Download - DocumentFT
Human Interest
“Bekerja Untuk Membantu Bukan Untuk Melanggar”
Di tengah-tengah gemericik hujan yang turun di kawansan Wisata Puncak Bogor,
seorang pria paruh baya dengan berseragam celana coklat, topi abu-abu, kemeja putih
dengan dibalut rompi petugas polisi justru sibuk dengan tugasnya mengatur parkiran
di pinggir Jalan Raya Puncak KM 77 Cisarua Bogor. Nampak wajah yang begitu
bersahaja menyapa para pengendara kendaraan bermotor baik itu mobil maupun
motor yang hendak parkir di lahan parkirnya.Pria kelahiran 40 tahun silam itu
bernama lengkap Jamaludin, merupakan ayah dari tiga orang anak hasil penikahan
dengan istrinya bernama Handayani. Menurutnya, ia telah bertugas sebagai tukang
parkir di Jalan Raya Puncak sejak 15 tahun yang lalu. “Saya bekerja sebagai tukang
parkir di sini sekitar 15 tahun yang lalu, setelah memiliki satu anak. Tugas saya di sini
sih bukan hanya memarkirkan kendaraan, kadang saya juga membantu warga untuk
menyebrang jalan”ucapnya sambil tersenyum.
Di kawasan wisata Puncak sendiri area parkir di pinggir jalan raya sangat mudah
ditemui, dari mulai keluar Tol Jagorawi hingga ke daerah Cipanas. Hal tersebut sangat
berarti bagi warga sekitar, karena memunculkan ‘lahan kerja’ bagi mereka yang tidak
memiliki pekerjaan tetap seperti halnya Pak Jamaludin. Keramaian lalu-lintas
kawasan wisata Puncak memang tak terbantahkan lagi, dengan panorama alam yang
menakjubkan, menjadikan Puncak sebagai tempat tujuan wisata yang dapat
menghilangkan penat rutinitas kegiatan sehari-hari. Menurut Pak Jamal, per harinya
beliau dapat penghasilan sekitar 20 hingga 40 ribu rupiah, cukup tidaknya penghasilan
tersebut ia terima dengan lapang dada. “Setiap hari paling saya dapat 20 rebu kalau
lagi sepi, kalau lagi rame saya bisa mendapatkan uang sekitar 50 rebu. Penghasilan
berapa pun saya mah terima-terima aja, yang penting masih bisa makan” ujarnya
dengan logat bahasa sunda yang kental.
Profesi Pak Jamal sebagai tukang parkir jalanan justru kontradiktif dengan kebijakan
pemerintah tentang ketersedian ruang parkir dalam Undang-undang No. 22 tahun
2009 Pasal 34 ayat 3. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa fasilitas parkir di
dalam Ruang Milik Jalan hanya dapat diselenggarakan di tempat tertentu yaitu pada
jalan kabupaten, jalan desa, atau jalan kota yang harus dinyatakan dengan rambu lalu
lintas dan atau Marka Jalan.
Tentang peraturan tersebut Pak Jamal tidak mengetahuinya sama sekali, ia selama ini
nyaman-nyaman saja sebagai tukang parkir di Jalur Puncak. Tidak pernah ada petugas
keamanan atau polisi yang menegurnya. “Selama saya bertugas, saya tidak tahu dan
tidak ada yang memberi tahu sama sekali tentang peraturan-peraturan lalu lintas,
malahan saya dikasih rompi sama petugas polisi karena dianggap pekerjaan saya telah
membantu tugas beliau. Ini rompinya yang saya pakai” ujarnya sambil menunjukkan
rompi yang sedang ia pakai. Dengan rompi yang ia pakai, pak Jamaludin mengaku
semakin bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Baginya itu sebuah tanda bahwa
pekerjaan yang digelutinya selama ini telah berjasa bagi orang lain dan telah diakui
oleh instansi kepolisian.
Di era sekarang dengan daya persaingan yang tinggi, Pak jamal tidak memiliki pilihan
pekerjaan lain. Pendidikan terakhirnya yang tidak sampai tamat sekolah dasar
membuatnya sulit mencari pekerjaan. Walau dengan penghasilan yang sangat pas-
pasan ia tetap bertahan dalam pekerjaannya. Tak terbayangkan olehnya jika harus
kehilangan pekerjaan yang telah bertahun-tahun ia geluti. Karena pekerjaannya ini,
Pak Jamal begitu dikenal oleh warga sekitar bahkan ia dikenal oleh para petugas
Polantas.
Meskipun di sisi lain, keberadaan lahan parkir di sepanjang Jalan Raya Puncak
sedikit-banyak berkontribusi terhadap kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di
Kawasan Wisata Puncak, namun menurut Pak Jamal, infrastruktur jalan yang sudah
tidak sebanding dengan kendaraan masuk dan melintaslah yang menjadi masalah
utama kemacetan di kawasan Puncak selama ini. “Sebenarnya di sini bukan kita yang
bikin macet. Jalannya seukuran begini, kendaraan yang lewatnya banyak banget mas,
wajar aja macet. Polisinya yang ngatur juga kewalahan. Kita malah sering bantu
mereka ngatur jalanan”.
Penduduk sekitar pun sangat menghargai tugas Pak Jamal, karena membantu mereka
dalam menyeberang jalan serta mengatur lalu lintas seperti halnya yang diutarakan
oleh Pak Andi, tukang ojek di dekat lahan parkir Pak Jamal. “Ya, beliau sangat
berjasa buat kita. Dia sering membantu orang-orang sini menyeberang jalan. Tahu
sendiri Jalanan Puncak padet banget, dan turunannya curam. Jadi kita kadang takut
untuk menyeberang apalagi kalau hari libur”. Hal tersebut memang benar adanya,
sekitar 40 ribu kendaraan tercatat melintas Gerbang Tol Ciawi seperti dikutip di akun
twitter @TMCPolresBogor. Antrean kendaraannya hingga 10 KM.
Pak Jamal, seringkali membantu Polantas yang bertugas di dekat lahan parkirnya
dalam mengatur lalu lintas jika ada kemacetan. Tidak ada harapan untuk mendapat
imbalan apapun dari petugas polantas tersebut. Baginya itu juga merupakan tugasnya
sebagai orang yang mendapat uang di jalanan.Selain peduli akan kondisi jalanan, Pak
Jamal juga begitu peduli terhadap keluarganya. Setiap ia pulang dari tugasnya, Pak
Jamal langsung memberikan penghasilannya kepada istrinya. Selanjutnya ia
menghampiri anaknya yang semuanya masih duduk di bangku sekolah. Pak Jamal
membagi-bagi pula penghasilannya kepada seluruh anaknya secara merata.
Jasa seorang tukang parkir sepertinya mungkin memang tidak akan pernah dianggap
besar oleh orang lain. Namun baginya, semua yang dilakukan atas dasar ikhlas akan
memiliki manfaat bagi orang lain. Tak mengenal hujan, atau bahkan di saat sakit pun
ia akan berusaha bekerja semaksimal mungkin selama ia bisa melakukannya.Istrinya
yang setiap hari begitu mengandalkan penghasilan suaminya tersebut selalu
memberikan dukungan yang maksimal baginya. “Istri dan anak saya adalah segalanya
bagi saya. Mereka lah yang selama ini mendukukung saya dan menjadi tonggak
semangat saya. Di jalanan orang tidak peduli akan kondisi saya. Saya bekerja untuk
orang lain dan untuk membantu bukan untuk melanggar”.Harapan Pak Jamal, jika
memang ada kebijakan dari pemerintah yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai
tukang parkir hendaknya disosialisasikan kepada beliau. Dan ia pun mengharapkan
adanya pelatihan atau pengarahan tentang aturan-aturan lalu lintas yang ada.
“Peraturan lalu-lintas tentu harus kami taati, namun kami harus tahu dan mengerti
tentang peraturan tersebut” ujarnya.
Artikel Ilmiah
“Anak-Anak Iran Belajar Sholat Dari Robot”
Veldan, robot yang menunjukkan cara sholat bagi siswa, hasil ciptaan seorang guru
Iran. Akbar Rezaie, usia 27 tahun, yang mengajar Alquran di sekolah dasar di
Varamin, dekat Teheran, menghadiri kelas robot privat untuk belajar cara membuat
dan mengembangkan robot humanoid sesuai kebutuhan.
Dan sekarang, selain menggunakan metode konvensional untuk mengajar anak-anak
belajar salat, robot ciptaan Akbar memberikan demo visual yang menstimulasi bagi
para siswa dengan berbagai macam doa Syiah.
Ia mengatakan pertama kali mendapatkan ide ketika melihat seorang anak perempuan
tampak asyik memperhatian sebuah boneka yang bisa bernyanyi dan menari dalam
sebuah acara kumpul keluarga.
"Saya melihatnya memperhatikan boneka tersebut dengan bersemangat dan membuat
saya berpikir untuk membuat suatu alat yang bisa digunakan untuk tujuan keagamaan
dan hiburan," kata Akbar.Akbar membuat robot tersebut di rumah dengan peralatan
sederhana menggunakan alat robot untuk pendidikan dari pabrik robot Korea, Robotis
Bioloid.Dengan mengaplikasikan modifikasi mekanik, Akbar berhasil membuat robot
tersebut melakukan gerakan salat, seperti sujud.
Suara rekaman seorang pembaca Alquran muda, Mohammad Baqeri, dimainkan oleh
robot tersebut ketika salat.Akbar menamakan robotnya "Veldan", sebuah istilah yang
disebut dalam Alquran yang artinya: 'Pemuda Surga'. Veldan diprogram untuk
melakukan segala jenis salat.Pemeluk Syiah melakukan salat wajib tiga kali sehari.
"Aplikasi utama dari robot salat Syiah ini adalah sebagai alat pendidikan tambahan
yang bisa membuat pelajaran salat bagi anak-anak menjadi menarik dan
menyenangkan," kata Akbar.
Siswanya memberikan sambutan hangat bagi asisten guru baru mereka dan banyak di
antara mereka mengatakan jadi terinspirasi untuk salat lebih rajin.Proyek masa depan
Akbar adalah membuat lebih banyak robot untuk mengajar anak-anak bagaimana
melakukan salat berjamaah dan variasi salat Syiah lainnya.Penemuannya telah diakui
oleh ulama dan organisasi tinggi Iran yang mempromosikan tugas keagamaan bagi
generasi muda.
Feature Sejarah
“Simbol Kejayaan Transportasi Masa Kolonial Kini Menjadi Sarang Kelelawar
Dan Burung Hantu”
Gedung tua di ujung Jalan Pancasila, Kota Tegal, ini masih kokoh berdiri.
Halamannya berumput hijau, tumbuh merata. Tampak pula beberapa pohon Akasia di
sekitarnya sehingga area itu tampak asri dari luar. Tapi, begitu masuk ke dalam, ada
kesan seram. Apalagi di lantai dua dan tiga, bulu kuduk bisa merinding. Dua lantai itu
menjadi sarang kelelawar dan burung hantu.
Sesungguhnya, bangunan ini bagus, tapi tak terurus. Pemerintah daerah binggung
bagaimana mengurusnya. “Kami sulit (mencari) tim ahli untuk menentukan apakah
gedung tersebut layak dijadikan cagar budaya atau tidak,”kata Akur Sujarwo, Kepala
Bidang Kebudayaan, Dinas Pemuda Olah raga dan Pariwisata Kota Tegal.
Akur hanya pasrah saat Kepala Kantor Wilayah Museum dan Purbakala Jawa Tengah
mengirim surat imbauan penyelamatan cagar budaya pada 1998. “Pemkot sendiri
belum memiliki perda untuk melindungi keberadaan gedung tua,” katanya.
Tembok bangunan itu bercat putih, sarat ornamen propel. Sayang, sebagian
dindingnya sudah berlumut. Tak banyak orang yang tahu bahwa gedung ini pernah
menjadi symbol kejayaan transportasi di masa Kolonial Belanda, Yakni sebagai
Kantor Biro Semarang-Cheribon Stoomtram Matschappij (SCS), di bawah perusahaan
Nederland Indice Sporing (NIS) .
Di bawah bangunan ini ada bungker yang menyerupai lorong panjang, tapi di
dalamnya ada sel yang menyatu dengan fondasi bangunan. Saat musim hujan,
bungker itu penuh air dengan kedalaman sekitar 50 cm. Setiap lorong bungker
disekat-sekat dengan teralis seukuran manusia berdiri dengan arah saling berhadapan.
Konon lorong itu tembus sampai Pelabuhan Tegalsari, sebuah pelabuhan tua di utara
Kota Tegal. Konon, gedung ini merupakan bangunan termegah kedua setelah Lawang
Sewu atau kantor NIS Semarang.” Kata Wijanarto, peneliti sejarah Kota Pantai Utara.
Menurut dia, gedung ini dibangun pada 1911 dan diresmikan pada 1913.
Perancangnya adalah arsitek andal, Henri Maclaine pont, yang juga menantu Ir. J. Th
Gerlings, Direktur SCS di Deen Haag. Sebelumnya, dia berhasil membangun Stasiun
Tegal pada 1897.
Pembangunannya dilakukan oleh Europrrsche Architektuur in Indie, arsitek Eropa di
negeri jajahan. Konsepnya adalah merespon lintasan matahari tropis dengan pola
massa bangunan yang memanjang dari timur ke barat. “ dengan begitu, fasad sisi
utara dan selatan kaya artikulasi arsitektural untuk menangkap cahaya dan
ventilasi,”kata Wijanarto. Kontrak pembangunannya ditandatangani pada 1 November
1910 di Amsterdam untuk masa 3 tahun, oleh SCS, anak perusahaan NIS, yang
memegang sonsesi pengelolaan jalar kereta api Anyer-Surabaya.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini diambil alih oleh Jepang dan digunakan
untuk kantor Gunseikan atau kantor militer Jepang. Hal itu bisa dipahami karena
didekat gedung ini ada Hotel Stoork untuk gudang senjata. “untuk mempermudah
pengawasan senjata di Hotel Stoork,” ujar Wijanarto.
Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan gedung ini ada di bawah Perusahaan Jawatan
Kereta Api (PJKA). Bahkan halaman gedung yang luas ini pernah digunakan untuk
menyimpan aspal dan alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum.
Kepala Tata Usaha Stasiun Kereta Api Kota Tegal Susilo Budi Utomo mengaku tidak
tahu kejelasan status pengelolaan gedung SCS yang sebenarnya menjadi milik PT
Kereta Api Indonesia (KAI). “Pengelolaannya dilakukan oleh Departemen
Perhubungan dan Departemen Pendidikan,” katanya.
Dia menambahkan, PT KAI mengalihkan pengelolaan langsung di kantor Daerah
Operasional IV di Semarang. Meski demikian, dia menyatakan gedung SCS disewa
oleh Yayasan Universitas Panca Sakti (UPS) sebesar Rp 700 ribu per tahun, melalui
kesepakatan antar Departemen di Jakarta.
Di depan gedung ini terdapat sebuah taman yang diapit oleh ruas jalan Pancasila. Pada
masa colonial dulu, taman tersebut dijadikan sebagai tempat weekend dan pesta kebun
bagi pejabat Pabrik Gula Jatibarang, Brebes, dan Pangkah, Kabupaten Tegal.
Pemerintah Kota Tegal menyebutnya Taman Pancasila. Tapi warga Kota Tegal lebih
mengenalnya sebagai Taman Poci. Maklum, di tempat itu, banyak warga dating setiap
akhir pecan untuk santai bersama keluarga sambil menikmati the poci.
Belakangan, keberadaan SCS semakin tak dilirik orang. Yayasan UPS yang
menyewanya sekitar 30 tahun lalu telah mengosongkan 18 ruangan di lantai dua dan
tiga. Maklum, yayasan itu kini telah memiliki kampus, yang diresmikan pada
Desember tahun lalu. Tapi bangunan depannya masih digunakan sebagai kantor
rektorat. “gedung ini selalu ramai, meski kelihatan angker,” kata Muhammad Abduh,
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat UPS.
Saat Tempo mencoba menikmati pemantauan di dalamnya, suasananya kurang
nyaman. Di lantai dua dan tiga, bangunan yang kaya dengan ornamen ukiran kayu ini
dipenuhi kotoran kelelawar. Aromanya kurang sedap.
Sebenarnya, Abduh betah berkantor di situ. “ Habis gimana lagi, di sini kan kita
hanya minjam,” tuturnya. Yang jelas, di usianya yang kian renta, cagar budaya ini
butuh perhatian dan uluran tangan.
Feature Pariwisata
“Panorama Eksotik Jumprit”
Hawa dingin mencucuk tulang saat saya menginjakkan kaki di Jumprit. Tempat itu
menggoda saya untuk mengunjungi tempat tersebut. Memandang kagum pada lukisan
indah hasil karya Sang Pencipta. Wanawisata Jumprit merupakan salah salah satu
obyek wisata yang eksotis di Kabupaten Temanggung. Tempat ini bukan sekadar
menawarkan wanawisata (wisata hutan) saja, tetapi juga menghadirkan objek wisata
alam pegunungan yang indah. Wisatawan bisa menikmati udara segar dan indahnya
pemandangan saat matahari terbit.
Rasa capek, lelah selama perjalanan menempuh waktu kurang lebih 2 jam dari rumah
saya terbayar lunas dengan melihat alam pegunungan ini. Saya bahkan tak percaya
bisa berada di tempat ini. Kawasan ini berada di ketinggian 2.100 meter dari
permukaan laut dan berada di lereng Gunung Sindoro tempatnya di Desa Tegalrejo,
Ngadirejo. Jaraknya hanya sekitar 26 km dari barat laut kota Temanggung. Kawasan
Jumprit berada di jalur strategis, yaitu jalur wisata Borobudur-Dieng, Semarang-
Bandungan-Dieng, serta dari berbagai arah dengan kemudahan aksesibilitas, baik dari
Wonosobo, Kendal, Maupun Yogyakarta. Perjalanan juga bisa ditempuh dengan
kendaraan umum dari ibu kota Kecamatan Ngadirejo. Lebih baik lagi menggunakan
kendaraan pribadi. Jalan menuju lokasi sudah diaspal, sehingga perjalanan cukup
menyenangkan. Apalagi dalam perjalanan menuju Jumprit, wisatawan juga bisa
menikmati panorama alam pegunungan yang indah dan agrowisata sayuran.
Selama berjalan-jalan mengelilingi tak hentinya saya berdecak kagum atas keindahan
panaromanya. Pesona eksotisnya sangat luas laksana hutan dengan dikelilingi pohon
rindang, gunung dan perbukitan. Banyaknya belantara pepohonan dan letaknya yang
berada di lereng Sindoro membuat hawa panas sepertinya enggan menyapa tempat
tersebut. Sesekali diselingi awan dan kabut yang menggantung, memberikan
kesejukan dan rasa damai di hati. Hmm.... Umbul Jumprit memang punya magnet
tersendiri dalam menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Pada sebuah kawasan yang agak mendatar, di antara rerimbunan pohon, terlihat
bangunan menyerupai candi. Langgam arsitekturnya mirip dengan bangunan
peninggalan Majapahit di Mojokerto (Jawa Timur). Di balik bangunan itulah terdapat
Umbul Jumprit. Air dari umbul ini juga dimanfaatkan penduduk sekitar untuk
keperluan sehari-hari, termasuk mengairi sawah dan kebun. Keberadaan umbul di
antara belantara hutan juga menghadirkan panorama alam yang sungguh indah.
Benar-benar menghibur hati ketika berada di antaranya. Mata air ini ridak pernah
kering, meski saat kemarau panjang. Airnya sangat dingin (walau pada siang hari)
serta sangat jernih, karena berasal dari sumber di pegunungan. Air inilah yang juga
“mengisi” sungai Progo.
Jumprit juga menjadi tempat yang disucikan umat Budha di Indonesia. Setiap
berlangsung upacara Trisuci Waisak di Candi Borobudur, air keberkahan selalu
diambil dari umbul tersebut.Biasanya pengambilan air suci dilakukan tiga hari
sebelum perayaan waisak. Berbagai tradisi yang masih lestari ini bisa dijadikan salah
satu modal pendukung wisata Jumprit. Air Jumprit dipercaya sebagian orang bisa
membuat awet muda, enteng rezeki, dekat jodoh dan sarana membuang sial. Di dekat
mata air terdapat makam Ki Jumprit, sosok ahli di Kerajaan Majapahit, yang selalu
ramai dikunjungi peziarah untuk keperluan meditasi dan mandi kungkum. Rangkaian
perayaan Waisak dimulai dengan pengambilan air dari sumber abadi di Umbul
Jumprit, Tegalrejo, Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah. Biasanya pukul 10.30
WIB pengambilan sudah dilakukan.
Feature Pengalaman Pribadi
“Wisata Seru Di Pantai Trikora”
Datangnya waktu liburan merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi banyak
orang, karena bisa melepaskan stress setelah sering melakukan pekerjaan ataupun
pembelajaran. Tempat wisata yang banyak dikunjungi biasanya pantai. Salah satunya
adalah pantai Trikora yang merupakan tempat wisata favorit saya. Di sana kita bisa
bebas berenang, dan bisa berbuat layaknya orang piknik. Saya termasuk orang yang
hobi berenang, jika sudah berada di Trikora, pasti saya mandi. Suasana air laut yang
jernih serta hamparan pasir putih membuat suasana pantai semakin berkesan.
Berenang di air laut yang bersih sangatlah nyaman, namun, bagi saya tidaklah lengkap
rasanya berenang tanpa menggunakan pelampung yang disewakan di tempat
penyewaan di tepi-tepi pantai tersebut. Bagi saya, pelampung tersebut berguna untuk
tempat bersantai di atas laut dengan terombang-ambing oleh deburan ombak yang
lama-kelamaan membawa kita ke bibir pantai. Setelah puas berenang, saatnya kita
bilas tubuh kita dengan air tawar yang sudah disedikan ditempat bilas, dengan
mengeluarkan biaya Rp2000,- kita dapat menggunakan air tawar untuk bilas.
Biasanya, saya pergi ke Trikora bersama keluarga, teman, maupun kerabat dekat di
pagi hari. Dengan membawa persiapan bekal untuk makan siang bersama. Terkadang
setelah berenang selalu mengalami rasa lapar yang teramat sangat, dan makan di tepi
pantai sambil menikmati hamparan laut lepas merupakan suasana yang diidam-
idamkan oleh banyak orang. Menjelang sore hari saatnya beranjak dari tempat duduk
untuk kembali pulang ke rumah. Karena, harus meluangkan waktu untuk istirahat agar
bisa melanjutkan aktivitas sehari-hari pada esok hari.
Memperkenalkan Produk Baru
“LG V10 Dengan RAM 4 GB Punya 2 Layar Aktif Sekaligus”
LG resmi mengumumkan smartphone pertama series V, LG V10. Pada seri ini, LG
memberikan sesuatu yang unik dan sangat berbeda dengan smartphone sebelumnya,
yaitu terdapat layar kedua di atas layar utama yang berukuran 5,7 inci.Layar sekunder
ini berukuran 2,1 inci dengan resolusi 160 x 1040. Layar ini berfungsi untuk
menampilkan waktu, tanggal, cuaca, dan ikon baterai. Sedangkan saat layar utama
aktif, layar kedua ini bisa diatur untuk jalan pintas atau membuka aplikasi favorit.
Anda bisa melihat pemberitahuan dari beberapa aplikasi, janji penting, dan juga bisa
digunakan untuk mengontrol lagu. Jika Anda sedang menonton video, layar kedua
akan menampilkan pemberitahuan tanpa mengganggu apa yang sedang Anda lakukan
di layar utama.Anda tidak perlu khawatir layar sekunder ini akan menghabiskan
baterai, karena layar walaupun selalu aktif, layar ini diklaim tidak mempengaruhi
daya tahan baterai.
LG V10 juga dilengkapi dengan dual kamera selfie 5 MP yang memungkinkan Anda
mengambil gambar lebih lebar, hingga 120 derajat. Lg menggunakan algoritma
khusus untuk menggabungkan gambar dari dua lensa, agar Anad bebas selfie dengan
banyak orang tanpa perlu menggeser kamera dari sisi ke sisi.Kamera yang menghadap
ke belakang mempunyai resolusi 16 MP dan OIS 2.0,yang bisa digunakan untuk
mengambil gambar besar dalam kondisi cahaya rendah. Dengan baterai 3000 mAh
yang bisa dilepas, LG V10 ini dilengkapi dengan teknologi 4G LTE-A. Dalam hal
dapur pacu, prosesor hexa-core dan Adreno 418 GPU siap untuk memberikan
performa terbaiknya. Belum lagi RAM 4 GB, penyimpanan internal 64 GB, sekaligus
slot microSD hingga 2 TB (TeraByte) juga tersedia.V10 ini dengan bahan logam yang
akan melindunginya dari benturan.
Anda tidak perlu khawatir ketika smartphone ini terjatuh dari tangan, karena terdapat
pelindung Dura Skin untuk melindungi smartphone dari goresan. Lalu, kapan
smartphone ini akan diluncurkan?LG G10 akan meluncur bulan ini di Korea,
sedangkan di beberapa negara lain di Asia, tidak akan jauh dari tanggal peluncuran.
Sayangnya, harga LG V10 belum terungkap hingga saat ini.
Soft News
“Hari Pertama Kampanya Rejeki Tersendiri Bagi Para Pemulung”
Kampanye merupakan sebuah upaya yang terorganisir para pelaku elit politik yang
tergabung dalam partai politik dalam meraih suara para pemilih untuk memilihnya.
Suksesnya kampanye tersebut terlihat dari banyaknya simpatisan yang hadir
dan meramaikan lokasi kampanye tersebut. Terbukti, Gelora Bung Karno (GBK)
padat dengan lebih dari 2000 orang simpatisan Partai Keadilan Sejahtera minggu
(16/3). yang membawa kemeriahan tersendiri bagi para pelaku elit politik yang dalam
konteks ini disebut calon legislatif. Disisi lain, Keramaian tersebut dimanfaatkan para
pemulung setelah acara selesai, untuk mencari rejeki mereka dengan mengambil
barang-barang bekas yang masih dapat dijual sisa kampanye. Barang-barang tersebut
seperti botol air mineral serta kaleng-kaleng minuman.
Sutiri (45) perempuan paruh baya yang bekerja sebagai pemulung setiap harinya
sebelum masa kampanye hanya mendapatkan Rp.50,000 kini mendulang sukses
dengan pendapatan sehari sebanyak Rp.200,000. “biasanya kalau hari pertama
kampanye seperti ini, saya mendapatkan 4 kali lipat uang” kata sutiri,minggu (16/3),
sambil mengais sampah botol air mineral bekas yang berserakan di area depan sektor
22 Gelora Bung Karno Jakarta.
Sutiri yang saat itu ditemani oleh suaminya Karyo (48) mencari barang-barang bekas
menuturkan bahwa sejak pemilu tahun 2009 lalu, dia beserta sang suami sudah
mencari barang-barang bekas sisa kampanye di Gelora Bung Karno tersebut.
Pasangan suami-istri yang berkampung halaman di Kebumen, Jawa Tengah ini
mengaku tidak hanya barang-barang bekas yang mereka temukan selepas kampanye
selesai, pada tahun 2009 lalu, hampir setiap harinya, karyo menemukan uang dengan
beraneka jumlah tergeletak di antara tumpukan sampah plastik minuman.
Bayangkan, apabila setiap hari selama masa kampanye mereka selalu mendapatkan
penghasilan empat kali lipat dari biasanya memungut sampah dan menemukan uang
tergeletak , berapa banyak jumlah uang yang mereka dapatkan seusai kampanye ?
News Feature
“Pemandangan Indah Di Perbatasan Garut”
Kampung Cimeri yang berpenduduk 1.000 jiwa itu berada di kaki Gunung Tilu dan
berbatasan dengan Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut. Untuk mencapainya,
harus menyusuri jalan berbatu sepanjang 32 kilometer selama tiga jam. Sesekali kita
akan melintasi jalan bergelombang dan kubangan lumpur.
Namun, begitu memasuki daerah Perkebunan Teh Dewata, terlihat bahwa Kampung
Cimeri memang memiliki pemandangan yang sangat indah. Kampung itu berada di
sebuah cekungan yang menjadi dasar bukit-bukit berisi barisan tanaman teh yang
mengelilinginya. Aliran sungai yang deras juga berhasil dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik untuk permukiman tersebut.
Hanya saja, longsor yang terjadi pada hari Selasa itu ternyata membuka kenyataan
lain mengenai Kampung Cimeri. Permukiman itu berada tepat di daerah rawan
bencana. Itu pun terbukti saat tebing gunung yang retak ambruk dan menimpa
permukiman di bawahnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menjelaskan, pihaknya hingga kini masih
menyosialisasikan mengenai daerah rawan bencana kepada pemerintah kabupaten
hingga desa. Alasannya memang kuat, semua wilayah Jawa Barat, terutama daerah
selatan, rawan longsor karena berupa perbukitan. Longsor di kawasan itu seolah
menutup cerita manis keelokan Kampung Cimeri.