hiperemesis gravidarum

15
Hiperemesis Gravidarum ialah : Mual-muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. ( Obstetri patologi. 1984 : 84 ) Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa hamil ( Helen verney. Asuhan Kebidanan .2007,hal:608) Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999). Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424) Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang

Upload: madewidan

Post on 24-Jul-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis Gravidarum ialah :

Mual-muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu

pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena

terjadi dehidrasi. ( Obstetri patologi. 1984 : 84 )

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama

masa hamil ( Helen verney. Asuhan Kebidanan .2007,hal:608)

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan

sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu

menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas

sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri

Willson.2006.hal:1424)

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur

kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan

dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan

pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton

Page 2: Hiperemesis Gravidarum

dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan

sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com/.

Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang

ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan

terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas

Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda

(http://healthblogheg.blogspot.com/).

Jadi mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu

aktivitas sehari-hari

 

 

 

 

1. B.     Etiologi

Penyebab Hiperemesisi Gravidarum secara pasti belum diketahui. Menurut

Chin dkk,1990; Goodwin mentero, Mostman, 19920) Mengemukakan

Hiperemesis Gravidarum dapat disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi

dan hipertiroidisme, yang mungkin disebabkan peningkatan kadar

gonadotropin korionik manusia. Beberapa faktor predisposisi sbb :

1. Primigravida, mola hidotidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat

peningkatan kadar HCG.

2. Faktor organik, karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi

maternal dan perubahan metabolik.

3. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan,

rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul

tanggung jawab.

4. Faktor Endokrin : Hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.

 

Page 3: Hiperemesis Gravidarum

Mual muntah disebabkan oleh masuknya bagian vilus ke dalam peredaran

darah ibu, perubahan endokrin misalnya hipofungsi cortex gi suprarenalis,

perubahan metabolik

dan kurangnya pergerakan lambung.

 

1. C.    Tanda dan Gejala

1. Muntah yang berat

2. Haus

3. Dehidrasi

4. Berat badan turun

5. Keadaan umum mundur

6. Kenaikan suhu

7. Icterus

8. Gangguan cerebral (kesadaran menurun delirium)

9. Laboratorium : protein, aseton, urobilinogen,  dalam urine

bertambah,    silinder +

 

1. D.    Macam-macam Hiperemesis Gravidarum

Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis dapat dibagi menjadi 3

tingkatan yaitu :

1. 1.    Tingkatan I = Ringan

Mual muntah terus sehingga penderita lemah, tidak mau makan, nadi

meningkat sampai sekitar 100 denyut permenit, tekanan darh sistolik

menurun, BB menurun, nyeri di epigastrium, turgor menurun, lidah kering,

mata cekung.

1. 2.      Tingkat II = Sedang

Mual dan muntah yang hebat sehingga keadaan umum penderita lebih parah

: lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, gejala

dehidrasi semakin jelas, nadi kecil an cepat, suhu badan naik, tensi semakin

Page 4: Hiperemesis Gravidarum

menurun, mata cekung, icterus ringan, BB menurun, hemokonsentrasi,

oliguria dan konstipasi. Aseton dapt tercium dalam hawa pernapasan, dan

dapat terjadi asetonuria.

1. 3.    Tingkat III = Berat

-          Keadaan umum wanita tersebut makin menurun, tanda dehidrasi

makin tampak, muntah berkurang, tekanan darh menurun, nadi makin kecil

dan cepat, suhu badan meningkat.

-          Gangguan faal hati termanifestasi dari gejala icterus.

-          Keadaan menurun dari somnolen sampai koma, komplikasi pada

susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) dengan gejala : nistagmus,

diplopia dan perubahan

-          mental. Keadaan ini akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk

vitamin B kompleks.

Hiperemesis gravidarum ada yang kronik dan ada yang akut.

Hiperemesis gravidarum kronik yaitu kemunduran terjadi dengan lambat

laun.

Hiperemesis gravidarum akut yaitu kemunduran terjadi dalam beberapa hari

misalnya 1 minggu.

