mneralogi ft

28
I. PENDAHULUAN A. Mineral Penyusun Batuan Beku Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses- proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Deret Raksi Bowen

Upload: madcopo

Post on 25-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mineralogi

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

A. Mineral Penyusun Batuan BekuBatuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, api) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.

Deret Raksi Bowen

Seri Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) menggambarkan proses pembentukan mineral pada saat pendinginan magma dimana ketika magma mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu merupakan faktor utama dalam pembentukan mineral.

Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan mengkristal sebagai magma mendingin (kristalisasi fraksional). Suhu magma dan laju pendinginan menentukan ciri dan sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll). Dan laju pendinginan yang lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat terbentuk.

Dalam skema tersebut reaksi digambarkan dengan Y, dimana lengan bagian atas mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda. Lengan kanan atas merupakan deret reaksi yang berkelanjutan (continuous), sedangkan lengan kiri atas adalah deret reaksi yang terputus-putus/tak berkelanjutan (discontinuous).

1. Deret ContinuousDeret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (CaNa-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 9000C. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk.

2. Deret DiscontinuousPada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di bawah 18000C. Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar 11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk.

Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah ada tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan mineral yang terbentuk memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas mineral yang telah terbentuk sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene. Deret ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan magnesium telah selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.

Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium, kalsium dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium dan silica. Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase Potassium Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air cukup tinggi. Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan oksigen akan membentuk Quartz (kuarsa). Dalam kristalisasi mineral-mineral ini tidak termasuk dalam deret reaksi karena proses pembentukannya yang saling terpisah dan independent.B. Batuan Beku Intrusif

Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

1. Konkordan Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer

2. Diskonkordan

Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil

C. Mineral Penyusun Batuan Karbonat

Dalam dunia karbonat, ada beberapa mineral penting dan umum didapati dalam batuan karbonat, atau dalam bahasa lainnya batugamping. Berikut ini beberapa mineral penyusun batuan karboant

1. Aragonite (CaCO3)Kristal Orthorombik, mineral karbonat yang paling labil, berbentuk jarum atau serabut, umumnya diendapkan secara kimiawi langsung dari presipitasi air laut.

2. Kalsit (CaCO3)Kristal Hexagonal, mineral batuan karbonat yang lebih stabil, biasanya merupakan hablur kristal yang bagus dan jelas. Dijumpai sebagai hasil dari rekristalisasi Aragonite, serta sebagai semen pengisi ruang antar butir dan rekahan. Sangat umum dijumpai dalam batugamping.

3. Dolomit (CaMg (CO3)2)Mineral ini mirip banget sama mineral kalsit, namun secara petrografis memiliki indeks refraksi yang berbeda. Mineral ini bisa terjadi langsung karena presipitasi air laut, tepi lebih seringnya karena replacement mineral kalsit.

4. Magnesit (MgCO3)Kristal Hexagonal, dapat terjadi akibat pergantian mineral kalsit dan dolomit, namun sering terjadi akibat dari rombakan batuan yang memiliki kandungan magnesiun silikat.Terdapat beberapa istilah penting yang cukup penting diketahui tentang batugamping atau karbonat:1. Endapan Karbonat (Carbonate Deposite)Carbonate Sediment merupakan endapan karbonat yang belum terkonsolidasi, terbentuk secara insitu oleh organik dan presipitasi inorganik dari larutan atau terjadi dari akumulasi partikel-pertikel rombakan karbonat.

2. Batugamping (Limestone)Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium karbonat (CaCO3), atau secara spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung lebih dari 95% kalsit dan kurang dari 5% dolomit.

3. Batugamping Dolomit (Dolomitic Limestone)Batugamping yang mengandung 10-50% dolomit dan 50-90% kalsit.

4. Dolomit Kalsit (Calcitic Dolomite)Batuan Dolomit yang mengandung 10-50% kalsit dan 50-90% dolomit.

5. Dolomit (batuan sedimen) atau Dolostone (istilah yang tidak diusulkan)Batuan sedimen karbonat yang dominan mengandung mineral dolomit (lebih dari 50%); secara spesifik merupakan batuan sedimen karbonat yang mengandung lebih dari 90% mineral dolomit dan kurang dari 10% mineral kalsit.

