adnan la ode

26
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. BANK DANAMON CABANG KENDARI Oleh LA ODE ADNAN AZIS RAAFI 200221067 Pembimbingan :Bartho Rande, SE dan Nasrul SE.MS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan tenaga kerja merupakan bagian dari pembinaan tenaga kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan produktivitas seseorang baik dalam pekerjaan, seni dan lain-lain kegiatan yang dapat memperbaiki hidup bagi diri sendiri atau orang lain. Pembinaan sumberdaya manusia mempunyai arti yang luas dan mencakup aspek kesehatan, pendidikan, peningkatan keterampilan, pengalaman kerja dan aspek lain yang berhubungan dengan pembinaan sumberdaya manusia. Dalam pengertian umum pekerjaan adalah setiap kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa bagi diri sendiri atau bagai orang lain, baik orang yang melakukan kegiatan itu di bayar atau tidak. Pada jaman modern sekarang ini yang memberikan kesejahteraan kepada keluarga adalah terutama pendapatan yang diperoleh dari kehidupan diluar rumah tangga dan dibawah masuk ke dalam rumah tangga. Oleh karenannya maka pengertian pekerjaan dibatasi pada kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual kepada orang lain atau pasar guna memperoleh pendapatan bagi keluarga dan sesuai dengan nilai sosial yang berlaku. Pembinaan sumberdaya manusia tersebut juga mencakup pada kegiatan perbankan, yang banyak menggutamakan pelayanan bagi masyarakat yang menjadi nasabah pada bank tersebut. Pelayanan perbankan membutuhan perhatian yang serius oleh karena pekerjaan yang dilakukan sebagian besar berhubungan dengan dana masyarakat yang dihimpun, disimpan dan dikelolah untuk digunakan kembali oleh masyarakat sedangkan bank pengelola hanya memperoleh jasa administrasi dan pajak simpanan. Banyaknya jasa perbankan yang dikelola pada bank, menyebabkan bank tersebut harus menggunakan sumber daya yang mampu bekerja pada berbagai bidang yang ada pada bank tersebut seperti bagian teller, transfer uang, simpan uang, pembayaran, pembukuan, umum dan bagian lainnya yang ada di dalam bank tersebut yang tentukan didukung oleh produktivitas kerja yang tinggi dan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dihadapi oleh setiap karyawan tersebut. Penggunaaan tenaga kerja atau karyawan pada bank ditentukan oleh bagian manajemen berdasarkan hasil penilaian sumberdaya manusia di dalam lingkup kerja perbankan. Jumlah karyawan yang dibutuhkan pada bank tersebut ditentukan oleh luasnya pasar kerja bank serta kemampuan bank dalam mengelola dana masyarakat. Hal ini terjadi pada setiap bank, yang mana kegiatan perbankan akhir-akhir ini mulai kembali membaik dari berbagai krisis. Keterpurukan perbankan, bukan karena ketidakmampuan manajemen dalam mengelola perusahaan, namun kesalahan para pemilik saham dalam pengambilan kebijakan sehingga banyak bank yang likuidasi dan dampaknya adalah karyawan 1

Upload: guest422d3e

Post on 13-Jan-2015

8.976 views

Category:

Business


5 download

DESCRIPTION

La Ode Andan Azis Raafi

TRANSCRIPT

Page 1: Adnan La Ode

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. BANK DANAMON CABANG KENDARI Oleh LA ODE ADNAN AZIS RAAFI 200221067

Pembimbingan :Bartho Rande, SE dan Nasrul SE.MS

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan tenaga kerja merupakan bagian dari pembinaan tenaga kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan produktivitas seseorang baik dalam pekerjaan, seni dan lain-lain kegiatan yang dapat memperbaiki hidup bagi diri sendiri atau orang lain. Pembinaan sumberdaya manusia mempunyai arti yang luas dan mencakup aspek kesehatan, pendidikan, peningkatan keterampilan, pengalaman kerja dan aspek lain yang berhubungan dengan pembinaan sumberdaya manusia.

Dalam pengertian umum pekerjaan adalah setiap kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa bagi diri sendiri atau bagai orang lain, baik orang yang melakukan kegiatan itu di bayar atau tidak. Pada jaman modern sekarang ini yang memberikan kesejahteraan kepada keluarga adalah terutama pendapatan yang diperoleh dari kehidupan diluar rumah tangga dan dibawah masuk ke dalam rumah tangga. Oleh karenannya maka pengertian pekerjaan dibatasi pada kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual kepada orang lain atau pasar guna memperoleh pendapatan bagi keluarga dan sesuai dengan nilai sosial yang berlaku.

Pembinaan sumberdaya manusia tersebut juga mencakup pada kegiatan perbankan, yang banyak menggutamakan pelayanan bagi masyarakat yang menjadi nasabah pada bank tersebut. Pelayanan perbankan membutuhan perhatian yang serius oleh karena pekerjaan yang dilakukan sebagian besar berhubungan dengan dana masyarakat yang dihimpun, disimpan dan dikelolah untuk digunakan kembali oleh masyarakat sedangkan bank pengelola hanya memperoleh jasa administrasi dan pajak simpanan.

Banyaknya jasa perbankan yang dikelola pada bank, menyebabkan bank tersebut harus menggunakan sumber daya yang mampu bekerja pada berbagai bidang yang ada pada bank tersebut seperti bagian teller, transfer uang, simpan uang, pembayaran, pembukuan, umum dan bagian lainnya yang ada di dalam bank tersebut yang tentukan didukung oleh produktivitas kerja yang tinggi dan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dihadapi oleh setiap karyawan tersebut.

Penggunaaan tenaga kerja atau karyawan pada bank ditentukan oleh bagian manajemen berdasarkan hasil penilaian sumberdaya manusia di dalam lingkup kerja perbankan. Jumlah karyawan yang dibutuhkan pada bank tersebut ditentukan oleh luasnya pasar kerja bank serta kemampuan bank dalam mengelola dana masyarakat. Hal ini terjadi pada setiap bank, yang mana kegiatan perbankan akhir-akhir ini mulai kembali membaik dari berbagai krisis.

Keterpurukan perbankan, bukan karena ketidakmampuan manajemen dalam mengelola perusahaan, namun kesalahan para pemilik saham dalam pengambilan kebijakan sehingga banyak bank yang likuidasi dan dampaknya adalah karyawan menjadi kehilangan pekerjaan serta tidak ada percaya diri untuk bekerja dengan baik dan tentunya produktivitas karyawan akan menurun dengan drastis.

Namun demikian setiap bank juga terus membenahi diri untuk tetap mendapat kepercayaan dari masyarakat dalam mengelola keuangan masyarakat dengan menggunakan karyawan yang produktif dan profesional serta memilik loyalitas dalam pekerjaannya. Salah satu bank yang sedang berkembang saat ini adalah PT. Bank Danamon Indonesia yang tersebar di seluruh nusantara untuk mengemban tugas pelayanan prima kepada masyarakat pengguna jasa perbankan.

Di Kota Kendari, PT. Bank Danamon Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang ekonomi dan keuangan berupaya untuk mengelola dana

1

Page 2: Adnan La Ode

masyarakat yang ada di Kota Kendari. Bank ini menggunakan karyawan yang sebagian besar didominasi oleh karyawati, hal ini ditujukan untuk mengutamankan pelayanan prima kepada nasabah.

Kelancaran pelayanan nasabah tidak terlepas dari sejumlah latihan atau kegiatan pelatihan untuk melayani nasabah serta menambah pengetahuan akan perbankan sehingga pada waktu direkrut telah dibekali dengan pendidikan dan pelatihan perbankan yang tujuannya untuk memudahkan mereka dalam melaksanakan dan menguasai pekerjaan perbankan khususnya pada PT. Bank Danamon Indonesia.

Jumlah karyawan dan karyawati PT. Bank Danamon Cabang Kendari saat ini berjumlah 52 orang yang terdri dari 32 orang pria dan 20 orang wanita. Dalam pelaksanaan kegiatan masih lambat untuk menguasai pekerjaan, sehingga pihak manajemen merasa perlu untuk melakukan berbagai kegiatan pelatihan guna melatih dan mengarahkan karyawannya. Pelatihan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan pelayanan perbankan sehingga hasil pelatihan yang diperoleh dapat mengembangkan kinerja karyawan di masa yang akan datang.

Bertolak dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengangkat judul “Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Bank Danamon Cabang Kendari”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pelatihan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Bank Danamon Cabang Kendari.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan PT.Bank Danamon Cabang Kendari.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :

a. Bahan masukkan bagi PT. Bank Danamon Cabang Kendari dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan guna pengembangan usaha perbankan dimasa yang akan datang

b. Bahan masukkan bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan perbankan yang baik dari karyawan PT.Bank Danamon Cabang Kendari.

c. Bahan pembanding bagi peneliti selanjutnya yang penelitiannya relevan dengan penelitian ini.

1.4. Ruang Lingkup

Yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pengaruh pelatihan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan PT. Bank Danamon yang mencakup :

1). Pelatihan karyawan

2). Tingkat produktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Decky Arya Wibisono, (2001) dengan judul “ Dampak Pelatihan Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja

2

Page 3: Adnan La Ode

Pegawai Pada Perusahaan Percetakan Sultra Kendari “, dengan perumusan maslah sebagai berikut :

1. Apakah ada dampak pelaksanaan pelatihan terhadap peningkatan prestasi kerja Pegawai pada Percetakan Sultra Kendari ?

2. Apakah tingkat upah, pelatihan, pendidikan, dan pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja (Prodiktifitas) Pegawai pada Percetaka Sultra Kendari ?

Dimana tujuan dari penelitian ini mengutamakan manfaat dan dampak pelaksanaan pelatihan terhadap peningkatan prestasi kerja Pegawai pada Percetakan Sultra Kendari, juga untuk mengetahui pengaruh tingkat upah, pelatihan, pendidikan, dan pengalaman kerja terhadap prestasi kerja Pegawai .

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Pelatihan berdampak positif terhadap prestasi kerja Pegawai . Hal ini dapat ditunjukkan bahwa Pegawai bagian produksi/operasional pada Percetakan Sultra Kendari, yakni koefisien korelasi rangking spearman (rs) sebesar 0,9818, artinya pengaruh variabel dependen yaitu pelatihan kerja terhadap variabel indenpenden yaitu prestasi kerja adalah 98,18%. Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis bahwa manfaat pelatihan berdampak positif pada peningkatan prestasi kerja Pegawai pada Percetakan Sultra Kendari dapat diterima.

Pegawai yang telah banyak mengikuti program pelatihan baik yang diselenggarakan oleh perusahaan maupun instansi terkait menunjukkan adanya peningkatan dalam prestasi kerja. Tetapi kalaupun menunjukkan penurunan itu karena dipengaruhi oleh faktor lain misalnya kurang sehat.

Hipotesisis yang menyatakan bahwa tingkat upah, pelatihan, pendidikan dan pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja Pegawai operasional/produksi pada Percetakan Sultra Kendari, terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai f – hitung yang lebih besar dari f – data dengan nilai signifikan sebesar 0,0047 yang lebih kecil dari = 0,05

2.2 Pengertian Manajemen Personalia

Manajemen Personalia adalah salah satu bidang Manajemen yang mengkhususkan diri pada bidang personalia atau kepegawaian.Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai manajemen personalia atau kepegawaian tersebut, maka M.Manullang (1985:11) mengemukakan pengertian manajemen sebagai berikut : Manajemen adalah suatu ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan diri pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.

Agar pengertian manajemen personalia lebih jelas, di bawah ini diuraikan definisi personalia menurut M.Manullang (1985:11) yang mengemukakan bahwa ”Personalia mengandung arti orang yang bekerja pada suatu organisasi tertentu “.

Dengan menggabungkan definisi tersebut diatas dapat diartikan bahwa manajemen personalia adalah manajemen yang memberikan perhatian pada persoalan pegawai didalam suatu organasasi.

Selanjutnya Alex S. Nitisemito (1988:20) Mengemukakan bahwa “manajemen personalia adalah suatu ilmu dan seni untuk untuk melaksanakan antara lain, planning, organisasi, controlling, sehingga efektifitas dan efesiensi personalia dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dalam pencapaian tujuan.”

Kemudian menurut Edwin B.Flippo ( 1992 : 5 ) mengemukakan personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengetahuan dan pengawasan atas pengadaan tenaga kerja pengembangan komposisi pemeliharaan dan pemutusan tenaga kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.

3

Page 4: Adnan La Ode

2.3. Fungsi Manajemen Personalia

Untuk melaksanakan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, setiap bagian dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi tertentu. Perlu diketahui bahwa peranan manusia dalam manajemen personalia sangat menentukan baik buruknya organisasi perusahaan.Oleh karena itu, fungsi personalia didalam perusahaan memegang peranan yang sangat penting. Adanya fungsi manajemen personalia yang menyelenggarakan pengadaan tenaga kerja sangat membantu bagian-bagian lain didalam perusahaan.

Menurut Edwin B.Flippo (1992 : 5 ), fungsi operasional manajemen personalia adalah :

a. Pengadaan ( Procurent )

b. Pengembangan ( Development )

c. Kompensasi ( Compencation )

d. Integrasi ( Integration )

e. Pemeliharaan ( Maintenance )

f. Pemutusan hubungan kerja ( Separation )

Menurut Marwan ( 1979 : 1 ) menjelaskan unsur tenaga kerja ( manusia ) merupakan salah satu unsur yang sangat penting yang mempengaruhi hidup matinya organisasi. Dari pendapat yang dikemukakan oleh kedua ahli tersebut diatas mengenai arti pentingya kenaga kerja ( manusia ) dalam meningkatkan prestasi kerja ( produktivitas ) dapatlah diketahui berapa pentingnya peranan manusia dalam perusahaan, dimana manusia bukan hanya dianggap sebagai faktor produksi semata, tetapi merupakan sumber daya yang memerlukan perhatian dan pendekatan-pendekatan khusus untuk meningkatkan produktivitasnya terutama pengembangan individu melalui pelatihan.

Betapapun moderennya perusahaan hidup dan matinya perusahaan tergantung dari tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan yang bersangkutan,adanya pengembangan tenaga kerja dengan melalui pelatihan dapat menunjang aktivitas perusahaan, sehingga dapat berjalan dengan lancar oleh karena itu daya guna dan kerja sama yang baik dapat meningkatkan produktivitas Pegawai .

2.4. Konsep Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja

Sebelum Penulis mengemukakan lebih jauh tentang beberapa konsep latihan dan pengembangan, maka terlebih dahulu penulis akan mengemukakan batasan tentang latihan dan pengembangan itu sendiri. Menurut Alex Nitisemito (1989 : 86), mengemukakan bahwa latihan / training atau pengembangan personil adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang dimaksud untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, pengetahuan, dari para Pegawai sesuai dengan keinginan dari perusahaan yang bersangkutan.

Dilain pihak Hani Handoko ( 1992 : 76 ), mengemukakan bahwa pelatihan dan pengembangan adalah berbeda, latihan (training) dimaksudkan adalah memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Latihan menyiapkan Pegawai untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Kemudian manajemen berkeinginan menyiapkan Pegawai untuk memegang tanggung jawab Pekerjaan itu diwaktu yang akan datang. Kegiatan ini disebut pengembangan sumber daya manusia, Pengembangan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dan upaya untuk memperbaiki sikap dan sifat-sifat kepribadian.

Dari kedua pendapat ahli diatas, maka dapat dikatakan bahwa secara konseptual terdapat pemikiran yang menyamakan bahwa latihan/ training adalah merupakan pengembangan personil tetapi ada pula yang memisahkan dalam hubungan ini dinyatakan latihan atau training adalah merupakan bagian dari pengembangan personil. Jadi perbedaan tersebut bukanlah merupakan pemisah tetapi lebih mempertajam posisi. Kenyataan menunjukan bahwa proses latihan terjadi setelah dilaksanakan penerimaan Pegawai sebab latihan atau Training hanya diberikan pada Pegawai dari perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Tetapi ada

4

Page 5: Adnan La Ode

kalanya latihan / training diberikan kepada Pegawai sebelum ditempatkan atau ditugaskan. Hal ini tergantung pada kebijakan perusahaan yang menurut pertimbangan lebih baik.

Manfaat Pelatihan menurut Alex Nitisemito ( 1989 : 88 ), adalah dengan pelaksanaan latihan bagi para Pegawai memang memerlukan pengorbanan yang tidak kecil tetapi hasilnya jauh lebih besar dari pengorbanan tersebut.

Hal ini disebabkan karena dengan dilaksanakanya latihan dapat diharapkan pekerjaan akan dilakukan lebih cepat dan lebih baik. Kesalahan dapat diperkecil, pemborosan dapat ditekan, peralatan dapat digunakan dengan lebih baik, resiko kecelakaan dapat diperkecil.

Begitu pentingnya sehingga dapat dikatakan bahwa pelatihan atau training seyogyanya merupakan proses yang berkelanjutan sehingga orang tidak berhenti belajar setelah menamatkan sekolahnya pada pendidikan formal, karena bagaimanapun belajar adalah suatu proses seumur hidup. Oleh sebab itu program latihan dengan pengembangan Pegawai harus bersifat kontinyu, terencana dan dinamis.

Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan latihan adalah adanya pengembangan, perubahan dan peningkatan pengetahuan keterampilan serta sikap mental peserta latihan, sebagaimana faedah pengembangan yang dikemukakan Manullang (1985:61), menyebutkan ada 13 faedah nyata latihan pengembangan , sebagai berikut:

a. Menaikkan rasa puas pegawai

b. Pengurangan Pemborosan

c. Mengurangi ketidakhadiran ( turn Over ) pegawai.

d. Memperbaiki metode dan sistem kerja

e. Menaikkan tingkat penghasilan

f. Mengurangi biaya-biaya lembur

g. Mengurangi biaya pemeliharaan mesin

h. Mengurangi keluhan-keluhan pegawai

i. Mengurangi kecelakaan pegawai

j. Memperbaiki komunikasi

k. Meningkatkan pengetahuan serbaguna pegawai

l. Mempebaiki moral pegawai

m. Menimbulkan kerjasama yang lebih baik.

Meskipun demikian luasnya faedah latihan/ pengembangan tersebut, tidaklah berarti seluruh Pegawai akan tercapai dengan satu jenis latihan saja, karena tujuan lain tersebut dapat berbeda beda-beda tergantung apa yang ingin dicapai dengan adanya latihan tersebut.

Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata-mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, melainkan banyak ditentukan oleh sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan dengan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Poerwono (1985:25), mengemukakan bahwa suatu bentuk usaha tanpa manusia tidaklah dapat dibayangkan. Bagaimanapun sederhana atau kompleknya manusialah yang menjadi intinya. Segala bentuk usaha, akhirnya dapat disimpulkan sebagai suatu gerak dari manusia oleh untuk manusia dan untuk manusia.

2.5. Konsep Produktivitas

Pengertian produktivitas menurut Bambang Kurstianto (1989 :1) sebagai berikut :

5

Page 6: Adnan La Ode

“Produktivitas adalah sikap mental manusia untuk membuat hari esok lebih baik dari sekarang dan membuat hari esok lebih baik dari kemarin dan membuat hari ini lebih baik dari kemarin.”

Produktivitas merupakan sikap mental dan cara pandang tentang hari esok, dimana dalam aktivitas perusahaan tidak hanya mementingkan untuk hari ini, akan tetapi mempersiapkan dan memperhitungkan yang bakal dihadapi di masa-masa yang akan datang.

Jika berbicara tentang produktivitas tenaga kerja secara khusus, maka berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian produktivitas.

Menurut Bambang Kusrianto (1989 : 9) mengemukakan bahwa :

“Produktivitas adalah adanya perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja terpadu dan peran serta seefisien mungkin.”

Pengertian lain dari produktivitas yang dikemukakan oleh Payaman Simanjuntak (1985 :24) memberikan pengertian bahwa “Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, sehingga secara umum, produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.”

Sikap seperti ini, bagi bangsa Indonesia mutlak diperlukan dalam menjawab berbagai tantangan pembangunan baik tantangan yang bersifat ekonomis maupun yang non ekonomis. Tantangan ekonomis seperti langkanya modal, langkanya keterampilan sumber daya manusia, langka ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai yang kesemuanya itu harus disertai dengan sikap mental yang optimis sehingga sasaran yang diinginkan dapat tercapai.

Menurut Winardi (1982 : 392), mengemukakan bahwa “Produktivitas adalah jumlah atau hasil yang dicapai oleh seseorang atau unit faktor produksi lain dalam jangka waktu tertentu.”

Dengan kata lain bahwa produktivitas adalah jumlah yang dihasilkan oleh para pekerja dalam jangka waktu tertentu, manajemen dan syarat-syarat kerja serta faktor-faktor lainnya.

Menurut R. Saint Paul yang dikutip oleh Rusli Syarif (1987 : 1) menyatakan sebagai beriktu :

“Produktivitas adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan jumlah kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil itu.”

Definisi tersebut menunjukan produktivitas merupakan keinginan dan upaya manusia untuk selalu meningkatkan kehidupannya disegala bidang. Oleh sebab itu, kemampuan atau kualitas tenaga kerja dalam lingkungan perusahaan dipengaruhi oleh pendidikan, latihan, etos kerja, motivasi kerja, mental dan kemampuan fisik.

Dari ketiga pendapat ahli diatas, diperoleh pengertian bahwa manusia sebagai tenaga kerja merupakan faktor utama yang menentukan produktivitas kerja yang sebagaimana dapat dirumuskan sebagai berikut : P = O / I

Dimana, P = Produktivitas

O = Output

I = Input

Mengenai produktivitas belum ada teori yang pasti/ selaras dari para ahli untuk mengukur tenaga kerja produktivitas kerja Pegawai . Dalam hal ini untuk mengukur produktivitas kerja Pegawai dipakai indeks produktivitas jam kerja Mulyono, (1991:55) dengan formulasi sebagai berikut :

Jam kerja yang digunakan u/membuat

sejumlah output tertentu pada periode dasar

6

Page 7: Adnan La Ode

Indeks Produktivitas jam kerja = x 100

Jam kerja yang digunakan u/membuat

Sejumlah output tertentu periode n.

Peningkatan produktivitas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup manusia yang rendah menuju tingkat kemakmuran yang lebih tinggi hal ini erat kaitannya dengan tujuan organisasi atau perusahaan dalam memberikan balas jasa ataupun memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan dirinya dengan menambah pengetahuannya melalui pendidikan nonformal yang ada di wilayah kerjanya, ini dimaksudkan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas bagi perusahaan itu sendiri.

Karena pentingnya arti produktivitas ini bagi suatu perusahaan atau organisasi, itu sesuai dengan pola pikir mereka. Berikut ini penulis akan mengutip beberapa pendapat mengenai produktivitas sebagai berikut :

Winardi, dalam kamus ekonomi (1972 : 376), memberikan pengertian produktivitas sebagai berikut : produktivitas adalah jumlah yang ingin dicapai oleh seorang pekerja dalam jangka waktu tertentu.

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah jumlah yang dihasilkan oleh para pekerja dalam jangka waktu tertentu, manajemen dan syarat – syarat serta faktor – faktor lain.

Salah satu sumber yang dikemukakan oleh R. Zain Paul (Asian Productivity Congres). 1980 yang dikutip oleh Rusli syarif (1987 : 1) memberikan pengertian produktivitas sebagai berikut : produktivitas adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan jumlah kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil tersebut.

Dari pengertian diatas nampak bahwa produktivitas merupakan keinginan dan upaya manusia untuk selalu meningkatkan kehidupan di segala bidang. Oleh karena itu kualitas dan kemampuan karyawan sangat dipengaruhi oleh pendidikan, motivasi kerja mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan. Sedangkan aktivitas perusahaan tidak termasuk pada lingkup yang terjadi di luar perusahaan seperti sumber – sumber produksi yang digunakan, prospek pemasaran yang direncanakan dan lingkungan eksternal lainnya.

Adapun konsep dari pengertian produktivitas di dalam pengertian fisiologi bahwa produktivitas adalah sikap mental manusia, untuk membuat hari esok lebih baik dari hari kemarin.

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai apa yang kita inginkan terlebih dahulu harus ada upaya pengorbanan. Tanpa masukan (imput) tidak dapat diperoleh keluaran (output). Hal ini dapat dikatakan bahwa pengertian imput dan output secara teknis menunjukkan rasio antar keluaran dan masukan yang dicapai dan ditunjukan dengan :

- Perkembangan produksi dari waktu ke waktu

- Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu

- Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu

Selanjutnya Bennet N.B. silalahi dalam bukunya, pembinaan tenaga kerja perusahaan, menjelaskan bahwa pengorbanan tenaga kerja untuk pekerjaan secara produksi dapat dilihat dari perbandingan output persatuan waktu dengan jumlah tenaga kerja.

Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis mengutip pengertian produktivitas yang baru dikemukakan oleh Dewan Produktivitas Nasional RI sebagai berikut :

7

Page 8: Adnan La Ode

1. Produktivitas adalah merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

2. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.

3. Produksi dan produktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda yaitu peningkatan produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dicapai.

Sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian produksi tersebut.

4. Peningkatan tersebut (produksi) tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap atau menurun.

5. Sumber daya memegang peranan penting dalam proses peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap atau menurun.

6. Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian dan perbandingan hasil yang dicapai atas peran serta karyawan persatuan waktu.

7. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor – faktor lainnya seperti pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial pancasila, teknologi produksi manajemen kesempatan kerja dan kesempatan berprestasi.

8. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan pembaharuan pandangan hidup dan kultur dengan sikap mental memuliakan kerja serta perluasan upaya untuk meningkatkan mutu kehidupan.

Dari pengertian produktivitas yang telah dikemukakan oleh Dewan Produktivitas Nasional Indonesia, dapatlah dikatakan bahwa betapa pentingnya arti dan nilai produktivitas bagi perusahaan atau organisasi, sebab tanpa produktivitas yang tinggi, tidak mungkin perusahaan dapat menghasilkan produksi yang kompetitif, pada masa dimana dunia usaha sedang dilanda kelesuan.

Peningkatan produktivitas selalu dilakukan oleh setiap perusahaan menurut cara atau sistem yang sesuai dengan kondisi usahanya. Karena pentingnya peningkatan produktivitas ini pada suatu perusahaan atau organisasi maka berikut ini penulis akan mengutip beberapa pendapat pada ahli mengenai upaya peningkatan produktivitas antara lain yang dikemukakan oleh Bambang Kusriyanto dalam bukunya Meningkatkan Produktivitas Karyawan sebagai berikut :

1. Investasi mesin untuk menggantikan tenaga manusia.

2. Upaya untuk diarahkan pada penentuan dan penerapan metode kerja yang paling cocok.

3. Usaha untuk menghilangkan praktek – praktek yang tidak produktif yang biasanya menghambat peningkatan produktivitas.

4. Metode – metode prersonalia yang dapat digunakan oleh manajemen untuk memanfaatkan secara lebih efektif sumber daya manusia dari suatu perusahaan.

Upaya – upaya yang dikemukakan diatas menunjukkan bahwa dalam setiap bidang pekerjaan, tercakup keragaman teknik-teknik yang lebih spesifik atau dengan kata lain produktivitas perusahaan dapat ditentukan oleh keterampilan tenaga kerja serta teknologi yang dipakai, disamping faktor lain seperti modal.

Jelas bahwa peningkatan produktivitas harus diartikan lebih jauh sebagai usaha menyampaikan pelayanan lebih meningkatkan dan lebih baik kepada para

8

Page 9: Adnan La Ode

pemakai jasa perusahaan. Peningkatan produktivitas bukan saja peningkatan output secara kuantitatif melainkan mencakup juga peningkatan kualitatifdalam arti mutu yang memenuhi selera pemakai.

Sejalan dengan itu Alex S. Nitisemito dalam bukunya Manajemen Personalia, mengemukakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas sebagai berikut :

1. Upah/gaji yang cukup 2. Memperhatikan kebutuhan rohani 3. Sekali – kali perlu menciptakan suasana santai4. Harga diri perlu mendapat perhatian 5. Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat 6. Berikan kesempatan pada mereka untuk maju 7. Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan8. Usahakan pada karyawan mempunyai loyalitas9. Sekali – kali karyawan mempunyai loyalitas 10. Pemberian insensif yang terarah11. Fasilitas yang menyenangkan.

Setelah kita mngetahui pengertian produktivitas itu sendiri, maka selanjutnya dapat dilakukan produktivitas dalam berbagai skala dan berbagai macam jenis. Untuk tingkat skala ekonomi umumnya digunakan empat tingkatan sebagai berikut :

a. Pengukuran produktivitas tingkat nasional disebut juga pengukuran produktivitas makro.

b. Pengukuran produktivitas makro tingkat industri, disebut juga pengukuran produktivitas sektor. Yang setingkat ini adalah pengukuran produktivitas regional umumnya tingkat produksi.

c. Pengukuran produktivitas tingkat perusahaan, disebut juga pengukuran produktivitas mikro.

d. Pengukuran produktivitas tingkat produksi, disebut juga pengukuran produktivitas faktor persial.

Untuk pengukuran produktivitas perusahaan yang digunakan di Indonesia adalah modal akunting. Pengukuran produktivitas dengan modal ini menggunakan data akunting perusahaan.

Bentuk perbandingan atau rasio adalah sebagai berikut :

Keuntungan Kotor

1. Produktivitas tenaga kerja =

Jumlah Upah / Gaji

Perputaran modal

2. Produktivitas modal =

Jumlah modal yang digunakan

3. Produktivitas produksi = Tingkat Penggunaan Modal

Nilai tambah yang dihasilkan

4. Produktivitas Organisasi =

Ongkos administrasi

Keuntungan operasional

9

Page 10: Adnan La Ode

5. Produktivitas penjualan =

Ongkos langsung produksi

Nilai tambah yang dihasilkan

6. Produktivitas produk =

Ongkos administrasi

Metode ini dapat juga digunakan untuk pengukuran produktivitas tingkat faktor produksi

2.8. Kerangka Pikir

PT. Bank Danamon Kendari merupakan salah satu bank yang sedang berkembang di Kota Kendari, aktivitas perbankan dikelola oleh SDM yang mahir dan mandiri serta bertanggung jawab.

Setiap unit kerja di dalam PT. Bank Danamon ditempati oleh tenaga kerja yang diseleksi dan memiliki keterampilan serta pengalaman kerja sesuai dengan kebutuhan perbankan khususnya Bank Danamon dan dilatih untuk menambah pengetahuan dalam melayani nasabah.

Frekuensi pelatihan yang diberikan kepada karyawan menjadi moment penting dalam membina kerja sama di antara karyawan dan peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis produktivitas dan analisis regresi berganda, sehingga menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi untuk mengembangkan kinerja karyawan dimasa yang akan datang.

Untuk jelasnya dapat disajikan pada skema berikut :

Skema 1. Kerangka Pikir

10

PT. BANK DANAMONCABANG KENDARI

KARYAWAN

PELATIHAN

ALAT ANALISISREGRESI LINEAR

SEDERHANA

KESIMPULAN DAN SARAN

TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA

Page 11: Adnan La Ode

2.9. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini maka hipotesis yang dikemukakan sebagai berikut :

“Di duga bawah pelatihan mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja karyawan PT. Bank Danamon Cabang Kendari.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Danamon Cabang Kendari yang berlokasi di Jl. Diponegoro No. 55 Kendari dengan pertimbangan bahwa kegiatan pelatihan selalu dilakukan oleh PT. Bank Danamon untuk meningkatkan kualitas kerja karyawannya, serta data yang berhubungan dengan penelitian ini MUDAH diperoleh.

3.2. Jenis dan Sumber Data

3.2.1. Jenis

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data jumlah karyawan yang pernah dilatih, tempat penelitian, instansi pelatihan, jam kerja, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan prestasi kerja yang dilihat dari jumlah produk yang dihasilkan oleh setiap karyawan yang diukur dengan satuan lembar data tentang gambaran umum perusahaan, dan data lain yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini.

3.2.3. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Interen perusahaan yang bersumber dari karyawan PT. Bank Danamon Cabang Kendari.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan dan karyawati PT. Bank Danamon Cabang Kendari sebanyak 52 orang, dan sampel penelitian ditetapkan dengan menggunakan random samping sebanyak 20 karyawan sebagai responden dalam penelitian ini.

3.4. Metode Pengumpulan Data

1. Quisioner yaitu dengan menggunakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada tenaga kerja langsung pada PT. Bank Danamon Cabang Kendari.

2. Dokumentasi yaitu mencatat/ Foto copy dokumen-dokumen yang ada pada PT. Bank Danamon Cabang Kendari yang mempunyai relevan atau keterkaitan dengan data yang dibutuhkan.

3.5. Peralatan Analisa

Untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini digunakan analisis Regresi Linear Sederhana. Menurut Djarwanto,dkk (1985 :184) model Regresi Linear sederhana dengan formula.

Y = a + b1 X1 + ei

Dimana :

Y = Tingkat Produktivitas Kerja

X1 = Frekwensi Pelatihan

11

Page 12: Adnan La Ode

a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi

e = Residual

Selanjutnya untuk menguji hipotesis serta mengolah data yang diperoleh digunakan alat bantu komputer dengan program SPSS. Kemudian untuk mengetahui pengaruh Parsial Variabel tidak bebas dan Variabel bebas digunakan uji t sedangkan secara simultan digunakan uji F.

3.6. Definisi Operasional Variabel

1. Produktivitas kerja yang dicapai karyawan PT. Bank Danamon Cabang Kendari yang diukur dengan Indikator tingkat produktivitas masing-masing karyawan yaitu perbandingan jumlah nasabah yang dilayani dengan waktu kegiatan (hari kerja).

2. Frekwensi latihan adalah intensitas pelaksanaan program latihan karyawan yang dilatih diukur dengan banyaknya mengikuti pelatihan.

3. Pengaruh pelatihan adalah perkembangan pelayanan nasabah bank yang diperoleh masing-masing karyawan yang diukur dengan presentase.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Bank Danamon Cabang Kendari merupakan lembaga keuangan untuk memberikan layanan kepada masyarakat di Kota Kendari sebagai sebuah lembaga keuangan swasta milik negara. Bank Danamon didirikan di Kendari pada tahun 1992 di Jl. Diponegoro No. 55 Kendari. Kegiatan PT. Bank Danamon sebagai lembaga keuangan sama halnya dengan lembaga keuangan lainnya dan diawasi oleh Bank Indonesia Kendari dan sejak awal keberadaan Bank Danamon di Kota Kendari, menunjukkan bahwa bank swasta nasional mampu membangun kantor kantor cabangnya di diberbagai pelosok tanah air, termasuk Kota Kendari.

Dalam perkembangannya, PT. Bank Danamon membuka kantor cabang pembantu pada tahun 1995 di Jl Lasandara dan kemudian dipindahkan ke Jl. Abd. Silondae, dan sekarang pindah di Jl. M.T. Haryono No. 16 dengan pertimbangan manajemen yang cermat dari perkembangan pengguna jasa PT. Bank Danamon, maka perusahaan ini menetapkan satu kantor cabang pembantu untuk membantu dan melayani nasabah.

PT. Bank Danamon Cabang Kendari yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah PT. Bank Danamon Cabang Kendari di Jalan Diponegoro dengan kegiatan utama dalam pelayanan nasabah serta dan menggunakan fasilitas perbankan.

4.1.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Bank Danamon Cabang Kendari sebagaimana layaknya perusahaan lain. Bentuk dan sistem kerja di dalam Bank Danamon merupakan kekuatan yang kompleks untuk melayani nasabah. Kegiatan bank danamon di dalam kerangka struktur organisasi dapat dilihat pada skema berikut :

Skema 2 Struktur Organisasi PT. Bank Danamon Cabang Kendari

12

Pimpinan

BIC Wakil Pimpinan Kab SDM

Kab PBK/Keu Umum / Sekretariat

Marketing / Kredit

Head Teller Kab. PO Kab CSO Sistem %

Prosedur

Page 13: Adnan La Ode

Sumber : PT. Bank DanamonCabang Kendari, 2005

Pada skema di atas, dapat dijelaskan tugas dan tanggung jawab setiap bagian yang beraktivitas di dalam bank Danamon cabang Kendari. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian di dalam perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pimpinan

Pimpinan perusahaan merupakan personil yang ditunjuk langsung dari pihak Kantor Pusat atas dasar prestasi yang dimiliki personil tersebut sesuai dengan kemampuan kerjanya. Pimpinan perusahaan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Memimpin jalannya kegiatan perusahaan koordinasi dengan wakil pimpinan dan setiap bagian yang ada di dalam Bank Danamon.

b. Meneriman laporan dari Wakil Pimpinan atas kegiatan bank Danamonc. Memberikan penilaian atas kinerja karyawand. Bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaane. Mengontrol secara langsung kinerja pelayanan karyawan terhadap para

pengguna jasa bank.2. Wakil Pimpinan

Wakil pimpinan perusahaan merupakan personil yang melakukan tugas-tugas operasional yang menjadi inti kerja dari Bank Danamon. Adapun tugas dan tanggung jawab wakil pimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Memimpin jalannya kegiatan operasional perusahaan.b. Meneriman laporan dari dari setiap bagian yang ada di dalam perusahaan.c. Memberikan jawaban atas pertanyaan setiap bagian yang mengalami kendala

dalam kegiatan operasional.d. Betanggung jawab atas kegiatan operasional.

3. Bagian Intern Control (BIC)

Bagian internal control dalam kegiatannya melakukan berbagai kegiatan pengontrolan atas kegiataan perusahaan koordinasi dengan pimpinan cabang. Pimpinan cabang yang akan mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengontrolan bagian internal control.

4. Kepala Bagian SDM

Kepada bagian SDM dalam kegiatan operasional bertugas untuk mengendalikan tugas dan tanggung jawab karyawan, serta menempatkan karyawan berdasarkan kemampuan personil yang ada di dalam perusahaan. Bank DANAMON menggunakan karyawan 52 karyawan yang ditempatkan pada berbagai bagian di dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatan perusahaan dan dibantu oleh staf pada bagian tersebut.

5. Kepala Bagian Pembukuan dan Keuangan

13

Page 14: Adnan La Ode

Bagian pembukuan dan keuangan pada Bank Danamon di Cabang Kendari dipimpin oleh seorang kepala bagian yang bertugas untuk mengelola administrasi pembukuan dan keuangan pada perusahaan tersebut.

6. Kepala Bagian Umum dan Sekretariat

Kepala bagian ini bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola kegiatan umum dan menjadi pusat pengendalian kegiatan atau sekretariat di dalam Bank Danamon Cabang Kendari dan dibantu oleh staf yang ada pada bagian tersebut.

7. Markting/Kredit

Marketing / kredit di dalam perusahaan ini merupakan bagian yang bertugas untuk memasarkan produk-produk Danamon dan menerima serta melayani permohonan kredit yang diajukan oleh para nasabah dancalon nasabah.

8. Head Teller

Head Teller merupakan personil yang bertugas untuk memberikan atau menyalurkan yang diminta nasabah dan menerima uang yang diberikan atau disetor oleh nasabah. Head Teller dibantu oleh 4 staf teller.

9. Kepala Bagian Pendukung Operasional

Kepala bagian pendukung operasional merupakan pimpinan bagian yang mendukung kegiatan operasional untuk kegiatan kliring dan transfer antar bank. Bagian ini dibantu oleh staf pendukung operasional.

10. Kepala Bagian CSO

Kepala bagian cutomer service operasional pada bank Danamon bertugas untuk melayani pembukaan rekening dan penggunaan jasa bank lainnya yang ada pada PT. Bank Danamon.

11. Sistem dan Prosedur

Sistem dan prosedur merupakan kesatuan unit kerja yang mengendalikan kegiatan operasional bank Danamon untuk mengatasi masalah sistem komputerisasi dan prosedur kerja yang digunakan dalam kegiatan perusahaan terutama dalam melayani nasabah dengan menggunakan sistem komputerisasi.

4.1.3. Perkembangan Jumlah Nasabah

Kegiatan pelayanan nasabah pada bank Danamon telah dilakukan sejak berdirinya bank ini pada tahun 1992. Jumlah nasabah yang menggunakan jasa bank Danamon dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1. Jumlah Nasabah Bank Danamon, Tahun 2001 – 2005

Tahun Jumlah Nasabah (Orang)

Persentase (%)

20012002200320042005

5.6326.6717.3358.3879.512

15,0017,7719,5422,3425,34

Jumlah 37.537 100,00 Sumber : PT. Bank DanamonCabang Kendari

Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nasabah bank Danamon menggunakan jasa pelayanan tabungan dan kredit. Sebagian besar dari pengguna jasa bank Danamon adalah masyarakat yang menginginkan pelayanan prima dari bank Danamon, hal ini terbukti dari jumlah nasabah yang menggunakan jasa bank Danamon dalam 5 tahun terakhir mencapai 37.537 orang.

Selain itu dalam melakukan pelayanan kepada nasabah, PT. Bank Danamon juga menyediakan fasilitas ATM yang dapat digunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

14

Page 15: Adnan La Ode

4.2. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini karyawan yang diteliti adalah seluruh karyawan PT. Bank Danamon Cabang Kendari yang melakukan akivitas pada unit kerja masing-masing. Karakteristik karaywan dalam penelitian ini perlu dijelaskan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis penelitian ini :

4.3.1 Tingkat UsiaTingkat usia dari karyawan menunjukkan kemampan kerja karyawan dan pada

perusahaan PT. Bank Danamon Cabang Kendari terdapat karyawan yang mempunyai tingkat usia yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Karakterisitik Responden Menurut Tingkat Usia

Tingkat Umur (Tahun)

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

25 – 3031 – 3435 – 4041 – 4445 – 50

1714984

32,6926,9217,3115,387,69

Jumlah 52 100,00Sumber : PT. Danamon Cabang Kendari, 2005

Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa karyawan yang bekerja pada PT. Danamon Cabang Kendari mempunyai tingkat umur antara 25 – 50 tahun. Pada tingkat umur antara 45 – 50 tahun menempati posisi sebagai manajer atau kepala unit dan supervisor di dalam perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

4.3.2. Tingkat PendidikanTingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan akhir yang dimiliki

karyawan sebelum bekerja pada perusahaan. Adapun tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3. Karakteristik Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

Persentasi %

1.2.3.

SLTAD-3Sarjana

19924

36,5417,3146,15

Jumlah 52 100,00Sumber : data primer diolah, 2005

Pada tabel di atas, nampak bahwa terdapat sebanyak 19 responden yang berpendidikan SLTA (36,54 %) yang digunakan pada seluruh bagian yang ada di dalam perusahaan, 9 responden yang berpendidikan Diploma digunakan sebagai salesman dan 24 responden dengan tingkat pendidikan sarjana digunakan sebagai tenaga manajer di dalam perusahaan.. Pendidikan di dalam perusahaan ini merupakan hal utama yang diprioritaskan membangunan sumber daya manusia sehingga mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam membangunan perusahaan.

15

Page 16: Adnan La Ode

4.3.3. Pengalaman Kerja Responden

Pengalaman kerja merupakan hal penting yang sangat diperhatikan oleh setiap perusahaan dalam mengunakan tenaga kerjanya. Adapun pengalaman kerja karyawan PT. Bank Danamon Cabang Kendari dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Karyawan Menurut Pengalaman Kerja

Pengalaman Kerja (Tahun)

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

< 56 – 78 – 910 – 11> 12

71016136

13,4619,2330,7725,0011,54

Jumlah 52 100,00Sumber : Data primer diolah, 2005

Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pengalaman karyawan yang bekerja pada perusahaan berkisar antara 5 – 12 tahun, dan yang baru bekerja kurang dari 5 tahun terdapat sebanyak 7 orang dan yang bekerja lebih dari 12 tahun sebanyak 6 orang. Pengalaman kerja dalam kaitannya dengan penelitian ini karena menjadi dasar dari kemampuan kerja seorang karyawan dalam melaksanakan tugas kerja sesuai dengan pengalamannya

4.3. Deskripsi Variabel Penelitian

Dalam penelitian variabel yang diuji adalah pelatihan yang dilakukan oleh PT. Bank Danamon Cabang Kendari untuk meningkatkan produktivitas karyawan.

4.3.1. Pelatihan

Pelatihan yang diteliti adalah berbagai jenis pelatihan yang dilakukan oleh PT. Bank Danamon terhadap karyawannya termasuk karyawan yang berada di Kantor Cabang Kendari.

Adapun jenis pelatihan yang dilakukan antara lain :

1. Pelatihan Manajemen

Pelatihan manajemen dilakukan oleh Bank Danamon kepada seluruh karyawannya dengan tujuan untuk menyiapkan dan mengarahkan karyawan dalam menata dan mengatur kegiatan pelayanan. Pelatihan ini diikuti oleh seluruh karyawan.

2. Pelatihan Klasifikasi Program

Kegiatan pelatihan klasifikasi program dilakukan pada setiap unit kerja di dalam perusahaan untuk mendekatkan karyawan kepada program yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan pada setiap unit kerja di dalam perusahaan.

Unit-unit kerja tersebut dilengkapi sarana dan prasarana program yang mendukung aktivitas kerja seperti komputer dan aplikasi programnya yang harus dikuasasi dengan baik oleh karyawan, oleh karena itu setiap karyawan yang ditempatkan pada unit kerja di Bank Danamon diwajibkan mengikuti pelatihan tersebut.

3. Pelatihan Teknikal Program.

Pelatihan ini dilakukan untuk karyawan guna meningkatkan teknik pengusahaan pekerjaan di dalam perusahaan dan teknikal program berupakan program kerja untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam proses penyelesaian pekerjaan secara teknik.

4. Pelatihan Personal Program

16

Page 17: Adnan La Ode

Pelatihan ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada karyawan tentang penggunaan program. Penguasaan program kerja yang telah ditetapkan dalam bentuk software dan online mengharus setiap karyawan mengikuti pelatihan personal program.

5. Pelatihan Pengembangan Mutu SDM

Pelatihan pengembangan mutu SDM dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan mutu karyawan dalam melaksanakan aktivitas perbankan dan kemampuan kualitas sumber daya manusia dalam meningakatkan hubungan antara sesama karyawan di dalam perusahaan.

Adanya pelatihan pengembangan mutu SDM ditujukan kepada seluruh karyawan Bank Danamon untuk mengembangkan sumber daya diri dalam bekerja dan etos kerja dan loyalitas yang tinggi sesuai dengan tuntutan perusahaan dalam mewujudkan pelayanan global kepada nasabah. Pengembangan sumber daya dilakukan dalam bentuk pelatihan dan prakter kerja secara mandiri pada setiap unit kerja di dalam perusahaan.

6. Pelatihan Perbankan Umum

Pelatihan perbankan umum dilakukan oleh Bank Indonesia untuk memberikan informasi dan praktek kerja kepada seluruh karyawan bank. Sebagai bank swasta, PT. Bank Danamon Cabang Kendari membutuhkan koordinasi dengan bank-bank lain yang ada di Kota Kendari untuk meningkatkan produktivitasnya, oleh karena itu pelatihan perbankan umum dijadikan sumber negosiasi antar karyawan bank di Kota Kendari.

Pelatihan perbankan umum berhubungan dengan penerapan manajemen keuangan dan sistem online antar bank. Pelatihan tersebut diberikan kepada karyawan-karyawan bank yang berpotensi dalam pembuatan laporan keuangan bank.

7. Pelatihan Manajemen Pelayanan (Service Management)

Pelayanan (service) yang dilakukan dalam dunia perbankan adalah pelayanan nasabah. Setiap nasabah mempunyai karakter yang sangat bervariasi. Adanya perbedaan karakter nasabah dalam menggunakan jasa perbankan pada bank Danamon membuat manajemen bank Danamon berupaya menyediakan karyawan-karyawan yang dapat melayani dan memberikan informasi kepada nasabah.

4.3.2. Produktivitas Kerja

Produktivitas dalam penelitian ini perbandingan jumlah nasabah yang dilayani dan tidak terlayani, produktivitas tersebut memberikan gambaran tentang banyak nasabah yang dilayani setiap hari kerja. Produktivtas kerja yang terukur dalam pelayanan.

4.4. Analisis Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja

4.4.1. Pelatihan

Pelatihan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah frekuensi pelatihan yang diukur dari kegiatan pelatihan yang dilaksanakan secara internal dan eksternal sebanyak 3 kali bagi setiap karyawan.

Hasil penelitian diperoleh bahwa pelatihan yang diikuti karyawan antara lain :

1. Pelatihan Manajemen

Banyaknya pelatiha yang diikuti oleh karyawan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.5. Karyawan Menurut Frekuensi Pelatihan Manajemen

Frekuensi Pelatihan Jumlah Karyawan (Orang) Persentase (%)

123

231613

44,2330,7625,00

17

Page 18: Adnan La Ode

Jumlah 52 100,00Sumber : Data primer diolah, 2005

Bedasarkan data pada tabel 4.5, dapat dijelaskan bahwa pelatihan manajemen dilakukan oleh Bank Danamon diikuti sebanyak 3 kali oleh 13 orang atau 25,00 persen, 16 orang telah mengikuti 2 kali dan 23 orang baru mengikuti 1 kali.

Bentuk pelatihan yang dilakukan oleh bank Danamon ini ditujukan kepada karyawan untuk meningkatkan kinerja manajemen bank Danamon dalam melayani nasabah dan menjalankan aktivitas perbankan.

2. Pelatihan Klasifikasi ProgramPelatihan yang dilakukan ini diikuti oleh karyawan dengan frekuensi yang

disajikan pada tabel berikut Tabel 4.6 Karyawan Menurut Frekuensi Pelatihan Klasifikasi Program

Frekuensi Pelatihan Jumlah Karyawan (Orang)

Persentase (%)

123

201814

38,4634,6226,92

Jumlah 52 100,00Sumber : Data primer diolah, 2005

Berdasarkan data pada tabel 4.6, dapat dijelaskan bahwa frekwensi pelatihan klasifikasi program yang dilakukan pada bank Danamon telah diikuti oleh karyawan, ada yang ikuti 3 kali sebanyak 14 orang, ada telah mengikuti 2 kali sebanyak 18 orang, sedangkan yang bari ikuti 1 kali sebanyak 20 orang.3. Pelatihan Teknikal Program.

Pelatihan teknikal program yang dilakukan pada Bank Danamon diikuti karyawan dengan frekuensi pelatihan yang disajikan pada tabel berikut :Tabel 4.7. Karyawan Menurut Frekuensi Pelatihan Teknikal Program

Frekuensi Pelatihan Jumlah Karyawan (Orang)

Persentase (%)

123

27178

51,9232,6915,38

Jumlah 52 100,00Sumber : Data primer diolah, 2005

Berdasarkan data pada tabel 4.7, dapat dijelaskan bahwa pelatihan teknikal program yang dilakukan pada bank Danamon diikuti oleh karyawan. Sebanyak 8 orang telah mengikuti pelatihan teknikal program sebanyak 3 kali, 17 orang telah mengikuti sebanyak 2 kali, sedangkan yang baru mengikuti 1 kali sebanyak 27 orang. 4. Pelatihan Personal Program

Pelatihan ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada karyawan dengan frekuensi pelatihan yang disajikan pada tabel berikut :Tabel 4.8. Karyawan Menurut Frekuensi Pelatihan Personal Program

Frekuensi Pelatihan Jumlah Karyawan (Orang)

Persentase (%)

123

122911

23,0855,7721,15

Jumlah 52 100,00Sumber : Data primer diolah, 2005

18

Page 19: Adnan La Ode

Berdasarkan data pada tabel 4.8, dapat dijelaskan bahwa personal program yang dilakukan pada bank Danamon, frekuensi yang diikuti oleh karyawan sebanyak 12 orang mengikuti pelatihan sebanyak 1 kali, 29 orang mengikuti pelatihan sebanyak 2 kali dan 11 orang telah mengikuti sebanyak 3 kali. 5. Pelatihan Pengembangan Mutu SDM

Pelatihan pengembangan mutu SDM dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan mutu karyawan dengan frekuensi yang disajikan pada tabel berikut :Tabel 4.9. Karyawan Menurut Frekuensi Pelatihan Pengembangan Mutu SDM

Frekuensi Pelatihan Jumlah Karyawan (Orang) Persentase (%)123

91825

17,3134,6148,08

Jumlah 52 100,00Sumber : Data primer diolah, 2005

Berdasarkan datan pada tabel 4.9, dapat dijelaskan bahwa pelatihan pengembangan mutu SDM yang dilakukan pada bank Danamon diikuti karyawan, ada yang baru ikut 1 kali sebanyak 9 orang, adanya telah mengikuti pelatihan sebanyak 18 orang dan ada juga yang telah ikuti pelatihan pengembangan mutu SDM sebanyak 25 orang.6. Pelatihan Perbankan Umum

Pelatihan perbankan umum dilakukan oleh Bank Indonesia untuk memberikan informasi dan praktek kerja kepada seluruh karyawan bank, pelatihan ini diiukti dengan frekuensi yang disajikan pada tabel berikut :Tabel 4.10. Karyawan Menurut Frekuensi Pelatihan Perbankan Umum

Frekuensi Pelatihan Jumlah Karyawan (Orang) Persentase (%)123

131920

25,0036,5438,46

Jumlah 52 100,00Sumber : Data primer diolah, 2005

Berdasarkan data pada tabel 4.10, dapat dijelaskan bahwa kegiatan pelatihan perbankan umum adalah kegiatan Bank Indonesia yang ditujukan kepada semua bank di Kota Kendari dan diikuti oleh karyawan bank Danamon dengan frekuensi 13 orang baru mengikuti pelatihan 1 kali, 19 orang telah mengikuti 2 kali pelatihan dan 20 orang telah mengikuti 3 kali.7. Pelatihan Manajemen Pelayanan (Service Management)

Pelayanan (service) yang dilakukan dalam dunia perbankan adalah pelayanan nasabah diikuti oleh karyawan dengan frekuensi yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.11. Karyawan Menurut Frekuensi Pelatihan Manajemen Pelayanan

Frekuensi Pelatihan Jumlah Karyawan (Orang)

Persentase (%)

123

101725

19,2332,6948,08

Jumlah 52 100,00Sumber : Data primer diolah, 2005

Berdasarkan data pada tabel 4.11, dapat dijelaskan bahwa pelatihan yang dilakukan oleh manajemen bank Danamon ditujukan kepada seluruh karyawan, namun yang mengikuti pelatihan ini 1 kali sebanyak 10 orang, 17

19

Page 20: Adnan La Ode

orang 2 kali mengikut, dan 25 orang telah 3 kali mengikuti pelatihan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dibuatkan rekap atas penelitian yang disajikan berikut :Tabel 12. Rekapipulasi Jumlah Pelatihan

No. Jenis Pelatihan Jumlah Pelatihan Jumlah Orang

1 2 3

1.2.3.4.5.6.7.

ManajemenKlasifikasi ProgramTeknikal ProgramPersonal ProgramPengembangan Mutu (SDM)Perbankan UmumManajemen Pelayanan

2320271291310

16181729181917

1314811252025

52525252525252

Jumlah 52 100,00Sumber Data : Tabel 4.5 – 4.11, (data diolah)

Berdasarkan data pada tabel 12, dapat dijelaskan bahwa jenis-jenis pelatihan yang dilaksanakan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan diikuti secara bergiliran dan semua karyawan PT. Bank Danamon Cabang Kendari diberikan kesempatan untuk mengikuti jenis-jenis pelatihan tersebut, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.4.4.2 Produktivitas Kerja.

Produktivitas dalam penelitian ini perbandingan jumlah nasabah yang dilayani dan tidak terlayani, dengan pelatihan yang dilakukan oleh bank Danamon, dalam 1 hari kerja, nasabah yang terlayani antara 5 – 25 orang, hal tersebut dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.13 Karyawan Menurut Jumlah Nasabah Yang terlayani dalam 1 hari Kerja

Jumlah Nasabah Yang terlayani

Jumlah Karyawan (Orang)

Persentase (%)

5 – 10 11 – 1516 – 20 21 – 25

8151811

15,3828,8534,6121,15

Jumlah 52 100,00

Sumber : Data primer diolah, 2005

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.12, dapat dijelaskan bahwa produktivitas karyawan dalam pelayanan nasabah diperoleh 8 karyawan mampu melayani nasabah sebanyak 5 – 10 orang, 15 karyawan dapat melayani nasabah sebanyak 11 – 15 orang, 18 orang dapat melayani nasabah sebanyak 16 – 20 orang dan 11 orang dapat melayani nasabah sebanyak 21 – 25 orang.

Dari data yang disajikan tersebut, maka dapat penulis lakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis regresi sederhana tentang pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan PT.Bank Danamon Cabang Kendari.

4.5. Analisis Regresi SederhanaData yang diperoleh dari hasil penelitian seperti yang telah

dijelaskan dalam deskritif variabel, maka untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dimana diduga bahwa pelatihan mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Bank Danamon Cabang Kendari, maka digunakan Analisis Regresi Sederhana.

Dari hasil analisis tersebut dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

20

Page 21: Adnan La Ode

Tabel 4.14. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana

Variabel Bebas Koefisien Regresi(B)

Standar Error

t hitung

(Stat)

Signifikan t

r Partial

X (Pelatihan) 0,616 0,031 20,198 0,000 0,944

Konstanta = 11,085

Adjusted R Square = 0,889

R Square = 0,891

Multiple R = 0,944

FRatio/FHitung = 407,950

Sumber : Hasil Analisis dengan Program SPSS.Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :Y = 11,085 + 0,616X

Berdasarkan persamaan di atas, dapat dijelaskan pengaruh koefisien regresi variabel sebagai berikut :4.5.1. Variabel Pelatihan

Pelatihan berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 0,616 artinya, jika pelatihan kerja ditingkatkan pelaksanaanya sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan produktivitas sebesar 0,616

Besarnya r parsial harga sebesar 0,944, artinya bahwa hubungan pelatihan dengan produktivitas sangat kuat kontribusi pelatihan terhadap variasi perubahan produktivitas adalah 0,944 atau 94,4%

Hasil analisis tersebut dapat diinterpretasikan bahwa setiap pelatihan, akan mempengaruhi produktivitas (Y) sebesar 61,6 % dengan asumsi faktor lain Cateri paribus. Uji partial pada level of confidence sebesar 95% ( = 0,05) kemaknaan pengaruh dari pelatihan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas karyawan PT. Bank Danamon Cabang Kendari. Hal ini ditunjukan oleh nilai thitung = 20,198 dan probabilitas (p) = 0,00, apabila dibandingkan dengan taraf signifikan () sebesar 5 %, p < 0,05.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan dalam penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :Hasil analisis diperoleh bahwa pelatihan karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja, dengan demikian hipotesis penelitian terbuktikan.5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disarankan sebagai berikut :1. Untuk meningkatkan produktivitas, maka, PT. Bank Danamon Cabang Kendari

diharapkan dapat melakukan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan jasa pada PT. Bank Danamon Cabang Kendari.

2. Untuk meningkatkan pelayanan nasabah pada PT. Bank Danamon Cabang Kendari, maka menajemen perusahaan diharapkan untuk menempatkan karyawan-karyawan yang telah mengikuti pelatihan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah pada masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

A l e x, Nitisemito, 1988, Manajemen Personalia, Cetakan ke-7 Penerbit Ghalia Indo-Jakarta.

21

Page 22: Adnan La Ode

Bambang Kursdianto, 19889 Pedoman Petugas Organisasi dan Metode, Biro Penerbit Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan , Universitas Brawijaya, Malang.

Darma, 1985 Manajemen Sumberdaya Manusia, Jilid Edisi III Politeknik Jakarta.

Djarwanto . P dan Pagestu Subagyo,1985, Statistik Induktif, Edisi Ke-3, BPFE, Yogyakarta.

E d w i n. B, Flippo, 1992, Manajemen Personalia, Jilid I Edisi VI, Erlangga Jakarta.

Marwan Asri, 1979, Perencanaan, Penelitian dan Pengukuran Karyawan, Penerbit BPFE – UGM, Yogyakarta.

Mulyono, 1991, Perencanaan Penelitian dan Pengukuran Karyawan, Penerbit BPFE-UGM, Yogyakarta.

M. Manulang, 1985, Manajemen Personalia, Cetakan ke- 6. Ghalia Indonesia Bandung

Poerwono, 1985, International Labour Office, Interproduktion Wook Study, Jakarta.

Payaman Simajuntak, 1985, Metode Penelitian Praktis, LP3ES, Jakarta.

Rusli Syarit, 1982, Metodologi Resqarch 1, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi, UGM, Yogyakarta.

T. Hani Handoko, 1987, Manajemen Personalia, Edisi ke- 2 , Penerbit BPFE, Yogyakarta.

TV. Rao, 1996, Organisasi dan Motivasi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Winardi, 1982, Pedoman Petugas Organisasi dan Metode, Biro Penerbit Fakultas Tataniaga, Universitas Brawijaya, Malang.

22