tugas politik hukum ima

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapatkan kekuatan dan semangat baru dengan disahkannya Undang- undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Naja (2008) menyebutnya sebagai “roh baru” dalam pembangunan pendidikan. Di samping itu, disahkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 di atas juga membawa konsekuensi atau implementasi terhadap pendidikan, termasuk terhadap guru. Di antara konsekuensi atau implementasi itu, misalnya terkait dengan pasal 40 pada undang-undang ini yang menyatakan bahwa pendidik (termasuk guru) dan tenaga kependidikan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual. Kekuatan dan semangat penyelenggaraan pendidikan juga makin bertambah dengan telah diundangkannya Undang-undang

Upload: wawan-sanjaya

Post on 28-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Politik Hukum

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Politik Hukum Ima

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapatkan kekuatan dan

semangat baru dengan disahkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Naja (2008) menyebutnya sebagai

“roh baru” dalam pembangunan pendidikan. Di samping itu, disahkannya Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 di atas juga membawa konsekuensi

atau implementasi terhadap pendidikan, termasuk terhadap guru. Di antara konsekuensi

atau implementasi itu, misalnya terkait dengan pasal 40 pada undang-undang ini yang

menyatakan bahwa pendidik (termasuk guru) dan tenaga kependidikan berhak

memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil

kekayaan intelektual.

Kekuatan dan semangat penyelenggaraan pendidikan juga makin bertambah

dengan telah diundangkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang ini dianggap bisa menjadi payung

hukum unuk guru dan dosen tanpa adanya perlakuan yang berbeda antara guru negeri

dan swasta. Meskipun di beberapa bagian masih sangat hangat diperbincangkan dan

menjadi perdebatan yang sangat seru, undang-undang ini secara gamblang dan jelas

mengatur secara detail aspek-aspek yang selama ini belum diatur secara rinci, misalnya

kedudukan, fungsi dan tujuan dari guru, hak dan kewajiban guru, kompetensi, dan lain-

lain.

Page 2: Tugas Politik Hukum Ima

Sampai saat ini, beberapa kenyataan atau fenomena berikut banyak dihadapi

guru, sebagai bukti bahwa mereka belum sepenuhnya memperoleh perlindungan profesi

yang wajar. Penugasan guru yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya.

Pengangkatan guru, khususnya guru bukan PNS untuk sebagian besar belum didasari

atas perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama. Pembinaan dan pengembangan

profesi serta pembinaan dan pengembangan karir guru belum sepenuhnya terjamin.

Adanya pembatasan dan penyumbatan atas aspirasi guru untuk memperjuangkan

kemajuan pendidikan secara akademik dan profesional. Bayaran gaji atau honorarium

guru banyak yang tidak wajar. Di samping itu, masih sering kita lihat arogansi terhadap

guru, misalnya oleh oknum pemerintahan, masyarakat, orang tua, bahkan siswa. Mutasi

guru sering berlangsung secara tidak adil dan atau semena-mena. Pemberian sanksi

tindakan disiplin terhadap guru karena guru berbeda pandangan dengan kepala

sekolahnya. Guru yang menjadi korban karena bertugas di wilayah konflik atau di

sekolah yang rusak (Administrator, 2008).

Fenomena nyata dikemukakan oleh Nugroho (2008) yang mengutip berita dalam

Kompas edisi 29 Juli 2008, bahwa perlindungan hukum terhadap guru belum dilakukan

sepenuhnya. Salah seorang guru yang juga Sekretaris Jenderal Federasi Guru

Independen (FGI), Iwan Hermawan, dijatuhi sanksi disiplin oleh Wali Kota Bandung

karena bersikap kritis terhadap penyelenggaraan pendidikan, termasuk dalam

penyelenggaraan ujian nasional. Sebelumnya, pada kasus Kelompok Air Mata Medan

dan Forum Guru Garut, mestinya guru mendapatkan apreasiasi karena keberaniannya

melaporkan adanya indikasi kecurangan dalam ujian nasional tetapi yang diterima

bukan penghargaan, melainkan sanksi berupa dikurangi jam mengajar, bahkan ada

Page 3: Tugas Politik Hukum Ima

dipecat. Hery Nugroho juga mengutip berita Suara Merdeka edisi 26 Mei 2008, seorang

guru dicopot dari jabatannya gara-gara kuliah S2 di UGM.

Dalam situs resmi Kompas (http://cetak.kompas.com/) edisi 17 Juli 2008 juga

dikemukakan bahwa perlindungan hukum terhadap guru, baik oleh pemerintah,

yayasan, maupun organisasi profesi guru, dirasakan masih rendah. Akibatnya, posisi

guru seringkali lemah saat berhadapan dengan pemerintah atau yayasan ketika memiliki

kasus atau memperjuangkan hak-hak mereka. Hal itu terungkap dalam pertemuan

pimpinan Pengurus Besar PGRI periode 2008-2013 dengan media massa di Jakarta,

pada 16 Juli 2008. Menurut Sulistyo, Ketua Umum PB PGRI, Pemerintah atau yayasan

memosisikan dirinya lebih tinggi dari guru sehingga menimbulkan sikap sewenang-

wenang terhadap profesi guru. Sulistyo mengaku, PGRI sebagai organisasi profesi guru

yang beranggotakan 1,6 juta guru pegawai negeri dan swasta di seluruh Indonesia

selama ini juga lemah dalam memberikan perlindungan hukum kepada guru yang

bermasalah.

Uraian di atas memberi gambaran kepada kita bahwa masih begitu banyak

permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan, dalam hal ini berkaitan dengan

perlindungan hukum terhadap guru. Permasalahan-permasalahan di atas perlu segera

mendapatkan perhatian dari banyak pihak, baik pemerintah (termasuk penegak hukum),

legislatif, sekolah, masyarakat, maupun guru itu sendiri. Mengingat banyaknya

permasalahan yang ada, dalam makalah ini permasalahan yang akan dibahas meliputi

makna profesi dan profesionalisme guru serta tinjauan yuridis perlindungan bagi guru

dalam profesinya.

Page 4: Tugas Politik Hukum Ima

B. Rumusan Masalah

Aspek Politik Hukum dari Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen?

Page 5: Tugas Politik Hukum Ima

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) mengartikan profesi sebagai bidang

pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb.) tertentu.

Istilah profesional berarti: 1) bersangkutan dengan profesi; 2) memerlukan kepandaian

khusus untuk menjalankannya; 3) mengharuskan adanya pembayaran untuk

melakukannya (lawan amatir). Menurut UU tentang Guru dan Dosen pada pasal 1 ayat

4, yang dimaksud profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi. Guru sebagai sebuah profesi telah ditetapkan dalam

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini

dipertegas lagi dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Pada bab XI pasal 39 ayat (2) Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

dinyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa seorang guru profesional

adalah guru yang bekerja dengan keahlian, kemahiran atau kecakapan menurut

bidangnya. Dengan pekerjaannya itu, guru mendapatkan penghasilan yang dapat

Page 6: Tugas Politik Hukum Ima

menjamin kehidupannya. Muhibbudin (2008) menegaskan bahwa seorang guru perlu

memiliki kemampuan khusus, yaitu kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh

orang lain yang bukan guru. Cooper (dalam Muhibbudin, 2008) mengatakan “A

teacher is person charged with the responsibility of helping others to learn and to

behave in new different ways”.

Istilah profesionalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) adalah

mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang

profesional. Dengan demikian, profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kualitas

dan tindak tanduk yang menggambarkan ciri profesi guru atau guru yang profesional.

B. Tinjauan Yuridis Perlindungan bagi Guru dalam Profesinya

Abduhzen (2008) mengemukakan bahwa sebagai sebuah profesi, dalam bekerja

guru memerlukan jaminan dan perlindungan perundang-undangan dan tata aturan yang

pasti. Hal ini sangat penting agar mereka selain memperoleh rasa aman, juga memiliki

kejelasan tentang hak dan kewajibannya, apa yang boleh dan tidak boleh mereka

lakukan, serta apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan pihak lain kepada mereka,

baik sebagai manusia, pendidik, dan pekerja.

Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secara

keseluruhan pada dasarnya merupakan jaminan dan perlindungan bagi guru dan dosen

dalam menjalankan profesinya. Secara eksplisit dan khusus, perlindungan bagi guru

yang dimaksud di atas termaktub dalam pasal 39.

Dalam pasal 39 Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

dikemukakan:

Page 7: Tugas Politik Hukum Ima

(1) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan

pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan

tugas.

(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perlindungan

hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan

kerja.

(3) Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup

perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan

diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik,

orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.

(4) Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup

perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar,

pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan

pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan

tugas.

(5) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja,

kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan

lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.

Berdasarkan bunyi pasal 39 di atas, kategori perlindungan terhadap guru dalam

melaksanakan tugas atau profesinya meliputi perlindungan hukum, perlindungan

profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Perlindungan bagi guru ini

Page 8: Tugas Politik Hukum Ima

wajib diberikan -- baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama -- oleh pemerintah,

pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, atau satuan pendidikan.

Pada pasal sebelumnya, yakni pasal 14 ayat (1), dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan, guru berhak memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan

hak atas kekayaan intelektual (butir c). Di samping itu, guru juga berhak memperoleh

rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas (butir g). Pasal ini juga

menambah kejelasan mengenai hal-hal terkait perlindungan bagi guru dalam profesinya.

Menurut Yakup (2008), kendati secara konsepsional Undang-undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah merumuskan lingkup perlindungan terhadap

guru meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja, namun secara yuridis-normatif konsep perlindungan

tersebut mengandung kelemahan, belumlah konkrit, tuntas, dan operasional atau

aplikatif. Kelemahan konsep perlindungan terhadap guru dapat dijelaskan sebagai

berikut. Dalam rumusan pasal 39 ayat (2) dan (3) tercakup perlindungan terhadap tindak

kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari

pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain. Bila

mengacu pada teori keberlakuan norma hukum (Gebiedsleer) dari Logemann dapat

dianalisis sebagai berikut.

Menyangkut wilayah (Ruimtegebied) keberlakuan, wilayah keberlakuan

perlindungan meliputi seluruh Indonesia, karena UU ini berlaku secara nasional.

Page 9: Tugas Politik Hukum Ima

Menyangkut personalnya (Personnengebied), subyek yang melindungi adalah

pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan satuan pendidikan;

obyek yang dilindungi adalah guru.

Menyangkut waktu (Tijdsgebied) perlindungan, kapan perlindungan dimulai dan

kapan berakhir. Hal ini tidak dijelaskan oleh pasal 39 ayat (2). Apakah perlindungan

hanya sebatas melaksanakan tugas mengajar dalam kelas, dalam lingkungan sekolah,

atau melekat selama yang bersangkutan berstatus sebagai guru?

Menyangkut urusan yang dilindungi (Zaakgebied), perlindungan yang dimaksud

hanya menyangkut guru sebagai obyek. Pasal 39 ayat (2) dan (3) tidak mengakomodir

perlindungan terhadap guru sebagai pelaku tindak kekerasan, diskriminasi, atau lainnya.

Dengan demikian, secara normatif, pasal 39 ayat (2) dan (3) dalam Undang-undang

tentang Guru dan Dosen tidak melindungi guru manakala guru menjadi pelaku tindak

pidana.

Selanjutnya menurut Yakup (2008), dengan mengacu pada pendapat Friedmann

(Legal Substance, Legal Structure, dan Legal Culture), suatu norma hukum baru efektif

kalau norma tersebut ditopang oleh dua aspek lain, yaitu infrastruktur/lembaga

penegaknya dan budaya hukumnya. Masalahnya, siapa yang bertugas menegakkan

pasal 39 ayat (2) dan (3) Undang-undang tentang Guru dan Dosen di atas? Selanjutnya,

bagaimana mekanisme (due process) perlindungan itu? Dari perspektif budaya hukum,

masyarakat Indonesia memang sudah terpola untuk memberi penghormatan terhadap

guru. Namun, penghormatan tersebut belumlah berarti memberikan perlindungan.

Page 10: Tugas Politik Hukum Ima

Perlindungan profesi serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja juga

dapat dianalisis dengan cara seperti di atas. Khusus menyangkut perlindungan profesi

sebagaimana dimaksud pada pasal 39 ayat (2) dan (4), hal-hal yang perlu mendapat

perhatian khusus dan tindak lanjut adalah menyangkut pembatasan dalam

menyampaikan pandangan dan pelecehan terhadap profesi guru. Perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja guru juga perlu mendapatkan perhatian khusus.

Pasal-pasal dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen memerlukan peraturan implementatif yang lebih rinci. Beberapa kasus yang

terjadi berkaitan dengan perlindungan terhadap guru dalam profesinya memerlukan

klarifikasi atau penjelasan hukum dalam penyelesaiannya. Undang-undang ini menurut

Abduhzen (2008) perlu diderivasi hingga ke tingkat prosedural penanganan kasus. Hal

ini sangat penting mengingat guru juga menjadi subjek dan objek hukum pidana dan

perdata, undang-undang ketenagakerjaan, dan undang-undang antiterosisme.

PGRI, sebagai salah satu organisasi profesi guru, telah, sedang, dan akan terus

berjuang untuk membantu guru, termasuk membantu memberikan perlindungan bagi

guru dalam profesinya. Dalam situs resmi Kompas (http://cetak.kompas.com/) edisi 17

Juli 2008 diberitakan bahwa berdasarkan amanat Kongres PGRI XX Tahun 2008 di

Palembang, PGRI akan membuka posko pengaduan guru dengan menyediakan lembaga

konsultasi dan bantuan hukum yang dapat diakses di nomor 021-3841121. Di samping

itu, perlindungan hukum terhadap guru, salah satunya, diwujudkan dengan

menyerahkan guru yang diadukan atau diinformasikan menyimpang kepada dewan

kehormatan organisasi profesi guru terlebih dahulu. Jika terdapat unsur-unsur pidana,

Page 11: Tugas Politik Hukum Ima

organisasi profesi guru itu meneruskan laporan ke penyidik sesuai dengan ketentuan

hukum yang berlaku.

Berdasarkan permasalahan guru yang terjadi, Direktorat Profesi Pendidik

bekerjasama dengan LKBH-PGRI Pusat dan Cabang LKBH-PGRI melakukan beberapa

upaya untuk keperluan sosialisasi, konsultasi, advokasi, mediasi, dan/atau bantuan

hukum kepada guru. LKBH PGRI ini bertindak aktif memberikan perlindungan hukum

bagi guru, baik diminta maupun tidak diminta, melaksanakan tugas perlindungan

hukum sesuai dengan akad kerjasama, menyebarluaskan informasi dalam rangka

meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban guru, dan memberi nasihat kepada

guru yang membutuhkan (Kompas,cetak.com, 2008). Beberapa kepengurusan PGRI di

daerah sudah mulai membentuk LKBH-PGRI ini dan melaksanakan aktivitas

perlindungan bagi guru dalam profesinya, khususnya mengenai perlindungan hukum

bagi guru.

Mengutip Baedhowi (2008), hak asasi manusia, termasuk hak-hak guru,

merupakan hak dasar yang secara koderati melekat pada diri manusia, bersifat universal

dan langgeng. Oleh karena itu, hak-hak manusia, termasuk hak-hak guru harus

dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas

oleh siapapun. Di samping itu, perlindungan hukum bagi guru (Rudy, 2008) menjadi

sangat signifikan agar guru dapat menjalankan perannya tidak hanya sebagai pengajar

tetapi juga sebagai pendidik. Hal ini memberi pengertian bahwa perlindungan guru

dalam profesinya memerlukan upaya dan perjuangan yang sungguh-sungguh dan

berkelanjutan.

Page 12: Tugas Politik Hukum Ima

BAB III

PENUTUP

Makna profesi dan profesionalisme guru dijelaskan sebagai berikut. Profesi

berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu. Profesionalisme

adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang

yang profesional. Dengan demikian, profesionalisme guru dapat diartikan sebagai

kualitas dan tindak tanduk yang menggambarkan ciri profesi guru atau guru yang

profesional.

Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secara

keseluruhan pada dasarnya merupakan jaminan dan perlindungan bagi guru dan dosen

dalam menjalankan profesinya. Perlindungan bagi guru termaktub dalam pasal 39,

meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan

dan kesehatan kerja. Undang-undang ini telah merumuskan lingkup perlindungan

terhadap guru namun secara yuridis-normatif konsep perlindungan tersebut

mengandung kelemahan, belumlah konkrit, tuntas, dan operasional atau aplikatif.

Beberapa pasal dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen memerlukan peraturan implementatif yang lebih rinci. Beberapa kasus yang

terjadi berkaitan dengan perlindungan terhadap guru dalam profesinya memerlukan

klarifikasi atau penjelasan hukum dalam penyelesaiannya. PGRI, sebagai salah satu

organisasi profesi guru, telah, sedang, dan akan terus berjuang untuk membantu guru,

termasuk membantu memberikan perlindungan bagi guru dalam profesinya.

Page 13: Tugas Politik Hukum Ima
Page 14: Tugas Politik Hukum Ima

Daftar Pustaka

A. BUKU - BUKU

Baedhowi. 2008. Perlindungan Guru dalam Konteks Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen[1].

Muhibbuddin. 2008. Guru sebagai Jabatan Profesional. http://www.muhibbudin.wordpress.com/ diakses pada 21 November 2008.

Naja, A. Hakam. 2008. UU Guru dan Dosen: Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan.

Nugroho, Hery. 2008. Perlindungan Hukum bagi Guru. http://trisnowlaharwetan.net/?p=32 diakses pada 21 November 2008.

Rudy. 2008. Memperkuat Peran Organisasi Profesi dalam Perlindungan Hukum Bagi Guru.

Yakup, Bahrul Ilmi. 2008. Perlindungan Hukum terhadap Guru dalam Melaksanakan Profesi (Suatu Kajian Eksploratif).

Media Group, Jakarta, 2010. Abduhzen, Mohammad. 2008. Makna Profesionalitas yang Melekat pada Guru. Makalah pada Seminar Sehari Implementasi Perlindungan Hukum terhadap Guru dalam Profesinya tanggal 12 Juli 2008 di Indralaya Ogan Ilir.

B. PERATURAN

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

C. LAIN - LAIN

Administrator. 2008. Perlindungan Profesi bagi Guru. http://ditpropen.net/index.php?option=%20com_content&task=view&id=45&Itemid=1 diakses pada 28 November 2008.

Makalah pada Seminar Sehari Implementasi Perlindungan Hukum terhadap Guru dalam Profesinya tanggal 12 Juli 2008 di Indralaya Ogan Ilir.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

http://www.jakartateachers.com/8574.html%20diakses%20pada%2029%20November%202008.

Page 15: Tugas Politik Hukum Ima

http://www.edukasi.net/artikel/artikel_files/UU%20Guru,%20Hakam%20Naja.doc%20diakses%20pada21 November 2008.

http://rechtboy.wordpress.com/2008/06/26/memperkuat-peran-organisasi-profesi-dalam-perlindungan-hukum-bagi-guru/ diakses pada 29 November 2008.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/17/01060620/perlindungan.hukum.terhadap.guru.rendah diakses pada 21 November 2008.