fiks pembahsan
TRANSCRIPT
F. Pembahasan
Pada praktikum taksonomi tumbuhan tingkat rendah kali ini, kami mengamati
beberapa objek, yaitu lichen, jamur pada tempe, jamur pada oncom dan jamur merang.
Pada lichen, kami mengamati lapisan-lapisan yang menyusun tubuh pada lichen.
Sedangkan pada kelompok fungi (jamur), kami mengamati hifa, sporangium,
gametangium dan bentuk lainnya yang menyusun struktur fungi ini.
Pada lichen ini terdapat simbiosis antara alga dan fungi. Alga menyediakan makanan
bagi fungi. Sianobakteri pada lichen akan memfiksasi nitrogen dan menyediakan nitrogen
organik. Fungi menyediakan lingkungan fisik yang sesuai untuk pertumbuhan bagi alga.
Lichen sendiri tersusun dengan lapisan-lapisan yang terdiri dari lapisan hifa jamur yang
sangat dominan, dan lapisan alga yang berwarna hijau yang terletak di bawah korteks atas.
Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial sebagai organ
reproduksi. Sedangkan pada korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines), fungsi
rhizines untuk melekatkan liken di batu-batuan dan ranting serta berguna untuk
mengabsorbsi makanan. Serta terdapat soredia, soredia adalah kumpulan hifa kecil dengan
alga yang tertanam didalamnya, dimana berfungsi sebagai reproduksi aseksual. Pada saat
kami melakukan pengamatan menggunakan mikroskop dan kami bandingkan dengan
referensi yang kami dapat, kami menemukan struktur lapisan alga dan lapisan hifa fungi
yang terlihat kurang jelas. Bentuk lainnya seperti soredia dan rhizines kami belum bisa
menemukannya. Kesulitan saat mengamati lichen ini, ketika memotong horizontal
menggunakan gabus untuk dijadikan preparat, struktur lichen yang tidak lebar dan
keterbatasan waktu untuk mengamati lichen ini. Kami juga tidak bisa membedakan jenis
satu lichen dengan jenis lichen yang lainnya.
Pengamatan jamur pada tempe, berwarna putih karena pertumbuhan miselium
(anyaman hifa) jamur yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang
memadat. Hifa jamur tempe terlihat seperti kapas dan tidak bersekat berarti mengandung
banyak inti dan disebut senositikmemilki. Tahapan seksual dalam badan buah
makroskopik, atau askokarpus. Gametangium adalah hasil fusi hifa (+) dengan hifa (-)
sebagai tanda reproduksi seksualnya. Proses reproduksi Rhizopus sp. dalam bentuk
zygospora diawali dengan dua gametangia, melebur kemudian akan berkembang menjadi
zigot, selanjutnya dindingnya akan menebal dan berubah menjadi zygospora. Pengamatan
yang kami lakukan, kami mendapati gambar berupa sporangium dan sporangiophore
(tangkai sporangium) seperti pada sumber referensi yang kami dapat. Tetapi kami tidak
menemukan bentuk gamengatangium yang strukturnya sedikit membengkak. Kami
kesulitan menemukan gambar anatomi jamur rhizopus secara kesuluruhan. Terutama pada
gametangiumnya, hal ini kami duga karena umur jamur rhizopus ini masih sangat muda,
sehingga memungkinkan belum mengadakan reproduksi seksual.
Pada pegamatan jamur yang ada dioncom. Hifa bersekat. Pembiakan secara vegetative
dengan konidia. Konidianya ini yang berwarna kuning kemerah-merahan di permukaan
oncom. Kami belum bisa menemukan askospora dan askokarpnya. Askospora adalah alat
perkembangbiakan secara generative dari jamur golongan ascomycetes. Askospora
dibentuk di dalam askus. Askus-askus dilindungi tubuh buah yang disebut askokarp.
Pengamatan pada mikroskop, kami hanya menemukan serabut-serabut hifa fungi. Struktur
anatomi yang lain seperti pada referensi yang kita dapat, tidak bisa kita dapatkan. Kami
mengalami kesulitan saat membuat preparat. Setelah dicoba berkali-kali dan waktu yang
sangat terbatas, maka dari itu kita hanya bisa mendapatkan gambar tumpukan hifa fungi
saja.
Pada jamur merang, jamur ini terlihat sangat jelas bentuknya
dibandingkan dengan jamur pada temped an oncom. Jamur ini memiliki
volva atau cawan berwarna cokelat muda yang awalnya merupakan
selubung pembungkus tubuh buah saat masih stadia telur. Hifa jamur
merang bersekat. Secara makroskopik, jamur ini mempunyai basidiocarp (tubuh buah)
yang terbentuk di luar pada ujung atau sisi basidium, berbentuk seperti payung atau
lembaran yang berlekuk. Pada bagian bawah tudung, ditemukan lembaran-lembaran yang
merupakan tempat terbentuknya basidium yaitu alat reproduksi generatif berupa sel
haploid penghasil spora untuk golongan Basidiomycetes Namun, Pada
pengamatan ini kami tidak menemukan basidiospora. Seperti yang
kami bandingkan dengan referensi yang kami dapat, yang terlihat
hanyalah sel-sel yang menumpuk dan tidak terlihat hifa atau pun spora.
Hal ini dikarenakan kami kesulitan untuk membuat preparat yang tipis,
sehingga hasil yang diperoleh terlihat seperti ini. Berdasarkan referensi
gambar basidiospora pada jamur merang sebagai berikut: terdapat
basidium yang menghasilkan 4 basidiospora sterigmata yang berfungsi
untuk menyangga spora pada ujung basidium. Basidium dihasilkan dari
pembelahan karogami pada proses meiosis. Spora merupakan alat
perkembangbiakan jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Jamur Basidiomycotina.. uad.ac.id/maykomarawati/files/.../ Volvariella - volvacea e-
ppt.ppt. Diakses pada 19 Okt 2012, pukul 14.31 WIB
Anonim. Subdivision Basidiomycotina.
http://hiddenforest.co.nz/fungi/class/basidiomycotina.htm. Diakses pada 19 Oktober
2012, pukul 16.21 WIB
Campbell. N. A.et all. 2003. Biologi jilid II (Terjemah). Jakarta: Erlangga
Hidayat, Muhammad Agung. FERMENTASI ASAM LAKTAT OLEH Rhizopus oryzae.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46291/G06mah.pdf?
sequence=1Diakses pada 20 Oktober 2012, pukul 20.21 WIB
Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS