hernia dr nangti
DESCRIPTION
herniaTRANSCRIPT
HERNIA
Pembimbing :
dr. Nangti Komarudin, Sp.B. FinaCS
Disusun oleh:
Faldi Yaputra (2012-061-097)
Maria Virgula Phie (2013-061-040)
William (2013-061-
KEPANTERAAN KLINIK ILMU BEDAH FK UNIKA ATMA JAYA
RSUD R. SYAMSUDDIN, SH SUKABUMI
April 2014
HERNIA
1. DEFINISI
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui
defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut, yang normalnya
tidak dapat dilewati. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi
melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan
oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan.2,3
Hernia dapat terjadi di antara dua rongga yang saling berdekatan seperti abdomen dan
toraks atau ke dalam bagian dari suatu rongga (hernia internal). Hernia yang paling sering
adalah yang eksternal dari dinding abdomen di inguinal, femoral, dan umbilicus.4
2 EPIDEMIOLOGI
Sekitar 75% hernia terjadi pada regio inguinalis. Dua pertiganya merupakan hernia
indirek dan sisanya merupakan hernia inguinalis direk. Berdasarkan statistik operasi nasional
di US, hernia insisional terhitung sebesar 15-20% dari seluruh hernia abdominalis,
umbilikalis dan hernia episgastrik sebesar 10%, hernia femoralis sekitar 5% dan sisanya
hernia yang jarang terjadi.
Pria memiliki kemungkinan 25 kali lebih banyak mengalami inguinal hernia
dibandingkan dengan wanita. Hernia inguinalis indirek merupakan hernia yang paling sering
terjadi. Pada pria, hernia indirek mendominasi keseluruhan hernia direk dengan rasio 2 : 1.
Hernia direk sangat jarang terjadi pada wanita. Hernia femoralis dan hernia umbilikalis
didominasi wanita sekitar 10 : 1 dan 2 : 1. Meskipun hernia femoralis terjadi lebih sering
pada wanita dibandingkan dengan pria, hernia inguinalis merupakan hernia yang paling
terjadi pada wanita. Hernia femoralis jarang terjadi pada pria. 10% wanita dan 50% pria yang
memiliki hernia femoralis juga memiliki kemungkinan untuk mengalami hernia inguinalis.
Hernia insisional memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terjadi baik pada pria maupun
wanita.
Baik hernia indirek inguinalis dan femoralis terjadi lebih sering pada sisi kanan. Hal
ini disebabkan karena atropi prosesus vaginalis yang diikuti penurunan testis kanan yang
normal selama perkembangan janin. Predominansi hernia femoralis pada sisi kanan dianggap
merupakan efek tamponade dari colon sigmoid pada kanalis femoralis kiri.
Prevalensi hernia meningkat sesuai usia, khususnya untuk hernia inguinalis,
umbilikalis, dan femoralis. Hernia strangulata memerlukan perawatan di rumah sakit, yang
juga meningkat sesuai usia. Strangulasi merupakan komplikasi hernia yang serius , terjadi
pada hanya 1-3% hernia inguinal dan paling sering terjadi pada sisi ekstrem kehidupan.
Kebanyakan hernia strangulata merupakan hernia inguinalis indirek, tapi hernia femoralis
memilikii angka strangulasi tertinggi dari seluruh tipe hernia (15-20%) karena itu, seluruh
hernia femoralis direkomendasikan untuk diperbaiki segera setelah didiagnosa.1
3. KLASIFIKASI
Gambar 1. Lokasi hernia5
A. Berdasarkan terjadinya
1. Hernia bawaan atau kongenital
Pada hernia kongenital, sebelumnya telah terbentuk kantong yang terjadi sebagai
akibat dari gangguan proses perkembangan intrauterin – paten prosesus vaginalis adalah
salah satu contohnya.
2. Hernia yang didapat atau akuisita Terdapat dua tipe hernia akuisita :
a. Hernia primer : terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah, seperti pada :
- Struktur yang menembus dinding abdomen, seperti pembuluh darah femoralis yang
melalui kanalis femoralis.
- Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup secara normal, seperti
pada regio lumbal.
- Jaringan fibrosa yang secara normal berkembang untuk menutup defek, seperti
pada umbilikus.
b. Hernia Sekunder : terjadi pada tempat pembedahan atau trauma pada dinding, seperti
pada laparatomi dan trauma tembus1
B. Menurut sifatnya
1. Hernia reponibel
Hernia reponibel isinya dapat dikembalikan di dalam otot yang mengelilinginya.
2. Hernia ireponibel
Hernia ireponibel tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam posisi semula.
a. Hernia inkarserata
Terjadi gangguan pasase usus.
b. Hernia strangulata
Hernia strangulata memiliki suplai darah yang terganggu, merupakan komplikasi yang
fatal dan serius. Strangulasi kebanyakan terjadi pada hernia yang besar dengan
orificium yang kecil. Pada keadaan ini, leher hernia yang kecil menyumbat aliran
darah arteri, drainase vena, atau keduanya, terhadap isi dari kantong hernia. Tipe
hernia strangulata yang jarang terjadi adalah hernia Richter’s. Pada hernia Richter’s ,
sebagian kecil dinding antimesenterika dari usus terperangkap di dalam hernia dan
strangulasi dapat terjadi tanpa terjadinya obstruksi intestinal.1
C. Menurut arah herniasi / penonjolan
1. Hernia eksternal
Hernia eksternal penonjolan ke luar melalui seluruh lapisan dinding abdomen.
- Hernia inguinalis
- Hernia umbilikalis
- Hernia femoralis1
2. Hernia Internal
Penonjolan usus ke luar melalui suatu defek di dalam kavum peritoneum.
- Hernia diafragmatika
- Hernia obturatoria1
Tabel 1. Jenis Hernia Abdominalis 1
Hernia Abdominalis
Inguinal
Inguinal
Direk
Indirek
Kombinasi
Femoralis
Anterior
Umbilikalis
Epigastrik
Spigelian
Pelvic
Obturator
Sciatic
Posterior
Lumbar
Superior Triangle
Inferior Triangle
Gambar 2. Hernia inguinal dan femoral
Hernia inguinalis diklasifikasikan sebagai hernia direk atau indirek.
Hernia Inguinalis Indirek (lateralis)
Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus
dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk
lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita: 1,14
1. Hernia inguinalis indirek kongenital.
Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan sama sekali tidak
menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan dengan rongga tunika vaginalis
propria testis. Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam kantong peritoneum
tersebut. 1,2,3,4,5
2. Hernia inguinalis indirek akuisita.
Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian saja. Sehingga
masih ada kantong peritoneum yang berasal dari processus vaginalis yang tidak menutup
pada waktu bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kentung peritonei ini dapat terisi dalaman perut,
tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan tunika vaginalis propria testis. 1,14,15
Gambar 3. Indirek Inguinal Hernia7
Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)
Hernia ini merupakan jenis hernia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh faktor peninggian
tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach. Trigonum
Hesselbach merupakan daerah dengan batas inferior ligamentum inguinale, lateral vasa
epigastrika inferior, medial tepi m. rectus abdominis.
Jalannya langsung (direk) ke ventral melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini
sama sekali tidak berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral,
khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami
inkarserasi dan strangulasi.
Dasarnya dibentuk oleh fascia transversalis yang diperkuat serat aponeurosis m.transversus
abdominis.
Hernia pantaloon
Hernia tipe pantaloon terjadi saat ada komponen hernia direk dan indirek.
Gambar 4. Pantaloon inguinal Hernia8
Hernia umbilikalis
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup
peritoneum dan kulit. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih tinggi
pada bayi permeatur. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara bayi laki-laki dan
perempuan.
Klinis. Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang
masuk melalui cincin umbilikus akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika
bayi menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi
inkareseasi
Tatalaksana . bila cincin hernia kurang dari 2 cm umumnya regeresi spontan akan terjadi
sebelum bayi berusia 6 bulan, kadang cincin baru tertutup setelah satu tahun. Usaha untuk
mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan kanan kemudian
memancangnya dengan pita perekat (plaster) untuk 2-3 minggu. Dapat pula igunakan uan
locam yan dipancangkan di umbilikus untuk mencegah penonjolan isi rongga perut. Bila
sampai usia 1 tahun setengah hernia masih meonjol, umumnya diperlukan koreksi operasi.
Pada cincin hernia yang melebihi 2 cm jarang terjadi regresi spontan dan lebih sukar
diperoleh penutupan dengan tindakan konservatif
Hernia umbilikalis pada orang dewasa merupakan kelanjutan dari hernia umbilikalis pada
anak. Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas, atau asites merupakan faktor
predisposisi. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan kira-kira 1:3. Diagnosis mudah
dibuat seperti halnya pada anak-anak, inkarserasi lebih sering terjadi dibandingkan anak-
anak. Terapi hernia umbilikalis pada orang dewasa hanya operasi.
Gambar 6. Hernia Umbilikalis10
Hernia Femoralis
Hernia femoralis terjadi melewati kanalis femoralis yang dibatasi pada bagian superior oleh
traktus iliopubik , inferior oleh ligamentum cooper, lateral oleh vena femoralis, dan
medial oleh junction dari traktus iliopubik dan ligamentum cooper (ligamentum
lacunar). Hernia femoralis memproduksi massa atau tonjolan di bawah ligamentum
inguinalis. Pada beberapa kesempatan, beberapa hernia femoralis dapat muncul melalui
kanalis inguinalis. Pada keadaan ini, kantung hernia femoralis terletak inferior terhadap
ligamentum inguinalis melalui kanalis femoralis tapi asenden pada arah kepala.1
Hernia femoralis umumnya dijumpai pada perempuan, kejadian pada perempuan kira 4 kali
lebih banyak dibandingkan pada laki-laki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha
yang muncul terutama saat melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen
seperti mengangkat barang berat atau batuk. Benjolan ini hilang pada waktu berbaring. Sering
penderita datang ke dokter atau rumah sakit dengan hernia strangulata. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan benjolan lunak di lipat paha dibawah ligamentum ingunale di medial dari
vena femoralis dan lateral dari tuberkulum pubikum. Tidak jarang yang lebih jelasa adalah
sumbatan usus sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya atau
penderita gemuk.
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis, selanjutnya isi hernia masuk ke dalam
kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis sepanjang kurang
lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.
Secara patofisiologi, peningkatan tekanan intraabdomen akan mendorong lemak
preperitoneal ke dalam kanalis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya hernia. Faktor
penyebab lainnya adalah kehamilan multipara, obesitas, dan degenerasi jaringan ikat karena
usia lanjut. Hernia femoralis sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi herniorafi pada hernia
inguinalis, terutama yang memakai teknik Bassini atau Shouldice yang menyebabkan fasia
transversa dan ligamentum inguinale lebih bergeser ke ventrokranial sehingga kanalis
femoralis lebiih luas.
Komplukasi yang paling sering terjadi adalah strangulasi dengan segala akibatnya
Hernia femoralis keluar disebelah bawah ligamentum inguinale pada fosa ovalis. Kadang-
kadang hernia femoralis tidak teraba dari luar, terutama bila merupakan hernia Richter.
Hernia diafragmatika
Hernia diafragmatika merupakan defek kelahiran di mana terdapat bukaan abnormal pada
diafragma. Bukaan tersebut menjadikan organ dari abdomen seperti lambung, limpa, liver,
dan intestinal masuk ke dalam rongga thorax dekat paru.11
Gambar 7. Hernia Diafragmatika12
Hernia Obturatoria
Hernia ini berjalan melewati foramen obturator, mengikuti jalur nervus obturator dan otot
obturator. Hernia obturator terjadi dengan rasio wanita banding pria 6 : 1 , karena jenis
kelamin yang spesifik , diameter kanal yang besar terjadi pada orang tua,. Karena posisi
anatomisnya, hernia ini terlihat lebih sering sebagai obstruksi usus dibandingkan penonjolan
dari isis usus.9
Hernia Spieghel
Hernia yang muncul melalui tempat lemah di antara tepi lateral m. rektus abdominis dengan
linea semisirkularis.
Hernia lumbalis
Menempati dinding perut bagian lateral, contohnya hernia sikatriks pada bekas luka operasi
ginjal, hernia di trigonum lumbale inferior Petit dan trigonum lumbale superior Grijnfelt.
Hernia di trigonum lumbale jarang.
Hernia sikatriks atau hernia insisional
terjadi pada bekas luka laparatomi. Sayatan pada nervus mengakibatkan anestesi kulit
dan paralisis otot pada segmen yang dilayani oleh saraf yang bersangkutan. Jika lebih dari
dua saraf terpotong, mungkin terjadi hernia ventralis, umpamanya pada insisi lumbotomi.
Hernia obturatoria melalui foramen obturatorium dan hernia diafragmatika
melalui foramen Bochdalek di diafragma (jarang).
Hernia Littre adalah hernia yang isinya divertikulum Meckel.
Tabel 2 Klasifikasi Nyhus1
Klasifikasi Nyhus untuk Hernia Inguinal
Tipe I: hernia inguinalis indirek- normal cincin inguinal interna normal (contoh: hernia
pediatri)
Tipe II: hernia inguinal indirek – dilatasi cincin inguinal internal tetapi dinding posterior
inguinal intak; tidak ada pembuluh darah epigastrik bagian dalam yang tergeser
Tipe III. Defek dinding posterior
A. hernia inguinal direk
B. hernia inguinal indirek – dilatasi cincing inguinal internal melanggar batas tengah
atau menghancurkan fasia transversal triangle Hesselbach (contoh: skrotal masif,
sliding, atau hernia pantaloon)
C. hernia femoralis
Tipe IV. Hernia rekuren
A. Direk
B. Indirek
C. femoralis
D. Kombinasi
4. ETIOLOGI
Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat visera dari
rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensi baik bawaan maupun didapat.4
Berdasarkan faktor predisposisi utama penyebabnya yaitu peningkatan tekanan
intrakavitas dan melemahnya dinding abdomen: 4
A. Tekanan yang meningkat pada abdomen, terjadi karena:
1. Mengangkat beban berat
2. Batuk, misalnya pada penderita PPOK
3. Tahanan saat miksi, misalnya pada penderita BPH atau karsinoma
4. Tahanan saat defekasi, misalnya pada penderita konstipasi atau obstruksi usus
besar
5. Distensi abdomen – yang mungkin mengindikasikan adanya gangguan
intraabdomen
6. Perubahan isi abdomen, misalnya: adanya ascites, tumor jinak atau ganas,
kehamilan, lemak perut
B. Kelemahan dinding abdomen, terjadi karena:
1. Usia yang semakin bertambah
2. Malnutrisi – baik makronutrien (protein, kalori) atau mikronutrien (misalnya:
vit. C)
3. Kerusakan atau paralisis dari saraf motorik
4. Abnormalitas dari metabolisme kolagen
Berdasarkan faktor kongenital atau didapat, penyebab hernia dapat dibagi2:
A. Kongenital
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut
akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum
yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir,
umumnya prosesus ini sudah mengalami obliterasi sehingga isi perut tidak dapat
melalui kanal tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak
menutup. Karena testis kiri turun lebuh dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih
sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam
keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila
prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia
inguinalis lateralis kongenital.
B. Didapat
1. Anulus inguinalis internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong
dan isi hernia.
2. Peninggian tekanan intraabdomen kronik yang dapat mendorong isi hernia
melewati melewati annulus internus yang cukup lebar, seperti batuk kronik,
pekerjaan mengangkat benda berat, hipertrofi prostat, konstipasi, dan asites.
Peninggian tekanan intra abdomen juga dapat membuka kembali kanalis
inguinalis.
3. Kelemahan otot dinding perut karena usia. Sehingga insiden hernia meningkat
dengan bertambahnya umur, mungkin karena meningkatnya penyakit yang
meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang
kekuatannya.
5. ANATOMI
Untuk keberhasilan operasi hernia inguinal diperlukan pengetahuan tentang
dinding abdomen, kanalis inguinalis, dan lapisan-lapisan dinding abdomen. Regio
inguinal merupakan batas bawah abdomen dengan fungsi yang terdiri atas lapisan
miopaneurotis. Pada dasarnya inguinal dibentuk dari lapisan:
1. Kulit (kutis)
2. Jaringan sub kutis (Camper’s dan Scarpa’s) yang berisikan lemak.
Fasia ini terbagi dua bagian, superfisial (Camper) dan profundus (Scarpa).
Bagian superfisial meluas ke depan dinding abdomen dan turun ke sekitar penis,
skrotum, perineum, paha, bokong. Bagian yang profundus meluas dari dinding
abdomen ke arah penis (Fasia Buck).
4. Innominate fasia (Gallaudet)
Lapisan ini merupakan lapisan superfisial atau lapisan luar dari fasia
muskulus obliqus eksternus. Sulit dikenal dan jarang ditemui.
5. Aponeurosis muskulus obliqus eksternus, termasuk ligamentum inguinale
(Poupart) merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus
eksternus. Terletak mulai dari Spina Iliaca Anterior Superior (SIAS) sampai ke
ramus superior tulang pubis. Lakunare (Gimbernat) Merupakan paling bawah dari
ligamentum inguinale dan dibentuk dari serabut tendon obliqus eksternus yang
berasal dari daerah SIAS. Ligamentum ini membentuk sudut kurang dari 45
derajat sebelum melekat pada ligamentum pektineal. Ligamentum ini membentuk
pinggir medial kanalis femoralis. dan Colle’s. Ligamentum ini dibentuk dari
serabut aponeurosis yang berasal dari crus inferior cincin externa yang meluas ke
linea alba.1
6. Spermatik kord pada laki-laki, ligamen rotundum pada wanita.
7. Muskulus transversus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus internus falx
inguinalis (Henle) dan konjoin tendon.
8. Fasia transversalis dan aponeurosis yang berhubungan dengan ligamentum
pectinea (Cooper), iliopubic tract, falx inguinalis dan fasia transversalis.
9. Preperitoneal connective tissue dengan lemak.
10. Peritoneum
11. Superfisial dan deep inguinal ring.1
Bagian dan Jenis Hernia :
1. Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia
memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.
2. Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya
usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).
3. Pintu hernia
Merupakan bagian lokus minoris resistance yang dilalui kantong hernia. 4.
Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.
5. Locus minoris resistence (LMR)6
Gambar 8. Bagian-bagian Hernia6
6. PATOFISIOLOGI HERNIA INGUINALIS
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke – 8 dari
kehamilan, terjadinya desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan
menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini
telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis
tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri
turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih
sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup
pada usia 2 bulan.1,13
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka
terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis
kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut, karena
pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya
umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis
tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance,
maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat (batuk –
batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang – barang berat, mengejan)
membuat kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia
inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui
defek tersebut.
Komplikasi terjadi ketika adanya perlengketan antara isi hernia dengan
dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi
penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin
hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya
edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan
kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul
perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan
akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi
nekrosis.14,15,16
Gangguan pasase usus dapat terjadi bukan karena terjepit, melainkan ususnya
terputar. Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, dan
abses. Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya
dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis. 1,14,15
7. MANIFESTASI KLINIS
Tabel 3 Manifestasi Klinis Hernia17
Jenis Reponibel nyeri obstruksi Toksik
Reponibel/bebas
Ireponibel/akreta
Inkarserata
Strangulata
+
-
-
-
-
-
+
++
-
-
+
+
-
-
-
++
Hernia inguinal sering terlihat sebagai tonjolan intermitten yang secara
berangsur-angsur meningkat dalam ukuran dan menjadi ketidaknyamanan yang
progresif dan persisten yang progresif. Kadang hanya sedikit nyeri, sakit atau rasa
terbakar di daerah lipat paha yang mungkin didapatkan sebelum perkembangan dari
penonjolan yang nyata. Ketidaknyamanan ini memperjelas onset dari gejala hernia
yang sering dideskripsikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Gejala itu mungkin
tidak hanya didapatkan di daerah inguinal tapi juga menyebar ke daerah panggul,
belakang, kaki, atau ke daerah genital, yang disebut "Reffered pain".7
Gejala ketidaknyamanan pada hernia biasanya meningkat dengan durasi atau
intensitas dari kerja, tapi kemudian dapat mereda atau menghilang dengan istirahat,
meskipun tidak selalu.17
Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk di senja hari
dan membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan hernia berkurang.
Nyeri lipat paha tanpa hernia yang dapat terlihat, biasanya tidak mengindikasikan atau
menunjukkan mula timbulnya hernia. Kebanyakan hernia berkembang secara diam-
diam, tetapi beberapa yang lain dicetuskan oleh peristiwa muscular tunggal yang
sepenuh tenaga. Secara khas, kantong hernia dan isinya membesar dan mengirimkan
impuls yang dapat teraba jika pasien mengedan atau batuk. Biasanya pasien harus
berdiri saat pemeriksaan , karena tidak mungkin meraba suatu hernia lipat paha yang
bereduksi pada saat pasien berbaring. Hidrokel bertransiluminasi, tetapi hernia tidak.18
Hernia yang tidak dapat dideteksi oleh pemeriksaan fisik, dapat dilihat dengan
ultra sonografi atau tomografi komputer. Strangulasi menimbulkan nyeri hebat dalam
hernia yang diikuti dengan cepat oleh nyeri tekan, obstruksi interna, dan tanda atau
gejala sepsis. Reduksi dari hernia strangulasi adalah kontraindikasi jika ada sepsis
atau isi dari sakus yang diperkirakan mengalami gangrenosa.18
8. DIAGNOSIS
8.1 Anamnesis
Pada Anamnesis dapat ditanyakan adanya benjolan pada lipatan paha yang
bisa keluar masuk. Apakah terasa nyeri atau tidak. Biasa benjolan muncul saat
terdapat tekanan intra abdominal yang meningkat.14
8.2 Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi, sering benjolan muncul
dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Saat pasien mengedan dapat dilihat hernia
inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio ingunalis yang berjalan dari
lateral atas ke medial bawah.
Palpasi
Kantong hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai
gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan
sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar
ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada palpasi
mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium.
Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak kecil, dapat dicoba mendorong isi
hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat
ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Apabila hernia dapat
direposisi, pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien diminta
mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan
kalau samping jari menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. Isi hernia
pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat biasanya terdiri dari
ovarium.
Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu Finger test, Ziemen test dan Thumb test.
Cara pemeriksaannya sebagai berikut:
Pemeriksaan Finger Test:
1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2. Dimasukkan lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
3. Penderita disuruh batuk:
Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis. Bila impuls
di samping jari menunjukkan Hernia Inguinalis Medialis.
Pemeriksaan Ziemen Test:
1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh
penderita).
2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
3. Jari ke 2 diletakkan di Anulus Internus, Jari ke 3 di Anulus
Externus dan jari ke 4 di Fossa Ovalis
4. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
Jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
Jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
Jari ke 4 : Hernia Femoralis.
Pemeriksaan Thumb Test/ Occlusion Test:
Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan. Bila
keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis. Bila tidak keluar benjolan
berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
Perkusi
Bila saat dilakukan perkusi didapatkan perut kembung, hipertimpani, maka harus
dipikirkan kemungkinan hernia strangulata.
Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami
obstruksi usus (hernia inkarserata). 14,16
8.3 Pemeriksaan Penunjang
8.3.1 Laboratorium
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:
- Leukositosis dengan shift to the left yang menandakan strangulasi.
- Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang tinggi akibat muntah-muntah dan
menjadi dehidrasi.
- Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus
genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha.
8.3.2. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin
hernia. Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa
pada lipat paha atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab
pembengkakan testis.8 Pemeriksaan Ultrasonografi pada daerah inguinal
dengan pasien dalam posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsava
dilaporkan memiliki sensitivitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%.
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia
inkarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu
massa yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri
inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia
inguinalis. CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari
adanya hernia obturator. 15
9. DIAGNOSIS BANDING
Benjolan lain yang harus dibedakan dari hernia pada dinding abdomen
Tabel 4 Diagnosis Banding Hernia1
Limfadenitis
Terdapat nyeri pada limfadenitis akut. Terdapat beberapa benjolan.
Hidrokel
Pada pemeriksaan transiluminasi, pada hidrokel dapat terlihat cairan. Jika testis ditarik,
akan ikut bergerak. Bentuknya kecil dan jari tidak dapat masuk.
Testis ektopik
Gejala mirip hernia inguinalis yang masih dini. Pada HIL, saat testis ditekan, ada rasa
tersendiri untuk pasien. Untuk membedakan torsio testis atau limfadenitis femoralis
dari hernia femoralis adalah munculnya hernia erat hubungannya dengan aktivitas,
seperti mengedan, batuk, dan gerak lain yang disertai dengan peninggian tekanan
intraabdomen, sedangkan penyakit lain, seperti torsio testis atau limfedenitis femoralis,
tidak berhubungan dengan aktivitas demikian1.
Jaringan Benjolan
Kulit Kista sebasea atau epidermoid
Lemak Lipoma
Fasia Fibroma
Otot
Tumor yang mengalami hernia melalui
pembungkusnya
Arteri Aneurisma
Vena Varikosa
Limfe Pembesaran KGB
Gonad Ektopik testis / ovarium
Varikosa tunggal di muara v.safena magna dengan atau tanpa varises pada tungkai.
Konsistensi variksa tunggal di fosa ovalis lunak. Ketika batuk atau mengedan benjolan
variksa membesar dengan “gelombang” dan mudah dihilangkan dengan tekanan.2
10. PENATALAKSANAAN
Pada umumnya, semua hernia harus diperbaiki, kecuali jika ada keadaan lokal
atau sistemik dari pasien yang tidak memungkinkan hasil yang aman. Pengecualian
yang mungkin dari hal umum ini adalah hernia dengan leher lebar dan kantung
dangkal yang diantisipasi membesar secara perlahan. Bebatan atau sabuk bedah
bermanfaat dalam penatalaksanaan hernia kecil jika operasi merupakan
kontraindikasi, tetapi bebatan merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan hernia
femoralis2.
Terapi konservatif sambil menunggu penyembuhan melalui proses alami dapat
dilakukan pada hernia umbilikalis sebelum anak berumur dua tahun. Terapi
konservatif berupa penggunaan alat penyangga dapat digunakan sebagai pengelolaan
sementara, misalnya pemakaian korset pada hernia ventralis. Sementara itu, pada
hernia inguinalis pemakaian korset tidak dianjurkan karena selain tidak
menyembuhkan, alat ini dapat melemahkan dinding perut1.
Umumnya terapi operatif merupakan terapi satu-satunya yang rasional. Usia
lanjut tidak merupakan kontraindikasi operasi elektif. Kalau pasien dengan hernia
inkarserata tidak menunjukkan gejala sistemik dapat dicoba melakukan reposisi
postural. Jika usaha reposisi berhasil, dapat dilakukan operasi herniorafi elektif
setelah 2-3 hari setelah edema jaringan hilang dan keadaan umum pasien sudah lebih
baik 19
Pada hernia inkarserata, apalagi pada hernia strangulata, kemungkinan
pulihnya isi henia harus dinilai saat operasi. Bila isi hernia sudah nekrotik, dilakukan
reseksi. Kalau sewaktu operasi daya pulih isi hernia diragukan, diberikan kompres
hangat dan setelah lima menit dievaluasi kembali warna, peristaltis, dan pulsasi pada
a. arkuata pada usus.
Jika ternyata pada operasi dinding perut kurang kuat, yang memang terjadi
pada hernia direk, sebaiknya digunakan marleks untuk menguatkan dinding perut
setempat2.
Herniorafi elektif pada umumnya memperlihatkan morbiditas dan mortalitas
yang rendah, sedangkan herniorafi akut pada hernia inkarserata atau strangulata
menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang tidak dapat diabaikan.
Komplikasi operasi hernia dapat berupa cedera V. femoralis, N. ilioinguinalis,
N. iliofemoralis, duktus deferens, atau buli-buli bila masuk pada hernia geser.
Komplikasi dini beberapa hari setelah herniorafi dapat pula terjadi berupa hematoma,
infeksi luka, bendungan V. Femoralis, terutama pada operasi hernia femoralis, fistel
urin atau feses, dan hernia residif.
Komplikasi lanjut berupa atrofi testis karena lesi A.spermatika atau bendungan
pleksus pampiniformis, dan komplikasi yang paling penting adalah hernia residif..
Insidens dari residif bergantung pada umur pasien, letak hernia, teknik hernioplastik
yang dipilih dan cara melakukannya. Hernia inguinalis indirek pada bayi sangat
jarang residif. Angka residif hernia inguinalis indirek pada segala umur lebih rendah
dibandingkan dengan hernia inguinalis direk atau hernia femoralis. Hernia ventralis
menunjukkan angka residif yang relatif lebih tinggi. Reparasi pertama memberikan
tingkat keberhasilan yang paling tinggi, sedangkan operasi pada kambuhan
memberikan angka residif sangat tinggi.2
Dasar dari Perbaikan Hernia Inguinalis
Obyek dari hernioplasti inguinalis adalah untuk mencegah penonjolan
peritoneum melalui defek dinding abdomen. Integritas dari dinding abdomen
dipulihkan dalam satu atau dua cara:
1. Penutupan aponeurosis dari defek hernia, bila perlu penutupan diperpanjang
2. Penggantian dari fasia transversalis yang mengalami defek dengan prostesis
sintetik yang besar.
Dua metode tersebut kadang-kadang dikombinasikan.
Hernia diperbaiki dari anterior melalui insisi lipat paha atau dari posterior
melalui insisi abdomen. Pendekatan anterior merupakan insisi yang paling popular
untuk hernioplasti inguinalis. Perbaikan hernia dari posterior disebut hernioplasti
properitoneal.
Tegangan merupakan penyebab prinsip dari kegagalan semua hernioplasti
yang menutup orifisium miopektineal melalui pendekatan aponeurosis. Pencegahan
tegangan pada garis jahitan adalah penting, dan jahitan harus tidak ditarik atau diikat
terlalu kencang, karena dapat menyebabkan nekrosis. Lebih disukai jahitan dengan
benang sintetik permanen.
Prostesis sintetik pada saat ini memainkan peranan penting dalam penata-
laksanaan hernia inguinalis. Pada umumnya, perbaikan prostesis dicadangkan untuk
pasien dengan risiko tinggi kekambuhan setelah hernioplasti klasik. Meskipun begitu,
penggunaan rutin dari perbaikan hernia primer tetap meningkat. 19
1. Hernioplasti Inguinal Anterior Klasik
Tiga hernioplasti anterior klasik yang digunakan pada saat ini adalah:
penutupan anulus sederhana dari Marcy, operasi Bassini, dan perbaikan ligamentum
Cooper cara McVay-Lotheissen. Semua prosedur hasilnya sama memuaskan dalam
hernia primer jika diindikasikan dengan benar dan dapat dilakukan dengan mudah di
bawah anestesi lokal pada orang dewasa. Hernia inguinalis rekuren difiksasi dengan
perbaikan klasik, tetapi sekarang teknik prostetik lebih disukai karena hasilnya secara
jelas lebih baik. Hernioplasti klasik terdiri dari tiga bagian: diseksi kanalis inguinalis,
perbaikan orifisium miopektineal, dan penutupan kanalis inguinalis. 17
a. Perbaikan Marcy
Dari orifisium miopektineal terdiri dari pengetatan anulus profunda yang
membesar. Hal ini umumnya disebut sebagai penutupan cincin sederhana dan
hanya diindikasikan pada pria dan wanita yang mempunyai hernia indirek dengan
kerusakan minimal dari anulus profundus. Operasi memulihkan anatomi dari
anulus profunda dengan memasang satu atau dua jahitan pada arkus aponeurosis
transversal dan traktus iliopubika tepat di medial dari korda spermatika. 19
b. Hernioplasti Bassini-Shouldice
Hernioplasti Bassini-Shouldice memperbaiki orifisium miopektineal, superior
dari ligamentum inguinalis, yaitu, anulus profunda dan segitiga Hesselbach, dan
oleh karena itu, diindikasikan dalam semua hernia inguinalis direk dan indirek. Di
Amerika utara, perbaikan Bassini terdiri dari ligasi tinggi dari kantung dan
pendekatan dari conjoined tendon dan otot obliquus abdominis interna ke tepi
susunan ligamentum inguinalis dan jahitan terputus. 19
c. Hernioplasti ligamentum Cooper cars McVay-Lotheissen
Hernioplasti ligamentum Cooper cars McVay-Lotheissen memperbaiki tiga area
yang paling rentan terhadap herniasi dalam orifisium miopektineal, yaitu anulus
profunda, segitiga Hesselbach, dan kanalis femoralis. Dalam perbaikan McVay- -
Lotheissen, arkus aponeurosis transversal dijahit ke ligamentum Cooper di medial
dan ke saroug femoralis di lateral. Insisi relaksasi merupakan suatu keharusaa
karena bila tidak dibuat, akan timbul tegangan yang terlalul besar pada garis
jahitan.
Hernia femoralis dengan orifisium yang kecil pada wanita, hanya diperbaiki dari
bawah ligamentum inguinalis dengan sedikit jahitan atau disumbat dengan
sumbat silindris dari Marlex, karena hernia ini jarang berkaitan dengan hernia di
atas ligamentum inguinalis. Hernia femoralis yang besar pada wanita dan semua
hernia femoralis pada pria, bagaimanapun juga, diperbaiki dengan perbaikan
ligamentum Cooper McVay-Lotheissen. Hernia femoralis strangulata lebih baik
dadekati secara properitoneal, karena ini memberikan jalur langsung ke orifisium
hernia femoralis yang berkonstriksi, usus yang terjebak mudah dilepaskan dengan
insisi traktus iliopubik dan ligamentum lakunaris, dan tersedia ruang yang luas
untuk reseksi usus2.
