documentft

19
Human Interest “Bekerja Untuk Membantu Bukan Untuk Melanggar” Di tengah-tengah gemericik hujan yang turun di kawansan Wisata Puncak Bogor, seorang pria paruh baya dengan berseragam celana coklat, topi abu-abu, kemeja putih dengan dibalut rompi petugas polisi justru sibuk dengan tugasnya mengatur parkiran di pinggir Jalan Raya Puncak KM 77 Cisarua Bogor. Nampak wajah yang begitu bersahaja menyapa para pengendara kendaraan bermotor baik itu mobil maupun motor yang hendak parkir di lahan parkirnya.Pria kelahiran 40 tahun silam itu bernama lengkap Jamaludin, merupakan ayah dari tiga orang anak hasil penikahan dengan istrinya bernama Handayani. Menurutnya, ia telah bertugas sebagai tukang parkir di Jalan Raya Puncak sejak 15 tahun yang lalu. “Saya bekerja sebagai tukang parkir di sini sekitar 15 tahun yang lalu, setelah memiliki satu anak. Tugas saya di sini sih bukan hanya memarkirkan kendaraan, kadang saya juga membantu warga untuk menyebrang jalan”ucapnya sambil tersenyum. Di kawasan wisata Puncak sendiri area parkir di pinggir jalan raya sangat mudah ditemui, dari mulai keluar Tol Jagorawi hingga ke daerah Cipanas. Hal tersebut sangat berarti bagi warga sekitar, karena memunculkan ‘lahan kerja’ bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap seperti halnya Pak Jamaludin. Keramaian lalu-lintas kawasan wisata Puncak memang tak terbantahkan lagi,

Upload: muhammad-hadjid

Post on 08-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

erer

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentFT

Human Interest

“Bekerja Untuk Membantu Bukan Untuk Melanggar”

Di tengah-tengah gemericik hujan yang turun di kawansan Wisata Puncak Bogor, 

seorang pria paruh baya dengan berseragam celana coklat, topi abu-abu, kemeja putih

dengan dibalut rompi petugas polisi justru sibuk dengan tugasnya mengatur parkiran

di pinggir Jalan Raya Puncak KM 77 Cisarua Bogor. Nampak wajah yang begitu

bersahaja menyapa para pengendara kendaraan bermotor baik itu mobil maupun

motor yang hendak parkir di lahan parkirnya.Pria kelahiran 40 tahun silam itu

bernama lengkap Jamaludin, merupakan ayah dari tiga orang anak hasil penikahan

dengan istrinya bernama Handayani. Menurutnya, ia telah bertugas sebagai tukang

parkir di Jalan Raya Puncak sejak 15 tahun yang lalu. “Saya bekerja sebagai tukang

parkir di sini sekitar 15 tahun yang lalu, setelah memiliki satu anak. Tugas saya di sini

sih bukan hanya memarkirkan kendaraan, kadang saya juga membantu warga untuk

menyebrang jalan”ucapnya sambil tersenyum.

Di kawasan wisata Puncak sendiri area parkir di pinggir jalan raya sangat mudah

ditemui, dari mulai keluar Tol Jagorawi hingga ke daerah Cipanas. Hal tersebut sangat

berarti bagi warga sekitar, karena memunculkan ‘lahan kerja’ bagi mereka yang tidak

memiliki pekerjaan tetap seperti halnya Pak Jamaludin.  Keramaian lalu-lintas

kawasan wisata Puncak memang tak terbantahkan lagi, dengan panorama alam yang

menakjubkan, menjadikan Puncak sebagai tempat tujuan wisata yang dapat

menghilangkan penat rutinitas kegiatan sehari-hari. Menurut Pak Jamal, per harinya

beliau dapat penghasilan sekitar 20 hingga 40 ribu rupiah, cukup tidaknya penghasilan

tersebut ia terima dengan lapang dada. “Setiap hari paling saya dapat 20 rebu kalau

lagi sepi, kalau lagi rame saya bisa mendapatkan uang sekitar 50 rebu. Penghasilan

berapa pun saya    mah terima-terima aja, yang penting masih bisa makan” ujarnya

dengan logat bahasa sunda yang kental.

