copy of dr. sutanto - hernia inguinalis sinistra

20
PRESENTASI KASUS HERNIA INGUINALIS SINISTRA KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RS HUSADA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Nama mahasiswa : Muji Harto NIM : 11-2004-080 Dokter pembimbing : Dr. Sutanto Gandakusuma, SpBD I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. D Umur : 42 thn Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Buddha Alamat : Diketahui Tanggal masuk RS Husada : 5 Mei 2006, Pkl. 11.35 WIB II. ANAMNESA Autoanamnesa 5 Mei 2006, Pkl. 14.00 WIB Keluhan Utama : Benjolan dikantung buah zakar kiri yang terasa nyeri sejak 3 hari SMRS Husada. Keluhan tambahan : Riwayat penyakit sekarang : Sejak ± 20 tahun SMRS Husada keluar benjolan di lipat paha kiri yang masih dapat masuk kembali ke rongga perut, benjolan tersebut berukuran 1 cm x 1 cm x 1 cm semakin lama semakin membesar dan benjolan tersebut tidak pernah terjepit. Sejak ± 4 tahun SMRS Husada benjolan mulai turun ke kantung buah zakar kiri yang dapat masuk kembali ke rongga perut, benjolan tidak nyeri dan tidak pernah terjepit. Benjolan tersebut keluar jika pasien mengedan, berdiri dan batuk, dan benjolan tersebut masuk kembali ke rongga perut jika pasien berbaring. Sejak 3 hari SMRS Husada benjolan di kantung buah zakar kiri terasa nyeri tidak dapat masuk ke rongga perut, terasa nyeri pada kantung buah zakar, demam ( – ) mual ( – ), muntah ( – ). 1

Upload: putu-yoana

Post on 13-Jan-2016

474 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

PRESENTASI KASUS HERNIA INGUINALIS SINISTRA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RS HUSADAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Nama mahasiswa : Muji HartoNIM : 11-2004-080Dokter pembimbing : Dr. Sutanto Gandakusuma, SpBD

I. IDENTITAS PASIENNama : Tn. DUmur : 42 thnJenis kelamin : Laki-lakiPekerjaan : WiraswastaAgama : BuddhaAlamat : DiketahuiTanggal masuk RS Husada : 5 Mei 2006, Pkl. 11.35 WIB

II. ANAMNESAAutoanamnesa 5 Mei 2006, Pkl. 14.00 WIBKeluhan Utama : Benjolan dikantung buah zakar kiri yang terasa nyeri

sejak 3 hari SMRS Husada.Keluhan tambahan : – Riwayat penyakit sekarang :

Sejak ± 20 tahun SMRS Husada keluar benjolan di lipat paha kiri yang masih dapat masuk kembali ke rongga perut, benjolan tersebut berukuran 1 cm x 1 cm x 1 cm semakin lama semakin membesar dan benjolan tersebut tidak pernah terjepit.

Sejak ± 4 tahun SMRS Husada benjolan mulai turun ke kantung buah zakar kiri yang dapat masuk kembali ke rongga perut, benjolan tidak nyeri dan tidak pernah terjepit. Benjolan tersebut keluar jika pasien mengedan, berdiri dan batuk, dan benjolan tersebut masuk kembali ke rongga perut jika pasien berbaring.

Sejak 3 hari SMRS Husada benjolan di kantung buah zakar kiri terasa nyeri tidak dapat masuk ke rongga perut, terasa nyeri pada kantung buah zakar, demam ( – ) mual ( – ), muntah ( – ).

Pasien tidak pernah mengedan saat BAK dan BAB, tidak ada riwayat mengangkat barang yang berat. Terdapat riwayat penyakit paru.

Saat pasien dirawat di Rumah Sakit Husada benjolan di kantung buah zakar masuk kembali dan benjolan hanya di lipat paha kiri, nyeri dirasakan pasien berkurang.Riwayat BAK : Lancar, warna kuning jernihRiwayat BAB : Sebelum sakit : Lancar, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatanRiwayat makan : porsi cukup, tiga kali sehari.Riwayat penyakit dahulu :Riwayat menderita sakit maag, kencing manis, darah tinggi, asma, penyakit jantung, batuk-batuk lama, susah BAK disangkal.Riwayat menderita penyakit paru diakui pasien.

