case reports ikm ima

43
CASE REPORTS DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF DALAM LAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP SEORANG ANAK 3 TAHUN DENGAN PNEUMONIA DENGAN PENDEKATAN HL BLUM Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Disusun oleh Siti Romawati 01.210.6279 Pembimbing : dr. Muhammad Hidayanto

Upload: bagus-ayu-purnamasari

Post on 20-Feb-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Case Reports Ikm ima

TRANSCRIPT

Page 1: Case Reports Ikm ima

CASE REPORTSDIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF DALAM LAYANAN

KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP

SEORANG ANAK 3 TAHUN DENGAN PNEUMONIA

DENGAN PENDEKATAN HL BLUM

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Disusun oleh

Siti Romawati

01.210.6279

Pembimbing :

dr. Muhammad Hidayanto

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2015

Page 2: Case Reports Ikm ima

HALAMAN PENGESAHAN

DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF DALAM LAYANAN

KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP

SEORANG ANAK 3 TAHUN DENGAN PNEUMONIA

DENGAN PENDEKATAN HL BLUM

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Siti Romawati 012106279

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim penilai

Puskesmas Halmahera Semarang.

Semarang, Oktober 2015

Disahkan Oleh:

Pembimbing Kepala Puskesmas Halmahera

Tri Astuti, Amk dr. Muhammad Hidayanto

Mengetahui,

Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

dr. Tjatur Sembodo ,

Page 3: Case Reports Ikm ima

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Page 4: Case Reports Ikm ima

DAFTAR TABEL

Page 5: Case Reports Ikm ima

DAFTAR GAMBAR

Page 6: Case Reports Ikm ima

DAFTAR LAMPIRAN

Page 7: Case Reports Ikm ima

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan

Kasus Diagnosis Holistik Dan Terapi Komprehensif Dalam Layanan Kedokteran

Keluarga Terhadap Seorang Anak 3 Tahun Dengan Pneumonia Dengan Pendekatan

Hl Blum.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan

kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu

kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Mohammad Yuliyanto, selaku Kepala Puskesmas Halmahera yang telah

memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan

Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Halmahera, Semarang.

2. Ibu Tri Astuti , selaku pembimbing Bidang MTBS di Puskesmas Halmahera yang

telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan

Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Halmahera, Semarang.

3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Halmahera atas bimbingan dan

kerjasama yang telah diberikan.

Kami menyadari sepenunhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami sangat

berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus laporan kasus Diagnosis

Holistik Dan Terapi Komprehensif Dalam Layanan Kedokteran Keluarga Terhadap

Seorang Anak 3 Tahun Dengan Pneumonia Dengan Pendekatan HL Blum dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Oktober 2015

Page 8: Case Reports Ikm ima

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pneumonia adalah penyakit menular yang merupakan penyebab utama

kematian pada balita yang didefinisikan sebagai infeksi akut yang mengenai jaringan

paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada balita seringkali bersamaan dengan

terjadinya proses infeksi akut pada bronkus yang disebut bronchopneumonia. Menurut

data WHO, pada tahun 2007 diperkirakan terdapat 1,8 juta kematian akibat

pneumonia atau sekitar 20% dari total 9 juta kematian pada anak Di kawasan

ASEAN, Indonesia menempati peringkat ke-4 tertinggi kematian balitanya dan

berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskedas) tahun 2007 pneumonia merupakan

penyebab kematian kedua pada balita setelah diare.

Secara Nasional cakupan penemuan kasus pneumonia berdasarkan profil

kesehatan Indonesia mengalami fluktuasi. Pada tahun 2009 yaitu 29,1% dan

mengalami kenaikan di tahun 2010 yaitu 23,00%, kemudian kembali mengalami

sedikit kenaikan pada tahun 2011 sebesar 23,98%, dan mengalami sedikit penurunan

pada tahun 2012 menjadi 23,42%. Sejak tahun 2009 sampai 2012, cakupan penemuan

pneumonia tidak pernah mencapai target nasional, termasuk target tahun 2012 yang

sebesar 80%. Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah penemuan dan penanganan

penderita pneumonia juga mengalami fluktuasi yaitu di tahun 2009 sebesar 25,96%,

meningkat secara signifikan pada tahun 2010 yaitu 40,63%, pada tahun 2011 angka

penemuan dan penanganan penderita pneumonia menurun drastis menjadi 25,5%,

sedangkan pada tahun 2012 juga menurun sebesar 24,74% dengan jumlah kasus yang

ditemukan sebanyak 64.242 kasus. Angka ini masih sangat jauh dari target Standar

Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2010 (100%). (4) Di Kota Semarang pneumonia

Page 9: Case Reports Ikm ima

termasuk dalam 10 besar penyakit yaitu menempati urutan ke-2 setelah penyakit

jantung hipertensi.

