contoh kasus hutan asdal
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
1/19
Sumber kekayaan hutan Indonesia - terutama kayu -telah mulai dieksploitasi sejak
era kongsi dagang (VOC) abad 17.roduksi perkapalan untuk alat transportasi
dagang dan perangVOC telah membuat hutan jati di ka!asan "a!a
mengalamikerusakan. #eskipun upaya pengelolaan dan pemulihan telahdilakukan
sejak diambil alih oleh emerintahan $india %elandamelalui pembangunan hutan
jati dengan tenaga ahli rimba!an"erman& akan tetapi penguasaan dan peman'aatankayu danlahan hutan untuk kebutuhan tanam paksa dan industriperkapalan dan
perkebunan yang masi' menyebabkan prosespemulihan hutan "a!a tidak begitu
e'ekti'.ada era kemerdekaan& ketika tuntutan pengelolaan asetnegara
(emerintahan $india %elanda) oleh masyarakat pribumimenuat& para petani di
sekitar hutan dan perkebunan pun mulaimenduduki lahan eks-perkebunan untuk
dijadikan lahanpertanian dimana sebagian besar lahan perkebunan inisebelumnya
adalah ka!asan hutan. danya tarik menarik kepentingan ini menyebabkan proses
pemulihan ka!asan hutaneks-perkebunan tidak dilakukan dan membiarkan
lanskapnyaberubah menjadi lanskap pertanian rakyat. *ra orde baru ketikaSoeharto
memimpin negara& tuntutan+peman'aatan, hutansebagai sumber deisa negara
untuk memulihkan ekonomiIndonesia dengan epat menjadi bagian strategi
pembangunanekonomi Indonesia masa Soeharto. Sejak tahun 17/-1/banyaknya
penerbitan i0in hak pengusahaan hutan telahmerusak sebagian besar hutan di luar
"a!a. i era re'ormasipun& hutan belum juga mendapatkan perhatian
pemulihan.#araknya kasus perambahan hutan& pendudukan hutan olehrakyat
pasa re'ormasi&
illegal logging& alih 'ungsi hutan olehemerintah aerah semakin memperumit
upaya penyelamatanhutan Indonesia. alam proses perjalanan kerusakan hutan
ini&peran diskursus (!aana) menjadi bagian penting dalammempengaruhi
kerusakan hutan.#enilik seara historis terkait kerusakan hutan diIndonesia darimasa ke masa& maka kondisi kerusakan hutanyang terjadi saat ini merupakan
akibat dari pengelolaan sumberdaya yang kurang bijak dan tidak memperhatikan
segikeberlanjutannya. Sehingga& ketika kran kebebasan dibuka padaera re'ormasi
dan otonomi daerah yang terjadi adalah munulnyaberbagai kon2ik sosial sebagai
akibat dari kebijakan-kebijakanpemerintah dan perilaku korporasi yang dianggap
merugikanmasyarakat di dalam maupun di sekitar hutan& baik yang telahdikonersi
menjadi perkebunan maupun di dalam 0onakonserasi. ari data 3onsorsium
embaruan graria (3)&kon2ik agraria yang terjadi pada tahun 4/11 melibatkan
5.76kepala keluarga dengan luasan areal kon2ik menapai74./8& hektar.
ari 159 kon2ik agraria tahun 4/1/&riniannya 7 kasus di sektor perkebunan& 95
kasus di sektorkehutanan& 41 kasus di sektor in'rastruktur& 8 kasus di
sektorpertambangan& dan 1 kasus di !ilayah tambak atau pesisir. arisebaran
kon2ik& "a!a :imur sebagai !ilayah yang paling banyakdengan 95 kasus& disusul
Sumatera ;tara (46)& Sula!esi :enggara (16)& "a!a :engah (14)& "ambi (11)&
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
2/19
emua fakta-fakta ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Kebijakan pengelolaan sumber daya alam di NTT, belum memiliki zonasi pengelolaan yang jelas
!. "enerbitan #jin $saha "ertambangan di NTT dilihat sebagai ajang perjudian pada momentum-
momentum politik seperti "#%K&'&
(. Kebijakan pemulihan ekologi atas kerusakan yang ditimbulkan tidak dijalankan se)ara maksimal
*. "engelolaan +umber 'aya &lam di NTT belum berperspektif Kepulauan, padahal NTT adalah
deretan pulau-pulau ke)il yang sangat rentan terhadap resiko bena)ana
. elum adanya partisipasi rakyat yang siginfi)ant dalam pengelolaan sumber daya alam. 'an ini
diperparah lagi dengan belum adanya sinergitas antar instansi dalam pengelolaan sumber daya
alam.
"enulis :
3erusakan $utan lam oleh $$ ata dari epartemen 3ehutanan dan
erkebunan16 menunjukkan bah!a sampai dengan "uni 18 areal hutan yang
dialokasikan untuk 561 $$ seluas 5& juta ha. ari 5& juta ha ini 9 juta ha
(=) di antaranya dikelola oleh 41 $$ yang sedang menjalankan jangka !aktu
konsesi pertamanya (4/ tahun yang pertama). Sedangkan 96 unit $$ lainnya&
dengan luas 96&6 juta ha (61=)& jangka !aktu konsesi pertamanya telah berakhir.
ata di atas dan rinian dalam >ambar 9 bagian ba!ah menunjukkan bah!a
kerusakan hutan oleh $$ sampai "uni 18 adalah 15&67 juta ha& yang oleh
pemerintah dialih'ungsikan& direhabilitasi& serta diadangkan untuk keperluan lainyang belum ditetapkan. ;ntuk lebih jelasnya& perubahan status $$ dan alih 'ungsi
hutan yang dikelola $$ dapat dilihat pada >ambar 9
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
3/19
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
4/19
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
5/19
erusakan Hutan yang Disebabkan oleh Ekspansi Lahan PT. Sinar Mas
Sinar #as merupakan sebuah perusahaan penghasil minyak kelapa sa!it terbesar
diIndonesia& yang terkenal agresi' dalam pembukaan lahan demi tujuan
produksinya. $inggasaat ini& grup perusahaan Sinar #as telah memiliki /5.///
hektar lahan perkebunan kelapasa!it& dan mengklaim dirinya sebagai perusahaan
dengan lahan ekspansi terluas di dunia&menapai 1&9 juta hektar. ari beberapa
operasi terakhir Sinar #as& telah diketahui bah!alokasi penanaman kelapa sa!it
perusahaan ini ternyata bertempat di area hutan tropis& danekspansi lahannya
melibatkan proses de'orestasi terlebih dahulu. $al inilah yangkemudianmenyebabkan rusaknya lahan gambut yang kaya karbon& serta habitat
he!an endemik dihutan Indonesia.
#eskipun pada segi ekonomi :. Sinar #as telah berkontribusi banyak
terhadap perkembangan ekonomi Indonesia& tetapi kegiatan produksinya menimbul
kan banyak masalah lingkungan dan sosial. i !ilayah Sumatra dan 3alimantan&
ekspansi ladang kelapasa!it menganam keberlangsungan hidup spesies yang
teranam punah seperti gajah&harimau& badak& dan orangutan. 3arbon dioksidan
dalam jumlah yang besar pun dilepaskan diudara ketika hutan dan lahan gambut
dihanurkan. e'orestasi ini menyebabkan Indonesiamenjadi salah satu negara
penghasil karbon terbesar di dunia& urutan ketiga setelah merikaSerikat dan Cina.
e'orestasi oleh :. Sinar #as juga menyebabkan banyak permasalahansosial
dengan menggusur tempat tinggal masyarakat adat pedalaman untuk dijadikan
lahan perkebunan.
Sejauh ini& :. Sinar #as berusaha untuk menanggulangi dampak
kerusakanlingkungannya dengan bergabung dengan
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
6/19
menjunjun keadilan atas ekspansi industri mereka& kerusakan hutan&serta
perubahan iklim? dan melindungi perusahaan-perusahaan yang melakukan
de'orestasi besar-besaran di dalamnya.
:. Sinar #as telah melakukan beberapa pelanggaran terhadap salah satu asas
yangditetapkan oleh
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
7/19
Kontribusi Nestle Terhadap Kerusakan Hutan Indonesia
Aestle merupakan salah satu perusahaan pangan terbesar di dunia& yang dapat menjual jutaan produk perharinya. erushaaan ini terus berkembang dari
tahun 185/& dan kini menjadisalah satu konsumen minyak kelapa sa!it
terbesar di dunia. ari pernyataan mereka& teratat bah!a konsumsi rutin
minyak kelapa sa!it mereka telah berlipat ganda sejak tiga tahun yanglalu&
yaitu sekitar 17/./// ton menjadi 94/./// ton
ada tahun esember 4// Aestle Indonesia mengakui bah!a pihaknya
telah melakukantransaksi minyak kelapa sa!it seara langsung dengan grup
Sinar #as? semantara di tingkatglobal& Aestle mendapatkan pasokan minyak
kelapa sa!it seara reguler dari perusahaanminyak raksasa Cargill dan
oders Croklaan (IOI) yang membeli bahan mentahnya dari perkebunan milik
:. Sinar #as
Cargill teratat sebagai konsumen utama dari bagian ekspor kelapa sa!it
mentah :.Sinar #as drai
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
8/19
%ertransaksi& baik seara langsung maupun tidak langsung& dengan perusahaan
minyak kelapa sa!it yang tidak mengindahkan dampak lingkungan& Aestle pun
dikeam dandianggap tidak dapat menjalankan pertanggungja!aban
lingkungannya dengan baik.
a.
Kegagalan Pertanggungjaaban Lingkungan Nestle
Sebelumnya& Aestle mengklaim dirinya sebagai sebuah perusahaan yang
ramahlingkungan& memiliki perhatian khusus terhadap perubahan iklim& dan
bertanggung ja!ab kepada kesejahteraan hidup karya!annya. Aestle menjamin per
tanggungja!aban lingkungannya melalui kegiatan produksinya yang berkelanjutan&
atau sesuai dengan
sustainability standard
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
9/19
.ada tahun 4//& transaksinya dengan :. Sinar #as membuat Aestle
gagalmempertahankan kredibilitas dalam menjalankan
pertanggungja!abanlingkungannya& karena menemui beberapa masalah di bidang
standar produksi berkelanjutan dan pemasok 'aktor produksi.3ebijakan Aestle yang
terangkum di dalam kode etiknya& telah berkomitmenuntuk hanya melakukan
transaksi dengan pemasok yang seara terusmenerus berupaya untuk meningkatkan operasionalisasi produksi yang eEsien berk
elanjutan bagi sumber daya mereka. yat kelima dari kebijakan perusahaan ini men
yatakan
bah!a& +pemasok bahan baku harus memiliki kepedulian terhadap kelangsungan
lingkungan dan memastikan kepatuhannya di segala hukum dan peraturan yang
berlaku& dimana mereka melakukan kegiatan produksinya atau negara dimana
merekamenyalurkan produk-
produknya,
15
. Sementara pada pril 4// lalu& data
pemasok Aestle diperiksa& dan ditemukan beberapa pemasok yang tidak memenuh
i kriteria Aestle di dalam kebijakannya& diantaranya Cargill& IOI& dan Sinar #as. 3etig
a perusahaan ini& terutama Sinar #as& dianggap telah melanggar hukum yang
berlakudi Indonesia& dan kebijakan perusahaan Aestle itu sendiri. :etapi setelah
mengetahuidata-data di lapangan& Aestle tidak menghiraukannya dan memilih
untuk tetap bekerjasama dengan :. Sinar #as.ada dasarnya& pihak Aestle
berusaha untuk berlindung di balik
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
10/19
Kegagalan Pe"erintah dala" Melindungi Hutan Indonesia
a.
