cover

Upload: windiarti-rahayu

Post on 10-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jghgkhih

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANBENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

UntukMemenuhiTugasPendidikanProfesiNersDepertemen Surgical

Oleh :Windiarti Rahayu115070201111028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

A. Definisi

Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi kibat atau infeksi bakteri. (www.,medicastore.com,2004)Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejalaberupa kantong berisi nanah. (Siregar, 2004). Sedangkan abses mandibula adalah abses yang terjadi di mandibula. Abses dapat terbentuk di ruang submandibula atau salah satu komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari daerah leher. (Smeltzer dan Bare, 2001)

B. PenyebabMenurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara antara lain:1.Bakteri masuk kebawah kuit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril2.Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain3.Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.Lebih lanjut Siregar (2004) menjelaskan peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :1.Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi2.Darah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang3.Terdapat gangguan sisitem kekebalan.

Menurut Hardjatmo Tjokro Negoro, PHD dan Hendra Utama, (2001), abses mandibula sering disebabkan oleh infeksi didaerah rongga mulut atau gigi. Peradangan ini menyebabkan adanya pembengkakan didaerah submandibula yang pada perabaan sangat keras biasanya tidak teraba adanya fluktuasi. Sering mendorong lidah keatas dan kebelakang dapat menyebabkan trismus. Hal ini sering menyebabkan sumbatan jalan napas. Bila ada tanda-tanda sumbatan jalan napas maka jalan napas hasur segera dilakukan trakceostomi yang dilanjutkan dengan insisi digaris tengah dan eksplorasi dilakukan secara tumpul untuk mengeluarkan nanah. Bila tidak ada tanda- tanda sumbatan jalan napas dapat segera dilakukan eksplorasi tidak ditemukan nanah, kelainan ini disebutkan Angina ludoviva (Selulitis submandibula). Setelah dilakukan eksplorasi diberikan antibiotika dsis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob.

Abses bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru, mulut, rektum, dan otot. Abses yang sering ditemukan didalam kulit atau tepat dibawah kulit terutama jika timbul diwajah.

C. Tanda dan GejalaMenurut Smeltzer dan Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa berupa :1.Nyeri2.Nyeri tekan3.Teraba hangat4.Pembengakakan5.Kemerahan6.DemamSuatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagi benjolan. Adapun lokasi abses antar lain ketiak, telinga, dan tungkai bawah. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar. Abses dalam lebih mungkin menyebarkan infeksi keseluruh tubuh.Adapun tanda dan gejala abses mandibula adalah nyeri leher disertai pembengkakan di bawah mandibula dan di bawah lidah, mungkin berfluktuasi.

D. Klasifikasi Ada dua jenis abses, septik dan steril. Kebanyakan abses adalah septik, yang berarti hasil dari infeksi. Septic abses dapat terjadi ndimana saja ditubuh yang terbentuk dari bakteri dan respon kekebalan tubuh. Sebagai tanggapan terhadap bakteri, sel-sel draah putih berkumpul dilokasi yang terinfeksi dan mulai memproduksi bahan kimia yang disebut dengan enzim yang menyerang bakteri. Enzim ini membunuh bakteri dan menghancurkan mereka menjadi potongan-potongan kecil yang dapat melalui sistem peredaran darah sebelum dihilangkan dari tubuh. Sayangnya, bahan kimia ini juga mencerna jaringan tubuh. Dalam kebanyakan kasus, bakteri menghasilkan bahan kimia yang mengandung bakteri mati, jaringan yang ikut mati, serta sel-sel darah putih dan enzim. Abses steril kadang terjadi dengan bentuk yang lebih ringan dari proses yang bukan disebabkan oleh bakteri , tetapi oleh iritan non hidup seperti obat-obatan. Jika injeksi obat seperti penisilin tidak diserap, dapat menyebabkan iritasi yang cukup untuk menghasilkan absesb steril di lokasi injeksi. Disebut abses steril karena tidak ada infeksi yang terlibat. Abses steril cukup cenderung berubah menjadi keras, benjolan pada bekas luka, bukan kantong-kantong sisa nanah.