Target Millenium development Goal (MDG) 4 adalah menurunkan angka

kematian pada balita pada tahun 2015 dua pertiga dari tahun 1990. Salah satu upaya

menurunkan angka kematian balita adalah dengan menurunkan angka kematian balita

akibat pneumonia sebagai penyebab utama kematian pada balita. Agar target ini

tercapai, diperlukan upaya pengendalian pneumonia pada balita yang komprehensif,

inovatif dan terpadu dengan melibatkan semua faktor terkait.

Berdasarkan data rekapitulasi kasus Pneumonia, maka penulis tertarik untuk

lebih mendalami Diagnosis Holistik Dan Terapi Komprehensif Dalam Layanan

Kedokteran Keluarga Terhadap Seorang Anak 3 Tahun Dengan Pneumonia Dengan

Pendekatan HL Blum.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana diagnosis Holistik Dan Terapi Komprehensif Dalam Layanan

Kedokteran Keluarga Terhadap Seorang Anak 3 Tahun Dengan Pneumonia Dengan

Pendekatan HL Blum?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai diagnosis Holistik Dan Terapi

Komprehensif Dalam Layanan Kedokteran Keluarga Terhadap Seorang Anak

3 Tahun Dengan Pneumonia Dengan Pendekatan HL Blum.

2. Tujuan Khusus

Page 10: Case Reports Ikm ima

a) Untuk memperoleh informasi mengenai faktor perilaku yang

mempengaruhi terjadinya Pneumonia.

b) Untuk memperoleh informasi mengenai faktor lingkungan yang

mempengaruhi terjadinya Pneumonia.

c) Untuk memperoleh informasi mengenai faktor pelayanan kesehatan

yang mempengaruhi terjadinya Pneumonia.

d) Untuk memperoleh informasi mengenai faktor kependudukan yang

mempengaruhi terjadinya penyakit Pneumonia.

e) Untuk memberikan solusi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya Pneumonia.

D. MANFAAT

1) Bagi Masyarakat

a) Masyarakat mengetahui mengenai pneumonia

b) Masyarakat mengetahui manfaat perilaku hidup bersih dan sehat

c) Masyarakat mengetahui tentang kesehatan lingkungan

d) Membangun kesadaran masyarakat tentang pencegahan terhadap

kejadian pneumonia

2) Bagi Mahasiswa

a) Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang ada di

lapangan.

b) Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai penemuan

masalah sampai pembuatan plan of action.

c) Sebagai media yang menambah wawasan pengetahuan tentang ilmu

kesehatan masyarakat.

d) Sebagai media yang dapat mengembangkan ketrampilan sebagai

dokter.

e) Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang ilmu

kesehatan masyarakat pada tataran yang lebih lanjut.

BAB II

Page 11: Case Reports Ikm ima

ANALISA SITUASI

A. CARA PENGAMATAN DAN WAKTU PENGAMATAN

Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap aspek perilaku, lingkungan

dan pelayanan kesehatan. Aspek Perilaku dan lingkungan dilakukan diamati dengan

melakukan kunjungan rumah pasien di Kledung Bunti 311 RT 4/1 Karang Turi,

sedangkan informasi mengenai aspek pelayanan kesehatan diperoleh dari wawancara

terhadap kader posyandu RW 1 kelurahan Karang Turi.

Waktu pengamatan:

1) Sabtu, 17 Oktober 2015 pukul 15.00 WIB

2) Rabu, 22 Oktober 2015 pukul 13.00 WIB

B. HASIL PENGAMATAN

1. Anamnesis Holistik

a Aspek 1 Personal

Keluhan Utama Batuk

Harapan Sembuh sehingga pasien tidak rewel lagi dan

tidak kambuh lagi.

