contoh kasus gizi

34
Minggu, 01 Januari 2012 PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR-NUTRITION CARE PROSES (NCP) PADA KASUS PENYAKIT DALAM DEWASA DENGAN DM, TB PARU, DAN HHD 1 Judul Kasus Proses Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2, Tb Paru, Hipertensi Heart Desease (HHD), Di Ruang Dewasa Gayatri Rs Dr. Marzoeki Mahdi 2011 2 Gambaran Umum Pasien 1. Nama Pasien : Tn. TJ 2. Umur : 56 tahun 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Suku Bangsa : Sunda 5. Status Perkawinan : menikah 6. Tanggal masuk RS : 20 November 2011 7. Diagnosa Medis : DM 2, HHD, TB Paru 8. Terapi diet yang diberikan : Diet DM 1700 9. Tanggal menjadi kasus : tanggal 25 November 2011 3. Proses Asuhan Gizi 3.1 Assesment Gizi 1. Riwayat Personal Pasien adalah seorang ayah dari 5 orang anak dan mempunyai 1 orang istri. Pernah bekerja di laboratorium hama tanaman dan terkadang terjun ke lapangan. Saat masih bekerja BB mencapai 80 kg. Setelah pensiun aktifitasnya lebih banyak di rumah dengan mengurus tanaman di rumahnya. Pasien merupakan pensiunan dari sebuah lembaga penelitian hama tanaman bagian laboretorium, Balitro, Bogor. Istri pasien juga bekerja di tempat yang sama dan masih aktif. 2. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah periksa kesehatan sebelumnya, baru pada tahun 2009 Pasien didiagnosa mengidap Diabetes Melitus, Hipertensi, jantung bermasalah, dan Tuberculosis Paru. Pasien pernah dirawat di RS Marzoeki Mahdi sebelumnya sebanyak 3 kali dengan keluhan yang sama, yaitu sesak nafas dan lemas akibat gula darah dan tekanan darah meningkat. Saat masuk RS MM yang ke 2 kali pasien dirujuk untuk melakukan pembedahan ginjal karena terdapat batu endapan sepanjang 6 cm. 3. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengalami sesak nafas dan lemas hingga tidak mampu berdiri H- 1 MRS 4. Riwayat Penyakit Keluarga Pasien tidak memiliki riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus di keluarganya

Upload: mie-miiw-dcinie

Post on 05-Dec-2014

2.002 views

Category:

Documents


66 download

DESCRIPTION

contoh NCP kasus penyakit dalam

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Kasus Gizi

Minggu, 01 Januari 2012

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR-NUTRITION CARE PROSES (NCP) PADA KASUS PENYAKIT DALAM DEWASA DENGAN DM, TB PARU, DAN HHD

1  Judul Kasus

Proses Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2, Tb Paru, Hipertensi Heart Desease (HHD), Di Ruang Dewasa Gayatri Rs Dr. Marzoeki Mahdi 2011

2  Gambaran Umum Pasien

1.          Nama Pasien                           : Tn. TJ2.          Umur                                       : 56 tahun3.          Jenis Kelamin                          : Laki-laki4.          Suku Bangsa                           : Sunda5.          Status Perkawinan                  : menikah6.          Tanggal masuk RS                  : 20 November 20117.          Diagnosa Medis                      : DM 2, HHD, TB Paru8.          Terapi diet yang diberikan      : Diet DM 17009.          Tanggal menjadi kasus            : tanggal 25 November 2011

3.  Proses Asuhan Gizi3.1     Assesment Gizi

1.    Riwayat PersonalPasien adalah seorang ayah dari 5 orang anak dan mempunyai 1 orang istri. Pernah bekerja di laboratorium hama tanaman dan terkadang terjun ke lapangan. Saat masih bekerja BB mencapai 80 kg. Setelah pensiun aktifitasnya lebih banyak di rumah dengan mengurus tanaman di rumahnya. Pasien merupakan pensiunan dari sebuah lembaga penelitian hama tanaman bagian laboretorium, Balitro, Bogor. Istri pasien juga bekerja di tempat yang sama dan masih aktif.

2.    Riwayat Penyakit DahuluPasien tidak pernah periksa kesehatan sebelumnya, baru pada tahun 2009 Pasien didiagnosa mengidap Diabetes Melitus, Hipertensi, jantung bermasalah, dan Tuberculosis Paru. Pasien pernah dirawat di RS Marzoeki Mahdi sebelumnya sebanyak 3 kali dengan keluhan yang sama, yaitu sesak nafas dan lemas akibat gula darah dan tekanan darah meningkat. Saat masuk RS MM yang ke 2 kali pasien dirujuk untuk melakukan pembedahan ginjal karena terdapat batu endapan sepanjang 6 cm.

3.    Riwayat Penyakit SekarangPasien mengalami sesak nafas dan lemas hingga tidak mampu berdiri H-1 MRS

4.    Riwayat Penyakit KeluargaPasien tidak memiliki riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus di keluarganya

5.    Riwayat Gizi a.    Sebelum Sakit

Pasien memiliki kebiasaan makanan yang teratur dan tepat waktu dalam minum obat. Pasien juga memiliki kebiasaan banyak minum air, tidak merokok, dan tidak minum kopi. Sebelum di diagnosa mengidap penyakit, saat masih bekerja, Pasien menyukai makanan manis, masakan yang digoreng atau bersantan dan serta porsi nasi 3 kali porsi makan orang biasa, sekitar 3-4 penukar nasi. Pada tahun 2009, setelah didiagnosa dokter, pasien mulai mengurangi makanan-makanan manis, namun porsi nasi tiap kali makan masih sama seperti biasanya. selain itu, pasien juga masih suka jajan makanan lain yang berat seperti baso atau mie ayam berdekatan dengan makan nasi. Anamnesa asupan sebelum sakit dalam 1 hari yaitu, nasi 9p, lauk hewani 5p, sayur 3p, nabati 2p, buah 2p, minyak 7p, santan 2p, ditambah dengan jajanan berupa mie ayam dan bakso masing-masing 1 porsi. Asupan total per hari ialah Energi 3037 kkal, protein 112g (15%), lemak 66g (20%), dan KH 481 g (63%).

Page 2: Contoh Kasus Gizi

b.    Pada Saat SakitProses asuhan gizi pada pasien TJ dilakukan setelah pasien dirawat 5 hari di RS. Awal masuk RS, nafsu makan pasien masih tergolong baik meski sedikit berkurang akibat sesak nafas. Nafsu makan pasien meurun sejak 2 hari lalu atau 3 hari setelah masuk RS. Penurunan nafsu makan ini berawal dari adanya sesak nafas saat akan makan sehingga pasien menjadi malas makan. Lama kelamaan pasien yang kurang asupan menjadi lemas dan nafsu makan menurun.  Hasil anamnesa asupan hari ke 6 setelah masuk Rumah Sakit, tanggal 25 November 2011, dibandingkan dengan kebutuhan adalah Energi = 495 kkal (18.5%), Protein 18g (13.5%), Lemak = 22 g (29.7%), Karbohidrat= 54 g (14.7%).

6.    Pengkajian Data Antropometri :a.       BB saat masuk RS        = 70 kgb.      BB aktual                     = 69 kgc.       BBI                               = 56 kgd.      BB nyaman                   = 62 kge.       TB                                 = 156 cmf.       LLA                              = 32 cmg.      TL                                 = 47 cmh.      Status Gizi :         IMT : 27.9 kg/m2 (overweight)

Penilaian    : Status Gizi pasien adalah kelebihan berat badan

7.    Pengkajian Data Biokimia :

No 201111 211111 221111 231111 241111 25111106.00 - 165 166 123 160 12311.00 - 121 117 119 119 11316.00 187 127 160 159 114 136

Penilaian: Gula darah tinggi

8.    Pengkajian Data Pemeriksaan Klinis Fisik:a.    Hasil Pemeriksaan klinik adalah sebagai berikut :

adalah sebagai berikut :Tabel 2.

Hasil Pemeriksaan Klinik (29-11-2011)

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interprestasi1.Tekanan darah2. Nadi3. Suhu4. Respirasi

140/100 mmHg84 x/menit

36.90C28 x/menit

120/80 mmHg80-100x/menit

36-37,2 0C19-36 x/menit

TinggiNormalNormalCepat

Penilaian : Hipertensi, respirasi cepat

b.    Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum        : Compos Mentis, lemas, sesak nafas, kehilangan lemak subkutan, badan masih gemuk.Penilaian : lemas, sesak nafas, terjadi penurunan BB

3.2     Diagnosa Gizi1.      Domain Asupan:

Inadequate oral intake berhubungan dengan penurunan nafsu makan ditandai dengan asupan energi 18.5% dari kebutuhan aktualnya.

2.      Domain Klinis: a.       Penurunan berat badan tidak diharapkan berhubungan dengan kurangnya asupan ditandai dengan

penurunan 1 kg BB setelah 2 hari menolak makanan RS.b.      Peningkatan kadar gula darah berhubungan dengan penyakit Diabetes Melitus ditandai dengan gula

darah sewaktu mencapai 160 g/dl.

Page 3: Contoh Kasus Gizi

3.      Domain Behaviour:Kekeliruan pola makan  berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai gizi dan penyakitnya ditandai dengan makan 3p nasi tiap kali makan.

3.3        Intervensi Gizi1.      Tujuan Dieta.       Memberikan makanan yang adequate sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien untuk menjaga

BB klien agar tidak terjadi penurunan secara cepat dan menjaga kondisi pasien agar tidak lemas.b.      Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan diet yang diberikan.c.       Menjaga kadar gula darah pasien.d.      Mengembalikan kemauan pasien untuk makan makanan yang diberikan RS.

2.          Preskripsi Dieta.     Jenis Diet                    : Diet DM 1700 kkalb.     Bentuk makanan        : Lunak c.     Frekuensi Pemberian   : 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan.d.    Rute makanan                         : oral

3.       Prinsip dan Syarata.       Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan BB normal. Kebutuhan basal psien 30

kkal/kgBB nyaman, yaitu 30kkal/kg x 56kg= 1680 kkal – FU= 1680 kkal – 5%= 1680-84= 1596 kkal, kemudian dikalikan FA dan FS menjadi 2490 kkal.

b.      Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makan pagi 498 kkal (20%), siang 747 kkal (30%), dan sore 623 kkal (25%), serta porsi kecil untuk selingan (masing-masing 10%, 249 kkal)

c.       Protein diberikan tinggi terkait infeksi TB paru, yaitu 20% dari Energi Total, 124 gramd.      Lemak diberikan sedang, yaitu 25% dari Energi Total, 69 gram, dalam bentuk <10% dari kebutuhan

berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak jenuh ganda, dan sisanya lemak jenuh tunggale.       Karbohidrat 55% dari Energi Total, 342 gramf.       Vitamin dan mineral sesuai RDA (Recomennended Dietary allowance)

4.       Perhitungan KebutuhanPerhitungan kebutuhan Energi menggunakan REE (Recommended Energi Expenditure) dengan rumus Diet DM:

BMR   = 30 kkal/kg x BB nyaman            = 30 kkal/kg x  56 kg = 1680 kkalBMR   = 1680- 5%= 1800-90= 1596 kkal

Energi total                    = BMR  x  FA x FS                                       = 1596 x 1,2 x 1,3                                       =2490 kkal

Kebutuhan Protein 20% dari Energi Total = 124 gramKebutuhan Lemak25% dari Energi Total = 69 gramKebutuhan Karbohidrat55% dari Energi Total = 342 gram

5.       Rancangan DietDiit yang dirancang untuk pasien TJ adalah diit DM 1700 kkal diberikan secara bertahap dimulai dari 1300 kkal melihat kemampuan makan pasien. Rincian perencanaan diit pasien tahap awal, ialah sbb: Energi 1300 kkal; protein 65 g (20% E.tot); Lemak 36 g (25% E.tot); dan KH 179 g (55% E.tot).Karena kondisi penyakit, selain mendapat nutrisi secara oral, dokter yang menangani pasien TJ memberikan nutrisi mineral secara parenteral berupa infus ringer laktat yang tidak mengandung

Page 4: Contoh Kasus Gizi

energi. Dalam diit juga dimasukkan susu DM untuk menambah asupannya. Rancangan diet nya adalah sbb:

Tabel 3.

Jumlah Kebutuhan Energi dan Karbohidrat Berdasarkan Route Pemberian

Rute Pemberian Energi (Kkal) Karbohidrat (gram)Oral 1300 179

Jumlah Kebutuhan 1300 179

Adapun rancangan diet yang akan diberikan kepada pasien, dapat dilihat pada table   berikut ini :

Tabel 4

Rancangan Diit tanggal 26 November 2011

Jenis Makanan

Penukar Energi(Kkal)

Protein(gram)

Lemak(gram)

KH(gram)

Tim 1 3/4 306 7 - 70L.Hewani 3 175 21 9 -L.Nabati 3 225 15 9 21

Sayur 3 75 3 - 15Buah 2 100 - - 24

Minyak 2 100 - 10 -Snack 2 100 6 1 10

Susu DM 1 250 9 7 39JUMLAH 1331 62 36 179

Toleransi (+/-) +2% -5% 0% 0%

Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari:

Tabel 5

Distribusi Makanan Sehari

Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)

Pagi

TimL.Hewani

SayurMinyak

½ 11½

Snack Pagi Bolu 1

Siang

TimL.HewaniL.Nabati

SayurMinyakBuah

¾ 11 1 11

Snack sore Pudding DM 1Susu DM Nutren Diabetik 1

Sore

TimL.HewaniL.Nabati

SayurMinyakBuah

½ 1 11½  1

6.          Rencana Monitoring dan EvaluasiIndikator yang dimonitor untuk melihat perkembangan pasien meliputi :

a.    Monitoring asupan makananb.   Monitoring perkembangan berat badan/Status Gizic.    Monitoring kadar gula darahd.   Monitoring perkembangan fisik dan klinis: Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, dan keluhan

lain seperti sesak

7.          Rencana Konsultasi Gizi

Page 5: Contoh Kasus Gizi

Tema            : Diet DMMedia           :Leaflet DM dan Daftar Bahan Makanan Penukar                                         Sasaran         : Pasien dan IstriTempat         : Ruang Gayatri kelas IIWaktu          : ± 20 menitMetode         : Bed Side Teaching, Tanya Jawab dan motivasiIsi Materi :

         Penjelasan tentang penyakit         Penjelasan tentang tujuan pemberian diet         Penjelasan tentang prinsip dan syarat pemberian makanan sesuai kondisi pasien         Penjelasan tentang pengaturan dan pemilihan bahan makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan.         Motivasi makan

8.          ImplementasiBerikut ini adalah implementasi dalam proses asuhan gizi terstandar pada pasien TJ:

a.                Mencatat menu makanan.b.      Memporsi makanan dengan cara menimbang makanan berupa bubur, sumber hewani, nabati, sayur

dan buah serta snack pada saat makan pagi, snack pagi, makan siang, dan makan sore. Kemudian, mencatat hasil penimbangan masing-masing jenis bahan makanan sebelum disajikan kepada pasien.

c.                Melakukan penimbangan sisa makanan yang tidak termakan pasien dan mencatat hasil penimbangan tersebut, jika ada sisa makanan sore yang tidak dikonsumsi pasien, sisa tersebut disimpan dalam plastik untuk kemudian ditimbang esok pagi atau ditanyakan secara kualitatif berdasarkan perkiraan jumlah.

d.      Menghitung dan mencatat selisih penimbangan awal dan penimbangan sisa makanan pasien juga mencatat makanan lain yang dikonsumsi pasien diluar diet yang diberikan rumah sakit. Hasilnya merupakan asupan makanan pasien secara keseluruhan pada 1 hari pengamatan.

e.                Mencatat makanan lain dari luar yang dikonsumsi oleh pasien dan memasukkannya dalam perhitungan asupan.

f.                Mengganti makanan sesuai daya terima pasieng.      Memberikan motivasi dan edukasi gizi berupa penatalaksanaan diet sesuai dengan kondisi pasien dan

penyakitnya pada saat pasien akan pulang dan menyarankan pasien untuk melakukan konsultasi gizi ulang di poliklinik gizi guna memantau perkembangan status gizi selama menjalani terapi gizi di rumah.

3.4     Monitoring Evaluasi1.      Hari Ke-1 Tanggal 26/11/2011)

Tabel 6

Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak KHKkal % Gram % Gram % Gram %

Oral 425 32 11 18 5 14 83 46JUMLAH 425 32 11 18 5 14 83 46

Penilaian: asupan kurang hanya 32%

Evaluasi Asupan makanan: pasien menolak makanan yang diberikan RS sehingga pasien terpaksa

diberikan makanan dari luar ,oleh istrinya, berupa lontong isi sayuran dan susu sapi murni.

Diagnosa Gizi:

Kejadian anoreksia berhubungan dengan adanya trauma ditandai dengan penolakan terhadap

makanan dari RS

Evaluasi: sejak pasien mendapatkan ikan bumbu kuning pada hari sebelumnya, pasien menolak

makanan dari rumah sakit. Pasien mengalami diare 1 jam setelah minum susu DM.

Rencana Intervensi: karena masih sesak jadi pasien tetap diberikan makanan lunak berupa Tim

dengan rancangan diet tetap DM 1300 kkal tanpa susu DM, serta memberikan motivasi kepada pasien

untuk mau mencoba makan makanan RS lagi.

Page 6: Contoh Kasus Gizi

Tabel 7

Rancangan Diit tanggal 27 November 2011

Jenis Makanan

Penukar Energi(Kkal)

Protein(gram)

Lemak(gram)

KH(gram)

Tim 1 3/4 306 7 - 70L.Hewani 3 175 21 9 -L.Nabati 3 225 15 9 21

Sayur 3 75 3 - 15Buah 2 100 - - 24

Minyak 2 100 - 10 -Snack 2 350 16 8 50

JUMLAH 1331 62 36 180Toleransi (+/-) +2% -5% 0% +0.5%

Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari:

Tabel 8

Distribusi Makanan Sehari

Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)

Pagi

TimL.Hewani

SayurMinyak

½ 11½

Snack Pagi Bubur kacang ijo DM 1

Siang

TimL.HewaniL.Nabati

SayurMinyakBuah

¾ 11 1 11

Snack sore Pudding DM 1

Sore

TimL.HewaniL.Nabati

SayurMinyakBuah

½ 1 11½  1

Hasil monitoring evaluasi pemeriksaan fisik dan klinis serta obat-obatan yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Tabel 9

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil InterprestasiKeadaan Umum Compos Mentis, Lemas, terkadang sesak

nafasLemas dan terkadang

sesak Tekanan darah 130/90 mmHg Normal tinggi

Nadi 84 x/mnt NormalRespirasi 20x/mnt Normal

Suhu 366C NormalGDS Pagi 124g/dl, sore 230 g/dl Meningkat

Penilaian : tensi normal tinggi, Kadar gula darah meningkat, lemas dan terkadang sesak

Tabel 10

Obat-obat yang digunakan :

Jenis Obat Frekuensi PemberianSuntikan insulin 1 jam setelah makan

Obat anti hipertensi

2.      Hari Ke-2 (Tanggal 27/11/2011)

Page 7: Contoh Kasus Gizi

Tabel 11

Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak KHKkal % Gram % Gram % Gram %

Oral 744 56 21 34 11 31 137 77JUMLAH 744 56 21 34 11 31 137 77

Penilaian : Asupan makanan pasien meningkat dari hari sebelumnya

Evaluasi:

Asupan pasien meningkat namun asupan tersebut bukan seluruhnya dari Rumah Sakit. Asupan terdiri

dari asupan dari luar pagi dan siang hari berupa roti gandum isi selai strawberry dan dari rumah sakit

pada saat makan malam setelah Tim diganti dengan kentang.

Rencana Intervensi: Setelah Tim diganti kentang, pasien mulai mau makan makanan dari RS jadi

untuk hari berikutnya menu sumber karbohidrat Tim diganti dengan kentang rebus dengan rancangan

diet tetap DM 1300 kkal. Karena setelah makan roti gandum dengan selai strawberry biasa yang

diberikan istrinya gula darah pasien meningkat drastis, oleh karena itu, perlu adanya edukasi

mengenai penggunaan selai tersebut.

Tabel 12

Rancangan Diit tanggal 28 November 2011

Jenis Makanan

Penukar Energi(Kkal)

Protein(gram)

Lemak(gram)

KH(gram)

Kentang 1 3/4 306 7 - 70L.Hewani 3 175 21 9 -L.Nabati 3 225 15 9 21

Sayur 3 75 3 - 15Buah 2 100 - - 24

Minyak 2 100 - 10 -Snack 2 350 16 8 50

JUMLAH 1331 62 36 180Toleransi (+/-) +2% -5% 0% +0.5%

Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari:

Tabel 13

Distribusi Makanan Sehari

Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)

Pagi

KentangL.Hewani

SayurMinyak

½ 11½

Snack Pagi Bubur kacang ijo DM 1

Siang

KentangL.HewaniL.Nabati

SayurMinyakBuah

¾ 11 1 11

Snack sore Pudding DM 1

Sore

KentangL.HewaniL.Nabati

SayurMinyakBuah

½ 1 11½  1

Tabel 14

Page 8: Contoh Kasus Gizi

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil InterprestasiKeadaan Umum Compos Mentis, Lemah LemahTekanan darah 120/90 mmHg Normal

Nadi 84 x/mnt NormalRespirasi 20x/mnt Normal

Suhu 366C NormalGDS Pagi 90 g/dlsiang 224 g/dl sore 130 g/dl Hipohiperturun

Penilaian : Hipotensi, lemah, Kadar gula darah tinggi

Tabel 15

Obat-obat yang digunakan :

Jenis Obat Frekuensi PemberianSuntikan insulin 1 jam setelah makan

Obat anti hipertensi

3.      Hari Ke-3 (Tanggal 28/11/2011)

Tabel 16

Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak KHKkal % Gram % Gram % Gram %

Oral 629 47 26 42 8 22 101 56JUMLAH 629 47 26 42 8 22 101 56

Penilaian : Total asupan pasien menurun, namun asupan dari RS meningkat

Evaluasi :

Meski asupan total pasien menurun, namun hampir semua asupan tersebut berasal dari makanan

rumah sakit. Dengan tambahan roti gandum sebelum sarapan pagi datang.

Rencana Intervensi :

Pasien meminta kentang untuk diganti makanan lain karena merasa bosan, jadi kentang diganti

dengan roti tawar ditambah selai DM untuk sarapan dan Nasi biasa DM untuk makan siang dan

malam karena kondisi pasien juga sudah membaik (tidak sesak dan nafsu makan mulai membaik),

serta memberi motivasi kepada pasien untuk mau meningkatkan asupannya melalui makanan yang

diberikan oleh Rumah Sakit.

Tabel 17

Rancangan Diit tanggal 29 November 2011

Jenis Makanan Penukar Energi(Kkal)

Protein(gram)

Lemak(gram)

KH(gram)

Roti tawar 1/2 87.5 2 - 20Selai tropicana 1 25 - - 6

Nasi putih 1.5 262.5 6 - 60L.Hewani 3 175 21 9 -L.Nabati 3 225 15 9 21

Sayur 3 75 3 - 15Buah 2 100 - - 24

Minyak 2 100 - 10 -Snack 2 200 16 8 30

JUMLAH 1250 63 36 176Toleransi (+/-) -4% -3% 0% -2%

Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari:

Tabel 18

Page 9: Contoh Kasus Gizi

Distribusi Makanan Sehari

Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)

Pagi

Roti tawar putihSelai tropicana

L.HewaniSayur

Minyak

½ 111½

Snack Pagi Puding DM 1

Siang

NasiL.HewaniL.Nabati

SayurMinyakBuah

111 1 11

Snack sore propertjes 1

Sore

NasiL.HewaniL.Nabati

SayurMinyakBuah

11 11½  1

Tabel 19

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil InterprestasiKeadaan Umum Compos Mentis, lemas sedikit MembaikTekanan darah 130/80 mmHg Normal

Nadi 86 x/mnt NormalRespirasi 24x/mnt Normal

Suhu 36.5C NormalGDS Siang 135 g/dl sore 110 g/dl Normal

Penilaian: Pasien membaik

Tabel 20Obat-obat yang digunakan :

Jenis Obat Frekuensi PemberianSuntikan insulin 1 jam setelah makan

Obat anti hipertensi

4.      Hari Ke-4 (Tanggal 29/11/2011)

Tabel 21Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak KHKkal % Gram % Gram % Gram %

Oral 630 50 25 40 4 11 99 56JUMLAH 630 50 25 40 4 11 99 56

Keterangan: Pasien pulang setelah makan siang

Penilaian: Asupan total pasien hingga makan siang mencapai 50% yang berasal dari makanan Rumah

Sakit.

Rencana Intervensi:

Dilakukan penimbangan Berat Badan pasien sebelum pulang dan memberikan motivasi serta edukasi

terkait penyakit DM dan HHD

Tabel 22

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi

Page 10: Contoh Kasus Gizi

Keadaan Umum Compos Mentis membaikTekanan darah 120/80 mmHg Rendah

Nadi 86 x/mnt RendahRespirasi 24x/mnt Normal

Suhu 36.7C NormalGDS 110 dl Normal

Penilaian : Membaik

3.2.2.3.5     Pembahasan

Pada tahun 2009 pasien Tn.TJ divonis oleh dokter mengidap penyakit Diabetes mellitus. Penyakit

Diabetes Mellitus (DM) atau yang dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah

adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai

akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu

memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk

mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses)

karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin

berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.

Penyakit diabetes yang diderita Tn.Tj bukanlah penyakit keturunan dari keluarganya melainkan

karena gaya hidup Tn.Tj yang memiliki kebiasaan konsumsi karbohidrat berlebih, yaitu 3-4 penukar

nasi tiap kali makan ditambah jajanan karbohidrat berupa mie ayam. Pasien Tn.Tj juga sempat

memiliki berat badan 80 kg pada saat sebelum pension, dengan tinggi badan 156 cm Tn.Tj saat itu

memiliki IMT 32.9 kg/m2 yang berarti tergolong obesitas. Diabetes mellitus dapat ipicu dengan

obesitas karena insulin yang dihasilkan tidak mampu mengatasi glukosa yang berlebih dalam darah

orang obesitas.

Hasil monitoring gula darah sewaktu Tn.Tj ialah sebagai berikut:

No 201111 211111 221111 231111 241111 251111 261111 271111 281111 29111106.00 - 165 166 123 160 123 124 90 135 -11.00 - 121 117 119 119 113 - 224 110 110

16.00 187 127 160 159 114 136 230 130 - -

Dari keterangan tabel tersebut tertera bahwa gula darah sewaktu Tn.Tj mengalami naik turun,

terutama meningkat pada pagi hari. Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150

mg/dL. Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level

126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam)

mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random

(sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140

mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl. Dari keterangan tabel gula darah sewaktu

Tn.Tj pada pagi hari rata-rata 160mg/dL yang tergolong tinggi. peningkatan kadar gula darah pada

pagi hari biasa terjadi, hal ini disebabkan akibat hasil metabolism makanan pada malam hari

sebelumnya.

Berdasarkan keterangan pasien Tn.Tj, gejala Diabetes Melitus yang dialami ialah jumlah urine yang

dikeluarkan lebih banyak (Polyuria), sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia), lapar yang

berlebihan atau makan banyak (Polyphagia), kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

Page 11: Contoh Kasus Gizi

(terlihat saat ini berat badan Tn.Tj 69 kg, turun dari 80 kg selama 2 tahun), cepat lelah dan lemah

setiap waktu, mudah terkena infeksi terutama pada kulit. Oleh karena penderita penyakit DM mudah

terkena komplikasi penyakit lain, Tn.Tj juga mengalami DM yang disertai komplikasi berupa infeksi

bakteri tuberculosis pada paru-paru nya dan komplikasi gangguan pada jantungnya.

Komplikasi TB dan jantung yang dialami Tn.Tj ini menyebabkan adanya gejala sesak nafas dan

kondisi yang lemah. Hal ini menyebabkan Tn.Tj sempat dirawat di rumah sakit yang sama

sebelumnya 3 kali dengan keluhan yang sama.

pada saat Tn.Tj dirawat ke-2 kalinya di rumah sakit, Tn.Tj dirujuk untuk melakukan pembedahan

atau operasi batu ginjal karena terdapat endapan batu oksalat sepanjang 6 cm di dalam saluran

ginjalnya. Namun, saat ini sudah tidak ada keluhan mengenai hal tersebut.

Dengan kondisi pasien seperti ini pasien diberikan diet DM dengan tinggi protein namun rendah

karbohidrat dan lemak. Diet DM dengan karbohidrat rendah (tanpa karbohidrat sederhana) diberikan

karena penyakit DM pasien, protein tinggi diberikan karena infeksi TB paru yang diderita pasien,

lemak rendah karena DM dan gangguan jantungnya. Diet yang diberikan dengan kalori 1700 kkal

mengingat kemampuan makan pasien belum stabil. Diet DM 1700 ini pun diberikan secara bertahap

mulai 1300 kkal.

Bentuk makanan yang diberilkan dalam bentuk lunak karena pasien mengalami sesak.

Saat ini Tn.Tj dirawat di rumah sakit lagi dengan keluhan yang sama, terutama sesak dan lemasnya.

Pada awal perawatan pasien masih mau makan makanan yang diberikan rumah sakit, meskipun

sedikit. Namun, karena pasien sering sesak nafas saat jam makan yang menyebabkan pasien tidak

nafsu makan beberapa hari, pasien mengalami lemas yang menambah penurunan nafsu makan.

Perbandingan asupan oral H-1 sebelum pengamatan dengan saat pengamatan:

Dari keterangan bagan di atas terlihat bahwa pada hari ke-6 perawatan atau hari pertama pengamatan,

pasien mengalami trauma makanan rumah sakit akibat lauk yang tidak disukainya. Trauma ini

menyebabkan terjadinya anoreksia atau penolakan makanan yang diberikan oleh rumah sakit

sehingga asupan pasien menurun. Oleh karena Tn.Tj mengalami anoreksia. Dengan kondisi pasien

yang mengalami anoreksia tersebut perencanaan diet yang diberikan pada Tn.TJ tetap Diet DM 1300

kkal dengan tinggi protein serta rendah karbohidrat dan lemak, namun jenis makanan disesuaikan

dengan keinginan dan daya terima pasien. Hal ini dilakukan agar pasien tetap ada asupan sehingga

memiliki energi dan mencegah terjadinya hipoglikemik atau kadar gula menurun drastis.

Hipoglikemik ini dapat berakibat fatal karena kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat

menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Tn.Tj sempat

mengalami hipoglikemik beberapa kali akibat tidak mau makan, namun dapat pulih setelah diberikan

Page 12: Contoh Kasus Gizi

½-1 gelas teh manis. Bahkan, pernah mengalami hiperglikemik langsung akibat teh manis tersebut.

Menu yang diberikan kepada Tn.Tj sempat berganti-ganti beberapa kali demi Tn.Tj mau

mengkonsumsi atau menerima makanan dari rumah sakit lagi.

Pada hari ke-2 pengamatan makanan lunak yang diberikan diganti dengan kentang. Sebelum bubur

diganti dengan kentang pasien sempat diberikan asupan tambahan susu DM. namun, setelah diberikan

susu pasien Tn.Tj mengalami diare sehingga pemberian susu dihentikan. Setelah diganti kentang

pasien mau makan makanan dari rumah sakit namun kentangnya saja. Penggantian bubur dengan

kentang dan asupan susu menyebabkan asupan pasien meningkat dari sebelumnya.

Pada hari berikutnya kentang masih diberikan, namun divariasi dengan roti agar pasien tidak merasa

bosan dan diganti Tim pada siang harinya. Asupan pada hari ke-3 pengamatan masih baik, namun

turun bila dibandingkan dengan asupan hari sebelumnya karena tidak diberikan susu.

Setelah menu beberapa kali diganti, akhirnya pasien mulai mau makan makanan yang diberikan

rumah sakit kembali dan menu pun sudah dapat diganti nasi biasa, namun pada pengamatan hari ke-4

pasien diperbolehkan pulang setelah makan siang.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Penyakit Diabetes Melitus (DM). Diunduh dari http://www.infopenyakit.com, pada tanggal 31 Desember 2011, 22.00 WIB

Anita. 2009. Diabetes Melitus. Diunduh dari www.rumah diabetes .com , pada tanggal 31 Desember 2011, 22.15 WIB

Ratnayuli, Diah. 2010. Tinjauan Pustaka: Diabetes Melitus. Diunduh dari http://usupress.usu.ac.id, pada tanggal 31 Desember 2011, 23.05 WIB

Moore, Mary Courtney. 1997. Pocket Guide to Nutrition and Diet Therapy II Edition. Jakarta: HipokratesAlmatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Minggu, 01 Januari 2012

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR-NUTRITION CARE PROSES (NCP) PADA KASUS ANAK DHF DI RS H.MARZOEKI MAHDI BOGOR

Page 13: Contoh Kasus Gizi

3.1.2.2  Gambaran Umum Pasien

1.                Nama Pasien : An. RV

2.                Tanggal lahir : 4 Desember 2000

3.                Umur : 11 tahun

4.                Jenis Kelamin : Perempuan

5.                Suku Bangsa : Jawa

6.                Status Perkawinan : Belum menikah

7.                Tanggal masuk RS : 28 November 2011

8.               Diagnosa Medis : DHF

9.                Terapi diet yang diberikan : Diet TKTP

10.            Tanggal menjadi kasus : tanggal 29 November 2011

3.1.2.3           Proses Asuhan Gizi

3.1.2.3.1     Assesment Gizi

1.    Riwayat Personal

Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan kakak

dari ayahnya. Saat ini pasien masih duduk di bangku kelas V SD. Kedua orang tua pasien bekerja. Ibu

bekerja sebagai buruh di pabrik dan Ayahnya bekerja serabutan.

2.    Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami sakit parah sebelumnya, hanya batuk dan flu. Tidak ada riwayat

penyakit dari keluarga. Sejak bayi, pasien selalu dibawa ke posyandu dan menerima imunisasi

lengkap.

3.    Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien merasakan demam sejak 5 hari yang lalu, namun orang tua tidak mengetahui penyebabnya.

Saat itu, pasien dibawa ke puskesmas terdekat dan 5 hari kemudian baru di bawa ke RS. Pasien

sempat muntah sebanyak 2 kali sebelum dibawa ke RS. Pasien juga mengeluhkan nyeri di perut dan

uluh hati, mencret, pusing, dan lemas.

4.    Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit keluarga

5.    Riwayat Gizi

a.    Sebelum Sakit

Pola makan pasien sebelum sakit adalah 1 kali sehari dengan porsi kecil. Di sekolah suka jajan mie

instan dan es yang dijual di kantin sekolah. Pasien jarang sarapan. Makan siang selalu pulang ke

rumah karena dekat dengan sekolah. Pasien menyukai ikan lele dan buah, namun tidak menyukai

makanan yang lembek dan tidak hangat lagi. pasien juga kurang menyukai sayuran.

b.    Pada Saat Sakit

Pada saat sakit SMRS asupan makan pasien lebih sedikit karena kondisi penyakit dan ada keluhan

mual dan muntah 2x. Sedangkan recall makanan pada 1 hari sebelum masuk RS tapi sudah dalam

Page 14: Contoh Kasus Gizi

kondisi sakit yaitu pasien tidak sarapan. Siang hari makan nasi ½ piring dan telur dadar. Malamnya,

makan sate ayam 2 tusuk dengan bumbu kacangnya tanpa nasi. Hasil anamnesa asupan makanan

sebelum sakit dibandingkan dengan kebutuhan idealnya adalah Energi = 482 kkal (29,5%), Protein 20

gr (42%), Lemak = 18,5 gr (68%), Karbohidrat = 47 gr (15,8%).

6.    Pengkajian Data Antropometri :

a.       BB=24 kg; BBI=38 Kg

b.      TB= 138cm

c.       LILA= 17 cm

d.      Status Gizi :

         IMT : 12.6 kg/m2 (underweight)

         BB/TB= -3 s.d -4 SD (Gizi Buruk)

         BB/U= -1 s.d -2 SD (normal bawah)

         TB/U= -1 s.d -2 SD (normal bawah)

Penilaian : Status Gizi pasien adalah KEP 1

7.    Pengkajian Data Biokimia :

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interprestasi1. Haemoglobin 16,5 11,5-15,5 gr/dl Normal2. Leukosit 9.160 4.000-10.000 /mm3 Normal3. Trombosit 36.000 150rb-400rb mm3 Rendah4. Hemotokrit 47 40-54 % Normal

8.    Pengkajian Data Pemeriksaan Klinis Fisik:

a.    Hasil Pemeriksaan klinik adalah sebagai berikut :

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interprestasi1.Tekanan darah2. Nadi3. Suhu4. Respirasi

90/60 mmHg98 x/menit

37.90C24 x/menit

120/80 mmHg80-100x/menit

36-37,2 0C19-36 x/menit

RendahNormaltinggi

Normal

b.    Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum: Compos Mentis, nyeri perut bagian uluh hati, demam, lemah, mual, diare (naik turun), dan terlihat

kurus

Penilaian : Pasien lemah, mual, diare, kurus

3.1.2.3.2     Diagnosa Gizi

1.      Domain Asupan:

Inadequat oral intake berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan muntah ditandai

dengan asupan energi 29,5%, Protein 42%, Lemak 68%, Karbohidrat 15,8%.

2.      Domain Klinis:

KEP I berhubungan dengan kebiasaan makan yang salah ditandai dengan BB/TB= -3,87; BB/U= -

1,85; IMT=12,6 kg/m2.

3.      Domain Behaviour:

Kekeliruan pola makan berhubungan dengan kurangnya monitoring orangtua ditandai dengan makan

pokok 1 kali sehari dengan porsi kecil.

Page 15: Contoh Kasus Gizi

3.1.2.3.3        Intervensi Gizi

1.      Tujuan Diet

a.       Memberikan makanan yang adequate sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien untuk

meningkatkan status gizi.

b.      Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan diet yang diberikan

2.          Preskripsi Diet

a.       Jenis Diet : Diet TKTP

b.      Bentuk makanan : Lunak

c.       Frekuensi Pemberian : 3 kali makanan utama dan 1 kali makanan selingan.

d.      Route makanan : oral.

3.       Prinsip dan Syarat

a.       Energi diberikan sesuai usia dan kebutuhan pasien dengan mempertimbangkan factor stress dan

pertumbuhan

b.      Protein diberikan tinggi, yaitu 2 g/kg BB

c.       Lemak diberikan tinggi, yaitu 30% dari Energi Total, diutamakan 50% berasal dari lemak Medium

Chain Tigliserida (MCT) agar mudah diserap.

d.      Karbohidrat diberikan 59% dari Energi Total.

e.       Vitamin dan mineral sesuai RDA (Recomennended Dietary allowance)

f.       Cairan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yaitu 85ml/kg BB/hari

4.       Perhitungan Kebutuhan

Perhitungan kebutuhan Energi menggunakan REE (Recommended Energi Expenditure) dengan

rumus schofield :

BMR = (12,2 x kg) + 746

= (12,2 x 38) + 746 = 1210 kkal

= BMR x FA x FS

= 1210 x 1,2 x 1,3

=1887 kkal

Kebutuhan Protein

2 g/kg BB x 38= 76 gram (16%)

Kebutuhan Lemak

15% dari Energi Total = 32 gram

Kebutuhan Karbohidrat

69% dari Energi Total = 326 gram

5.       Rancangan Diet

Page 16: Contoh Kasus Gizi

Diit yang dirancang untuk pasien RV adalah diit TKTP yang dilakukan secara bertahap, dimulai

dengan pemberian 1000 kkal hingga mencapai 2000 kkal. Rincian perencanaan diit pasien tahap

awal, ialah sbb:

Energi 1000 kkal; protein 48 g (12% E.tot); Lemak 32 g (29% E.tot); dan KH 148 g (59% E.tot),

kemudian ditingkatkan bertahap menuju diet TKTP 2000 kkal.

Karena kondisi penyakit, selain mendapat nutrisi secara oral, dokter yang menangani pasien RV

memberikan nutrisi mineral secara parenteral berupa infus ringer laktat dan infuse untuk menaikan

trombosit yang tidak mengandung energi. Kebutuhan cairan RV juga diperhatikan. Cairan melalui

oral 85 ml/kg BB/hari. Sehingga rancangan diet nya adalah sbb:

Tabel 3.

Jumlah Kebutuhan Energi dan Karbohidrat Berdasarkan Rute Pemberian

Rute Pemberian Energi (Kkal) Karbohidrat (gram)Oral 1000 148

Jumlah Kebutuhan 1000 148

Adapun rancangan diet yang akan diberikan kepada pasien, dapat dilihat pada table berikut ini :

Table 4.

Rancangan Diit

Jenis Makanan

Penukar Energi(Kkal)

Protein(gram)

Lemak(gram)

KH(gram)

Bubur 1 175 4 - 40L.Hewani 4 250 28 14 -L.Nabati 2 150 10 6 14

Sayur 3 75 3 - 15Buah 1 50 - - 12

Minyak 2 100 - 10 -Snack 1 200 1 3 70

JUMLAH 1000 46 33 151Toleransi (+/-) +5% -4% +3% +2%

Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari:

Tabel 5.

Distribusi Makanan Sehari

Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)

Pagi

BuburL.Hewani

SayurMinyak

¼11½

Snack Pagi bolu 1

Siang

BuburL.HewaniL.Nabati

SayurMinyakBuah

3/811 1 11

Ekstra telur telur 1

Sore

BuburL.HewaniL.Nabati

SayurMinyak

¼1 11½

6.          Rencana Monitoring dan Evaluasi

Indikator yang dimonitor untuk melihat perkembangan pasien meliputi :

Page 17: Contoh Kasus Gizi

a.       Monitoring asupan makanan

b.      Monitoring perkembangan berat badan/Status Gizi

c.       Monitoring perkembangan fisik dan klinis: Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, dan

keluhan lain seperti sesak dan mual.

7.          Rencana Konsultasi Gizi

Tema : Diet pada TKTP

Media :Leaflet TKTP dan Daftar Bahan Makanan Penukar

Sasaran : Pasien dan Orangtua

Tempat : Ruang Parikesit Kelas III

Waktu : ± 20 menit

Metode : Bed Side Teaching, Tanya Jawab

Isi Materi :

         Penjelasan tentang penyakit

         Penjelasan tentang tujuan pemberian diet

         Penjelasan tentang prinsip dan syarat pemberian makanan sesuai kondisi pasien

         Penjelasan tentang pengaturan dan pemilihan bahan makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan.

         Motivasi makan

8.          Implementasi

Berikut ini adalah implementasi dalam proses asuhan gizi terstandar pada pasien RV:

a.       Mencatat menu makanan.

b.      Memporsi makanan dengan cara menimbang makanan berupa bubur, sumber hewani, nabati, sayur

dan buah serta snack pada saat makan pagi, snack pagi, makan siang, dan makan sore. Kemudian,

mencatat hasil penimbangan masing-masing jenis bahan makanan sebelum disajikan kepada pasien.

c.       Melakukan penimbangan sisa makanan yang tidak termakan pasien dan mencatat hasil penimbangan

tersebut, jika ada sisa makanan sore yang tidak dikonsumsi pasien, sisa tersebut disimpan dalam

plastik untuk kemudian ditimbang esok pagi atau ditanyakan secara kualitatif berdasarkan perkiraan

jumlah.

d.      Menghitung dan mencatat selisih penimbangan awal dan penimbangan sisa makanan pasien juga

mencatat makanan lain yang dikonsumsi pasien diluar diet yang diberikan rumah sakit. Hasilnya

merupakan asupan makanan pasien secara keseluruhan pada 1 hari pengamatan.

e.       Mencatat makanan lain dari luar yang diasup oleh pasien dan memasukkannya dalam perhitungan

asupan.

f.       Memberikan motivasi dan edukasi gizi berupa penatalaksanaan diet sesuai dengan kondisi pasien dan

penyakitnya pada saat pasien akan pulang dan menyarankan pasien untuk melakukan konsultasi gizi

ulang di poliklinik gizi guna memantau perkembangan status gizi selama menjalani terapi gizi di

rumah.

3.1.2.3.4     Monitoring Evaluasi

1.         Hari Ke-1 (Tanggal 29/11/2011)

Page 18: Contoh Kasus Gizi

Tabel 6

Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak KHKkal % Gram % Gram % Gram %

Oral 677 67.7 31 79 24 71 82 55JUMLAH 677 67.7 31 79 24 71 82 55

Penilaian: asupan total kurang 32% dari total kebutuhan

Evaluasi Asupan makanan: nafsu makan pasien belum meningkat dan pasien merasa tidak enak

makan karena mulut terasa pahit. Pasien juga tidak memakan sayur karena tidak suka. Pasien juga

tidak menyukai makanan bertekstur lembek seperti bubur sehingga bentuk makanan bubur diganti

dengan tim saat makan malam.

Rencana Intervensi: karena masih demam jadi pasien tetap diberikan makanan lunak berupa tim

dengan rancangan diet ditingkatkan menjadi 1400 kkal.

Table 7

Rancangan Diit Tanggal 30 November 2011

Jenis Makanan

Penukar Energi(Kkal)

Protein(gram)

Lemak(gram)

KH(gram)

Tim 3 525 12 - 120L.Hewani 3 200 21 12 -L.Nabati 2 150 10 6 14

Sayur 3 75 3 - 15Buah 1 50 - - 12

Minyak 4 200 - 20 -Snack 1 200 10 5 80

JUMLAH 1400 56 43 241TOTAL 1400 56 43 241

Tabel 8

Rencana Distribusi Diit Tanggal 30 November 2011

Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)

Pagi

TimL.Hewani

SayurMinyak

1111

Snack Pagi Bolu 1

Siang

TimL.HewaniL.Nabati

SayurMinyakBuah

1 11 1 21

Malam

TimL.HewaniL.Nabati

SayurMinyak

1 1 111

Hasil monitoring evaluasi pemeriksaan fisik dan klinis serta obat-obatan yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Tabel 9

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Page 19: Contoh Kasus Gizi

Jenis Pemeriksaan Hasil InterprestasiKeadaan Umum Compos Mentis, Lemah, nyeri perut,

mual, demam, diare (naik turun)Lemah, mual, nyeri perut,

demam, diareTekanan darah 100/90 mmHg Rendah

Nadi 84 x/mnt NormalRespirasi 20x/mnt Normal

Suhu 366C NormalPenilaian : Hipotensi, lemah, mual, nyeri perut, demam sudah turun

Tabel 10

Obat-obat yang digunakan :

Jenis Obat Frekuensi PemberianTrolit Adlib

Auralis 2x1Bactesyn 3x500mg

2.      Hari Ke-2 (Tanggal 30/11/2011)

Tabel 11

Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak KHKkal % Gram % Gram % Gram %

Oral 680 49 21 38 24 56 101 42JUMLAH 680 49 21 38 24 56 101 42

Penilaian : Asupan makanan pasien meningkat dari hari sebelumnya

Evaluasi: setelah diganti tim, makan pasien meningkat namun belum dapat menghabiskan

makanannya karena mulut masih terasa pahit. Pasien juga sama sekali tidak memakan sayur yang

diberikan.

Rancangan Diit: Rancangan diit selanjutnya masih diberikan sama 1400 kkal dengan perencanaan

sebelumnya. Memberi motivasi pasien untuk mau makan lebih banyak dan memakan sayurnya.

Tabel 12

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil InterprestasiKeadaan Umum Compos Mentis, Lemah LemahTekanan darah 90/60 mmHg Rendah

Nadi 84 x/mnt NormalRespirasi 20x/mnt Normal

Suhu 366C NormalPenilaian : Hipotensi, lemah

Tabel 13

Obat-obat yang digunakan :

Jenis Obat Frekuensi PemberianTrolit adlib

Auralis 2x1Bactesyn 3x500mg

3.      Hari Ke-3 (Tanggal 1/12/2011)

Tabel 14

Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak KHKkal % Gram % Gram % Gram %

Oral 1345 96 55 98 38 88 192 80JUMLAH 1345 96 55 98 38 88 192 80

Penilaian : Asupan makanan pasien meningkat signifikan mendekati target asupan.

Diagnosa Intake:

Page 20: Contoh Kasus Gizi

Adequate oral intake berhubungan dengan nafsu makan sudah kembali ditandai dengan asupan 96%

dari target

Evaluasi :

Nafsu makan pasien sudah membaik. Pasien merasa mulutnya tidak pahit lagi. Pasien mulai makan

sayur.

Rencana Intervensi :

Karena pasien sudah tidak demam dan nafsu makan membaik, serta hampir mampu menghabiskan

makanan. Diit Tim diganti dengan nasi biasa dengan energy tetap 1400 kkal.

Table 15

Rancangan Diit Tanggal 2 Desember 2011

Jenis Makanan

Penukar Energi(Kkal)

Protein(gram)

Lemak(gram)

KH(gram)

Nasi biasa 3 525 12 - 120L.Hewani 3 200 21 12 -L.Nabati 2 150 10 6 14

Sayur 3 75 3 - 15Buah 1 50 - - 12

Minyak 4 200 - 20 -Snack 1 200 10 5 80

JUMLAH 1400 56 43 241TOTAL 1400 56 43 241

Tabel 16

Rencana Distribusi Diit Tanggal 2 Desember 2011

Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)

Pagi

NasiL.Hewani

SayurMinyak

1111

Snack Pagi Bolu 1

Siang

NasiL.HewaniL.Nabati

SayurMinyakBuah

1 11 1 21

Malam

NasiL.HewaniL.Nabati

SayurMinyak

1 1 111

Tabel 17

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil InterprestasiKeadaan Umum Compos Mentis MembaikTekanan darah 100/70 mmHg Rendah

Nadi 84 x/mnt NormalRespirasi 20x/mnt Normal

Page 21: Contoh Kasus Gizi

Suhu 366C NormalPenilaian : Hipotensi

Tabel 18

Monitoring Berat Badan Pasien:

Berat Badan IMT Status Gizi27 kg 14.2 kg/m2 Underweight

Penilaian: Berat badan meningkat 3 kg pada hari ke 3 di RS, namun status gizi masih kurang

Tabel 19

Obat-obat yang digunakan :

Jenis Obat Frekuensi PemberianTrolit adlib

Auralis 2x1Bactesyn 3x500mg

4.      Hari Ke-4 (Tanggal 8/12/2011)

Tabel 20

Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak KHKkal % Gram % Gram % Gram %

Oral 839 60 28 50 13 30 155 64JUMLAH 839 60 28 50 13 30 155 64

Keterangan : Pasien pulang setelah makan siang

Penilaian : Asupan total pasien setengah hari mencapai 60%

Evaluasi : kondisi makan pasien sudah sangat membaik, setiap makanan yang diberikan

RS dimakan habis.

Tabel 21

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil InterprestasiKeadaan Umum Compos Mentis SembuhTekanan darah 100/90 mmHg Rendah

Nadi 84 x/mnt RendahRespirasi 20x/mnt Normal

Suhu 360C NormalPenilaian : Hipotensi, Sembuh

Tabel 22

Monitoring Berat Badan Pasien:

Berat Badan IMT Status Gizi27,5 kg 14.4 kg/m2 Underweight

Penilaian: Berat badan meningkat ½ g disbanding hari sebelumnya, namun status gizi masih kurang

Tabel 23

Obat-obat yang digunakan :

Jenis Obat Frekuensi PemberianTrolit adlib

Auralis 2x1Bactesyn 3x500mg

3.1.2.3.5     Pembahasan

Page 22: Contoh Kasus Gizi

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau dalam bahasa umumnya disebut Demam Berdarah Dengue

(DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk

Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan atau infeksi pada pembuluh

darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Penyakit DHF ini memiliki gejala-gejala seperti demam tinggi yang mendadak 2-7 hari, terjadi

peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi), demam yang

dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian, munculnya bintik-bintik

merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah, dan pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari

ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni) seperti yang dialami

oleh pasien.

Trombosit termasuk bagian vital dalam tubuh. Trombosit merupakan bagian terpenting dalam proses

pembekuan darah. Pembuluh darah dan faktor pembekuan diperlukan untuk menjaga supaya darah

tetap dalam bentuk cair dan berada dalam pembuluh darah sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi

ke jaringan dapat tercukupi.

Trombosit memiliki 3 fungsi penting, yaitu menutup luka dengan jalan membentuk

gumpalantrombosit pada tempat kerusakan pembuluh darah, membentuk faktor pembekuan, dan

mengeluarkan sitokinin untuk konsentrasi pembuluh darah dan untuk mempercepat pembentukan

gumpalan trombosit. Sehingga pada penyakit DHF gangguan pada trombosit dapat berakibat tidak

terjadinya pembekuan darah saat terjadi infeksi atau kerusakan pada pembuluh darah akibat virus

dengue tersebut, yang berakibat terjadi perdarahan-perdarahan seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya.

Ganguan pada trombosit dapat berupa gangguan dalam jumlah atau gangguan dalam fungsi.

Gangguan trombosit yang dialami pasien ialah gangguan dalam jumlah, yaitu trombositopeni atau

jumlah trombosit yang kurang dari 100.000/mm3. Oleh karena pasien mengalami trombositopeni

yaitu 36.000/mm3, pasien diberikan tambahan trombosit melalui transfusi trombosit. Transfusi

trombosit diberikan dalam bentuk konsentrat trombosit. Transfusi trombosit diberikan agar pasien

tidak mengalami penurunan jumlah trombosit secara drastis atau < 20.000/mm3, karena apabila

trombosit turun hingga kira-kira 20.000/mm3 biasanya menyebabkan perdarahan otak yang dapat

berakibat fatal (Prof. DR. Imam Supandiman, DSPD.H, 1997)

Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan

hemokonsentrasi yang berlebihan. Oleh karena itulah pasien juga diberikan tambahan cairan berupa

infuse Ringer Laktat (RL) yang membantu menjaga agar pasien tidak mengalami dehidrasi.

Oleh karena penyakit DHF merupakan sebuah infeksi, pasien diberikan diet Tinggi Kalori Tinggi

Protein (TKTP). Tinggi kalori diberikan untuk meningkatkan status gizi pasien yang memiliki status

gizi underweight dan tinggi protein diberikan untuk membantu mempercepat proses penyembuhan

infeksi yang terjadi akibat virus dengue.

Page 23: Contoh Kasus Gizi

Selain itu, pada penderita DHF juga timbul beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual,

muntah, penurunan nafsu makan, sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala. Dengan

adanya gejala-gejala klinik tersebut, dat yang diberikan kepada pasien ialah diet lunak dan mengikuti

selera pasien untuk memenuhi asupan pasien. Pemberian diet pada pasien diberikan secara bertahap

menyesuaikan kemampuan daya terima pasien.

Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus,

sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada

penderita lainnya. Menurut keterangan pasien, pasien merasakan adanya gejala penyakit DHF ini

setelah pulang dari sekolah, jadi kemungkinan pasien mendapatkan penyakit DHF ini dari nyamuk

Aedes aegypti yang berasal dari sekolahnya. Penularan penyakit pada pasien juga didukung dengan

sistem imun pasien yang kurang. Pola makan yang tidak teratur dan asupan yang kurang

memungkinkan daya tahan tubuh pasien kurang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2011. Demam Berdarah Dengue. Diunduh dari http://medicastore.com, pada tanggal 30 Desember 2011, 22.00 WIB

Admin. 2010. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Diunduh dari http://www.infopenyakit.com, pada tanggal pada tanggal 30 Desember 2011, 23.00 WIB

Anonim. 2011. Dengue Hemoragic Fever (DHF). Diunduh dari digilib.unimus.ac.id, pada tanggal 31 Desember 2011, 15.00 WIBMoore, Mary Courtney. 1997. Pocket Guide to Nutrition and Diet Therapy II Edition. Jakarta: Hipokrates

Page 24: Contoh Kasus Gizi

Asuhan Gizi Pada Pasien Kanker Dengan Kemoterapi

Oleh : Triyani Kresnawan, DCN, MKes, Instalasi Gizi RSCM

 

 

Kanker adalah penyakit yang prevalensinya semakin tahun semakin meningkat. Salah satu pengobatan kanker adalah kemoterapi yang bertujuan membunuh sel-sel kanker dengan obat melalui oral atau langsung masuk ke dalam darah/parenteral, tapi sayangnya sel-sel yang normal pun ikut rusak dengan obat kemo tersebut. Tubuh yang dimasuki obat kemo bereaksi dengan berbagai gejala diantaranya kelainan dari mulut, oesophagus, lambung, gastrointestinal sebagai berikut mulut terasa sakit, kehilangan cita rasa, mual, muntah, diare, perut penuh, kebiasaan buang air besar berubah, dll. Sebagian besar pasien merasa tidak nyaman selama menjalani kemoterapi yang menyebabkan problem asupan makanan

menjadi berkurang.

 

Selain pelayanan pengobatan yang diberikan oleh dokter, tenaga kesehatan lain juga berperan dalam membantu pasien diantaranya pelayanan keperawatan oleh perawat yang biasa disebut dengan asuhan keperawatan dan asuhan gizi oleh dietisien (ahli gizi) yang meliputi pengaturan pola makan yang baik akan mengurangi keluhan pasien dan memperbaiki keadaan umum sehingga memperlancar pengobatan kemoterapi. Tujuan mengatur makanan dan minuman (Diet) pada pasien kanker adalah Membuat status gizi optimal dengan cara: Memberikan makanan seimbang sesuai dengan kebutuhan zat gizi dan daya terima pasien, mencegah penurunan berat badan serta mengurangi rasa mual, muntah dan diare.

 

Setiap pasien kanker harus mendapat terapi diet yang tepat, oleh karena itu perlu dilakukan asuhan gizi dengan langkah-langkah standar yaitu Assessment, Diagnosis, Intervensi, Monitoring Evaluasi (ADIME). Pada saat pasien awal datang dimulai dengan skrining gizi dilanjutkan dengan assessment gizi sebagai awal dari asuhan gizi dengan melakukan pengumpulan data sebagai berikut:

-      Data antropometri (tinggi badan, berat badan, index masa tubuh, serta perubahan berat badan).-      Data Laboratorium terkait gizi (albumin, trasferin, CRP, gula darah, hemoglobin, elektrolit, profil lipid, tes kliren

kreatinin, tes fungsi hati, dan lain-lain).-      Data klinis/ fisik (Masa otot, lemak subkutan, gigi geligi, penampilan fisik).-      Data riwayat makan (pola makan, asupan makan, pengetahuan tentang makanan, pantang, ketersediaan makanan,

penurunan nafsu makan).-      Data riwayat personal (riwayat penyakit, konsumsi suplemen, riwayat keluarga).

 

Berdasarkan data assessment/ pengkajian gizi pada pasien kanker, ditegakkan Diagnosis Gizi yang terdiri dari Problem Etiologi Sign/ symtom. Diagnosis yang sering muncul pada pasien dengan kanker setelah menjalani kemoterapi adalah tidak adekuatnya asupan makanan berkaitan dengan tidak napsu makan, mual, muntah yang ditandai dengan asupan energi, protein kurang dari kebutuhan. Diagnosis gizi lain adalah malnutrisi berkaitan dengan asupan makan yang kurang ditandai dengan berat badan yang menurun, index masa tubuh dibawah standar normal dan terlihat keilangan masa lemak dan masa otot diseluruh tubuh. Kehilangan berat badan pada pasien kanker merupakan tanda prognosis yang kurang baik.

 

Langkah lanjut asuhan gizi setelah diagnosis gizi adalah Intervensi gizi yang terdiri dari perencanaan dan implementasi termasuk didalamnya konseling dan edukasi gizi. Pada pasien kanker dengan kemoterapi perencanaan dietnya adalah sebagai berikut :

-      Energi sesuai dengan usia, TB, BB, berkisar 32-36 Kkal/kgBB.-      Protein 1-1.5 g/kgBB.-      Lemak 20% dari total kalori.-      KH sisa dari protein & lemak kurang lebih 60%.-      Vitamin & mineral diberikan cukup.-      Bila imunitas pasien menurun, pasien diberikan penjelasan agar selalu menjaga kebersihan individu, makanan dan

alat makan selalu dalam keadaan higienis, tidak terkontaminasi dengan kuman/bakteria. Makanan diajurkan yang dimasak matang sempurna, tidak dianjurkan mengkonsumsi telur setengah matang, makanan mentah lainnya atau susu tanpa dipasturisasi, biasa disebut neutropenic diet.

-      Porsi kecil tapi sering, biasanya 6 kali sehari 3-4 x makan dan 2-3 x makanan selingan/snack. Disajikan makanan kesukaan dan jangan makan menunggu sampai kondisi lapar.

-      Makanan dan snack disarankan yang mengandung tinggi kalori dan protein seperti hasil produk dari susu, telur, daging, ikan, ayam.

-      Bentuk makanan sesuai dengan kemampuan pasien mengkonsumsi, dapat berupa kombinasi oral (nasi, tim, bubur dengan lauk pauknya, sayur dan buah) disertai makanan enteral berupa susu sapi, susu kacang hijau, susu kedele.

Page 25: Contoh Kasus Gizi

-      Asupan air harus cukup 8 s/d 10 gelas sehari selain untuk mencukupi kebutuhan, agar fungsi ginjal tetap baik dan sisa obat kemo dapat keluar bersama urine. Sebagian minuman dianjurkan yang tinggi kalori dan protein seperti milk shake, atau susu sebagai suplemen. Efek samping pengobatan kemoterapi dan solusinya diinformasikan pada pasien saat memberikan konseling gizi sebagai berikut, apabila terjadi:

o    Anoreksia: Makanan yang dingin lebih baik dari panas, cair jernih, es krim, milkshake, gelatin, puding, semangka, anggur. Hindari minum sebelum makan. Minuman dalam bentuk segar.

o    Berat badan yang turun: menganjurkan mengkonsumsi makanan favorit. Bila tidak dapat mengkonsumsi makanan oral dimodifikasi dengan kombinasi makanan enteral.

o    Mual/ Muntah: Makanan kering, hindari bau yang merangsang, hindari makanan berlemak, anjurkan makan perlahan, tidak tiduran setelah makan.

o    Diare: Memberikan cairan cukup, dengan modifikasi diet berdasarkan kemampuan  menelan, karena kadang terjadi dysphagia. Hindari makanan terlalu panas/ dingin. Makanan lunak & saring lebih dapat diterima dari pada makanan biasa. Hindari makanan pedas dan asam.

o    Malabsorpsi: Pada kasus ini digunakan makanan enteral rendah laktosa. Elemental diet/ oligomerik formula digunakan bila fungsi penyerapan zat gizi sangat jelek. Na, K tinggi. Cair jernih berasal dari sirup atau kaldu 1X 24 jam dapat membantu.

 

Monitoring dan evaluasi merupakan langkah akhir dari asuhan gizi, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data sebagai berikut:

-      Asupan makanan/ zat gizi yang dapat dikonsumsi.-      Status gizi berdasarkan Antopometri, biokimia, fisik.-      Kualitas hidup.-      Perilaku dan lingkungan (perubahan penget, perilaku mengenai makanan).

 

Sebagai penutup dapat disimpulkan mencegah kanker lebih baik dari pada mengibati yaitu dengan mengontrol faktor risiko yang dapat dikontrol diantaranya merubah gaya hidup dengan pola makan yang baik dan seimbang, menjaga IMT, olah raga, dan lain-lain.

 

Terapi diet kanker dengan kemoterapi disesuaikan dengan kondisi pasien, yang bertujuan optimalisasi status gizi. Cukup energi, protein, vitamin dan mineral, lemak tidak berlebihan. Porsi kecil tapi sering, bentuk makanan sesuai kemampuan.

 

 

Sumber : Halo Cipto (Maret 2012-PKRS)