dk jiwa

33
ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI DENGAR 1. MASALAH UTAMA Gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar II. PROSES TERJADINYA MASALAH A. Pengertian Halusinasi dengar merupakan persepsi sensoriyang salah terhadap stimulus dengar eksternal yang tidak mampu di identifikasi (Beck dan Wiliam, 1980). Halusinasi dengar merupakan adanya persepsi sensori pada pendengaran individu tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata (Stuart dan Sundeen, 1984). B. Tanda dan gejala Prilaku pasien yang teramati adalah sebagai berikut 1. Melirikan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang sedang berbicara. 2. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang berbicara atau kepada benda mati seperti mebel, tembok dll. 3. Terlibat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang tidak tampak. 4. Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab suara. C. Penyebab : Isolasi sosial menarik diri 1. Pengertian Menarik diri merupakan gangguan dengan menarik diri dan orang lain yang di tandai dengan isolasi diri (menarik diri) dan perawatan diri yang kurang.

Upload: lucia-suci

Post on 24-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dk jiwa

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI DENGAR1. MASALAH UTAMAGangguan persepsi sensori: Halusinasi dengarII. PROSES TERJADINYA MASALAHA. PengertianHalusinasi dengar merupakan persepsi sensoriyang salah terhadap stimulus dengar eksternal yang tidak mampu di identifikasi (Beck dan Wiliam, 1980).Halusinasi dengar merupakan adanya persepsi sensori pada pendengaran individu tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata (Stuart dan Sundeen, 1984). B. Tanda dan gejala Prilaku pasien yang teramati adalah sebagai berikut1. Melirikan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang sedang berbicara.2. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang berbicara atau kepada benda mati seperti mebel, tembok dll.3. Terlibat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang tidak tampak.4. Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab suara.C. Penyebab : Isolasi sosial menarik diri1. PengertianMenarik diri merupakan gangguan dengan menarik diri dan orang lain yang di tandai dengan isolasi diri (menarik diri) dan perawatan diri yang kurang.2. Penyebaba. PerkembanganSentuhan,perhatian,kehangatan dari keluarga yang mengakibatkan individu menyendiri, kemampuan berhubungan dengan klien tidak adekuat yang berakhir dengan menarik diri.b. Harga diri rendah3. Tanda dan gejalaTanda gejala menarik diri dapat dilihat dari berbagai aspek antara laina. Aspek fisik1) Penampilan diri kurang.2) Tidur kurang.3) Keberanian kurang.b. Aspek emosi1) Bicara tidak jelas.2) Merasa malu.3) Mudah panik.c. Aspek sosial1) Duduk menyendiri2) Tampak melamun3) Tidak peduli lingkungan4) Menghindar dari orang laind. Aspek intelektual1) Merasa putus asa2) Kurang percaya diriD. Akibat Resiko mencederai orang lain dan diri sendiri1. Pengertian Suatu keadaan dimana seorang individu melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan keselamatan jiwanya maupun orang lain di sekitarnya (Town send, 1994)2. Penyebaba. Halusinasib. Delusi3.Tanda dan gejalaa. Adanya peningkatan aktifitas motorikb. Perilaku aktif ataupun destruktifc. Agresif

IV. MASALAH DAN DATA YANG PERLU DIKAJI A. Data Obyektif . Apakah klien terdapat tanda dan gejala seperti di bawah ini1) Melirikan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang sedang berbicara2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang tidak sedang berbicara atau kepada benda mati seperti mebel,tembok dll3) Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab suara4) Tidur kurang/terganggu5) Penampilan diri kurang6) Keberanian kurang7) Bicara tidak jelas8) Merasa malu9) Mudah panik10) Duduk menyendiri.11) Tampak melamun.12) Tidak peduli lingkungan.13) Menghindar dari orang lain.14) Adanya peningkatan aktifitas motorik.15) Perilaku aktif ataupun destruktif.B. Data Subyektif Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara tanpa ada wujud yang tampak.V. DIAGNOSA KEPERAWATANA. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan gangguan persepsi sensori: Halusinasi dengar.B. Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar berhubungan dengan adanya isolasi sosial : menarik diri.VI. FOKUS INTERVENSI .A. Diagnosa 1 . Resiko menciderai diri sensiri dan orang lain berhubungan dengan gangguan sensori : Halusinasi dengar .TUM : Klien tidak menciderai orang lain .TUK : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan kriteria hasil Ekspresi wajah bersahabat.- Menunjukan rasa senang.- Adakontak mata atau mau jabat tangan.- Mau mrnyrbutkan nama.- Mau menyebut dan menjawab salam.- Mau duduk dan berdampingan dengan perawat.- Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.Intervensi:Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.a. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non verbal.b. Perkenalkan diri dengan sopan.c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.d. Jelaskan tujuan pertemuan.e. Jujur dan menepati janji.f. Tunjukan sikap empati dan terima klien apa adanya.g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuan dasar klien.Rasionalisasi : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya.TUK :2. Klien dapat mengenal halusinasi dengan kriteria hasil:a. Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnuya halusinasi.b. Klien dapat mengungkapkan perasaanya terhadap halusinasi.c. Bantu klien mengenal halusinasinya.1) Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apa yang sedang terdengar.2) Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu namun perawat sendiri tidak melihatnya.3) Katakan bahwa klien lain juga yang seperti klien.4) Katakan bahwa perawat siap membantu klien.d. Diskusikan dengan klien1) Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi.2) Waktu dan frekuensinya terjadi halusinasi.e. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi.TUK : 3. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan kriteria hasil :- Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.- Klien dapat menyebutkan cara baru.- Klien dapat memilih cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasi.- Klin dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok.Intervensi:a. Identifikasi bersama klien cara yang dilakukan jika terjadi halusinasi. Rasional: merupakan upaya untuk memutus siklus halusinasi.b. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian. Rasional: reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.c. Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya halusinasi.1) Katakan saya tidak mau dengar kamu2) Menemui orang lain untuk bercakap-cakap.3) Melihat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul.4) Meminta perawat /teman/keluarga untuk menyapa jika klien melamun. Rasional: memberi alternative pikiran bagi kliend. Bantu klien melatih dan memutus halusinasi secara bertahap. Rasional: Memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien untuk mencoba memilih salah satu cara pengendalian halusinasi.e. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih, evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasilf. Anjurkan klien untuk mengikuti TAK, orientasi realita.Rasional: Stimulasi persepsi dapat mengurangi perubahan interpretasi realita klien.TUK : 4. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya dengan kriteria hasil:- Klien dapat menjalin hubungan saling percaya dengan perawat- Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasiIntervensi:a. Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga sedang halusinasi. Rasional: untuk mendapatkan bantuan keluarga dalam mengontrol halusinasi.b. Diskusikan dengan keluarga tentang1). Gejala halusinasi yang dialami klien.2). Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarag untuk memutus halusinasi.3). Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah, beri kegiatan jangan biarkan sendiri.4). Beri informasi tentang kapan pasien memerluakn bantuan. Rasional : Untuk meningkatkan pengetahuan tentang halusinasi.TUK: 5. Klien memanfaatkan obat dengan baik. Dengan kriteria hasil :- Klien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping- Klien dapat menginformasikan manfaat dan efek samping obat- Klien dapat memahami akibat pemakaina obat tanpa konsultasi- Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar pengunaan obat.Intervensi:a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat.b. Anjurkan klien untuk minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya.c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat obat dan efek samping obat yang dirasakan. Rasional ; dengan mengetahui efek samping obat klien tahu apa yang harus dilakukan setelah minum obat.d. Diskusikan bahayanya obat tanpa konsultasi. Rasional: Pengobatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.e. Bantu klien menggunakan prinsip lama benar. Rasional: dengan mengetahui prinsip maka kemandirian klien tentang pengobatan dapat ditingkatkan secara bertahap.DAFTAR PUSTAKA1. Boyd dan Nihart. 1998. Psichiatric Nursing & Contenporary Practice . I Edition . Lippincot . Philadelphia .2. Carpenito , Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan . EGC. Jakarta .3. Schultz dan Videback. 1998. Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5 th Edition . Lippincott. Philadelphia .4. Keliat , Budi Anna. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa . EGC. Jakarta.5. Stuart dan sundeen . 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 3. EGC.Jakarta . 6. Townsend . 1995. Nursing Diagnosis In Psychiatric Nursing a Pocket Guide For Care Plan Construction . Edisi 3 . EGC. Jakarta. I Putu Juniartha Semara Putra

