crs m adnan

16
BAB I TINJAUAN PENYAKIT I. PENDAHULUAN Prostat adalah organ genital yang hanya di temukan pada pria karena merupakan penghasil cairan semen yang dihsilkan oleh pria. Prostat berbentuk piramid tersusun atas jaringan fibromuskularyang mengandung kelenjar.prostat umumnya memiliki ukuran panjang 1.25 inci atau kira-kira 3 cm mengelilingi uretra pria. Prostatitis akut Gejala dan tanda prostatitis akut terdiriri dari demam dengan suhu tinggi kadang menggigil, nyeri perinal atau pinggang rendah, sakit rendah atau sedang, mialgia dan artragia. Karena pembengkakan prostat biasanya ada disuria, kadang didapatkan pengeluaran nanah pada colok dubur setelah masase prostat. Penyulit lukal ialah pembentukan abses prostat Penanganan dengan antibiotik di tahap dini berhasil baik. Prostatatis kronik Biasanya prostatitis kronik tidak disertai gejala dan tanda jelas dan khas. Gambaran klinik sangat variabel, kadang dengan keluhan miksi, kadang nyeri perineum atau pinggang. I.1 Epideminologi I.2 Etiologi uumu I.3 Diagnosis I.4 Klasifikasi prostat I.5 Patogenesis I.6 Faktor resiko I.7 Diagnosa

Upload: dwy-kurniawan

Post on 20-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

smoga bermanfaat

TRANSCRIPT

Page 1: CRS M Adnan

BAB I

TINJAUAN PENYAKIT

I. PENDAHULUAN Prostat adalah organ genital yang hanya di temukan pada pria karena merupakan penghasil cairan semen yang dihsilkan oleh pria. Prostat berbentuk piramid tersusun atas jaringan fibromuskularyang mengandung kelenjar.prostat umumnya memiliki ukuran panjang 1.25 inci atau kira-kira 3 cm mengelilingi uretra pria.

Prostatitis akutGejala dan tanda prostatitis akut terdiriri dari demam dengan suhu tinggi kadang menggigil, nyeri perinal atau pinggang rendah, sakit rendah atau sedang, mialgia dan artragia. Karena pembengkakan prostat biasanya ada disuria, kadang didapatkan pengeluaran nanah pada colok dubur setelah masase prostat.Penyulit lukal ialah pembentukan abses prostat Penanganan dengan antibiotik di tahap dini berhasil baik.Prostatatis kronik

Biasanya prostatitis kronik tidak disertai gejala dan tanda jelas dan khas. Gambaran klinik sangat variabel, kadang dengan keluhan miksi, kadang nyeri perineum atau pinggang.

I.1 EpideminologiI.2 Etiologi uumuI.3 DiagnosisI.4 Klasifikasi prostatI.5 PatogenesisI.6 Faktor resiko I.7 Diagnosa

ILUSTRASI KASUS

A. Identitas Pasien

Data UmumNo MR 368121 Ruang Bedah LakiNama Pasien M. Adnan Dokter yang

merawatDr. Sufriadi, Sp. U

Page 2: CRS M Adnan

Alamat Pesisir Selatan Agama IslamJenis Kelamin Laki-laki Pekerjaan Umum 80 tahun

Anamnesa

BAK tak lancar selama 1 tahun lalu BAK keluar darah (-) LUTS (-)

Riwayat Penyakit Terdahulu

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan :

Urin tertahan sejak kemaren

Riwayat retensi urin

24/01/2014

BAK tak lancar

29/01/2014

Pasien ulangan BPH

USG prostat

B. Pemeriksaan

a. Pemeriksaan fisik/penunjang tanggal 5/2/2014

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : CMC

Tekanan Darah : 100/70 mmhg

Pernafasan : 20 x/i

Nadi : 90 x/i

Page 3: CRS M Adnan

b. Hasil Laboratorium Tanggal

Test Report NormalHGB 14.3 P 13.0 -- 16.0

W 12.0 – 14.0RBC 4.97 P 4.5 – 5.5

W 4.0 – 5.0HCT 40.9 P 40.0 – 48.0

W 37.0 – 43.0MCV 85.40MCH 29.9

MCHC 35.0RDW-SD 40.7RDW-CV 13.2

WBC 10.34 5.0 – 10.0EO% 3.0 1 - 3

BASO% 0.2 0 - 1NEUT% 63 50 - 70

LYMPH% 27.4 20 - 40MONO% 6.3 2 - 8

PLT 421 150 - 400PDW 8.8MPV 4.0

P-LCR 14.1PCT 0.38

```````````````````````````````

c. Monitoring Vital Sign

Tanggal TD (mmhg) Nadi (x/menit)

Pernafasan (x/menit)

Suhu ( ºC)

Page 4: CRS M Adnan

d. Diagnosa

BPH retensi

e. Follow Up

f. Tindakan/Terapi

Terapi Farmakologi Pasien Di Bangsal Bedah

Nama obat 11/2

12/2

13/2

14/2

15/2

16/2

17/2

18/2

19/2

20/2

21/2

22/2

Levofloxain1x500

√ √ √

Doxycilin 2x100 √ √ √ √ √ √ √ √ √Uriter 2x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √Cefriaxon 2x1 √ √ √ √ √ √RL III √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 5: CRS M Adnan

BAB II

TINJAUAN PENGOBATAN

A. RIMFASTAR®

Kelompok : Obat Anti Tuberkulosis kategori I ( 4 FDC)

*FDC : Fix Dose Combination

Komposisi : Rifampisin 150 mg Isoniazid 75 mg Pirazinamid 400 mg Ethambutol 275 mg

Mekanisme Aksi : Rifampisin Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak dapat dibunuh oleh isoniazid. Mekanisme kerja, Berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim bakteri Ribose Nukleotida Acid (RNA)-polimerase sehingga sintesis RNA terganggu.

Isoniazid Bersifat bakterisid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Mekanisme kerja berdasarkan terganggunya sintesa mycolic acid, yang diperlukan untuk membangun dinding bakteri

Page 6: CRS M Adnan

Pirazinamid Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Mekanisme kerja, berdasarkan pengubahannya menjadi asam pyrazinamidase yang berasal dari basil tuberkulosa.

Ethambutol Bersifat bakteriostatik, dengan menekan pertumbuhan kuman TB yang telah resisten terhadap Isoniazid dan streptomisin. Mekanisme kerja, berdasarkan penghambatan sintesa RNA pada kuman yang sedang membelah, juga menghindarkan terbentuknya mycolic acid pada dinding sel.

Indikasi : Untuk pengobatan tuberculosis yang disebabkan oleh bakteri Mycobactrium tuberculosis

Dosis : o Pasien dengan BB : 30 – 37 kg, 2 tablet 4FDC untuk tahap intensif dan 2 tablet 2FDC untuk lanjutan

o Pasien dengan BB : 38 – 54 kg, 3 tablet 4FDC untuk tahap intensif 3 tablet 2FDC untuk lanjutan

o Pasien dengan BB : 55 – 70 kg, 4 tablet 4FDC untuk tahap intensif dan 4 tablet 2FDC untuk lanjutan

o Dan untuk pasien dengan BB : > 70 kg, 5 tablet 4FDC untuk tahap intensif dan 5 tablet 2FDC untuk lanjutan.

Kontra Indikasi : Hipersensitifitas, riwayat penggunaan obat yang menginduksi hati,hepatitis, disfungsi renal,

Efek Samping : Rifampisin ; perubahan warna cairan tubuh menjadi merah( urin dan air mata),peningkatan enzim hepatic,penurunan nilai BUN dan asam urat, insufisiensi ginjal,gangguan GI, Isoniazide : neuritis perifer, gangguan fungsi hati, ganguan GI, reaksi alergi, Pirazinamid : hepatotoksik, hepatomegali,hiperurisemia,disuria, gangguan GI, Etambutol : bingung, disorientasi visual,gangguan hati, gangguan GI

Interaksi Obat : Menurunkan efek dari penggunaan terapi hormone,antikoagulan, antacid,cimetidin, cyclosporine, dan obat lain yang dipengaruhi oleh enzim hepatik

Waktu Pemakaian : Pada saat perut kosong atau 1/2 jam sebelum makan

B. OMEPRAZOLE

Page 7: CRS M Adnan

Kelompok : Proton Pump Inhibition (PPI)

Komposisi : Omeprazole

Mekanisme Aksi : Omeprazole merupakan antisekresi, turunan benzimidazole, yang bekerja menekan sekresi asam lambung dengan menghambat H+/K+-ATPase (pompa proton) pada permukaan kelenjar sel parietal gastrik pada pH < 4. Omeprazole yang berikatan dengan proton (H+) secara cepat akan diubah menjadi sulfonamida, suatu penghambat pompa proton yang aktif. Penggunaan omeprazole secara oral menghambat sekresi asam lambung basal dan stimulasi pentagastrik.

Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak duodenal dan yang tidak responsif terhadap obat-obat antagonis reseptor H2.

Pengobatan jangka pendek tukak lambung. Pengobatan refluks esofagitis erosif / ulceratif yang telah

didiagnosa melalui endoskopi. Pengobatan jangka lama pada sindroma Zollinger Ellison.

Dosis : Dosis yang dianjurkan 20 mg atau 40 mg, sekali sehari, kapsul harus ditelan utuh dengan air (kapsul tidak dibuka, dikunyah, atau dihancurkan). Sebaiknya diminum sebelum makan.

Penderita dengan gejala tukak duodenal : lama pengobatan memerlukan waktu 2 minggu, dan dapat diperpanjang sampai 2 minggu lagi.

Penderita dengan gejala tukak lambung atau refluks esofagitis erosif / ulseratif : lama pengobatan memerlukan waktu 4 mimggu, dan dapat diperpanjang sampai 4 minggu lagi.

Penderita yang sukar disembuhkan dengan pengobatan lain, diperlukan 40 mg sekali sehari.

Penderita sindroma Zollinger Ellison dosis awal 20-160 mg sekali sehari, dosis ini harus disesuaikan untuk masing-masing penderita. Untuk dosis lebih dari 80 mg sehari, dosis harus dibagi 2 kali sehari

Page 8: CRS M Adnan

Kontra Indikasi : Penderita hipersensitif terhadap omeprazole

Efek Samping : Omeprazole umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Pada dosis besar dan penggunaan yang lama, kemungkinan dapat menstimulasi pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-likecells). Pada penggunaan jangka panjang perlu diperhatikan adanya pertumbuhan bakteri yang berlebihan di saluran pencernaan.

Interaksi Obat : Omeprazole dapat memperpanjang eliminasi obat-obat yang dimetabolisme melalui sitokrom P-450 dalam hati yaitu diazepam, warfarin, fenitoin.Omeprazole mengganggu penyerapan obat-obat yang absorbsinya dipengaruhi pH lambung seperti ketokonazole, ampicillin dan zat besi

Waktu Pemakaian : 1 jam sebelum makan

C. ULSAFAT® Syrup

Komposisi : Sukralfat

Mekanisme Aksi : Tindakan melindungi mukosa di lambung dari asam lambung (HCL), membentuk lapisan pelindung yang berfungsi sebagai penghalang terhadap asam, garam empedu, dan enzim hadir dalam lambung dan duodenum

Indikasi : Pengobatan jangka pendek ulkus duodenum, terapi pemeliharaan

ulkus duodenum. Pengobatan ulkus lambung, refluks esofagitis

peptikum dan, pengobatan gejala akibat pemakaian NSAID atau

aspirin yang menginduksi GI dan kerusakan mukosa, pencegahan

stress ulkus dan pendarahan pda GI pada pasien sakit kritis,

Dosis : DEWASA: PO 1 g pada perut kosong (1 jam sebelum makan dan sebelum tidur) selama 4 sampai 8 minggu

Kontra Indikasi : Pasien yang hipersensitif terhadap sukralfat

Page 9: CRS M Adnan

Efek Samping : Pusing, insomnia, vertigo, sakit kepala, ruam, pruritus, Sembelit, diare, mual, muntah, mulut kering, gangguan pencernaan, perut kembun dan nyeri punggung.

Interaksi Obat : Aluminium yang terkandung dalam antasida sehingga dapat meningkatkan kadar aluminium dalam tubuh. Cimetidine, ciprofloxacin (dan antibiotik kuinolon lainnya), diklofenak, digoxin, hydantoins (misalnya, phenytoin), ketoconazole, pencillamine, ranitidine, tetrasiklin, teofilin: penyerapan oral dan efek farmakologis obat ini dapat dikurangi jika diberikan dengan sukralfat. Berikan 2 jam terpisah dari sukralfat.

Waktu Pemakaian : 1 jam sebelum makan dan sebelum tidur

D. KALSIUM LAKTAT

Kelompok : Vitamin dan mineral

Komposisi : Kalsium Laktat

Mekanisme Aksi : Kalsium merupakan mineral yang penting untuk memelihara fungsi integritas sistem saraf dan otot, menjaga abnormalitas kontraktilitas jantung dan koagulasi darah.

Indikasi : Suplemen untuk mengatasi hipokalsemia atau defisiensi kalsium

Dosis : Defisiensi ringan: per oral, 10-50 mmol (400mg–2g) kalsium per hari; dosis harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.

Kontra Indikasi : Kondisi yang terkait dengan hiperkalsemia dan hiperkalsiuria; fibrilasi ventrikuler

Efek Samping : Gangguan saluran cerna (iritasi, konstipasi). Hiperkalsemia dapat terjadi

Interaksi Obat : Glikosida jantung: efek intropik dan toksik dari keduanya bersifat sinergis dan dapat mengakibatkan aritmia (terutama pada

Page 10: CRS M Adnan

pemberian kalsium secara IV). Tetrasiklin: terbentuk kompleks sehingga keduanya menjadi tidak aktif; hindarkan pemberian oral keduanya secara bersamaan. Sediaan besi dan kuinolon: absorpsinya berkurang dengan pemberian kalsium.

Waktu Pemakaian : 2 jam sesudah makan

E. DEKSTROSA 10%

Kelompok : Disakarida

Komposisi : Dekstrosa 10 %(100 g/L)

Mekanisme Aksi : Memenuhi kebutuhan glukosa sel tubuh dan mengubahnya menjadi energy

Indikasi : Sebagai cairan resusitasi pada terapi intravena serta untuk keperluan hidrasi selama dan sesudah operasi. Sebagai penanganan pasien hipoglikemia. Diberikan pada keadaan oliguria ringan sampai sedang (kadar kreatinin kurang dari 25 mg/100ml).

Kontra Indikasi : Pasien hiperglikemia dan DM

F. LEVOFLOXACIN INFUS

Kelompok : Antibiotika Floroquinolon

Komposisi : Levofloxacin *FDC : Fix Dose Combination

Mekanisme Aksi : Levofloxacin maerupakan antibakteri spectrum yang luas, aktif terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif, termasuk bakteri anaerob. Levofloxacin juga aktif terhadap Chlamydia pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae. Mekanisme kerjanya dengan cara menghambat replikasi dan transkripsi DNA bakteri.

Indikasi : Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang peka

Page 11: CRS M Adnan

terhadap Levofloxacin, seperti :

Sinusitis maxilaris akut Eksaserbasi akut bronkitis kronik Community acquired pneumonia Infeksi saluran kemih terkomplikasi Prostatitis kronik

Dosis : Per Oral (diminum):

Sinusitis akut: 500 mg/hari selama 10 – 14 hari. Bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut: 250 – 500

mg/hari selama 7 – 10 hari. Pneumonia komuniti: 500 mg satu atau dua kali sehari

selama 7 – 14 hari. Infeksi saluran kemih terkomplikasi: 250 mg perhari selama

7 – 10 hari (3 hari pada infeksi tanpa komplikasi). Prostatitis kronik: 500 mg selama 28 hari. Infeksi kulit dan jaringan lunak lainnya: 250 mg perhari

atau 500 mg 1-2 kali perhari selama 7 – 14 hari.

Melalui infus intravena (min 60 menit untuk 500 mg): Pneumonia komuniti: 500 mg, 1-2 kali sehari. Inf. saluran kemih dengan komplikasi: 250mg/hari. Inf. kulit dan jaringan lunak 500mg 2x/hari.

Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap levofloxacin, antimikroba golongan kuinolon dan komponen dari obat ini.

Efek Samping : Diare, mual, kembung, konstipasi, nyeri perut, sakit kepala, insomnia, agitasi, anorexia, ansietas, arthralgia, mulut kering, dyspnea, edema, lelah, demam, genital pruritus, keringat berlebih, gelisah, rhinitis, gangguan kulit, somnolence dan hilang rasa.

G. ALINAMIN F INJEKSI

Kelompok : Vitamin dan mineral :

Komposisi : Thiamini tetrahidrofurfuryl disulfit HCl dan Riboflavin

Mekanisme Aksi : Vitamin B1 sebagai koenzim pada dekarboksilasi asam alfa-keto

Page 12: CRS M Adnan

dan berperan dalam metabolism karbohidrat

Indikasi : Untuk defisiensi vitamin B1 dan B2 yang penting bagi fungsi system saraf dan metabolisme karbohidrat

Dosis : 1-2 kali sehari 1 ampul melalui IV

Kontra Indikasi : Pasien Hipersensitifitas terhadap Vit B1 dan B2