Kekhawatiran Sakit yang dialami bertambah parah sehingga

pasien tidak dapat aktif lagi seperti biasa.

b Aspek 2 Anamnesis Medis Umum

ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dikeluhkan batuk sejak tiga hari sebelum datang ke

Puskesmas. Batuk dirasakan hilang timbul, tanpa disertai dahak.

Batuk sampai menyebabkan pasien rewel hingga suli tidur. Nenek

pasien mengatakan munculnya batuk tidak tentu waktunya, tidak

Page 12: Case Reports Ikm ima

dipengaruhi pagi/siang/sore maupun suhu dan paparan debu

sebelumnya pasien mengkonsumsi permen hot hot pop pada siang

harinya lalu malam harinya pasien mulai batuk sehingga sulit tidur.

Pasien juga dikeluhkan demam sejak 7 hari yang lalu. Demam

dirasakan naik turun, tidak menggigil. Nenek pasien menyebutkan

awalnya demam hanya dirasakan semlenget pada tubuh pasien, tapi

sejak 3 hari SMRS demam menjadi agak tinggi tapi suhu tubuh pasien

saat demam tidak pernah diukur. Ibu pasien menyangkal adanya

kesulitan bernapas (-), hidung pasien kembang kempis (-), dada

pasien tertarik ke dalam saat batuk (-). BAB dan BAK dalam batas

normal.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat batuk pilek (+), demam (+) sebelumnya diakui

- Riwayat rawat inap (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

- Keluhan serupa (-)

- Batuk lama di keluarga (-).

- Tante pasien yang tinggal satu rumah saat ini sedang menderita

batuk pilek

Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Kontrasepsi

- Ibu pasien mengandung pasien saat usia 35 tahun dan melahirkan

saat usia kehamilan 9 bulan. Anak ini merupakan anak yang

diharapkan karena sebelumnya pasangan ini mempunyai 2 orang

anak laki-laki.

- Selama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami perdarahan

Page 13: Case Reports Ikm ima

maupun mengidap penyakit lainnya. ANC dilakukan sebanyak

10x di puskesmas halmahera. Konsumsi obat-obatan maupun

jamu selama hamil (-). Pasien lahir normal, langsung menangis,

ditolong oleh bidan di RSUD Ketileng dengan berat lahir 2600

gram karena saat hendak melahirkan Puskesmas Halmahera

sedang di renovasi. Ibu pasien mengatakan bahwa bayi nya tidak

pernah mengalami kebiruan pada kulit (-) dan kuning (-).

- Riwayat keguguran (-), perdarahan selama kehamilan (-).

- Riwayat kontrasepsi: Ibu pasien menggunakan kontrasepsi suntik

3 bulan selama ± 10 tahun. Saat ini tidak menggunakan

kontrasepsi apapun.

Riwayat Sosial Ekonomi

Ayah Pasien bekerja sebagai karyawan tidak tetap di Rumah Makan

sebagai koki, sedangkan Ibu Pasien bekerja sebagai karyawan di salah

satu Pusat Perbelanjaan di Semarang. Penghasilan Ayah tidak tetap

setiap hari nya berkisar antara sedangkan penghasilan ibu. Kakek

pasien bekerja sebagai buruh dengan penghasilan bersih kurang lebih

sebesar Rp. 30.000,- perhari, sedangkan nenek pasin tidak bekerja

karena mengurus cucu-cucu di rumah. Keluarga mengaku penghasilan

yang ada sekarang kurang untuk kebutuhan rumah tangga tetapi

berusaha menyiasati supaya kebutuhan pokok terpenuhi. Kebutuhan

makan anggota keluarga setiap harinya dicukupi oleh kakek dan nenek

pasien, sedangkan untuk kebutuhan pasien lainnya dicukupi oleh ayah

dan ibu pasien. Untuk sarana transportasi kakek pasien menggunakan

sedangkan ayah dan ibu pasien menggunakan

Page 14: Case Reports Ikm ima

c Aspek 3 Kondisi Internal

Riwayat Imunisasi

- Hepatitis : o bulan

- BCG : 1 bulan 2 minggu

- Polio : 1 bulan 2 minggu, 2 bulan, 3 bulan 1 minggu, 4

bulan 1 minggu

- DPT : 2 bulan, 3 bulan 1 minggu, 4 bulan 1 minggu

- Campak : 9 bulan 1 minggu

Perilaku Kesehatan

Pasien merupakan anak perempuan yang baru berusia 3 tahun

dimana pada usia ini rentan terkena berbagai penyakit, aspek perilaku

pasien yang belum dapat merawat kebutuhan diri sendiri serta aspek

Gaya hidup menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat

ini.

d Aspek 4 Kondisi Eksternal

Orang tua pasien kurang memiliki pengetahuan mengenai

Pneumonia dan penyakit infeksi saluran pernafasan lainnya, serta

faktor resiko dan pencegahannya. Orang tua pasien mengira keluhan

yang dialami pasien hanya batuk biasa karena pasien sering mengalami

keluhan tersebut. Tetapi orang tua pasien juga khawatir karena mereka

harus tetap bekerja setiap hari sehingga tidak bisa menjaga pasien

sepanjang hari. Oleh karena itu, pasien dijaga oleh neneknya di rumah

neneknya tersebut. Selain itu, keluarga juga memiliki pengetahuan

serta penerapan kurang mengenai rumah sehat dan perilaku hidup

bersih dan sehat, termasuk kebiasaan ayah yang merokok. Nenek

Page 15: Case Reports Ikm ima

pasien selalu memasak sendiri makanan yang dikonsumsi oleh pasien

dan juga anggota keluarga lainnya setiap harinya. Menu yang disajikan

adalah nasi dengan lauk yang bervariasi antara tahu, tempe, telur dan

terkadang ikan. Keluarga ini sangat jarang mengkonsumsi daging.

e Derajat fungsional

Derajat fungsional : 4 (empat)

ANAMNESIS KELUARGA

Genogram

keterangangabar:

: Laki-laki

: Perepuan

: Pasienperepuan

: Laki-lakiriwayatpengobatanTB

Bentuk dan struktur keluarga

Fase kehidupan keluarga

Identifikasi fungsi keluarga

Risiko-risiko internal keluarga

Keluarga pasien terdiri dari seorang ayah, ibu dan tiga orang

70

65

Page 16: Case Reports Ikm ima

anak yang masih tinggal menumpang di rumah kakek dan nenek

pasien bersama dengan anak dan cucu kakek dan nenek lainnya

dimana pada keadaan ini rentan terkena berbagai penyakit akibat

penghuni rumah yang terlalu padat dan tidak sesuai dengan luas

bangunan, serta aspek kebiasaan keluarga pasien menjadi aspek resiko

bagi penyakit yang dialaminya saat ini.

Risiko-risiko eksternal keluarga

Perilaku kesehatan lingkungan

Kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar mengenai

Pneumonia dan penyakit infeksi saluran pernafasan lainnya, serta

faktor resiko dan pencegahannya, kurangnya pengetahuan serta

penerapan keluarga mengenai rumah sehat dan perilaku hidup bersih

dan sehat, termasuk kebiasaan para laki-laki di sekitar tempat

tinggalnya yang merokok menjadi faktor resiko dari aspek lingkungan

dan perilaku masyarakat bagi penyakit yang dialami pasien saat ini.

Keadaan Lingkungan

Keluarga An. T tinggal di kampong buntu no 311, kelurahan

karang turi, Semarang Timur. Lokasi rumah terletak ± 5 m dari gang.

Batas rumah pasien di sebelah barat adalah dinding rumah tetangga,

sebelah utara adalah dinding rumah tetangga, di sebelah selatan adalah

dinding rumah tetangga. Rumah pasien tidak memiliki halaman

pekarangan rumah. Tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal

mereka sendiri sejak mulai menikah dengan ukuran bangunan 5 x 3

m² dan menghadap ke arah timur. Bangunan rumah ini terdiri dari dua

lantai. Bangunan lantai atas beratapkan asbes dengan lantai kayu,

Page 17: Case Reports Ikm ima

sedangkan lantai bawah beratapkan lantai atas tersusun dari kayu

dengan lantai semen. Rumah berdinding tembok bata yang sudah

dplester dan di cat dengan warna putih. Rumah ini terdiri atas 1 ruang

tamu, 1 buah kamar di lantai bawah, 1 dapur berdekatan dengan

kamar mandi, dan 1 ruangan tanpa sehat di lantai atas sebagai ruang

tidur.

