edukasi ima
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Edukasi Ima
1/9
Penyuluhan persiapan pasien pulang
Tujuan :
1. Mempertahankan gaya hidup sehat
2. Meyakinkan kepatuhan pasien berobat
3. Mendidik pasien dan keluarga tentang Penyakit jantung korone
4. Memotivasi pasien dan keluarga melakukan aktifitas secara bertahap hinggamencapai aktifitas sebelumnya.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan yang diberikan adalah mengajak pasien dan keluarga untuk
mengubah gaya hidup yang sehat agar tidak terjadi infark berulang.
Gaya hidup
Pasien yang pernah mengalami M secara khusus diberikan pemahaman untuk
memperbaiki kualitas hidupnya dan untuk mencegah terjadinya M berulang dengan
berhenti merokok! memilih makanan sehat! melakukan aktifitas fisik sesuai
kemampuan. Menurunkan atau menghindari obesitas penting untuk pencegahanprimer. "engan perubahan gaya hidup seperti ini keperluan untuk penggunaan terapi
seumur hidup dapat dihindari.
#erhenti merokok
Merokok dapat merusak transportasi oksigen sedangkan pada pasien paska M perlu
sediaan oksigen yang baik. "engan berhenti merokok dan menghindakan didi sebagai
perokok pasif diharapkan dapat memelihara dan mmemenuhi kebutuhan oksigen
dengan baik
Melakukan pemilihan makanan sehat
Peran keluarga penting dalam tanggung ja$ab untuk membeli dan menyiapkan
makanan. %njuran diet yan diperlukan pasien adalah mengurangi konsusmsi lemak
jenuh atau konsumsi kolesterol kurang dari 3&& mg'hari! meningkatkan konsumsi
sayur ! gandum atau buah segar ( )&& gr'hari! mengurangi asupan kalori bila perlu
menurunkan berat badan! mengurangi konsumsi garam dan alcohol bila ada tekanan
darah tinggi.
Meningkatkan aktifitas pasien dengan memulai rehabilitasi dini paska M
Memberikan pemahan pada pasien dan keluarga pentingnya aktifitas fisik secara
bertahap. %ktifitas yang dilakukan dapat memperlancar aliran darah sehingga
tmencegah terjadinya aliran gangguan kolateral. *elain itu dengan aktifitas fisik energi
terbakar sehingga membantu menurunkan berat badan dengan aktifitas pula dapat
mempengaruhi tonus otot abdomen sehingga dapat merangsang peristaltik dan
konstipasi dapat dihindari. Menurunkan berat badan
+besitas dapat meningkatkan tahanan perifer dan beban jantung serta meningkatkan
kerentaran faktor , faktor lain seperti infeksi. -ntuk itu penting bagi pasien paska M
menurunkan berat badan dengan melakukan aktifitas fisik sehingga lemak yang ada
dalam tubuh dapat berkurang sehingga menurunkan resiko terjadinya plague arteri.
Mengontrol ekanan "arah
-
7/25/2019 Edukasi Ima
2/9
/ipertensi menyebabkan peningkatan tahanan perifer yang merusak intima arteri dan
menyebabkan arterosklerosis. "engan mengontrol tekanan darah diharapkan dapat
menurunkan resiko terjadi infark ulang.
Mengontrol gula darah
Mengotrol gula darah memiliki efek positif pada penyakit mikrovaskuler diabetes dan
komplikasi lainnya. "alam hal ini derajat hiperglikemia berkaitan dengan peningkatanresiko aterosklerosis. Penderita diabetes mempunyai resiko lebih tinggi infark ulang
dibanding yang nondiabetes.
erapi farmakologi
Pasien dan keluarga perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya disiplin dalam
pengobatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. %dapun obat , obat
yang perlu dikonsumsi adalah 0
a. %spirin 5 3&& mg' hari6! atau ticlopidin bila tidak dapat mentolerir aspirin
b. Penyekat #eta yang dapat menurunkan resiko terjadi infark berulang
c. %78 pada penderita dengan gejala gagal jantung pada saat terjadi infark akut
atau disfungsi sistolik ventrikel kiri yang persisten fraksi ejeksi 9 4&:6d. %ntikoagulan paska nfark Miokard untuk pasien , pasien dengan resiko
tromboemboli! termasuk mereka yang mengalami infark miokard luas! anurisma
atau thrombus ventrikel kiri! takiaritmia paroksismal! gagal jantung kronis dan
yang memiliki ri$ayat tromboemboli.
e. Penurun ;ipid. Pada pasien dengan kadar kolesterol tinggi sebaiknya diberikan
golongan statin sedang pada kadar ;"; normal dan ;"; rendah diberikan
golongan fibrat.
