satuan acara penyuluhan osteoartritis

22
SATUAN ACARA PENYULUHAN OSTEOARTRITIS Disusun Oleh : 1. Adelita Ratu F.V (121.0001) 2. Adhetya Ayu P. (121.0003) 3. Agita Anggun (121.0005) 4. Aprillia Putri S. (121.0013) 5. Eka Putri C.O (121.0029) 6. Erisky Try P. (121.0033) 7. Faisal Nursheha (121.0035) 8. Indah Susanti (121.0047) 9. Lusy Andi P. (121.0057) 10. Prasdiana H.P (121.0077) 11. Reny Susanti (121.0083) 12. Rinda Eka H. (121.0085) 13. Rizki Adista (121.0091) 14. Sujiati (121.0101) 15. Yogi Yossanto (121.0107) 16. Yunita Dwi K.A (121.0111) 17. Firdanty S. (111.0055) PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

Upload: prasdiana-heny

Post on 11-Dec-2015

666 views

Category:

Documents


180 download

DESCRIPTION

Materi SAP OSTEOARTRITIS

TRANSCRIPT

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

SATUAN ACARA PENYULUHANOSTEOARTRITIS

Disusun Oleh :

1. Adelita Ratu F.V (121.0001)2. Adhetya Ayu P. (121.0003)3. Agita Anggun (121.0005)4. Aprillia Putri S. (121.0013)5. Eka Putri C.O (121.0029)6. Erisky Try P. (121.0033)7. Faisal Nursheha (121.0035)8. Indah Susanti (121.0047)9. Lusy Andi P. (121.0057)10. Prasdiana H.P (121.0077)11. Reny Susanti (121.0083)12. Rinda Eka H. (121.0085)13. Rizki Adista (121.0091)14. Sujiati (121.0101)15. Yogi Yossanto (121.0107)16. Yunita Dwi K.A (121.0111)17. Firdanty S. (111.0055)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA 2014-2015

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PADA LANSIA

STIKES HANG TUAH SURABAYA

Pokok Bahasan : Mengenal Osteoartritis

Sasaran : Lansia

Metode : Ceramah

Diskusi

Media : Leaflet

Waktu : 30 menit.

Tempat : Ruang Kelas L STIKES Hang Tuah Surabaya

Hari dan tanggal : Senin, 22 Juni 2015

Pukul : 08.00-08.30

1. LATAR BELAKANG

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit persendian yang kasusnya paling

umum dijumpai secara global. Diketahui bahwa OA diderita oleh 151 juta jiwa di

seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2004).

Prevalensi OA juga terus meningkat secara dramatis mengikuti pertambahan

usia penderita. Berdasarkan temuan radiologis, didapati bahwa 70% dari pasien

yang berumur lebih dari 65 tahun menderita OA (Brooks, 1998). Prevalensi OA

lutut pada pasien wanita berumur 75 tahun ke atas dapat mencapai 35% dari

jumlah kasus yang ada. Diperkirakan juga bahwa satu sampai dua juta lanjut usia

di Indonesia menjadi cacat karena OA (Soeroso, 2006).

Osteoartritis biasanya mengenai sendi penopang berat badan misalnya pada

panggul, lutut, vertebra, tetapi dapat juga mengenai bahu, sendi-sendi jari tangan,

dan pergelangan kaki. Pada studi radiografi yang dilakukan di Amerika dan Eropa

pada penduduk usia 45 tahun ke atas didapatkan prevalensi OA lutut yang cukup

tinggi, yaitu sebesar 14% pada laki-laki dan 22,8% pada wanita.

2. TIU ( Tujuan Intruksional Umum )

Meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup lansia agar dapat

beraktivitas secara normal.

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

3. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus )

a. Klien mengerti tentang pengertian osteoartritis

b. Klien mengerti tentang penyebab osteoartritis

c. Klien mengerti tentang tanda-tanda osteoartritis

d. Klien mengerti tentang hal-hal yang meningkatkan nyeri sendi

(osteoartritis)

e. Klien mengerti tentang bagaimana cara mengatasi nyeri sendi

(osteoartritis)

f. Klien mengerti tentang bagaimana cara mencegah timbulnya nyeri

sendi (osteoartritis)

g. Klien mengerti tentang diit pada osteoartritis

4. SASARAN

Lansia

5. MATERI (TERLAMPIR)

6. METODE

a. Ceramah

b. Diskusi

7. MEDIA

Leaflet

8. KRITERIA EVALUASI

a. Kriteria Struktur :

1) Peserta hadir minimal 15 orang.

2) Penyelenggara penyuluhan dilakukan di Ruang kelas L STIKES

Hang Tuah Surabaya.

3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum

dan saat penyuluhan.

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

b. Kriteria Proses :

1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

2) Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan

3) Paserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara

benar

c. Kriteria Hasil :

1) Menyebutkan pengertian osteoartritis

2) Menyebutkan penyebab osteoartritis

3) Menyebutkan tanda-tanda osteoartritis

4) Menyebutkan hal-hal yang meningkatkan nyeri sendi (osteoartritis)

5) Menyebutkan cara mengatasi nyeri sendi (osteoartritis)

6) Menyebutkan cara mencegah timbulnya nyeri sendi (osteoartritis)

7) Mengerti diit pada osteoartritis

9. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Audience

1 5 Menit

Pembukaan

1. Penyuluh memulai

penyuluhan dengan

mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

penyuluhan

4. Menyebutkan materi yang

akan diberikan

5. Membagikan leaflet

1. Menjawab salam

2. Memperhatikan

3. Memperhatikan

4. Memperhatikan

5. Menerima dan

membaca

2 10 Menit Pelaksanaan

1. Menjelaskan pengertian

osteoartritis

2. Menyebutkan penyebab

osteoartritis

1. Memperhatikan

2. Memperhatikan

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

3. Menyebutkan tanda dan

gejala osteoartritis

4. Menyebutkan hal-hal yang

meningkatkan nyeri sendi

(osteoartritis)

5. Menyebutkan cara mengatasi

nyeri sendi (osteoartritis)

6. Menyebutkan cara mencegah

timbulnya nyeri sendi

(osteoartritis)

7. Menjelaskan diit pada

osteoartritis

8. Memberi kesempatan untuk

bertanya

3. Memperhatikan

4. Memperhatikan

5. Memperhatikan

6. Memperhatikan

7. Memperhatikan

8. Bertanya dan

mendengarkan

jawaban

3 10 Menit

Evaluasi :

1. Meminta audience

menyebutkan tanda dan

gejala osteoartritis

2. Meminta audience

menyebutkan cara mengatasi

osteoartritis

3. Meminta audience

menyebutkan cara mencegah

osteoartritis

4. Meminta audience

menyebutkan diit untuk

osteoartritis

1. Menjelaskan tanda

dan gejala

osteoartritis

2. Menyebutkan cara

mengatasi

osteoartritis

3. Menyebutkan cara

mencegah

osteoartritis

4. Menyebutkan diit

untuk osteoartritis

4 5 Menit

Terminasi

1. Mengucapkan terima kasih

atas perhatian yang diberikan

2. Mengucapkan salam penutup

1. Memperhatikan

2. Membalas salam

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

10. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Pembawa acara dan moderator : Observer

: Penyaji : Audiance

: Fasilitator

11. PENGORGANISASIAN

a. Pembawa acara dan moderator : Aprillia Putri Sartika

b. Penyaji : 1. Prasdiana Heny Purwanti

2. Lusy Andi Pratiwi

c. Observer : 1. Yogi Yussanto

2. Yunita Dwi Kartika Anggraini

d. Fasilitator : 1. Reni Susanti

2. Adhetya Ayu Pratiwi

3. Rizki Adista Sukma

e. Konsumsi : 1. Indah Susanti

2. Adelita Ratu Four Viera

f. Dokumentasi : 1. Erisky Try Prasetyaningrum

2. Rinda Eka Hanggari

g. Perlengkapan : 1. Faisal Nursheha

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

2. Sujiati

3. Agita Anggun Mawarni

4. Firdanty S.

Surabaya, 15 Juni 2014

Mengetahui,

Pembimbing Institusi

(Rifka Pahlevi, S.Kep., Ns)

Penanggung Jawab Kegiatan

(Aprillia Putri Sartika)

Ketua Kelompok

(Prasdiana Heny Purwanti)

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian

Osteoartritis adalah suatu penyakit kronis yang mengenai sendi dan

tulang di sekitar sendi tersebut (Hamijoyo, 2012).

2. Penyebab nyeri sendi

a. Usia lanjut

Biasanya timbul pada usia 45 – 55 tahun denga perbandingan sama saja

laki-laki dan perempuan namun meningkat pada perempuan setelah usia

55 tahun.

b. Kegemukan

Membawa beban lebih berat akan membuat sendi sambungan tulang

bekerja dengan lebih berat, diduga memberi andil pada terjadinya

osteoarthritis. Setiap kilogram penambahan berat badan atau masa

tubuh dapat meningkatkan beban tekan lutut sekitar 4 kilogram. Dan

terbukti bahwa penurunan berat badan dapat mengurangi resiko

terjadinya osteoarthritis atau memperparah keadaan steoarthritis lutut.

c. Adanya peradangan karena bakteri atau kuman yang menginfeksi sendi

d. Cedera sendi

Pada cedera sendi perat dari beban benturan yang berulang dapat

menjadi faktor penentu lokasi pada orang-orang yang mempunyai

predisposisi osteoarthritis dan berkaitan pula dengan perkembangan dan

beratnya osteoarthritis.

e. Faktor keturunan

Faktor keturunan juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya

mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-

unsur tulang rawan sendi seperti kolagen dan proteoglikan berperan

dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis.

f. Pekerjaan berat dan olah raga

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

Bekerja dengan beban rata-rata 24,2 kg, lama kerja lebih dari 10 tahun

dan kondisi geografis berbukit-bukit merupakan faktor resiko dari

osteoarthritis lutut. Dan orang yang mengangkat berat beban 25 kg pada

usia 43 tahun, mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadinya

osteoarthritis dan akan meningkat tajam pada usia setelah 50 tahun.

g. Adanya riwayat trauma

Cedera sendi, terutama pada sendi – sendi penumpu berat tubuh seperti

sendi pada lutut berkaitan dengan risiko osteoartritis yang lebih tinggi.

Trauma lutut yang akut termasuk robekan terhadap ligamentum

krusiatum dan meniskus merupakan faktor timbulnya osteoartritis lutut

(Arundhati, dkk, 2013).

3. Tanda-tanda nyeri sendi

Tanda dan Gejala Klinis Pada umumnya, pasien OA mengatakan bahwa

keluhan-keluhan yang dirasakannya telah berlangsung lama, tetapi

berkembang secara perlahan Berikut adalah keluhan yang dapat dijumpai

pada pasien OA :

a. Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien. Nyeri biasanya

bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.

Beberapa gerakan dan tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri

yang melebihi gerakan lain. Perubahan ini dapat ditemukan meski OA

masih tergolong dini (secara radiologis). Umumnya bertambah berat

dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya bias

digoyangkan dan menjadi kontraktur, Hambatan gerak dapat konsentris

(seluruh arah gerakan) maupun eksentris (salah satu arah gerakan saja).

Kartilago tidak mengandung serabut saraf dan kehilangan

kartilago pada sendi tidak diikuti dengan timbulnya nyeri. Sehingga

dapat diasumsikan bahwa nyeri yang timbul pada OA berasal dari luar

kartilago (Felson, 2008). Pada penelitian dengan menggunakan MRI,

didapat bahwa sumber dari nyeri yang timbul diduga berasal dari

peradangan sendi (sinovitis), efusi sendi, dan edema sumsum tulang.

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

Osteofit merupakan salah satu penyebab timbulnya nyeri.

Ketika osteofit tumbuh, inervasi neurovaskular menembusi bagian

dasar tulang hingga ke kartilago dan menuju ke osteofit yang sedang

berkembang Hal ini menimbulkan nyeri.

Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di

dekat sendi. Sumber nyeri yang umum di lutut adalah akibat dari

anserine bursitis dan sindrom iliotibial band.

b. Hambatan gerakan sendi

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan

sejalan dengan pertambahan rasa nyeri.

c. Kaku pagi

Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri

atau tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil

dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi

hari.

d. Krepitasi

Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang

sakit. Gejala ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya

hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh

pasien atau dokter yang memeriksa. Seiring dengan perkembangan

penyakit, krepitasi dapat terdengar hingga jarak tertentu (Lee, 2005).

e. Pembesaran sendi (deformitas)

Sendi yang terkena secara perlahan dapat membesar.

f. Pembengkakan sendi yang asimetris

Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi

pada sendi yang biasanya tidak banyak (< 100 cc) atau karena adanya

osteofit, sehingga bentuk permukaan sendi berubah.

g. Tanda – tanda peradangan

Tanda–tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan,

gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan) dapat

dijumpai pada OA karena adanya synovitis. Biasanya tanda–tanda ini

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

tidak menonjol dan timbul pada perkembangan penyakit yang lebih

jauh. Gejala ini sering dijumpai pada OA lutut.

h. Perubahan gaya berjalan

Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan

merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih

pada pasien lanjut usia. Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri

karena menjadi tumpuan berat badan terutama pada OA lutut (Smeltzer,

2002).

4. Hal-hal yang dapat meningkatkan nyeri sendi

a. Udara dingin

b. Kecapaian karena kegiatan yang berlebihan

c. Stress

d. Makanan yang meningkatkan asam urat seperti :

Bayam, emping (melinjo), nanas, alpukat, jeroan (babat, usus dll), otak

dan lemak. Selain itu kacang-kacangan seperti kedelai, kacang tanah,

buncis dan lain-lain juga dapat meningkatkan asam urat (Angela, 2013).

5. Cara mengatasi nyeri sendi

a. Istirahat dan tidur yang cukup dan harus seimbang dengan aktivitas

b. Mengurangi beban kerja

c. Massase (pijatan)

d. Kompres hangat atau direndam dengan air hangat

e. Melakukan latihan nafas dalam

f. Berobat ke dokter atau Puskesmas terdekat (Depkes RI, 1995).

6. Cara Mencegah Timbulnya Nyeri Sendi

a. Menghindari beberapa faktor pencetus (Misalnya: jatuh, makanan yang

meningkatkan asam urat, udara dingin)

b. Untuk mencegah kekambuhan dianjurkan minum 2 liter/hari (6-8

gelas/hari), menghindari minuman beralkohol (soda, sprite)

c. Mengurangi berat badan sampai batas normal (Arundhati, 2013).

Page 12: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

7. Diet Makanan

1. Protein hewani

Makanan yang boleh : daging, ayam, ikan tongkol,

tengiri, bandeng, keju, susu, telur

Makanan yang tidak boleh : Sardiness/makarel, usus, kerang,

paru, hati, limpa, otak, kornet,

beef, kaldu, bebek, angsa, burung

2. Karbohidrat

Makanan yang boleh : Semua

3. Protein nabati

Makanan yang boleh : Kacang-kacangan kering maksimal

25 gr/hr, tahu, tempe, oncom

maksimal 90 gr/hr

4. Buah-buahan

Makanan yang boleh : Semua

5. Sayuran

Semua boleh diberikan kecuali aspargus, buncis, bayam, jamur,

kembang kol maksimal 50 mg/hr

6. Lemak

Makanan yang boleh : Minyak dalam jumlah terbatas

7. Minuman

Minuman yang boleh : Teh, kopi

Minuman yang tidak boleh : Minuman beralkohol, minuman

bersoda

8. Bumbu dan lain-lain

Makanan yang boleh : Semua

Makanan yang tidak boleh : Ragi (Fitzgerald, 2004).

Page 13: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN PADA LANSIA

MENGENAI OSTEOARTRITIS DI RUANG L STIKES HANG TUAH

SURABAYA

No Nama Tanda Tangan

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.

10. 10.

11. 11.

12. 12.

13. 13.

14. 14.

15. 15.

16. 16.

17. 17.

18. 18.

19. 19.

20. 20.

21. 21.

22. 22.

23. 23.

24. 24.

25. 25.

Page 14: Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis

DAFTAR PUSTAKA

Arundhati, Dita, dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi dan Senam Biasa terhadap

Reduksi Nyeri Osteoarthritis Lutut pada Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha “Gau Mabaji” Goa Tahun 2013. Jurnal Masyarakat

Epidemiologi Indonesia vol. 2 No. 2 Januari-Juni 2014.

Depkes RI. 1995. Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan

Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Pusdiknakes.

Fitzgerald, G. K. 2004. Role of Physical Therapy in Management of Knee

Osteoarthritis. Cut Open Rhematol 16:143-7.

Hamijoyo, Laniyati. 2012. Pengapuran Sendi atau Osteoarthritis.

http://reumatologi.or.id/reuarttail?id=23. Diakses 15 Juni 2015.

Sarah, Angela, dkk. 2012. Pengaruh Berat Badan terhadap Gaya Gesek dan

Timbulnya Osteoarthritis pada Orang di atas 45 Tahun. Jurnal e-

Biomedik Vol. 1 No. 1 Maret 2013.

Smeltzer, C. Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperaatan Medikal Bedah. Alih Bahasa

Andry Hartono, dkk. Jakarta: EGC.