Kamar pertama merupakan kamar tidur nenek pasien, berukuran

2 m x 2 m, tanpa jendela. Penerangan di kamar berasal dari lampu

ruang tamu berukuran 50 watt. Di ruangan tersebut, terdapat sebuah

tempat tidur dengan kasur yang terbuat dari kapuk. Ruang tidur yang

ada di lantai atas digunakan untuk tidur oleh semua anggota keluarga

selain kakek dan nenek pasien, dengan 2 buah jendela yang selalu

terbuka. Dapur rumah pasien terletak di belakang ruang tamu dan

kamar tidur serta berdekatan dengan kamar mandi, berukuran 5 m x 1

m, tidakterdapat beberapa ventilasi. Nenek pasien memasak

menggunakan kompor gas. Tepat disebelah dapur terdapat sebuah

kamar mandi yang biasa digunakan pasien dan keluarganya. Sumber

air bersih untuk air minum didapatkan dari PAM sedangkan untuk

kebutuhan lainnya seperti mandi dan mencuci didapatkan dari sumur

bor. Untuk keperluan minum, biasanya air PAM dimasak lebih dulu

sampai mendidih. Penilaian air minum secara fisik: kualitas air jernih,

tidak berwarna, tidak berbau.

Septik tank terletak 5 m dari sumur. Pasien membuat wadah

pembuangan sampah yang terbuat dari ember bekas berukuran besar

dan diletakkan di tepi gang depan rumahnya yang berjarak 5 m dan

Page 18: Case Reports Ikm ima

7 m dari sumur. Sampah tersebut dikumpulkan setiap hari oleh

petugas sampah. Jika petugas sampah tidak datang, nenek pasien

membuang sampah di tempat pembuangan sampah yang ada di dekat

pasar.

Denah Rumah Pasien

Pelayanan Kesehatan

Skala fungsional keluarga

PEMERIKSAAN FISIK

a. Status present

1) Antropometri :

BB : 12,1 kg TB 91 cm

2) Tanda Vital

Tekanan darah : tidak dilakukan pengukuran

Nadi : 94 x/ menit

RR : 42 x/ menit

Gb. 2.1 Denah Lantai bawah

Gb. 2.1 Denah Lantai atas

tangga

dapur K.mandi

R.tamu K.tidur

2 m1 m

3

m

2

m

K.tidur

Page 19: Case Reports Ikm ima

Temperature : 36,7 0C

b. Status internus

1) Kepala

- Bentuk dan ukuran : mesocephal

- Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

2) Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)

3) Thoraks

- I : bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris

- Pa : stem fremitus +/+

Cor

- Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

- Palpasi : iktus kordis teraba ICS 5 midklavikula sinistra

- Perkusi : redup (+)

- Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo

- Inspeksi : Bentuk simetris, Pergerakan simetris, retraksi

(+) minimal, penggunaan otot bantu intercostal (-),

Pelebaran sela iga (–)

- Palpasi : Pergerakan simetris, Fremitus raba dan vokal

simetris, Provokasi nyeri (–)

- Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru

- Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+, Suara tambahan

rhonki -/-, Suara tambahan wheezing -/-

4) Abdomen :

I : bentuk datar, distensi (-), scar (-), keloid (-)

Page 20: Case Reports Ikm ima

Au : Bising Usus (+) normal

Pa : Turgor normal, Tonus normal, Nyeri tekan (-), Hepar

tidak teraba, Lien tidak teraba, Ginjal tidak teraba

Pe : timpani

5) Muskuloskeletal

Ekstremitas superior Ekstremitas inferior

- Deformitas : (-/-)

- Sendi : edema (-/-), nyeri

tekan (-/-)

- Sianosis : (-/-)

- Kekuatan-tenaga : 5/5

- Akral hangat : +/+

- Deformitas : (-/-)

- Sendi : edema (-/-), nyeri

tekan (-/-)

- Sianosis : (-/-)

- Kekuatan-tenaga : 5/5

- Akral hangat : +/+

6) Saraf : dalam batas normal

7) Kulit : UKK primer (-), UKK sekunder (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Tidak dilakukan

2. Diagnosis Holistik

a Aspek 1 Personal

- Keluhan : Batuk, pilek disertai demam

- Kekhawatiran : sakit bertambah parah

- Harapan : agar bisa bermain kembali

b Aspek 2 Anamnesis Medis Umum

- Diagnosis kerja : penumonia

- Diagnosis Banding:

