dk konsul 2015 sempaja

33
Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman DIAGNOSIS KOMUNITAS PUSKESMAS SEMPAJA PERIODE JANUARI- JULI 2015 Disusun Oleh : Desire Bibiana Palada 0910015009 Rahayu Asmarani 0910015017 Ayu Herwan Mardatillah 0910015020 Pembimbing : dr. Hj. Irama Fitamina dr. Siti Nuriyatus Zahrah, M.K.M. dr. Rahmat Bakhtiar, MPPM Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Kedokteran Komunitas Puskesmas Sempaja/ Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda 2015

Upload: rahayu-asmarani

Post on 10-Dec-2015

244 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Diagnosis komunitas

TRANSCRIPT

Page 1: DK Konsul 2015 Sempaja

Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

DIAGNOSIS KOMUNITAS

PUSKESMAS SEMPAJA

PERIODE JANUARI- JULI 2015

Disusun Oleh :

Desire Bibiana Palada 0910015009

Rahayu Asmarani 0910015017

Ayu Herwan Mardatillah 0910015020

Pembimbing :

dr. Hj. Irama Fitamina

dr. Siti Nuriyatus Zahrah, M.K.M.

dr. Rahmat Bakhtiar, MPPM

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat

Ilmu Kedokteran Komunitas

Puskesmas Sempaja/ Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman Samarinda

2015

Page 2: DK Konsul 2015 Sempaja

BAB I

PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun

2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal sebagai Puskesmas merupakan

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas melakukan suatu proses perencanaan agar mampu menghasilkan

suatu konsep yang bersifat komprehensif dan holistik. Langkah pokok yang dilakukan

antara lain menganalisis situasi, mengindentifikasi masalah dan menetapkan prioritas.

Kemudian menetapkan tujuan untuk selanjutnya melakukan analisis untuk memilih

alternatif kegiatan terbaik, serta menyusun rencana operasional. Langkah-langkah

tersebut dilakukan secara sistematis agar dapat menemukan masalah utama di

masyarakat.

Masalah merupakan suatu kesenjangan antara harapan dengan kenyataan.

Perumusan masalah yang baik adalah apabila pada rumusan tersebut jelas menyatakan

adanya kesenjangan yang dapat dikemukakan baik secara kualitatif maupun secara

kuantitatif. Masalah dalam perencanaan kesehatan tidak hanya terpusat masalah

penyakit saja namun meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk

atau masyarakat, termasuk di dalamnya adalah perilaku, lingkungan, kependudukan,

dan pelayanan kesehatan.

Dengan demikian, yang harus berperan dalam menanggulangi masalah tersebut

tidak hanya petugas kesehatan saja. Tetapi juga membutuhkan peran serta aktif dari

masyarakat di wilayah tersebut.

Diagnosis komunitas adalah mengidentifikasi faktor resiko dan sumber dari

suatu masalah kesehatan pada suatu komunitas, mengusulkan rencana untuk mengatasi

masalah tersebut dan mengevaluasi indikator serta metode sebagai program intervensi.

Page 3: DK Konsul 2015 Sempaja

BAB II

DATA PEMANTAUAN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SEMPAJA

2.1 Data Geografi dan Demografi

Puskesmas Sempaja merupakan salah satu dari dua puluh lima Puskesmas yang

ada di kota Samarinda. Puskesmas Sempaja terletak di Jl. KH. Wahid Hasyim RT. 24

Kecamatan Samarinda Utara. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Samarinda Utara

adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Bengkuring

Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Segiri

Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Lempake

Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Juanda

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kelurahan Sempaja Utara

Page 4: DK Konsul 2015 Sempaja
Page 5: DK Konsul 2015 Sempaja

Gambar 2.2 Peta Wilayah Kelurahan Sempaja Barat, Timur dan Selatan

Page 6: DK Konsul 2015 Sempaja

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sempaja adalah 53.145 jiwa.

Secara lengkap data demografi tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Data demografi Puskesmas Sempaja Tahun 2015

No. UraianSempaja

Selatan

Sempaja

UtaraJumlah

1. Jumlah Penduduk 38.974 14.171 53.145

2. Jumlah KK 8.478 3.929 12.407

3. Jumlah Laki-Laki 20.203 7.295 27.498

4.Jumlah

Perempuan18.771 6.876 25.647

CAPAIAN TARGETNo.