Dalam bayi perempuan, tuba fallopii dan ovarium mungkin ada dalam kantung
hernia. Feminisasi testikular ditemukan dalam 1% wanita dengan hernia, terutama
dalam kasus hernia bilateral. Pasien ini harus menjalani uji apusan bukal untuk
kromatin. Pada wanita dimana ditemukan gonad dalam kantung hernia tanpa tuba
fallopii, harus menjalani biopsi untuk identifikasi.19
Materi Prostesis untuk Hernioplasti
Prostesis sintetik untuk perbaikan hernia adalah Marlex, Prolene, Surgipro,
Mersilene, dan Gore-Tex. Marlex dan Prolene terdiri dari serat monofilamen yang
dirajut dari polipropilen dan mirip satu sama lainnya. Keduanya berpori-pori dan agak
kaku, mengandung memori plastik, dan melengkung bila dibengkokkan dalam dua
arah pada saat yang sama. Prostesis surgipro terdiri dari rajutan anyaman benang
polipropilen. Mersilene adalah prostesis rajutan terbuka yang terdiri dari anyaman
serat poliester Dacron. Berpori-pori dan lebih lemas, mempunyai tekstur berbutir-
butir untuk mencegah penggelinciran, dan hanya mempunyai kecenderungan minimal
untuk melengkung jika dibengkokkan ke dua arah sekaligus.19
2. Hernioplasti Bebas-Tegangan
Potongan jaringan lunak prostetik telah digunakan selama bertahun-tahun
untuk melakukan perbaikan klasik, tetapi hasil tidak membaik secara bermakna. Jika
prostesis diimplantasi tanpa perbaikan formal, akan meniadakan tegangan, sehingga
terjadi perbaikan hasil yang dramatik. Lichenstein merupakan ahli dalam hernioplasti
bebas tegangan dan melaporkan hasil yang sangat baik dalam sejumlah besar pasien.
Perbaikan potongan prostesis bebas tegangan tidak direkomendasikan untuk hernia
rekuren, karena potongan prostesis tersebut tidak dapat mencegah penonjolan
peritoneum melalui defek fibrosis yang mendasari dan karena remobilisasi dari korda
spermatika dapat menyebabkan atrofi testis. Teknik sumbatan tidak membutuhkan
remobilisasi dari korda spermatika dan hanya memerlukan insisi kecil pada lipat paha
anterior, secara langsung di atas defek aponeurosis. Hernia rekuren yang besar dan
hernia dengan defek aponeurosis multipel tidak sesuai untuk teknik sumbatan dan
paling baik ditangani dengan perbaikan prostesis properitoneal permanen.19
3. Hernioplasti Inguinal Properitoneal
Ruangan properitoneal merupakan tempat alternatif bagi implantasi prostesis.
Prostesis dipasang di tempatnya melalui tekanan intrabdomen. Defek hernia dapat
ditambal atau disumbat dan hernioplasti dilakukan dengan prostesis melalui
pcndekatan posterior, seperti pada pendekatan interior. Teknik prostesis properitoneal
inovatif, diperkenalkan oleh R. Stoppa pada tahun 1969. la menawarkan penanganan
hernia inguinalis dengan prostesis besar yang tidak dapat diserap, yang berfungsi
menggantikan fasia transversalis. Prostesis melekat ke kantung viseral dan membuat
peritoneum tidak bisa keluar melalui orifisium miopektineal atau daerah lemah
lainnya di dekatnya; perbaikan defek pada dinding abdomen tidak perlu. Operasi ini
secara teknik dikenal dengan kalimat yang menggambarkan ’pemasangan prostesis
raksasa pada kantung viseralis” (giant prosthetic reinforcement of the visceral sac =
GPRVS), tetapi umumnya disebut sebagai prosedur Stoppa. GPRVS merupakan
perbaikan yang efisien, anatomik, dan bebas tegangan. Ini mungkin merupakan
hernioplasti paling baik. Jika dilakukan dengan benar, dapat menyembuhkan semua
hernia inguinalis, bahkan juga hernia femoralis pravaskular. Pemulihan sangat cepat
dan hanya menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman.19
4. Perbaikan Dengan Laparoskopik
Perbaikan posterior dari hernia dengan laparoskop, pada saat ini sedang sangat
diminati. Hampir semua teknik laparoskopik menanamkan suatu prostesis sintetik.
Pendekatan laparoskopik untuk perbaikan hernia inguinalis dapat dilakukan secara
transperitoneal atau ekstraperitoneal. Ruang properitoneal dari lipat paha dan
orifisium hernia dipajankan. Kantung hernia indirek dipisahkan pada lehernya dan
kantung distal dibiarkan tetap in situ. Prostesis ditanamkan untuk menutup ori fisium
hernia. Pada praktiknya, ahli bedah dapat melakukan hernioplasti laparos kopik tanpa
dibantu dalam jumlah yang waktu yang sama dengan yang dibutuhkan untuk
melakukan prosedur konvensional. Lebih banyak pengalaman yang dibutuhkan
sebelum evaluasi yang jelas dimungkinkan. Kerugian penting dari hernioplati
laparoskopik adalah biayanya yang lebih mahal daripada hernioplasti konvensional
karena prosedur ini membutuhkan anestesi umum dan peralatan yang mahal. Satu-
atunya keuntungan yang dapat diterima adalah bahwa prosedur ini hanya sedikit
menimbulkan rasa tidak nyaman akibat insisi; apakah pasien pulih segera atau tidak,
masih belum pasti. Pada saat ini hernioplasti konvensional yang dilakukan dengan
anestesi lokal dalam pembedahan di hari yang sama, tetap merupakan pilihan terbaik
bagi mayoritas pasien dengan hernia primer.19
5. Hernioplasti Endoskopik
Hernioplastik endoskopik merupakan pendekatan dengan penderita berbaring
dalam posisi Trendelenburg 40 derajat. Digunakan tiga trokar, yang pertama di garis
tengah dekat umbilikus, dan dua lainnya di lateral.19
Biasanya isi hernia tereposisi sendiri setelah rongga perut diisi oleh gas CO2
karena usus akan jatuh ke arah kranial. Dinding perut bagian pelvis dan inguinal
kelihatan baik. Peritoneum parietal dibuka dan dilepaskan di sekitar daerah hernia;
kantong hernia dibiarkan di tempatnya1.
Daerah anulus internus, segitiga Hasselbach, dan lakuna vasorum, artinya
pintu masuk hernia indirek, hernia direk, dan hernia femoralis, sekaligus ditampilkan.
Daerah tersebut ditutupi dengan selembar bahan sintetis prolen yang diletakkan di
belakang pembuluh epigastrika inferior yang dipancang dengan klip di sebelah kaudal
ligamentum Cooper. Peritoneum ditutup kembali dan dipancang dengan klip.2
Keuntungan metode ini ialah morbiditas ringan, penderita kurang merasa
nyeri, dan keadaan umum kurang terganggu dibandingkan dengan operasi dari luar.
Penderita dapat pulang ke rumah setelah satu hari dan bekerja kembali setelah satu
minggu. Pendekatan hernia dari dalam tentu lebih rasional. Penyulit terdiri atas
perdarahan atu infeksi. Umumnya, perdarahan mudah diatasi sewaktu operasi
endoskopi dengan memasang klip. Cedera pada buli-buli atau usus jarang terjadi.
Metode ini sangat dianjurkan untuk hernia residif dan hernia bilateral.2
Komplikasi Hernioplasti Inguinalis
Orkitis iskemik, dengan gejala sisanya, atrofi testis, dan neuralgia residual
merupakan dua komplikasi unik yang penting, meskipun tidak umum, dari
hernioplasti lipat paha. Terjadi lebih sering setelah hernioplasti lipat paha anterior
karena saraf-saraf dan korda spermatika harus didiseksi dan dimobilisasi.
Kekambuhan juga merupakan bagian komplikasi dari hernioplasti lipat paha,
meskipun ahli bedah secara tradisional tidak mengkategorikannya seperti demikian2.
Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1%-3% dalam
waktu 10 tahun kemudian. Kekambuhan disebabkan oleh tegangan yang berlebihan
pada saat perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan hernia
yang terabaikan. Kekambuhan, yang sudah diperkirakan, lebih umum dalam pasien
dengan hernia direk, khususnya hernia inguinalis direk bilateral. Kekambuhan tidak
langsung biasanya akibat eksisi yang tidak adekuat dari ujung proksimal kantung.
Kebanyakan kekambuhan adalah langsung dan biasanya dalam regio tuberkulum
pubikum, dimana tegangan garis jahitan adalah yang terbesar2.
Insisi relaksasi selalu membantu. Perbaikan hernia inguinalis bilateral secara
bersamaan tidak meningkatkan tegangan jahitan dan bukan merupakan penyebab
kekambuhan seperti yang dipercaya sebelumnya. Hernia rekuren membutuhkan
prostesis untuk perbaikan yang berhasil. Kekambuhan setelah hernioplasti prostesis
anterior paling baik dilakukan dengan pendekatan properitoneal atau secara anterior
dengan sumbat prosthesis.2
11. KOMPLIKASI
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia
dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel; ini dapat terjadi kalau isi hernia
terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal (hernia geser) atau
merupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis kecuali berupa benjolan. Dapat
pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang
menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial
seperti pada hernia Richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastik, atau lebih kaku seperti
pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi
inkarserasi retrograde, yaitu dua segmen usus terperangkap di dalam kantung hernia dan satu
segmen lainnya berada dalam rongga peritoneum seperti huruf W. 2
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada
permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi edema organ atau struktur di dalam hernia
dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya edema menyebabkan jepitan pada cincin
hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia
menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus.
Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan
abses local, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.2
Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran
obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Bila
telah terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasi, terjadi keadaan toksik akibat
gangrene dan gambaran klinis menjadi kompleks dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri
lebih berat di tempat hernia. Nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneal.2
Pada pemeriksaan lokal ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan kembali
disertai nyeri tekan dan, tergantung keadaan isi hernia, dapat dijumpai tanda peritonitis atau
abses local. Hernia strangulata merupakan keadaan gawat darurat. Oleh karena itu perlu
mendapat pertolongan segera.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.
17thEdition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
2. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta. 2005. Hal 523-537.
3. Sabiston. Buku Ajar Ilmu Bedah. Bagian I. Cetakan ke-2. Penerbit buku kedokteran
EGC. Jakarta. 1995. Hal 228, 243.
4. Henry MM. Thompson JN. Principles of Surgery. 2nd edition. Elseviers Saunders.
2005. Page 431-445
5. Info About Hernias. http://envs.org/hernia/info-about-hernias.html
6. Aris, A. Asuhan Keperawatan (Askep) Hernia. http://www.google.co.id/imgres?
q=hernia&um=1&hl=id&tbm=isch&tbnid=3T0Zwe2Qq0aDKM:&imgrefurl=http://
alam414m.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatanaskep-hernia.html&docid=-
Z6rnP17z1thIM&imgurl=http://3.bp. blogspot.com /
7. Hofstetter, SR. New York University School of Medicice Department of Surgery.
NYU Program in Hernia Repair http://herniaplasty.med.nyu.edu/indirekinguinal.html
8. Nazari, S. Pantaloon Hernia. http://www.sages.org/image_library/details.php ?
id=100536
9. Erickson, MK. . Abdominal Hernias. http://emedicine.medscape.com/article/189563-
overview Update: 19 September 2011
10. Ventral hernia. University of Connecticut Health Center.
http://www.google.co.id/imgres?
q=hernia&um=1&hl=id&sa=N&tbm=isch&tbnid=FGDhrz4tMUr7qM:&imgrefurl=ht
tp://fitsweb.uchc.edu/student/selectives/Luzietti/hernia_ventral
11. Yudha, HS. Types of Hernia and Management.
http://www.herryyudha.com/2012/02/types-of-hernia-and-management.html
12. Kongenital Diaphragmatic Hernias -- Diagnosis, Surgery and Recovery.
medscape.U.S.National Library of Medicine.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001135.htm
13. Jennifer , HRN , About.com Guide. Update February 12, 2011.
http://surgery.about.com/od/pediatricsurgery/ss/DiaphragmaticHe.htm
14. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of Surgery.
Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
15. Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery Basic
Science and Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.
16. http://www.hernia.tripod.com/inguinal.html
17. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356
18. C. Palanivelu. Operative Manual ofLaparoscopic Hernia Surgery. Edisi I. GEM
Foundation. 2004. Hal 39-58
19. Schwartz, Shires, Spencer, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6, EGC, Jakarta,
Hal: 509 – 517.