Profesi Pak Jamal sebagai tukang parkir jalanan justru kontradiktif dengan kebijakan

pemerintah tentang ketersedian ruang parkir dalam Undang-undang No. 22 tahun

2009 Pasal 34 ayat 3. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa fasilitas parkir di

dalam Ruang Milik Jalan hanya dapat diselenggarakan di tempat tertentu yaitu pada

Page 2: DocumentFT

jalan kabupaten, jalan desa, atau jalan kota yang harus dinyatakan dengan rambu lalu

lintas dan atau Marka Jalan.

Tentang peraturan tersebut Pak Jamal tidak mengetahuinya sama sekali, ia selama ini

nyaman-nyaman saja sebagai tukang parkir di Jalur Puncak. Tidak pernah ada petugas

keamanan atau polisi yang menegurnya. “Selama saya bertugas, saya tidak tahu dan

tidak ada yang memberi tahu sama sekali tentang peraturan-peraturan lalu lintas,

malahan saya dikasih rompi sama petugas polisi karena dianggap pekerjaan saya telah

membantu tugas beliau. Ini rompinya yang saya pakai” ujarnya sambil menunjukkan

rompi yang sedang ia pakai. Dengan rompi yang ia pakai, pak Jamaludin mengaku

semakin bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Baginya itu sebuah tanda bahwa

pekerjaan yang digelutinya selama ini telah berjasa bagi orang lain dan telah diakui

oleh instansi kepolisian.

Di era sekarang dengan daya persaingan yang tinggi, Pak jamal tidak memiliki pilihan

pekerjaan lain. Pendidikan terakhirnya yang tidak sampai tamat sekolah dasar

membuatnya sulit mencari pekerjaan. Walau dengan penghasilan yang sangat pas-

pasan ia tetap bertahan dalam pekerjaannya. Tak terbayangkan olehnya jika harus

kehilangan pekerjaan yang telah bertahun-tahun ia geluti. Karena pekerjaannya ini,

Pak Jamal begitu dikenal oleh warga sekitar bahkan ia dikenal oleh para petugas

Polantas.

Meskipun di sisi lain, keberadaan lahan parkir di sepanjang Jalan Raya Puncak

sedikit-banyak berkontribusi terhadap kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di

Kawasan Wisata Puncak, namun menurut Pak Jamal, infrastruktur jalan yang sudah

tidak sebanding dengan kendaraan masuk dan melintaslah yang menjadi masalah

utama kemacetan di kawasan Puncak selama ini. “Sebenarnya di sini bukan kita yang

bikin macet. Jalannya seukuran begini, kendaraan yang lewatnya banyak banget mas,

wajar aja macet. Polisinya yang ngatur juga kewalahan. Kita malah sering bantu

mereka ngatur jalanan”.

Penduduk sekitar pun sangat menghargai tugas Pak Jamal, karena membantu mereka

dalam menyeberang jalan serta mengatur lalu lintas seperti halnya yang diutarakan

Page 3: DocumentFT

oleh Pak Andi, tukang ojek di dekat lahan parkir Pak Jamal. “Ya, beliau sangat

berjasa buat kita. Dia sering membantu orang-orang sini menyeberang jalan. Tahu

sendiri Jalanan Puncak padet banget, dan turunannya curam. Jadi kita kadang takut

untuk menyeberang apalagi kalau hari libur”.  Hal tersebut memang benar adanya,

sekitar 40 ribu kendaraan tercatat melintas Gerbang Tol Ciawi seperti dikutip di akun

twitter @TMCPolresBogor. Antrean kendaraannya hingga 10 KM.

Pak Jamal, seringkali membantu Polantas yang bertugas di dekat lahan parkirnya

dalam mengatur lalu lintas jika ada kemacetan. Tidak ada harapan untuk mendapat

imbalan apapun dari petugas polantas tersebut. Baginya itu juga merupakan tugasnya

sebagai orang yang mendapat uang di jalanan.Selain peduli akan kondisi jalanan, Pak

Jamal juga begitu peduli terhadap keluarganya. Setiap ia pulang dari tugasnya, Pak

Jamal langsung memberikan penghasilannya kepada istrinya.  Selanjutnya ia

menghampiri anaknya yang semuanya masih duduk di bangku sekolah. Pak Jamal

membagi-bagi pula penghasilannya kepada seluruh anaknya secara merata.

Jasa seorang tukang parkir sepertinya mungkin memang tidak akan pernah dianggap

besar oleh orang lain. Namun baginya, semua yang dilakukan atas dasar ikhlas akan

memiliki manfaat bagi orang lain. Tak mengenal hujan, atau bahkan di saat sakit pun

ia akan berusaha bekerja semaksimal mungkin selama ia bisa melakukannya.Istrinya

yang setiap hari begitu mengandalkan penghasilan suaminya tersebut selalu

memberikan dukungan yang maksimal baginya. “Istri dan anak saya adalah segalanya

bagi saya. Mereka lah yang selama ini mendukukung saya dan menjadi tonggak

semangat saya. Di jalanan orang tidak peduli akan kondisi saya. Saya bekerja untuk

orang lain dan untuk membantu bukan untuk melanggar”.Harapan Pak Jamal, jika

memang ada kebijakan dari pemerintah yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai

tukang parkir hendaknya disosialisasikan kepada beliau. Dan ia pun mengharapkan

adanya pelatihan atau pengarahan tentang aturan-aturan lalu lintas yang ada.

“Peraturan lalu-lintas tentu harus kami taati, namun kami harus tahu dan mengerti

tentang peraturan tersebut” ujarnya.

Page 4: DocumentFT

Artikel Ilmiah

“Anak-Anak Iran Belajar Sholat Dari Robot”

Veldan, robot yang menunjukkan cara sholat bagi siswa, hasil ciptaan seorang guru

Iran. Akbar Rezaie, usia 27 tahun, yang mengajar Alquran di sekolah dasar di

Varamin, dekat Teheran, menghadiri kelas robot privat untuk belajar cara membuat

dan  mengembangkan robot humanoid sesuai kebutuhan.

Dan sekarang, selain menggunakan metode konvensional untuk mengajar anak-anak

belajar salat, robot ciptaan Akbar memberikan demo visual yang menstimulasi bagi

para siswa dengan berbagai macam doa Syiah.

Ia mengatakan pertama kali mendapatkan ide ketika melihat seorang anak perempuan

tampak asyik memperhatian sebuah boneka yang bisa bernyanyi dan menari dalam

sebuah acara kumpul keluarga.

"Saya melihatnya memperhatikan boneka tersebut dengan bersemangat dan membuat

saya berpikir untuk membuat suatu alat yang bisa digunakan untuk tujuan keagamaan

dan hiburan," kata Akbar.Akbar membuat robot tersebut di rumah dengan peralatan

sederhana menggunakan alat robot untuk pendidikan dari pabrik robot Korea, Robotis

Bioloid.Dengan mengaplikasikan modifikasi mekanik, Akbar berhasil membuat robot

tersebut melakukan gerakan salat, seperti sujud.

Suara rekaman seorang pembaca Alquran muda, Mohammad Baqeri, dimainkan oleh

robot tersebut ketika salat.Akbar menamakan robotnya "Veldan", sebuah istilah yang

disebut dalam Alquran yang artinya: 'Pemuda Surga'. Veldan diprogram untuk

melakukan segala jenis salat.Pemeluk Syiah melakukan salat wajib tiga kali sehari.

"Aplikasi utama dari robot salat Syiah ini adalah sebagai alat pendidikan tambahan

yang bisa membuat pelajaran salat bagi anak-anak menjadi menarik dan

menyenangkan," kata Akbar.

Siswanya memberikan sambutan hangat bagi asisten guru baru mereka dan banyak di

antara mereka mengatakan jadi terinspirasi untuk salat lebih rajin.Proyek masa depan

Akbar adalah membuat lebih banyak robot untuk mengajar anak-anak bagaimana

melakukan salat berjamaah dan variasi salat Syiah lainnya.Penemuannya telah diakui

oleh ulama dan organisasi tinggi Iran yang mempromosikan tugas keagamaan bagi

generasi muda.

Page 5: DocumentFT

Feature Sejarah

“Simbol Kejayaan Transportasi Masa Kolonial Kini Menjadi Sarang Kelelawar

Dan Burung Hantu”

Gedung tua di ujung Jalan Pancasila, Kota Tegal, ini masih kokoh berdiri.

Halamannya berumput hijau, tumbuh merata. Tampak pula beberapa pohon Akasia di

sekitarnya sehingga area itu tampak asri dari luar. Tapi, begitu masuk ke dalam, ada

kesan seram. Apalagi di lantai dua dan tiga, bulu kuduk bisa merinding. Dua lantai itu

menjadi sarang kelelawar dan burung hantu.

Sesungguhnya, bangunan ini bagus, tapi tak terurus. Pemerintah daerah binggung

bagaimana mengurusnya. “Kami sulit (mencari) tim ahli untuk menentukan apakah

gedung tersebut layak dijadikan cagar budaya atau tidak,”kata Akur Sujarwo, Kepala

Bidang Kebudayaan, Dinas Pemuda Olah raga dan Pariwisata Kota Tegal.

Akur hanya pasrah saat Kepala Kantor Wilayah Museum dan Purbakala Jawa Tengah

mengirim surat imbauan penyelamatan cagar budaya pada 1998. “Pemkot sendiri

belum memiliki perda untuk melindungi keberadaan gedung tua,” katanya.

Tembok bangunan itu bercat putih, sarat ornamen propel. Sayang, sebagian

dindingnya sudah berlumut. Tak banyak orang yang tahu bahwa gedung ini pernah

menjadi symbol kejayaan transportasi di masa Kolonial Belanda, Yakni sebagai

Kantor Biro Semarang-Cheribon Stoomtram Matschappij (SCS), di bawah perusahaan

Nederland Indice Sporing (NIS) .

Di bawah bangunan ini ada bungker yang menyerupai lorong panjang, tapi di

dalamnya ada sel yang menyatu dengan fondasi bangunan. Saat musim hujan,

bungker itu penuh air dengan kedalaman sekitar 50 cm. Setiap lorong bungker

disekat-sekat dengan teralis seukuran manusia berdiri dengan arah saling berhadapan.

Konon lorong itu tembus sampai Pelabuhan Tegalsari, sebuah pelabuhan tua di utara

Kota Tegal. Konon, gedung ini merupakan bangunan termegah kedua setelah Lawang

Sewu atau kantor NIS Semarang.” Kata Wijanarto, peneliti sejarah Kota Pantai Utara.

Menurut dia, gedung ini dibangun pada 1911 dan diresmikan pada 1913.

Perancangnya adalah arsitek andal, Henri Maclaine pont, yang juga menantu Ir. J. Th

Page 6: DocumentFT

Gerlings, Direktur SCS di Deen Haag. Sebelumnya, dia berhasil membangun Stasiun

Tegal pada 1897.

Pembangunannya dilakukan oleh Europrrsche Architektuur in Indie, arsitek Eropa di

negeri jajahan. Konsepnya adalah merespon lintasan matahari tropis dengan pola

massa bangunan yang memanjang dari timur ke barat. “ dengan begitu, fasad sisi

utara dan selatan kaya artikulasi arsitektural untuk menangkap cahaya dan

ventilasi,”kata Wijanarto. Kontrak pembangunannya ditandatangani pada 1 November

1910 di Amsterdam untuk masa 3 tahun, oleh SCS, anak perusahaan NIS, yang

memegang sonsesi pengelolaan jalar kereta api Anyer-Surabaya.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini diambil alih oleh Jepang dan digunakan

untuk kantor Gunseikan atau kantor militer Jepang. Hal itu bisa dipahami karena

didekat gedung ini ada Hotel Stoork untuk gudang senjata. “untuk mempermudah

pengawasan senjata di Hotel Stoork,” ujar Wijanarto.

Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan gedung ini ada di bawah Perusahaan Jawatan

Kereta Api (PJKA). Bahkan halaman gedung yang luas ini pernah digunakan untuk

menyimpan aspal dan alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum.

Kepala Tata Usaha Stasiun Kereta Api Kota Tegal Susilo Budi Utomo mengaku tidak

tahu kejelasan status pengelolaan gedung SCS yang sebenarnya menjadi milik PT

Kereta Api Indonesia (KAI). “Pengelolaannya dilakukan oleh Departemen

Perhubungan dan Departemen Pendidikan,” katanya.

Dia menambahkan, PT KAI mengalihkan pengelolaan langsung di kantor Daerah

Operasional IV di Semarang. Meski demikian, dia menyatakan gedung SCS disewa

oleh Yayasan Universitas Panca Sakti (UPS) sebesar Rp 700 ribu per tahun, melalui

kesepakatan antar Departemen di Jakarta.

Di depan gedung ini terdapat sebuah taman yang diapit oleh ruas jalan Pancasila. Pada

masa colonial dulu, taman tersebut dijadikan sebagai tempat weekend dan pesta kebun

bagi pejabat Pabrik Gula Jatibarang, Brebes, dan Pangkah, Kabupaten Tegal.

Pemerintah Kota Tegal menyebutnya Taman Pancasila. Tapi warga Kota Tegal lebih

mengenalnya sebagai Taman Poci. Maklum, di tempat itu, banyak warga dating setiap

akhir pecan untuk santai bersama keluarga sambil menikmati the poci.

Page 7: DocumentFT

Belakangan, keberadaan SCS semakin tak dilirik orang. Yayasan UPS yang

menyewanya sekitar 30 tahun lalu telah mengosongkan 18 ruangan di lantai dua dan

tiga. Maklum, yayasan itu kini telah memiliki kampus, yang diresmikan pada

Desember tahun lalu. Tapi bangunan depannya masih digunakan sebagai kantor

rektorat. “gedung ini selalu ramai, meski kelihatan angker,” kata Muhammad Abduh,

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat UPS.

Saat Tempo mencoba menikmati pemantauan di dalamnya, suasananya kurang

nyaman. Di lantai dua dan tiga, bangunan yang kaya dengan ornamen ukiran kayu ini

dipenuhi kotoran kelelawar. Aromanya kurang sedap.

Sebenarnya, Abduh betah berkantor di situ. “ Habis gimana lagi, di sini kan kita

hanya minjam,” tuturnya. Yang jelas, di usianya yang kian renta, cagar budaya ini

butuh perhatian dan uluran tangan.

Feature Pariwisata

“Panorama Eksotik Jumprit”

Hawa dingin mencucuk tulang saat saya menginjakkan kaki di Jumprit. Tempat itu

menggoda saya untuk mengunjungi tempat tersebut. Memandang kagum pada lukisan

indah hasil karya Sang Pencipta. Wanawisata Jumprit merupakan salah salah satu

obyek wisata yang eksotis di Kabupaten Temanggung. Tempat ini bukan sekadar

menawarkan wanawisata (wisata hutan) saja, tetapi juga menghadirkan objek wisata

alam pegunungan yang indah. Wisatawan bisa menikmati udara segar dan indahnya

pemandangan saat matahari terbit.

Rasa  capek, lelah selama perjalanan menempuh waktu kurang lebih 2 jam dari rumah

saya terbayar lunas dengan melihat alam pegunungan ini. Saya bahkan tak percaya

bisa berada di tempat ini. Kawasan ini berada di ketinggian 2.100 meter dari

permukaan laut dan berada di lereng Gunung Sindoro tempatnya di Desa Tegalrejo,

Ngadirejo. Jaraknya hanya sekitar 26 km dari barat laut kota Temanggung. Kawasan

Jumprit berada di jalur strategis, yaitu jalur wisata Borobudur-Dieng, Semarang-

Bandungan-Dieng, serta dari berbagai arah dengan kemudahan aksesibilitas, baik dari

Wonosobo, Kendal, Maupun Yogyakarta. Perjalanan juga bisa ditempuh dengan

kendaraan umum dari ibu kota Kecamatan Ngadirejo. Lebih baik lagi menggunakan

Page 8: DocumentFT

kendaraan pribadi. Jalan menuju lokasi sudah diaspal, sehingga perjalanan cukup

menyenangkan. Apalagi dalam perjalanan menuju Jumprit, wisatawan juga bisa

menikmati panorama alam pegunungan yang indah dan agrowisata sayuran.

Selama berjalan-jalan mengelilingi tak hentinya saya berdecak kagum atas keindahan

panaromanya. Pesona eksotisnya sangat luas laksana hutan dengan dikelilingi pohon

rindang, gunung dan perbukitan. Banyaknya belantara pepohonan dan letaknya yang

berada di lereng Sindoro membuat hawa panas sepertinya enggan menyapa tempat

tersebut. Sesekali diselingi awan dan kabut yang menggantung, memberikan

kesejukan dan rasa damai di hati. Hmm.... Umbul Jumprit memang punya magnet

tersendiri dalam menarik wisatawan domestik dan mancanegara.

Pada sebuah kawasan yang agak mendatar, di antara rerimbunan pohon, terlihat

bangunan menyerupai candi. Langgam arsitekturnya mirip dengan bangunan

peninggalan Majapahit di Mojokerto (Jawa Timur). Di balik bangunan itulah terdapat

Umbul Jumprit. Air dari umbul ini juga dimanfaatkan penduduk sekitar untuk

keperluan sehari-hari, termasuk mengairi sawah dan kebun. Keberadaan umbul di

antara belantara hutan juga menghadirkan panorama alam yang sungguh indah.

Benar-benar menghibur hati ketika berada di antaranya. Mata air ini ridak pernah

kering, meski saat kemarau panjang. Airnya sangat dingin (walau pada siang hari)

serta sangat jernih, karena berasal dari sumber di pegunungan. Air inilah yang juga

“mengisi” sungai Progo.

Jumprit juga menjadi tempat yang disucikan umat Budha di Indonesia. Setiap

berlangsung upacara Trisuci Waisak di Candi Borobudur, air keberkahan selalu

diambil dari umbul tersebut.Biasanya pengambilan air suci dilakukan tiga hari

sebelum perayaan waisak. Berbagai tradisi yang masih  lestari ini bisa dijadikan salah

satu modal pendukung wisata Jumprit. Air Jumprit dipercaya sebagian orang bisa

membuat awet muda, enteng rezeki, dekat jodoh dan sarana membuang sial. Di dekat

mata air terdapat makam Ki Jumprit, sosok ahli di Kerajaan Majapahit, yang selalu

ramai dikunjungi peziarah untuk keperluan meditasi dan mandi kungkum. Rangkaian

perayaan Waisak dimulai dengan pengambilan air dari sumber abadi di Umbul

Jumprit, Tegalrejo, Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah. Biasanya pukul 10.30

WIB pengambilan sudah dilakukan.

Page 9: DocumentFT

Feature Pengalaman Pribadi

“Wisata Seru Di Pantai Trikora”

Datangnya waktu liburan merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi banyak

orang, karena bisa melepaskan stress setelah sering melakukan pekerjaan ataupun

pembelajaran. Tempat wisata yang banyak dikunjungi biasanya pantai. Salah satunya

adalah pantai Trikora yang merupakan tempat wisata favorit saya. Di sana kita bisa

bebas berenang, dan bisa berbuat layaknya orang piknik. Saya termasuk orang yang

hobi berenang, jika sudah berada di Trikora, pasti saya mandi. Suasana air laut yang

jernih serta hamparan pasir putih membuat suasana pantai semakin berkesan.

Berenang di air laut yang bersih sangatlah nyaman, namun, bagi saya tidaklah lengkap

rasanya berenang tanpa menggunakan pelampung yang disewakan di tempat

penyewaan di tepi-tepi pantai tersebut. Bagi saya, pelampung tersebut berguna untuk

tempat bersantai di atas laut dengan terombang-ambing oleh deburan ombak yang

lama-kelamaan membawa kita ke bibir pantai. Setelah puas berenang, saatnya kita

bilas tubuh kita dengan air tawar yang sudah disedikan ditempat bilas, dengan

mengeluarkan biaya Rp2000,- kita dapat menggunakan air tawar untuk bilas.

 Biasanya, saya pergi ke Trikora bersama keluarga, teman, maupun kerabat dekat di

pagi hari. Dengan membawa persiapan bekal untuk makan siang bersama. Terkadang

setelah berenang selalu mengalami rasa lapar yang teramat sangat, dan makan di tepi

pantai sambil menikmati hamparan laut lepas merupakan suasana yang diidam-

idamkan oleh banyak orang. Menjelang sore hari saatnya beranjak dari tempat duduk

untuk kembali pulang ke rumah. Karena, harus meluangkan waktu untuk istirahat agar

bisa melanjutkan aktivitas sehari-hari pada esok hari.

Page 10: DocumentFT

Memperkenalkan Produk Baru

“LG V10 Dengan RAM 4 GB Punya 2 Layar Aktif Sekaligus”

LG resmi mengumumkan smartphone pertama series V, LG V10. Pada seri ini, LG

memberikan sesuatu yang unik dan sangat berbeda dengan smartphone sebelumnya,

yaitu terdapat layar kedua di atas layar utama yang berukuran 5,7 inci.Layar sekunder

ini berukuran 2,1 inci dengan resolusi 160 x 1040. Layar ini berfungsi untuk

menampilkan waktu, tanggal, cuaca, dan ikon baterai. Sedangkan saat layar utama

aktif, layar kedua ini bisa diatur untuk jalan pintas atau membuka aplikasi favorit.

Anda bisa melihat pemberitahuan dari beberapa aplikasi, janji penting, dan juga bisa

digunakan untuk mengontrol lagu. Jika Anda sedang menonton video, layar kedua

akan menampilkan pemberitahuan tanpa mengganggu apa yang sedang Anda lakukan

di layar utama.Anda tidak perlu khawatir layar sekunder ini akan menghabiskan

baterai, karena layar walaupun selalu aktif, layar ini diklaim tidak mempengaruhi

daya tahan baterai.

LG V10 juga dilengkapi dengan dual kamera selfie 5 MP yang memungkinkan Anda

mengambil gambar lebih lebar, hingga 120 derajat. Lg menggunakan algoritma

khusus untuk menggabungkan gambar dari dua lensa, agar Anad bebas selfie dengan

banyak orang tanpa perlu menggeser kamera dari sisi ke sisi.Kamera yang menghadap

ke belakang mempunyai resolusi 16 MP dan OIS 2.0,yang bisa digunakan untuk

mengambil gambar besar dalam kondisi cahaya rendah. Dengan baterai 3000 mAh

yang bisa dilepas, LG V10 ini dilengkapi dengan teknologi 4G LTE-A. Dalam hal

dapur pacu, prosesor hexa-core dan Adreno 418 GPU siap untuk memberikan

performa terbaiknya. Belum lagi RAM 4 GB, penyimpanan internal 64 GB, sekaligus

slot microSD hingga 2 TB (TeraByte) juga tersedia.V10 ini dengan bahan logam yang

akan melindunginya dari benturan.

Anda tidak perlu khawatir ketika smartphone ini terjatuh dari tangan, karena terdapat

pelindung Dura Skin untuk melindungi smartphone dari goresan. Lalu, kapan

smartphone ini akan diluncurkan?LG G10 akan meluncur bulan ini di Korea,

sedangkan di beberapa negara lain di Asia, tidak akan jauh dari tanggal peluncuran.

Sayangnya, harga LG V10 belum terungkap hingga saat ini.