Kegiatan Januari-Juli 2015Target (%) Jumlah Capaian (%)

1. Pelayanan Ibu Hamila. Sasaran Ibu Hamil 95 949 44b. Kunjungan antenatal I (K1)

95 419 44

c. Kunjungan antenatal IV (K4)

95 402 42

2. Pelayanan Ibu Bersalina. Sasaran ibu bersalin 90 906b. Pertolongan persalinan oleh bidan

90 274 30,2

c. Pertolongan persalinan di Faskes non Puskesmas (RS)

90 113 12,5

d. Pertolongan persalinan nakes di rumah

2 0,2

e. Pertolongan persalinan non nakes

10 1,1

3. Pelayanan Neonatus dan Bayia. Bayi lahir hidup 741b. Sasaran neonatus (0-28 hari)c. Neonatus dengan komplikasi tertangani

Page 7: DK Konsul 2015 Sempaja

d. Neonatus memperoleh pelayanane. Bayi (1-11 bulan) memperoleh pelayanan 4xf. Bayi BBLR 0g. Bayi BBLR yang didatangi

4. Kelahiran dan Kematianh. Bayi lahir mati 0i. Bayi (0-11 bulan) 0j. Balita mati 0k. Kematian ibu hamil 0l. Kematian ibu nifas 0

Pelayanan KB

a. Total pasangan usia subur (PUS) b. Total PUS menggunakan kontrasepsic. Peserta KB aktif 70 4495 21,3

Pelayanan Imunisasia Kelurahan desa/kelurahan UCI

4

b. Sasaran bayi (1-11 bulan) 80 741c. Imunisasi BCG 80 319 43d. Imunisasi DPT+HB1 80 436 59e.imunisasi DPT+HB2 80 350 47f. Imunisasi DPT+HB3 80 362 49g. Imunisasi campak 80 324 44c. Imunisasi HBO 80 362 49Pencegahayan dan Pemberantasan

Suspek yang diperiksa 100 32 64Penderita TB BTA + 100 15 30Penderita TB BTA + yang diobati

100 15 30

Balita Pneumonia yang diobati

331

Penderita HIV/AIDS 1Kunjungan Penderita IMS

41

Penderita yang positif terkena IMS

34

Penderita IMS yang diobati

27

Penderita DBD 18

Page 8: DK Konsul 2015 Sempaja

Penderita DBD yang ditangani

100 18 100

Perkiraan penderita diare 272Penderita diare yang ditangani

100 272 100

Penderita Malaria klinis 0Penderita Malaria konfirmasi Lab.

0

Penderita Malaria yang diobati

0

Kesehatan LingkunganPendataan sasaran kesehatan

lingkungan.

25 hari 25 hari 100

Inspeksi sanitasi / pengawasan

kualitas air

150 SPT 17 SPT 11

Pengambilan dan pemeriksaan

sampel air bersih secara bakteri

& kimia terbatas.

50 SGL 12 SGL 24

Pengawasan Sanitasi Lingkungan.

20 sampel 20 sampel 100

Pengawasan Sanitasi Tempat-

tempat Pengelolaan Umum

35 RT 8 RT 23

Pangawasan tempat pembuangan sampah

17 TPS 3 TPS 18

Pengawasan Sanitasi Tempat

pengelolahan makanan (TPM)

268 TPM 35 TPM 13

Penyuluhan Kesehatan

Lingkungan di dalam maupun

di luar Gedung

12 kali 12 kali 100

Pemeriksaan Kantin Sekolah 14 kantin 4 kantin 29

Pengambilan sampel air minum

secara bakteriologis dan kimia

terbatas

15 sampel 5 sampel 33

Pengawasan dan Pembinaan

Depot Air Minum (DAM)

23 Depot air 8 Depot air 35

Pemantauan PHBS 50 KK 9 KK 18

Penyakit Tidak MenularPenderita DM Tipe 2 yang diobati

329

Penderita Hipertensi 1529

Page 9: DK Konsul 2015 Sempaja

yang diobatiPenderita Gangguan Jiwa yang diobati

30

Penderita Stroke yang diobati

31

Penderita Penyakit Jantung coroner yang diobati

72

Data Surveilans 10 Besar Penyakit di Puskesmas Sempaja

Bulan Januari-Juli 2015

No Jenis Penyakit Jumlah (orang)

1 Hipertensi 1529

2 ISPA 873

3 Rematik 805

4 Diabetes Meliitus 329

5 Diare 272

6 Penyakit Jantung Koroner 72

7 Asam urat 69

8 Schizofrenia 56

9 DBD 18

10 TB Paru (BTA +) 15

Page 10: DK Konsul 2015 Sempaja

LEMBAR KERJA 1

ANALISIS DATA

No Indikator

Data Perbandingan Penilaian

Data PKM Sempaja Januari-Juli 2015

Data Perbandingan Problem Strength

1.

Meningkatnya

kasus Hipertensi

dibanding tahun

sebelumnya

Kasus hipertensi mengalami peningkatan yakni 1529 kasus yang diobati

Kasus hipertensi (2014) yang diobati sebanyak 1762 kasus

2.

Skizofrenia yang

tidak

mendapatkan

pengobatan

Terdapat 56 kasus yang ditemukan

Terdapat 39 kasus schizofrenia yang diobati

3.

Rendahnya

temuan peserta

KB aktif

Terdapat 4495 yang menjalankan program KB

Page 11: DK Konsul 2015 Sempaja

LEMBAR KERJA 2

IDENTIFIKASI MASALAH

NO. MASALAH KESEHATAN PENYEBAB MASALAH

1.Meningkatnya kasus Hipertensi dibanding tahun

sebelumnya

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor resiko serta bahaya dari penyakit hipertensi.

Kurangnya kesadaran masyarakat mengikuti pengobatan dengan teratur dan menjalankan gaya hidup sehat

Kurangnya upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya gaya hidup sehat.

2. Skizofrenia yang tidak mendapatkan pengobatan

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gangguan kejiwaan Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengobati anggota keluarga yang

mengalami gangguan kejiwaan. Adanya kepercayaan bahwa penyakit gangguan jiwa merupakan penyakit

non medis Tinggi kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan alternatif sehingga

menyebabkan pasien gangguan jiwa terlambat mendapatkan pengobatan Kondisi sosial ekonomi yang lemah menyebabkan keterbatasan dalam

memperoleh pengobatan Adanya stigma dalam masyarakat sehingga keluarga pasien tidak mengakui

bahwa anggota keluarganya mengalami gangguan kejiwaan dan menyebabkan rendahnya dukungan keluarga untuk pengobatan pasien

3. Rendahnya temuan peserta KB aktif Pemasangan KB di luar ruang lingkup kerja atau dilakukan di pusat rujukan pasca persalinan

Kurangnya konseling oleh tenaga kesehatan pada pasangan usia subur

Page 12: DK Konsul 2015 Sempaja

Kurangnya partisipasi pasangan usia subur untuk mencari informasi tentang pentingnya program KB

Adanya anggapan bahwa masa menyusui pasca persalinan sudah merupakan bentuk KB jangka panjang

Adanya kepercayaan maupun budaya secara turun temurun yang tidak menganjurkan menggunakan KB

Page 13: DK Konsul 2015 Sempaja

LEMBAR KERJA 3

ANALISIS MULTIPLE SKORING PRIORITAS MASALAH

PRIORITAS MASALAH

Setelah masalah kesehatan di Palaran teridentifikasi, maka untuk mencari pemecahannya kami menggunakan metode PAHO (Pan

American Health Organization) untuk menentukan skala prioritas masalah. Penilaian dengan metode ini didasarkan atas:

1. M (Magnitude) :

Jumlah penduduk yang terkena (luasnya atau banyaknya penduduk yang terkena atau tingginya prevalensi).

2. S (Severity) :

Keparahan atau beratnya kerugian yang timbul.

3. V (Vulnerability) :

Tingkat kerentanan dilihat dari sudut kemampuan yang menanganinya dan ketersediaan teknologi

4. C (Community and Political concern) :

Menunjukkan sejauh mana masyarakat dan pemerintah atau para politisi peduli dengan masalah tersebut.

5. A (Affordability) :

Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Page 14: DK Konsul 2015 Sempaja

Dengan penilaian masing-masing indikator berikut : nilai 1 (Sangat kurang) ; nilai 2 (Kurang) ; nilai 3 (Cukup besar) ; nilai 4 (Besar)

dan nilai 5 (Sangat besar).

No Masalah Kesehatan M S V C A Total

1. Meningkatnya kasus Hipertensi dibanding

tahun sebelumnya

5 4 5 3 5 22

2. Skizofrenia yang tidak mendapatkan

pengobatan

5 3 4 4 3 19

3. Rendahnya temuan peserta KB aktif 4 3 4 5 5 20

Daftar Prioritas Permasalahan Puskesmas Sempaja

No Masalah Kesehatan Total

1. Meningkatnya kasus Hipertensi dibanding tahun sebelumnya 22

2. Rendahnya temuan peserta KB aktif 20

3. Skizofrenia yang tidak mendapatkan pengobatan 19

Page 15: DK Konsul 2015 Sempaja

No Masalah M S V C A

1 Meningkatnya

Kasus

Hipertensi

Kasus Hipertensi pada bulan januari-juli tahun 2015 sebanyak 1529 kasus

Kasus Hipertensi pada tahun 2014 yaitu terdapat 1762 kasus baru

Hipertensi yang tidak

terdeteksi dan

tertangani dengan

baik dapat

memberikan ancaman

mortalitas dan

morbiditas yang

berat.

Didapatkan

peningkatan kasus

stroke dan penyakit

jantungkorener pada

bulan Januari- Juli

2015 yang dapat

disebabkan akibat

kelanjutan atau

komplikasi hipertensi

yang tidak terkontrol.

Belum adanya tekhnologi untuk

mencegah penyakit hipertensi,

cara mencegah dan mengatasi

penyakit hipertensi cukup

sederhana namun membutuhkan

kesaradaran dari invidu pasien itu

sendiri yaitu dengan mengubah

life style atau gaya hidup menjadi

lebih sehat antara lain dengan

mengatur pola makan dan rutin

berolahraga. Demikian pula

pengobatannya di butuhkan

keteraturan dalam minum obat

untuk mengontrol tekanan

darahnya.

Kesadaran

pemerintah

dan politisi

untuk

memberikan

perhatian

pada

penanggulan

gan kasus

Hipertensi

sudah cukup

besar. Hal

ini

digambarka

n oleh

adanya

program

untuk

penanggulan

Pengelolaan

penyakit

Hipertensi baik

pencegahan dan

pengobatan,

sarana dan

prasarananya

sudah cukup baik

di agendakan oleh

PKM Sempaja.

Pendanaannya

pun sudah masuk

anggaran dana

proker PKM.

Keperluan lain

untuk

meningkatkan

kesadaran

masyarakat untuk

Page 16: DK Konsul 2015 Sempaja

gan penyakit

kronis

(Prolanis)

termasuk

didalamnya

program

untuk

penyakit

hipertensi

dari

pemerintah

melalui

Jaminan

Kesehatan

Nasional

(JKN).

berperan aktif

mengobati dan

mencegah

penyakit ini tidak

membutuhkan

dana yang

besar,yaitu

dengan mengubah

pola hidup/ Life

style menjadi

lebih sehat dan

dengan rutin

berolahraga.

2 KB Peserta KB aktif

selama Januari-Juli

2015 didapatkan

hanya 4494 dari .....

Banyaknya PUS yang

belum berKB bisa

menimbulkan kerugian

dari segi kepadatan

Program KB sudah lama digalakkan oleh

pemerintah guna menekan angka

kelahiran, tenaga kesehatan dari tingkat

primer sudah banyak dibekali ilmu dari

Peran pemerintah

cukup aktif untuk

berpartisipasi agar

PUS mau berKB

Program KB cukup

menggunakan dana

yang besar, hal ini

guna hingga PUS di

Page 17: DK Konsul 2015 Sempaja

PUS yang terdata di

Puskesmas

Sempaja. Padahal

target nasional yang

ada sebanyak 70%,

sedangkan

realisasinya baru

sebesar 21,24%.

penduduk, kesehatan,

maupun ekonomi.

Angka kelahiran bisa

semakin meningkat

diakibatkan banyak

PUS yang tidak berKB,

hal ini bisa berdampak

meningkatnya

kepadatan penduduk.

PUS yang tidak berKB

bisa berakibat

memperpendek jarak

kelahiran, hal ini bisa

berdampak buruk jika

semakin seringnya ibu

hamil dan melakukan

persalinan.

Meningkatnya angka

kelahiran akibat PUS

yang tidak berKB

berdampak makin

banyak kebutuhan yang

hal promotif sampai kuratif untuk PUS pelosok pun mau

ikut menjalankan

program KB.

Program yang

dijalankan pun dari

segi finansial yang

muran seperti pil

KB atau suntil,

sampai metode

operasi yang

membutuhkan dana

yang besar.

Page 18: DK Konsul 2015 Sempaja

harus dipenuhi untuk

anak-anaknya.

3 Meningkatnya

kasus baru

Skizofrenia

Kasus baru

Skizofrenia

mengalami

peningkatan pada

tahun 2015 yaitu

terdapat 56 kasus

baru. Sebelumnya

pada tahun 2014

terdapat 39 kasus.

Meningkatnya kasus baru

Skizofrenia dapat

menurunkan activity daily

living masing – masing

personal, sehingga dapat

menyebabkan timbulnya

penyakit baru bagi tiap

individu dan keluarga

sekitar yang tinggal

serumah. Selain itu,

timbulnya Skizofrenia

mengakibatkan kejenuhan

dan ketakutan bagi setiap

masyarakat yang

mengakibatkan

terkucilnya setiap

penderita skizofrenia, hal

ini dikarenakan anggapan

setiap lingkungan bahwa

Penemuan kasus baru Skizofrenia dilihat

dari seberapa aktifnya keluarga

membawa penderita skizofrenia ke pusat

layanan kesehatan dan melewati

penjaringan yang dilakukan oleh setiap

lembaga kesehatan. Mengenai

pengobatan yang diberikan bersifat

rehabilitasi, medikamentosa untuk

penderita dan edukasi bagi keluarga.

Peran pemerintah,

politisi maupun

masyarakat dalam

penanganan masih

kurang, hal ini bisa

dilihat bahwa

pemerintah

menetapkan

program kesehatan

jiwa ke dalam UPK

tambahan dan

masyarakat masih

kurang peduli

terhadap terjadinya

penyakit ini, hal ini

dilihat dari respon

masyarakat yang

menganggap bahwa

hal tersebut

Pengolahan penyakit

Skizofrenia baik

dalam pengobatan,

konseling dan

edukasi sudah

dilakukan cukup

baik di PKM

Sempaja.

Pendanaan

mengenai

pengobatan masuk

kedalam program

pemerintah yang

ditanggung setiap

jaminan. Yang

menjadi pokok

perhatian dalam hal

pemeliharaan yang

Page 19: DK Konsul 2015 Sempaja

skizofrenia tidak dapat

disembuhkan.

Meningkatkan tindakan

kekerasan dab bunuh diri

bagi penderita skizofrenia

paranoid.

merupakan hal

mistik yang tidak

dilakukan

pengobatan segera

mungkin. Bagi PKM

Sempaja sendiri

masih kurangnya

SDM yang bergerak

secara aktif dalam

penjaringan,

penyuluhan,

komseling dan

edukasi bagi

penderita dan

keluarga skizofrenia

sampai saat ini

masih diberikan

beban bagi setiap

keluarga dan

adanya kurang

partisipasi

masyarakat dalam

membawa penderita

skizofrenia ke

lembaga kesehatan

setempat.

Tabel Prioritas Masalah

LEMBAR KERJA 4

PERMASALAHAN KESEHATAN, FAKTOR RISIKO, SUMBER DAYA

FISH BONE (ISHIKAWA)

Page 20: DK Konsul 2015 Sempaja

LEMBAR KERJA 5

PENELITIAN KETEPATAN INTERVENSI

Permasalahan Kesehatan: Angka kesakitan hipertensi meningkat

NO STRATEGI/INTERVENSI P E A R L

1 Menyediakan ruangan khusus konseling hipertensi di puskesmas sempaja Y Y Y Y Y

2 Melakukan konseling mengenai pola hidup sehat Y Y Y Y Y

3 Mengarahkan penderita hipertensi untuk melakukan kunjungan dan konsultasi ke klinik gizi Y Y Y Y Y

4 Melakukan konseling mengenai komplikasi dan faktor resiko dari hipertensi Y Y Y Y Y

5 Monitoring dan evaluasi Y Y Y Y Y

- Penjaringan individu yang memiliki faktor risiko terjadinya hipertensi masih kurang.

- Kurangnya pemantauan terhadap gizi pasien penderita hipertensi

MANUSIA METODE

Petugas: Kurangnya konseling

mengenai hipertensi yang

dilakukan oleh petugas

kesehatan di puskesmas

Pasien: Kurangnya kesadaran

akan pola hidup sehat dan

pengetahuan akan HipertensiAngka kesakitan

hipertensi meningkat

- Bio-fisik- Sosial budaya- Pola hidup- Pola makan- Adat dan

kebiasaan

- Tenaga konseling yang kurang

- Tidak adanya ruang khusus untuk konseling hipertensi

SARANA/

PRASARANALINGKUNGA

Page 21: DK Konsul 2015 Sempaja

PEARL Factor :

P = Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai kebijaksanaan / program / kegiatan instansi / organisasi terkait.

E = Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.

A = Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi terkait atau instansi lainnya.

R = Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk memecahkan masalah (tenaga, sarana / peralatan, waktu).

L = Legality yaitu dukungan aspek hukum / perundang-undangan / peraturan terkait seperti peraturan pemerintah / protap

LEMBAR KERJA 6

PLAN OF ACTION

Permasalahan Kesehatan : Tingginya Kasus Hipertensi

Tujuan Jangka Panjang : Penurunan Angka Kasus Hipertensi wilayah kerja PKM Sempaja

Tujuan Jangka Pendek : Terlaksananya program penanganan Kasus Hipertensi di cakupan wilayah kerja PKM Sempaja dan mencegah terjadinya peningkatan kasus tersebut.

NO STRATEGI INTERVENSI

SETTING DAN METODE

TARGET POPULASI

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

SUMBER DAYA EVALUASI

Page 22: DK Konsul 2015 Sempaja

1. Menyediakan ruangan khusus konseling hipertensi

Setting:Ruang khusus konseling hipertensi

- Penanggung jawab:Pimpinan Puskesmas

- -

2. Melakukan konseling mengenai pola hidup sehat

Setting:PoliKlinik giziTempat UmumPosyandu lansiaMetode:Pendataan awal (survey dan pemetaan masalah)

Tempat-tempat umum

Posyandu Lansia

Klinik gizi Poli

Fasilitator:Dokter,UPK Promosi Kesehatan,UPK GiziPenanggung jawab:Pimpinan Puskesmas

Tenaga kesehatan Puskesmas

Tokoh Masyarakat

Kuisioner pre dan post konselingMenurunnya kasus hipertensiMeningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi

2. Mengarahkan penderita hipertensi untuk melakukan kunjungan dan konsultasi ke klinik gizi

Setting:Klinik GiziPosyandu LansiaMetode: Pemberian konseling

mengenai makanan penderita hipertensi.

Individu yang memiliki faktor resiko hipertensi dan pasien hipertensi

Fasilitator:DokterUPK GiziPenanggung jawab: Pimpinan puskesmas

Tenaga kesehatan Penurunan kasus hipertensi

3. Melakukan konseling mengenai komplikasi dan faktor resiko dari hipertensi

Setting:PoliPosyandu LansiaTempat UmumMetode:Pemberian konseling mengenai faktor resiko terjadinya hipertensi dan komplikasi yang bisa terjadi

Masyarakat Pasien

hipertensi

Fasilitator:DokterUPK Promosi KesehatanPenanggung jawab:Pimpinan puskesmas

Tenaga Kesehatan -Meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor resiko dan komplikasi hipertensi

-Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi pada

Page 23: DK Konsul 2015 Sempaja

pasien hipertensi4 Monitoring dan

evaluasiSetting :Puskesmas indukMetode :Melakukan kunjungan rutin 2 kali / bulan

Pasien hipertensi Fasilitator :DokterPenanggung jawab :Pimpinan puskesmas

Tenaga kesehatan -Program terlaksana