Rehabilitasi Jantung pada Infark Miokard
ujuan dari suatu rehabilitasi jantung adalah untuk meminimalisasi efek samping secarafisiologis maupun psikologis dari penyakit jantung! untuk menurunkan angka meninggal
mendadak! infark ulangan! untuk mengurangi gejala penyakit jantung! untuk
menstabilkan atau memutar balikkan proses atherosklerosis! dan mengembalikan
status psikologis penderitanya. "alam pelaksanaan rehabilitasi jantung diarahkan oleh
dokter! tetapi pelaksanaannya dapat dilakukan oleh berbagai praktisi profesional
kesehatan. 1!)
-
7/25/2019 Edukasi Ima
3/9
hingga dibutuhkan penjelasan lebih lanjut pada fase5fase beikutnya.
Fase II : fase segera setelah keluar dari rumah sakit
Puncak kecemasan terjadi pada saat atau sesaat setelah pulang dari rumah sakit.
Perencanaan yang buruk pada fase ini sering berakibat pasien tidak dalam dukungan
yang baik. #eberapa masalah yang bersifat mengancam ji$a! seperti iskemi miokard
yang berulang! munculnya gejala gagal jantung! dan terkadang aritmia jantung dapat
mengacaukan program rehabilitasi. Program tim rehabilitasi jantung yang tertata baik
dapat meminimalisasi kecemasan! dan memberikan tanggapan yang tepat untuk setiap
kondisi spesifik yang disebutkan sebelumnya. ase ini biasanya dijalankan selama 2 ,
3 bulan.
Fase III : fase formal program rehabilitasi terstruktur
Program5program rehabilitasi paling banyak dipersiapkan untuk fase ini. #erbagai
keahlian khusus seperti fisioterapi! latihan fisiologi! ahli farmasi! ahli diet! pera$at
jantung dan psikologi klinis dapat dipergunakan untuk program modifikasi gaya hidup.
#anyak program yang difokuskan untuk latihan fisik! yang dipergunakan untukmeningkatkan kesegaran fisik dan gaya hidup sehat secara umum. api yang sangat
disayangkan! banyak program yang tertunda hingga >5) minggu setelah kejadian
insiden jantung. 8dukasi pasien dan latihan rehabilitasi fisik progresif paling ideal
dimulai sesaat setelah fase . ase ini biasanya dijalankan > 5 12 bulan.
Fase I : fase perawatan jangka panjang
*etelah mele$ati intervensi formal pada fase ! maka fase ini memfokuskan pada
pera$atan jangka panjang seumur hidup untuk menjaga gaya hidup sehat! dan
menghindari kemunduran dari target5target yang sebelumnya telah tercapai! seperti
tingkat tingkat kesegaran fisik! mempertahankan berat badan! dan melanjutkan stop
merokok. #anyak penelitian menunjukkan kesulitan dalam pelaksanaan pera$atanjangka panjang.14!1>
-
7/25/2019 Edukasi Ima
4/9
dapat dimulai setelah 4 , > hari! dan lebih aman 1 , 2 minggu setelah infark myokard.
?omplikasi dari aktifitas terhadap infark miokard mencakup ruptur jantung! terbentuknya
aneurysma! perluasan daerah infark! gagal jantung dan aritmia. *ebelum
dilaksanakannya latihan fisik harus dilakukan seleksi terlebih dahulu untuk
kontraindikasi latihan fisik. 1>
Protokol pelaksanaan latihan fisik rehabilitasi jantung pada penderita paska infark
myokard bersifat submaksimal atau dibatasi terhadap keluhan. Protokol submaksimal
memiliki hasil akhir yang telah ditentukan! yaitu denyut jantung maksimal 12& denyut
per menit atau & : dari perkiraan denyut jantung maksimal! atau setinggi M8s. es
yang dibatasi gejala dibentuk untuk terus melaksanakan latihan hingga munculnya
tanda dan gejala yang memaksa dihentikannya tes! protokol yang paling sering
dipergunakan adalah modified #ruce! modified @aughton dan #ruce standar. 3
abel 1. ?ontraindikasi untuk tes ;atihan isik 1A
nfark Myokard %kut
%ngina Pectoris tidak stabil8mboli paru
hrombus intrakardiak
%orta stenosis sedang5 berat
%ritmia ventrikel yang tidak tekontrol
%neurysma ventrikel yang mambesar 7/ yang tidak terkontrol
Perikarditis atau myookarditis akut
"iabetes yang tidak terkontrol
Penyakit sistemik akut atau demam
*tress emosional yang signifikan
ekanan darah diastolic B12& mm/g atau tekanan darah sistolik B2&& mm/g
Rehabilitasi Pasien Rawat Jalan
*etelah dipulangkan dari pera$atan! pasien akan menjalani program rehabilitasi
selanjutnya yang disusun oleh tim rehabilitasi profesional. Program pada tahap ini
mencakup fase dan fase ! di mana dalam pelaksanaannya melingkupi latihan fisik!
perubahan faktor resiko dan perubahan gaya hidup. Pada fase ini program juga
disesuaikan dengan hasil evaluasi a$al! dan dalam perjalanannya juga disesuaikan
dengan perkembangan pasien. 1>
!atihan Fisik
;atihan fisik didefinisikan sebagai mempertahankan kebiasaan beraktifitas fisik! pada
tingkatan yang lebih berat dari yang biasanya dikerjakan. *elama latihan fisik didapati
beberapa kompensasi kardiovaskular! sebagai tanggapan dari rangsangan yang
muncul. Pusat pengendalian system kardiovaskular yang terletak di medulla
ventrolateral akan memberikan respon terhadap rangsangan dari sentral maupun
periferal.
-
7/25/2019 Edukasi Ima
5/9
rangsangan periferal dihasilkan oleh mekanoreseptor otot! sendi dan sistem pembuluh
darah6! kemoreseptor otot dan sistem pembuluh darah6 serta baroreseptor sistem
pembuluh darah6. ;atihan fisik akan meningkatkan denyut nadi secara cepat melalui
rangsangan pada otot mekanoreseptor dan penekanan respon vagal! selanjutnya
rangsangan simpatis dan katekolamin juga akan berperan. si sekuncup juga akan
mengalami peningkatan karena meningkatnya darah balik dan pengaruh langsung dari
neurohormonal. Peningkatan denyut jantung dan isi sekuncup tentunya akan diikuti
dengan peningkatan curah jatung! dan pengisian dari ventrikel. 3!1
Program latihan fisik dapat disusun untuk meningkatkan kekuatan otot! katahanan otot!
ataupun performa dinamis. ;atihan sometrik melibatkan pembentukan tegangan otot
terhadap tahanan dengan pergerakan yang minimal atau tanpa pergerakan. Meski
latihan ini meningkatkan massa otot tetapi tidak memberikan manfaat terhadap jantung.
;atihan isometrik lebih meningkatkan tekanan terhadap jantung daripada peningkatan
aliran ke jantung! aliran tidak dapat banyak meningkat karena adanya tekanan yang
lebih tinggi pada aktifitas otot. ;atihan dinamik! atau latihan isotonik! melibatkanpergerakan banyak otot yang berirama! dan membutuhkan peningkatan curah jantung!
ventilasi dan oksigen. =enis latihan seperti ini secara umum menyebabkan perubahan
pada jantung . 7ontoh latihan dinamik adalah bersepeda! jogging! lari! renang! dan
lainnya. *etiap latihan aerobik harus jeli mempertimbangkan jenis latihan! durasi!
intensitas dan frekuensi. ;atihan yang baik dilakukan dengan frekuensi 3 , kali
seminggu! dengan durasi 3& , >& menit dan intensitas setidaknya & : dari
kemampuan maksimal mengambil oksigen tiap individu dan menghabiskan setidaknya
3&&& kkal setiap sesinya.
ujuan dari dilakukannya latihan fisik paska infark miokard adalah untuk menilai kapasitasfungsional! menentukan jenis latihan yang diberikan! evaluasi perlunya modifikasi pengobatan!
menentukan prognosa dan perlu tidaknya dilakukan intervensi. %ritmia ventrikel yang tidak
terlihat pada istirahat dapat muncul pada saat latihan.
-
7/25/2019 Edukasi Ima
6/9
denyut jantung dan tonus vagal
*ebelum dimulainya latihan fisik! harus dilakukan terlebih dahulu evaluasi a$al! untuk menilai
ri$ayat medis! pemeriksaan fisik! faktor resiko! 8?G serta konseling untuk menentukan resiko
dari pasien dan formula rehabilitasi yang paling tepat. #entuk dari latihan fisik merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan untuk dapat mencapai manfaat dari latihan fisik yang teratur.aktor5faktor penyusun yang harus dipertimbangkan adalah frekuensi! intensitas! durasi! jenis
latihan dan kemajuan perkembangan. Peningkatan acupan oksigen baru dapat diperoleh
secara maksimal bila latihan dinamis dilakukan selama 15>& menit! tiga hingga lima kali dalam
seminggu! dengan intensitas & , )&: dari kemampuan maksimalnya! dan juga tidak
melupakan $aktu singkat untuk pemanasan dan pendinginan. ?euntungan fisiologis mulai
muncul setelah latihan selama 1 bulan hingga lebih dari satu tahun! meski latihan fisik
merupakan fenomena khusus di mana tidak ada batas yang jelas kapan latihan akan mulai
memberikan manfaat.
8valuasi latihan fisik kembali mempertimbangkan faktor frekuensi! jenis latihan! dan
intensitasnya. ntensitas dari latihan harus disesuaikan pada setiap individu! dan merupakan
seni dari pengaturan latihan. Pengaturan program latihan ini juga bergantung dengan faktor5
faktor dari pasien sendiri! seperti apa tujuan yang ingin dicapainya! status kesehatannya! gejala
yang ada dan status kesehatan sebelumnya.
Pada tahun 1A&5an penelitian menunjukkan angka mortalitas dan morbiditas pada saat
rehabilitasi latihan fisik sebesar 4 kejadian per 1&.&&& latihan. "ata yang dimiliki sekarang telah
mengalami banyak kemajuan dibanding 4& tahun yang lalu! dengan sebuah studi terhadap
1.A14 tes latihan fisik dalam periode 1> tahun menunjukkan angka komplikasi telah turun
hingga &.) per 1&.&&& latihan! di mana perlakuan berjalan sebagai proses pendinginan
dianggap memberi andil besar untuk hal ini. ranklin dkk. pada 1AA menunjukkan rendahnya
angka morbiditas 2.1 per 1&.&&&6 dan mortalitas &.3 per 1&.&&&6! kemudian menggaris ba$ahiapakah diperlukan seorang dokter untuk selalu mengontrol dan menga$asi latihan fisik. 1! 1)
Patofisiologi faktor yang berperan dalam penentuan prognosis adalah! 16 jumlah miokard yang
masih viable dan 26 jumlah miokard yang mengalami gangguan. #erbagai prosedur dapat
dipergunakan untuk menilai prognosis dan uji latihan merupakan salah satunya! meski
belakangan uji latihan fisik sudah mulai ditinggalkan karena mudahnya akses ke laboratorium
kateterisasi.
#eberapa faktor yang harus diperhatikan pada saat latihan fisik untuk dipergunakan sebagai
prediktor antara lain!
16 * depresi!
26 * elevasi!
36 Munculnya %ritmia!
46 ?apasitas latihan!
6 ;atihan memicu %ngina
-
7/25/2019 Edukasi Ima
7/9
>6
-
7/25/2019 Edukasi Ima
8/9
iskemik! di mana hanya penderita dengan kadar ;"; yang tinggi saja mendapatkan manfaat
dari konsumsi alkohol.
Faktor Psikologis
Pasien dengan keterlibatan daerah infark miokard yang lebih luas cenderung memiliki tingkat
depresi yang lebih tinggi! di samping itu rasa cemas murni yang tidak dipengaruhi luasnya infarkjuga dapat berperan. ingkat depresi dan kecemasan berhubungan langsung dengan fungsi
jantung dan prognosis! karenanya setiap tim medis harus bersikap a$as terhadap tiap tanda
kecemasan dan depresi pada tiap pasien. "epresi merupakan manifestasi langsung dari reaksi
psikososial terhadap infark miokard! dijumpai pada 13 5 1A : penderita infark miokard.
?ecemasan dan depresi yang terjadi dapat terjadi berhubungan dengan masalah finansial!
hubungan seksual! kemampuan aktifitas fisik atau kurangnya daya konsentrasi. ?ondisi ini
menimbulkan rasa takut akan perceraian! kehilangan! ataupun pengangguran. *ecara klinis
kondisi ini juga dihubungkan dengan peningkatan resiko mortalitas! angina! aritmia! pera$atan
ulangan! dan melanjutkan merokok. Manajemen stress dilakukan dengan penggunaan tehnik5
tehnik kognitif yang spesifik! seperti tes memerintahkan diri sendiri! uji kognitif! dan'atau
penggunaan beberapa strategi khusus untuk menanggulangi stress. "i samping itu didapati
juga beberapa strategi yang tidak spesifik! seperti edukasi! konseling! serta perubahan faktor
resiko seperti merokok dan menghindari rasa marah.
Masalah
Meski rehabilitasi jantung telah terbukti banyak memberikan manfaat pada penderita paska
infark miokard! angka keberhasilan dan keuntungan dari latihan fisik secara langsung
bergantung dengan jumlah latihan yang sebenarnya dijalankan oleh pasien. %ngka kepatuhan
dalam menjalankan instruksi latihan fisik mencapai )&: 3 bulan sepulangnya dari pera$atan! 1
tahun sesudahnya menurun hingga 4 , >&: dan pada 4 tahun semakin menurun hingga 3& ,
:. /asil ini menyerupai data lainnya di mana partisipasi sebesar )&: pada 2 bulan dan
menurun tajam hingga 13: setelah 3 tahun. "ata ini tentu saja sangat mengece$akan! dan
memerlukan perhatian khusus.
"ata dari %merika *erikat menunjukkan hanya 3&: penderita yang tetap patuh menjalankan
rehabilitasi sesuai instruksi. #eberapa populasi khusus ternyata rentan untuk tidak menjalani
rehabilitasi seperti pada $anita! usia tua B> tahun6! tidak berkulit putih dan penderita yang
tidak ditanggung asuransi. aktor penghalang lainnya adalah rendahnya rujukan ke rehabilitasi!
kurangnya motivasi pasien! asuransi yang tidak mencakup pelayanan rehabilitasi dan
keterbatasan geografi atau kesulitan dalam mencapai unit rehabilitasi. 13! 2! 2)
#eberapa pilihan yang tersedia untuk meningkatkan kepatuhan adalah adanya kontrol dari tim
ahli! membentuk program latihan yang nyaman untuk menghindari frustasi dan rasa fisik tidaknyaman! menggunakan variasi termasuk permainan untuk menghindari kebosanan!
menggabungkan kegiatan dengan acara sosial lainnya! menghubungi kembali pasien yang
absen! melibatkan keluarga pasien atau pasangan hidup dalam pelaksanaan dan melibatkan
pasien langsung selaku penga$as diri sendiri untuk memonitor perkembangan.
Kesimpulan
-
7/25/2019 Edukasi Ima
9/9
dalam tata laksana prevensi sekunder paska infark miokard! di mana berbagai perkembangan
rehabilitasi semakin mengokohkan posisinya. *trategi rehabilitasi jantung modern untuk infark
miokard yang dianut sekarang lebih agresif dari periode sebelumnya. *ecara garis besar
rehabilitasi dibagi dalam rehabilitasi dalam masa pera$atan dan sesudah masa pera$atan!
yang dalam pelaksanaannya merupakan sebuah kerja tim yang dibentuk dari berbagai tenaga
professional yang tidak hanya terfokus pada permasalahan medis! tetapi juga masalahpsikologis dan psikososial. Penderita sendiri beserta keluarganya juga diberi peran yang lebih
aktif dalam program rehabilitasi! dengan program yang disesuaikan dengan latar belakang
masing5masing individu. "i samping semua kemajuan yang sudah diperoleh! dalam teknis
pelaksanaannya masih didapati beberapa masalah serius yang menghalangi! seperti kurangnya
rujukan ke unit rehabilitasi! keterbatasan dalam tenaga ahli rehabilitasi! keterbatasan dalam
fasilitas rehabilitasi dan tingkat kepatuhan penderita yang masih rendah.