cover

4
PERBEDAAN PROFIL WAJAH ANTARA SUKU MADURA DAN SUKU JAWA BERDASARKAN ANALISA JARINGAN LUNAK WAJAIH DAN ANALISIS STEINER PROPOSAL SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Kedokteran Gigi (S-1) dan mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : FAZLUR RAHMAN NIM 101610101018

Upload: fazlur-ehm

Post on 12-Feb-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

profil wajah

TRANSCRIPT

Page 1: Cover

PERBEDAAN PROFIL WAJAH ANTARA SUKU MADURA DAN SUKU

JAWA BERDASARKAN ANALISA JARINGAN LUNAK WAJAIH DAN ANALISIS

STEINER

PROPOSAL SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Kedokteran Gigi (S-1)

dan mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

FAZLUR RAHMAN

NIM 101610101018

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: Cover

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis sefalometri pada saat ini merupakan salah satu cara yang banyak dipakai untuk

diagnosis dan rencana perawatan ortodontik. Dari pengukuran sefalometri dapat diketahui

pertumbuhan kraniofasial, tipe fasial dan menentukan suatu rencana perawatan ortodonti serta

mengevaluasi kasus-kasus yang telah dirawat ortodontik. Tujuan dilakukannya perawatan

ortodontik yaitu untuk memperbaiki oklusi fungsionl dan estetika wajah. Untuk mewujudkan

tujuan tersebut diperlukan pengetahuan tentang pertumbuhan kraniofasial yang melibatkan

evaluasi jaringan lunak yang menutupinya (Bishara, 1985). Angle menekankan pentingnya

jaringan lunak dan estetika wajah dalam perawatan ortodontik, karena keharmonisan dan

keseimbangan wajah sangat tergantung pada bentuk dan kecantikan mulut (Erbay, 2002).

Studi profil jaringan keras maupun jaringan lunak wajah penting bagi perencanaan

perawatan ortodontik karena sebelum perawatan dimulai, orthodontist disarankan merencanakan

penilaian estetik profil wajah berdasarkan perubahan dentoalveolar dan tulang basal yang

diharapkan dari hasil perawatan ortodontik. Beberapa penelitian tentang perubahan profil wajah

menunjukkan bahwa perubahan profil skeletal tidak selalu diikuti oleh perubahan profil jaringan

lunak wajah yang sama besar (Roos, 1977). Profil wajah dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran

rahang, panjang ramus, prognasi dentoalveolar, dimensi mesiodistal gigi, ukuran dari sudut

gonion, jarak dari insisivus mandibula ke garis wajah, dan distribusi jaringan subkutan halus

pada wajah. Menurut Steiner (dalam Susilowati & Sulastri, 2007) untuk mendapatkan estetik

wajah yang sempurna, harus mempunyai oklusi, hubungan tulang, dan profil wajah yang ideal.

Telah banyak penelitian mengenai sudut kecembungan profil jaringan keras maupun

jaringan lunak wajah yang membandingkan antara ras-ras tertentu seperti penelitian Zylinski et.

al. (1992) terhadap ras Kaukasoid, Hashim et. al. (2003) terhadap penduduk Saudi Arabia, dan

Perabuwijaya (2007) terhadap ras DeutroMelayu. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa

untuk ras kaukasoid dan deutromelayu memiliki perbedaan yaitu ras deutromelayu memiliki

profil wajah cembung. Namun sampai saat ini belum ada analisa profil wajah untuk menghitung

perbedaan kecembungan wajah antara suku jawa dan suku madura yang tergolong pada ras

deutromelayu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai perbedaan profil wajah

antara suku Madura dan suku Jawa.

Page 3: Cover

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu untuk ras

deutromelayu yang memiliki profil wajah cembung apakah kecembungannya itu sama antara

suku Madura dan suku Jawa?

1.3 Tujuan Pnelitian

Unntuk mengetahui perbadaan profil wajah suku Madura dengan suku Jawa berdasarkan

analisis steiner dan analisis jaringan lunak yaitu sudut nasolabial dan sudut Z.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat membantu dalam menegakkan diagnosis dan menunjang rencana perawatan di

bidang ortodonsia.

2. Dapat memberikan informasi mengenai perbedaan kecembungan pada profil wajah

ras deutromelayu..

3. Dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya.