otitis konsul ke3

38
Laporan Simulasi Kasus OTITIS EKSTERNA Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk mengikuti Ujian Ilmu Farmasi Kedokteran Oleh : Ratih Amelia NIM. I1A001010 Dina Pebriany NIM. I1A004085 Pembimbing: dr. Agung biworo,M.Kes UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Upload: toto-as-last-memory

Post on 09-Aug-2015

89 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Otitis Konsul Ke3

Laporan Simulasi Kasus

OTITIS EKSTERNA

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk mengikuti Ujian Ilmu Farmasi Kedokteran

Oleh :

Ratih Amelia NIM. I1A001010

Dina Pebriany NIM. I1A004085

Pembimbing:

dr. Agung biworo,M.Kes

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

BAGIAN FARMAKOLOGI

BANJARBARU

2009

Page 2: Otitis Konsul Ke3

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otitis eksterna merupakan suatu radang atau infeksi dari radang liang

telinga biasanya berhubungan dengan bakteri sekunder dan infeksi jamur dari

kulit maserasi dan jaringan sel subkutan. Banyak faktor yang berpengaruh,

perubahan lapisan kulit superficial sebagai pembuka jalan terjadinya infeksi

merupakan penyebab mayor terjadinya penyakit pada telinga luar. Kondisi

sistemik seperti anemia, defisiensi vitamin dalam tubuh, kelainan endokrin,

misalnya diabetes dan lainnya yaitu dermatitis seperti seborrhea, psoriasis dan

ekzema dapat memicu infeksi liang telinga luar sehingga menyebabkan

berkembangnya otitis eksterna.1

Otitis eksterna akut merupakan infeksi tersering dari radang telinga luar,

sering disebut dengan “swimmer’s ear,” “tropical ear,”atau “Singapore ear.”

Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan

jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Berenang dan penggunaan lidi kapas

juga dapat memicu terjadinya otitis eksterna baik akut maupun kronik.2 Penyebab

tersering dari otitis eksterna akut yaitu Staphylococcus aureus (37%),

Pseudomonas aeruginosa (29,6 %), Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus

aureus (18,5%), dan Candida (14,9%).1

Di Indonesia sampai saat ini penyakit telinga masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat. Penyakit telinga ini berkaitan dengan kebersihan dan

Page 3: Otitis Konsul Ke3

3

kebiasaan individual dalam merawat tubuh, karena bentuknya yang kecil dan

tidak terlalu diperhatikan maka telinga cenderung terabaikan kebersihannya

sehingga dapat terjadi infeksi telinga yang memicu terjadinya otitis ekterna dan

otitis media.3

Otitis eksterna dapat menimbulkan radang jinak hingga berpotensi

mengancam kehidupan pada dewasa tua, yang dikenal sebagai otitis eksterna

nekrosis. Perlu pemahaman tentang anatomi dan fisiologi dari liang telinga luar

agar dapat menentukan diagnosis secara akurat dan cepat.4 Untuk pengobatan

penyakit ini biasanya digunakan tetes telinga yang mengandung antibiotik dan

atau anti jamur yang berhubungan dengan anestetika dan atau anti inflamasi. Obat

sistemik diindikasikan jika terjadi komplikasi. Untuk pengobatan yang tepat dan

rasional sebaiknya dilakukan tes sensitivitas terhadap mikroorganisme

penyebabnya.1

Karena perlunya diagnosis yang cepat dan tepat, maka perlu untuk

memahami tentang perjalanan penyakit, diagnostik, penatalaksanaan dan

pemilihan obat yang tepat, serta komplikasi dan prognosis sebagai landasan

penting dalam pengelolaan dan pencegahan otitis eksterna secara rasional.

1.2 Definisi

Otitis eksterna adalah radang liang telinga yang disebabkan oleh bakteri

maupun jamur (otomikosis) pada kulit maserasi dan jaringan sel subkutan.1

Manifestasi klinik yang sering yaitu pruritus, nyeri, dan eritema, tetapi dapat

menjadi edema, otorrhea dan hilang pendengaran jika penyakit sudah

berkembang.5

Page 4: Otitis Konsul Ke3

4

1.3 Etiologi

Otitis eksterna dapat terjadi akut dan kronik. Kasus akut biasanya

disebabkan oleh bakteri, kasus ini sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang.

Kasus kronik biasanya disebabkan oleh jamur, alergi atau manifestasi dari

dermatitis. Ini terjadi sekitar 3-5% dari populasi. Pada 90% pasien otitis eksterna

akut terjadi unilateral, insidensi meningkat pada usia 7 hingga 12 tahun dan

menurun setelah usia 50 tahun, dan biasanya berhubungan dengan kelembaban

tinggi, suhu panas, berenang dalam air yang tercemar, trauma lokal dan

penggunaan alat bantu dengar maupun pelindung telinga.5

Nogueira et al dalam penelitiannya, dari 27 pus yang diambil dari 27

pasien dengan otitis eksterna Staphylococcus aureus 36%, Pseudomonas

aeruginosa 30%, Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus 19%, and

Candida 15%.1

Page 5: Otitis Konsul Ke3

5

1.1 Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari otitis eksterna yaitu otitis eksterna akut, kronis dan

maligna sebagai berikut:3,6

a. Otitis eksterna Akut

Terdapat 2 kemungkinan otitis eksterna akut yaitu otitis eksterna

sirkumkripta dan otitis eksterna difus

Otitis Eksterna Sirkumkripta (furunkel atau bisul)

Kulit sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit seperti

folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka ditempat ini

dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus sehingga membentuk furunkel.

Page 6: Otitis Konsul Ke3

6

Kuman penyebab biasanya Staphylococcus aureus atau

Staphylococcus albus. Penyakit ini biasanya didahului oleh trauma ringan

pada meatus akustikus eksternus (karena dikorek- korek atau dibersihkan),

kemudian terjadi infeksi pada folikel rambut sehingga dapat menimbulkan

supurasi.

Otitis eksterna Difus

Biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak

kulit liang telinga hiperemis dan edem dengan batas yang tidak jelas serta

tidak terdapat furunkel.

Kuman penyebab biasanya golongan Pseudomonas. Kuman lain

yang dapat sebagai penyebab ialah Staphylococcus albus, Escheria colli

dan sebagainya. Otitis eksterna difus dapat terjadi sekunder pada otitis

media supuratif kronis. Sebagai faktor predisposisi yaitu faktor endogen

yang disebabkan oleh keadaan umum yang buruk akibat anemia,

hipovitaminosis,diabetes melitus, atau alergi. Sedangkan faktor eksogen

disebabkan oleh trauma karena tindakan mengorek telinga. Suasana

lembab, panas,atau alkalis di dalam meatus akustikus eksternus (MAE).

Udara yang lembab dan panas menyebabkan udem pada stratum korneum

kuli MAE, sehingga menurunkan resistensi kulit terhadap infeksi.

Kelembaban kulit yang tinggi setelah berenang/ mandi menyebabkan

maserasi. Bentuk MAE yang tidak lurus menyulitkan penguapan dan

mengakibatkan kulit MAE lebih sering dalam keadaan lembab. Keadaan-

keadaan tersebut menimbulkan rasa gatal yang mendorong penderita

Page 7: Otitis Konsul Ke3

7

mengorek telinga, sehingga trauma yang timbul akan memperhebat

perjalanan infeksi.

b. Otitis eksterna kronis

Merupakan kelanjutan dari otitis eksterna akut yang dibiarkan

dalam waktu lama, gejala klinis dapat berkurang atau bertambah dengan

atau tanpa komplikasi.

c. Otits eksterna maligna

Otitis eksterna maligna adalah suatu tipe khusus dari infeksi akut

yang difus di liang telinga luar. Biasanya terjadi pada orang tua dengan

penyakit diabetes mellitus. Bila pada otitis media peradangan hanya terjadi

terbatas pada kulit, sedangkan pada otitis eksterna maligna peradangan dapat

meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan ke organ sekitarnya. Dengan

demikian dapat menimbulkan kelainan, berupa khondritis, osteitis dan

osteomielitis yang mengakibatkan kehancuran tulang temporal.

1.6 Gejala Klinis

Gejala klinis yang terjadi tergantung dari tipe otitis eksterna, yaitu:3,6

a. Otitis Eksterna Akut

Otitis Eksterna Sirkumkripta (furunkel atau bisul)

Page 8: Otitis Konsul Ke3

8

Gejala klinis ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar

bisul. Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung

jaringan longgar di bawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada

penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada

waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat

juga gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang

telinga. Otorea purulen bercampur darah bila furunkel pecah. Dapat

terjadi limfadenitis di depan tragus, di bawah atau belakang daun

telinga. Liang telinga bagian luar (bagian tulang rawan) udem dan

hiperemi, lumen menyempit.

Otitis eksterna Difus

Gejala klinis sama dengan otitis eksterna sirkumkripta. Kadang-kadang

terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir

(musin) seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis

media. Rasa gatal sampai nyeri di dalam liang telinga, otorea,

pendengaran normal atau sedikit berkurang. Pada MAE terisi serous

(alergi), purulen(infeksi kuman), keabu- abuan atau kehitaman (jamur).

Kulit MAE udem, hiperemi merata sampai ke membran timpani.

b. Otitis Eksterna Maligna

Gejala klinis dimulai dengan rasa gatal diliang telinga yang dengan

cepat diikutu oleh rasa nyeri yang hebat dan sekret yang banyak serta

pembengkakan liang telinga. Rasa nyeri tersebut akan makin menghebat,

Page 9: Otitis Konsul Ke3

9

liang telinga tertutup oleh tumbuhnya jaringan granulasi secara subur.

Saraf fasial dapat terkena sehingga menimbulkan paresis atau paralisis

fasial. Kelainan patologik yang penting adalah osteomielitis yang progesif

yang disebabkan akibat infeksi kuman Pseudomonas aeroginosa.

Penebalan endotel yang mengiringi diabetes mellitus berat bersama-sama

dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh infeksi yang

sedang aktif menimbulkan kesulitan pengobatan yang adekuat.

1.7 Penatalaksanaan

Pengobatan otitis eksterna akut didasarkan pada debridement lokal,

penggunaan tetes telinga dengan bahan asam dan atau antimikroba pada kasus

dengan edema yang parah dan atau sekresi purulenta akan digunakan

antiinflamasi dan antimikroba oral. Penggunaan antimikroba parenteral

diindikasikan pada kasus otitis eksterna maligna. Jika tidak berespon baik maka

dilakukan otolaryngologi.4

Pada prinsipnya, tujuan dari pengobatan ototopikal adalah mengurangi

inflamasi, menurunkan pH liang dan eliminasi dari organisme penyebab. Obat

ototopikal terdiri dari steroid, bahan asam, antiseptic dan antibiotic. Sediaan obat

yang biasa digunakan adalah suspensi dan larutan. Pembawa yang kental ini

memungkinkan kontak antara obat dengan jaringan telinga yang lebih lama.

Selain itu karena sifat higroskopisnya, memungkinkan menarik kelembaban dari

jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan membuang lembab yang

tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme yang ada. Untuk membantu

mengurangi rasa sakit yang sering menyertai infeksi telinga, beberapa preparat

Page 10: Otitis Konsul Ke3

10

otik antiinfeksi juga mengandung bahan analgetika seperti antipirin dan anestetika

local seperti lidokain dan benzokain. pH optimum untuk larutan berair yang

digunakan pada telinga utamanya adalah dalam pH asam. Fabricant dan Perlstein

menemukan range pH antara 5 – 7,8. keefektifan obat telinga sering bergantung

pada pH-nya. Larutan alkali biasanya tidak diinginkan karena tidak fisiologis dan

menyediakan media yang subur untuk penggandaan infeksi. Ketika pH telinga

berubah dari asam menjadi alkali, bakteri dan fungi akan tumbuh lebih cepat.

Kebanyakan organisme tumbuh baik pada lingkungan basa. Hal ini yang menjadi

alasan obat otitis mengandung bahan asam, dengan pH 3-6. Walaupun larutan

asam menghambat pertumbuhan bakteri, bahan ini meyebabkan iritasi dan rasa

terbakar. Suspense dengan pH 5 biasanya lebih sedikit mengiritasi daripada

solution dengan pH 3-4. Jika pasien tidak dapat beradaptasi dengan efek ini,

sediaan ototopikal antibiotik dapat digunakan, yaitu neomycin, polymyxin B,

polymyxin E (colistin), and fluoroquinolone. Neomycin sangat aktif terhadap S

aureus dan Proteus sp. Polymiksin merupakan bakterisid yang aktif terhadap

organism gram negative khususnya Pseudomonas. Fluoroquinolon juga efektif

terhadap pseudomonas dan staphylococcus. Pasien yang tidak berespon baik

terhadap pengobatan inisial dapat mencoba tetes telinga yang mengandung

siprofloksasin atau tobramycin.4

Ofloksasin dan siprofloksasin juga dapat digunakan sebagai tetes telinga.

Keuntungan terbesar dari bahan ini, yaitu tidak ada efek ototoksik. Namun untuk

penggunaan fluoroquinilon sistemik, kontraindikasi bagi anak-anak, tetapi untuk

larutan topikalnya aman dan efisien. Berdasarkan penelitian oleh Loh et al,

Page 11: Otitis Konsul Ke3

11

gentamisin dan polymiksin B merupakan tetes telinga yang sangat efektif untuk

pengobatan otitis eksterna yang disebabkan oleh pseudomonas aeruginosa.

Chloramfenicol juga digunakan sebagai tetes telinga, Sensitivitasnya sangat tinggi

terhadap Staphylococcus aureus, seperti juga untuk quinolon, fluoroquinolon,

neomycin dan oxacillin. Sefalosporin generasi kedua dan ketiga juga sensitif

terhadap bakteri yang diuji dan dapat digunakan sebagai pilihan terapi. Pada

pengobatan dengan infeksi jamur dengan obat anti jamur sistemik seperti polienes

(nystatin oral dan amphothericin B) dan imidazole (miconazole oral dan

ketoconazole IV dan oral). Tetes telinga dengan bahan anti jamur, khususnya

imidazole mempunyai efek sangat baik pada otolaryngology. Pada penelitian,

Candida sp sensitif terhadap amphothericin B, nystatin, fluconazole and

clotrimazole dan resisten miconazole.1

Tetes telinga yang terdiri dari kortikosteroid lebih efektif pada otits

eksterna daripada yang hanya terdiri dari asam asetat saja. Van balen et al

melaporkan dari 213 pasien secara random digunakan 3 tipe tetes telinga yang

berbeda., ditemukan pengobatan dengan menggunakan kortikosteroid gejala yang

timbul lebih pendek atau cepat hilang, angka kekambuhan yang rendah, dan efek

terapi yang tinggi daripada tetes telinga yang hanya mengandung bahan asam.

Tetes telinga yang terdiri dari steroid dan antibiotic sama efektifnya dengan yang

mengandung steroid dan asam asetat. Hal ini menunjukkan efektifitas dari asam

asetat sebagai antiinflamasi berefek jika digabung dengan kortikosteroid.7

Antibiotik oral jarang digunakan, tetapi akan digunakan pada otitis

eksterna menetap, ketika berhubungan dengan otitis media atau ketika terdapat

Page 12: Otitis Konsul Ke3

12

gejala sistemik. Antibiotik oral juga diberikan pada pasien dengan suhu >38,30C

sangat nyeri atau terjadi lymphadenopati regional dari preauricula atau cervical

posterior dan anterior. Antibiotik sistemik juga diberikan pada pasien yang tanda

awalnya seperti otitis eksterna nekrosis. Ketika pasien mengalami toksik atau

infeksi dan tidak berespon terhadap pengobatan antibiotik oral, khususnya jika

disertai dengan nyeri hebat dan jaringan granulasi pada liang telinga, antibiotic

parenteral akan digunakan. Dan jika tetap tidak berespon baik maka akan

dianjurkan otolaryngologist.8

Penatalaksanaan tergantung dari tipe otitis eksterna, yaitu:3,6

a. Otitis Eksterna Akut

Otitis Eksterna Sirkumkripta (furunkel atau bisul)

Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi

abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanah. Lokal

diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polimixin B atau

bacitracin atau antiseptik (asam asetat 2-5% dalam alkohol 2%)

Bila dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang

salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu

diberikan antibiotika secara sistemik, hanya diberikan obat

simpatomatis seperti analgetik dan obat penenang.

Otitis eksterna Difus

Pengobatannya ialah dengan memasukkan tampon yang

mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang

Page 13: Otitis Konsul Ke3

13

baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang

diperlukan obat antibiotika sistemik.

b. Otitis Eksterna Maligna

Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda sebab penyakit akan segera

menyerang bagian-bagian penting disekitarnya. Pengobatan yang

dianjurkan adalah pemberian antibiotika dosis tinggi terhadap

Pseudomonas aeruginosa yang dikombinasikan dengan aminoglikosida

dan diberikan secara parenteral selama 4-6 minggu. Kombinasi yang

sering digunakan adalah karbecillin, tikarcillin atau pipercillin dengan

gentamicin, tobramicin, colistimethate atau amikacin. Di samping obat-

obatan sering kali diperlukan juga tindakan membersihkan luka

(debrideman) secara radikal. Tindakan membersihkan luka (debrideman)

yang kurang bersih akan menyebabkan makin cepatnya penjalaran

penyakit.

1.8 Pencegahan

Penggunaan alat bantu saat berenang ideal untuk menurunkan kelambaban

telinga dan membantu mencegah otitis eksterna. Suatu penelitian mengevaluasi

tingkat proteksi dari 7 jenis protektor telinga, dari benang katun hingga silicon

wax dan klorida polyvinyl, dan hasilnya bahan dari katun dengan gel petroleum

memberikan proteksi terbaik, nyaman dan mudah digunakan. Penggunaan larutan

asam seperti asam asetat atau larutan asam boric untuk rekonstruksi lingkungan

fisiologi normal dari liang telinga setelah terpapar oleh air juga efektif.

Mengeringkan telinga dengan hairdryer yang diatur dengan panas yang rendah

Page 14: Otitis Konsul Ke3

14

hingga 60 detik dapat membantu mencegah penyakit ini. Menghindari manipulasi

terhadap liang telinga akan mencegah iritasi lokal dan maserasi kulit. Penggunaan

cotton bud dan peniti untuk membersihkan telinga berulang ulang harus

dihindari.1

1.9 Komplikasi

Otitis eksterna dapat berkomplikasi menjadi otitis eksterna kronik, stenosis

liang telinga, sellulitis, cervikal adenopaty, parotitis, penyebaran infeksi keseluruh

tubuh dan yang paling berbahaya adalah otitis eksterna nekrotik. 3,6

Page 15: Otitis Konsul Ke3

15

BAB II

SIMULASI KASUS

2.1 Kasus

Anamnesa

Tn. chandra (30 tahun) pekerjaan pegawai perusahaan konsultasi hukum,

datang ke Poliklinik dengan keluhan sakit telinga kiri. Telinga kiri nyeri hebat,

nyeri semakin terasa bila daun telinga tersentuh. Sebelumnya kemarin pasien

mengorek telinga kiri dengan ujung pensil, lalu ujung pensil patah dan telinga kiri

berdarah sedikit. Tidak ada keluar cairan dan pendengaran tidak terganggu. Sudah

makan parasetamol tetapi telinga tetap sakit.

Pemeriksaan Fisik

Tanda vital : TD = 120/80 mmHg N = 80 x/menit

RR = 20 x/menit t = 37 0 C

Kepala dan leher : Nyeri sentuh aurikula, tragus pain (+), canalis auricularis

externus udem dan hiperemis, nampak bekas iritasi oleh

tusukan pensil tetapi tidak ada lagi perdarahan.

Thorax : Jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas : Tidak ada kelainan

Diagnosis : Otitis Eksterna

Page 16: Otitis Konsul Ke3

16

2.2 Tujuan pengobatan

Pengobatan ditujukan untuk perbaikan fisiologi dari liang telinga luar,

mengeliminasi infeksi serta mengurangi atau menghilangkan radang dan nyeri

telinga.

