case report - dhf

72
Melissa L. Thenata Universitas Tarumanagara

Upload: melissa-laurenshia-thenata

Post on 12-Nov-2015

88 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Laporan kasus anak dengan DHF disertai analisa dan teori.

TRANSCRIPT

  • Melissa L. Thenata

    Universitas Tarumanagara

  • Identitas

    Nama : An. M. H.

    Umur : 10 tahun 1 bulan

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Masuk RS : Jumat, 1 Maret 2013, Pk. 19.14 (IGD)

    Keluar RS : Selasa, 5 Maret 2013

  • Riwayat Medis (Alloanamnesa Ibu Os, 3 Maret 2013)

    Keluhan Utama : Batuk berdahak

    Keluhan Tambahan : Sakit perut, mual,

    belum mau makan

  • Riwayat Medis

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Sejak hari Minggu malam (24 Februari 2013), yaitu 5 hari SMRS,

    pasien mendadak panas tinggi disertai menggigil. Panas

    berlangsung terus menerus dan turun bila minum Paracetamol

    tetapi suhu tidak pernah mencapai normal. Tidak ada perbedaan

    panas antara siang dan malam.

    Pasien datang dirujuk oleh RSUD X dengan diagnosa DHF grade

    III, masuk ke RS melalui IGD dalam keadaan lemah, tampak sakit

    sedang, petekie (+), akral sedikit dingin.

  • Riwayat Medis

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Sebelum ke RS, gusi pasien berdarah dan berhenti sebelum

    tiba di RS.

    Hari Rabu pasien mengeluhkan sakit perut dan mual serta

    muntah sehingga nafsu makan berkurang.

    Hari Sabtu pasien mulai mengeluh batuk berdahak.

    Tidak ada keluhan sesak, pilek, maupun mencret.

  • Riwayat Medis

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Di keluarga dan sekolah pasien tidak ada sakit demam

    berdarah.

    Di lingkungan tempat tinggal ada tetangga pasien yang

    sakit demam berdarah.

    Riwayat bepergian ke luar kota dalam minggu-minggu

    terakhir disangkal.

  • Riwayat Medis

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    Diare :

    Otitis :

    Radang paru :

    TBC :

    Kejang :

    Ginjal :

    Jantung :

    Cacingan :

    Darah :

    Difteri :

    Morbili :

    Parotitis :

    DBD :

    Typhoid :

    Operasi :

  • Riwayat Medis

    Riwayat Penyakit Keluarga :

    Asma :

    TBC :

    Penyakit jantung : Kakek

    Kencing manis : Nenek

    Darah tinggi : Kakek

    Alergi obat :

  • Riwayat Medis

    Riwayat Kehamilan dan Persalinan :

    Selama kehamilan ibu os tidak pernah mengonsumsi obat-

    obatan maupun alkohol dan rajin memeriksa kandungannya

    ke dokter kandungan.

    Os lahir spontan di RS, ditolong oleh dokter kandungan,

    langsung menangis, gerakan aktif, tidak ada cacat bawaan.

    BB 3200 gram, PB = 48 cm, LK orang tua lupa

    Kesan : Riwayat kehamilan dan persalinan baik

  • Riwayat Medis

    Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :

    Pertumbuhan gigi I : 6 bulan

    Tengkurap : 2 bulan

    Duduk : 6 bulan

    Merangkak : 9 bulan

    Berdiri : 11 bulan

    Berjalan : 1 tahun 3 bulan

    Berbicara : 1 tahun 6 bulan

    Kesan : Riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik

  • Riwayat Medis

    Riwayat imunisasi dasar :

    Hepatitis B : 4 x

    BCG : 1 x

    DPT : 5 x

    Polio : 5 x

    Campak : 2 x

    Kesan : Riwayat imunisasi dasar baik

  • Riwayat Medis

    Riwayat makan :

    ASI : 0 2 tahun

    Susu formula : > 2 tahun

    Makan lunak : 6 bulan 1 tahun

    Nasi tim : 1 tahun 1,5 tahun

    Saat ini : nafsu makan baik, 3x sehari, porsi & gizi cukup

    Kesan : Kualitas dan kuantitias makan baik

  • Keadaan Umum (Minggu, 3 Maret 2013)

    Kesan umum : Tampak sakit ringan

    Kesadaran : Compos mentis

    Tekanan darah : 110/70 mmHg

    Nadi : 86x / menit, irama teratur, isi cukup, teraba kuat

    Pernapasan : 24x / menit

    Suhu tubuh : 36,2 C

    Berat badan : 45 kg; BB/U standar NCHS = 31,7 142%

    Tinggi badan : 146 cm; TB/U standar NCHS = 138 105,8%

    IMT : 21,1 kg/m2 (N = 18,5 23)

  • Pemeriksaan Fisik

    Kepala : Normocephali, tidak teraba benjolan, rambut

    terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak mudah

    patah

    Muka : Edema palpebra (+)

    Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat

    isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya (+/+)

    Telinga : Bentuk normal, sekret (-/-), serumen (-/-), nyeri tekan

    tragus (-/-) nyeri tarik aurikuler (-/-)

  • Pemeriksaan Fisik

    Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-/-), PCH (-/-)

    Mulut : Bentuk normal, bibir kering, sianosis (-), lidah tidak kotor

    Tenggorokan : Faring hiperemis, tonsil T1 T1

    Leher : Trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba

    KGB : Submandibula, retroaurikuler, servikal, supraklavikula,

    axilla dan inguinal tidak teraba

    Kulit : Turgor baik, petekie (+) pada lengan dan kaki

    Genitalia : Bentuk normal

  • Pemeriksaan Fisik

    Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), tidak ada deformitas

    Pulmo : Dalam batas normal, tidak ditemukan ronkhi /

    wheezing

    Cor : Dalam batas normal, tidak ditemukan kelainan

    Abdomen : Dalam batas normal, tidak ditemukan kelainan

    Kesan : Pada pemeriksaan fisik terdapat edema palpebra,

    faring hiperemis, dan petekie pada lengan dan kaki

  • Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan 3/3 (22.09) Nilai Normal

    Hemoglobin (g/dl) 13,3 13,2 17,3

    Hematokrit (vol %) 38 40 52

    Trombosit (/l) 37.000 150.000 440.000

    Leukosit (/l) 8.890 3.800 10.600

  • Resume

    Telah diperiksa seorang anak laki-laki berumur 10 tahun 1

    bulan yang datang ke IGD RS dengan keluhan demam sejak 5

    hari SMRS disertai sakit perut, mual serta muntah 2 hari SMRS.

    Terdapat perdarahan gusi yang sudah berhenti sebelum pasien

    tiba di RS. Pasien masuk ke RS dengan keadaan umum lemah,

    tampak sakit sedang, petekie (+) dan akral sedikit dingin.

  • Resume

    Saat anamnesa, pasien mengeluh batuk berdahak, perut

    sakit, mual, dan masih belum mau makan.

    Pada pemeriksaan fisik tanggal 3 Maret 2013, keadaan umum

    pasien tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis,

    tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 86x/menit, pernapasan

    24x/menit, suhu 36,2C.

    Terdapat edema palpebra, faring hiperemis serta petekie

    pada lengan dan kaki.

  • Resume

    Pemeriksaan laboratorium tanggal 3 Maret 2013 Pk 06.26

    didapatkan hasil sbb :

    Pemeriksaan 3/3 (06.26) Nilai Normal

    Hemoglobin (g/dl) 13,3 13,2 17,3

    Hematokrit (vol %) 38 40 52

    Trombosit (/l) 37.000 150.000 440.000

    Leukosit (/l) 8.890 3.800 10.600

  • Diagnosis Kerja

    Dengue hemorrhagic fever grade III

    Diagnosis Banding

    Syok hipovolemi karena perdarahan

  • Penatalaksanaan

    Oksigen 2 L / menit

    IVFD RL 20 ml/kgBB dalam 30 menit 900 ml dalam 30 menit

    IVFD RL 10 ml/kgBB/jam 450 ml/jam sampai klinis stabil

    Stabil dalam 24 jam atau Ht < 40 vol % diturunkan bertahap

    menjadi IVFD RL 5 ml/kgBB/jam 225 ml/jam

    Kemudian diturunkan lagi menjadi 3 ml/kgBB/jam 135

    ml/jam

  • Pemeriksaan yang dianjurkan

    1. Observasi tekanan darah dan nadi tiap 15 menit, Ht dan trombosit

    tiap 4-6 jam, elektrolit dan gula darah sampai klinis stabil

    2. Cek Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam, serta elektrolit dan gula darah

    3. Pemberian cairan tidak melebihi 48 jam setelah syok teratasi

    4. Monitor jumlah cairan yang diberikan serta jumlah dan frekuensi

    diuresis

    5. Pemeriksaan Rontgen Thorax AP dan RLD

  • Prognosa

    Ad vitam : bonam

    Ad functionam : bonam

    Ad sanationam : bonam

  • Follow Up Harian

    Jumat, 1 Maret 2013 (Hari sakit ke-5, hari rawat ke-1)

    S : Lemah, mual, tidak mau makan

    O : Tampak sakit sedang, kesadaran CM, edema palpebra (+),

    akral sedikit dingin, petekie (+)

    A : DHF grade III

    P : Oksigen 2 L / menit

    IVFD RL 900 ml dalam 30 menit, kemudian RL 450 ml/jam

    sampai klinis stabil

    Paracetamol sirup 3 x 2 cth (k/p)

  • Follow Up Harian

    Jumat, 1 Maret 2013 (Hari sakit ke-5, hari rawat ke-1)

    TD : 90/60 mmHg RR : 28 x/menit

    Nadi : 102 x/menit Suhu : 36,5 C

    Pemeriksaan 1/3 (pagi) 1/3 (12.15) 1/3 (19.43)

    RSSM Nilai Normal

    Hemoglobin (g/dl) 13,1 16,1 13,8 13,2 17,3

    Hematokrit (vol %) 39,6 48,2 39 40 52

    Trombosit (/l) 68.000 46.000 49.000 150.000 440.000

    Leukosit (/l) 4.900 3.200 7.910 3.800 10.600

  • Follow Up Harian

    Sabtu, 2 Maret 2013 (Hari sakit ke-6, hari rawat ke-2)

    S : Lemah, mual, tidak mau makan, batuk berdahak

    O : Tampak sakit ringan, kesadaran CM, edema palpebra (+),

    faring hiperemis, petekie (+)

    A : DHF grade III

    P : IVFD RL 225 ml/jam, diturunkan bertahap hingga 135 ml/jam

    Ambroxol 3 x tab

    Paracetamol sirup 3 x 2 cth (k/p)

  • Follow Up Harian

    Sabtu, 2 Maret 2013 (Hari sakit ke-6, hari rawat ke-2)

    TD : 110/70 mmHg RR : 22 x/menit

    Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,1 C

    Pemeriksaan 2/3 (09.52) 2/3 (18.19) Nilai Normal

    Hemoglobin (g/dl) 13,0 13,7 13,2 17,3

    Hematokrit (vol %) 38 39 40 52

    Trombosit (/l) 39.000() 38.000 () 150.000 440.000

    Leukosit (/l) 6.510 8.460 3.800 10.600

  • Follow Up Harian

    Minggu, 3 Maret 2013 (Hari sakit ke-7, hari rawat ke-3)

    S : Batuk berdahak, perut sakit, mual, tidak mau makan

    O : Tampak sakit ringan, kesadaran CM, edema palpebra (+),

    faring hiperemis, petekie (+)

    A : DHF grade III

    P : IVFD RL 135 ml/jam

    Ambroxol 3 x tab

    Paracetamol sirup 3 x 2 cth (k/p)

  • Follow Up Harian

    Minggu, 3 Maret 2013 (Hari sakit ke-7, hari rawat ke-3)

    TD : 110/70 mmHg RR : 24 x/menit

    Nadi : 86 x/menit Suhu : 36,2 C

    Pemeriksaan 3/3 (06.26) Nilai Normal

    Hemoglobin (g/dl) 13,3 13,2 17,3

    Hematokrit (vol %) 38 40 52

    Trombosit (/l) 37.000 () 150.000 440.000

    Leukosit (/l) 8.890 3.800 10.600

  • Follow Up Harian

    Senin, 4 Maret 2013 (Hari sakit ke-8, hari rawat ke-4)

    S : Batuk berdahak, mual, makan sedikit

    O : Tampak sakit ringan, kesadaran CM, edema palpebra (+),

    faring hiperemis, petekie (+)

    A : DHF grade III

    P : Ambroxol 3 x tab

    Paracetamol sirup 3 x 2 cth (k/p)

  • Follow Up Harian

    Senin, 4 Maret 2013 (Hari sakit ke-8, hari rawat ke-4)

    TD : 120/80 mmHg RR : 24 x/menit

    Nadi : 86 x/menit Suhu : 37,4 C

    Rontgen Thorax AP + RLD Pk. 09.59 : Pleuropneumonia Dextra

    Pemeriksaan 4/3 (06.30) Nilai Normal

    Hemoglobin (g/dl) 13,1 13,2 17,3

    Hematokrit (vol %) 37 40 52

    Trombosit (/l) 54.000 () 150.000 440.000

    Leukosit (/l) 10.080 3.800 10.600

  • Follow Up Harian

    Selasa, 5 Maret 2013 (Hari sakit ke-9, hari rawat ke-5)

    S : Batuk berdahak, nafsu makan meningkat

    O : Tampak sakit ringan, kesadaran CM, faring hiperemis

    A : DHF grade III dengan penyembuhan

    P : Ambroxol 3 x tab

    Paracetamol sirup 3 x 2 cth (k/p)

  • Follow Up Harian

    Selasa, 5 Maret 2013 (Hari sakit ke-9, hari rawat ke-5)

    TD : 120/70 mmHg RR : 24 x/menit

    Nadi : 84 x/menit Suhu : 36 C

    Pemeriksaan 5/3 (06.47) Nilai Normal

    Hemoglobin (g/dl) 12,5 13,2 17,3

    Hematokrit (vol %) 36 40 52

    Trombosit (/l) 148.000 () 150.000 440.000

    Leukosit (/l) 11.460 3.800 10.600

  • Analisa Kasus Manifestasi Klinis

    Manifestasi Klinis Pasien Anak (%) Pada Pasien Kasus

    Uji tourniquet 54,5 69,4 (+)

    Perdarahan spontan 56,4 66,8 (+)

    Hepatomegali 37,4 51,7 ()

    Splenomegali ()

    Nyeri perut 37,4 51,7 (+)

    Syok 27,7 34,3 ()

    Nyeri kepala ()

    Muntah 17,1 71,3 (+)

    Mual 5,3 (+)

    Konstipasi ()

  • Analisa Kasus Manifestasi Klinis

    Manifestasi Klinis Pasien Anak (%) Pada Pasien Kasus

    Nyeri otot ()

    Nyeri sendi ()

    Diare 4,5 23,8 ()

    Batuk 6,7 35 (+)

    Kejang 1,6 7,8 ()

    Kesadaran menurun 9,2 18,7 ()

    Trombositopenia 59 80,7 (+)

    Hemokonsentrasi 67,8 80,2 (+)

    Pada pasien kasus ditemukan manifestasi klinis yang hampir semua ada

    pada pasien dengan DBD.

  • Analisa Kasus Diagnosis

    Diagnosis DBD Pasien Kasus

    Kriteria Klinis Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang

    jelas, berlangsung terus menerus selama 2 7

    hari

    (+)

    Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji

    tourniquet (+), petekie, ekimosis, epistaksis,

    perdarahan gusi, hematemesis, dan atau

    melena

    (+)

    Pembesaran hati ()

    Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta

    penurunan tekanan nadi, kaki dan tangan

    dingin, kulit sembab dan pasien tampak gelisah

    (+)

  • Analisa Kasus Diagnosis

    Diagnosis DBD Pasien Kasus

    Kriteria Lab Trombositopenia (100.000 / mm3 atau

    kurang)

    (+)

    Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari

    peningkatan hematokrit 20% atau lebih

    menurut standar umur dan jenis kelamin

    (+)

    Dengan ditemukannya 2 atau 3 patokan klinis pertama disertai

    trombositopenia dan hemokonsentrasi sudah cukup untuk klinis membuat

    diagnosis DBD. Pada pasien kasus ditemukan 4 kriteria klinis + 2 kriteria lab

    sehingga diagnosis klinis DBD dapat ditegakkan.

  • Analisa Kasus Diagnosis Banding Syok saat panas turun namun didahului demam :

    Syok hipovolemi : diare dehidrasi berat, perdarahan

    Syok saat demam :

    Syok sepsis

    Syok anafilaksis

    Syok disertai gangguan fungsi atau irama jantung :

    Syok kardiogenik : congenital heart disease, miokarditis

    Pada kasus ini diagnosis bandingnya adalah syok hipovolemi yang

    disebabkan oleh perdarahan karena terdapat perdarahan sebelumnya dan

    pada saat pasien datang pasien sudah tidak demam.

  • Analisa Kasus Klasifikasi (WHO)

    Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi

    perdarahan adalah uji tourniquet positif.

    Derajat II Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan/atau perdarahan lain.

    Derajat III Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut,

    tekanan nadi menurun ( 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin,

    lembab, dan pasien menjadi gelisah.

    Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

    Pasien kasus termasuk DBD derajat III dengan tanda-tanda klinis yaitu

    terdapat petekie, perdarahan gusi, nadi cepat dan lembut, tekanan nadi

    menurun menjadi 90/60 mmHg, akral dingin, namun tidak sampai terjadi

    syok berat.

  • Analisa Kasus Indikasi Rawat

    Keadaan kedaruratan: muntah terus menerus, muntah darah, berak darah,

    hiperpireksia, kejang, kesadaran menurun, tanda-tanda syok.

    Hematokrit meningkat setelah 2 kali pemeriksaan berturut-turut.

    Tanpa tanda kedaruratan tetapi anak tidak mau makan/minum sama sekali.

    Rumah jauh dari pelayanan kesehatan.

    Dalam kasus ini pasien diindikasikan untuk rawat inap karena adanya

    keadaan kedaruratan yaitu tanda-tanda syok yang disertai

    peningkatan hematokrit.

  • Analisa Kasus Penatalaksanaan

    Oksigenasi 2 L/menit

    IVFD RL 900 ml bolus dalam 30 menit syok sudah teratasi

    Dilanjutkan dengan IVFD RL 450 ml/jam sampai keadaan klinis stabil

    Evaluasi ketat tanda-tanda vital, tanda perdarahan, diuresis, Hb, Ht,

    trombosit

    Apabila stabil dalam 24 jam atau Ht < 40%, maka IVFD RL diturunkan

    bertahap menjadi 225 ml/jam, dan seterusnya 135 ml/jam

    Pemberian infus tidak melebihi 48 jam setelah syok teratasi

  • Analisa Kasus Indikasi Pulang

    Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik

    Nafsu makan membaik

    Tampak perbaikan secara klinis

    Hematokrit stabil

    Tiga hari setelah syok teratasi

    Jumlah trombosit > 50.000/mm3 dan cenderung meningkat

    Tidak dijumpai distres pernapasan yang disebabkan efusi

    pleura/asidosis

  • Analisa Kasus Indikasi Pulang

    Pasien kasus tidak demam selama dirawat di RS, nafsu makan

    membaik, tampak perbaikan secara klinis, hematokrit stabil, 4

    hari setelah syok teratasi, trombosit dari 54.000/mm3 naik

    menjadi 148.000/mm3, tidak ada distres pernapasan.

    Pasien kasus sudah dapat dipulangkan pada tanggal 5 Maret

    2013. Namun apabila keadaan pasien memburuk dianjurkan

    untuk segera dibawa ke IGD kembali.

  • Pendahuluan

    Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

    disebabkan oleh virus dengue melalui perantara arthropoda

    (nyamuk) spesies Aedes, termasuk kelompok Arbovirus,

    mempunyai serotipe DEN-1, DEN-2, DEN-3 (dominan & berat),

    dan DEN-4.

    Di Indonesia terdapat Aedes jenis A. albopictus dan A. aegypti

    yang menggigit di siang hari, banyak di perkotaan, berkembang

    biak pada tempat penyimpanan air minum, air mandi, air hujan

    yang tertampung dalam wadah, dengan jarak terbang 40-100 m.

  • Pendahuluan

    3 faktor penting penularan infeksi virus dengue: manusia (host),

    virus, dan vektor perantara.

    Aedes mengandung virus saat menggigit manusia yang sedang

    mengalami viremia (2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah

    panas timbul). Virus berkembang biak 8-10 hari dalam kelenjar

    liur nyamuk (extrinsic incubation period) sebelum ditularkan

    kembali kepada manusia saat gigitan berikutnya.

    Di tubuh manusia, masa inkubasi (intrinsic incubation period) 4-6

    hari sebelum menimbulkan penyakit.

  • Klasifikasi

    Demam Dengue

    Demam bifasik (saddle back fever) menetap 5-7 hari, mialgia /

    artralgia, nyeri retroorbita, ruam, leukopenia, limfadenopati. Tidak

    disertai kebocoran plasma walaupun dapat disertai perdarahan.

    Demam Berdarah Dengue

    Demam berat yang disertai peningkatan permeabilitas kapiler,

    kelainan hemostasis, terdapat plasma leakage yang ditandai dengan

    peningkatan hematokrit, efusi pleura dan asites.

  • Klasifikasi

    Dengue Shock Syndrome

    Sindrom syok pada DHF dengan hipotensi, hemokonsentrasi,

    hipoproteinemia dan efusi cairan ke rongga serosa. Merupakan

    manifestasi DBD yang paling serius dan digolongkan sebagai

    kegawatdaruratan medik sehingga memerlukan penanganan segera.

  • Klasifikasi

    Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi

    perdarahan adalah uji tourniquet positif.

    Derajat II Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan/atau

    perdarahan lain.

    Derajat III Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan

    lembut, tekanan nadi menurun ( 20 mmHg) atau hipotensi

    disertai kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah.

    Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat

    diukur.

    Berdasarkan klasifikasi WHO, DBD dibagi menjadi 4 derajat, yaitu :

  • Patofisiologi

    Patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan

    membedakan DD dengan DBD adalah meningginya permeabilitas

    dinding kapiler karena pelepasan zat anafilatoksin, histamin dan

    serotonin serta aktivasi sistem kalikrein yang berakibat ekstravasasi

    cairan intravaskuler.

    Akibat berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi,

    hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi pleura dan renjatan.

    Plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai saat permulaan

    demam, mencapai puncak saat renjatan. Volume plasma dapat

    menurun sampai > 30% pada renjatan berat.

  • Patofisiologi

    Perdarahan pada DHF umumnya dihubungkan dengan :

    Trombositopenia, akibat meningkatnya megakariosit muda dalam

    sumsum tulang & pendeknya masa hidup trombosit sehingga

    destruksi trombosit dalam RES meningkat.

    Fungsi agregasi trombosit menurun, oleh proses imunologis yang

    disebabkan kerusakan hati yang fungsinya terganggu oleh aktivasi

    sistem koagulasi.

  • Kriteria Klinis (WHO)

    Diagnosis DBD

    Kriteria Klinis Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas,

    berlangsung terus menerus selama 2 7 hari

    Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji tourniquet

    (+), petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,

    hematemesis, dan atau melena

    Pembesaran hati

    Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan

    tekanan nadi, kaki dan tangan dingin, kulit sembab dan

    pasien tampak gelisah

  • Kriteria Klinis (WHO)

    Diagnosis DBD

    Kriteria Lab Trombositopenia (100.000 / mm3 atau kurang)

    Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan

    hematokrit 20% atau lebih menurut standar umur dan

    jenis kelamin

  • Pemeriksaan Penunjang Laboratorium

    Jumlah leukosit

    Jumlah leukosit biasanya turun. Peningkatan jumlah sel limfosit

    plasma biru > 5% di darah tepi dijumpai pada hari ke-3 sampai ke-7.

    Jumlah trombosit

    Penurunan sampai 100.000/mm3 ditemukan antara hari ke-3

    sampai ke-7, terjadi sebelum ada peningkatan hematokrit.

    Kadar hematokrit

    Peningkatan Ht 20% merupakan indikator terjadinya perembesan

    plasma.

  • Pemeriksaan Penunjang Laboratorium

    Kadar albumin

    Biasanya menurun dan sifatnya sementara.

    Apus darah tepi

    Terdapat fragmentosit yang menandakan hemolisis.

    Kelainan elektrolit

    (1) hiponatremia akibat kebocoran plasma, anoreksia, berkeringat,

    muntah dan asupan makanan yang kurang; (2) hiperkalemia/

    hipokloremia ringan; (3) asidosis metabolik ringan dengan alkalosis

    kompensatoar.

  • Pemeriksaan Penunjang Radiologis

    Dilatasi pembuluh darah paru

    Efusi pleura

    Kardiomegali dan efusi perikard

    Hepatomegali, dilatasi V. Hepatika, kelainan parenkim hati

    Cairan dalam rongga peritoneum

    Penebalan dinding vesica fellae

  • Pemeriksaan Penunjang Serologis

    Uji HI (Hemaglutination Inhibiton Test)

    Uji pengikatan komplemen (Complement Fixation Test)

    Uji netralisasi (Neutralization Test)

    Uji Mac ELISA (IgM capture enzyme-linked immunosorbent assay)

    Uji IgG ELISA indirek

  • Diagnosis Banding

    Demam pada awal penyakit : infeksi bakteri / virus seperti

    bronkopneumonia, kolesistisis, pielonefritis, demam tifoid, malaria

    Ruam akut : morbili

    Hepatomegali : hepatitis akut dan leptospirosis

    Perdarahan di kulit : meningitis meningokok dan sepsis

    Penyakit darah : ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpurae),

    leukemia stadium lanjut, anemia aplastik

    Syok endotoksin

    Demam chikungunya

  • Penatalaksanaan

    Demam Dengue

    Tidak perlu dirawat, tirah baring selama demam

    Berikan antipiretik (paracetamol) atau kompres hangat bila perlu

    Pemberian carian dan elektrolit per oral

    Monitor suhu, jumlah trombosit, hematokrit sampai fase konvalesen

    Penurunan suhu umumnya merupakan tanda penyembuhan, namun

    harus diobservasi terhadap komplikasi DBD.

    Bila nyeri perut hebat, BAB hitam, perdarahan kulit/mukosa, keringat

    dingin, harus secepatnya dibawa ke RS

  • Penatalaksanaan

    Demam Berdarah Dengue

    Fase Demam

    Minum 50 ml/kgBB dalam 4-6 jam pertama.

    Setelah dehidrasi teratasi, diberikan cairan rumatan 80-100 ml/kgBB

    dalam 24 jam berikutnya.

    Fase Afebris (Fase Kritis/Syok)

    Penggantian volume plasma yang hilang

  • Penatalaksanaan

  • Penatalaksanaan

  • Penatalaksanaan

  • Komplikasi

    Ensefalopati dengue

    Terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan

    perdarahan, dapat juga terjadi pada DBD yang tidak disertai syok.

    Terjadi penurunan kesadaran (apatis / somnolen), disertai/tanpa

    kejang, peningkatan SGOT/SGPT, PT dan PTT memanjang, glukosa

    darah turun, alkalosis pada AGD, hiponatremia.

    Pungsi lumbal dilakukan bila syok teratasi dan kesadaran tetap

    menurun (hati-hati bila trombosit < 50.000/mm3).

  • Komplikasi

    Kelainan ginjal

    Gagal ginjal akut (GGA) umumnya terjadi pada fase terminal akibat

    syok yang tidak teratasi dengan baik.

    Pada keadaan syok berat dijumpai nekrosis tubuler akut yang

    ditandai dengan penurunan diuresis serta peningkatan ureum dan

    kreatinin.

  • Komplikasi

    Udem paru

    Akibat pemberian cairan yang berlebihan pada saat reabsorpsi

    plasma dari ruang ekstravaskuler, sehingga terjadi distres pernapasan

    dan sembab pada kelompak mata

    Gambaran udem paru harus dibedakan dengan perdarahan paru.

  • Pencegahan

    Cara pemberantasan vektor :

    Insektisida : Malation (adultisida) dan Temephos/abate (larvasida)

    Tanpa insektisida :

    Menguras bak mandi dan tempat penampungan air 1x seminggu

    Menutup tempat penampungan air rapat-rapat

    Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah

    dan benda lain yang memungkinkan nyamuk untuk bersarang.