crs osteoartritis

24
CASE REPORT SESSION *Kepanitraan Klinik Senior/ G1A105026/9-7-2011 ** Pembimbing OSTEOARTHRITIS Rinda Purma Sari * dr. Erni Zainudin, SpRad** KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN RADIOLOGI RSUD. RADEN MATTAHER PROV. JAMBI

Upload: onyotz

Post on 18-Dec-2014

108 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan kasus stase radiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Crs Osteoartritis

CASE REPORT SESSION

*Kepanitraan Klinik Senior/ G1A105026/9-7-2011

** Pembimbing

OSTEOARTHRITIS

Rinda Purma Sari * dr. Erni Zainudin, SpRad**

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

BAGIAN RADIOLOGI RSUD. RADEN MATTAHER PROV. JAMBI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS JAMBI

2011

Page 2: Crs Osteoartritis

BAB I

ANAMNESIS

I. IDENTITAS

• Nama : Ny.R

• Umur : 50 th

• Jenis kelamin : Perempuan

• Pekerjaan : IRT

• Status : Menikah

• Agama : Islam

• Alamat : Telanai pura

• Tanggal Berobat : 4-7-2011

II. KELUHAN UTAMA :

Nyeri pada lutut kanan

III. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Sejak 2 bulan yang lalu penderita merasa nyeri pada lutut kanan dan sakitnya lebih terasa

pada pagi hari, pada saat penderita sholat dan saat mau berdiri setelah duduk. Penderita

merasa panas pada lutut yang nyeri dan telapak kaki dan tangannya terasa panas juga

seperti dibalur cabe. Pada saat kaki Penderita di jinjitkan penderita merasa sakit pada

sendi-sendinya. BAB dan BAK normal, Mual muntah (-), sakit kepala (-), demam (-).

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :

• ± 3 tahun yang lalu Penderita pernah jatuh dari motor dan ada terdapat jaringan parut

di bahu sebelah kiri.

• Penyakit DM disangkal

• Penyakit hipertensi disangkal

Page 3: Crs Osteoartritis

V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :

Tidak ada keluarga dengan keluhan penyakit yang sama.

DM disangkal

VI. PEMERIKSAAN FISIK

A. KEADAAN UMUM

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Heart Rate : 72 x/menit

RR : 22x/menit

Suhu : 36,9 °C

B. STATUS GENERALISATA

Kepala

Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), reflek cahaya (+)

Hidung : dbn

Mulut : dbn

Telinga : dbn

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP (5±2) cmH2O

Thoraks

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V LMC Sinistra

Perkusi : Batas jantung normal

Auskultasi : BJ I/II murnis reguler, mur – mur (-), gallop (-)

Paru

Inspeksi : Simetris kanan dan kiri

Palpasi : Stemfremitus (+) normal

Page 4: Crs Osteoartritis

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikuler (+) normal, rhonki (-), whezing (-)

Abdomen

Inspeksi : Datar

Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Timfani

Auskultasi : BU (+) normal

Extremitas Superior

Pergerakan ka/ki (+)

Kekuatan otot ka/ki (5/5)

Tonus ka/ki (N)

R. fisiologi (+)

R. patologi (+)

Sensibilitas : BAIK

Extremitas Inferior

Pergerakan ka/ki (+)

Kekuatan otot ka/ki (5/5)

Tonus ka/ki (N)

R. fisiologi (+)

R. patologi (+)

Sensibilitas : BAIK

C. STATUS LOKALIS

Look : oedem (+)

Feel : krepitasi (-)

Move : terbatas

V. DIAGNOSIS KERJA

Osteoarthritis art genu

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 5: Crs Osteoartritis

VII. DIAGNOSIS BANDING

Rhematoid arthritis

Gout arthritis

VIII. TERAPI

Farmakologi : analgetik dan anti inflamasi

Fisioterapi

Operatif ( jika ada indikasi)

IX. PROGNOSIS

Dubia ad bonam

BAB II

Page 6: Crs Osteoartritis

OSTEOARTHRITIS (OA)

I. PENDAHULUAN1

Osteoarthritis merupakan suatu kelainan pada sendi akibat dari proses degeneratif dari

kartilago ( atau tulang rawan) yang bersifat kronis dan progresif. Osteoarthritis bagian dari

arthritis atau peradangan sendi. Osteoarthritis dapat mengenai berbagai sendi, antara lain

sendi lutut, sendi coxae (hip joint) dan sendi tangan. Sendi yang terkena osteoarthritis

biasanya akan terasa nyeri, kaku dan gerakannya menjadi terbatas.

Osteoarthritis yang terjadi pada lutut terjadi karena adanya gangguan atau kegagalan

chondrocyte dalam memperbaiki kartilago / tulang rawan. Prevelensi terjadinya OA lutut

pada usia 45-55 tahun wanita dan pria sama. Sedangkan pada usia 55 tahun ke atas banyak

terjadi pada wanita dengan perbandingan 4:1.

II. ETIOLOGI1

Page 7: Crs Osteoartritis

Dalam keadaan normal, sendi memiliki derajat gesekan yang rendah sehingga tidak

akan mudah aus, kecuali bila digunakan secara sangat berlebihan atau mengalami cedera.

Osteoartritis kemungkinan berawal ketika suatu kelainan terjadi pada sel-sel yang

membentuk komponen tulang rawan, seperti kolagen (serabut protein yang kuat pada jaringan

ikat) dan proteoglikan (bahan yang membentuk daya lenting tulang rawan).

Selanjutnya tulang rawan tumbuh terlalu banyak, tetapi pada akhirnya akan menipis

dan membentuk retakan-retakan di permukaan. Rongga kecil akan terbentuk di dalam

sumsum dari tulang yang terletak dibawah kartilago tersebut, sehingga tulang menjadi rapuh.

Tulang mengalami pertumbuhan berlebihan di pinggiran sendi dan menyebabkan benjolan

(osteofit), yang bisa dilihat dan bisa dirasakan. Benjolan ini mempengaruhi fungsi yang

normal.

Pada akhirnya, permukaan tulang rawan yang halus dan licin berubah menjadi kasar

dan berlubang-lubang, sehingga sendi tidak lagi dapat bergerak secara halus.

Semua komponen sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon dan tulang rawan)

mengalami kegagalan dan terjadi kelainan sendi. Osteoartritis di kelompokkan menjadi:

Osteoartritis primer, jika penyebabnya tidak diketahui

Osteoartritis sekunder, jika penyebabnya adalah penyakit lain (misalnya penyakit

Paget atau ineksi, kelainan bentuk, cedera atau penggunaan sendi yang berlebihan).

Obesitas diduga merupakan faktor utama dalam terjadinya osteoartritis, tetapi

pembuktiannya belum cukup kuat.

Faktor Etiologi2

Beberapa faktor etiologi yang telah diketahui berhubungan dengan terjadinya

osteoartis:

1. Usia

Semakin lanjut usia seseorang, pada umumnya semakin besar faktor resiko

terjadinya OA lutut. Hal ini disebabkan karena sendi lutut yang digunakan sebagai

penumpu berat badan sering mengalami kompresi atau tekanan dan gesekan,

Page 8: Crs Osteoartritis

sehingga dapat menyebabkan kartilago yang melapisi tulang keras pada sendi lutut

tersebut lama-kelamaan akan terkikis .

2. Obesitas

Jelas sekali bahwa kelebihan berat badan atau obesitas bisa menjadi faktor resiko

terjadinya OA lutut. Berat badan yang berlebih akan menambah kompresi atau

tekanan atau beban pada sendi lutut. Semakin besar beban yang ditumpu oleh

sendi lutut, semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan pada tulang

3. Herediter atau faktor bawaan

Struktur tulang rawan dan laxity pada sendi, serta permukaan sendi yang tidak

teratur yang dimiliki seseorang sebagai faktor bawaan merupakan faktor resiko

terjadi OA lutut.

4. Trauma pada sendi dan kerusakan pada sendi sebelumnya

Terjadinya trauma, benturan atau cedera pada sendi lutut juga dapat menyebabkan

kerusakan atau kelainan pada tulang - tulang pembentuk sendi tersebut.

5. Kesegarisan tungkai

Sudut antara femur dan tibia yang > 180 derajad dapat berakibat beban tumpuan

yang disangga oleh sendi lutut menjadi tidak merata dan terlokalisir di salah satu

sisi saja, dimana pada sisi yang beban tumpuannya lebih besar akan beresiko lebih

besar terjadi kerusakan.

6. Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari

Pekerjaan dan akifitas yang banyak melibatkan gerakan lutut juga merupakan

salah satu penyebab osteoarthritis pada lutut.

7. Faktor hormonal dan penyakit metabolic

Page 9: Crs Osteoartritis

Perubahan degeneratif pada sendi lutut bisa terjadi akibat perubahan hormonal

yang terjadi pada wanita yang sudah menopause. Selain itu, seseorang yang

memiliki diabetes mellitus juga bisa terkena OA lutut ini.

8. Arthritis yang berlangsung lama

Arthritis (peradangan sendi) yang sudah berlangsung lama dapat meningkatkan

kemungkinan terjadinya pula OA lutut.

III. PERUBAHAN PATOLOGIS OA1

Pada sendi, termasuk sendi lutut, ujung-ujung tulang kerasnya biasanya dilapisi tulang

rawan (kartilago). Tulang rawan terserbut tidak memiliki jaringan saraf, jaringan limfe, dan

tidak ada pembuluh darah. Di dalam sendi juga terdapat cairan yang disebut cairan synovial,

yang berfungsi sebagai pelumas dan mencegah terjadinya gesekan ujung-ujung tulang

tersebut yang dapat menyebabkan terkikisnya tulang tersebut.

Pada keadaan kekurangan cairan synovial akibat suatu proses degenerasi maka akan

terjadi gesekan-gesekan antar tulang rawan tersebut sehingga tulang rawan menjadi terkikis

habis, maka akan timbul rasa nyeri. Biasanya nyeri akan dirasakan setelah kondisi sudah

kronis dimana kartilago sudah sangat tipis dan ujung tulang keras sudah saling bergesekan.

Hal ini tidak mudah diketahui secara dini karena pada kartilago tidak terdapat jaringan saraf,

jaringan limfe, dan pembuluh darah sehingga pada awal kerusakan tidak terdeteksi karena

tidak adanya rasa nyeri. Nyeri baru akan terasa setelah tulang keras yang memiliki jaringan

saraf, limfe dan pembuluh darah bergesekan.

IV. GAMBARAN KLINIS

Beberapa hal yang perlu diwaspadai untuk mengetahui adanya indikasi seseorang

terkena OA :

a. Biasanya OA terjadi secara perlahan dimulai dari rasa sakit pada sendi setelah

melakukan aktifitas, kemudian lama-lama akan terasa lebih sakit dan kaku.

b. Pada tangan : jari-jari membesar, terasa sakit, kaku, bahkan mati rasa.

c. Pada lutut : terasa dan kaku, susah digunakan untuk berjalan

d. Pada pinggul : terasa sakit dan kaku pada kunci paha dan dapat membatasi gerak

Page 10: Crs Osteoartritis

e. Pada tulang belakang : terasa sakit dan kaku pada leher.

Referensi lain menyebutkan bahwa tanda-tanda OA yang dapat diketahui antara lain :

a. Kaku pada sendi setelah beristirahat dan akan segera hilang setelah aktivitas

dimulai lagi

b. Rasa kaku di pagi hari, selama tidak lebih dari 30 menit

c. Nyeri pada persendian yang akan mereda di pagi hari dan akan memberat pada

siang atau malam hari seiring dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan.

d. Atrofi otot di sekitar sendi dikarenakan inaktif dari sendi yang dapat menyebabkan

nyeri

e. Nyeri dan kaku dapat mempengaruhi postur, koordinasi dan kemampuan berjalan

f. Tanda OA pada lutut yaitu nyeri muncul oleh karena adanya gerakan lutut, gejala

sendi seperti terkunci, nyeri saat mau bangkit dari kursi, nyeri saat bangkit dari

duduk di lantai atau saat dari berdiri ke duduk di lantai, kelemahan otot-otot

tungkai.

g. Tanda OA pada jari-jari yaitu nyeri dan bengkak pada sendi di jari, pembesaran

pada jari, biasanya terjadi odulus yang disebut Heberden’s node atau Bouchard’s

node

h. Tanda OA pada tulang punggung yaitu terjadinya problem pada diskus

intervertebralis terbentuk osteofit atau spur pada vertebra. Leher dan punggung

bawah bisa merasa kaku dan nyeri. Penekanan pada saraf spinal dapat

menyebabkan nyeri menjalar dari leher, bahu, lengan, punggung bawah, tungkai,

dan jari-jari tangan dan kaki.

Gambaran Klinis OA menurut Altman (1991)

a. Nyeri sendi beberapa hari sampai beberapa bulan

b. Pada gambaran radiologis, terdapat osteofit pada tepi sendi

c. Cairan sendinya terdapat 2 atau 3 tanda, diantaranya; jernih, viscous/kental, sel

darah putih kurang dari 2000 mm3

Page 11: Crs Osteoartritis

d. Kaku sendi di pagi hari kurang dari atau sama dengan 30 menit.

e. Krepitasi (terdengar suara “klik”) pada saat sendi lutut digerakkan.

f. Jika cairan sendi tidak diperiksa, usia kurang dari atau sama dengan 40 tahun.

Pemeriksaan OA Lutut

a. Inspeksi / Observasi : Dilihat adanya deformitas (perubahan bentuk sendi), dilihat

kemampuan berjalan, naik turun tangga, jongkok, duduk, dilihat adanya oedem

(bengkak), atrofi (pengecilan / penyusutan) otot terutama otot quadriceps

b. Palpasi

Rabalah ada tidaknya pitting oedem, suhu lokalnya, atrofi pada ototnya, dan ada

tidaknya nyeri tekan.

c. Pemeriksaan gerak pasif, aktif dan melawan tahanan

d. Pemeriksaan khusus meliputi: VAS : untuk menilai nyeri, MMT : untuk menilai

kekuatan otot, goniometer : untuk mengukur luas gerak sendi, antropometri :

mengukur lingkar segmen tubuh

Tes-tes Khusus (A. N. De Wolf & J. M. A. Mens)

a. Tes Ballotement (menggoyang-goyangkan objek di dalam cairan)

Caranya : ecessus suprapatellaris dikosongkan dengan menekannya dengan satu

tangan, sementara itu dengan jari tangan lainnya patella ditekan ke bawah. Dalam

keadaan normal patella tidak dapat ditekan ke bawah, tapi bila terdapat (banyak)

cairan pada sendi lutut (akibat OA) maka patella seperti terangkat shgsedikit ada

gerakan ke atas-bawah dan kadang terasa seolah-olah patella “mengetik” pada

dasar keras itu.

b. Tes Fluktuasi

Caranya : ibu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakkan di sebelah kiri dan

kanan patella. Bila kemudian recessus suprapatellaris itu dikosongkan

menggunakan tangan lainnya, maka ibu jari dan jari telunjuk tadi seolah-olah

terdorong oleh perpindahan cairan dalam sendi lutut.

Page 12: Crs Osteoartritis

c. Tes Lekuk

Caranya : dengan memakaipunggung tangan, kita mengusapi “lekuk kecil” di

sebelah medial patella ke arah proximal, sehingga dikosongkan dari cairannya.

Kalau kemudian kita melaksanakan gerakan mengusap yang sama pada patella

bagian lateral, maka lekuk kecil yang medial itu akan kelihatan terisi cairan.

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a. Laju endap darah biasanya normal

b. Serum kolesterol sedikit meninggi

c. Pemeriksaan faktor reumatoid negatif

VI. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS3,4

Pada osteoarthritis dapat ditemukan penyempitan celah sendi, semakin besar beban

yang diterima semakin sempit celahnya, tulang menjadi porotik : corpus menjadi lebih pipih,

pada corpus tumbuh penulangan baru (osteofit), yang bisa berupa lipping (menjauhi diskus ke

arah corpus), spur formation (ke arah diskus seperti taji ayam), bridging antara osteofit yang

satu dan yang lain. Dapat juga ditemukan penyempitan diskus intervertebralis. Setiap sendi

khususnya yang menyangga berat badan, dapat terkena. Panggul, lutut, bahu, tangan,

pergelangan tangan, dan tulang belakang sering terkena. Gambaran osteoarthritis meliputi :

1. Pembentukan osteofit : osteofit merupakan taji dari tulang padat yang terbentuk pada

tepi sendi

2. Penyempitan rongga sendi : hilangnya kartilago sewaktu – waktu akan menyebabkan

penyempitan rongga sendi yang tidak sama

3. Badan yang longgar : akibat terpisahnya kartilago dan osteofit

4. Kista subkondral dan sklerosis : peningkatan densitas tulang disekitar sendi dengan

pembentukan kista degeneratif

Page 13: Crs Osteoartritis

VII. PENGOBATAN1,5,6,7

Terapi Non Farmakologi

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani OA ini antara lain :

a. Olahraga

Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang tidak terlalu berat dan tidak

menyebabkan bertambahnya kompresi atau tekanan atau terauma pada sendi, yaitu

misalnya berenang dan menggunakan sepeda statis. Olahraga selain berfungsi untuk

mengurangi rasa sakit dan kaku juga bermanfaat untuk mengontrol berat badan.

b. Proteksi / melindungi sendi

Page 14: Crs Osteoartritis

Sendi dijaga dari berbagai aktivitas sehari-hari dan pekerjaan yang dapat menambah

stress / tekanan pada sendi.

c. Fisioterapi (Terapi Panas atau dingin)

Terapi panas digunakan untuk mengurangi rasa sakit, membuat otot-otot sekitar

sendi menjadi rileks dan melancarkan peredaran darah. Terapi panas dapat diperoleh

dari kompres dengan air hangat / panas, sinar IR (infra merah) dan alat-alat terapi

lain seperti SWD / MWD sedangkan Terapi dingin digunakan untuk mengurangi

bengkak pada sendi dan mengurangi ras sakit. Terapi dingin biasanya dipakai saat

kondisi masih akut. Dapat diperoleh dengan kompres dengan air dingin

d. Vitamin C, D, E dan Beta karoten

Vitamin-vitamin tersebut bermanfaat untuk mengurangi laju perkembangan

osteoarthritis

Terapi Farmakologi

a. Acetaminophen

Merupakan obat pertama yang di rekomendasikan oleh dokter karena relatif aman

dan efektif untuk mengurangi rasa sakit.

b. NSAIDs (nonsteroid anti inflammatory drugs)

Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Efek samping, yaitu

menyebabkan sakit perut dan gangguan fungsi ginjal.

c. Topical pain

Dalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada kulit yang terasa

sakit.

d. Corticosteroids

Efektif mengurangi rasa sakit.

e. Hyaluronic acid

Merupakan glycosaminoglycan yang tersusun oleh disaccharides of glucuronic acid

dan N-acetygluosamine. Disebut juga viscosupplementation. Digunakan dalam

perawatan pasien osteoarthritis. Dari hasil penelitian yang dilakukan, 80%

Page 15: Crs Osteoartritis

pengobatan dengan menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek yang lebih kecil

dibandingkan pengobatan dengan menggunakan placebo. Makin besar molekul

hyaluronic acid yang diberikan, makin besar efek positif yang di rasakan karena

hyaluronic acid efektif mengurangi rasa sakit.

f.Injeksi steroid dilakukan pada sinovitis akut (intra – artikular) atau bila ada nyeri pada

ligamen peri – artikular

g. Aspirasi bilamana ada cairan dalam sendi

Pencegahan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar seseorang terhindar dari OA, antara lain :

a.Menghindari olahraga berat yang bisa menyebabkan sendi terluka

b.Mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi ringan

c.Minum obat untuk mencegah OA

d.Mengkonsumsi makanan yang bergizi

Beberapa suplemen makanan yang dapat digunakan untuk mencegah OA antara lain

makanan yang mengandung glucosamin, dan chondroitin. Glukosamin adalah molekul gula

amino yang biasa terdapat pada kulit krustasea (udang-udangan), artropoda, dan dinding sel

cendawan. Chondroitin merupakan senyawa rantai gula bercabang yang menyusun tulang

rawan. Chondroitin biasanya terdapat pada cakar ayam. Tidak ada cara mutlak untuk

mencegah osteoarthritis. Akan tetapi merubah gaya hidup menjadi lebih sehat dapat

mengurangi gejalanya.

Pembedahan

Tindakan operasi dilakukan apabila : nyeri tidak dapat diatasi dengan obat – obatan

atau tindakan lokal, sendi yang tidak stabil oleh karena subluksasi atau deformitas pada sendi,

adanya kerusakan sendi pada tingkat lanjut, untuk mengoreksi beban pada sendi agar

distribusi beban terbagi sama rata. Tindakan operasi yang dapat dilakukakan :

a. Sendi lutut

Page 16: Crs Osteoartritis

Osteotomi tinggi pada tibia untuk mengoreksi kelurusan pada sendi lutut

dimana belum ada kerusakan yang mencolok pada sendi

Hemiartroplasti, bila kerusakan satu kompartemen sendi

Artroplasti total, bila kerusakan pada seluruh kompartemen sendi

Artrodesis dilakukan bila terdapat kerusakan pada sendi dan sendi tidak stabil

pada orang muda

b. Sendi panggul

Osteotomi (operasi menurut mc. Murray) dilakukan pada osteoartritis yang

ringan dengan keluhan nyeri untuk mengubah pusat tekanan pada sendi

panggul

Artroplasti, pada umumnya dilakukan artroplasti total untuk melakukan

penggantian sendi panggul secara keseluruhan baik caput femut ataupun

acetabulum. Tindakan ini dilakukan pada kelainan panggul yang lanjut

Artrodesis, umumnya dilakukan pada penderita muda dengan kelainan yang

bersifat unilateral

VIII. DIAGNOSIS BANDING1

a. Reumatoid arthritis

Pada stadium awal osteoarthritis poliartikular sering sulit dibedakan dengan

reumatoid arthritis karena pada stadium ini ditemukan pula nyeri dan inflamasi

pada jari tangan.

b. Arthritis psoriatik

Arthritis psoriatik mengenai bagian distal jari tangan berupa arthritis erosif yang

menyebabkan destruksi tanpa adanya osteofit

c. Gout arthritis

Page 17: Crs Osteoartritis

Pada gout arthritis biasanya bersifat poli – arthritis kronik disertai dengan

benjolan berupa thopi dan pada pemeriksaan radiologis terlihat adanya destruksi

tulang peri – artikuler

d. Arthritis tuberkulosa

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad chairuddin. Pengantar ilmu bedah ortopedi. PT. Yarsif wartampone.

Jakarta.2007. Hal 196

2. Sudoyo aru. Ilmu penyakit dalam. FK UI. Jakarta. 2006. Hal 1195

3. Patel Pradip. Lecture note radiologi. Erlangga. Jakarta. 2007. Hal 209

4. Palmer, dkk. Petunjuk membaca foto untuk dokter umum. EGC. Jakarta. 2002.

Hal 119

5. http: medicastore.com/penyakit/17/terapi osteoarthritis.

6. http: fisioska.com/OA-lutut-pendahuluan.

Page 18: Crs Osteoartritis

7. http: citrajourney.com/pemeriksaan.