 

 

FISIOLOGI dan PERKEMBANGAN PLASENTA  PEMBENTUKAN DAN FISIOLOGI PLASENTA Villi terdapat diseluruh permukaan blastosis. Dengan semakin membesarnya blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis ) akan tertekan dan kehamilan semakin mengembang kearah dalam cavum uteri.

Page 5: Hiperemesis Gravidarum

 

Perkembangan desidua kapsularis secara bertahap memangkas sirkulasi yang melaluinya. Hal ini akan menyebabkan atrofi dan hilangnya viili yang bersangkutan. Permukaan blastosis menjadi halus

Page 6: Hiperemesis Gravidarum

dan bagian korion ini disebut Chorion Laeve. Pada sisi yang berlawanan, villi mengalami pertumbuhan dan pembesaran dan disebut sebagai Chorion Frondusum. Dengan semakin luasnya ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel dengan desidua vera dan cavum uteri menjadi obliterasi Trofoblas primitif chorion frondusum melakukan invasi desidua. Pada proses ini, kelenjar dan stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan mengalami dilatasi membentuk sinusoid. Trofoblas mengembangkan lapisan seluler yang disebut sitotrofoblasdan lapisan sinsitium yang disebut sinsitiotrofoblas. Struktur yang disebut villi chorialis ini terendam dalam darah ibu. Dengan kehamilan yang semakin lanjut, struktur viili chorialis menjadi semakin komplek dan viili membelah dengan cepat untuk membentuk percabangan-percabangan dimana cabang vasa umbilkalis membentuk percabangan yang berhubungan erat dengan permukaan epitel trofoblas. Sebagian besar cabang villi chorialis yang disebut sebagai villi terminalis mengapung dengan bebas dalam darah ibu sehingga memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien dan produk sisa metabolisme. Sejumlah villi melekat pada jaringan maternal dan disebut sebagai "anchoring villi". . 

Page 7: Hiperemesis Gravidarum

Struktur dan hubungan villi terminalis dapat dipelajari dengan melihat gambar penampangnya. Dengan semakin lanjutnya kehamilan, hubungan antara vaskularisasi trofoblas dan maternal menjadi semakin erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam arteri spiralis maternal yang berasal dari ruang intervillous Perubahan fisiologi yang berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium. Perubahan ini berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam vaskularisasi yang bersifat “low resistance – high flow vascular bed” yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin intra uterin. Kegagalan invasi trofoblas akan menyebabkan penyakit hipertensi dalam kehamilan – HDK atau pertumbuhan janin terhambat – PJT.

Page 8: Hiperemesis Gravidarum

 

Dengan semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien – sisa metabolisme – hormon dan CO serta O2 plasenta akan semakin meningkat dimana struktur pemisah antara sirkulasi ibu dan anak menjadi semakin tipis. Tidak ada hubungan langsung antara kedua jenis sirkulasi dan“placental barrier” pada akhir kehamilan terletak di microvilli sinsitiotrofoblas yang memperluas permukaan transfer nutrien dan lain lain. Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan mesoderm janin akan semakin tipis dan vas dalam villus mengalami dilatasi. Plasenta yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan tebal 2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm ± 500 gram Talipusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat ‘Wharton Jelly’ yang bertindak sebagai pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak mudah tertekan atau terlipat, umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.

Page 9: Hiperemesis Gravidarum

 

FUNGSI PLASENTA Fungsi plasenta bagi janin : 1. Organ respirasi2. Organ transfer nutrisi dan ekskresi3. Organ untuk sintesa hormonDiperkirakan pula memiliki peranan sebagai barier imunologis yang melindungi janin dari reaksi penolakan oleh sistem imunologi maternal.

Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung melalui - Transportasi pasif : 

Difusi sederhana [simple diffusion] Difusi dengan fasilitas [facilitated diffusion]- Transportasi aktif: 

Reaksi enzymatic PinocytosisMekanisme diatas memerlukan energi dan kecepatan metabolisme plasenta sebanding dengan yang terjadi pada hepar atau ginjal. 

Page 10: Hiperemesis Gravidarum

FUNGSI RESPIRASI Vaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang intervilus yang relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO2 antara darah ibu dan janin melalui difusi pasif. Pertukaran diperkuat dengan saturasi dalam ruang intervilus sebesar 90 – 100% dan PO2 sebesar 90 – 100 mmHg. Setelah kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen dengan saturasi 70% dan PO2 30 – 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. CO2 melewati plasenta dengan difusi pasif. Ion Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi sederhana sehingga status keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan erat. Oleh karena transfer berlangsung perlahan, janin dapat melakukan“buffer” pada kejadian penurunan pH, kecuali bila asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau ketoasidosis sebagaimana yang terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami asidosis. Efisiensi pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melaluiarteri spiralis dan fungsi plasenta. Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit hipertensi dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya , kehamilan postmatur, hiperaktivitas uterus atau tekanan talipusat, maka ketoasidosis pada janin dapat terjadi secara terpisah dari asidosis maternal.

Page 11: Hiperemesis Gravidarum

 

TRANSFER NUTRIEN Sebagian besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin melalui metode transfer aktif yang melibatkan proses enzymatik. Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi komponen sederhana sebelum di transfer dan mengalami rekonstruksi ulang pada villi chorialis janin. 

Page 12: Hiperemesis Gravidarum

Glukosa sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan janin (90%), 10% sisanya diperoleh dari asam amino. Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30. Sampai akhir kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat janin, kelebihan glukosa dikonversi menjadiglikogen dan lemak. Glikogen disimpan di hepar dan lemak ditimbun disekitar jantung, belakang skapula. Pada trimester akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram perhari sehingga pada kehamilan 40 minggu 15% dari berat janin berupa lemak. Hal ini menyebabkan adanya cadangan energi sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk fungsi metabolisme dalam regulasi suhu tubuh janin pada hari-hari pertama setelah lahir. Pada bayi preterm atau dismatur, cadangan energi lebih rendah sehingga akan menimbulkan permasalahan. Lemak dalam bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami proses transfer di resintesa kedalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan dalam jaringan lemak sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki kemampuan untuk sintesa lemak dan mengambil alih fungsi metabolisme. 

TRANSFER OBAT Transfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada umumnya. Kecepatan transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan ketebalan trofoblas. Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi tipis dan area plasenta bertambah luas sehingga transfer obat dapat berlangsung lebih mudah. Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat melewati plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin. Dampak dari hal ini sulit ditentukan oleh karena selain obat ilegal, pasien biasanya juga adalah perokok atau peminum alkohol. Pertumbuhan janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu, Seringkali mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan dapat menunjukkan sindroma withdrawal. 

Page 13: Hiperemesis Gravidarum

FUNGSI ENDOKRIN PLASENTA Sejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid. Sejumlah produk juga dihasilkan oleh plasenta. Beberapa diantaranya adalah glikoprotein seperti misalnya Pregnancy Associated Protein A B C dan D, Pregnancy Specific Glycoprotein (SP1) danPlacental Protein 5 (PP5) . Peran dari bahan ini dalam kehamilan masih belum jelas.Hormon PropertiHuman Chorionic Somatotropin – hCS

Serupa dengan Growth Hormon dan Prolaktin

Human Chorionic Gonadotropin – hCG

Stimulasi steroidogenesis adrenal dan plasenta. Analog LH

Human Chorionic Gonadotropin – hCT

Analog dengan Thyrotropin

Corticotropin Releasing Hormon - CRH

Seperti pada dewasa

EstrogenKomplek. Stimulasi aliran darah dan pertumbuhan uterus

Progestogen Implantasi dan relaksasi otot polos

AdrenocorticoidInduksi sistem ensim dan maturasi janin

Sejumlah produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk skrining penyakit janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan oleh hepar,usus dan yolc sac janin dapat digunakan untuk deteksi sejumlah kelainan anatomi . Bersama dengan penentuan serum hCG maternal, dapat diperhitungkan terjadinya trisomi.Diposkan oleh Bambang Widjanarko di 08:57

s