Kegagalan Pertanggungjaaban Lingkungan Nestle
Sebelumnya& Aestle mengklaim dirinya sebagai sebuah perusahaan yang
ramahlingkungan& memiliki perhatian khusus terhadap perubahan iklim& dan
bertanggung ja!ab kepada kesejahteraan hidup karya!annya. Aestle menjamin per
tanggungja!aban lingkungannya melalui kegiatan produksinya yang berkelanjutan&
atau sesuai dengan
sustainability standard
.ada tahun 4//& transaksinya dengan :. Sinar #as membuat Aestle
gagalmempertahankan kredibilitas dalam menjalankan
pertanggungja!abanlingkungannya& karena menemui beberapa masalah di bidang
standar produksi berkelanjutan dan pemasok 'aktor produksi.3ebijakan Aestle yang
terangkum di dalam kode etiknya& telah berkomitmenuntuk hanya melakukan
transaksi dengan pemasok yang seara terus
menerus berupaya untuk meningkatkan operasionalisasi produksi yang eEsien berk
elanjutan bagi sumber daya mereka. yat kelima dari kebijakan perusahaan ini men
yatakan
bah!a& +pemasok bahan baku harus memiliki kepedulian terhadap kelangsungan
lingkungan dan memastikan kepatuhannya di segala hukum dan peraturan yang
berlaku& dimana mereka melakukan kegiatan produksinya atau negara dimana
merekamenyalurkan produk-
produknya,
15
. Sementara pada pril 4// lalu& data
pemasok Aestle diperiksa& dan ditemukan beberapa pemasok yang tidak memenuhi kriteria Aestle di dalam kebijakannya& diantaranya Cargill& IOI& dan Sinar #as. 3etig
a perusahaan ini& terutama Sinar #as& dianggap telah melanggar hukum yang
berlakudi Indonesia& dan kebijakan perusahaan Aestle itu sendiri. :etapi setelah
mengetahuidata-data di lapangan& Aestle tidak menghiraukannya dan memilih
untuk tetap bekerjasama dengan :. Sinar #as.ada dasarnya& pihak Aestle
berusaha untuk berlindung di balik
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
11/19
17
. Aestle berpikir bah!a mengadakan kontrak dengan anggota
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
12/19
dengan harga se!a yang dita!arkan oleh pemilik modal. eraturan ini jelas
hanyamenguntungkan perusahaan besar saja.engan berbekal Ao. 4 :ahun 4//8
ini& perubahan hutan lindung menjadi hutan produksi dapat dilakukan hanya
dengan membayar
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
13/19
& melalui praktek- praktek ilegal seperti korupsi& kolusi& dan nepotisme.$al ini
ditambah dengan rendahnya personil polisi hutan& serta organisasi
penga!aslainnya yang ber'ungsi untuk menjalankan peraturan-peraturan tersebut.
engan begitu& maka dapat dilihat bah!a pemerintah di Indonesia
sesungguhnyamemiliki peranan yang besar dalam kerusakan hutan di Indonesia.eraturan yangmendukung pelaksanaan perusakan hutan? serta iklim politik yang
tidak kondusi' menjadi penyebab utama dari kelalaian Indonesia dalam menjaga
ka!asan hutannya.
!.# $eaksi Masyarakat Internasional
3egiatan produksi :. Sinar #as yang destrukti'& dan Aestle yang menggunakan
bahan baku dari :. Sinar #as mulai diserukan pada tahun 4/1/ lalu&
dan mengundang aksi protesdari berbagai kalangan di tingkat global
F
khususnya dari para konsumen Aestle sendiri.3on'rontasi terhadap Aestle dimulai
tepat setelah badan riset >reenpeae melunurkanhasil penelitiannya mengenai
pemasok bahan baku Aestle (:. Sinar #as)& pada #aret 4/1/.ada tanggal 17
#aret 4/1/& >reenpeae memulai kampanye
Give Orangutan a Break
dengan melunurkan sebuah
viral video
yang bertajuk +$ae a %reakG,. Video ini
memperlihatkan seorang laki-laki yang mengunyah jari orangutan kemasan 3itkat?
yang
mengandung arti& +satu gigit produk Aestle yang anda makan& maka anda juga
merusak satu
bagian dari hutan tropis Indonesia& yang
merupakan habitat alami bagi orangutan,.
Video ini mengundang banyak perhatian masyarakat global& sehingga
menimbulkan protes dari berbagai media terhadap pihak Aestle. ihak Aestle& melal
ui @outube& sempatmenoba untuk menghentikan protes dengan menghapus ideo
ini. :etapi hal ini tidak menghentikan orang untuk menontonnya. 9/ jam setelah
ideo yang sama dilunurkan disaluran @outube lain& 18/./// orang telah
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
14/19
menontonnya. Video tersebut di unggah ulang oleh banyak orang& dan hingga akhir
#aret& penontonnya menapai jumlah 57/./// orang
4/
.ari sana& aksi protes masyarakat global berkembang ke berbagai media
masa&khususnya di internet. i jejaring sosial Haebook& sebuah
fanpage
dibentuk khusus untuk melontarkan kritik terhadap Aestle? sedangkan di jejaring
sosial t!itter& isu ini diangkatdengan
hashtag
kitkat dan nestle& dan sempat menjadi
trending topic
di seluruh dunia.#ayarakat global juga mendukung aksi-aksi yang dilakukan oleh
>reenpeae? sertatuntutan-tuntutan yang diajukan oleh >reenpeae terhadap
Aestle dan pemerintah IndonesiaD
a.
Tuntutan Masyarakat %lobal terhadap Nestle dan Pe"erintah Indonesia
ada dasarnya& masyarakat internasional meminta Aestle& agar segeramembatalkan
kontrak dan berhenti melakukan bisnis dengan perusahaan minyak
kelapa sa!it yang bersi'at destrukti' seperti Sinar #as. erusahaan seharusnya
dapatmenggunakan pengaruh ekonomi dan politiknya untuk melindungi hutan
tropis dariekspansi lahan kelapa sa!it
41
.Sebelumnya& atas alasan pertanggungja!aban lingkungan& beberapa
perusahaanraksasa lainnya seperti ;nileer& anone& dan 3ra't telah membatalkankontrak dengan :. Sinar #as. >reenpeae berharap bah!a Aestle juga melakukan
hal yangsama& dan berhenti menapikkan 'akta bah!a :. Sinar #as melakukan
kegiatan produksi yang desktrukti' terhadap hutan
tropis.%anyak aktiis lingkungan juga meminta masyarakat global
untuk tidak membantu perusahaan-perusahaan pangan raksasa yang
menggunakan minyak kelapasa!it dari :. Sinar #as& untuk membantu kesuksesan
kampanyenya.Selain itu& masyarakat internasional& melalui >reenpeae juga
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
15/19
menuntut pemerintah Indonesia untuk segera melaksanakan moratorium terhadap
perusahaan- perusahaan minyak kelapa sa!it di Indonesia terkait permasalahan de'
orestasi dan penggusuran lahan gambut. $al ini untuk memastikan bah!a dalam ja
ngka !aktu panjang& pelanggaran-pelanggaran hukum dan peri0inan penebangan h
utan tidak dilanggar lagi. 3ekuatan pemerintah sebagai pemegang keputusan
utama& dinilaisebagai kuni keberhasilan dari kampanye ini.Selain itu& beberapaper!akilah dari S# internasional juga mengirimkan suratterbuka terhadap residen
Susilo %ambang @udhoyono? yang berisi permohonanuntuk melindungi habitat
orangutan yang teranam bahaya& dan melarang perusakanhutan dan lahan
gambut lebih jauh
44
.
b.
Hasil dari Protes Masyarakat %lobal
Setelah hampir dua bulan mendapatkan kritik dari masyarakat global
mengenai pemasok bahan bakunya& akhirnya Aestle setuju untuk membatalkan kon
traknyadengan : Sinar
#as. Aestle bahkan berkomitmen untuk menambah kebijakan baru di dalam perusa
haannya& yaitu mengesampingkan pemasok yang dalam proses produksiyamemiliki
atau mengatur anak perusahaan yang menanam kelapa sa!it& atau
tumbuhan lain& dengan melakukan de'orestasi terlebih dahulu. 3ebijakan iniakanditerapkan seara perdana kepada :. Sinar #as beserta seluruh
konsumennya(pihak kedua)& dan diharapkan dapat menjadi pukulan begi
perusahaan ini untuk dapat lebih melakukan proses plantasi yang ramah lingkungan
49
.engumuman Aestle atas pembatalan kontrak ini mengirimkan sebuah pesan
kuat bagi seluruh perusahaan produsen minyak kelapa sa!it bah!a de'orestasimer
upakan sesuatu yang tidak dapat ditoleransi di pasar global.
i sisi lain& pemerintah Indonesia juga berjanji untuk segera melakukanmoratorium&
agar perluasan ladang yang dilakukan oleh :. Sinar #as tidak berjalansekaligus
dalam !aktu yang singkat.#eskipun pada dasarnya protes yang dilakukan
masyarakat global tidak menghapuskan seluruh kegiatan pengrusakan hutan di
Indonesia& namun setidaknyahal ini dapat memberikan peringatan terhadap
perusahaan pemasok minyak kelapasa!it untuk lebih memerhatikan
keberlangsungan lingkungan hidup hutan tropis.
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
16/19
Aamun bagaimanapun& pihak yang dikon'rontasi oleh masyarakat internasionalmer
upakan pihak ketiga dalam rantai produksi& serta negara (yang pada
dasarnyamemiliki kekuatan absolut untuk mengatur negaranya) sehingga
keberhasilan
kampanye ini si'atnya hanya sebagai +anaman, saja. erlu ada sebuah tekanan
yang
lebih kuat dari pasar& sehingga perusahaan dan negara yang melakukan
praktik perusakan hutan dapat memerhatikan nilai-nilai
ecological responsibility
yang berlaku
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
17/19
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
18/19
$ambatan
Hutan negara yang mencapai luas 140,4 juta hektare dengan berbagai bentuk penggunaannya masih
sangat sedikit diketahui batas-batasnya di lapangan. Penataan ruang daerah yang belum mantap
menyebabkan terjadinya tumpang tindih dalam pemanfaatan kawasan hutan serta menyebabkankesulitan dalam memantapkan sistem pengellaan hutan secara lestari. !asih kurang mantapnya tata
ruang daerah tersebut menjadi kendala dalam pembangunan kehutanan yang berkelanjutan, baik dari
segi kepastian usaha bagi dunia usaha kehutanan dan masyarakat maupun dari segi pengawasan dan
pengendalian pengusahaan hutan leh pemerintah dan rganisasi masyarakat lainnya.
"awasan hutan pada umumnya terdapat di daerah yang ter-pencil dengan keadaan tpgrafi yang berat
sehingga upaya pemanfaatannya belum efisien. Pemanfaatan hutan seringkali dilakukan hanya di
sekitar daerah yang mudah dicapai yang sering menunjukkan gejala eksplitasi yang berlebihan dan
merusak kelestarian hutan. #leh karena itu, kndisi lapangan yang berat seringkali menjadi kendala
yang utama dalam pembangunan infrastruktur untuk mendukung pengellaan dan pemanfaatan hutan
yang prduktif, efisien, dan berkelanjutan.
Hutan alam $ndnesia sangat luas dan beraneka ragam serta tersebar di seluruh kepulauan. %ntuk
meningkatkan pengellaannya diperlukan sumber daya manusia yang berkeahlian, terampil,
berdedikasi tinggi, tahan keterpencilan, dan berjiwa pelpr. "urangnya sumber daya manusia yang
prfesinal dan berdedikasi tinggi menjadi kendala yang berat dalam pembangunan kehutanan di masa
depan, terutama di kalangan dunia usaha kehutanan dan di daerah-daerah. %paya pelestarian hutan
memerlukan ilmu dan teknlgi yang tepat yang sesuai dengan kndisi hutan yang beraneka ragam.
Pelestarian hutan juga memerlukan keserasian yang dinamis antara pengellaan hutan, perkembangan
masyarakat dan penduduk, perkembangan industri kehutanan, perdagangan dan pemanfaatan basil
hutan. &ementara itu, penelitian yang telah dilaksanakan pada waktu ini masih sangat terbatas karenaberbagai kendala seperti kurangnya tenaga peneliti yang ahli. "emampuan ilmu pengetahuan dan
teknlgi yang masih kurang ini akan menjadi kendala yang penting dalam pembangunan kehutanan di
masa depan.
"eadaan kelembagaan di bidang kehutanan dan berbagai bidang pendukungnya masih belum
sepenuhnya mampu mendukung pengembangan sistem prduksi kehutanan yang tangguh dan lestari.
'erbagai peraturan perundangan yang sudah ada pada umumnya masih belum dilengkapi dengan
peraturan pelaksanaan yang sesuai dengan keadaan lapangan dan yang serasi dengan berbagai
peraturan perundangan lainnya, sehingga pelaksanaan pembangunan kehutanan seringkali berbeda
dengan cita-cita yang tertulis dalam peraturan perundangan yang pkk. "elembagaan kehutanan dan
berbagai pendukungnya yang belum berkembang akan merupakan kendala yang berat dalammeningkatkan efisiensi dan efekti(itas pembangunan sistem prduksi kehutanan dan dalam
meningkatkan peran serta masyarakat di masa depan.
"erusakan hutan disebabkan leh berbagai faktr, terutama faktr manusia dan masyarakat yang masih
belum memahami fungsi hutan dalam pembangunan nasinal. )emikian juga apara-tur pemerintah dan
dunia usaha masih banyak yang belum memahami pentingnya pelestarian hutan dan belum
melaksanakan upaya untuk melestarikan fungsi hutan alam tersebut. Persepsi masyarakat, dunia usaha,
-
7/24/2019 Contoh Kasus Hutan Asdal
19/19
dan aparatur pemerintah yang masih sangat kurang ini merupakan kendala yang penting dalam upaya
meningkatkan pengellaan hutan alam yang berkelanjutan di masa mendatang.