Page 11: DocumentFT

Soft News

“Hari Pertama Kampanya Rejeki Tersendiri Bagi Para Pemulung”

Kampanye merupakan sebuah upaya yang terorganisir para pelaku elit politik yang

tergabung dalam partai politik dalam meraih suara para pemilih untuk memilihnya.

Suksesnya kampanye tersebut terlihat dari banyaknya simpatisan yang hadir

dan meramaikan lokasi kampanye tersebut. Terbukti, Gelora Bung Karno (GBK)

padat dengan lebih dari 2000 orang simpatisan Partai Keadilan Sejahtera minggu

(16/3). yang membawa kemeriahan tersendiri bagi para pelaku elit politik yang dalam

konteks ini disebut calon legislatif. Disisi lain, Keramaian tersebut dimanfaatkan para

pemulung setelah acara selesai, untuk mencari rejeki mereka dengan mengambil

barang-barang bekas yang masih dapat dijual sisa kampanye. Barang-barang tersebut

seperti botol air mineral serta kaleng-kaleng minuman.

Sutiri (45) perempuan paruh baya yang bekerja sebagai pemulung setiap harinya

sebelum masa kampanye hanya mendapatkan Rp.50,000 kini mendulang sukses

dengan pendapatan sehari sebanyak Rp.200,000. “biasanya kalau hari pertama

kampanye seperti ini, saya mendapatkan 4 kali lipat uang” kata sutiri,minggu (16/3),

sambil mengais sampah botol air mineral bekas yang berserakan di area depan sektor

22 Gelora Bung Karno Jakarta.

Sutiri yang saat itu ditemani oleh suaminya Karyo (48) mencari barang-barang bekas

menuturkan bahwa sejak pemilu tahun 2009 lalu, dia beserta sang suami sudah

mencari barang-barang bekas sisa kampanye di Gelora Bung Karno tersebut.

Pasangan suami-istri yang berkampung halaman di Kebumen, Jawa Tengah ini

mengaku tidak hanya barang-barang bekas yang mereka temukan selepas kampanye

selesai, pada tahun 2009 lalu, hampir setiap harinya, karyo menemukan uang dengan

beraneka jumlah tergeletak di antara tumpukan sampah plastik minuman.

Bayangkan, apabila setiap hari selama masa kampanye mereka selalu mendapatkan

penghasilan empat kali lipat dari biasanya memungut sampah dan  menemukan uang

tergeletak , berapa banyak jumlah uang yang mereka dapatkan seusai kampanye ?

Page 12: DocumentFT

News Feature

“Pemandangan Indah Di Perbatasan Garut”

Kampung Cimeri yang berpenduduk 1.000 jiwa itu berada di kaki Gunung Tilu dan

berbatasan dengan Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut. Untuk mencapainya,

harus menyusuri jalan berbatu sepanjang 32 kilometer selama tiga jam. Sesekali kita

akan melintasi jalan bergelombang dan kubangan lumpur.

Namun, begitu memasuki daerah Perkebunan Teh Dewata, terlihat bahwa Kampung

Cimeri memang memiliki pemandangan yang sangat indah. Kampung itu berada di

sebuah cekungan yang menjadi dasar bukit-bukit berisi barisan tanaman teh yang

mengelilinginya. Aliran sungai yang deras juga berhasil dimanfaatkan untuk

menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik untuk permukiman tersebut.

Hanya saja, longsor yang terjadi pada hari Selasa itu ternyata membuka kenyataan

lain mengenai Kampung Cimeri. Permukiman itu berada tepat di daerah rawan

bencana. Itu pun terbukti saat tebing gunung yang retak ambruk dan menimpa

permukiman di bawahnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menjelaskan, pihaknya hingga kini masih

menyosialisasikan mengenai daerah rawan bencana kepada pemerintah kabupaten

hingga desa. Alasannya memang kuat, semua wilayah Jawa Barat, terutama daerah

selatan, rawan longsor karena berupa perbukitan. Longsor di kawasan itu seolah

menutup cerita manis keelokan Kampung Cimeri.