6. Batugamping Kristalin (Crystaline limestone)Batugamping yang dominan terdiri dari kristal.

7. Tufa (Calcareous Tufa; Calc Tufa)Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan sebagai lapisan tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers).D. Mineral - Mineral AlterasiAlterasi merupakan perubahan komposisi mineralogy batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam. Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder, berbeda dengan metamorfisme yang merupakan peristiwa primer. Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat mengubah komposisi mineralogi batuan.

Adapun beberapa contoh-contoh mineral yang dapat terbentuk dari proses alterasi adalah sebagai berikut :

1. Actinolit Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2, Mineral ini menunjukkan warna hijau gelap, sistem kristal monoklin, belahan sempurna, kilap kaca, cerat berwarna putih dan menunjukkan bentuk elongated. Terbentuk pada suhu 800 9000 C, dihasilkan oleh alterasi dari piroksen pada gabro dan diabas, pada proses metamorfik green schist facies.

2. Adularia KAlSi3O8, Mineral ini menunjukkan warna putih-pink, sistem kristal monoklin, belahan 2 arah, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan bentuk prismatik. Terbentuk pada suhu 7000 C, akibat proses hidrotermal dengan temperatur yang rendah berupa urat.

3. Albite NaAlSi3O8, Mineral ini menunjukkan warna putih, sistem kristal triklin, belahan 3 arah, pecahan tidak rata konkoidal, kilap kaca, cerat putih. Terbentuk pada suhu 750 8000 C, akibat proses hidrotermal dengan suhu yang rendah dan alterasi dari plagioklas, proses metamorfik dengan temperatur dan tekanan yang rendah, proses magmatisme dan proses albitisasi.

4. Biotite K(Mg,Fe)3AlSi3O10(F,OH)2, Mineral ini menunjukkan warna hitam, sistem kristal monoklin, belahan sempurna, pecahan tidak rata, kilap kaca dan mutiara, cerat putih dan menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada temperatur 700 800 0 C, terbentuk akibat proses magmatisme, metamorphisme dan proses hidrotermal. Dapat terbentuk pada daerah magmatisme.

5. Clinopiroxene XY(Si,Al)2O6, Mineral ini menunjukkan warna hijau, biru, sistem kristal monoklin, belahan tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan betuk prismatik. Terbentuk pada suhu 900 1000 0 C, terbentuk akibat proses magmatik mafik dan ultramafik plutonic, pada proses metamorfisme kontak dan regional dengan temperatur yang tinggi. Dapat terbentuk pada daerah magmatisme bersifat basa.

6. Dolomite CaMg(CO3)2, Mineral ini menunjukkan warna putih-pink, sistem kristal heksagonal, belahan sempurna, pecahan subkonkoidal, kilap kaca, cerat putih. Terbentuk dari proses hidrotermal pada suhu yang rendah berupa urat, juga dapat terbentuk pada lingkungan laut akibat proses dolomitisasi batugamping dan proses metamorfik (dolostone protoliths).

7. Epidote Ca2Al2(Fe3+;Al)(SiO4)(Si2O7)O(OH), Mineral ini menunjukkan warna hijau, sistem kristal monoklin, belahan jelas 2 arah, pecahan tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan bentuk prismatik. Terbentuk pada temperatur 900 10000 C, terbentuk akibat proses metamorphisme pada fasies green schist dan glaucophane schist dan hidrotermal (propylitic alteration). Proses magmatik sangat jarang menghasilkan mineral ini.

8. Garnet X3Y2(SiO4)3, Mineral ini menunjukkan warna hijau gelap atau merah gelap, sistem kristal rhombic dodekahedron, belahan tidak sempurna, pecahan konkoidal dan menunjukkan kenampakan tabular. Terbentuk pada suhu 1600 18000 C, dapat terbentuk pada zona kontak magmatic plutons dengan temperatur yang tinggi, yaitu pada mineralisasi skarn. Selain itu juga dapat terbentuk akibat proses metamorfisme. Lingkungan terbentuknya pada daerah magmatisme.

9. Heulandite (Ca,Na)2-3Al3(Al,Si)2Si13O3612H2O, Mineral ini menunjukkan warna putih pink, sistem kristal monoklin, belahan 1 arah, pecahan subkonkoidal tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada suhu 600 7000 C, akibat proses alterasi dari vitrik tuff dan proses hidrotermal berupa urat pada basalt, gneiss dan schist. 10. Illite (K,H3O)(Al,Mg,Fe)2(Si,Al)4O10[(OH)2,(H2O)], Mineral ini tidak berwarna (bening), dan sebagian menunjukkan warna putih-abu-abu, sistem kristal monoklin, belahan 1 arah sempurna, kilap lemak, bersifat elastis dan menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada suhu 700 8000 C, hasil dari proses magmatisme khususnya batuan beku dalam yang kaya akan alumina dan silika (pegmatit dan granit), dapat merupakan hasil proses metamorfik (mudrock sediment) dan hasil alterasi dari feldspar.

11. Kaolinite Al2Si2O5(OH)4, Mineral ini menunjukkan warna putih, sistem kristal monoklin, belahan sempurna, kilap mutiara. Terbentuk akibat adanya proses pelapukan dari mineral yang kaya Al dan hasil proses alterasi dari mineral yang kaya Al dapat terbentuk pada daerah danau.

12. Laumontite Ca(AlSi2O6)24H2O, Mineral ini menunjukkan warna putih abu-abu pink, sistem kristal monoklin, belahan 3 arah, pecahan rata, kilap mutiara, cerat putih dan menunjukkan bentuk elongated prismatik. Terbentuk pada suhu 600 7000 C, akibat proses hidrotermal yang mengisi rongga-rongga pada batuan beku, batuan sedimen dan metamorf.

13. Microcline (KAlSi3O8), Mineral ini menunjukkan warna putih-hijau, sistem kristal triklin, belahan 2 arah, pecahan tidak rata, kilap kaca-mutiara, cerat putih dan menunjukkan bentuk prismatik. Terbentuk pada suhu 7000 C, akibat proses magmatik yang menghasilkan plutonic rock yaitu pegmatit, proses metamorfik dengan temperatur yang rendah yaitu pada gneiss dan schist dan proses hidrotermal.

14. Montmorillonite (Na,Ca)0.33(Al,Mg)2(Si4O10)(OH)2nH2O, Mineral ini menunjukkan warna putih abu-abu, sistem kristal monoklin. Terbentuk pada daerah beriklim tropis yang merupakan hasil alterasi dari feldspar pada batuan yang miskin silika. Hasil dari pelapukan glass volkanik dan tuff dari proses hidrotermal.

15. Zeolite Na2Al2Si3O10-2H2O, Mineral ini menunjukkan warna abu-abu putih, sistem kristal monoklin, belahan sempurna 3 arah, pecahan tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan bentuk elongated-prismatik. Terbentuk pada temperatur 600 7000 C, akibat proses hidrotermal yang mengisi urat dan rongga pada batuan beku dan proses metamorpisme burial.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Agar praktikan dapat memerikan setiap mineral yang ada pada batuan saat praktikum lapangan.2. Agar praktikan dapat mengetahui mineral-mineral yang khas dalam pembentukan batuan beku dan batuan sedimen.IV. PEMBAHASAN1. Stop Site 1

Pada stop site pertama ini praktikum mengamati sebuah singkapan batuan beku basalt di daerah kemrajem dengan koordinat GPS E 190 16669, S 07 352841. Pengamatan dilaksanakan pukul 09.00 10.00 WIB dengan cuaca cerah.Batuan basalt adalah jenis batuan beku yang tersusun atas mineral Plagioklas, Amphibole, dan Piroksen.

A. Plagioklas

Plagiklas adalah salah satu mineral penyusun batuan beku basalt dengan jumlah mineral dalam batuan kurang lebih 20%, mineral plagioklas memiliki beberapa sifat fisik antara lain adalah Mineral plagioklas memiliki warna putih; bentuk mineral masive; mempunyai kekerasan 6; memiliki kilap kaca (vitreous); belahan mineral sempurna dalam dua arah; pecahan plagioklas adalah even; dan memiliki gores berwarna putih.B. Amphibole

Amphibole adalah mineral penyusun batuan basalt dengan jumlah mineral dalam batuan kurang lebih 40%, mineral amphibole memiliki beberapa sifat fisik antara lain adalah Amphibole memiliki warna hitam; bentuk mineral prismatik pendek; kekerasan 5-6; memiliki kilap kaca sampai tanah; mempunyai belahan sempurna dalam dua arah; pecahan mineral uneven; dan memiliki warna gores hitam.C. Piroksen

Mineral piroksen adalah salah satu mineral penyusun batuan basalt, jumlah mineral dalam batuan kurang lebih 40%, mineral piroksen memiliki beberapa sifat fisik antara lain adalah piroksen memiliki warna hitam; bentuk prismatik panjang; kekerasan mineral 6; kilap mineral mutiara; memiliki belahan sempurna; pecahan mineral uneven; dan warna gores mineral adalah hitam.2. Stop Site 3

Pada stop site ketiga ini praktikum mengamati sebuah singkapan batuan sedimen gamping di daerah desa kalisari dengan koordinat GPS, S 7 39' 534" ; E 109 26' 323". Pengamatan dilaksanakan pukul 11.30 13.30 WIB dengan cuaca cerah.

Batuan gamping adalah jenis batuan sedimen yang sebagian besar tersusun atas mineral kalsit.A. KalsitKalsit adalah mineral yang sangat dominan dalam batuan gamping, jumlah mineral dalam batuan kurang lebih 80%, kalsit memiliki beberapa sifat fisik antara lain adalah mineral kalsit memiliki warna putih; bentuk mineral masive; kekerasan kalsit 3 skala mohs; mempunyai belahan sempurna dalam dua arah; pecahan mineral konkoidal; dan warna gores mineral adalah putih.Kristal Hexagonal, mineral batuan karbonat yang lebih stabil, biasanya merupakan hablur kristal yang bagus dan jelas. Dijumpai sebagai hasil dari rekristalisasi Aragonite, serta sebagai semen pengisi ruang antar butir dan rekahan. Sangat umum dijumpai dalam batugamping. (http://earthfactory.wordpress.com/2009/06/14/komposisi-kimia-dan-mineralogi-batuan-karbonat/)3. Stop Site 4

Pada stop site keempat ini praktikum mengamati sebuah singkapan batuan beku andesit, dan terdapat pula mineral zeolite yang berada di daerah desa mangun kuning dengan koordinat GPS, S 7 41' 239" ; E 109 24' 42,26". Pengamatan dilaksanakan pukul 14.00 15.00 WIB dengan cuaca cerah.

Batuan andesit adalah jenis batuan beku yang tersusun atas mineral plagioklas, amphibole, piroksen, dan kuarsa.

A. Plagioklas

Plagiklas adalah salah satu mineral penyusun batuan beku andesit dengan jumlah mineral dalam batuan kurang lebih 20%, mineral plagioklas memiliki beberapa sifat fisik antara lain adalah Mineral plagioklas memiliki warna putih; bentuk mineral masive; mempunyai kekerasan 6; memiliki kilap kaca (vitreous); belahan mineral sempurna dalam dua arah; pecahan plagioklas adalah even; dan memiliki gores berwarna putih.

B. Amphibole

Amphibole adalah mineral penyusun batuan beku andesit dengan jumlah mineral dalam batuan kurang lebih 30%, mineral amphibole memiliki beberapa sifat fisik antara lain adalah Amphibole memiliki warna hitam; bentuk mineral prismatik pendek; kekerasan 5-6; memiliki kilap kaca sampai tanah; mempunyai belahan sempurna dalam dua arah; pecahan mineral uneven; dan memiliki warna gores hitam.

C. Piroksen

Mineral piroksen adalah salah satu mineral penyusun batuan beku andesit, jumlah mineral dalam batuan kurang lebih 30%, mineral piroksen memiliki beberapa sifat fisik antara lain adalah piroksen memiliki warna hitam; bentuk prismatik panjang; kekerasan mineral 6; kilap mineral mutiara; memiliki belahan sempurna; pecahan mineral uneven; dan warna gores mineral adalah hitam.

D. Kuarsa

Kuarsa adalah mineral penyusun batuan beku andesit dengan jumlah mineral dalam batuan kurang lebih 20%, mineral kuarsa memiliki beberapa sifat fisik antara lain adalah Mineral ini berwarna putih transparan; bentuk mineral masive; kekerasan kuarsa 7 skala mohs; kilap mineral kaca (vitreous); kuarsa tidak memiliki belahan tetapi memiliki pecahan yaitu konkoidal; warna gores mineral adalah putih.

Mineral kuarsa mempunya komposisi senyawa gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O. Mineral ini berwarna putih bening atau warna lain tergantung pada senyawa pengotornya; kekerasan mineral 7 (skala mohs); berat jenis 2,65; titik lebur mineral kuarsa 17150 C, bentuk kristal hexagonal, panas spesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12-1000 C. (http://tekmira.esdm.go.id/data/pasir kwarsa/potensi)E. Mineral ZeolitePada setop site keempat ini terdapat mineral Zeolite, mineral zeolit terbentuk pada temperatur 600 7000 C, akibat proses hidrotermal yang mengisi urat dan rongga pada batuan beku dan proses metamorpisme burial. Mineral zeolite memiliki beberapa sifat fisik yaitu mineral ini berwarna hitam, abu-abu, dan putih; kekerasan mineral 4 - 5,5; mempunyai belahan sempurna tiga arah; pecahan mineral uneven; dan memiliki warna gores putih.Kelompok mineral zeolit terdapat dalam rongga batuan beku, dalam jumlah yang sangat sedikit pada jalur batu galian. Kelompok mineral zeolit merupakan senyawa silikat dari aluminium, kalium, natrium, kalsium, barium, dan stronsium, dan mengandung air. Menghablur dalam sistem reguler, tetragonal, rombus, atau monoklin dan hampir selalu tidak berwarna atau putih. Biasanya menghablur secara baik dan sering sebagai pengisi rongga, berserabut radial. Berkilap kaca dan berkilap mutiara pada belahannya. Kekerasannya berkisar antara 4 dan 5,5, berat jenis 1,9 - 2,5. (Kusumoyudo, Wasito. Mineralogi Dasar. Bandung: Binacipta.1978.)V. KESIMPULAN1. Pada stop site satu ini terdapat batuan beku basalt yang tersusun atas mineral plagioklas, amphibole, dan piroksen, batuan beku basalt ini yang berasal dari aktivitas vulkanik yang terendapkan dalam tanah dalam waktu yang cukup lama, sehingga singkapan batuan beku ini membentuk perbukitan yang landai2. Pada stop site ketiga terdapat pegunungan karst yang terbentuk oleh batuan gamping, batuan gamping merupakan batuan karbonatan yang sebagian besar tersusun atas mineral kalsit.3. Pada stop site empat terdapat sebuah singkapan batuan beku andesite, batuan beku ini tersusun atas mineral plagioklas, amphibole, piroksen, dan kuarsa, di stop site ini juga terdapat mineral zeolite mineral ini terbentuk pada temperatur 600 7000 C, akibat proses hidrotermal yang mengisi urat dan rongga pada batuan beku dan proses metamorpisme burial.

VI. DAFTAR PUSTAKAKusumoyudo, Wasito. Mineralogi Dasar. Bandung: Binacipta.1978.Sumber lain: http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/zeolit_sebagai_mineral_serba_guna/http://earthfactory.wordpress.com/2009/06/14/komposisi-kimia-dan-mineralogi-batuan-karbonat/http://firdaus.unhalu.ac.id/?p=595

http://freelander09.wordpress.com/2009/07/24/mineral-mineral-alterasi/