contoh studi kasus

27
STUDI KASUS PERILAKU PESERTA DIDIK TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI-RESTORAN 2 SMK N 1 KERTOSONO Oleh : Anis Istikhomah 076016 1

Upload: nur-arif-s

Post on 22-Jun-2015

23.063 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: contoh studi kasus

STUDI KASUS

PERILAKU PESERTA DIDIK TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI-RESTORAN 2 SMK N 1 KERTOSONO

Oleh :

Anis Istikhomah076016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAUNIT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

JOMBANG2010

1

Page 2: contoh studi kasus

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN INDIVIDUPROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

DI SMK NEGERI 1 KERTOSONO

Disusun oleh :

Nama: Anis Istikhomah

NIM : 076016

Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Telah Disahkan dan disetujui :

Hari : ………………………….

Tanggal : ………………………….

Mengetahui

Guru Pamong

Dra.Hj Rini Marbianti, SH

NIP. 130532587

Kertosono,…………….2010

Guru Bimbingan Konseling

Anis Istikhomah

NIM. 076016

Mengetahui,Kepala SMK NEGERI 1 Kertosono

HARNANI, S.Pd NIP:19581009198203 2 001

2

Page 3: contoh studi kasus

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah swt yang telah melimpahkan taufik dan

hidayahnnya kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan study kasus ini.

Terima kasih kami sampaikan kepada pihak Smk N 1 Kertosono yang

bersedia untuk kami tempati sebagai tempat untuk mengembangkan ilmu yang

kami dapat di kampus. Di dalam menjalani aktivitas PPL di Smk N 1 Kertosono

menjadi pengalaman yang berharga tersendiri bagi penulis, betapa banyaknya

informasi dan pengalaman yang kami dapat selama kurang lebih empat bulan

berinteraksi dengan keluarga besar Smk N 1 kertosono.

Dan tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada bpk kustomo selaku

pembimbing lapangan yang senantiasa memberikan bimbingan dan motifasi

kepada kami dalam menjalani aktifitas penulis.

Dalam penyusunan study kasus ini kami juga tidak lupa berterima kasih

kepada siswa kelas XI- RESTORAN 2 yang bisa diajak kerjasama dengan baik

selama proses ini.

Akhirnya kami hanya bisa berharap studi kasus ini dapat memberikan

sumbangan inspirasi bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia

pendidikan untuk lebih peka dalam berinteraksi dan menangani tingkah laku

siswa.

Jombang, Oktober 2010

Penulis,

Anis Istikhomah

3

Page 4: contoh studi kasus

4

iii

Page 5: contoh studi kasus

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ..........................................................................................ii

Kata Pengantar .................................................................................................iii

Daftar Isi ..........................................................................................................iv

BAB I Pendahuluan .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................1

1.2 Batasan Masalah .........................................................................3

1.3 Rumusan Masalah .......................................................................3

1.4 Tujuan Penyusunan .....................................................................4

1.5 Metode Penyusunan ....................................................................4

1.6 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................5

BAB II Identifikasi Kasus ...............................................................................6

2.1 Identifikasi Kasus ......................................................................6

2.2 Analisa Data ..............................................................................6

BAB III Diagnosis Kesulitan Belajar ...............................................................9

BAB IV Prognosis dan Tindak Lanjut ...........................................................11

4.1 Prognosa...................................................................................11

4.2 Treatment (Pemberian Bantuan)..............................................12

4.3 Follow Up (Tindak Lanjut)......................................................13

BAB V Penutup ............................................................................................14

5.1 Kesimpulan ...............................................................................14

5.2 Saran .........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

5

iv

Page 6: contoh studi kasus

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan

berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

keterampilan berbahasa ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh anak didik

untuk mendorong mereka mencapai prestasi disaat mereka duduk di bangku

SMK, di bangku kuliah maupun disaat mereka sudah bekerja.

Berdasarkan pengamatan penulis, masih banyak siswa yang masih

belum maksimal dalam menyimak setiap permasalahan yang dialami.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab dari kesulitan siswa  dalam

menyimak adalah dari siswa sendiri yang tidak berlatih meningkatkan

konsentrasi dalam setiap kegiatan sehari-hari sehingga dapat menghambat

kegiatan belajar dan Guru tidak memfasilitasi siswa dengan model

pembelajarannya. Bagaimanapun, guru sangat berperan penting dalam proses

belajar mengajar dan bertanggung jawab dalam memotivasi peserta didik

dalam konsentrasi belajarnya.

Pengajaran pada dasarnya adalah membantu siswa dalam kegiatan

belajar dan guru memfasilitasi dalam proses belajar mengajar. Fasilitator

dapat diartikan bahwa guru membimbing siswa dalam merespon pernyataan

dan membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan. Tugas guru juga

1

Page 7: contoh studi kasus

mendorong siswa untuk berpikir serius dan kreatif dalam menghadapi segala

permasalahan belajar.

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan intra

kurikuler yang dilaksanakan mahasiswa kependidikan dalam hal ini STKIP

PGRI Jombang yang meliputi latihan mengajar maupun tugas yang lain di

luar mengajar untuk memenuhi persyaratan dalam memenuhi profesi

kependidikan atau keguruan.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dalam masyarakat

yang mempunyai peranan penting dalam ikut serta mengantarkan masyarakat

ke arah kehidupan yang lebih baik dan sesuai dengan yang dicita-citakan.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari keseluruhan sistem pendidikan, sekolah

dihadapkan pada tugas yang sangat penting, yaitu untuk meningkatkan

kehidupan, kecerdasan dan kualitas manusia Indonesia pada khsususnya,

sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Peranan guru bukan hanya menyampaikan materi pelajaran,

melainkan juga sebagai fasilitator yang berarti membimbing, mengarahkan

dan membantu mengembangkan pribadi anak didiknya menuju ke arah

kedewasaan dan prestasi belajar yang maksimal. Guru mengenal siswa

didiknya baik secara individu maupun kelompok, baik di dalam maupun di

luar sekolah. Guru harus memahami dan mengetahui lebih dalam tentang

keadaan, tingkah laku, latar belakang dan kesulitan atau permasalahan yang

sedang dihadapi siswanya. Untuk permasalahan yang terakhir ini, guru harus

mampu untuk memberikan jalan keluar agar usaha siswa untuk

menyelesaikan studi tidak terganggu.

2

Page 8: contoh studi kasus

Siswa merupakan sosok pribadi unik yang mempunyai masalah-

masalah kompleks. Permasalahan yang timbul dalam diri siswa harus

diketahui benar oleh guru. Hal ini dimaksudkan supaya guru mampu untuk

memberikan bantuan pemecahan masalah anak didiknya agar dapat mencapai

prestasi belajar yang optimal. Sebab permasalahan yang dialami oleh peserta

didik dapat juga mennghambat proses belajar mengajar. Sehingga disinilah

peran guru untuk membantu peserta didiknya.

Berkaitan dengan tugas tersebut penulis selama berinteraksi dengan

siswa menemukan tanda-tanda dari seorang siswa yang didalam proses

belajar bersifat acuh tak acuh dan lebih fokus terhadap media yang disebut

HP (hand phon), setiap ada pertanyaan yang dilontarkan guru ia tak segan-

segan untuk menjawab namun jawabnya tak pernah ada benarnya. Pada saat

ulangan harian nilai yang dicapai tidak memenuhi kriteria ketuntasan

minimal.

Untuk itu penulis berusaha mencari faktor-faktor penyebabnya

sehingga dapat memberikan bantuan terhadap siswa tersebut agar bisa

mengikuti proses belajar dengan baik.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memutuskan

untuk mengambil salah satu siswa kelas XI-RESTORAN 2 yang brmasalah

dalam belajar dan yang dapat menghambat prestasi belajarnya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari batasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :

3

Page 9: contoh studi kasus

1. Mengetahui keadaan/ perilaku peserta didik yang mengalami suatu

masalah.

2. Faktor yang mempengeruhi kedisiplinan belajar siswa kelas XI-Resto 2.

1.4 Tujuan Penyusunan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari diagnosa ini adalah :

1. Mengadakan interpretasi dan diagnosa perilaku peserta didik sesuai

dengan permasalahan yang dialami.

2. Menentukan dan mengatasi faktor- faktor yang mungkin berpengaruh

buruk terhadap kedisiplinan belajar siswa.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka memperoleh data atau informasi tentang siswa klien,

penulis menggunakan beberapa metode, diantaranya:

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi ini dilakukan

dengan individu yang bersangkutan (siswa klien) dan dilakukan dengan guru

pengajar, guru bimbingan konseling dan beberapa teman siswa, dengan tujuan

mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh siswa tersebut.

1.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data dan informasi

adalah:

1. Observasi

Observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan langsung

mengamati siswa. Sambil melakukan observasi, dilakukan pencatatan

terhadap gejala-gejala yang tampak pada diri siswa.

4

Page 10: contoh studi kasus

2. Interview

Mencari dengan mengadakan wawancara langsung dengan siswa. Guru

dan teman-teman sekitarnya.

3. Angket

Angket berisi pertanyaan tentang data dan keadaan siswa yang digunakan

untuk mengetahui jati dari siswa yang menjadi obyek penelitian.

Selain teknik pengumpulan data penulis juga menggunakan tahapan-

tahapan yang memungkinkan dapat pengungkap faktor-faktor penyebab

kesulitan konsentrasi belajar siswa. Tahap-tahap yang ditempuh antara lain :

a. Identifikasi kasus

b. Diagnosis kesulitan konsentrasi belajar

c. Prognosa dan tindak lanjut

5

Page 11: contoh studi kasus

1.7 Alasan Pemilihan Kasus

Gejala-gejala yang tampak pada klien menunjukkan bahwa siswa

menghadapi suatu masalah yang perlu ditelaah lebih dalam lagi untuk dapat

membantunya dalam menyelesaikan masalah tersebut. Ada beberapa alasan

dalam pemilihan kasus ini :

Siswa menunjukkan sikap kurang aktif dalam kegiatan belajar

mengajar. Yang ditunjukkan siswa sering bermain HP dalam mengikuti

pelajaran dan ketika guru memberikan pertanyaan siswa langsung

menjawab pertanyaan namun jawaban yang diberikan salah dan

terkesan asal-asalan menjawab.

BAB II

IDENTIFIKASI KASUS

2.1 Identifikasi Kasus

Identifikasi kasus adalah suatu usaha untuk mencari, menetapkan dan

mendapatkan siswa mana yang tergolong mengalami kesulitan belajar.

Langkah ini berusaha mencari siapa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Untuk itu diperlukan kriteria atau norma tertentu sehingga siswa yang kita

tetapkan mengalami kesulitan belajar dan benar-benar siswa yang tidak

mencapai kriteria yang telah ditetapkan.

Dalam permasalahan ini penulis memilih salah satu siswa kelas XI

Resto 2 SMK Negeri 1 kertosono sebagai klien karena penulis mengamati

6

Page 12: contoh studi kasus

siswa tersebut pada proses belajar mengajar sikapnya pasif terhadap materi

pelajaran, dan disamping itu klien sering bermain HP di kelas.

2.2 Identifikasi Siswa

Nama : Yuyun Rovita A

TTL : Nganjuk, 08 mei 1995

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Dsn karang tengah, Ds garu Kec baron Kab Nganjuk

Kelas : XI Res 2

Cita-cita : dokter

Hobbi : basket

a) Identitas Orang Tua

Nama : Herlambang Nugroho

Alamat : Wonosalam, Jombang

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Umur : 41

Ibu

Nama : Siti Rohma

Alamat : Wonosalam, Jombang

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Umur : 39

b) Data tentang siswa

7

Page 13: contoh studi kasus

Klien mempunyai karakter pendiam.

c) Keadaan tempat tinggal

Klien bertempat tinggal di pondok

Tempat tinggal terbuat dari bangunan tembok dan penerangan rumah

adalah dengan menggunakan listrik

Sarana prasarana siswa

Tempat belajar klien di kamar tidur dengan lampu yang terang.

d) Jadwal belajar siswa

Klien selalu belajar di pondok setelah subuh.

e) Kegiatan siswa di luar jam sekolah

Di luar jam sekolah kegiatan klien sehari-hari adalah mengaji di dalam

pondok.

f) Keluhan yang dialami siswa

Klien merasa keberatan atau kesulitan dalambelajar meskipun terkadang

ia semangat waktu belajar..

2.3 Analisa Data

Program layanan bimbingan siswa ini dilakukan untuk membantu

siswa kasus dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Untuk mencapai

tujuan tersebut praktikan berusaha mengumpulkan informasi sebanyak-

banyaknya dalam sebagai tambahan dan pelengkap. Adapun langkah-langkah

yang ditempuh praktikan dalam kegiatan layanan bimbingan ini sebagai

berikut :

8

Page 14: contoh studi kasus

BAB III

DIAGNOSIS KESULITAN KONSENTRASI BELAJAR

Diagnosis adalah dugaan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh klien.

Diagnosis ini merupakan tahap penemuan konsistensi dan pola-pola yang menuju

pada pembuatan ringkasan masalah-masalah dan penyebab-penyebabnya secara

tepat, serta ciri-ciri yang paling penting. Tujuan diagnosis adalah :

Mengetahui lokasi kesulitan yang dialami klien

Mengetahui jenis kesulitan klien

Dari hasil identifikasi yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan diagnosa

terhadap diri siswa sebagai berikut :

1. Faktor penyebab lemahnya konsentrasi siswa

a. Pola belajar

b. Pola hidup

c. Masalah kesehatan

d. Masalah keluarga

2. Jenis kesulitan

Selaras dengan penyebab lemahnya konsentrasi sehingga berdampak pada

kesulitan pada pembelajaran siswa, maka jenis kesulitan yang dihadapi klien

yaitu:

a. Mengalami banyak permasalahan dalam pelajaran yaitu :

- Sering merasa kurang fokus dalam mengikuti pelajaran

- Cepat merasa bosan dalam belajar

- Sering bermain HP saat pelajaran

9

9

Page 15: contoh studi kasus

b. Mengalami permasalahan kesehatan

- Merasa lelah

- Sering mengantuk

c. Kurangnya perhatian orang tua dikarenakan klien tinggal di pondok

sementara orang tuanya tinggal di rumah.

10

Page 16: contoh studi kasus

BAB IV

PROGNOSA DAN TINDAK LANJUT

4.1 Prognosa

Prognosa adalah langkah yang ditempuh setelah diagnosis. Prognosa

merupakan suatu usaha memprediksi atau meramal kemungkinan yang akan

terjadi pada siswa apabila masalah yang dihadapi segera mendapat bantuan.

Tujuan prognosa adalah untuk memperoleh jenis dan teknik bantuan yang

dapat diberikan kepada klien dengan melihat lokasi, latar belakang dan jenis

masalah yang dihadapi klien.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi klien, maka hal yang akan

terjadi pada klien adalah :

Prestasi belajar akan cenderung merosot karena klien kurang bisa fokus

dalam proses belajar.

Untuk itu maka klien diatas perlu untuk diberikan bantuan untuk

mengatasi permasalahan-permasalahan. Apabila klien segera mendapatkan

bantuan setidaknya dapat :

1. Meningkatkan konsentrasi belajar klien

2. Meningkatkan semangat dalam mengikuti pelajaran

3. Klien dapat mengatur waktunya dengan efisien

4. Meningkatkan hasil belajar, karena selama ini hasil belajar klien kurang

bagus

11

11

Page 17: contoh studi kasus

4.2 Treatment (Pemberian Bantuan)

Usaha-usaha yang direncanakan dan dilakukan untuk pemberian

bantuan kepada klien adalah sebagai berikut :

1. Masalah pola belajar

a. Pindah tempat duduk didalam kelas yaitu usahakan berada sedekat

mungkin dengan guru, hal ini dimaksudkan agar penjelasan guru bisa

lebih mudah didengar dan konsentrasi belajar akan tetap terjaga.

b. Mendata setiap permasalahan yang dihadapi kemudian membahas dan

mendiskusikan hal-hal tersebut dengan teman, baik itu teman sekelas

maupun teman kos, bahkan kalau perlu dengan guru mata pelajaran

yang bersangkutan.

c. Merubah metode belajar dengan sebaik mungkin, yaitu yang dimulai

dengan mengatur jadwal belajar dengan sebaik mungkin, yaitu yang

dimulai dengan mengatur jadwal belajar yang semula dimulai jam

20.00 malam diganti mulai jam 18.30 sehingga klien tidak cepat

merasa mengantuk.

2. Masalah kesehatan

a. Memberi nasehat kepada klien agar mempunyai waktu istirahat tidur

yang cukup.karena kegiatan pondok sangat padat, agar klien bisa

mempegunakan wktu dengan sebaik mungkin, dan selalu

memperhatikan kondisi tubuh.

b. Mengkonsumsi makanan yang bagus khususnya vitamin A untuk

memperbaiki kesehatan.

12

Page 18: contoh studi kasus

3. Masalah keluarga

a. Memberikan nasehat dan pengertian kepada klien untuk sering

berkonsultasi dengan guru dan teman dalam memecahkan

permasalahan.

b. Menyarankan kepada klien untuk menjaga komunikasi dengan orang

tua, meskipun letaknya berjauhan, atau dengan teman pondok yang

lebih dewasa dalam pemikirannya.

4.3 Follow Up (Tindak Lanjut)

Bantuan yang telah diberikan kepada klien tidak akan berhasil tanpa

tindak lanjut atau follow-up. Untuk mencapai keberhasilan bantuan yang

berikan memerlukan waktu cukup lama, untuk itu perlu diadakan kerjasama

dengan pihak lain, yaitu BP, guru wali kelas dan juga guru pengajar. Melalui

kegiatan tindak lanjut dan dari pemberian bantuan diharapkan klien dengan

cepat dapat mengatasi masalahnya dan dapat meningkatkan prestasi

belajarnya.

Adapun kegiatan follow-up yang dapat dilakukan dalam praktek

layanan bimbingan siswa ini adalah :

Mengadakan monitoring secara berkelanjutan terhadap perkembangan dan

keberhasilan pemecahan masalah serta menumbuhkan kepercayaan diri pada

klien yang akhirnya lebih mengarahkan klien ke masa depan yang lebih

matang.

13

Page 19: contoh studi kasus

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari proses tahap-tahap yang dilakukan penulis dalam menyelesaikan

study kasus ini terlihat bahwa faktor-faktor keluarga dan kesehatan ternyata

berdampak pada konsentrasi belajar siswa di kelas. Karena kesehatan yang

kurang baik akan berdampak kenyamanan pada pola pikir siswa. Begitu juga

pengawasan keluarga sangat penting demi menjaga sikap positif siswa dan

arahan yang bisa mengatur kegiatan siswa, sehingga siswa tidak membuang

waktunya dengan sia-sia.

5.2 Saran

Saran-saran yang diberikan dalam upaya perbaikan dan pemecahan

masalah yang dihadapi klien adalah sebagai berikut :

1. Hendaknya para guru dalam proses belajar mengajar jangan hanya

menyampaikan materi pelajaran yang menjadi tanggung jawab saja, tetapi

juga difikirkan bagaimana siswa dapat menerima, termotivasi dengan

pelajaran yang sedang diikutinya, berusaha mengaplikasikan setiap mata

pelajaran dengan kehidupan nyata serta pemanfaatan lingkungan sebagai

sumber belajar.

2. Dalam memberikan layanan bimbingan siswa hendaknya semua pihak

harus aktif serta kerja sama dengan yang lainnya.

14

14

Page 20: contoh studi kasus

DAFTAR PUSTAKA

Parto Sasmito. HK, 1979. Diagnosa dan Pemecahan. Yogyakarta : Erlangga

UPT PPL STKIP. Petunjuk Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Keguruan STIKIP PGRI Jombang.

15