E. Patofisiologi Jika bakteri menusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeks. Sebgian sel mati dan hancur, menigglakan rongga yang berisi jaringan dan se-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalalm melawan infeksi, bergerak kedalam rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri.sel darah putih kakan mati, sel darah putih yang mati inilah yang memebentuk nanah yang mengisis rongga tersebut.Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong jaringan pada akhirnya tumbuh di sekliling abses dan menjadi dinding pembatas. Abses hal ini merupakan mekanisme tubuh mencefah penyebaran infeksi lebih lanjut jka suat abses pecah di dalam tubuh maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses.(www.medicastre.com.2004).Pathway (Hardjatmo Tjokro Negoro, PHD dan Hendra Utama, 2001)

Bagan Patofisiologi Abses Mandibula :

Etiologi yang lain sebagai berikut : Etiologi dan faktor risiko(abses periapikal , abses akar gigi)

Bakteri masuk kedalam jaringan sehat

Sel mati dan hancur

Membentuk rongga yang berisikan jaringan dan sel-sel yang terinfeksi

Sel darah putih akan masuk ke ronggaSel akan mati

Membentuk nanahTertimbun dalam jaringanPanas Bengkak Nyeri akut Kesulitan mengunyah makanan Nyeri PecahKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhInfeksi

F. Pemeriksaan Penunjang Menurut Siregar ( 2004), abses di kulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali. Sedangkan abses dalam sering kali sulit ditemukan. Pada penderita abses, biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Untuk menentukan ukuran dan lokasi abses dalam bisa dilakukan pemeriksaan rontgen, usg, CT, Scan atau MRI.

G. Penatalaksanaan Menurut FKUI ( 1990), antibiotika dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob harus diberikan secara parentral. Evaluasi abses dapat dilakukan dalam anastesi lokal untuk abses yang dangkal dan terlokalisasi atau eksplorasi dalam narkosis bila letak abses dalam dan luas. Insisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi atau setinggi 06 06 tiroid, tergantung letak dan luas abses. Pasien dirawat inap sampai 1-2 har gejala dan tanda infeksi reda. Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan , abses akan pecah dengan sendirinya dan mengeluarkan isinya. Kadang abses menghilang secara perlahan karen tubuh menghancurkan . infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi abes pecah dan bisa meninggalkan benjolan yang keras. Untuk meringan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abes bisa ditusuk dan dikeluarkan isinya. Suatu abses tidak memiliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotik biasanya sia-sia antibiotik biasanya diberikan setelah abses mengering dan hal ini dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotik juga diberikan jika abses menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya.

DEBRIDEMENT

a. Definisi

Suatu tindakan eksisi yang bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis maupun debris yang menghalangiproses penyembuhan luka dan potensial terjadi/berkembangnya infeksi; sehingga merupakan tindakan pemutus rantai respon inflamasi sistemik dan maupun sepsis.Tindakan ini dilakukan seawal mungkin, dan dapat dilakukan tindakan ulangan sesuai kebutuhan. Atau Debridemen adalah suatu pengangkatan jaringan mati pada kuit atau jaringan yang terinfeksi serta banda asing yang masuk pada jaringan kulit. Jaringan mati pada kulit disebut juga jaringan avital. Jaringan avital bisa berwarna lebih pucat, coklat muda, hitam dan dalam keadaan basah atau kering.

Untuk membersihkan kontaminasi yang terdapat di sekitar frakturdengan melakukanpengangkatan terhadap jaringan yangnonviabeldan material asing, sepertipasir yang melekat padajaringan lunak. Dilakukan penilaian pada sekitar jaringan sekitar tulang,cedera pembuluh darah, tendon, otot, saraf. Debridement jaringan otot dipertimbangkan jika ototterkontaminasiberatdankehilangankontraktilitas.Debridementpadatendonmempertimbangkan kontraktilitas tendon, sedangkan debridement pada kulit dilakukan hinggatimbul perdarahan. Pada fraktur terbuka grade IIIb dan IIIc dilakukan serial debridement yangdiulang dalarn selang waktu 24-72jam untuk tercapainya debridement definitif.Sebelumdilakukandebridement,diberikanantibiotikprofilaksyangdilakukandiruanganemergency. Yang terbaik adalah golongan sefalosforin. Biasanya dipakai sefalosforin golonganpertama.PadafrakturterbukaGustilotapeIII,diberikantambahanberupagolonganaminoglikosida,sepertitobramicinataugentamicin.Golongansefalosforingolonganketigadipertimbangkan di sini. Sedangkan pada fraktur yang dicurigai terkontaminasi kuman clostridia,diberikan penicillin.Peralatan proteksi diri yang dibutuhkan saat operasi adalah google, boot dan sarung tangantambahan.Sebelumdilakukanoperasi,dilakukanpencuciandenganpovineiodine,laludrappingareaoperasi.Penggunaantidakdianjurkan,karenakitaakanmelakukanpengamatanterhadapperdarahanjaringan.Debridementdilakukanpertamakalipadadaerahkulit.Kemudianrawatperdarahandivenadenganmelakuankoagulasi.Bukafasciauntukmenilaiototdantendon.Viabilitas otot dinilai dengan 4C, Color, Contractility, Circulation and Consistency. Lakukanpengangkatankontaminasi canalmedullary dengansaw ataurongeur. Curettagecanalmedularydihindarkan dengan alasan mencegah infeksi ke arah proksimal. Irigasi dilakukan dengan normalsaline. Penggunaan normal saline adalah 6-10 liter untuk fraktur terbuka grade II dan III. Tulangdipertahankan dengan reposisi. Bisa digunakan ekternal fiksasi pada fraktur grade III4.Penutupan luka dilakukan jika memungkinkan. Pada fraktur tipe III yang tidak bisa dilakukanpenutupan luka, dilakukan rawat luka terbuka, hingga luka dapat ditutup sempurna.

