hiperemesis gravidarum (tugas keluarga)

40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di SEAN. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender, dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Hal ini menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas pemerintah. Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang unik dan penuh misteri bagi setiap pasangan suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir aman dan sejahtera baik bagi Ibu maupun bagi janinnya, oleh karena itu pelayanan kesehatan maternal yang bermutu sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan dapat memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut. 1

Upload: hary-arya

Post on 10-Aug-2015

304 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan

bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000

kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di SEAN. Tingginya angka kematian

ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu sosial, budaya,

ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender, dan

penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi,

eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Hal ini menempatkan upaya

penurunan AKI sebagai program prioritas pemerintah.

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang unik dan penuh misteri

bagi setiap pasangan suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir

aman dan sejahtera baik bagi Ibu maupun bagi janinnya, oleh karena itu

pelayanan kesehatan maternal yang bermutu sangatlah penting dan semua

perempuan diharapkan dapat memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan

tersebut.

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang

wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi

pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala- gejala

ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo, 2002).

Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60%

multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih

berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon

estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum

jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang

1

Page 2: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,

meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung

sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum

menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan

gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.

Hiperemesis gravidarum yang yang tidak mendapatkan penanganan yang baik

dapat pula menyebabkan kematian pada ibu hamil (Prawihardjo, 2002).

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks

dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerja sama dengan

keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Tahap-tahap dalam proses

keperawatan saling bergantungan satu sama lainnya dan bersifat dinamis, dan

disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap yang

satu ke tahap yang lain.

Pada tahap perkembangan keluarga pemula, dimana pasangan baru

menikah terjadi perubahan peran yang sangat encolok dari masing individu,

dimana pada tahap ini terdapat tugas-tugas perkembangan untuk saling mengenal

satu sama lain, membina hubungan intim dianata keduanya, mengenalkan

dengan anggota keluarga lain serta persiapan untuk memiliki keturunan yang

pertama.

Kelahiran seorang anak memang merupakann hal yang dinantikan bagi

pasangan baru, namun hall ini membuat perubahan-perubahan yang radikal,

dalam oarganisasi keluarga. Fungsi-fungsi pasangan suami isitri harus dibedakan

untuk memenuhi tuntutan-tuntutan baru perawatan dan pengasuhan. Sementara

pemenuhan tanggung jawab ini bervariasi menurut posisi social budaya suami

istri, sebuah pola yang umumnya adalah orang tua agar menerima peran-peran

tradisional atau pembagian tanggung jawab, karena hal tersebut tidak jarang

2

Page 3: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

terjadi ketidak siapan bagi seorang ibu ataupun ayah untuk menerima kehadiran

anak pertamanya, sehingga sedikit banyaknya akan berpengaruh bagi ibu pada

kehamilan trimester pertama.

B. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan klien hiperemesis

gravidarum

C. Manfaat Penulisan

1. Dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa tentang

asuhan keperawatan keluarga dengan klien Hiperemisis Gravidarum

2. Memenuhi tugas kelompok asuhan keperawatan keluarga dengan tahap

perkembangan keluarga pemula/ pasangan baru menikah

D. Metode penulisan

Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka.

3

Page 4: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

BAB II

HIPEREMISIS GRAVIDARUM

A. Definisi

            Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan

selama masa hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa dan bisa

menyebabkan dehidrasi dan kelaparan. (Prawirohardjo, 2002).

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita

hamil sehingga apa yang dimakan dimuntahkan kembali, sehingga berat badan

sangat menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urine.(Arief.2005)

Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga

menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan

hidupnya. (Manuaba, 2001)

B. Etiologi

            Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak

ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak

ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada

otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan  vitamin

serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum.

Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa

sebagai berikut

1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola

hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan

kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang

peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin

dibentuk berlebihan.

4

Page 5: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan metabolik

akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini

merupakan faktor organik.

3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut

sebagai salah satu faktor organik

4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah

tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan,

takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental

yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap

keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

C. Patofisiologi

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari

meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester

pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal

dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian

terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah

dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis geavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah

pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan

tidak seimbangnya elektrolit dengan alkolosis metabolik. Belum jelas mengapa

gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor

psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas,

wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala

tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih

berat.

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat

dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang

5

Page 6: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam

hidroksibutirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan

kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan

ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian

pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,

sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat

makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat

metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan

bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang

lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit

dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit,

dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindrom

Mallory-Weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya

robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai

diperlukan transfusi atau tindakan operatif.

D. Gejala dan tanda

           Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik

dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang

menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan

petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif.

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagai kedalam

3 tingkatan :

1. Tingkatan I. Ringan

Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu

merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan tidak ada, berat badan

menurun dan nyeri epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit,

6

Page 7: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan

mata cekung.

2.  Tingkat II. Sedang

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang lidah

mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik

dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung, tensi turun,

hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa

pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan

dalam kencing.

3.  Tingkat III. Berat

     Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari

somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi

menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai

ensefalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan

mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk

vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

E. Diagnosis

            Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus

ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga

mempengaruhi keadaan. Namun demikian harus dipikirkan kehamilamn muda

dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang

dapat pula memberikan gejala muntah.

7

Page 8: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

F. Pencegahan

          Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan

dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai

suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-

kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan

akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan

sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu

bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurakan untuk

makan roti keringatau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan

berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya

disajikan dalam keadaan panas atau`sangat dingin. Defekasi yang teratur

hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan

faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak

mengandung gula.

G. Terapi

1. Obat-obatan. Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak

mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan

adalah pohenobarbital, vitamin yang dianjurakan yaitu vitamin B1 dan B6,

antihistaminika juga dianjurakn Pada keadaan lebih berat diberikan

antimimetik seperti disklomin hidrokhloride, avomin.

2. Isolasi. Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara

yang baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar

sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk

dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam.

Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau

hilanhg tanpa pengobatan

8

Page 9: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

3. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,

hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta

menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

belakang penyakit ini.

4. Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein

dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila

perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek

dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam

amino secara intra vena

Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing

perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin.

Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari.

Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya

menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan

keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman,

dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair.

Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang

dan keadaan akan bertambah baik.

5. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.

Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk.

Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakam

manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu

dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk

melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak

9

Page 10: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

tidak boleh silakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh

menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada  organ vital.

H. Prognosis

            Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat

memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada

tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin yang

menjadi pegangan bagi kita untuk menilai maju mundurnya pasien adalah

adanya aseton dan urin dan berat badan sangat turun

10

Page 11: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN HIPEREMISIS

GRAVIDARUM

A. Pengkajian Data Pada Ibu Hamil

1. Biodata

a. Identitas Istri

1) Umur:

Usia seseorang dapat mempengaruhi keadaan kehamilannya. Bila

wanita tersebut hamil pada masa reproduksi, kecil kemungkinan

untuk mengalami komplikasi dibanding wanita yang hamil dibawah

usia reproduksi ataupun diatas usia reproduksi.

2) Pendidikan

Pendidikan juga berpengaruh pada pengetahuan pasien, dengan

mengetahui tingkat pendidikan akan memudahkan dalam

melakukan komunikasi terapeutik. Kekhawatiran, ketakutan hingga

timbul kecemasan juga dapat terjadi pada pasien karena

ketidaktahuan akan penyakitnya

3) Lingkungan rumah

Keadaan rumah: apakah pasien berada dalam lingkungan kumuh,

karena bisa berdampak pada mual muntah yaitu higiene nutrisi yang

kurang baik sehingga bisa memperburuk keadaan.

4) Pekerjaan

Dengan tuntutan kerja keras dapat mempengaruhi keadaan hamil

dengan gangguan Hiperemeris gravidarum. (Hanifa Wiknjosastro,

1999).

11

Page 12: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

b. Identitas suami:

Pada biodata suami juga perlu dikaji untuk mengetahui apakah suami

adalah suami yang syah, bertanggung jawab dalam masalah biaya

perawatan di rumah sakit serta peran sebagai suami siaga dengan

memberikan support sistem dan perhatian agar pasien lebih kooperatif

dalam perawatan.

2. Data Biologis/Fisiologis

a. Keluhan Utama

b. Riwayat Keluhan Utama

c. Riwayat kehamilan sekarang : G : - P : - A :

Haid terakhir :

ANC yang ke :

Imunnisasi :

Usia kehamilan :

d. RiwayatKesehatan

Penyakit yang pernah dialami

Apakah klien pernah melakukan pembedahan

3. Riwayat KB

Pada riwayat ini bila pasien menggunakan alat kontrasepsi pil KB pada kasus

Hiperemesis gravidarum akan menambahkan perasaan mual, karena

peningkatan hormon estrogen yang diakibatkan pemakaian kontrasepsi itu

sendiri.

4. Riwayat psikososial

Hal yang perlu dikaji adalah pemahaman keluarga terhadap proses penyakit,

prognosa dan program perawatan atau terapi. Respon keluarga terhadap

masalah pasien sangat menentukan tingkat keberhasilan perawatan pada

12

Page 13: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

pasien dengan kasus hiperemesis gravidarum. Maka lnteraksi dengan dengan

pasien, keluarga juga perlu diidentifikasikan karena keluarga adalah salah satu

faktor pendukung memecahkan suatu masalah. Hubungan dengan Tuhan

Yang Maha Esa dalam artian ibadah juga perlu diketahui dalam membantu

mengatasi cemas yang dialami pasien.

- Interaksi social

- Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan

- perubahan peran

- respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan

sakit,

- sistem pendukung yang kurang.

5. Aktivitas Sehari-hari (ADL)

a. Nutrisi

Pada gangguan kehamilan hiperemesis gravidarum sering

mengeluhkan mual-muntah, karena pasien dapat mengalami

intoleransi pada semua makanan baik bentuk padat dan cair sehingga

sering memuntahkan segala apa yang dimakan dan minum.

b. Eliminasi

Pada pola eliminasi buang air besar / buang air kecil mengalami

gangguan dikarenakan input yang tidak adekuat. Jika buang air besar

pasien merasakan nyeri perut karena pada lambung terjadi kekosongan

(anoreksia) dan buang air kecil mulanya produksi urine normal lalu

produksi akan berkurang dan warnanya bertambah pekat sebagi akibat

dehidrasi.

13

Page 14: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

c. Personal hygiene

Pada personal higiene tingkat ketergantungan pasien meningkat

sehingga keluarga pasien selalu membantu dalam memenuhi

kebutuhan personal higienenya

d. Istirahat

Pasien dengan gangguan hiperemesis gravidarum ini mengalami

kesulitan tidur karena pasien sering mual - mual sehingga kebutuhan

istirahat (tidur) kurang.

e. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Tanda vital

Pengukuran BB

2) Mata :Simetris kiri / kanan

3) Mulut :Apakah ada stomatus atau tidak

4) Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak

5) Payudara

6) Abdomen :

- Apakah ada luka bekas operasi atau tidak

- Auskultasi DJJ Normal : 140 s/d 160 x/menit

- Leopold :

Leopold I : Mentukan tinggi TFU

Leopold II : Batas kiri / kanan

Leopold III : Letak punggung dan kepala janin

Leopold IV : Bagian terendah kepala sudah mulai masuk

7) Genitalia eksterna : Vulva :Apakah floor albus atau tidak,

pengukuran panggul luar

8) Anus :Apakah ada hemarold atau tidak

14

Page 15: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

9) Tungkai bawah : apakah terjadi udema atau tidak, apakah ada

varices atau tidak

f. Pemeriksaan laboratorium

B. Tahap pengkajian Keluarga

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi

secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya

Sumber informasi dalam pengkajian dapat menggunakan metode:

1. Wawancara keluarga

2. Observasi fasilitas rumah

3. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga ( head to toe)

4. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap smear dan lain-

lain.

