cedera siku 3

Upload: fitryginting

Post on 14-Jul-2015

872 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

BAB 1 PENDAHULUAN

Siku merupakan subjek cedera yang sering dalam olahraga karena jangkauan geraknya yang luas, susunan tulang lateral yang lemah, dan kelenturan relatif pada jaringan lunak sekitar sendi. Setiap cedera yang mengenai jaringan lunak maupun pada jaringan keras didaerah siku tersebut telah memiliki nama sendiri berdasarkan lokasinya dan macam-macam cederanya. Cedera tersebut bisa terjadi karena penetrasi yang dalam atau rangkaian pukulan pada proporsi siku yang tajam dan langsung, gerakan resitif yang berlebihan, mikro trauma berulang-ulang, gerakan insersio dari otot ekstensor lateral epicondilus dan gerakan fleksi dari pergelangan tangan dengan kekuatan penuh yang berulang-ulang dan putaran tenaga yang ekstrim valgus dari siku. Banyak ditemukan berbagai macam keluhan pada daerah siku, keluhan ini berupa nyeri tekan yang sangat sakit pada daerah sekitar jaringan lunak (misalnya otot, tendon dan ligamen) atau pada daerah tulang(jaringan keras) baik posisi ujung, tengah atau pangkal tulang. Nyeri siku dapat berupa internal elbow pain, medial elbow, posterior elbow pain, acute elbow injures dan forearm pain. Setiap cedera yang mengenai jaringan lunak maupun jaringan keras di daerah siku tersebut memiliki nama sendiri seperti kontusio, olecranon bursitis, strains, elbow sparain, lateral epicondylitis, medial epicondylitis, elbow osteochondritis dissecans, little leque elbow, cubital tunnel syndrome, dislokasi elbow, fracture dan contractur volkmans.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Siku Sendi siku tersusun atas tiga tulang yaitu: humerus (tulang lengan atas), radius (tulang pengupil lengan bawah) dan ulna (tulang hasta). Ujung bawah humerus membentuk dua articulatio kondilus (tonjolan pada tulang) yang tersambung dengan baik. Kondilus lateral adalah kapitulum (ujung yang membesar seperti kepala tongkat) dan kondilus medial disebut trochlea. Kapitulum yang membulat berhubungan dengan kepala konkaf radius. Trochlea, yang berbentuk gelondong, berada di dalam suatu alur yang berhubungan, takik semilunar (berbentuk bulan sabit), yang disediakan oleh ulna antara proses-proses olecranon (ujung atas tulang hasta yang berupa taju) dan coronoid. Di atas tiap-tiap kondilus adalah suatu proyeksi yang disebut epikondilus. Rancangan struktur persendian siku memungkinkan fleksi dan ekstensi oleh hubungan trochlea dengan takik semilunar ulna. Pronasi lengan bawah (pemutaran lengan bawah ke dalam) dan supinasi lengan bawah (pemutaran lengan bawah ke luar) dapat terjadi karena kepala radius bersandar pada kapitulum dengan bebas tanpa batasan-batasan tulang apapun.

Pada dasarnya di dalam sendi siku terdapat dua gerakan yakni fleksi/ekstensi dan rotasi berupa pronasi dan supinasi. Gerakan fleksi dan ekstensi terjadi antara tulang humerus dan lengan bawah (radius dan ulna), pronasi dan supinasi terjadi karena radius berputar pada tulang ulna, sementara itu radius juga berputar pada boros bujurnya sendiri. Sendi radioulnar proksimal dibentuk oleh kepala radius dan incisura radialis ulna dan merupakan bagian dari sendi siku. Sendi radioulnar distal terletak dekat pergelangan tangan. Sendi siku sangat stabil yang diperkuat oleh simpai sendi yaitu ligament collateral medial dan lateral. Ligamentum annulare radii menstabilkan terutama kepala radius.

Membran synovial (selaput sega) yang umum mengisi sendi-sendi antara siku dan radioulnar superior, melumasi struktural-struktural yang lebih dalam pada kedua sendi, seperti kapsul yang mengelilingi keseluruhan sendi siku, yang paling utama di dalam area siku adalah bursa-bursa bicipital dan olecranon. Bursa bicipital berada di dalam aspek anterior tuberositas bicipital dan mengalasi tendo pada saat lengan atas diputar ke dalam. Bursa olecranon berada di antara procecus olecranon dan kulit. Otot-otot yang berfungsi pada gerakan sendi siku ialah brachioradialis, biceps brachii, otot triceps brachii, pronator teres dan supinator. Selain otot di atas, dari siku juga berasal sejumlah otot yang berfungsi untuk pergelangan tangan seperti otot ekstensor carpi radialis longus yang berfungsi sebagai penggerak utama ekstensi sendi pergelangan tangan dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf servikal 6 - 7, otot ekstensor carpi radialis brevis, berfungsi sebagai penggerak utama ekstensi dan abduksi sendi pergelangan tangan dipersarafi oleh saraf radialis akar saraf servikal 6 - servikal 7.

Jaringan lunak superfisial dekat dengan kulit di siku sebelah depan terdapat pembuluh darah vena yang menuju ke jantung. Jauh di dalam fosa/lekuk antecubital terdapat arteri-arteri brachial dan medial yang memasok area ini dengan darah yang teroksigenasi. Saraf-saraf yang berasal dari vertebrae servicalis ke lima sampai ke delapan dan vertebrae thoracis mengendalikan otot-otot siku. Dalam fossa cubital saraf-saraf ini menjadi saraf-saraf musculocutaneous, radial, dan median.

Tabel 1. Gerakan yang melawan untuk menentukan kelemahan otot dalam hubungannya dengan cedera siku

Gerakan melawan

Otot-otot utama yang terlibat

Saraf-saraf

Pelenturan siku

Biceps brachii Brachial Brachioradial

Musculocutaneous (sercvikal 5 dan 6) Musculocutaneous (sercvikal 5 dan 6) Radial (servikal 5 dan 6) Radial (servikal 5 dan 6) Musculocutaneous (sercvikal 5 dan 6) Radial (servikal 6) Median (servikal 6 dan 7) Median (servikal 8, thoracis 1)

Perluasan siku Supinasi lengan atas

Triceps brachii Biceps brachii Supinator Pronator teres Pronator quadratus

Pronasi lengan atas

2.2. Defenisi dan Pasofisiologi Cedera Siku Cedera siku merupakan cedera yang mengakibatkan kerusakan pada struktur sendi siku. Cedera tersebut mungkin melibatkan otot, tendon, tulang, atau ligamen yang mendukung sendi siku. Respon jaringan muskuloskeletal terhadap trauma terdiri atas tiga fase, yaitu fase inflamasi akut, fase proliferatif, serta fase maturasi dan remodelling. Pada fase inflamasi akut, terjadi iskemia, gangguan metabolik, dan kerusakan membran sel karena proses peradangan, yang pada gilirannya ditandai dengan infiltrasi sel-sel inflamasi, edema jaringan, eksudasi fibrin, penebalan dinding kapiler, penututpan kapiler, dan kebocoran plasma. Segera setelah terjadi cedera, terjadi proses peradangan sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Peradangan ditandai dengan panas, merah, bengkak, nyeri, dan hilangnya fungsi. Panas dan warna merah di tempat cedera disebabkan karena meningkatnya aliran darah dan metabolisme di tingkat sel. Pembengkaan akan terjadi di daerah cedera karena kerja agen-agen inflamasi dan tingginya konsentrasi protein, fibrinogen dan gamma globulin. Cairan akan mengikuti protein, keluar sel dengan cara osmosis, sehingga timbul bengkak. Rasa nyeri disebabkan oleh iritan kimiawi yang dilepaskan di tempat cedera. Nyeri juga terjadi akibat meningkatnya tekanan jaringan karena bengkak yang akan mempengaruhi reseptor saraf, dan menyebabkan nyeri. Pada fase proliferatif, terjadi pembentukan faktor pembekuan fibrin dan proliferasi fibroblast, sel sinovial, dan kapiler. Sel-sel inflamasi menghilangkan jaringan yang rusak dengan fagositosis, dan fibroblast secara ekstensif memproduksi kolagen (pada awalnya adalah yang paling lemah, yaitu kolagen tipe 3, selanjutnya tipe 1 ) dan komponen matriks ekstraselular lainnya. Fase maturasi ditandai dengan berkurangnya kandungan air proteoglikan pada jaringan penyembuhan dan serabut kolagen tipe 1 akan kembali normal. Kira-kira 6 sampai 8 minggu sesudah cedera, serabut kolagen baru dapat menahan tekanan yang mendekati normal, meskipun maturasi tendon dan ligamen mungkin membutuhkan waktu lebih lama, bisa sampai 6-12 bulan.

2. 3. Cedera-cedera yang sering terjadi pada siku a) Lateral epikondilitis (tennis elbow) Sudah dikenal sejak permulaan abad ke -19, sering diderita pada pemain tennis atapun olahraga sejenis seperti squash, badminton, tennis meja. Cedera ditimbulkan akibat gerakan yang berulang-ulang pada satu sisi dalam pekerjaan misalnya pada petenis melakukan tehnik cara memukul bola baik back hand ataupun servis yang salah. Ataupun memukul dengan terlalu keras, karena memukul bola tennis dengan kecepatan 50 km/jam secara teoretis sama dengan mengangkat beban seberat 25 kg. Keluhan berupa gejala nyeri dan sakit pada posisi luar siku, tepatnya pada epikondilus lateralis humeri. Biasanya terjadi karena pukulan top spin back hand yang terus-menerus, jadi bersifat over use. Etiologi dari tennis elbow ini belum jelas. Banyak para ahli menganggap bahwa gerakan yang terus-menerus serta intensif dalam bentk pronasi dan supinasi dengan tangan yang memegang tangkai raket, menimbulkan over strain pada otot-otot extensor lengan bawah yang berorigo pada epikondilus lateralis humeri. Tarikan pada otot-otot tersebut akan menimbulkan mikro trauma yang makin lama makin bertumpuk menjadi makro trauma, sehingga akhirnya menimbulkan tennis elbow. Ada juga yang menganggap disebabkan oleh peradangan (inflamasi) periosteum yang menutupi epikondilus lateralis humeri. Inflamasi tersebut karena tarikan yang terus-menerus dari otot-otot extensor lengan bawah yang berorigo pada epikondilus lateralis humeri. Tennis elbow tidak semata-mata hanya timbul pada pemain tennis saja, tapi dapat timbul pada cabang angkat besi, bahkan pada ibu rumah tangga atau penjual minuman botol yang benyak membuka tutup botol.

Lateral epikondilitis (tennis elbow)

a) Medial epikondilitis (golfers elbow) Sejenis dengan tennis elbow, disebut juga medial epikondilitis atau fore hand tennis elbow. Yang terkena di sini adalah epikondilus medialis humeri. Mengenai patofisiologinya sama dengan tennis elbow, hanya saja yang mengalami mikro trauma adalah origo dari otot-otot yang melakukan fleksi lengan bawah, jadi yang berorigo pada epikondilus medialais humeri. Golfers elbow biasanya diderita oleh pemain golf, tetapi pemain jenis olahraga lainya juga dapat mengalaminya, yaitu nyeri di siku bagian dalam. Penanganan sementara dimana pasien istirahat untuk beberapa waktu lamanya sambil diberi fisiotherapi pemanasan ataupun pemijatan dan juga latihan memperkuat otot-otot lengan bawah, yaitu dengan cara memegang dumbbell dengan telapak tangan terbuka ke atas sambil mengadakan gerakan volarfleksi pada pergelangan tangan, dimana lengan bawah diletakkan melekat pada meja.

Medial epikondilitis (golfers elbow)

C). Acute Elbow Injuries Cedera akut ke siku umumnya dialami kurang dari 2 minggu di durasi dan mungkin atau tidak dapat dikaitkan dengan trauma langsung. Trauma akut untuk siku dapat menyebabkan fraktur, dislokasi atau rupture tendon. Nyeri biasanya terlokalisasi dengan baik dan mekanisme cedera jelas. Penderita biasanya mengeluhkan terjadinya hilangnya fungsi siku. pembengkakan, memar dan atau

D). Bursitis (students elbow) Bursa adalah semacam bantalan, apabila tumpuan pada bantalan tersebut berlebihan atau karena cedera dapat mengakibatkan perdarahan kecil yang dapat menimbulkan peradangan pada bursa atau bantalan tersebut. Gejala nyeri pada aktifitas maupun istirahat pada siku. Pengobatan dengan diistirahatkan sampai gejala berkurang, bila perlu dilakukan aspirasi cairan darah, penyuntikan steroid lokal, ataupun tindakan operasi pembuangan bursa pada kasus berat.

Bursitis (students elbow)

E). Little League Elbow Paling sering pada pemain baseball, nyeri pada siku bagian dalam, apabila nyeri timbul secara tiba-tiba biasanya disebabkan terlepasnya perlengketan otot di tulang siku. Pengobatan dengan diistirahatkan, stop kegiatan melempar, apabila dari hasil rontgen terdapat cedera lepas pada tulang tempat melekat otot perlu dilakukan pemasangan gips ataupun sampai tindakan operasi.

F). Elbow Dislocation Salah satu cedera pada siku yang paling serius adalah dislokasi siku. Etiologi dapat terjadi biasanya karena adanya riwayat terjatuh saat berolahraga ataupun jatuh dari ketinggian yang melibatkan radius, humerus dan ulna. Pasien mengalami penurunan gerakan dan nyeri akut pada permukaan siku. Siku juga dapat mengalami deformitas. Dislokasi yang paling sering terjadi merupakan dislokasi posterior . Komplikasi seperti kelumpuhan saraf median dapat terjadi, tetapi prognosis untuk pemulihan sangat baik. Kerusakan arteri brachial jarang terjadi..

Elbow Dislocation

G). Elbow Fracture Fraktur dari siku dapat menyebabkan nyeri akut, pembengkakan, luka memar dan berpotensial mengalami deformitas sendi. Patah tulang siku perlu cepat ditangani untuk meminimalkan komplikasi jangka panjang seperti kehilangan gerak siku yang semakin parah dan kekakuan yang kronis. Trauma langsung atau jatuh pada keadaan tangan terjulur dapat menyebabkan fraktur pada olecranon (ulnaris proksimal). Fraktur sendi siku yang paling sering terjadi adalah : y y y y y y y Radial head fracture Olecranon fracture Supracondylar fracture Fractures coronoid process Intercondylar fractures Condylar fractures Capitellum fractures Nyeri siku pada saat fleksi mungkin menunjukkan fraktur humerus distal. Dalam keadaan ini, x-ray diperlukan untuk menentukan kemungkinan patah tulang. Operasi seringkali diperlukan untuk patah tulang yang parah. Kerusakan tambahan pada saraf dan pembuluh darah ekstremitas atas juga mungkin terlihat. Pasien mungkin mengeluh mati rasa atau kesemutan dari lengan bawah digit atau tangan menunjukkan kerusakan saraf potensial. Cedera pada pembuluh darah dapat menurunkan perfusi ke lengan bawah dan tangan dengan gejala suhu berkurang atau pulse melemah atau tidak ada di pergelangan tangan.

Elbow Fracture

http://www.sportsinjuryclinic.net/cybertherapist/elbow_pain.php#E http://www.joint-pain-expert.net/elbow-anatomy.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3537/1/anatomi-sufitni2.pdf PERAWATAN CEDERA SIKU Oleh: Bambang Priyonoadi Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY