hiperemesis gravidarum

10
HIPEREMESIS GRAVIDARUM A.Pengertian Hiperemesis adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009). Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD). (http://www.scribd.com/doc/27499460/HIPEREMESIS-GRAVIDARUM) B.Etiologi Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan antara lain: 1. Faktor predisposisi yang sering ditemukan adalah primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada molahidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. 2. Masuknya vili khorialis ke dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun di pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik. 3. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak juga disebut faktor organik. 4. Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini. Seperti kondisi rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya. C.Patologi

Upload: listyani

Post on 09-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

TRANSCRIPT

Page 1: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. PengertianHiperemesis adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu

pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.

Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD). (http://www.scribd.com/doc/27499460/HIPEREMESIS-GRAVIDARUM)

B. EtiologiPenyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa

penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan antara lain: 1. Faktor predisposisi yang sering ditemukan adalah primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan

ganda. Frekuensi yang tinggi pada molahidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

2. Masuknya vili khorialis ke dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun di pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.

3. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak juga disebut faktor organik.4. Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini. Seperti kondisi rumah tangga,

kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya.

C. PatologiBedah mayat pada wanita yang meninggal akibat hiperemesis gravidarum menunjukan

kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh yang juga ditemukan pada malnutrisi oleh berbagai sebab.1. Hati

Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrosis. Degerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat dari muntah yang terus menerus. Dapat ditambahkan bahwa separuh penderita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum menunjukan gambaran mikroskopik hati yang normal.

2. Jantung

Page 2: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Jantung atrofi lebih kecil dari biasa. Ini sejalan dengan lamanya penyakit kadang-kadang ditemukan perdarahan sub endokardial.

3. OtakAdakalanya terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada enselopati wernicke dapat dijumpai (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil di daerah korpora mamilaria ventrikel ketiga dan keempat)

4. GinjalGinjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti.

D. PatofisiologiAda yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen.

Oleh karena itu keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik adalah faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton, asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi , sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang, natium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan dehidrasi hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan jaringan menguran pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya eksresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati, dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekanpada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mallory-weiss), dengan akibat pendarahan gastro intestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan pendarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif.

E. Gejala dan TandaBatas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis

gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap hiperemesis gravidarum.

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam tiga tingkatan: 1. Tingkat I : Ringan

- Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita- Ibu terasa lemah

Page 3: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

- Nafsu makan tidak ada- Berat badan turun dan nyeri epigastrium- Nadi meningkat sekitar 100 (seratus) kali permenit- Tekanan darah menurun - Turgor kulit berkurang- Lidah mengering- Mata cekung

2. Tingkat II : Sedang- Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita menjadi lebih parah- Lemah- Apatis- Turgor kulit mulai jelek- Lidah kering dan kotor- Nadi kecil dan cepat- Suhu badan naik (dehidrasi)- Ikterus ringan- Berat badan turun- Mata cekung - Tensi turun- Hemokonsentrasi- Oliguri dan konstipasi- Dapat terjadi asetonuria- Nafas bau aseton

3. Tingkat III : Berat- Keadaan umum jelek- Kesadaran sangat menurun samnolen sampai koma- Nadi kecil, halus dan cepat- Suhu badan naik- Tensi menurun- Ikterus- Komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (enselopati

wernicke) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental.

F. Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan Darah : Darah rutin, CT, BT, Golongan Darah.2. Pemeriksaan Urin: PP Test3. Pemeriksaan Radiologi: USG Abdominal

Page 4: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

G. PenangananMedis

a. Infus program: RL, Dextrose, NS & Pan Amin (disesuaikan Advis Dokter)

b. Injeksi (sesuai advis dokter)

c. Terapi oral: roboransia tablet, Antasida (sesuai keluhan pasien)

H. Fokus Intervensi1. Memberikan keterangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang normal.2. Memberikan keyakinan mual dan kadang mumtah merupakan gejala yang normal pada

kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.3. Mengan jurkan mengubah makan sehari-hari dengan makan dalam jumlah kecil tapi sering.4. Mengan jurka pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu

makan roti kering atau biskuit dengan the hangat.5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.6. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.7. Buang air besar teratur.8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting dan menganjurkan makan

makanan yang mengandung bayak gula.9. Konsul dokter:

- Pengobatan: Vitamin B1, B6, Antihistamin.- Cairan Parenteral.

10. Terapi Psikologi- Perli diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut

oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

(Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Tridasa Printer)

Page 5: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Contoh:

1. FOKUS INTERVENSI

Pada pasca operasi reseksi ovarium, akan ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut

:

1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret sekunder

terhadap efek anesthesi

Intervensi :

- Lakukan pengisapan lendir di mulut dan tenggorokan sampai klien sadar,siapkan O2 untuk

terapi oksigen.

- Atur posisi pasien ekstensi dan kepala miring,untuk pasien dengan anastesi spinal tidur

dengan 2 bantal.

- Perhatikan frekuensi dan kedalaman nafas

- Ajarkan pada klien untuk batuk efektif

- Bantu klien untuk menahan luka jahit saat batuk

- Kolaborasi dokter untuk pemberian oksigen

2. Perubahan persepsi/sensasi berhubungan dengan efek anesthesi

Intervensi :

- Orientasikan kembali klien secara terus-menerus setelah keluar dari pengaruh anesthesi

- Bicara pada pasien dengan suara yang jelas dan normal

- Evaluasi sensori/ pergerakan ekstremitas

- Gunakan bantalan pada tepi tempat tidur

- Pertahankan lingkungan yang tenang dan nyaman

3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasn cairan secara oral,

hilangnya cairan secara tidak normal.

Intervensi :

- Ukur dan catat intake dan output

- Pantau tanda-tanda vital

- Catat munculnya mual dan muntah

- Monitor tetesan infus

4. Nyeri (akut) berhubungan dengan kerusakan kulit akibat pembedahan

Intervensi :

- Ukur skala nyeri

Page 6: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

- Kaji tanda-tanda vital

- Berikan informasi mengenai sifat ketidak nyamanan sesuai kebutuhan

- Atur posisi tidur

- Motivasi penggunaan tehnik relaksasi

- Kolaborasi pemberian analgesik

5. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit akibat pembedahan

Intervensi :

- Kaji tanda dan gejala infeksi

- Rawat luka dengan prosedur aseptik

- Kurangi kerencanaan individu terhadap infeksi (nutrisi)

- Kolaborasi dokter untuk antibiotik

6. Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk menyembuhkan luka dan penurunan

masukan sekunder terhadap pembedahan

Intervensi :

- Jelaskan pentingnya nutrisi yang aadekuat

- Berikan suasana rileks

- Tawarkan makan porsi kecil tapi sering

- Sajikan makanan dalam bentuk yang menarik dan hangat

7. Resiko terhadap konstipasi kolonik berhubungan dengan penurunan peristaltik sekunder

terhadap efek dari anesthi, immobilisasi dan nyeri

Intervensi :

- Anjurkan untuk minum 8-10 gelas/hari

- Anjurkan untuk makan yang banyak mengandung serat

- Anjurkan untuk mobilisasi yang teratur

- Anjurkan untuk pentingnya segera berespon terhadap keinginan defikasi

8. Gangguan konsep diri (harga diri rendah situasional)

Intervensi :

- Dorong individu untuk mengekspresikan perasaannya

- Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan

prognosa

- Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang sudah diberikan

Page 7: HIPEREMESIS GRAVIDARUM

9. Perubahan pola tidur berhubungan dengan respon ansietas

Intervensi :

- Kaji ansietas : ringan, sedang, berat, panik

- Berikan kenyamanan lingkungan dan ketrentaman hati

- Jelaskan pentingnya istirahat/tidur untuk proses penyembuhan

- Singkirkan stimulasi yang berlebihan, misal menempatkan klien di ruangan yang lebih tenang

batasi kontak dengan orang lain

- Kolaborasi dokter bila gangguan tidur terus-menerus

Page 8: HIPEREMESIS GRAVIDARUM