dk 1
DESCRIPTION
vbvncncTRANSCRIPT
Blok 3.5
Kasus 1
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke dokter dengan keluhan badan lelah seperti
tidak bertenaga, pucat, dan sering pusing sejak beberapa bulan yang lalu. Saat ini, penderita
sednag hamil 24 minggu anak ke – 4, sedang anak ke – 3 berusia 1,5 tahun. Sejak awal
kehamilan ke – 4, penderita belum pernah periksa ke dokter kandungan dan belum pernah
minum vitamin.
Data Kasus :
Hb menurun, leukosit menurun, hitung jenis leukosit normal, eritrosit menurun, trombosit
normal, hematokrit menurun, MCV menurun, MCH menurun, MCHC menurun
Tidak pernah minum vitamin, tidak ada riwayat penyakit keluarga, feses tidak terdapat telur.
Eristrosit mikrositik, hipokrom, peningkatan ringan retikulosit, serum : Fe menurun, total iron
binding capacity normal, feritin menurun.
Penderita didiagnosis anemia defisiensi besi. Diberi obat 1 tablet ferosulfat 300 mg dalam
sehari dengan target peningkatan Hb 0,5-1 g/dl per bulan dan vitamin C 2x50 mg, edukasi
berupa diet tinggi zat besi serta pengurangan minum kopi dan teh.
I. Klarifikasi Istilah
1. Apa itu pucat?
Pucat merupakan proyeksi berkurangnya kepekaan warna kulit, karena vasokonstriksi
perifer, atau berkurangnya kadar Hb / sel darah merah.
2. Apa itu yang dimaksud Ht, MCV, MCH, MCHC?
Ht = persentase darah yg dibentuk oleh eritrosit dgn satuan vol persen
MCV (mean corpuscular volume) = vol masing2 eritrosit dgn satuan mikrometer kubik
dengan perhitungan Ht / jumlah eritrosit
MCH = (mean corspucular hemoglobin) jumlah persen Hb dalam setiap eritrosit dgn
perhitungan Hb dibagi jumlah eritrosit
MCHC (mean corpuscular Hb concentration) = perbandingan setiap eritsrosit yg
ditempati oleh Hb, dgn perhitugan Hb/Ht
3. Tes darah samar?
II. Identifikasi Masalah
1. Anamnesis : Lemas, pucat, pusing, Tidak pernah minum vitamin dan sedang dalam
usia kehamilan 24 minggu, jarak kehamilan anak ke – 4 dengan usia anak ketiga 1,5
tahun.
2. Pemeriksaan fisik :,Palpebra pucat, kuku seperti sendok dan rapuh, denyut nadi
meningkat
3. Pemeriksaan penunjang : Eritrosit mikrositik dan hipokrom, Hb turun, leukosit
normal, eritrosit menurun, trombosit normal, Ht menurun, MCV menurun, MCH
menurun, MCHC menurun, dan pada pemeriksaan feses tidak dijumpai telur, tes
darah samar feses negatif. Hasil pemeriksaan serum : Fe menurun, feritin menurun.
III. Analisis Masalah
1. Eritrosit (Proses eritropoiesis, eritropoietin, pembentukan Hb)
2. Klasifikasi anemia
3. Anemia defisiensi besi dan patogenesis dan patofisiologinya
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi anemia defisiensi besi pada kehamilan
5. Manifestasi klinis dan pemeriksaan penunjang anemia defisiensi besi pada kehamilan
6. Mengapa konjungtiva menjadi pucat?
7. FK dan FD terapi obat ADB dan non obat
IV. Pembahasan
1. Eritrosit : sel darah yang mempunyai bentuk bikonkaf (berfungsi untuk memperluas
difusi permukaan oksigen, sel tipis agar difusi O2 lebih cepat), jumlah normal 4-5
juta/mm3, usia hidup 120 hari karena tidak punya organel dan nukleus. Bertahan
hidup karena enzim glikolitik dan karbonat anhidrase untuk katalisis CO2. Diproduksi
di sumsum tulang. Saat dewasa hanya sumsum tulang merah yang produksi eritrosit.
Kontrol regulasi eritropoiesis dipegang oleh eritropoietin yang diproduksi di ginjal.
Di sumsum tulang merah ada sel punca yang pluripoten produksi banyak jenis sel
darah termasuk eritrosit. Dibutuhkan hemoglobin untuk menjalankan fungsi eritrosit.
Hemoglobin dibagi jadi globin (4 gugus protein dengan rantai polipeptida) dan heme
(4 gugus non protein yang mengandung Fe). Saat berikatan dengan oksigen warnanya
merah dan saat deoksigenasi akan warna ungu. Sehingga saat deoksigenasi muka atau
kuku akan terlihat pucat.
Tidak ada organel atau nukleus untuk memperluas ruangan dan tempat untuk Hb.
Eritrosit memiliki sifat lentur untuk mempermudah transport. Sehingga memudahkan
untuk melewati kapiler tanpa mengalami ruptur. Normalnya eritrosit memiliki garis
tengah 8 mikro meter dengan diameter luar 2 mikro meter. Tetapi dapat mengalami
deformasi saat lewat kapiler dengan diameter yang lebih kecil sekitar 3 mikrometer.
Proses pembentukan Hb
Suksinil Co-A akan berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol.
Dibutuhkan 4 pirol untuk membentuk protoporifin IX. Akan berikatan dengan ion
ferit untuk membentuk heme. Setiap molekul heme akan bersatu dengan polipeptida
panjang yang disebut globin yang disintesis oleh ribosom untuk membentuk suatu
subunit globin yang disebut hemoglobin. 4 rantai Hb akan berikatan longgar satu
dengan yang lain untuk membentuk molekul Hb. Terdapat bbrp variasi kecil dari
subunit globin tergantung dari susunan asam amino di rantai polipeptidanya. Tipe –
tipe rantai itu biasanya disebut rantai alpha, beta, gamma, dan delta. Bentuk Hb yang
umum pada dewasa adalah A (kombinasi 2 rantai alpha dan beta).
Hematopoiesis (Patofisiolofi Sylvia part 1 p. 248)
Metabolisme Hb
Setelah 120 hari, eritrosit akan dibw ke lien dan hepar dipecah menjadi hemin dan
globin hemin akan berubah menjadi heme dengan bantuan NADPH heme akan
mengalami oksidasi sehingga akan menghasilkan Fe3+ dan Co Endogen Fe dan
globin akan disimpan di dalam tubuh
Heme dalam 3 ko0ndisi diangkut oleh transferin untuk eritropoiesis, dibw ke hepar
untuk feritin dan hemosiderin, direduksi jadi CO dan biliverdin.
Biliverdin bilirubin (u/ emulsi lemak) dengan bantuan biliverdin reduktase dan
NADPH ; urobilin pewarnaan urin (dicari lagi)
2. Klasifikasi anemia :
Anemia aplastik : cedera atau dekstruksi sel lunak dalam stem cell.
Pansitopenia (anemia leukopenia serta trombositopenia karena hiperplasia sumsum
tulang) akibat obat-obatan, zat-zat toksik
Anemia defisiensi asam folat : anemia megaloplastik yang sering terjadi dan berjalan
progresif secara lambat. Kerusakan absorbsi
Anemia defisiensi besi : gangguan transport O2 karena defisiensi sintesis Hb yang
dikarenakan Hb uria yang ditimbulkan oleh hemolisis intravaskular / Hb uria non
norcturnal paroksimal
Anemia peniciosa : anemia megaloblastik karena malabsorbsi vitamin B12 karena
predisposisi genetik, penyakit imunologis (grave’s disease)
Anemia sideroblastik : gangguan heterogen dengan defek yang umum, penyakit ini
tidak mampun menggunakan zat besi dalam Hb, meskipun tersedia Fe yang cukup
tetapi anemia ini bersifat herediter. Bisa terkena zat toksik, obat-obatan.
Berdasarkan morfologi :
Anemia normokronik normositik: MCHC normal / normal rendah, MCV normal
Anemia normokronik makrositik : MCHC normal, MCV meningkat
Anemia hipokromik mikrositik : MCHC dan MCV menurun.
Berdasarkan etiologi :
Kehilangan peningkatan SDM bisa karena perdarahan (trauma, mens, hemoroid,
keganasan) dan penghancuran / hemolisis (gangguan sehingga siklus sel darah merah
lebih pendek, lingkungan tidak mendukung, adanya kelainan seperti
hemoglobinopati, gangguan sintesis globin, kelainan membran SDM, dan adanya
defisiensi enzim)
Turunnya atau adanya kelainan pembentukan sel dikarenakan adanya hal yang
mempengaruhi pembentukan sel di sum sum tulang, bisa juga karena kurang vitamin
saat pembentukan misalnya vitamin B12, C, zat besi dan asam folat.
Anemia siderro blastik apakah sama dengan anemia sickle cell??
Anemia hipokromik mikrositik
Berdasarkan patogenesis, karena gangguan utilisasi besi
Sideroblastik karena tidak ada pengikatan besi. Primer (gen dan usia) dan sekunder
(efek obat)
3. Anemia defisiensi besi (penyebab utama anemia)
Etiologi : asupan zat besi kurang, peningkatan kebutuhan zat besi umumnya pada
masa gestasi, pertumbuhan dan laktasi; hemorragic kronik : ulkus peptik, penurunan
absorbsi besi (gastrektomi), hemosiderinuria, hemoglobulinuria, hemosiderosis
pulmoner, kehilangan darah yang menetap (neoplasma, gastritis, hemoroid).
Tiap mm darah mengandung Fe 0,5 gr / dl.
Symptom : kadar Hb kurang dari 7-8 gr/dl, terjadi sindrom anemia : lemah, lesu,
lelah karena Hb kurang, mata berkunang, pusing dan telinga berdenging.
Gejala khas ADB : kolonichya (kuku sendok dan rapuh, bergaris vertikal, cekung),
atrofi papil lidah, stromatitis angularis, disfagia
4. Konjungtiva pucat akibat dari penurunan volume darah, Hb, dan vasokonstriksi
pengiriman darah ke organ-organ vital, takikardi dan bising jantung. Salah satu
mekanisme anemia yaitu mempercepat aliran darah. Pusing dan tinnitus karena suplai
oksigen kurang. Lelah karena suplai oksigen berkurang sehingga menghasilkan asam
laktat yang menyebabkan lelah.