1

Page 2: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

III. PEMERIKSAAN FISIK A. Status Generalis1. Keadaan Umum

Pasien tampak sakit sedang, dyspneu (-), sianosis (-)2. Kesadaran Compos mentis; GCS : E = 4, V = 5, M = 6 153. Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 82x/mntSuhu : 36,5 °C RR : 20x/mnt

4. KepalaBentuk normal, rambut berwarna hitam, terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak teraba benjolan.

5. MataBentuk normal, kedudukan kedua bola mata simetris, palpebra sup et inf tidak oedema, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, kornea jernih, pupil bulat, isokor, diameter kurang lebih 4mm, reflek cahaya +/+.

6. HidungBentuk normal, tidak ada deviasi septum nasi, sekret -/-, krepitasi tidak ada.

7. TelingaBentuk normal, CAE lapang, sekret -/-, serumen -/-

8. MulutBentuk normal, perioral sianosis (-), bibir tidak kering, lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang.

9. LeherBentuk normal, trakea di tengah, KGB tidak teraba membesar.

10. ThoraxParu :(I) Bentuk normal, tampak simetris dalam statis dan dinamis, retraksi

suprasternal (-)(Pa) Stem fremitus kanan kiri sama kuat(Pe) Sonor pada kedua lapang paru(A) Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-Jantung :(I) Ictus cordis tak tampak(Pa) Ictus cordis teraba i.c.s. V midclavicula line sin., tak kuat angkat(Pe) Redup pada ; batas atas : i.c.s. II parasternal line sin.

batas kanan : midsternal linebatas kiri : i.c.s. V midclavicula line sin.

(A) Bunyi jantung I dan II reguler murni, murmur (-), gallop (-)11. Abdomen

(I) Datar, tidak tampak gambaran usus dan vena (Pa) Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-), nyeri

ketok CVA kanan & kiri negatif.(Pe) Timpani, meteorismus (-)(A) Bising usus (+), NormalRegio inguinalis kanan lihat di status lokalis.

12. Genitalia eksternaLaki-laki, telah dicircumsisi, tidak tampak tanda-tanda radang, Skrotum Testis kanan dan kiri teraba, nyeri pada perabaan (-).

2

Page 3: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

13. Ekstremitas sup et infBentuk normal, deformitas (-), oedema (-), tanda-tanda radang/infeksi (-).

14. KulitSawo matang, turgor baik

B. Status LokalisRegio inguinal kiri – skrotalis kiri(I) : Pada posisi berdiri - tanpa mengedan : tidak tampak benjolan, tidak tampak tanda- tanda radang.

- mengedan : Tampak benjolan lonjong berukuran ± 5 cm x 5 cm x 2 cm di lipat paha yang turun ke skrotum, tidak berwarna merah.

Pada posisi berbaring : Tidak tampak benjolan.(Pa) : Saat berdiri mengedan.

Teraba benjolan yang berukuran ± 6cmx4cmx3cm , konsistensi kenyal, permukaan licin, batas atas tidak tegas, nyeri tekan (-).Saat tiduran, benjolan tidak tampak..Testis teraba, ukuran dan konsistensi normal.

(Pe) : Tidak dilakukan(A) : Bising usus (+)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium Darah :- Hb : 14 g/dl- Eritrosit : 4,82 juta/mm3 - Leukosit : 7.700 /mm3

- Trombosit : 266.000 /mm3

- Masa Pdrh : 2’- Masa Pbk : 7’

- Ureum : 22 mg/dl- Creatinine : 1,4 mg/dl- Kalium : 4,07 meq/l- Natrium : 145 meq /l- Chlorida : 110 meg/l- GDS : 88 mg/dl

V. RESUME Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 42 thn, datang dengan keluhan

terdapat benjolan di kantung buah zakar kiri yang nyeri (tidak dapat masuk kembali ke rongga perut) sejak 3 hari SMRS Husada, mual (-), muntah (-), demam (-), riwayat penyakit paru (+). Saat pasien dirawat di Rumah Sakit Husada benjolan di kantung buah zakar masuk kembali dan benjolan hanya di lipat paha kiri, nyeri dirasakan pasien berkurang.

Status LokalisRegio inguinal kiri – skrotalis kiri

(I) : Pada posisi berdiri - tanpa mengedan : tidak tampak benjolan, tidak tampak tanda- tanda radang.

- mengedan : Tampak benjolan lonjong berukuran ± 5 cm x 5 cm x 2 cm di lipat paha yang turun ke skrotum, tidak berwarna merah.

3

Page 4: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

Pada posisi berbaring : Tidak tampak benjolan.(Pa) : Saat berdiri mengedan.

Teraba benjolan 5cmx5cmx2cm , konsistensi kenyal, dapat didorong masuk kembali dengan jari, permukaan licin,batas tidak tegas, nyeri tekan (-).Saat tiduran, benjolan tidak tampak.Testis teraba, ukuran dan konsistensi normal.

(Pe) : Tidak dilakukan(A) : Bising usus (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium Darah :- Hb : 14 g/dl- Eritrosit : 4,82 juta/mm3 - Leukosit : 7.700 /mm3

- Trombosit : 266.000 /mm3

- Masa Pdrh : 2’- Masa Pbk : 7’

- Ureum : 22 mg/dl- Creatinine : 1,4 mg/dl- Kalium : 4,07 meq/l- Natrium : 145 meq /l- Chlorida : 110 meg/l- GDS : 88 mg/dl

VI. DIAGNOSA KERJA Hernia inguinalis lateralis sinistra.

VII. DIAGNOSA BANDING Hernia inguinalis medialis sinistra.

VIII. PENATALAKSANAAN Pre operasi : Antibiotik, puasa 6 jamOperatif : Herniotomi dan HerniorhapyPost operasi : Antibiotika, analgetika, puasa hingga flatus/bising usus positif

Laporan Operasi 6 Mei 2006 – Dr. Sutanto SpBPasien terlentang dengan anestesi spinal.A dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya.Insisi kulit abdomen kiri sejajar dengan ligamentum inguinal lapis demi lapis.Kantung hernia dicari – dibuka, isi omentum ( vital ).Omentum dikembalikan ke rongga abdomen.Dilakukan Herniotomi. Pasang MeshJahit luka operasi lapis demi lapisDiagnosa post op : Hernia Inguinalis lateralis sinistra

IX. ANJURAN 1. Diet tinggi serat setelah operasi agar BAB lancar.3. Usahakan untuk tidak mengangkat benda-benda berat .4. Obati penyakit paru.

XI. PROGNOSA Ad vitam : ad bonam

4

Page 5: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

Ad functionam : ad bonamAd sanationam : dubia ad bonam

PEMBAHASAN UMUM

H E R N I AANATOMI DINDING PERUTLapisan dinding perut dari lapisan paling luar ke dalam.

- Lapisan kulit : kutis, subkutis, lemak subkutan dan fasia superfisialis (Fasia Scarpae).

- Otot dinding perut : m.Obliqus abdominalis eksternus, m.Obliqus abdominalis internus, dan m.transversus abdominalis.

- PeritoneumFungsi otot dinding perut

- Pernafasan- Proses BAK dan BAB dengan meningkatkan tekanan intraabdominal.

Perdarahan dinding perut- Kraniodorsal dari cabang Aa.lntercostac VI-XII dan Aa.Epigastrika superior. - Kaudal dari A.circumflexa superfisialis , A Pudenda Eksterna dan

A.Epigastrika inferior.DEFINISIHernia adalah protrusi atau penonjolan isi rongga melalui detek atau bagian lemah (lokus minoris resistensi) dari dinding rongga yang bersangkutan.Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut.Hernia meliputi 3 unsur. yakni :

1. Kantong hernia (peritoneum parietalis)2. Isi (Viskus)3. Pintu atau leher hernia (Lokus minores resistentiae pada dinding abdomen)

KLASIFIKASI- Berdasarkan terjadinya :

Hernia bawaan atau kongenital Hernia didapat /atau akuisita

- Berdasarkan letaknya : Hernia Diafragmatika Hernia inguinalis Hernia umbilikalis Hernia femoralis Herna obtoratoria

- Berdasarkan sifatnya : Hernia reponibilis : isi kantong akan masuk lagi jika berbaring atau

didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus. Hernia Ireponibilis : isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam

rongga , biasanya karena perlengketan pada peritoneum kantong hernia, tidak ada keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.

Hernia inkaserata : isi hernia terjepit oleh cincin hernia disertai gangguan pasase usus.

Hernia Strangulata : Hernia ireponibel disertai gangguan vaskularisasi. - Berdasarkan Penemunya

5

Page 6: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

Hernia Richter : Hernia yang isinya hanya sebagian dinding usus. Hernia Littre : Hernia yang isinya divertikulum Meckel Hernia Spigelian : Hernia yang muncul melalui tempat lemah diantara tepi

lateral m.Rectus Abdominalis dengan Linea semisirkularis.- Lain-lain Henna Epigastrika : Hernia yang keluar melalui defek di linea alba, antara

umbilicus dan proc.Xiphoideus. Hernia Skrotalis : Hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum. Hernia Pantaloon : Kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu

sisi.

HERNIA INGUINALISANATOMISBatas regio inguinalis - kanalis inguinalis

- Kraniolateral : anulus inguinalis internus (bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis m.transversus abdominis)

- Medial-bawah diatas tuberkulum pubikum : anulus inguinalis eksternus (bagian terbuka dari aponeurosis m.obliqus eksternus) .

- Atap : aponeurosis m.obliqus eksternus- Dasar : lig.inguinalis pouparti

Isi kanalis inguinalis :- Pada wanita : lig.Rotundum - Pada pria : spermatic cord

Batas Trigonum Hasselbach-dinding posterior inguinal - Dasar : Fasia transversa- Atap : m.obliquus internus- Medial : tepi m.rectus abdominis- Lateral : vasa epigastrika inferior- Bawah : lig.inguinale

ETIOLOGIPada orang sehat ada 3 mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis

6

Page 7: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

1. Kanalis inguinalis yang berjalan miring.2. M.obliqus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus saat

berkontraksi.3. Fasia Transversa yang kuat, menutupi trigonum Hasselbach.

Namun bila ada faktor predisposisi :1. Prosesus vaginalis yang terbuka.2. Peninggian tekanan intra abdomen.

Batuk kronik Konstipasi Asites Menangis kuat-kuat Berdiri

3. Kelemahan otot dinding perut (karena usia)Maka dapat menyebabkan HERNIA INGUINALIS DISTRIBUSI

- Pada laki-laki Terbanyak pada neonatus (2 mgg pertama) dan usia 12 thn. Dewasa muda (18-30 thn) Usia 50-70 thn, karena otot-otot dinding perut sudah lemah. Pada usia tua

ini yang paling banyak terjadi adalah hernia inguinalis medialis. - Pada wanita

Terutama pada neonatus dan usia 1-2 thn. Usia tua, lebih banyak jenis hernia femoralis. Hernia inguinalis lateralis

pada wanita disebut hernia labialis.

JENIS-JENIS HERNIA INGUINALISHERNIA INGUINALIS LATERALIS / INDIREK

- Lateralis karena penonjolan berada disebelah lateral vasa epigastrika inferior.- Indirek karena tidak langsung keluar ke annulus inguinalis eksternus,

melainkan masuk melalui annulus inguinalis internus terlebih dahulu kemudian melalui kanalis inguinalis, baru keluar melalui annulus inguinalis eksternus.

- Umumnya tonjolan berbentuk lonjong. Pada bayi dan anak disebabkan karena kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum akibat penurunan testis ke skrotum.

7

Page 8: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

HERNIA INGUINALIS MEDIALIS / DIREK- Medialis karena penonjolan berada di sebelah medial vasa epigastrika inferior.- Direk karena langsung menuju annulus inguinalis eksterna, lewat kelemahan

dinding posterior (trigonum Hasselbach).- Hampir selalu disebabkan faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik

dan kelemahan dinding trigonum Hasselbach.- Umumnya tonjolan berbentuk bulat, dapat terjadi bilateral. - Jarang mengalami inkarserasi dan strangulasi.

HERNIA FEMORALISHernia femoralis umumnya dijumpai pada wanita tua , kejadian pada

perempuan 4 kali laki-laki.Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya isi hernia

masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan v. femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. Kadang kala hernia ini terjadi karena komplikasi operasi hernia sebelumnya.DIAGNOSAAnamnesa

- Benjolan di lipat paha yang timbul pada waktu berdiri, menangis kuat, batuk, bersin atau mengedan dan hilang setelah berbaring

- Nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya pada region epigastrium atau paraumbilikal, berupa nyeri visceral karena reggangan pada satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia.

8

Page 9: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

- Keluhan nyeri disertai mual dan muntah (bila timbul strangulasi karena nekrosis/gangrene atau inkarserata akibat ileus).

Pemeriksaan fisik- Inspeksi

Mengedan ; Tampak benjolan di region inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah (hernia inguinalis lateralis)

Biasanya benjolan menghilang waktu istirahat / berbaring. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha

biasanya diketahui oleh orang tua. Jika hernia mengganggu dan anak sering gelisah, menangis, perut kembung maka pikirkan kemungkinan hernia strangulata.

- Palpasi Konsistensi kenyal Dapat/tidak didorong masuk kembali (reponibel/ireponibel). Pada anak, Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk, kadang cincin hernia Dapat diraba berupa annulus inguinalis eksternus yang melebar. Ada/tidak nyeri tekan. Testis teraba / tidak (DD/ hidrokel) Periksa keadaan cincin hernia : melalui skrotum, jari telunjuk dimasukkan

ke atas lateral dari tuberkulum pubikum. Ikuti fasikulus spermatikus sampai ke annulus inguinalis internus (pada keadaan normal, jari tidak dapat masuk). Pasien mengejan dan rasakan, apakah ada massa yang menyentuh jari tangan. Bila massa teraba menyentuh ujung jari makak hernia inguinalis lateralis. Bila massa menyentuh sisi jari maka hernia inguinalis medialis.

- Perkusi Tidak dilakukan.

- Auskultasi Bising usus (+), bila isi hernia = usus.

PENATALAKSANAAN- Konservatif

Tindakan reposisi dan pemakaian penyangga untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.

Reposisi dengan cara bimanual : tangan kiri pegang isi hernia, inembentuk corong. Tangan kanan mendorong ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat narnun menetap sarnpai terjadi reposisi.

Pada anak, reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres es di atas hernia.Bila 6 jam gagal maka lakukan herniotomi !

Pada bayi atau usia lanjut dengan hernia congenital atau indirek. reposisi dilakukan sesegera mungkin karena insiden terhadap inkarserata dan strangulasi cukup tinggi. Bila hernia inkarserata tanpa gejala sistemik maka lakukan reposisi postural bila berhasil lakukan operasi elektif 2 - 3 hari ( saat udem jaringan hilang dan KU baik).

- Operatif Segera bila terjadi inkarseata atau strangulasi. Prinsip dasar : Herniotomi dan Hernioplasty Herniotomi

Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong hernia dibuka, isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan,

9

Page 10: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

Hernioplasty Memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dindig

belakang kanalis inguinalis. Hernioplasty lebih penting artinya daiam mencegah terjadinya

residif dibanding Herniotomi. Hernioplasty tidak dilakukan pada anak-anak, karena annulus

inguinalis internusnya masih cukup elastis dan dinding belakang kanalis inguinalis masih cukup kuat !

Metode Bassini adalah dengan memperkecil annulus inguinalis internus dengan jahitan, memperkuat fascia transversa dan menjahit conjoint tendon ke lig. Pouparti.

Metode Mc Vay dengan cara menjahit fascia transversa, m. transverses abdorninis internus ke lig. Cooper, biasanya dilakukan pada hernia femoralis.

Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang, perlu pemakaian bahan sintesis seperti Prolene Mesh, Mersilene, atau Marleks untuk menutup defek.

Tehnik operasi hernioraphy sebenarnya dibagi menjadi 4 group berdasarkan pendekatannya:

1. Open anterior repair.Grup ini termasuk Bassini, Mc Vay yaitu dengan membuka aponeurosis m. obliq eksternal dan membebaskan spermaticcord. Setelah fascia tranversalis dibuka dapat ditemukan kanalis inguinalis. Kemudiankantung hernia diligasi dan dasar dari kanal direkonstruksi kembali. Pada tehnik ini presentasi recurrence rate sangat tinggi 10-14 %.

2. Open posterior repair.Yang termasuk kedalam grup ini adalah iliopubictrac repair dan Nyhus technique. Perbedaan yang mendasar dengan open anterior repair adalah rekonstruksi dilakuakn dari “dalam”. Cara ini biasanya dilakukan pada kasus dengan multiple recurrences.

3. Tension-free repair with mesh.Lichtenstein and Rutkow techniques. Pada mulanya sama dengan open anterior repair, namun ditambah dengan menggunakan prosthetic nonabsorbable mesh. Keberhasilan dengan tehnik ini dengan recurrence rate kurang dari 1%.

4. Laparoscopic procedures.Tehnik terbaru ini mulai terkenal mulai beberapa tahun yang lalu. Tehnik yang terbaru adalah dengan total extraperitoneal approach.Berikut ini adalah sekilas tentang laparoscopic hernia repair

10

Page 11: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

Laparoscopic Hernia Repair

Pertinent anatomy in a thin male with a left indirect inguinal hernia 

 

Dissection starts with opening the peritoneum lateral to the medial umbilical fold in order to identify Cooper's ligament

 

 

Cooper's ligament has been exposed from the pubic tubercle down to the femoral vessels and the vas deferens

 

 

11

Page 12: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

The ileopubic tract lateral to the internal ring is exposed. It is critical to avoid dissection or stapling posterior to this line in order to avoid injury to cutaneous

nerves. 

 

The dissection is complete. The indirect sac is left in place. 

 

An 8 by 12 cm. GoreTex dual-mesh patch is now inserted. I use this material because it is resistant to adhesions, and can be placed without need for

reperitonealization. 

12

Page 13: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

 

The mesh has been stapled from the pubic tubercle along Cooper's ligament down to the femoral vessels. It is now being stretched across laterally and stapled

to the ileopubic tract. 

The patch is then flipped up anteriorly, covering the hernia defect(s). It is stapled to the abdominal wall circumferentially. This completes the repair. This is the

repair first devised by Fred Toy and Roy Smoot, and has been studied by a multi-center group in more than 500 patients. Recurrence rate over several years

is 4%.

KOMPLIKASI- Bergantung dari isi hernia.- Hernia dapat terjepit oleh cincin maka akan terjadi hernia inkarserata atau

strangulasi yang akhirnya menyebabkan obstruksi usus. Isi hernia dapat nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguineus.

- Dapat perforasi dan menyebabkan abses local, fistel, peritonitis.- Komplikasi yang dapat terjadi post op adalah cedera n.ilioingunalis,

n.iliofemoralis , v femoralis dan duktus deferens.Komplikasi dini berupa hematom, luka infeksi, bendungan v. femoralis.Komplikasi jangka panjang berupa atrofi tetis karena lesi a. spermatika atau bendungan pleksus pampiniformisdan yang paling penting adalah terjadinya residif.

13

Page 14: Copy of Dr. Sutanto - Hernia Inguinalis Sinistra

Daftar Pustaka

1) Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta : 1997

2) Way, Lawrence, Doherty, Gerard M, Current Surgical diagnosis and treatment, eleventh edition, Mc Graw Hill, Boston 2003.

3) Sabiston, David C. Essential of Surgery, first edition, EGC, Jakarta ; 1994.4) American Family Physician “Surgical Options in the Management of Groin

Hernias” available from : http://www.aafp.org/afp/990101ap/contents.html.( last update : January 1,1999)

5) Mark Pleatman, MD “Laparoscopic Hernia repair” available from cd rom Operation Techique

PEMBAHASAN KHUSUSPada kasus ini, diagnosa kerja pre operatif adalah Hernia inguinalis lateralis

sinistra, sesuai dengan teori : Benjolan timbul terutama saat pasien berjalan dan mengangkat benda

berat, hilang bila pasien berbaring. Ada faktor predisposisi, yakni kelemahan dinding perut akibat faktor usia

(42 thn). Umumnya benjolan berbentuk bulat agak lonjong berjalan dari lateral atas

ke medial bawah dengan batas tidak tegas (pada hernia inguinalis medialis umumnya benjolan berbentuk bulat, berbatas tegas).

Tidak ditemukannya demam, dan tanda-tanda infeksi pada skrotum menyingkirkan dengan dd Orchitis Sinistra.

Pada dasarnya cukup sulit untuk membedakan hernia medialis-lateralis dan femoralis. Diagnosis pasti hanya dapat dilakukan dengan operasi. Namun maupun hernia medialis-lateralis atau femoralis, terapi yang harus dilakukan adalah operasi, mengingat komplikasinya yang akan membahayakan pasien tersebut.

Setelah dilakukan herniotomi dan hernioraphy, diagnosa post operatif adalah Hernia inguinalis lateralis sinistra, sesuai dengan teori.

Selain dilakukan herniotomi. pada pasien ini dilakukan juga hernioraphy, sesuai dengan teori :

Pada orang tua, dinding posterior abdomen lemah. sehingga bila hanya dilakukan herniotomi saja, maka kemungkinan terjadi hernia residif post op besar. Sehingga. annulus inguinalis internus perlu diperkecil dan dinding belakang kanalis inguinalis perlu diperkuat dengan hernioplasty. Pada pasien ini dipakai juga bahan sintesis yakni Prolene Mesh untuk menutup defek

Prognosa pada pasien ini baik, karena telah dilakukan herniotomi dan hernioplasty yang mencegah hernia residif.

14