page 5: makalah hiperkes kelompok 2

I.4 Landasan Teori

ERGONOMI

Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (ILO=International Labor

Organization) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk

mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum agar

bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan. Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama antara

lingkungan kerja ( ahli hiperkes), manusia (dokter dan paramedik) serta mesin perusahaan

(ahli tehnik). Kerjasama ini disebut segitiga ergonomi.

Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat dengan

produktivitas dan kepuasan kerja.

Adapun sasaran dari ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik sektor formal,

informal dan tradisional.

Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin dan lingkungan yang

bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara efisien, selamat dan nyaman.

Dengan demikian dalam penerapannya harus memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat

kerja, posisi kerja, proses kerja.

Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut: 1) meningkatkan

kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental),

mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja,

2) meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kerjasama sesama

pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam

tempat kerja, 3) berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik,

ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan

efisiensi sistem manusia-mesin.

Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka kesakitan akibat

kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi berkurang, stress

akibat kerja berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah baik, rasa aman karena

bebas dari gangguan cedera, kepuasan kerja meningkat.

Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :

1. Teknik

2. Fisik

3. Pengalaman psikis

5

Page 6: makalah hiperkes kelompok 2

4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan

persendian

5. Anthropometri

6. Sosiologi

7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take dan

aktivitas otot.

8. Desain, dll.

Aplikasi/penerapan Ergonomik pada tenaga kerja:

1. Posisi Kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan

berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang

belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.

2. Proses Kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai

dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.

3. Tata Letak Tempat Kerja

Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang

berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.

4. Mengangkat beban

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,

punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,

jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

Penyakit-penyakit di tempat Kerja yang Berkaitan dengan Ergonomi

Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi medis yang

biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :

1. Pemeriksaan sebelum bekerja

Bertujuan untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya.

2. Pemeriksaan berkala

6

Page 7: makalah hiperkes kelompok 2

Bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya danmendeteksibila ada

kelainan.

3. Nasehat

Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda danyang

sudah berumur.

KESEHATAN KERJA

Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan

lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya

sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal

(UU Kesehatan 1992 Pasal 23).Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat

kesehatan yang setinggi – tingginya, baik fisik, mental dan sosial bagi masyarakat pekerja

dan masyarakat yang berada di lingkungan perusahaan.Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya

promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.

Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang membantu seseorang

untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal, yaitu terjadinya keseimbangan

kesehatan fisik, emosi, spiritual dan intelektual. Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja

adalah terciptanya perilaku dan lingkungan kerja sehat juga produktivitas yang tinggi.

Tujuan dari promosi kesehatan adalah:

Mengembangkan perilaku kerja sehat

Menumbuhkan lingkungan kerja sehat

Menurunkan angka absensi sakit

Meningkatkan produktivitas kerja

Menurunnya biaya kesehatan

Meningkatnya semangat kerja

Upaya preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja yang

disebabkan oleh alat/ mesin dan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan kerja ataupun

penyakit menular umumnya yang bisa terjangkit pada saat melakukan pekerjaan yang

diakibatkan oleh pekerja. Upaya preventif diperlukan untuk menunjang kesehatan optimal

pekerja agar didapat kepuasan antara pihak pekerja dan perusahaan sehingga menimbulkan

keuntungan bagi kedua belah pihak.Aplikasi upaya preventif diantaranya pemakaian alat

pelindung diri dan pemberian gizi makanan bagi pekerja.

Gizi kerja adalah gizi /nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi

kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan. Gizi kerja menjadi

7

Page 8: makalah hiperkes kelompok 2

masalah disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan makan pagi, kurangnya

perhatian pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi, tidak mendapat uang

makan, serta jumlah, kapan dan apa dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi kerja yang

kurang bagi pekerja adalah :

Pekerja tidak bekerja dengan maksimal

Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang

Kemampuan fisik pekerja yang berkurang

Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan

Reaksi pekerja yang lamban dan apatis,

Pekerja tidak teliti

Efisiensi dan produktifitas kerja berkurang

Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya berbagai

penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit degenerative,

arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah terserang infeksi akut seperti gangguan

saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran perusahaan untuk memberikan

informasi gizi makanan atau pelaksanaan pemberian gizi kerja yang optimal akan

meningkatkan kesehatan dan produktivitas yang setinggi – tingginya.

Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi

pekerja.Upaya penatalaksanaan penyakit yang timbul pada saat bekerja merupakan langkah

untuk meningkatkan kepuasan pekerja dalam bekerja, sekaligus memberi motivasi untuk

pekerja supaya memiliki kesehatan yang optimal.Penyakit yang sering timbul dalam suatu

lokasi pekerjaan dapat menjadi tolak ukur dalam mengambil langkah promosi dan

pencegahan, sehingga tujuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja optimal

dilaksanakan.

BAB II

PELAKSANAAN

8

Page 9: makalah hiperkes kelompok 2

II.1 Tanggal dan Waktu Pengamatan

Kegiatan kunjungan identifikasi tempat kerja dalam hal ini PT. Dok & Perkapalan

Kodja Bahari dilakukan pada hari Kamis, tanggal 22 Agustus 2013 mulai pukul 09.00 hingga

pukul 12.30 WIB.

II.2 Lokasi Pengamatan

PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) yang merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang pembuatan kapal baru dan perbaikan kapal ini berlokasi di Jl. Sindang

Laut no. 101, Kali Baru, Cilincing-Jakarta 14110.

BAB III

HASIL PENGAMATAN

9

Page 10: makalah hiperkes kelompok 2

III.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang tersedia antara lain:

- Poliklinik

Poliklinik ini terdapat 1 dokter perusahaan dan 1 perawat. Terdiri dari satu ruang

pemeriksaan dan satu ruang obat-obatan. Poliklinik tersebut dibuka hari senin sampai

minggu, pada pukul 07.30 – 16-30. Dokter perusahaan tersebut ada di poliklinik

setiap hari kamis tetapi tidak ada kepastian jam kerja. Di poliklinik tersebut hanya

menangani untuk luka-luka kecil seperti lecet, untuk luka-luka besar biasanya dirujuk

ke Rumah Sakit yang terdekat dari perusahaan. Di poliklinik dapat dilakukan

pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolesterol, tetapi tidak tersedia untuk

pemeriksaan spirometri dan audiometri. Untuk tindakan penyuntikan biasanya

permintaan dari pasien sendiri dan pasien sudah membawa obat dan jarum suntik.

- Lapangan olahraga

Terdapat fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola, voli dan bulu tangkis di area

perusahaan. Setiap hari jumat sebelum aktifitas dimulai, seluruh tenaga kerja

perusahaan melaksanakan olahraga.

III.2 Program Kesehatan

Program kesehatan preventif seperti vaksinasi, pemberian vitamin tidak diadakan

pada perusahaan ini.

Program kesehatan promotif yang dilakukan yaitu kegiatan seminar dan penyuluhan

misalnya penyuluhan mengenai TBC dan HIV AIDS, namun penyuluhan yang dilakukan

tidak berasal dari perusahaan, tapi sebuah kunjungan dari pihak luar, dengan kata lain

penyuluhan tidak dilakukan secara rutin.

Program Kesehatan Kuratif yaitu kegiatan pengobatan yang dilakukan paramedis

perusahaan, misalnya pengobatan dipoloklinik yang dibuka dari hari senin sampai dengan

hari minggu, namun jam kerja pada pukul 07.30 – 16-30.

Program kesehatan Rehabilitatif sudah dilakukan oleh perusahaan ini dalam bentuk

rujukan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke RS yang mengadakan kerja sama

dengan perusahaan dan berupa pemindahan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke

bagian yang sesuai dengan kondisi tenaga kerja saat ini.

10

Page 11: makalah hiperkes kelompok 2

III.3 Pencegahan HIV AIDS dan Narkoba

Dari hasil diskusi dan wawancara pada narasumber, untuk pencegahan HIV AIDS

tidak dilakukan secara optimal, hanya dilakukan penyuluhan, namun tidak dilakukan secara

berkala.

III.4 Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan yang seharusnya berupa program pemeriksaan kesehatan bagi

setiap tenaga kerja, berupa pemeriksaan awal, berkala, dan khusus

1. Pemeriksaan kesehatan Awal

Pemeriksaan kesehatan pada tahap ini berupa pemeriksaan fisik dan kesehatan

(termasuk pengukuran berat badan dan tinggi badan) ketika akan melakukan

penerimaan calon tenaga kerja dengan tujuan bahwa calon tenaga kerja tersebut

memang layak bekerja. Apabila pada tahap ini ditemukan kecenderungan penyakit

yang akan diderita dan calon tenaga kerja tersebut akan diterima sebagai pegawai

maka akan dilakukan pemeriksaan kembali pada pemeriksaan kesehatan berkala.

Dari hasil pengamatan dilapangan didapatkan bahwa di Galangan 1, karena galangan

1 merupakan perusahaan cabang (bukan pusat) sehingga pemeriksaan awal tidak

dilakukan karena unit yang melakukan pemeriksaan awal pada tenaga kerja adalah

unit kantor pusat PT. DKB

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pemeriksaan ini meupakan pemeriksaan lanjutan yang dilakukan minimal 1 x setahun.

Tenaga kerja diminta untuk melakukan medical check-up dan hasilnya akan

dibandingkan dengan hasil pemeriksaan kesehatan tahun lalu. Jika ditemukan

kecenderungan untuk menderita penyakit tertentu maka pihak perusahaan akan

menindaklanjuti.

Dari hasil pengamatan di Galangan 1, dikatakan bahwa setiap 3 bulan sekali diadakan

pemeriksaan asam urat, hipertensi, gula darah, maupun kolestrol (jika ditemukan nilai

yang diatas normal maka ditindaklanjuti dengan pemberiaan obat), namun

pemeriksaan yang berkaitan dengan pekerjaan (seperti pemeriksaan audiometri,

pemeriksaan spirometri berkala) tidak dilakukan.

3. Pemeriksaan Khusus

11

Page 12: makalah hiperkes kelompok 2

Pemeriksaan ini disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja terutama yang terpapar

hazard tertentu.

Dari hasil pengamatan di Galangan 1, tidak dilakukan pemeriksaan khusus apapun

pada tenaga kerja

Dokter perusahaan dikatakan hanya datang 1 x seminggu di galangan 1, yaitu pada setiap hari

kamis jam kerja, dari pengamatan di lapangan pada hari ini (Kamis), kami tidak mendapati

adanya dokter perusahaan di poliklinik

III.5 Ergonomi

1.Sikap Kerja

Hasil pengamatan mengenai sikap kerja dari tenaga kerja menunjukkan beberapa

sudah sesuai dengan aspek ergonomis, tetapi banyak juga yang tidak sesuai,terbukti dengan

adanya:

Tidak menggunakan APD saat mengelas

2. Cara Kerja

Cara kerja yang kami amati ada dua sisi yaitu : posisi kerja dan proses kerja.

a. Posisi kerja tenaga kerja tidak ergonomis karena dari hasil pengamatan di galangan 1

didapatkan bahwa tenaga kerja terlalu menjongkok saat mengelas, dan pada tenaga

kerja angkat angkut, mengangkut karung goni dengan cara berdiri lalu mengambil

karung goni dan memindahkan ke tempat lain. Disamping banyak posisi tenaga kerja

yang tidak ergonomis, ada pula posisi yang ergonomis yaitu dimana tenaga kerja

memakai tangga untuk mengecat bagian kapal yang tinggi sesuai dengan bagian kapal

yang akan dicat sehingga tenaga kerja tidak menjinjit ataupun mendangak.

a. Proses kerja karyawan menggunakan alat bantu secara keseluruhan baik karena alat

bantu tersebut bisa diarahkan sesuai kebutuhan. Dalam proses tersebut tenaga kerja

juga menggunakan tangan secara manual, dalam hal ini masih banyak tenaga kerja yang

melakukan pekerjaan yang berulang – ulang dan monoton.

3.Beban Kerja

Berdasarkan hasil survey dan wawancara yang dilakukan dengan manajer logistik,jam kerja

yang dijalankan adalah pukul 07.30-16.30 WIB yang masih dalam taraf normal 8 jam sehari.

12

Page 13: makalah hiperkes kelompok 2

Tidak diadakan pembagian shift, namun apabila penyelesaian pekerjaan harus selesai dalam

waktu yang singkat maka ada overtime dimana pada setiap tenaga kerja overtime tidak lebih

dari 56 jam dan dikatakan bahwa selama ini maksimal overtime yang dijalankan oleh tenaga

kerja tidak lebih dari 28 jam.

III.6 Program Pemenuhan Gizi pekerja

Hasil pengamatan dilapangan, untuk pemenuhan gizi pekerja, perusahaan memberikan

makan siang kepada pekerja yang bekerjasama dengan katering. Dari hasil wawancara

didapatkan dalam pemberiannya, untuk gizi dan kalori pada setiap makanan yang diberikan

telah dikalkulasikan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. Menu diberikan dalam nasi box

dengan isi menu yang bervariasi setiap harinya. Varian isi menu antara lain :

1. Nasi putih

2. Ayam/ Daging/ Ikan

3. Tempe/ Tahu/ Telur

4. Sayuran

5. Buah

Perusahaan juga menyediakan galon air mineral yang dibagikan dengan cara melalui

salah seorang karyawan yang berkeliling galangan dengan sepeda. Dalam hasil wawancara

dengan narasumber di lapangan mengatakan, perusahaan menyediakan ruang makan untuk

para pekerja. Namun dari hasil pengamatan yang didapatkan adalah makan siang diantarkan

oleh seorang karyawan menggunakan sepeda ke tempat para pekerja melakukan aktivitasnya.

Para pekerja lalu makan langsung di tempat tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Hasil wawancara juga didapatkan bahwa sebelumnya perusahaan menyediakan dapur

umum, namun karena alasan biaya serta juru masak yang kurang bervariasi dalam penyediaan

varian makanan sehingga perusahaan bekerjasama dengan katering.

Perusahaan hanya memberikan makan siang kepada pekerja, dan untuk makanan selingan

tidak diberikan. Para pekerja mempunyai kebiasaan di sekitar jam 09.00 - 10.00 menyuruh

salah seorang karyawan untuk membelikan jajanan di luar galangan. Jajanan yang biasa

dibeli adalah aneka macam gorengan, roti, serta minuman dingin (es cendol, es cincau, dsb).

Jajanan langsung dimakan para pekerja di tempat kerja mereka.

13

Page 14: makalah hiperkes kelompok 2

Perusahaan juga mengadakan penyuluhan dan ceramah gizi kerja pada pekerja, namun

tidak diadakan secara rutin. Dari hasil wawancara kepada beberapa pekerja di lapangan

mengenai pengetahuan gizi kerja didapatkan tidak semua pekerja mengetahui tentang gizi

kerja.

III.7 10 besar penyakit pada pelayanan kesehatan

Dari hasil diskusi dan wawancara pada narasumber, tidak didapatkan informasi data

yang lengkap mengenai sepuluh penyakit tersering di perusahaan tersebut. Tetapi dari

keterangan, didapatkan ISPA yang paling sering terjadi pada tenaga kerja di perusahaan

tersebut.

III.8 Penyakit Akibat Kerja yang terjadi

Dari hasil diskusi dan wawancara yang dilakukan, penyakit akibat kerja jarang terjadi

pada tenaga kerja tersebut. Namun didapatkan keterangan bahwa tenaga kerja sering

mengeluh sakit pinggang dan sakit punggung akibat tidak melakukan pekerjaan sesuai

petunjuk.

III.9 Personil kesehatan

Personil kesehatan poliklinik di perusahaan ini adalah seorang dokter dan seorang

perawat. Juga seorang pegawai administrasi pada galangan I. perusahaan memiliki 1 dokter,

namun memiliki petugas paramedis lainnya di setiap galangan.

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

14

Page 15: makalah hiperkes kelompok 2

No Unit Kerja Permasalahan Penanganan

1 Ergonomi: cara

kerja

A.Posisi kerja yang salah seperti

berdiri,membungkuk tanpa

pijakan yang benar dan APD

Edukasi ulang dan

pengawasan kepada

para pekerja dan

pemberian APD dan

alat yang sesuai

2 Ergonomi: sikap

kerja

a.tidak disiplin menggunakan

APD

B.fasilitas kursi kurang memadai

Edukasi ulang dan

pengawasan terhadap

pekerja,serta pemberian

sanksi

Eliminasi kursi yang

tidak nyaman dan

lakukan substitusi

dengan kursi yang

sesuai

3. Fasilitas

pelayanan

kesehatan

a.Dokter perusahaan 1 orang

b. kurang disiplinnya waktu kerja

dokter perusahaan

a.dibuka lowongan

untuk menambah

dokter perusahaan

maupun tenaga medis

lainnya

b. membuat jadwal jam

kerja dokter selama di

poliklinik

4. Program

kesehatan

a. Tidak adanya upaya

preventif dalam program

kesehatan

b. Upaya promotif kurang

optimal

a. Dilakukan

program

pemberian

suplemen pada

para tenaga

15

Page 16: makalah hiperkes kelompok 2

kerja

b. Dilakukan

penyuluhan

secara rutin, 1

tahun 1x.

dengan materi

yang berbeda.

5. Pencegahan

HIV AIDS dan

narkoba

Upaya pencegahan HIV AIDS

yang dilakukan kurang optimal

1. Mengadakan

penyuluhan,

memberikan

informasi secara

menyeluruh dan

berkala

2. Konseling dan

testing HIV/

AIDS secara

sukarela tanpa

adanya paksaan

3. Meniadakan

adanya

diskriminasi

bagi pekerja/

buruh yang

terkena HIV

4. Pelayanan

Kesehatan kerja

Bagi pekerja/

buruh dengan

HIV

5. Melakukan

prosedur K3

untuk

pencegahan dan

16

Page 17: makalah hiperkes kelompok 2

penanggulan

HIV dan AIDS

No Unit Kerja Permasalahan Penanganan

6. Pemeriksaan

kesehatan

a. Tenaga kerja tidak

dilakukan pemeriksaan

kesehatan berkala

seperti audiometri dan

spirometri, serta tidak

ada pemeriksaan khusus

berkaitan dengan

penyait tertentu yang

dimiliki oleh tenaga

kerja

b. Dokter perusahaan

tidak standby di

poliklinik, dokter

perusahaan datang

setiap hari kamis

namun saat mengamati

dilapangan, di hari

kamis, tidak ada dokter

perusahaan

c. Tenaga kerja tidak

dilindungi asuransi

kesehatan sejak februari

2013

a. Dilakukan

pemeriksaan

kesehatan berkala

seperti spirometri

dan audiometri

serta tindakan

lanjutan setelahnya

dan dilakukan

pemeriksaan

khusus bsgi tenaga

kerja yang

memerlukan

b. Dokter perusahaan

standby di

poliklinik agar

dapat memantau

dan mendata

tenaga kerja yang

sakit ataupun

melakukan

pemeriksaan

kesehatan kepada

tenaga kerja

c. Perlunya asuransi

kesehatan untuk

tenaga kerja

7. Program Para pekerja tidak menggunakan Membiasakan para pekerja

17

Page 18: makalah hiperkes kelompok 2

pemulihan gizi ruang makan pada saat istirahat

makan, makan di tempat kerja

dan tidak mencuci tangan

sebelum makan.

untuk menggunakan ruang

makan pada saat jam

istirahat dengan alasan

bahwa mereka bisa

beristirahat dengan

nyaman, dan juga tingkat

higienitas mereka juga

dapat terjaga (karena di

ruang makan terdapat

tempat cuci tangan,

sehingga tingkat

kebersihan para pekerja

diharapkan dapat

meningkat).

8. Program

pemulihan gizi

tenaga kerja

Tidak semua pekerja mengetahui

tentang gizi kerja.

Diadakan penyuluhan dan

ceramah gizi kerja pada

pekerja dengan rutin.

Diharapkan para pekerja

akan mengetahui dan

semakin peduli akan

pentingnya gizi kerja dan

mau ikut melaksanakan

program gizi kerja dengan

baik.

BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

18

Page 19: makalah hiperkes kelompok 2

Kesimpulan mengenai aspek ergonomis dan kesehatan kerja di PT Dok & Perkapalan

Kodja Bahari adalah:

1. Aspek ergonomi dalam sikap kerja rata rata cukup baik, hanya beberapa ada yang

tidak disiplin

2. Aspek ergonomi dalam cara kerja rata rata kurang baik, dijumpai para pekerja banyak

yang salah dalam posisi kerja

Saran

1. Pengadaan Edukasi ulang kepada para pekerja atau training ulang tentang penggunaan

APD dan sikap kerja

2. Pemberian sanksi kepada para pekerja yang melanggar aturan atau tidak disiplin

3. Pengawasan ketat pada para pekerja agar tidak terjadi kesalahan

4. Pembenahan fasilitas yang memadai seperti kursi untuk menunjang kenyamanan

pekerja dalam bekerja. Juga meja untuk menaruh benda yang akan di lakukan

pengelasan, agar posisi para pekerja lebih nyaman.

5. Demikian saran yang dapat kami berikan, semoga dapat berkenan dan memberikan

dampak positif bagi produktivitas tenaga kerja PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari.

Kami sadar banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Kami mohon maaf

kepada semua pihak jika ada yang tidak berkenan. Terima kasih.

BAB VI

PENUTUP

19

Page 20: makalah hiperkes kelompok 2

Semoga dengan disusunnya laporan ini, dapat kita jadikan pedoman pembelajaraan dalam

menambah wawasan mengenai Hiperkes bagi para Dokter Perusahaan atau Instansi, dalam melaksanakan

tugasnya. Semoga apa yang kami sampaikan diatas mengenai aspek Ergonomi di lingkungan kerja PT Dok

& Perkapalan Kodja Bahari dapat bermanfaat bagi kita semua, sehingga jika suatu saat kita menjumpai

kendala dalam mengelola kesehatan di lingkungan kerja baik itu dalam suatu perusahaan atau Instansi, maka

kita sudah dapat mengambil langkah-langkah antisipasi bagaimana cara menyelesaikan permasalahan

tersebut.

20