Debridement adalah pengangkatan jaringan yang rusak dan mati sehingga luka menjadi bersih. Untuk melakukan debridement yang adekuat luka lama dapat diperluas, jika diperlukan dapat membentuk irisan yang berbentuk elips , untuk mengangkat kulit, fasia serta tendon ataupun jaringan yang sudah mati. Debridement yang adekuat merupakan tahapan yang penting untuk pengelolaan. Debridement harus dilakukan sistematis, komplit serta berulang. Diperlukan cairan yang cukup untuk. fraktur terbuka. Grade I diperlukan cairan yang bejumlah 1-2 lite , sedangkan grade II dan grade III diperlukan cairan sebanyak 5-10 liter, menggunakan cairan normal saline ( Salter , 1994)

B. Tujuan debridemendebridemen adalah untuk menghilangkan jaringan mati ataupun benda asing yang ada dalam kulit sehingga penyembuhan luka dapat terjadi dengan baik. Menurut jurnal of wound care, 2011 menyebutkan terdapat 4 tujuan dari debridemen yaitu:1. Remove Menghilangkan jaringan nekrosis Menghilangkan benda asing Menghilangkan fragmen tulang Meghilangkan debris Menghilangkan pus Menghilangkan eksudat Menghilangkan slough Menghilangkan eschar Menghilangkan hematoma

2. Decrease Mengurangi bau Mengurangi kelembaban yang berlebihan Mengurangi resiko infeksi3. Stimulate Menstimulasi epitelisasi Menstimulasi penutupan luka4. Improve Meningkatkan kualitas hidup

C. Jenis Debridement Ada beberapa jenis debridement yaitu :1. Conservative Surgical Wound Debridement ( CSWD), merupakan tindakan pembedahan konservatif dibawah anastesi untuk mengangkat jaringan necrotic2. Autolytic Debridement contohnya adalah dengan menggunakan Hydrogel 3. Mechanical Debridement ontohnya dengan menggunakan kasah basa kering (wet to dry gauze)4. Enzymatic Debridement , contohnya dengan menggunakan enzyme papin urea, kolagenase dll 5. Biosurgical Debridement contohnya adalah dengan menggunakan Maggot/ larva/ belatung

Berikut penjelasan tentang macam-macam debridemen : a. Debridement OtolitikOtolisis menggunakan enzim tubuh dan pelembab untuk rehidrasi, melembutkan dan akhirnya melisiskan jaringan nekrotik. Debridement otolitik bersifat selektif, hanya jaringan nekrotik yang dihilangkan. Proses ini juga tidak nyeri bagi pasien. Debridemen otolitik dapat dilakukan dengan menggunakan balutan oklusif atau semioklusif yang mempertahankan cairan luka kontak dengan jaringan nekrotik. Debridement otolitik dapat dilakukan dengan hidrokoloid, hidrogel atau transparent films. IndikasiPada luka stadium III atau IV dengan eksudat sedikit sampai sedang. Keuntungan: Sangat selektif, tanpa menyebabkan kerusakan kulit di sekitarnya. Prosesnya aman, menggunakan mekanisme pertahanan tubuh sendiri untuk membersihkan luka debris nekrotik . Efektif dan mudah Sedikit atau tanpa nyeri. Kerugian: Tidak secepat debridement surgikal. Luka harus dimonitor ketat untuk melihat tanda-tanda infeksi. Dapat menyebabkan pertumbuhan anaerob bila hidrokoloid oklusif digunakan. b. Debridement Enzymatik:Debridement enzimatik meliputi penggunaan salep topikal untuk merangsang debridement, seperti kolagenase. Seperti otolisis, debridement enzimatik dilakukan setelah debridement surgical atau debridement otolitik dan mekanikal. Debridement enzimatik direkomendasikan untuk luka kronis. Indikasia. Untuk luka kronisb. Pada luka apapun dengan banyak debris nekrotik. c. Pembentukan jaringan parutKeuntungand. Kerjanya cepat e. Minimal atau tanpa kerusakan jaringan sehat dengan penggunaan yang tepat.Kerugian: f. Mahal g. Penggunaan harus hati-hati hanya pada jaringan nekrotik. h. Memerlukan balutan sekunder i. Dapat terjadi inflamasi dan rasa tidak nyaman. Aplikasi balutan dengan debridement enzymatic

Setelah beberapa hari pemakaian, balutan dibuka c. Debridement MekanikDilakukan dengan menggunakan balutan seperti anyaman yang melekat pada luka. Lapisan luar dari luka mengering dan melekat pada balutan anyaman. Selama proses pengangkatan, jaringan yang melekat pada anyaman akan diangkat. Beberapa dari jaringan tersebut non-viable, sementara beberapa yang lain viable. Debridement ini nonselektif karena tidak membedakan antara jaringan sehat dan tidak sehat. Debridement mekanikal memerlukan ganti balutan yang sering. Proses ini bermanfaat sebagai bentuk awal debridement atau sebagai persiapan untuk pembedahan. Hidroterapi juga merupakan suatu tipe debridement mekanik.Keuntungan dan risikonya masih diperdebatkan. Indikasia. Luka dengan debris nekrotik moderat.

Keuntungan: b. Materialnya murah (misalnya tule) Kerugian: c. Non-selective dan dapat menyebabkan trauma jaringan sehat atau jaringan penyembuhand. Lambate. Nyeri f. Hidroterapi dapat menyebabkan maserasi jaringan. Juga penyebaran melalui air dapat menyebabkan kontaminasi atau infeksi. Disinfeksi tambahan dapat menjadi sitotoksik. e. Debridement SurgikalDebridement surgikal adalah pengangkatan jaringan avital dengan menggunakan skalpel, gunting atau instrument tajam lain Debridement surgikal merupakan standar perawatan untuk mengangkat jaringan nekrotik. Keuntungan debridement surgikal adalah karena bersifat selektif; hanya bagian avital yang dibuang. Debridement surgikal dengan cepat mengangkat jaringan mati dan dapat mengurangi waktu. Debridement surgikal dapat dilakukan di tempat tidur pasien atau di dalam ruang operasi setelah pemberian anestesi.Ciri jaringan avital adalah warnanya lebih kusam atau lebih pucat(tahap awal), bisa juga lebih kehitaman (tahap lanjut), konsistensi lebih lunak dan jika di insisi tidak/sedikit mengeluarkan darah. Debridement dilakukan sampai jaringan tadi habis, cirinya adalah kita sudah menemulan jaringan yang sehat dan perdarahan lebih banyak pada jaringan yang dipotong.Luas dan radikalitas debridemet dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Indikasig. Luka dengan jaringan nekrotik yang luash. Jaringan terinfeksi. Keuntungan: i. Cepat dan selektif j. Efektif Kerugian : k. Nyeri Mahal, terutama bila perlu dilakukan di kamar operasi

D. Indikasi Pemberhentian Debridement 1. Luka berdarah 2. Pasien meneluh nyeri 3. Bantalan luka telah terlihat

Untuk melakukan debridemant dibutuhkan keterampilan khusus , antara lain : keterampilam klinis untuk mengambil keputusan kapan debridement dimulai dan kapan debridement diakhiri.

E. Prosedure Debridemen 1. Persiapan area yang akan didebridemen, yaitu dengan mengirigasi bagian tersebut dengan saline kemudian diberi antiseptic (povidone iodine 10%)2. Kemudian dilakukan pengangkatan jaringan yang akan di debridemen dengan menggunakan bantuan scapel. Buang semua jaringan kulit yang mati dan benda asing3. Irigasi kembali bagian yang telah didebridemen untuk membersihkan luka4. Balut luka dengan balutan kering

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Edisi 8 vol 1\. EGC. Jakarta Doengoes, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan). PT. EGC. Jakarta Sudoyo, Aru W, dkk, 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1 edisi 4. Jakarta: pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Mansoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses dan praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Kdeperawatan Dengan Intervensi NIC dan kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC

Carpenito, L.J.(2000). Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktis klinis., edisi 6 ,Jakarta: EGC

Anwar. (1996). Patience Education a proactive element of health care practise. Diakses tanggal 25 Agustus 2015. Jam 19.00