2.3 Kelompok dan jenis obat

Kelompok Obat Jenis Obat1. Antibiotika lokal Polymixin B, kloramfenikol2. Analgetik Asam mefenamat, ibuprofen

2.4 Perbandingan kelompok obat menurut khasiat, keamanan, dan kecocokan9,10,11

No Jenis Obat Khasiat Keamanan(Efek Samping

Obat)

Kecocokan (Kontraindikasi)

1. Polimixin B Antibiotika terhadap kuman Gram negative khususnya Pseudomonas aeruginosa

Efek sampingnya: Alergi (jarang

secara topical) Neurotoksisit

as Nefrotoksik Kemerahan

pada wajah Vertigo Ataksia Mengantuk parestesia

Kontraindikasi: Bila

daerah kulit yang akan diobati luas ototoksisitas mungkin berbahaya, khususnya pada anak, pasien lanjut usia, pasien dengan kerusakan ginjal

2. kloramfenikol Antibiotika spectrum luas

Efek sampingnya: Kelainan

darah reversible Neuritis

perifer Neuritis optic Eritema

multiforme Mual muntah

Kontraindikasi: Wanita

hamil, menyusui

Pasien porfiria

Page 17: Otitis Konsul Ke3

17

Diare Stomatitis Glositis Hemoglobinu

ria nokturnal3. Asam

mefenamatAnalgetik-antipiretik

Efek sampingnya: Diare iritasi lambung alergi

Kontraindikasi: Tukak lambung

dan usus hati-hati pada

penderita tua, hipersensitivitas, asma, ginjal dan wanita hamil

4. Ibuprofen Analgetik-antipiretik-antiinflamasi

Efek sampingnya: mual,

muntah gangguan

pencernaan; diare, konstipasi

nyeri lambung

ruam pada kulit

bronkospasme

trombositopeni

Kontraindikasi: ulkus

peptik berat dan aktif

riwayat hipersensitif terhadap ibuprofen dan obat NSAID lain

sindrom polip hidung

angioderma

penderita yang bila menggunakan obat NSAID timbul gejala asma, rhinitis, urtikaria

Page 18: Otitis Konsul Ke3

18

2.5 Pilihan Obat dan Alternatif Obat yang digunakan9,10,11

AntibiotikaTopikalNo. Uraian Obat Pilihan Obat Alternatif1. Nama Obat Polimixin B Kloramfenikol2 BSO (generic,

paten, kekuatan)Generic: -BSO : -Paten : Otopain®

BSO : tetes telinga 10 ml merupakan sediaan kombinasi dalam 5ml mengandung Polimixin B sulphate 50.000 IU, neomycin sulphate 25mg, fludrocortisone acetate 5mg, lidocaine HCl 200mg

Generic: chloramfenicolBSO : tetes telinga 3%Paten : Colme ®

BSO : tetes telinga 8ml,mengandung chloramfenicol 10% dan lidocaine HCl 4%

3. BSO yang diberikan dan alasannya

Tetes telinga , sesuai untuk keadaan klinis pasien

Tetes telinga, sesuai untuk keadaan klinis pasien

4. Dosis referensi 2-4 kali sehari sebanyak 4- 5 tetes pada telinga yang sakit

3-4 kali sehari sebanyak 1-2 tetes pada telinga yang sakit

5. Dosis kasus tersebut dan alasannya

4 tetes/kali pada telinga yang sakit

2 tetes/kali pada telinga yang sakit

6. Frekuensi pemberian dan alasannya

3x sehari 3 x sehari

7. Cara pemberian dan alasannya

Tetes karena pasien masih sadar dan kooperatif

Tetes karena pasien masih sadar dan kooperatif

8. Saat pemberian dan alasannya

Tidak ada aturan khusus Tidak ada aturan khusus

9. Lama Pemberian dan alasannya

5 hari, tidak ada aturan khusus namun karena mengandung antibiotika maka diberikan standar lama pengobatan minimal

5 hari, tidak ada aturan khusus namun karena mengandung antibiotika maka diberikan standar lama pengobatan minimal

Analgetik

Page 19: Otitis Konsul Ke3

19

No. Uraian Obat Pilihan Obat Alternatif1. Nama Obat Asam mefenamat Ibuprofen2 BSO (generic,

paten, kekuatan)Generic: Asam mefenamatBSO : kaptab salut selaput 250mg,500 mgPaten : Mefinal®

BSO : kapsul 250mg, kaptab salut selaput 500 mg

Generic : IbuprofenBSO : tablet salut selaput 200 mg, 400mg, supositoria, sirup, salepPaten : Farsipen ®

BSO : Kaplet salut selaput 200 mg, 400 mg

3. BSO yang diberikan dan alasannya

Kaptab salut selaput, sesuai untuk keadaan klinis pasien

Tablet salut selaput, sesuai untuk keadaan klinis pasien

4. Dosis referensi 500mg, 3 kali sehari 200 mg 3x1, maksimal 2400 mg/hari

5. Dosis kasus tersebut dan alasannya

500 mg/x 200 mg/x

6. Frekuensi pemberian dan alasannya

3 x sehari, sesuai dengan waktu paruh

3 x sehari, sesuai dengan waktu paruh

7. Cara pemberian dan alasannya

Peroral sebab pasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

Peroral sebab pasien dewasa dan tidak ada gangguan menelan

8. Saat pemberian dan alasannya

Sesudah makan karena dapat menimbulkan iritasi mukosa lambung

Sesudah makan untuk mengurangi efek saluran cerna yang ditimbulkan

9. Lama Pemberian dan alasannya

3 hari karena sifatnya simptomatis

3 hari karena sifatnya simptomatis

1.6 Penulisan Resep Pilihan

Page 20: Otitis Konsul Ke3

20

Penulisan Resep Alternatif

dr. Indah gunawan,Sp.THT SIP. 0555/2006

Praktek Spesialis

Alamat Praktek Alamat RumahJl. Bumi Handayani 3 no 17 Jl. Manggis no 55 Banjarmasin BanjarmasinTelp. 7722224 Telp.7722225

Banjarmasin, 12 Agustus 2009

R/ Otopain gtt auric 8 ml Lag No. I

S t.d.d gtt IV auric sin (o.8 h)

R/ Asam mefenamat Caps 500mg No. IX

S prn. t.d.d Caps I pc (Nyeri)

Pro : Tn. Chandra (30 tahun)Alamat : Jl. Dharma praja 5 no 33 banjarmasin

dr. Indah Gunawan, Sp.THT

SIP. 0555/2006

Praktek Spesialis

Alamat Praktek Alamat RumahJl. Bumi Handayani 3 no 17 Jl. Manggis no 55 Banjarmasin BanjarmasinTelp. 7722224 Telp.7722225

Banjarmasin, 12 Agustus 2009

R/ Chloramfenikol gtt auric 3% Lag No. I

S t.d.d gtt II auric sin (o.8 h)

R/ Ibuprofen tab 200 mg No. IX

S prn.t.d.d tab 1 pc (Nyeri)

Pro : Tn. Chandra 30 tahunAlamat : Jl. Dharma praja 5 no 33 banjarmasin

Page 21: Otitis Konsul Ke3

21

Page 22: Otitis Konsul Ke3

22

2.7 Pengendalian Obat

Pengendalian obat dilakukan dengan memperhatikan dosis, frekuensi

pemberian, cara pemberian, saat pemberian, lama pemberian dan efek samping.

Bila timbul efek samping, obat harus dihentikan dan dapat diganti dengan obat

lain yang khasiatnya sama. Penggunaan antibiotik untuk terapi kausatif harus

habis dan tidak boleh terputus, sesuai lama pemberian yang ditentukan untuk

mencegah resistensi obat.

Berdasarkan anamnesa didapatkan bahwa pasien Telinga kiri nyeri hebat,

nyeri semakin terasa bila daun telinga tersentuh. Sebelumnya kemarin pasien

mengorek telinga kiri dengan ujung pensil, lalu ujung pensil patah dan telinga kiri

berdarah sedikit. Tidak ada keluar cairan dan pendengaran tidak terganggu. Sudah

makan parasetamol tetapi telinga tetap sakit.

Pada kasus diatas pasien datang dengan keluhan sakit (nyeri) telinga,

pasien ini didiagnosis dengan otitis eksterna. Pemilihan terapi penyakit ini yaitu

memberikan terapi kausatif antibiotik lokal yaitu otopain. pengobatan secara lokal

karena pada penderita terdapat iritasi yang mengalami peradangan disekitarnya

yang disinyalir sebagai tanda terjadinya infeksi oleh bakteri. Pengobatan

antibiotik secara topikal diberikan Polimiksin B yaitu Otopain dalam bentuk tetes

yang diteteskan pada telinga yang sakit. Diharapkan dengan pemberian obat tetes

ini akan mempercepat penyembuhan, karena didalam Otopain mengandung

Polimixin B sulphate 50.000 IU, neomycin sulphate 25mg, fludrocortisone acetate

5mg, lidocaine HCl 200mg. Polimixin B ditujukan sebagai antibiotika terhadap

bakteri gram negatif dan neomycin lebih ditujukan sebagai anti staphylococcus.

Page 23: Otitis Konsul Ke3

23

Fludrocortisone dimaksudkan sebagai anti inflamasi dan lidocain berguna untuk

menghilangkan nyeri lokal pada telinga yang sakit. Sebagai obat alternatifnya

diberikan Chloramfenikol tetes telinga.

Pemberian asam mefenamat ditujukan sebagai obat simptomatis yaitu

analgesik, dan obat alternatifnya dapat dipilih ibuprofen. Pemberian ibuprofen

dapat menimbulkan efek analgesik yang sama dengan aspirin, dengan daya

antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Obat ini tidak menimbulkan efek samping

yang serius pada dosis analgesiknya. Obat ini bekerja dengan cara menurunkan

aktivitas siklooksigenase, sehingga konversi asam arakhidonat menjadi

prostaglandin terganggu. Pemberian obat simptomatis sebaiknya sesingkat

mungkin dan diberikan bila perlu saja. Setelah obat yang diberikan habis,

penderita hendaknya memeriksakan kembali penyakitnya, sehingga dokter dapat

memutuskan apakah penyakit tersebut sudah benar-benar sembuh, baik secara

klinis maupun laboratorik.

Page 24: Otitis Konsul Ke3

24

BAB III

PENUTUP

Telah dibahas suatu kasus otitis eksterna pada seorang laki-laki umur 30

tahun. Berdasarkan anamnesa didapatkan bahwa pasien mengeluh telinga kiri

nyeri hebat, nyeri semakin terasa bila daun telinga tersentuh. pasien ada riwayat

mengorek telinga kiri dengan ujung pensil, lalu ujung pensil patah dan telinga kiri

berdarah sedikit. Tidak ada keluar cairan dan pendengaran tidak terganggu. Sudah

makan parasetamol tetapi telinga tetap sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit , respirasi rate 20 x/menit, suhu 37 0

C, telinga kiri nyeri sentuh aurikula, tragus pain (+), canalis auricularis externus

udem dan hiperemis, nampak bekas iritasi oleh tusukan pensil tetapi tidak ada lagi

perdarahan. Jantung, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal. Obat

kausatif pilihan yang diberikan pada kasus ini adalah antibiotika lokal yaitu tetes

telinga otopain, dengan obat alternatifnya Chloramfenikol tetes telinga. Obat

simptomatik pilihan untuk kasus ini asam mefenamat dan obat alternatifnya dapat

dipilih ibuprofen.

Page 25: Otitis Konsul Ke3

25

DAFTAR PUSTAKA

1. Nogueiral JCR, Diniz MFF, Lima EO, Lima ZN. Identification and antimicrobial susceptibility of acute external otitis microorganisms. Brazilian Journal of Otorhinolaryngol, 2008; 74(4):526-30.

2. Oghalai, J.S. 2003. Otitis Eksterna. Available from : http://www.bcm.tme.edu/oto/grand/101295.htm. Diakses tanggal 10 agustus 2009

3. Soepardi, EA . 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok dan Kepala Leher edisi 5. FK UI. Jakarta.

4. Hughes E, Lee JH. Otitis externa. Pediatr. Rev,2001;22(6);191-97.

5. Osguthorpe JD, Nielsen DR. Otitis Externa: Review and Clinical Update. American family physician,2006;74(9).

6. Departemen kesehatan Republik Indonesia. 2000. Obat yang Digunakan untuk Pengobatan Infeksi. Dalam: Informatorium Obat nasional Indonesia 2000 (IONI). Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan makanan.

7. Van balen FAM, smit WM, Zuithoff NPA, Verheii TJM. Should ear drops for acute otitis externa contain steroids?. BMJ, 2003;327(7425).

8. Sander R. Otitis Externa: A Practical Guide to Treatment and Prevention. American Family Physician,2001;63(5).

9. Ganiswarna S. (ed).1995. Farmakologi dan Terapi edisi 4. Penerbit FK UI, Jakarta

10. Winotopradjoko, M dkk. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. Akarta, Volume 39, 2004.

11. Tjay, TH & Rahardja K. Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek sampingnya. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta, 2002