gangguan persepsi sensori : Halusinasi

LAPORAN PENDAHULUANHALUSINASI

A. DefinisiMenurut Varcarolis, Halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus.Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik (Stuart & Sundenn, 1998). Halusinasi adalah ketidak mampuan klien untuk menilai dan berespon terhadap realita. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal dan tidak dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan. Tidak mampu berespon secara akurat sehingga tampat perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan. Dapat diambil kesimpulan bahwa halusinasi merupakan respon seseorang terdapat rangsangan yang tidak nyata (stuart dan sundeen, 1998).B. Proses Terjadinya Masalah1. PenyebabRangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang dicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri.Klien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti menikmati sesuatu. Juga keterangan dari klien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau dirasakan) 2. Tanda dan gejalaTanda dan gejala dari halusinasi adalah :a. berbicara dan tertawa sendirib. bersikap seperti mendengar dan melihat sesuatuc. berhenti berbicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu d. disorientasie. merasa ada sesuatu pada kulitnyaf. ingin memukul atau melempar barang - barang3. AkibatAkibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Ini diakibatkan karena klien berada di bawah halusinasinya yang meminta dia untuk melakukan sesuatu hal di luar kesadarannya.C. Pohon Masalah

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkunganPerubahan sensori perseptual: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

D. Data yang Perlu dikaji1. Data Subjektifa. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyatab. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyatac. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulusd. Klien merasa makan sesuatue. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnyaf. Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengarg. Klien ingin memukul/melempar barang-barang2. Data Objektifa) Klien berbicar dan tertawa sendirib) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatuc) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatud) Disorientasi

E. Tipe Halusinasi1. Halusinasi pendengaranPaling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebuah kata atau kalimat yang bermakna. Suara tersebut dapat dirasakan berasal dari jauh atau dekat, suara biasanya menyenangkan, menyuruh berbuat baik, tetapi dapat pula ancaman, mengejek, memaki.2. Halusinasi PenglihatanLebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakit organik) biasanya sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan rasa takut akibat gambaran-gambaranyang mengerikan.3. Halusinasi penciumanHalusinasi ini biasanya berupa mencium bau sesuatu bau tertentu dan dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita. Bau dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita sebagai suatu kombinasi moral.4. Halusinasi pengecapanWalaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi penghidung, penderita merasa mengecap sesuatu.5. Halusinasi perabaanMerasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak dibawah kulit terutama pada keadaan delirium toksis dan skizofrenia.

F. Tingkatan Halusinasi1. Tingkat I Memberi rasa nyaman Tingkat orientasi sedang Unsur umum halusinasi merupakan suatu kesenangan2. Tingkat II Menyalahkan3. Tingkat III Mengontrol tingkat kecemasan berat Pengalaman sensorik (Halusinasi) tidak dapat ditolak lagi4. Tingkat IV Klien sudah dikuasai oleh halusinasi Klien panik

G. Fase-fase Halusinasi1. Fase 1Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah. Masalah makin terasa sulit karena berbagai stressor terakumulasi, misalnya kekasih hamil, terlibat narkoba, dihianati kekasih, masalah di kampus, penyakit, hutang, dll. Masalah terasa menekan karena terakumulasi sedangkan support system kurang dan persepsi terhadap masalah sangat buruk. Sulit tidur berlangsungnya terus-menerus sehingga terbiasa mengkhayal.2. Fase 2Pasien mengalami emosi yang berlanjut seperti adanya perasaan cemas, kesepian, perasaan berdosa, ketakutan dan mencoba memusatkan fikiran pda timbulnya kecemasan. Ia beranggapan bahwa pengalaman pikiran dan sensorinya dapat ia kontrol bila kecemasannya diatur, dalam tahap ini ada kecenderungan klien merasa nyaman dengan halusinasinya.3. Fase 3Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias. Klien mulai merasa tidak mampu lagi mengontrol dan mulai berupaya menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien mulai menarik diri dari orang lain dengan intensitas waktu yang lama.4. Fase 4Klien mencoba melawan suara-suara atau sensori abdonrmal yang datang, Klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir. Dari sinilah dimulai fase psychotic.5. Fase 5Pengalaman sensorinya terganggu, klien mulai merasa terancam dengan datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau perintah yang ia dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat berlangsung selama minimal 4 jam atau seharian bila klien tidak mendapat komunikasi terapeutik. Terjadi gangguan psikotik berat.

Rencan asuhan KeperawataNoDiagnosa KeperawatanRencana Keperawatan

TujuanKriteria EvaluasiIntervensi

1.Gangguan Sensori Persepsi HalusinasiPasien mampu :- Mengenali halusinasi yang dialaminya- Mengontrol halusinasinya- Mengikuti program pengobatanSetelah 2x pertemuan, pasien dapat menyebutkan :- Isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan- Mampu memperagakan cara dalam mengontrol halusinasiSP I - Bantu pasien mengenal halusinasi (isi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadi halusinasi)- Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardikTahapan tindakannya meliputi : Jelaskan cara menghardik halusinasi Peragakan cara menghardik Minta pasien memperagakan ulang Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku pasien- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

Setelah 2x pertemuan, pasien mampu :- Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan- Memperagakan cara bercakap-cakap dengan orang lainSP 2- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)- Latih berbicara / bercakap dengan orang lain saat halusinasi muncul- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

Setelah 2x pertemuan pasien mampu :- Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan dan- Membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan mampu memperagakannya.SP 3- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)- Latih kegiatan agar halusinasi tidak munculTahapannya : Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien Latih pasien melakukan aktivitas Susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih (dari bangun pagi sampai tidur malam)- Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan terhadap perilaku pasien yang (+)

Setelah 2x pertemuan, pasien mampu :- Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan- Menyebutkan manfaat dari program pengobatanSP 4- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1,2&3)- Tanyakan program pengobatan- Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa- Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program- Jelaskan akibat bila putus obat- Jelaskan cara mendapatkan obat/ berobat- Jelaskan pengobatan (5B)- Latih pasien minum obat- Masukkan dalam jadwal harian pasien

Keluarga mampu : Merawat pasien di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasienSetelah 1x pertemuan keluarga mampu menjelaskan tentang halusinasiSP 1 - Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien- Jelaskan tentang halusinasi : Pengertian halusinasi Jenis halusinasi yang dialami pasien Tanda dan gejala halusinasi Cara merawat pasien halusinasi (cara berkomunikasi, pemberian obat & pemberian aktivitas kepada pasien)- Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang bisa dijangkau- Bermain peran cara merawat- Rencana tindak lanjut keluarga, jadwal keluarga untuk merawat pasien

Setelah 1x pertemuan keluarga mampu :- Menyelesaikan kegiatan yang sudah dilakukan- Memperagakan cara merawat pasienSP 2- Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)- Latih keluarga merawat pasien- RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien

Setelah .x pertemuan keluarga mampu :- Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan- Memperagakan cara merawat pasien serta mampu membuat RTLSP 3- Evaluasi kemampuan keluarga (SP 2)- Latih keluarga merawat pasien- RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien

Setelah .x pertemuan keluarga mampu : - Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan- Melaksanakan Follow Up rujukan

SP 4- Evaluasi kemampuan keluarga- Evaluasi kemampuan pasien- RTL Keluarga : Follow Up Rujukan

DAFTAR PUSTAKA

Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000

Masalah keperawatan : Halusinasi PenglihatanPertemuan : Ke 2SP : 1A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS : Klien mengatakan sering melihat bayangan-bayangan wanita raksasa. Bayangan itu kadang-kadang membuat saya sangat takut DO : Klien tampak tenang, kontak mata kurang Klien tampak sering berbicara sendiri Klien terlihat hipoaktifitas2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan3. Tujuan Khusus : a. Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaanb. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan menghardik.4. Tindakan Keperawatana. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi- Isi- Waktu- Frekuensi- Situasi- Respon terhadap / terjadinya halusinasib. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan a. Orientasi : Salam terapeutik: Assalamualaikum Pak Syamsir, apa kabar? Memperkenalkan DiriPak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Iya, betul sekali nama saya Suster fonda yang sedang praktek disini.

Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:Bagaimana perasaan Pak Syamsir hari ini? Oh iya, tadi pagi Pak Syamsir bangun jam berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Pak Syamsir sudah mandi? Evaluasi/Validasi : Pak Syamsir masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau berbincang-bincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang bayangan-bayangan yang Pak Syamsir lihat dan cara mengontrolnya dengan menghardik. Kontrak : Pak Syamsir masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Pak Syamsir lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di teras, waktunya tidak lama hanya sekitar 15 menit. Bagaimana Pak Syamsir sudah siap?b. Kerja : Apakah Pak Syamsir melihat bayangan tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan bayangan itu?Apakah terus-menerus terlihat atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Pak Syamsir lihat bayangan itu? Berapa kali sehari Pak Syamsir alami? Pada keadaan apa bayangan itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang Pak Syamsir rasakan pada saat melihat bayangan itu? Apa yang Pak Syamsir lakukan saat melihat bayangan itu? Apakah dengan cara itu bayangan-bayangan itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul?Pak Syamsir, ada empat cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul. Pertama, dengan menghardik bayangan tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik. Caranya sebagai berikut: saat bayangan-bayangan itu muncul, langsung Pak Syamsir tutuo mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak nyata . Kamu hanya bayangan. Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Pak Syamsir peragakan! Nah begitu .bagus! Coba lagi ! Ya bagus Pak Syamsir sudah bisa Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.C.Terminasi: Evaluasi SubjektifBagaimana perasaan Pak Syamsir setelah peragaan latihan tadi?Evaluasi Objektif Coba Pak Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini? Iya bagus Pak Syamsir Rencana tindak lanjut Kalau bayangan-bayangan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus berlatih ya Pak Syamsir walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?. KontrakTopik : Baiklah Pak Syamsir besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih cara kedua mengontrol halusinasi dengan becakap-cakap dengan orang lain.Tempat : Pak Syamsir mau dimana tempatnya? Oh Pak Syamsir ingin di tempat tidur yah?Waktu : Jam berapa Pak Syamsir bisa. Bagaimana klo jam 10 saja?Waktunya hanya 15 menit saja. Baiklah, sampai jumpa. Assalamualaikum

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan : Halusinasi PenglihatanPertemuan : Ke 3SP : 2

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS : Klien mengatakan masih melihat bayangan-bayangan wanita raksasa. DO : Klien tampak tenang, Klien tampak berbicara sendiri Kontak mata kurang Klien terlihat hipoaktifitas2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan3. TUK : a. Klien mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain4. Rencana Tindakan Keperawatana. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasienb. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain (kegiatan yang biasa dilakukan pasien)c. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Fase Orientasi1. Salam terapeutik Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?2. Memperkenalkan DiriPak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar biasa.3. Membuka Pembicaraan dengan Topik UmumPak Syamsir, sepertinya tadi saya lihat Pak Syamsir sedang bercakap-cakap sendiri. Bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini?

4. Evaluasi / validasiBagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus !5. Kontrak Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 15 menit. Tempatnya di tempat tidur. Bagaimana apa Pak Syamsir sudah siap?

C. Kerja :Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah bercakap-cakap dengan orang lain .Jadi kalau Pak Syamsir mulai melihat bayangan-bayangan langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk mengobrol dengan Pak Syamsir. Contohnya begini...Tolong, saya melihat bayangan-bayangan. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya teman Pak Syamsir katakan : ayo ngobrol dengan Pak Syamsir, karena Pak Syamsir sedang melihat bayangan-bayangan. Begitu..coba Pak Syamsir lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya..begitu ..Pak Syamsir..bagus! Coba sekali lagi. Bagus..! Nah laih terus ya Pak Syamsir!. Jadi cara kedua untuk mengontrol halusinasi adalah yaitu dengan bercakap-cakap dengan orang lain ya Pak Syamsir.

D. Terminasi :1. Evaluasi SubjektifBagaimana perasaan Pak Syamsir setelah latihan ini? 2. Evaluasi Objektif Coba Pak Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita bicarakan. Jadi ada berapa cara untuk mengontrol halusinasi?3. Rencana tindak lanjutBagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan harian Pak Syamsir. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu bayangan itu muncul! Nanti 30 menit lagi saya akan ke mari lagi.Dan kita latih lagi sesuai jadwal.

4. Kontraka. Topik : Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal ?b. Tempat : Mau di mana?. Di ruang makan?c. Waktu : Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00 ?Sampai nanti ya. Assalamualaikum

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan : Halusinasi PenglihatanPertemuan : Ke 4SP : 3

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienDS : Klien mengatakan bayangan tersebut sudah mulai berkurangDO : Klien tampak tenang Klien tampak kooperatif Raut muka klien tampak bergairah2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan3. Tujuan Khusus:a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasienb. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan klien secara terjadwal c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian4. Rencana Tindakan Keperawatana. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasienb. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan membaut kegiatan-kegiatan klien secara terjadwal.c. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Fase Orientasi1. Salam terapeutik Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?2. Memperkenalkan DiriPak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar biasa.3. Membuka Pembicaraan dengan Topik UmumSepertinya bapak udah mulai sehat. Pak syamsir udah ngapain aja pagi ini.?? Bagaimana kalau kita bincang-bincang lagi.

4. Evaluasi / validasiBagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus5. Kontrak Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara ketiga untuk mengontrol halusinasi dengan membuat jadwal kegiatan bapak setiap harinya. Kita akan membuat secara bersama-sama selama 15 menit. Tempatnya di ruang makan. Bagaimana apa Pak Syamsir sudah siap?

C. Kerja :Cara ketiga untuk mengendalikan halusinasi adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang mas lakukan di rumah misal membersihkan rumah, membaca buku, olah raga, nonton TV dll. Baiklah sekarang mari kita buat jadwal kegiatan harian dari pagi sesudah bangun tidur sampai malam hari sebelum tidur. Hal ini tujuannya untuk meminimalkan pak Syamsir melihat bayangan-bayangan aneh itu lagi . ( buat jadwal kegiatan bersama klien/ yang di sepakati oleh klien )Bagus, sekarang pak Syamsir sudah memiliki jadwal kegiatan harian untuk hari ini , yang untuk besok dan hari selanjutnya nanti kita buat bersama sama lagi ya pak?

D. Terminasi :1. Evaluasi SubjektifBagaimana perasaan Pak Syamsir setelah kita buat jadwal kegitan bapak ini? 2. Evaluasi ObjektifCara ketiga untuk mengendalikan halusinasi dengar yaitu apa pak ? Bagus pak bisa menyebutkannya . dengan melakukan kegiatan kegiatan yang sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi, berarti tidak ada waktu untuk melamun/merenung sendiri.3. Rencana tindak lanjutMas ... mau kan melaksanakan kegiatan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah kita buat ? dan jangan lupa di buat juga jadwal kegiatan hariannya untuk hari besok dan hari- hari selanjutnya. Nanti saya akan bantu

4. KontrakTopik : Besok kita akan bercakap-cakap tentang obat-obatan yang Mas ... minumdimana gunanya untuk mengatasi suara yang didengar dan mengganggu.Tempat : Kita akan bercakap-cakap disini juga ya, setuju?Waktu : 10 menit saja. Sekarang mas... mau kemana ? Bagaimana kalau mas ikut berkumpul dengantemam- temanya yang lain di taman, kan bisa ngobrol-ngobrl

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah keperawatan : Halusinasi PenglihatanPertemuan : Ke 5SP : 4

A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi Klien DS : a. Klien mengatakan melihat sosok bayangan hitam tinggi yang mengganggunyab. Klien mengatakan melihat bayangan sampai 3xDO : a. Klien Tampak Bingung Dan Berbicara Sendirib. Tatapan Klien Curiga2. Diagnosa KeperawatanGangguan Persepsi Sensori: Halusinasi penglihatan3. Tujuan Khususa. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasienb. Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alaminya dengan minum obat secara teratur. c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian4. Rencana Tindakan Keperawatana. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasienb. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan minum obat secara teraturc. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunnaan obat secara teraturd. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Fase Orientasi1. Salam terapeutik Assalamualaikum Pak Syamsir . Apa kabar hari ini?2. Memperkenalkan DiriPak Syamsir masih ingat dengan saya? Ayo siapa nama saya? Benar pak. Ingatan bapak luar biasa.

3. Membuka Pembicaraan dengan Topik UmumBagaimana perasaannya pagi ini pak? Udah mandi dan makan tadi pagi?4. Evaluasi / validasiBagaimana Pak Syamsir masih ingat apa yang kita pelajari kemarin? Apakah bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah bapak sudah melakukan kegiatan-kegiatan yang telah kita buat kemarin? Berkurangkan bayangan-bayangannya. Bagus5. Kontrak Pagi ini saya akan menjelaskan kepada bapak obat obat yang bapak minum. Bagaimana kalau kita sekarang berbincang bincang di tempat ini , sekitar 10 mmenit ya pak !

C. Kerja :Ini pak, obat obatan yang nanti di minum yang orange namanya CPZ, yang merah muda ini Halloperidol, obat obatan ini semuanya untuk mengendalikan suara sura yang sering bapak dengar, obat ini di minum 3x sehari masing masing 1 tablet tidak boleh lebih atau kurang. Dengan minum obat ini bapak akan mengantuk, lemas, ingin tidur terus tapi itu tidak apa apa. Bagaimana, apa bapak sudah jelas ? Obat ini harus tetap di minum terus, mungkin berbulan atau bahkan bisa selamanya. Tidak usah khawatir obat ini aman jika bapak minum sesuai yang di anjurkan.. Jangan berhenti minum obat walaupun bapak sudah merasa sehat. Kalau bapak menghentikan obat tanpa sepengetahuan dokter atau perawat, gejala gejala seperti yang bapak alami seperti sekarang akan muncul lagi.Bapak harus mengingat 5 hal saat minum obat yaitu :1. Benar obat2. Benar bahhwa obat ini untuk bapak3. Benar cara meminumnya4. Benar waktunya 5. Benar dosisnya. Ingat ya bapak .

D. Terminasi :1. Evaluasi SubjektifBagaimana perasaan Pak Syamsir setelah kita buat jadwal kegitan bapak ini?

2. Evaluasi ObjektifCoba bapak sebutkkan jenis obat yang bapak minum, coba sebutkan lima hal saat minum obat3. Rencana tindak lanjutKarena bapak sudah paham tentang obat yang di minum , bapak dapat langsung meminum obat4. KontrakBapak kita ketemu lagi,kita akan membahas tentang masalah dengan keluarga bapak.