hernia dr nangti

48
HERNIA Pembimbing : dr. Nangti Komarudin, Sp.B. FinaCS Disusun oleh: Faldi Yaputra (2012-061-097) Maria Virgula Phie (2013-061-040) William (2013-061-

Upload: william-wijaya

Post on 04-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

hernia

TRANSCRIPT

Page 1: Hernia Dr Nangti

HERNIA

Pembimbing :

dr. Nangti Komarudin, Sp.B. FinaCS

Disusun oleh:

Faldi Yaputra (2012-061-097)

Maria Virgula Phie (2013-061-040)

William (2013-061-

KEPANTERAAN KLINIK ILMU BEDAH FK UNIKA ATMA JAYA

RSUD R. SYAMSUDDIN, SH SUKABUMI

April 2014

Page 2: Hernia Dr Nangti

HERNIA

1. DEFINISI

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian

lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui

defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut, yang normalnya

tidak dapat dilewati. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi

melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan

oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan.2,3

Hernia dapat terjadi di antara dua rongga yang saling berdekatan seperti abdomen dan

toraks atau ke dalam bagian dari suatu rongga (hernia internal). Hernia yang paling sering

adalah yang eksternal dari dinding abdomen di inguinal, femoral, dan umbilicus.4

2 EPIDEMIOLOGI

Sekitar 75% hernia terjadi pada regio inguinalis. Dua pertiganya merupakan hernia

indirek dan sisanya merupakan hernia inguinalis direk. Berdasarkan statistik operasi nasional

di US, hernia insisional terhitung sebesar 15-20% dari seluruh hernia abdominalis,

umbilikalis dan hernia episgastrik sebesar 10%, hernia femoralis sekitar 5% dan sisanya

hernia yang jarang terjadi.

Pria memiliki kemungkinan 25 kali lebih banyak mengalami inguinal hernia

dibandingkan dengan wanita. Hernia inguinalis indirek merupakan hernia yang paling sering

terjadi. Pada pria, hernia indirek mendominasi keseluruhan hernia direk dengan rasio 2 : 1.

Hernia direk sangat jarang terjadi pada wanita. Hernia femoralis dan hernia umbilikalis

didominasi wanita sekitar 10 : 1 dan 2 : 1. Meskipun hernia femoralis terjadi lebih sering

pada wanita dibandingkan dengan pria, hernia inguinalis merupakan hernia yang paling

terjadi pada wanita. Hernia femoralis jarang terjadi pada pria. 10% wanita dan 50% pria yang

memiliki hernia femoralis juga memiliki kemungkinan untuk mengalami hernia inguinalis.

Hernia insisional memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terjadi baik pada pria maupun

wanita.

Baik hernia indirek inguinalis dan femoralis terjadi lebih sering pada sisi kanan. Hal

ini disebabkan karena atropi prosesus vaginalis yang diikuti penurunan testis kanan yang

normal selama perkembangan janin. Predominansi hernia femoralis pada sisi kanan dianggap

merupakan efek tamponade dari colon sigmoid pada kanalis femoralis kiri.

Page 3: Hernia Dr Nangti

Prevalensi hernia meningkat sesuai usia, khususnya untuk hernia inguinalis,

umbilikalis, dan femoralis. Hernia strangulata memerlukan perawatan di rumah sakit, yang

juga meningkat sesuai usia. Strangulasi merupakan komplikasi hernia yang serius , terjadi

pada hanya 1-3% hernia inguinal dan paling sering terjadi pada sisi ekstrem kehidupan.

Kebanyakan hernia strangulata merupakan hernia inguinalis indirek, tapi hernia femoralis

memilikii angka strangulasi tertinggi dari seluruh tipe hernia (15-20%) karena itu, seluruh

hernia femoralis direkomendasikan untuk diperbaiki segera setelah didiagnosa.1

3. KLASIFIKASI

Gambar 1. Lokasi hernia5

A. Berdasarkan terjadinya

1. Hernia bawaan atau kongenital

Page 4: Hernia Dr Nangti

     Pada hernia kongenital, sebelumnya telah terbentuk kantong yang terjadi sebagai

akibat dari gangguan proses perkembangan intrauterin – paten prosesus vaginalis adalah

salah satu contohnya.

2. Hernia yang didapat atau akuisita      Terdapat dua tipe hernia akuisita :

a. Hernia primer : terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah, seperti pada :

- Struktur yang menembus dinding abdomen, seperti pembuluh darah femoralis yang

melalui kanalis femoralis.

- Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup secara normal, seperti

pada regio lumbal.

- Jaringan fibrosa yang secara normal berkembang untuk menutup defek, seperti

pada umbilikus.

b. Hernia Sekunder : terjadi pada tempat pembedahan atau trauma pada dinding, seperti

pada laparatomi dan trauma tembus1

B. Menurut sifatnya

1. Hernia reponibel

Hernia reponibel isinya dapat dikembalikan di dalam otot yang mengelilinginya.

2. Hernia ireponibel

Hernia ireponibel tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam posisi semula.

a. Hernia inkarserata

Terjadi gangguan pasase usus.

b. Hernia strangulata

Hernia strangulata memiliki suplai darah yang terganggu, merupakan komplikasi yang

fatal dan serius. Strangulasi kebanyakan terjadi pada hernia yang besar dengan

orificium yang kecil. Pada keadaan ini, leher hernia yang kecil menyumbat aliran

darah arteri, drainase vena, atau keduanya, terhadap isi dari kantong hernia. Tipe

hernia strangulata yang jarang terjadi adalah hernia Richter’s. Pada hernia Richter’s ,

sebagian kecil dinding antimesenterika dari usus terperangkap di dalam hernia dan

strangulasi dapat terjadi tanpa terjadinya obstruksi intestinal.1

C. Menurut arah herniasi / penonjolan

1. Hernia eksternal

Page 5: Hernia Dr Nangti

Hernia eksternal penonjolan ke luar melalui seluruh lapisan dinding abdomen.

- Hernia inguinalis

- Hernia umbilikalis

- Hernia femoralis1

2. Hernia Internal

Penonjolan usus ke luar melalui suatu defek di dalam kavum peritoneum.

- Hernia diafragmatika

- Hernia obturatoria1

Tabel 1. Jenis Hernia Abdominalis 1

Hernia Abdominalis

Inguinal

Inguinal

Direk

Indirek

Kombinasi

Femoralis

Anterior

Umbilikalis

Epigastrik

Spigelian

Pelvic

Obturator

Sciatic

Posterior

Lumbar

Superior Triangle

Inferior Triangle

Page 6: Hernia Dr Nangti

Gambar 2. Hernia inguinal dan femoral

Hernia inguinalis diklasifikasikan sebagai hernia direk atau indirek.

Hernia Inguinalis Indirek (lateralis)

Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika

inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus

dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk

lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita: 1,14

1. Hernia inguinalis indirek kongenital.

Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan sama sekali tidak

menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan dengan rongga tunika vaginalis

propria testis. Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam kantong peritoneum

tersebut. 1,2,3,4,5

2. Hernia inguinalis indirek akuisita.

Page 7: Hernia Dr Nangti

Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian saja. Sehingga

masih ada kantong peritoneum yang berasal dari processus vaginalis yang tidak menutup

pada waktu bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kentung peritonei ini dapat terisi dalaman perut,

tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan tunika vaginalis propria testis. 1,14,15

Gambar 3. Indirek Inguinal Hernia7

Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)

Hernia ini merupakan jenis hernia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh faktor peninggian

tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach. Trigonum

Hesselbach merupakan daerah dengan batas inferior ligamentum inguinale, lateral  vasa

epigastrika inferior, medial tepi m. rectus abdominis.

Jalannya langsung (direk) ke ventral melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini

sama sekali tidak berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral,

khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami

inkarserasi dan strangulasi.

Dasarnya dibentuk oleh fascia transversalis yang diperkuat serat aponeurosis m.transversus

abdominis.

Hernia pantaloon

Hernia tipe pantaloon terjadi saat ada komponen hernia direk dan indirek.

Page 8: Hernia Dr Nangti

Gambar 4. Pantaloon inguinal Hernia8

Hernia umbilikalis

Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup

peritoneum dan kulit. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih tinggi

pada bayi permeatur. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara bayi laki-laki dan

perempuan.

Klinis. Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang

masuk melalui cincin umbilikus akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika

bayi menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi

inkareseasi

Tatalaksana . bila cincin hernia kurang dari 2 cm umumnya regeresi spontan akan terjadi

sebelum bayi berusia 6 bulan, kadang cincin baru tertutup setelah satu tahun. Usaha untuk

mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan kanan kemudian

memancangnya dengan pita perekat (plaster) untuk 2-3 minggu. Dapat pula igunakan uan

locam yan dipancangkan di umbilikus untuk mencegah penonjolan isi rongga perut. Bila

sampai usia 1 tahun setengah hernia masih meonjol, umumnya diperlukan koreksi operasi.

Pada cincin hernia yang melebihi 2 cm jarang terjadi regresi spontan dan lebih sukar

diperoleh penutupan dengan tindakan konservatif

Hernia umbilikalis pada orang dewasa merupakan kelanjutan dari hernia umbilikalis pada

anak. Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas, atau asites merupakan faktor

predisposisi. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan kira-kira 1:3. Diagnosis mudah

Page 9: Hernia Dr Nangti

dibuat seperti halnya pada anak-anak, inkarserasi lebih sering terjadi dibandingkan anak-

anak. Terapi hernia umbilikalis pada orang dewasa hanya operasi.

Gambar 6. Hernia Umbilikalis10

Hernia Femoralis

Hernia femoralis terjadi melewati kanalis femoralis yang dibatasi pada bagian superior oleh

traktus iliopubik , inferior oleh ligamentum cooper, lateral oleh vena femoralis, dan

medial oleh junction dari traktus iliopubik dan ligamentum cooper (ligamentum

lacunar). Hernia femoralis memproduksi massa atau tonjolan di bawah ligamentum

inguinalis. Pada beberapa kesempatan, beberapa hernia femoralis dapat muncul melalui

kanalis inguinalis. Pada keadaan ini, kantung hernia femoralis terletak inferior terhadap

ligamentum inguinalis melalui kanalis femoralis tapi asenden pada arah kepala.1

Hernia femoralis umumnya dijumpai pada perempuan, kejadian pada perempuan kira 4 kali

lebih banyak dibandingkan pada laki-laki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha

yang muncul terutama saat melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen

seperti mengangkat barang berat atau batuk. Benjolan ini hilang pada waktu berbaring. Sering

penderita datang ke dokter atau rumah sakit dengan hernia strangulata. Pada pemeriksaan

fisik ditemukan benjolan lunak di lipat paha dibawah ligamentum ingunale di medial dari

vena femoralis dan lateral dari tuberkulum pubikum. Tidak jarang yang lebih jelasa adalah

sumbatan usus sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya atau

penderita gemuk.

Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis, selanjutnya isi hernia masuk ke dalam

kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis sepanjang kurang

lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.

Secara patofisiologi, peningkatan tekanan intraabdomen akan mendorong lemak

preperitoneal ke dalam kanalis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya hernia. Faktor

Page 10: Hernia Dr Nangti

penyebab lainnya adalah kehamilan multipara, obesitas, dan degenerasi jaringan ikat karena

usia lanjut. Hernia femoralis sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi herniorafi pada hernia

inguinalis, terutama yang memakai teknik Bassini atau Shouldice yang menyebabkan fasia

transversa dan ligamentum inguinale lebih bergeser ke ventrokranial sehingga kanalis

femoralis lebiih luas.

Komplukasi yang paling sering terjadi adalah strangulasi dengan segala akibatnya

Hernia femoralis keluar disebelah bawah ligamentum inguinale pada fosa ovalis. Kadang-

kadang hernia femoralis tidak teraba dari luar, terutama bila merupakan hernia Richter.

Hernia diafragmatika

Hernia diafragmatika merupakan defek kelahiran di mana terdapat bukaan abnormal pada

diafragma. Bukaan tersebut menjadikan organ dari abdomen seperti lambung, limpa, liver,

dan intestinal masuk ke dalam rongga thorax dekat paru.11

Page 11: Hernia Dr Nangti

Gambar 7. Hernia Diafragmatika12

Hernia Obturatoria

Hernia ini berjalan melewati foramen obturator, mengikuti jalur nervus obturator dan otot

obturator. Hernia obturator terjadi dengan rasio wanita banding pria 6 : 1 , karena jenis

kelamin yang spesifik , diameter kanal yang besar terjadi pada orang tua,. Karena posisi

anatomisnya, hernia ini terlihat lebih sering sebagai obstruksi usus dibandingkan penonjolan

dari isis usus.9

Hernia Spieghel

Hernia yang muncul melalui tempat lemah di antara tepi lateral m. rektus abdominis dengan

linea semisirkularis.

Hernia lumbalis

Menempati dinding perut bagian lateral, contohnya hernia sikatriks pada bekas luka operasi

ginjal, hernia di trigonum lumbale inferior Petit dan trigonum lumbale superior Grijnfelt.

Hernia di trigonum lumbale jarang.

Page 12: Hernia Dr Nangti

Hernia sikatriks atau hernia insisional

terjadi pada bekas luka laparatomi. Sayatan pada nervus mengakibatkan anestesi kulit

dan paralisis otot pada segmen yang dilayani oleh saraf yang bersangkutan. Jika lebih dari

dua saraf terpotong, mungkin terjadi hernia ventralis, umpamanya pada insisi lumbotomi.

Hernia obturatoria melalui foramen obturatorium dan hernia diafragmatika

melalui foramen Bochdalek di diafragma (jarang).

Hernia Littre adalah hernia yang isinya divertikulum Meckel.

Tabel 2 Klasifikasi Nyhus1

Klasifikasi Nyhus untuk Hernia Inguinal

Tipe I: hernia inguinalis indirek- normal cincin inguinal interna normal (contoh: hernia

pediatri)

Tipe II: hernia inguinal indirek – dilatasi cincin inguinal internal tetapi dinding posterior

inguinal intak; tidak ada pembuluh darah epigastrik bagian dalam yang tergeser

Tipe III. Defek dinding posterior

A. hernia inguinal direk

B. hernia inguinal indirek – dilatasi cincing inguinal internal melanggar batas tengah

atau menghancurkan fasia transversal triangle Hesselbach (contoh: skrotal masif,

sliding, atau hernia pantaloon)

Page 13: Hernia Dr Nangti

C. hernia femoralis

Tipe IV. Hernia rekuren

A. Direk

B. Indirek

C. femoralis

D. Kombinasi

4. ETIOLOGI

Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat visera dari

rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensi baik bawaan maupun didapat.4

Berdasarkan faktor predisposisi utama penyebabnya yaitu peningkatan tekanan

intrakavitas dan melemahnya dinding abdomen: 4

A. Tekanan yang meningkat pada abdomen, terjadi karena:

1. Mengangkat beban berat

2. Batuk, misalnya pada penderita PPOK

3. Tahanan saat miksi, misalnya pada penderita BPH atau karsinoma

4. Tahanan saat defekasi, misalnya pada penderita konstipasi atau obstruksi usus

besar

5. Distensi abdomen – yang mungkin mengindikasikan adanya gangguan

intraabdomen

6. Perubahan isi abdomen, misalnya: adanya ascites, tumor jinak atau ganas,

kehamilan, lemak perut

B. Kelemahan dinding abdomen, terjadi karena:

1. Usia yang semakin bertambah

2. Malnutrisi – baik makronutrien (protein, kalori) atau mikronutrien (misalnya:

vit. C)

3. Kerusakan atau paralisis dari saraf motorik

4. Abnormalitas dari metabolisme kolagen

Berdasarkan faktor kongenital atau didapat, penyebab hernia dapat dibagi2:

A. Kongenital

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8

kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut

Page 14: Hernia Dr Nangti

akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum

yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir,

umumnya prosesus ini sudah mengalami obliterasi sehingga isi perut tidak dapat

melalui kanal tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak

menutup. Karena testis kiri turun lebuh dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih

sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam

keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila

prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia

inguinalis lateralis kongenital.

B. Didapat

1. Anulus inguinalis internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong

dan isi hernia.

2. Peninggian tekanan intraabdomen kronik yang dapat mendorong isi hernia

melewati melewati annulus internus yang cukup lebar, seperti batuk kronik,

pekerjaan mengangkat benda berat, hipertrofi prostat, konstipasi, dan asites.

Peninggian tekanan intra abdomen juga dapat membuka kembali kanalis

inguinalis.

3. Kelemahan otot dinding perut karena usia. Sehingga insiden hernia meningkat

dengan bertambahnya umur, mungkin karena meningkatnya penyakit yang

meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang

kekuatannya.

Page 15: Hernia Dr Nangti

5. ANATOMI

Untuk keberhasilan operasi hernia inguinal diperlukan pengetahuan tentang

dinding abdomen, kanalis inguinalis, dan lapisan-lapisan dinding abdomen. Regio

inguinal merupakan batas bawah abdomen dengan fungsi yang terdiri atas lapisan

miopaneurotis. Pada dasarnya inguinal dibentuk dari lapisan:

1. Kulit (kutis)

2. Jaringan sub kutis (Camper’s dan Scarpa’s) yang berisikan lemak.

Fasia ini terbagi dua bagian, superfisial (Camper) dan profundus (Scarpa).

Bagian superfisial meluas ke depan dinding abdomen dan turun ke sekitar penis,

skrotum, perineum, paha, bokong. Bagian yang profundus meluas dari dinding

abdomen ke arah penis (Fasia Buck).

4. Innominate fasia (Gallaudet)

Lapisan ini merupakan lapisan superfisial atau lapisan luar dari fasia

muskulus obliqus eksternus. Sulit dikenal dan jarang ditemui.

5. Aponeurosis muskulus obliqus eksternus, termasuk ligamentum inguinale

(Poupart) merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus

Page 16: Hernia Dr Nangti

eksternus. Terletak mulai dari Spina Iliaca Anterior Superior (SIAS) sampai ke

ramus superior tulang pubis. Lakunare (Gimbernat) Merupakan paling bawah dari

ligamentum inguinale dan dibentuk dari serabut tendon obliqus eksternus yang

berasal dari daerah SIAS. Ligamentum ini membentuk sudut kurang dari 45

derajat sebelum melekat pada ligamentum pektineal. Ligamentum ini membentuk

pinggir medial kanalis femoralis. dan Colle’s. Ligamentum ini dibentuk dari

serabut aponeurosis yang berasal dari crus inferior cincin externa yang meluas ke

linea alba.1

6. Spermatik kord pada laki-laki, ligamen rotundum pada wanita.

7. Muskulus transversus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus internus falx

inguinalis (Henle) dan konjoin tendon.

8. Fasia transversalis dan aponeurosis yang berhubungan dengan ligamentum

pectinea (Cooper), iliopubic tract, falx inguinalis dan fasia transversalis.

9. Preperitoneal connective tissue dengan lemak.

10. Peritoneum

11. Superfisial dan deep inguinal ring.1

Bagian dan Jenis Hernia :

1. Kantong hernia

Page 17: Hernia Dr Nangti

Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia

memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.

2. Isi hernia

Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya

usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).

3. Pintu hernia

Merupakan bagian lokus minoris resistance yang dilalui kantong hernia. 4.

Leher hernia

Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.

5. Locus minoris resistence (LMR)6

Gambar 8. Bagian-bagian Hernia6

6. PATOFISIOLOGI HERNIA INGUINALIS

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke – 8 dari

kehamilan, terjadinya desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan

menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang

disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini

telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis

tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri

turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih

sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup

pada usia 2 bulan.1,13

Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka

terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis

kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut, karena

Page 18: Hernia Dr Nangti

pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya

umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis

tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance,

maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat (batuk –

batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang – barang berat, mengejan)

membuat kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia

inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui

defek tersebut.

Komplikasi terjadi ketika adanya perlengketan antara isi hernia dengan

dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi

penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin

hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya

edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan

kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul

perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan

akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi

nekrosis.14,15,16

Gangguan pasase usus dapat terjadi bukan karena terjepit, melainkan ususnya

terputar. Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, dan

abses. Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.

Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya

dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis. 1,14,15

7. MANIFESTASI KLINIS

Tabel 3 Manifestasi Klinis Hernia17

Jenis Reponibel nyeri obstruksi Toksik

Reponibel/bebas

Ireponibel/akreta

Inkarserata

Strangulata

+

-

-

-

-

-

+

++

-

-

+

+

-

-

-

++

Page 19: Hernia Dr Nangti

Hernia inguinal sering terlihat sebagai tonjolan intermitten yang secara

berangsur-angsur meningkat dalam ukuran dan menjadi ketidaknyamanan yang

progresif dan persisten yang progresif. Kadang hanya sedikit nyeri, sakit atau rasa

terbakar di daerah lipat paha yang mungkin didapatkan sebelum perkembangan dari

penonjolan yang nyata. Ketidaknyamanan ini memperjelas onset dari gejala hernia

yang sering dideskripsikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Gejala itu mungkin

tidak hanya didapatkan di daerah inguinal tapi juga menyebar ke daerah panggul,

belakang, kaki, atau ke daerah genital, yang disebut "Reffered pain".7

Gejala ketidaknyamanan pada hernia biasanya meningkat dengan durasi atau

intensitas dari kerja, tapi kemudian dapat mereda atau menghilang dengan istirahat,

meskipun tidak selalu.17

Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk di senja hari

dan membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan hernia berkurang.

Nyeri lipat paha tanpa hernia yang dapat terlihat, biasanya tidak mengindikasikan atau

menunjukkan mula timbulnya hernia. Kebanyakan hernia berkembang secara diam-

diam, tetapi beberapa yang lain dicetuskan oleh peristiwa muscular tunggal yang

sepenuh tenaga. Secara khas, kantong hernia dan isinya membesar dan mengirimkan

impuls yang dapat teraba jika pasien mengedan atau batuk. Biasanya pasien harus

berdiri saat pemeriksaan , karena tidak mungkin meraba suatu hernia lipat paha yang

bereduksi pada saat pasien berbaring. Hidrokel bertransiluminasi, tetapi hernia tidak.18

Hernia yang tidak dapat dideteksi oleh pemeriksaan fisik, dapat dilihat dengan

ultra sonografi atau tomografi komputer. Strangulasi menimbulkan nyeri hebat dalam

hernia yang diikuti dengan cepat oleh nyeri tekan, obstruksi interna, dan tanda atau

gejala sepsis. Reduksi dari hernia strangulasi adalah kontraindikasi jika ada sepsis

atau isi dari sakus yang diperkirakan mengalami gangrenosa.18

8. DIAGNOSIS

8.1 Anamnesis

Pada Anamnesis dapat ditanyakan adanya benjolan pada lipatan paha yang

bisa keluar masuk. Apakah terasa nyeri atau tidak. Biasa benjolan muncul saat

terdapat tekanan intra abdominal yang meningkat.14

8.2 Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Page 20: Hernia Dr Nangti

Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi, sering benjolan muncul

dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Saat pasien mengedan dapat dilihat hernia

inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio ingunalis yang berjalan dari

lateral atas ke medial bawah.

Palpasi

Kantong hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai

gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan

sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar

ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada palpasi

mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium.

Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak kecil, dapat dicoba mendorong isi

hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat

ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Apabila hernia dapat

direposisi, pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien diminta

mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan

kalau samping jari menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. Isi hernia

pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat biasanya terdiri dari

ovarium.

Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu Finger test, Ziemen test dan Thumb test.

Cara pemeriksaannya sebagai berikut:

Pemeriksaan Finger Test:

1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.

2. Dimasukkan lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.

3. Penderita disuruh batuk:

Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis. Bila impuls

di samping jari menunjukkan Hernia Inguinalis Medialis.

Pemeriksaan Ziemen Test:

1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh

penderita).

2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.

3. Jari ke 2 diletakkan di Anulus Internus, Jari ke 3 di Anulus

Externus dan jari ke 4 di Fossa Ovalis

4. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :

Jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.

Page 21: Hernia Dr Nangti

Jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.

Jari ke 4 : Hernia Femoralis.

Pemeriksaan Thumb Test/ Occlusion Test:

Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan. Bila

keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis. Bila tidak keluar benjolan

berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Perkusi

Bila saat dilakukan perkusi didapatkan perut kembung, hipertimpani, maka harus

dipikirkan kemungkinan hernia strangulata.

Auskultasi

Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami

obstruksi usus (hernia inkarserata). 14,16

8.3 Pemeriksaan Penunjang

8.3.1 Laboratorium

Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:

- Leukositosis dengan shift to the left yang menandakan strangulasi.

- Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang tinggi akibat muntah-muntah dan

menjadi dehidrasi.

- Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus

genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha.

8.3.2. Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin

hernia. Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa

pada lipat paha atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab

pembengkakan testis.8 Pemeriksaan Ultrasonografi pada daerah inguinal

dengan pasien dalam posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsava

dilaporkan memiliki sensitivitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%.

Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia

inkarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu

massa yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri

inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia

inguinalis. CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari

adanya hernia obturator. 15

Page 22: Hernia Dr Nangti

9. DIAGNOSIS BANDING

  Benjolan lain yang harus dibedakan dari hernia pada dinding abdomen

Tabel 4 Diagnosis Banding Hernia1

Limfadenitis

Terdapat nyeri pada limfadenitis akut. Terdapat beberapa benjolan.

Hidrokel

Pada pemeriksaan transiluminasi, pada hidrokel dapat terlihat cairan. Jika testis ditarik,

akan ikut bergerak. Bentuknya kecil dan jari tidak dapat masuk.

Testis ektopik

Gejala mirip hernia inguinalis yang masih dini. Pada HIL, saat testis ditekan, ada rasa

tersendiri untuk pasien. Untuk membedakan torsio testis atau limfadenitis femoralis

dari hernia femoralis adalah munculnya hernia erat hubungannya dengan aktivitas,

seperti mengedan, batuk, dan gerak lain yang disertai dengan peninggian tekanan

intraabdomen, sedangkan penyakit lain, seperti torsio testis atau limfedenitis femoralis,

tidak berhubungan dengan aktivitas demikian1.

Jaringan Benjolan

Kulit Kista sebasea atau epidermoid

Lemak Lipoma

Fasia Fibroma

Otot

Tumor yang mengalami hernia melalui

pembungkusnya

Arteri Aneurisma

Vena Varikosa

Limfe Pembesaran KGB

Gonad Ektopik testis / ovarium

Page 23: Hernia Dr Nangti

Varikosa tunggal di muara v.safena magna dengan atau tanpa varises pada tungkai.

Konsistensi variksa tunggal di fosa ovalis lunak. Ketika batuk atau mengedan benjolan

variksa membesar dengan “gelombang” dan mudah dihilangkan dengan tekanan.2

10. PENATALAKSANAAN

Pada umumnya, semua hernia harus diperbaiki, kecuali jika ada keadaan lokal

atau sistemik dari pasien yang tidak memungkinkan hasil yang aman. Pengecualian

yang mungkin dari hal umum ini adalah hernia dengan leher lebar dan kantung

dangkal yang diantisipasi membesar secara perlahan. Bebatan atau sabuk bedah

bermanfaat dalam penatalaksanaan hernia kecil jika operasi merupakan

kontraindikasi, tetapi bebatan merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan hernia

femoralis2.

Terapi konservatif sambil menunggu penyembuhan melalui proses alami dapat

dilakukan pada hernia umbilikalis sebelum anak berumur dua tahun. Terapi

konservatif berupa penggunaan alat penyangga dapat digunakan sebagai pengelolaan

sementara, misalnya pemakaian korset pada hernia ventralis. Sementara itu, pada

hernia inguinalis pemakaian korset tidak dianjurkan karena selain tidak

menyembuhkan, alat ini dapat melemahkan dinding perut1.

Umumnya terapi operatif merupakan terapi satu-satunya yang rasional. Usia

lanjut tidak merupakan kontraindikasi operasi elektif.  Kalau pasien  dengan hernia

inkarserata tidak menunjukkan gejala sistemik dapat dicoba melakukan reposisi

postural. Jika usaha reposisi berhasil, dapat dilakukan operasi herniorafi elektif

setelah 2-3 hari setelah edema jaringan hilang dan keadaan umum pasien sudah lebih

baik 19

Pada hernia inkarserata, apalagi pada hernia strangulata, kemungkinan

pulihnya isi henia harus dinilai saat operasi. Bila isi hernia sudah nekrotik, dilakukan

reseksi. Kalau sewaktu operasi daya pulih isi hernia diragukan, diberikan kompres

hangat dan setelah lima menit dievaluasi kembali warna, peristaltis, dan pulsasi pada

a. arkuata pada usus.

Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat, yang memang terjadi

pada hernia direk, sebaiknya digunakan marleks untuk menguatkan dinding perut

setempat2.

Page 24: Hernia Dr Nangti

Herniorafi elektif pada umumnya memperlihatkan morbiditas dan mortalitas

yang rendah, sedangkan herniorafi akut pada hernia inkarserata atau strangulata

menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang tidak dapat diabaikan.

Komplikasi operasi hernia dapat berupa cedera V. femoralis, N. ilioinguinalis,

N. iliofemoralis, duktus deferens, atau buli-buli bila masuk pada hernia geser.

Komplikasi dini beberapa hari setelah herniorafi dapat pula terjadi berupa hematoma,

infeksi luka, bendungan V. Femoralis, terutama pada operasi hernia femoralis, fistel

urin atau feses, dan hernia residif.

Komplikasi lanjut berupa atrofi testis karena lesi A.spermatika atau bendungan

pleksus pampiniformis, dan komplikasi yang paling penting adalah hernia residif..

Insidens dari residif bergantung pada umur pasien, letak hernia, teknik hernioplastik

yang dipilih dan cara melakukannya. Hernia inguinalis indirek pada bayi sangat

jarang residif. Angka residif hernia inguinalis indirek pada segala umur lebih rendah

dibandingkan dengan hernia inguinalis direk atau hernia femoralis. Hernia ventralis

menunjukkan angka residif yang relatif lebih tinggi. Reparasi pertama memberikan

tingkat keberhasilan yang paling tinggi, sedangkan operasi pada kambuhan

memberikan angka residif sangat tinggi.2

Dasar dari Perbaikan Hernia Inguinalis

Obyek dari hernioplasti inguinalis adalah untuk mencegah penonjolan

peritoneum melalui defek dinding abdomen. Integritas dari dinding abdomen

dipulihkan dalam satu atau dua cara:

1. Penutupan aponeurosis dari defek hernia, bila perlu penutupan diperpanjang

2. Penggantian dari fasia transversalis yang mengalami defek dengan prostesis

sintetik yang besar.

Dua metode tersebut kadang-kadang dikombinasikan.

Hernia diperbaiki dari anterior melalui insisi lipat paha atau dari posterior

melalui insisi abdomen. Pendekatan anterior merupakan insisi yang paling popular

untuk hernioplasti inguinalis. Perbaikan hernia dari posterior disebut hernioplasti

properitoneal.

Tegangan merupakan penyebab prinsip dari kegagalan semua hernioplasti

yang menutup orifisium miopektineal melalui pendekatan aponeurosis. Pencegahan

tegangan pada garis jahitan adalah penting, dan jahitan harus tidak ditarik atau diikat

Page 25: Hernia Dr Nangti

terlalu kencang, karena dapat menyebabkan nekrosis. Lebih disukai jahitan dengan

benang sintetik permanen.

Prostesis sintetik pada saat ini memainkan peranan penting dalam penata-

laksanaan hernia inguinalis. Pada umumnya, perbaikan prostesis dicadangkan untuk

pasien dengan risiko tinggi kekambuhan setelah hernioplasti klasik. Meskipun begitu,

penggunaan rutin dari perbaikan hernia primer tetap meningkat. 19

1. Hernioplasti Inguinal Anterior Klasik

Tiga hernioplasti anterior klasik yang digunakan pada saat ini adalah:

penutupan anulus sederhana dari Marcy, operasi Bassini, dan perbaikan ligamentum

Cooper cara McVay-Lotheissen. Semua prosedur hasilnya sama memuaskan dalam

hernia primer jika diindikasikan dengan benar dan dapat dilakukan dengan mudah di

bawah anestesi lokal pada orang dewasa. Hernia inguinalis rekuren difiksasi dengan

perbaikan klasik, tetapi sekarang teknik prostetik lebih disukai karena hasilnya secara

jelas lebih baik. Hernioplasti klasik terdiri dari tiga bagian: diseksi kanalis inguinalis,

perbaikan orifisium miopektineal, dan penutupan kanalis inguinalis. 17

a. Perbaikan Marcy 

Dari orifisium miopektineal terdiri dari pengetatan anulus profunda yang

membesar. Hal ini umumnya disebut sebagai penutupan cincin sederhana dan

hanya diindikasikan pada pria dan wanita yang mempunyai hernia indirek dengan

kerusakan minimal dari anulus profundus. Operasi memulihkan anatomi dari

anulus profunda dengan memasang satu atau dua jahitan pada arkus aponeurosis

transversal dan traktus iliopubika tepat di medial dari korda spermatika. 19

b. Hernioplasti Bassini-Shouldice 

Hernioplasti Bassini-Shouldice memperbaiki orifisium miopektineal, superior

dari ligamentum inguinalis, yaitu, anulus profunda dan segitiga Hesselbach, dan

oleh karena itu, diindikasikan dalam semua hernia inguinalis direk dan indirek. Di

Amerika utara, perbaikan Bassini terdiri dari ligasi tinggi dari kantung dan

pendekatan dari conjoined tendon dan otot obliquus abdominis interna ke tepi

susunan ligamentum inguinalis dan jahitan terputus. 19

c. Hernioplasti ligamentum Cooper cars McVay-Lotheissen 

Page 26: Hernia Dr Nangti

Hernioplasti ligamentum Cooper cars McVay-Lotheissen memperbaiki tiga area

yang paling rentan terhadap herniasi dalam orifisium miopektineal, yaitu anulus

profunda, segitiga Hesselbach, dan kanalis femoralis. Dalam perbaikan McVay- -

Lotheissen, arkus aponeurosis transversal dijahit ke ligamentum Cooper di medial

dan ke saroug femoralis di lateral. Insisi relaksasi merupakan suatu keharusaa

karena bila tidak dibuat, akan timbul tegangan yang terlalul besar pada garis

jahitan.

Hernia femoralis dengan orifisium yang kecil pada wanita, hanya diperbaiki dari

bawah ligamentum inguinalis dengan sedikit jahitan atau disumbat dengan

sumbat silindris dari Marlex, karena hernia ini jarang berkaitan dengan hernia di

atas ligamentum inguinalis. Hernia femoralis yang besar pada wanita dan semua

hernia femoralis pada pria, bagaimanapun juga, diperbaiki dengan perbaikan

ligamentum Cooper McVay-Lotheissen. Hernia femoralis strangulata lebih baik

dadekati secara properitoneal, karena ini memberikan jalur langsung ke orifisium

hernia femoralis yang berkonstriksi, usus yang terjebak mudah dilepaskan dengan

insisi traktus iliopubik dan ligamentum lakunaris, dan tersedia ruang yang luas

untuk reseksi usus2.

Dalam bayi perempuan, tuba fallopii dan ovarium mungkin ada dalam kantung

hernia. Feminisasi testikular ditemukan dalam 1% wanita dengan hernia, terutama

dalam kasus hernia bilateral. Pasien ini harus menjalani uji apusan bukal untuk

kromatin. Pada wanita dimana ditemukan gonad dalam kantung hernia tanpa tuba

fallopii, harus menjalani biopsi untuk identifikasi.19

Materi Prostesis untuk Hernioplasti

Prostesis sintetik untuk perbaikan hernia adalah Marlex, Prolene, Surgipro,

Mersilene, dan Gore-Tex. Marlex dan Prolene terdiri dari serat monofilamen yang

dirajut dari polipropilen dan mirip satu sama lainnya. Keduanya berpori-pori dan agak

kaku, mengandung memori plastik, dan melengkung bila dibengkokkan dalam dua

arah pada saat yang sama. Prostesis surgipro terdiri dari rajutan anyaman benang

polipropilen. Mersilene adalah prostesis rajutan terbuka yang terdiri dari anyaman

serat poliester Dacron. Berpori-pori dan lebih lemas, mempunyai tekstur berbutir-

butir untuk mencegah penggelinciran, dan hanya mempunyai kecenderungan minimal

untuk melengkung jika dibengkokkan ke dua arah sekaligus.19

Page 27: Hernia Dr Nangti

2. Hernioplasti Bebas-Tegangan

Potongan jaringan lunak prostetik telah digunakan selama bertahun-tahun

untuk melakukan perbaikan klasik, tetapi hasil tidak membaik secara bermakna. Jika

prostesis diimplantasi tanpa perbaikan formal, akan meniadakan tegangan, sehingga

terjadi perbaikan hasil yang dramatik. Lichenstein merupakan ahli dalam hernioplasti

bebas tegangan dan melaporkan hasil yang sangat baik dalam sejumlah besar pasien.

Perbaikan potongan prostesis bebas tegangan tidak direkomendasikan untuk hernia

rekuren, karena potongan prostesis tersebut tidak dapat mencegah penonjolan

peritoneum melalui defek fibrosis yang mendasari dan karena remobilisasi dari korda

spermatika dapat menyebabkan atrofi testis. Teknik sumbatan tidak membutuhkan

remobilisasi dari korda spermatika dan hanya memerlukan insisi kecil pada lipat paha

anterior, secara langsung di atas defek aponeurosis. Hernia rekuren yang besar dan

hernia dengan defek aponeurosis multipel tidak sesuai untuk teknik sumbatan dan

paling baik ditangani dengan perbaikan prostesis properitoneal permanen.19

3. Hernioplasti Inguinal Properitoneal

Ruangan properitoneal merupakan tempat alternatif bagi implantasi prostesis.

Prostesis dipasang di tempatnya melalui tekanan intrabdomen. Defek hernia dapat

ditambal atau disumbat dan hernioplasti dilakukan dengan prostesis melalui

pcndekatan posterior, seperti pada pendekatan interior. Teknik prostesis properitoneal

inovatif, diperkenalkan oleh R. Stoppa pada tahun 1969. la menawarkan penanganan

hernia inguinalis dengan prostesis besar yang tidak dapat diserap, yang berfungsi

menggantikan fasia transversalis. Prostesis melekat ke kantung viseral dan membuat

peritoneum tidak bisa keluar melalui orifisium miopektineal atau daerah lemah

lainnya di dekatnya; perbaikan defek pada dinding abdomen tidak perlu. Operasi ini

secara teknik dikenal dengan kalimat yang menggambarkan ’pemasangan prostesis

raksasa pada kantung viseralis” (giant prosthetic reinforcement of the visceral sac =

GPRVS), tetapi umumnya disebut sebagai prosedur Stoppa. GPRVS merupakan

perbaikan yang efisien, anatomik, dan bebas tegangan. Ini mungkin merupakan

hernioplasti paling baik. Jika dilakukan dengan benar, dapat menyembuhkan semua

hernia inguinalis, bahkan juga hernia femoralis pravaskular. Pemulihan sangat cepat

dan hanya menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman.19

Page 28: Hernia Dr Nangti

4. Perbaikan Dengan Laparoskopik

Perbaikan posterior dari hernia dengan laparoskop, pada saat ini sedang sangat

diminati. Hampir semua teknik laparoskopik menanamkan suatu prostesis sintetik.

Pendekatan laparoskopik untuk perbaikan hernia inguinalis dapat dilakukan secara

transperitoneal atau ekstraperitoneal. Ruang properitoneal dari lipat paha dan

orifisium hernia dipajankan. Kantung hernia indirek dipisahkan pada lehernya dan

kantung distal dibiarkan tetap in situ. Prostesis ditanamkan untuk menutup ori fisium

hernia. Pada praktiknya, ahli bedah dapat melakukan hernioplasti laparos kopik tanpa

dibantu dalam jumlah yang waktu yang sama dengan yang dibutuhkan untuk

melakukan prosedur konvensional. Lebih banyak pengalaman yang dibutuhkan

sebelum evaluasi yang jelas dimungkinkan. Kerugian penting dari hernioplati

laparoskopik adalah biayanya yang lebih mahal daripada hernioplasti konvensional

karena prosedur ini membutuhkan anestesi umum dan peralatan yang mahal. Satu-

atunya keuntungan yang dapat diterima adalah bahwa prosedur ini hanya sedikit

menimbulkan rasa tidak nyaman akibat insisi; apakah pasien pulih segera atau tidak,

masih belum pasti. Pada saat ini hernioplasti konvensional yang dilakukan dengan

anestesi lokal dalam pembedahan di hari yang sama, tetap merupakan pilihan terbaik

bagi mayoritas pasien dengan hernia primer.19

5. Hernioplasti Endoskopik

Hernioplastik endoskopik merupakan pendekatan dengan penderita berbaring

dalam posisi Trendelenburg 40 derajat. Digunakan tiga trokar, yang pertama di garis

tengah dekat umbilikus, dan dua lainnya di lateral.19

Biasanya isi hernia tereposisi sendiri setelah rongga perut diisi oleh gas CO2

karena usus akan jatuh ke arah kranial. Dinding perut bagian pelvis dan inguinal

Page 29: Hernia Dr Nangti

kelihatan baik. Peritoneum parietal dibuka dan dilepaskan di sekitar daerah hernia;

kantong hernia dibiarkan di tempatnya1.

Daerah anulus internus, segitiga Hasselbach, dan lakuna vasorum, artinya

pintu masuk hernia indirek, hernia direk, dan hernia femoralis, sekaligus ditampilkan.

Daerah tersebut ditutupi dengan selembar bahan sintetis prolen yang diletakkan di

belakang pembuluh epigastrika inferior yang dipancang dengan klip di sebelah kaudal

ligamentum Cooper. Peritoneum ditutup kembali dan dipancang dengan klip.2

Keuntungan metode ini ialah morbiditas ringan, penderita kurang merasa

nyeri, dan keadaan umum kurang terganggu dibandingkan dengan operasi dari luar.

Penderita dapat pulang ke rumah setelah satu hari dan bekerja kembali setelah satu

minggu. Pendekatan hernia dari dalam tentu lebih rasional. Penyulit terdiri atas

perdarahan atu infeksi. Umumnya, perdarahan mudah diatasi sewaktu operasi

endoskopi dengan memasang klip. Cedera pada buli-buli atau usus jarang terjadi.

Metode ini sangat dianjurkan untuk hernia residif dan hernia bilateral.2

Komplikasi Hernioplasti Inguinalis

Orkitis iskemik, dengan gejala sisanya, atrofi testis, dan neuralgia residual

merupakan dua komplikasi unik yang penting, meskipun tidak umum, dari

hernioplasti lipat paha. Terjadi lebih sering setelah hernioplasti lipat paha anterior

karena saraf-saraf dan korda spermatika harus didiseksi dan dimobilisasi.

Kekambuhan juga merupakan bagian komplikasi dari hernioplasti lipat paha,

meskipun ahli bedah secara tradisional tidak mengkategorikannya seperti demikian2.

Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1%-3% dalam

waktu 10 tahun kemudian. Kekambuhan disebabkan oleh tegangan yang berlebihan

pada saat perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan   hernia

yang terabaikan. Kekambuhan, yang sudah diperkirakan, lebih umum dalam pasien

dengan hernia direk, khususnya hernia inguinalis direk bilateral. Kekambuhan tidak

langsung biasanya akibat eksisi yang tidak adekuat dari ujung proksimal kantung.

Kebanyakan kekambuhan adalah langsung dan biasanya dalam regio tuberkulum

pubikum, dimana tegangan garis jahitan adalah yang terbesar2.

Insisi relaksasi selalu membantu. Perbaikan hernia inguinalis bilateral secara

bersamaan tidak meningkatkan tegangan jahitan dan bukan merupakan penyebab

kekambuhan seperti yang dipercaya sebelumnya. Hernia rekuren membutuhkan

prostesis untuk perbaikan yang berhasil. Kekambuhan setelah hernioplasti prostesis

Page 30: Hernia Dr Nangti

anterior paling baik dilakukan dengan pendekatan properitoneal atau secara anterior

dengan sumbat prosthesis.2

11. KOMPLIKASI

Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia

dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel; ini dapat terjadi kalau isi hernia

terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal (hernia geser) atau

merupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis kecuali berupa benjolan. Dapat

pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang

menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial

seperti pada hernia Richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastik, atau lebih kaku seperti

pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi

inkarserasi retrograde, yaitu dua segmen usus terperangkap di dalam kantung hernia dan satu

segmen lainnya berada dalam rongga peritoneum seperti huruf W. 2

Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada

permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi edema organ atau struktur di dalam hernia

dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya edema menyebabkan jepitan pada cincin

hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia

menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus.

Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan

abses local, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.2

Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran

obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Bila

telah terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasi, terjadi keadaan toksik akibat

gangrene dan gambaran klinis menjadi kompleks dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri

lebih berat di tempat hernia. Nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneal.2

Pada pemeriksaan lokal ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan kembali

disertai nyeri tekan dan, tergantung keadaan isi hernia, dapat dijumpai tanda peritonitis atau

abses local. Hernia strangulata merupakan keadaan gawat darurat. Oleh karena itu perlu

mendapat pertolongan segera.2

Page 31: Hernia Dr Nangti

DAFTAR PUSTAKA

Page 32: Hernia Dr Nangti

1. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.

17thEdition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.

2. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku

kedokteran EGC. Jakarta. 2005. Hal 523-537.

3. Sabiston. Buku Ajar Ilmu Bedah. Bagian I. Cetakan ke-2. Penerbit buku kedokteran

EGC. Jakarta. 1995. Hal 228, 243.

4. Henry MM. Thompson JN. Principles of Surgery. 2nd edition. Elseviers Saunders.

2005. Page 431-445

5. Info About Hernias. http://envs.org/hernia/info-about-hernias.html

6. Aris, A. Asuhan Keperawatan (Askep) Hernia. http://www.google.co.id/imgres?

q=hernia&um=1&hl=id&tbm=isch&tbnid=3T0Zwe2Qq0aDKM:&imgrefurl=http://

alam414m.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatanaskep-hernia.html&docid=-

Z6rnP17z1thIM&imgurl=http://3.bp. blogspot.com /

7. Hofstetter, SR. New York University School of Medicice Department of Surgery.

NYU Program in Hernia Repair http://herniaplasty.med.nyu.edu/indirekinguinal.html

8. Nazari, S. Pantaloon Hernia. http://www.sages.org/image_library/details.php ?

id=100536

9. Erickson, MK. . Abdominal Hernias. http://emedicine.medscape.com/article/189563-

overview Update: 19 September 2011

10. Ventral hernia. University of Connecticut Health Center.

http://www.google.co.id/imgres?

q=hernia&um=1&hl=id&sa=N&tbm=isch&tbnid=FGDhrz4tMUr7qM:&imgrefurl=ht

tp://fitsweb.uchc.edu/student/selectives/Luzietti/hernia_ventral

11. Yudha, HS. Types of Hernia and Management.

http://www.herryyudha.com/2012/02/types-of-hernia-and-management.html

12. Kongenital Diaphragmatic Hernias -- Diagnosis, Surgery and Recovery.

medscape.U.S.National Library of Medicine.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001135.htm

13. Jennifer , HRN , About.com Guide. Update February 12, 2011.

http://surgery.about.com/od/pediatricsurgery/ss/DiaphragmaticHe.htm

14. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of Surgery.

Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.

15. Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery Basic

Science and Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.

Page 33: Hernia Dr Nangti

16. http://www.hernia.tripod.com/inguinal.html

17. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356

18. C. Palanivelu. Operative Manual ofLaparoscopic Hernia Surgery. Edisi I. GEM

Foundation. 2004. Hal 39-58

19. Schwartz, Shires, Spencer, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6, EGC, Jakarta,

Hal: 509 – 517.