Berikut ini hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga yaitu:

1. Data umum

Pengkajian data umum keluarga meliputi:

b. Nama kepala keluarga (KK)

c.Alamat dan no. telepon

d. Pekerjaan kepala keluarga

e.Pendidikan kepala keluarga

f. Komposisi keluarga ( buat dalam tabel, lihat format pengkajian yang ada) dan

gambarkan genogramnya.

g. Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-

masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut

15

Page 16: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

h. Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya

suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

i. Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

j. Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala

keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi

keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh

keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

k. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-

sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton

TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari

keluarga ini. Contoh Keluarga Tn.B baru menikah dan belum memiliki

anak, berarti keluarga Tn. B berada pada tahap perkembangan keluarga

pemula.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.

16

Page 17: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

3. Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti, yang meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing amggota

keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status immunisasi),

sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta

pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan

istri.

5. Pengkajian lingkungan

6. Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan

perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic yank dengan sumber

air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.

7. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristikdari tetangga dan komunitas setempat,

yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk

setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

8. Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah

tempat

9. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana keluarga

interaksinya dengan masyarakat.

17

Page 18: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

10. Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah

anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk

menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis

atau dukungandari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari

masyarakat setempat.

11. Struktur keluarga

12. Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

13. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain

untuk mengubah perilaku.

14. Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal

maupun informal.

15. Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang

berhubungan dengan kesehatan.

16. Fungsi keluarga

17. Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota

keluarga lainya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan

bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai

18. Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,

sejauhmana anggota kelearga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

18

Page 19: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

19. Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana

pengetahuan keluargamengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga didalam

melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga

melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal

masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,

melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan

yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.

Hal-hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas

perawatan keluarga adalah :

a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,

yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai

fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan

gejala, factor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi

keluarga terhadap masalah

b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah :

Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan

luasnya masalah

Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami

Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit

Apakah keluarga mempunyai sifat negatif terhadap masalah

kesehatan

19

Page 20: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada

Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan

Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan

dalam mengatasi masalah

c. Untuk mengetahui sejauhmana kemampua keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :

Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat,

penyebaran, komplikasi, pronosa dan cara perawatannya)

Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan

perawatan yang dibutuhkan

Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan yang

diperlukan untuk perawatan

Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam

keluarga (anggota keluarga yang bertanggungjawab, sumber

keuangan/financial, fasilitas fisik, psikososial)

Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit

d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara

lingkungan rumah sehat, hal yang perlu dikaji adalah :

Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang

dimiliki

Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat pemeliharaan

lingkungan

Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi

Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit

Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi

Sejauhmana keluarga kekompakan antar anggota keluarga

20

Page 21: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga mengunakan

fasilitas kesehatan/ pelayanan kesehatan di masyarakat, hal yang perlu

dikaji adalah :

Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan

Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat

diperoleh dari fasilitas kesehatan

Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan

fasilitas kesehatan

Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap

petugas kesehatan

Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

20. Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

Berapa jumlah anak

Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

Metode apa yang digunakan dalam upaya mengendalikan jumlah

anggota keluarga

21. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga yaitu:

a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan

b. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

22. Stress dan koping keluarga

23. Stresor jangka pendek dan jangka panjang

a. Stresor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktutidak lebih dari 6 bulan

21

Page 22: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

b. Stresor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

24. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap

situasi/stressor

25. Strategi koping yang digunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga apabila menghadapi

permasalahan

26. Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan.

27. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik

di klinik.

28. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada.

D. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan volume

cairan aktif ditandai dengan Nadi meningkat, tekanan darah menurun, vol /

tekanan nadi menurun, penurunan turgor kulit

2. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan tidak mampu mengabsorbsi makanan

karena factor biologi dan psikologi ditandai dengan : intake makanan kurang

dari kebutuhan.

22

Page 23: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

3. Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi muntah

yang sering.

4. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh, penurunan

metabolisme sel.

6. Gangguan pemenuhan personal higiene berhubungan dengan kondisi tubuh

yang lemah

7. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor kulit

8. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan perubahan emosi karena

sakitnya anggota keluarga dan hospitalisasi.

9. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan berhubungan

dengan informasi yang tidak adekuat

E. Analisa Data

No Data Masalah Keperawatan

1. Data subjektif:

Ny. S mengatakan bahwa dia

sering merasa mual dan muntah

Ny. S mengatakan bahwa Tn. B

sangat sibuk

dengan pekerjaannya

Ny. S mengatakan bahwa mereka

tidak mengetahui cara mengatasi mual

dan muntah yang dialaminya.

Ny. S mengatakan bahwa sebelum

hamil Ny.S sering makan tidak

teratur: kadang makan 3 kali sehari,

Resiko nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

23

Page 24: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

kadang 2 kali atau hanya 1 kali sehari

dan pernah mengalami sakit maag

sebelum hamil

Ny.S mengatakan bahwa dia

merasa cemas karena masalah

ekonomi keluarga.

Data objektif:

BB sebelum hamil 45 Kg, saat ini BB

43 Kg

Ny. S sering terlihat muntah- muntah.

Pergerakan ekstremitas kurang

2. Data Subjektif:

Ny. S mengeluh selalu merasa haus

Ny. S mengeluh merasa lemah dan

lesu serta tidak bergairah

Data Objektif

Mukosa bibir kering dan turgor kulit

buruk

Pergerakan ekstremitas kurang

Ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga

yang sakit

F. Skoring

1. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

24

Page 25: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

NO Kriteria score Pembenaran

1. Sifat masalah:

• ancaman

2/3 x 1 Masalah dapat dicegah

dengan pengetahuan keluarga

tentang merawat anggota

keluarga yang sakit

khususnya Ny. S

2. Kemungkinan masalah untuk diubah:

• hanya sebagain

0/2 x 2 Sumber-sumber tindakan

yang mendesak dapat

dijangkau oleh keluarga

3. Potensial masalah untuk dicegah:

• cukup

3/3 x 1 Masalah dapat dicegah

dengan pengetahuan keluarga

tentang adanya bahaya

dehidrasi

4. Menonjolnya masalah:

• masalah berat,harus segera ditangani

2/2 x 1 Keluarga merasakan masalah

harus segera ditangani agar

tidak terjadi dehidrasi

Total 2 2/3

2. Kekurangan volume cairan pada Ny. S berhubungan dengan KMK merawat

anggota keluarga yang sakit.

NO Kriteria score Pembenaran

1. Sifat masalah:

• krisis atau keadaan sejatera

1/3 x 1 Faktor kebudayaan dapat

memberi dukungan /

pengetahuan merawat

25

Page 26: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

anggota keluarga

2. Kemungkinan masalah dapat diubah:

• dengan mudah

2/2 x 2 Masalah dapat diubah dengn

mudah melalui pengetahuan

3. Potensial masalah untuk dicegah:

• cukup

3/3 x 1 Masalah dapat dicegah

dengan pengetahuan keluarga

tentang persalinan dan

perawatan setelah melahirkan

4. Menonjolnya masalah:

• Masalah berat dan harus segera diatasi

2/2 x 1 Keluarga merasa masalah

berat dan harus segera

ditangani dan harus segera

diatasi

Total 3 1/3

E. Prioritas Masalah

1. Kekurangan volume cairan pada Ny. S berhubungan dengan KMK merawat

anggota keluarga yang sakit.

2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

26

Page 27: Hiperemesis Gravidarum (Tugas Keluarga)

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Ida. 1993. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan RI. . Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Departemen Kesehatan

Friedman M. Marilyn, 1998, Keperawatan keluarga-teori dan praktik, edisi 3, EGC, Jakarta.

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas/E.6. Jakarta: EGC.

http://zerich150105.wordpress.comhttp://askep-askeb.cz.cchttp://materi-kuliah-akper.blogspot.comhttp://healthblogheg.blogspot.com/www.snapdrive.net

Manuaba, IBG., 2000. Operasi Kebidanan, Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Dokter Umum. EGC. Jakarta.

Mansjoer,Arif, dkk.2005.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3.Media Aesculapis.Jakarta

Mochtar, Rustam. 1993. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBP – SP.Pilleteri, Adele. 2002. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC

Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC

27