Page 21: Case Reports Ikm ima

c Aspek 3 Kondisi Internal

Pasien merupakan anak perempuan yang baru berusia 3 tahun

dimana pada usia ini rentan terkena berbagai penyakit, aspek perilaku

pasien yang belum dapat merawat kebutuhan diri sendiri serta aspek

Gaya hidup menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat

ini.

d Aspek 4 Kondisi Eksternal

Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai Pneumonia dan

penyakit infeksi saluran pernafasan lainnya, serta faktor resiko dan

pencegahannya, kurangnya pengetahuan serta penerapan keluarga

mengenai rumah sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk

kebiasaan ayah yang merokok menjadi faktor resiko dari aspek

lingkungan dan perilaku bagi penyakit yang dialami pasien saat ini.

e Aspek 5 Derajat Fungsional

Derajat fungsional : 4

Diagnosis keluarga

a Aspek 1 Personal

- Keluhan : batuk, pilek disertai demam

- Kekhawatiran : sakit yang dialami semakin parah sehingga

tidak dapat aktif seperti biasanya

- Harapan : agar pasien dapat segera sembuh sehingga

tidak rewel lagi dan penyakit tidak berulang kembali

b Aspek 2 Anamnesis Medis Umum

- Diagnosis kerja (klinis) : Pneumonia

- Diagnosis Banding :

Page 22: Case Reports Ikm ima

c Aspek 3 Kondisi Internal

Keluarga pasien terdiri dari seorang ayah, ibu dan tiga orang

anak yang masih tinggal menumpang di rumah kakek dan nenek pasien

bersama dengan anak dan cucu kakek dan nenek lainnya dimana pada

keadaan ini rentan terkena berbagai penyakit akibat penghuni rumah

yang terlalu padat dan tidak sesuai dengan luas bangunan, serta aspek

kebiasaan keluarga pasien menjadi aspek resiko bagi penyakit yang

dialaminya saat ini.

d Aspek 4 Kondisi Eksternal

Kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar mengenai

Pneumonia dan penyakit infeksi saluran pernafasan lainnya, serta

faktor resiko dan pencegahannya, kurangnya pengetahuan serta

penerapan keluarga mengenai rumah sehat dan perilaku hidup bersih

dan sehat, termasuk kebiasaan para laki-laki di sekitar tempat

tinggalnya yang merokok menjadi faktor resiko dari aspek lingkungan

dan perilaku masyarakat bagi penyakit yang dialami pasien saat ini

e Aspek 5 Derajat Fungsional

Derajat fungsional : 5

3. Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

1) Identifikasi Masalah (tuliskan masalah yang ada pada pasien dan

keluarga)

Berdasarkan kasus, seorang ibu datang membawanya cucunya

dengan keluhan bahwa bayinya mengalami demam, batuk sejak 2 hari

yang lalu, nafas cepat lebih dari 42x/menit dan di dapatkan tarikan

pada dinding dada, namun tidak didapatkan bunyi stridor. Pasien

Page 23: Case Reports Ikm ima

pernah di periksakan di tempat pelayanan kesehatan puskesmas

halmahera sebelumnya.

Dalam kasus ini terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi

penyebab timbulnya pneumonia pada anak, yaitu:

1. Lingkungan tempat tinggal pasien yang merupakan daerah padat

penduduk dan kebersihan lingkungan sekitar rumah masih kurang

bersih dimana banyak sampah berserakan dan baju kotor di dalam

rumah.

2. Orang tua jarang membersihkan rumah.

3. Pada bagian belakang rumah ada jendela tapi langsung menghadap

kumpulan sampah.

4. Ibu pasien jarang memberikan asi kepada bayi.

5. Lantai rumah bagian belakang yang masih berupa tanah plester.

6. Dot untuk minum pasien diletakkan sembarangan sehingga

menjadi kurang bersih.

7. Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pencegahan penyakit

pneumonia pada anak.

8. Banyaknya lalat dan sarang tikus di rumah.

9. Ekonomi keluarga yang kurang.

10. Kakek dan paman bayi yang hidup serumah merokok.

11. Bayi lahir dengan kriteria BBLR

4.2. Diagram HL Blum

LINGKUNGAN

Luas rumah ± 3 m x 10 m = 30 m2 yang dihuni oleh 5 orang rumah 6 m2/orang.Kebersihan rumah kurang, banyak tikus bersarang, jarak sumber air bersih dan septik tank kurang dari 10 meter , dan kurangnya kebersihan lantai rumah dan teras rumah yang menjadi tempat bermain pasien. Banyaknya lalat di dalam rumah. Bagian belakang rumah yang masih berupa tanah dan digunakan sebagai tempat membuang sampah. Daerah tempat tinggal yang masih padat penduduk. Banyak cucian menumpuk di dalam rumah. Orang tua membiarkan sarang tikus di dalam rumah.

Page 24: Case Reports Ikm ima

4.3 Prioritas masalah

Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan prioritas

masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon kualitatif dengan 3 Kelompok kriteria :

1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus segera

ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya, semakin mendesak untuk

ditanggulangi.

2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Penderita

Pneumonia anak

GENETIKA/

KEPENDUDUKAN

Ada indikasi keluarga memiliki riwayat

PERILAKU

Minimnya pengetahuan ibu mengenai penyakit pneumonia pada anak. Pasien suka main di lantai yang masih kotor dan di teras rumah. Ada keluarga (paman dan kakeknya) yang merokok aktif. Orang tua jarang membersihkan rumah (<2x sehari). Semua anggota keluarga tidur di 1 tempat. Ibu jarang memberikan ASI kepada balita

PELAYANAN

KESEHATAN

Puskesmas Halmahera kurang aktif

dalam memberikan penyuluhan

Page 25: Case Reports Ikm ima

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran kuantitatif

berapa rupiah, orang dll.

3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari permasalahan. Semakin

berkembang masalah, semakin diprioritaskan.

Metode Hanlon Kualitatif

Tabel 4.1 Kriteria Urgency

No 1 2 3 4 5 TH

1 + + + + 4

2 - - + 1

Page 26: Case Reports Ikm ima

3 - + 1

4 + 1

5 0

TV 0 0 1 2 0

TH 4 1 1 1 0

Total 4 1 2 3 0

Tabel 4.2 Kriteria Seriously

No 1 2 3 4 5 TH

1 + + + + 4

2 + - + 2

3 - + 1

4 - 0

5 0

Page 27: Case Reports Ikm ima

TV 0 0 0 2 1

TH 4 2 1 0 0

Total 4 2 1 2 1

Tabel 4.3 Kriteria Growth

No 1 2 3 4 5 TH

1 + + + + 4

2 + + + 3

3 - - 0

4 + 1

5 0

TV 0 0 0 1 1

TH 4 3 0 1 0

Page 28: Case Reports Ikm ima

Total 4 3 3 2 1

Keterangan :

1 : Ibu yang jarang memberikan ASI.

2 : Ada keluarga yang merupakan perokok aktif.

3 : Tidak memiliki tempat sampah.

4 : Kebersihan rumah yang tidak di jaga.

5 : Terdapat anggota keluarga yang sakit sama dan dapat menular.

Urutan Prioritas Masalah

1 2 3 4 5

U 4 1 2 3 0

S 4 2 1 2 1

G 4 3 3 2 1

Page 29: Case Reports Ikm ima

Total 12 6 6 7 2

Prioitas I III IV II V

Daftar prioritas :

1. Ibu yang jarang memberikan ASI.

2. Kebersihan rumah yang tidak di jaga.

3. Ada keluarga yang merupakan perokok aktif.

4. Tidak memiliki tempat sampah.

5. Terdapat anggota keluarga yang sakit sama dan dapat menular.

2) Perencanaan

No Masalah Intervensi Indikator

Keberhasilan

Sasaran Waktu yang

diperlukan

Coping

Score

3) Intrvensi

a Promotif

Patient centered

Family oriented

Page 30: Case Reports Ikm ima

Community oriented

b Preventif

Patient centered

Family oriented

Community oriented

c Kuratif

Patient centered

1. Sanmol 3 x 1 cth bila panas

2. Ambroxol 3 x 1

3. Cotrimoxasol 3 x 1

Family oriented

Community oriented

d Rehabilitatif

Patient centered

Family oriented

Community oriented

4) Follow up

Page 31: Case Reports Ikm ima

BAB III

PEMBHASAN

Page 32: Case Reports Ikm ima

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN