cuwpyt hiperemesis-gravidarum

Upload: dukun

Post on 04-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 CUWPYT HIPEREMESIS-GRAVIDARUM

    1/8

    LAPORAN KASUS

    Identitas

    Nama : Ny. A

    Umur : 25 thn

    Alamat : Punge jurong

    Pekerjaan : IRT

    Keluhan Utama

    Muntah sejak 7 hari yang lalu.

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien wanita datang dengan keluhan muntah-muntah dan tidak mau

    makan sejak 7 hari yang lalu, Tidak haid sejak 1,5 bulan yang lalu. HPHT lupa,

    TP sukar ditentukan. Pasien juga mengeluhkan pusing dan sakit kepala .Riwayat

    demam tidak ada, riwayat trauma tidak ada.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    DM dan hipertensi disangkal

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Disangkal

    Riwayat Perkawinan

    Kawin I : tahun 2012

    Riwayat Kehamilan: G1P0A0

  • 7/29/2019 CUWPYT HIPEREMESIS-GRAVIDARUM

    2/8

    Peineriksaan Fisik

    Status Generalis

    Keadaan Umum : Sedang

    Kesadaran : CM

    Tekanan Darah : 90/60 mmhg

    Frekwensi Nadi : 95x/menit

    Nafas : 22 x/menit,

    Suhu : 37,2 0 C.

    Mata : konjungtiva : anemis (-) , sklera : ikterik (-)

    Leher : JVP - 2 cm H20 , pembesaran kel thyroid (-)

    Kulit : Tak ada kelainan

    Thorak :

    Jantung

    Inspeksi : Ictus di ICS V

    Palpasi : Iktus teraba 1 jari med LMCS, RIC V

    Perkusi : Batas jantung dalam batas normal.

    Auskultasi : Reguler, bising ( - )

    Paru

    Inspeksi : Simetris kiri dan kanan.

    Palpasi : Fremitus kini sama dengan kanan.

    Perkusi : Sonor kiri dan kanan.

    Auskultsi : Vesikuler normal, Rhonki (-), Whezing (-)

    Ektremitas : Edema -/-, RF +/+ , RP -/-

  • 7/29/2019 CUWPYT HIPEREMESIS-GRAVIDARUM

    3/8

    Status Obstetrik

    Muka : Cloasma Gravidarum (+)

    Mamae : Membesar, tegang, areola dan papil hiperpigmentasi,

    kolostrum (-)

    Abdomen

    Inspeksi : Tidak tampak membuncit

    Palpasi : FUT 3 jari atas simpisis ossis pubis, Nyeri tekan (-) Nyeri

    lepas (-), turgor

    Perkusi : timpani

    Auskultasi : Bising usus (+) normal

    Genitalia

    Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan

    Diagnosa

    G1P0A0 Gravida 8-10 minggu + Hiperemesis gravidarum

    Terapi

    - Bed rest

    - Vit B comp 1x1

    - Ondansetron tab 2x1

    - Betahistine tab 1x1

  • 7/29/2019 CUWPYT HIPEREMESIS-GRAVIDARUM

    4/8

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.Definisi

    Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berat pada wanita

    hamil, sehingga pekerjaan sehari-harinya terganggu dan keadaan umum menjadi

    buruk. Hiperemesis gravidarum biasanya terjadi sebelum usia kehamilan 20

    minggu sering terjadi pada kehamilan pertaim dan cendrung untuk terjadi lagi

    pada kehamilan berikutnya.

    2.Etiologi

    Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui. Tidak ada bukti

    bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan

    biokomia. Beberapa faktor predisposisi hiperemesis gravidarum yaitu:

    1. Faktor yang paling sering adalah primigravida, mola hidatidosa dan gemelli.

    Pada mola hidatidosa dan gemelli diduga bahwa Hormon Chorionik

    Gonadotropin (HCG) yang dibentuk berlebihan memegang peranan dalam

    hiperemesis gravidarum.

    2. Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik

    akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap

    perubahan ini merupakan faktor organik.

    3. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak juga disebut

    sebagai salah satu faktor organik.

    4. Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini.

    Hiperemesis gravidarum sering terjadi pada wanita yang takut terhadap

    kehamilan dan persalinan, rumah tangga yang retak, adanya gangguan

    personal atau hysteria. Meski belum diketahui pasti hubungan psikologik

  • 7/29/2019 CUWPYT HIPEREMESIS-GRAVIDARUM

    5/8

    dengan hiperemesis gravidarum , tidak jarang dengan memberikan suasana

    baru dapat membantu mengurangi frekuensi muntah.

    Beberapa penelitian melaporkan bahwa faktor lain yang berkitan dengan

    peningkatan resiko terjadinya hiperemesis gravidarum seperti: umur ibu yang

    masih muda, berat badan berlebih, nullipara, dan riwayat hiperemesis gravidarum

    pada kehamilan sebelumnya.

    3.Patofisiologi

    Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari

    meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester I.

    Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari susunan

    syaraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi

    pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan mutah dapat

    berlangsung berbulan-bulan.

    Hiperemesis gravidarum. ini dapat menghabiskan cadangan karbohidrat

    dan lemak yang dipakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak

    sempurna terjadilah ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan

    cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi menyebabkan

    hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini

    menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang dan

    tertimbunnya zat metabolik yang toksik.

    4. Gambaran Kfinis.

    Menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalarn 3 tingkatan yaitu:

    Stadium I : Terjadi muntah yang terus menerus, ibu lemah, nafsu makan

    menurun, berat badan menurun, nyeri epigastrium, nadi >

  • 7/29/2019 CUWPYT HIPEREMESIS-GRAVIDARUM

    6/8

    100x/menit, tekanan darah sistole menurun, turgor menurun,

    lidah mengering dan mata cekung.

    Stadium II : Penderita tampak lemah dan apati, turgor menurun, lidah kering

    dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadag

    meningkat dan mata sedikit ikterik. Berat badan menurun,

    tekanan darah turun, hemokonsentrasi, oliguria, serta aseton

    dapat tercium dalam pemafasan dan dapat ditemukan dalam

    urine.

    Stadium III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran

    menurun dari somnolen sampai koma. Bisa berakibat fatal

    berupa terjadinya ensefalopati wernickke dengan gejala

    nistagmus, diplopia dan perubahan mental

    5.Diagnosis

    Diagnosis dapat ditegakkan bila ditemukan pada kehamilan muda dan

    muntah terus-menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun harus

    dipikirkan pula kehamilan muda dengan penyebab lain seperti neoplasma,

    hipertiroidisme, gangguan saluran cerna, pielonefritis, infeksi keracunan dan

    lain-lain.

    6.Penatalaksanaan

    Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum dengan jalan memberikan

    penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis,

    berikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan hal yang

    fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang kemudian.

  • 7/29/2019 CUWPYT HIPEREMESIS-GRAVIDARUM

    7/8

    1. Penggunaan obat-obatan

    Dapat diberikan obat golongan sedatif seperti phenobarbital, vitamin B5

    dan B6, intravena, anti histamin dan anti emetik.

    2. Isolasi

    Penderita dirawat dalam kamar yang terang dan perputaran udara yang

    baik. Hanya dokter dan perawat yang masuk kamar penderita sampai

    muntah berhent dan penderita mau makan.

    3. Terapi Psikologik

    Yakinkan penderita bahwa penyakitnya bisa disembuhkan dan hilangkan

    rasa takut terhadap kehamilan.

    4. Cairan Parenteral.

    Untuk koreksi hipovolemia, elektrolit dan ketosis.

    5. Penghentian kehamilan

    Dipertimbangkan bila keadaan medik dan psikiatrik makin memburuk.

    7. Prognosa

    Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat

    memuaskan. Namun demikian pada tingkat yang berat penyakit ini dapat

    mengancam jiwa ibu dan janin.

  • 7/29/2019 CUWPYT HIPEREMESIS-GRAVIDARUM

    8/8

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Wibowo B, Soejoenas A. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu

    Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 1999:

    275-80

    2. Cunningham F.G. Mac Donald, Gant. Gastrointestinal disorders, In

    Williams Obstetrics 21 ed. Prentice Hall International inc, USA, 2001; 1275-6

    3. Mochtar R. Hiperemesis Gravidarum. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan

    Patologi. Edisi kedua. EGC, Jakarta, 1998; 195-7

    4. Taber B. Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. EGC, Jakarta, 1994. 232-4