case hepatitis aku virus a

Upload: redaadhy

Post on 06-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    1/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    1

    BAB I

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. BTR

    Umur : 16 Tahun

    Jenis kelamin : Laki - laki

    Pekerjaan : siswa

    Alamat : Salemba Jak-Pus

    Tanggal masuk RS : 16 Januari 2012

    Tanggal keluar RS : januari 2012

    II. ANAMNESA

    y Keluhan Utama :

    Mual dan Muntah

    y Keluhan Tambahan :

    Pusing, nafsu makan menurun,mata kuning

    y Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien datang ke poli penyakit dalam RS MRM dengan keluhan mual,muntah

    dan pusing kurang lebih 1 minggu lamanya,pasien juga mengeluh nafsu makan

    menurun,tidak demam ,BAK warna seperti teh,BAB warna pucat seperti

    dempul,pasien juga mempunyai riwayat minum alkohol dan merokok.

    yRiwayat penyakit dahulu :

    - Riwayat asma : disangkal

    - Riwayat penyakit maag : disangkal

    - Riwayat penyakit hati : disangkal

    y Riwayat penyakit keluarga :

    - Riwayat Hati : disangkal

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    2/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    2

    III.PEMERIKSAAN FISIK

    y TANDA VITAL

    Tekanan darah : 110/70 mmHg

    Nadi : 80 x / menit

    Suhu : 36,5C

    Pernafasan : 20 x / menit

    y UMUM

    Keadaan umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos mentis

    y KULIT

    Warna : Kekuningan

    Suhu Raba : Hangat

    y KEPALA

    Bentuk : Normocephal

    Rambut : Rambut lurus, hitam, tidak mudah dicabut.

    Nyeri Tekan : Nyeri tekan (-)

    y MATA

    Exopthalmus/Enopthalmus : Dalam batas normal

    Tekanan Bola Mata : TIO dbn

    Kelopak : Tidak ada kelainan

    Konjungtiva : Conjungtiva Anemis -/-, hiperemis -/-

    Sclera : Sklera Ikterik +/+, Hiperemis -/-Kornea : Jernih pada kedua mata kanan dan kiri

    Pupil : Isokor, refleks cahaya +/+

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    3/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    3

    y TELINGA

    Lubang : Lubang telinga lapang, Simetris, tidak tampak kelainan

    Cairan : Cairan (-/-)

    Nyeri Tekan : Nyeri tekan (-/-)

    y MULUT

    Bibir : Merah

    Gigi Geligi : Tidak dilakukan pemeriksaan

    Gusi : dalam batas normal

    Faring : tidak hiperemis

    Lidah : Lidah tidak kotor.

    y LEHER

    KGB : Pembesaran KGB (-)

    Kelenjar. Gondok : Tidak ada pembesaran

    Trakea : Letak ditengah, tidak ada deviasi.

    Tekanan Vena : Tidak ada peningkatan

    y DADA

    Bentuk : Datar, Simetris, tidak ada kelainan

    Buah Dada : Tidak ada kelainan

    y JANTUNG

    Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

    Palpasi : Iktus kordis teraba.

    Perkusi : Batas atas : Sela iga 2 garis parasternal kiri.

    Batas kanan : Sela iga 4 garis mid sternal kanan.Batas kiri : Sela iga 5 garis Midklavicula kiri.

    Auskultasi : Bunyi jantung I II murni reguler, murmur (-),

    gallop (-).

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    4/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    4

    y PARU

    Inspeksi : Pergerakan hemitoraks kiri dan kanan simetris dalam keadaan statis

    dan dinamis

    Palpasi : Fremitus Taktil dan Vokal sama pada paru kanan dan kiri

    Perkusi : Perkusi sonor pada seluruh lapang paru kanan dan kiri

    Auskultasi : Suara nafas vesikular pada lapang paru kanan dan kiri, rhonki -/-,

    wheezing -/-.

    y ABDOMEN

    Inspeksi : Perut datar, simetris, sikatriks (-)

    Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+)

    Perkusi : Tympani, Nyeri ketuk (-), Shifting dullness (-)

    Auskultasi : Bising usus (+) normal

    Hepar : Tidak teraba pembesaran

    Lien : Tidak teraba pembesaran, konsistensi keras, permukan licin,

    tidak nyeri.

    y EXTREMITAS

    Superior : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-

    Inferior : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    5/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    5

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Laboratorium Darah

    Tgl 19-01-2012

    HbsAg (-) negatif

    V. DIAGNOSA KERJA

    y Hepatitis Akut ec Virus A

    VI. DIAGNOSA BANDING

    y Hepatitis non-virus

    y Kolesistitis

    Laboratorium Darah

    Tgl 17-01-2012

    Hb : 15,6 g/dl

    Ht : 47 %

    Leukosit : 4900/mm3

    Trombosit : 262.000/mm3

    Bilirubin total : 8,10 mg/dl

    Bilirubin direk : 7,09 mg/dl

    Bilirubin indirek: 1,01 mg/dl

    Ureum : 25 mg/dl

    Creatinin : 0,89 mg/dl

    SGOT : 954 U/L

    SGPT : 1704 U/L

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    6/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    6

    VII. TERAPI

    Rawat Ruangan

    Infus RL : D5% : 1 :1 (1 kolf/12 jam)

    Ranitidin 2x1 ampul

    Hepa Q 3x1 tab

    Hepabalance 3x1 tab

    IX.RENCANA LANJUTAN

    Periksa Ulang:

    y H2TL,Bilirubin Total/Direk/Indirek,SGOT,SGPT,Uremun,Creatinin.

    X. PROGNOSA

    Quo ad vitam : Dubia ad bonam

    Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam

    Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

    Catatan perawatam

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    7/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    7

    Tanggal 17 januari 2012 Tanggal 18 januari 2012

    S : Pusing

    O : TSS / CM

    TD : 120/80 mmHg P : 20x/menit N : 80 x/menit S : 36

    0C

    Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik +/+Mulut : dbnLeher : KGB tidak membesar

    Thoraks: Cor : BJ I-II, m (-), g (-)

    Pulmo : Vesikuler +/+, Wh -/-, Rh -/-Abd : nyeri tekan epiagastrium (-), datar, supel

    Eks : Akral hangat, sianosis -/-, edema -/-

    A : Hepatitis akut ec Virus A

    P : -Hepabalance 3 X 1tab

    - Hepa Q 3x1tab

    Hematologi

    Hb : 15,6 g/dl

    Ht : 40 %

    Leuko : 4900/uL

    Trom : 26200/uLBilirubin total : 8,1 mg/dlBilirubin direk : 7,09 mg/dl

    Bilirubin indirek: 1,01 mg/dlUreum : 25 mg/dl

    Creatinin: 0,89 mg/dl

    SGOT : 954 u/lSGPT : 1704 u/l

    S : Pusing (-),mual (-),muntah (-),BAB cair

    O : Baik / CM

    TD : 110/7 0 mmHg P : 20x/menit N : 76x/menit S : 36

    0C

    Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik+/+

    Mulut : dbn

    Leher : KGB tidak membesar

    Thoraks: Cor : BJ I-II, m (-), g (-)Pulmo : Vesikuler +/+, Wh -/-, Rh -

    /-Abd : nyeri tekan epiagastrium (-), datar,

    supelEks : Akral hangat, sianosis -/-, edema -/-

    A : Hepatitis akut ec Virus A

    P :

    - infus RL 1 kolf/12 jam

    - Inj Ranitidin 2x1 amp- HEPA Q 3x1 tab- Hepabalance 3x1 tab

    Plan: HbsAg

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    8/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    8

    Tanggal 19 januari 2012

    S : T.A.K

    O : TSS / CM

    TD : 110/70 mmHg P : 20x/menit N : 76 x/menit S : 36,

    0C

    Mata :K

    onjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik +/+Mulut : dbnLeher : KGB tidak membesar

    Thoraks: Cor : BJ I-II, m (-), g (-)

    Pulmo : Vesikuler +/+, Wh -/-, Rh -/-

    Abd : nyeri tekan epiagastrium (-), datar, supelEks : Akral hangat, sianosis -/-, edema -/-

    A : Hepatitis Akut ec virus A

    P :

    - infus RL 1 kolf/12 jam

    - Inj Ranitidin 2x1 amp- HEPA Q 3x1 tab- Hepabalance 3x1 tab

    hematoligi

    HbsAg (negatif)

    Plan:cek ulang H2tl,Bilirubin

    total,indirek,direk,ur/cr

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    9/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    9

    BAB II

    PEMBAHASAN TEORI

    HEPATITIS VIRUS AKUT

    2.1 Definisi

    Hepatitis virus akut inflamasi hati akibat infeksi virus hepatitis yang berlangsung

    selama >6 bulan

    2.2 Gambaran Klinis

    Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari infeksi asimtomatik tanpa

    kuning sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan

    kematian hanya dalam beberapa hari. Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap

    yaitu:Fase Inkubasi. Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau

    ikterus. Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus hepatitis. Panjang fase ini

    tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar

    dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi ini

    Fase Prodromal (pra ikterik). Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama

    dan timbulnya gejala ikterus. Awitannya dapat singkat atau insidious ditandai dengan

    malaise umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan

    anoreksia. Mual, muntah dan anoreksia berhubungan dengan perubahan penghidu

    dan rasa kecap. Diare atau konstipasi dapat terjadi. Serum sickness dapat muncul

    pada hepatitis B akut di awal infeksi. Demam derajat rendah umumnya terjadi pada

    hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas

    atau epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang

    menimbulkan kolesistitis.

    Fase Ikterus. Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan

    dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi. Setelah

    timbul ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi

    perbaikan klinis yang nyata.Fase konvalesen (penyembuhan). Diawali dengan menghilangnya ikterus dan

    keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul

    perasan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaan akut biasanya

    akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis dan laboratorium

    lengkap terjadi dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk hepatitis B. Pada 5-10% kasus

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    10/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    10

    perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya < 1% yang menjadi

    fulminan.

    2.3 Agen Penyebab Hepatitis Virus

    Secara umum agen penyebab hepatitis virus dapat diklasifikasikan kedalam duagrup yaitu hepatitis dengan transmisi secara enterik dan transmisi melalui darah.

    Transmisi Secara Enterik

    Terdiri atas virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV):

    y virus tanpa selubung

    y tahan terhadap cairan empedu

    y ditemukan di tinja

    y tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik

    y tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal.

    y Kemungkinan munculnya jenis hepatitis virus enterik baru dapat terjadi.

    Virus Hepatitis A (HAV).

    y Digolongkan dalam picornavirus, subklasifikasi sebagai hepatovirus

    y Diameter 27-28 nm dgn bentuk kubus simetrik

    y Untai tunggal (single stranded), molekul RNA Tinier: 7,5 kb

    y Pada manusia terdiri atas satu serotipe, tiga atau lebih genotipe.

    y Mengandung lokasi netralisasi imunodominan tunggal.

    y Mengandung tiga atau empat polipeptida virion di kapsomer

    y Replikasi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi, tidak terdapat bukti yang nyata

    adanya replikasi di usus.

    y Menyebar pada primata non manusia dan galur sel manusia.

    Virus Hepatitis E (HEV)

    y Kemungkinan diklasifikasi pada famili yang berbeda yaitu pada virus yang

    menyerupai hepatitis E

    y Diameter 27-34 nm

    y Molekul RNA tinier; 7,2 kb

    y

    Genome RNA dengan tiga overlap ORF (open reading frames) mengkode proteinstruktural dan protein non-struktural yang terlibat pada replikasi HEV. RNA replicase,

    helicase, cystein protease, methyltransferase

    y Pada manusia hanya terdiri atas satu serotipe, empat sampai lima genotipe utama

    y Lokasi netralisasi imunodominan pada protein struktural dikodekan oleh ORF kedua

    y Dapat menyebar pada sel embrio diploid paru.

    y Replikasi hanya terjadi pada hepatosit.

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    11/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    11

    Transmisi Melalui Darah

    Terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis C (HCV):

    y Virus dengan selubung (envelope)

    y Rusak bila terpajan cairan empedu / detergen

    y

    Tidak terdapat dalam tinjay Dihubungkan dengan penyakit hati kronik

    y Dihubungkan dengan viremia yang persisten

    Virus hepatitis B (HBV)

    y Virus DNA hepatotropik, Hepadnaviridae

    y Terdiri atas 6 genotipe (A sampai H), terkait dengan derajat beratnya dan respon

    terhadap terapi

    y 42 nm partikel sferis dengan:

    o Inti nukleokapsid, densitas elektron, diameter 27 nm

    o Selubung luar lipoprotein dgn ketebalan 7 nm

    y Inti HBV mengandung, ds DNA partial (3,2 kb) dan:

    o Protein polimerase DNA dengan aktivitas reverse transcriptase.

    o Antigen hepatitis B core (HbcAg), merupakan protein struktural

    o Antigen hepatitis B e (HbeAg), protein non-struktural yang berkorelasi secara

    tidak sempurna dengan replikasi aktif HBV

    y Selubung lipoprotein HBV mengandung:

    o Antigen permukaan hepatitis B (HBsAg), dgn tiga selubung protein: utama,

    besar dan menengah.

    o Lipid minor dan komponen karbohidrat.

    o HbsAg dalam bentuk partikel non infeksius dengan bentuk sferis 22 nm atau

    tubular.

    o Satu serotipe utama dengan banyak subtipe berdasarkan keanekaragaman

    protein HbsAg.

    y Virus HBV mutan merupakan konsekuensi kemampuanproof readingyang terbatas

    dari reverse transcriptase atau munculnya resistensi. Hal tersebut meliputi:

    o HbeAg negatif mutasi precorel core

    o Mutasi yang diinduksi oleh vaksin HBV

    o Mutasi YMDD oleh karena lamivudin.

    o Hati merupakan tempat utama replikasi di samping tempat lainnya.

    Virus Hepatitis D (HDV)

    y Virus RNA tidak lengkap, memerlukan bantuan dan HBV untuk ekspresinya,

    patogenesitas tapi tidak untuk replikasi.

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    12/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    12

    y Hanya dikenal satu serotipe dengan tiga genotipe.

    y Partikel sferis 35-27 nm, diselubungi oleh lapisan lipoprotein HBV (HBsAG) 19 nm

    stuktur mirip inti.

    y Mengandung suatu antigen nuclear phosphoprotein (HDV antigen)

    o Mengikat RNAo Terdiri dari 2 isoforms: yang lebih kecil mengandung 195 asam

    amino dan yang lebih besar mengandung 214 asam amino.

    o Antigen HDV yang lebih kecil mengangkut RNA ke dalam inti; merupakan hal

    esensial untuk replikasi.

    o Antigen HDV yang lebih besar : menghambat replikasi HDV RNA dan

    berperan pada perakitan HDV.

    y RNA HDV merupakan untai tunggal, covalentlyclose dan sirkular

    y Mengandung kurang dari 1680 nukleotida, merupakan genom RNA terkecil diantara

    virus binatang.

    y Replikasi hanya pada hepatosit

    Virus hepatitis C (HCV)

    y Selubung glikoprotein. Virus RNA untai tunggal

    y Partikel sferis, inti nukleokapsid 33 nm

    y Termasuk klasifikasi Flaviviridae, genus hepacivirus

    y Genome HCV terdiri atas 9400 nukleotida, mengkode protein ..:esasekitar residu

    3000 asam amino.

    o 1/3 bagian dan poliprotein terdiri atas protein struktural

    o Protein selubung dapat menimbulkan antibodi netralisasi.

    o Regio hipervariabel terletak di E2

    o Sisa 2/3 dari poliprotein terdiri atas protein nonstruktural (dinamakan NS2,

    NS3, NS4A, NS4B, dan NS5 B) terlibat dalam replikasi HCV.

    y Hanya ada satu serotipe yang dapat diidentifikasi, terdapat genotipe dengan

    distribusi yang bervariasi di seluruh dunia.

    2.4 Epidemiologi Dan Faktor Risiko

    Virus Hepatitis A (HAV)

    y Masa inkubasi 15-50 hari (rata-rata 30 hari)

    y Distribusi di seluruh dunia; endemisitas tinggi di negara berkerarie

    y HAV diekskresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 1-2 sebelum dan 1 minggu

    setelah awitan penyakit.

    y Viremia muncul singkat ( tidak lebih dari 3 minggu), kadang-ka-lam sampai 90 hari

    pada infeksi yang membandel atau infeksi yang karni-m.

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    13/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    13

    y Ekskresi feses yang memanjang (bulanan) dilaporkan pada neor.... yang terinfeksi.

    y Transmisi enterik (fekal-oral) predominan di antara anggota keluara. Kejadian luar

    biasa dihubungkan dengan sumber umum yang digunakaz bersama, makanan

    terkontaminasi dan air.

    y

    Faktor risiko lain, meliputi paparan pada :o Pusat perawatan sehari untuk bayi atau anak batita.

    o Institusi untuk developmentally disadvantage

    o Bepergian ke negara berkembang

    o Perilaku seks oral-anal

    o Pemakaian bersama pada IVDU (intra vena drug user)

    y Tak terbukti adanya penularan maternal-neonatal

    y Prevalensi berkorelasi dengan standar sanitasi dan rumah tinggal besar

    y Transmisi melalui transfusi darah sangat jarang

    Virus Hepatitis E (HEV)

    y Masa inkubasi rata-rata 40 hari

    y Distribusi luas, dalam bentuk epidemi dan endemi

    y HEV RNA terdapat di serum dan tinja selama fase akut

    y Hepatitis sporadik sering pada dewasa muda di negara berkembang

    y Penyakit epidemi dengan sumber pennlaran melalui air

    y Intrafamilial, kasus sekunder jarang

    y Dilaporkan adanya transmisi maternal-neonatal

    y Di negara maju sering berasal dari orang yang kembali pulang setelah

    melakukan perjalanan, atau imigran baru dari daerah endemik .

    y Viremia yang memanjang atau pengeluaran di tinja merupakan kondisi yang tidak

    sering dijumpai.

    y Zoonosis: babi dan binatang lain

    Virus Hepatitis B (HBV)

    y Masa inkubasi 15-180 hari (rata-rata 60-90 hari)

    y Viremia berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi akut

    y

    Sebanyak 1-5% dewasa, 90% neonatus dan 50% bayi akanberkembang menjadi hepatitis kronik dan viremia yang persisten

    y Infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis dan kanker hati.

    y Distribusi di seluruh dunia: Prevalensi karier di USA < 1 %, di asia 5-15%.

    y HBV ditemukan di darah, semen, sekret servikovaginal, saliva, cairan tubuh lain.

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    14/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    14

    y Cara transmisi

    o Melalui darah : penerima produk darah, IVDU, pasien

    hemodialisis, pekerja kesehatan, pekerja yang terpapar darah

    o

    Transmisi seksualo Penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa : tertusuk jarum, Penggunaan

    ulang peralatan medis yang terkontaminasi, penggunaan bersama pisau

    cukur dan silet, tato, akupunktur, tindik, penggunaan sikat gigi bersama

    y Transmisi maternal-neonatal, maternal-infant

    y Tak ada bukti penyebaran fekal-oral

    Hepatitis Virus D (HDV)

    1. Masa inkubasi diperkirakan 4 7 minggu

    2. Endemis di Mediterania, Semenanjung Balkan, bagian Eropa bekas Rusia.

    3. Insidensi berkurang dengan adanya peningkatan pemakaian vaksin

    4. Viremia singkat (infeksi akut) atau memanjang (infeksi kronik) 5

    5. Infeksi HDV hanya terjadi pada individu dengan risiko infeksi HBV (koinfeksi atau

    superinfeksi)

    a. IVDU

    b. Homoseksual atau biseksual

    c. Resipien donor darah

    d. Pasangan seksual

    6. Cara penularana. Melalui darah

    b. Transmisi seksual

    c. Penyebaran maternal neonatal

    Virus Hepatitis C (HCV)

    Masa inkubasi 15-160 hari (puncak pada sekitar 50 hari)

    Viremia yang berkepanjangan dan infeksi yang persisten umum dijumpai (55-85%).

    Distribusi geografik luas

    Infeksi yang menetap dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis, kanker hati.

    Prevalensi serologi infeksi lampau / infeksi yang berlangsung berkisar 1,8% di USA,

    sedangkan di Italia dan Jepang dapat mencapai 20%.

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    15/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    15

    Cara transmisi

    1. Darah (predominan) : IVDU dan penetrasi jaringan, resepien produk darah

    2. Transmisi seksual: efisiensi rendah, frekuensi rendah.

    3. Maternal-neonatal: efisiensi rendah, frekuensi rendah4. Tak terdapat bukti transmisi fekal-oral

    2.5 Patofisiologi

    1. Sistem imun bertanggung jawab untuk terjadinya kerusakan sel hati

    a. Melibatkan respons CD8 dan CD4 sel T

    b. Produksi sitokin di hati dan sistemik

    2. Efek sitopatik langsung dari virus. Pada pasien imunosupresi dengan

    replikasi tinggi, akan tetapi tidak ada bukti langsung.

    2.6 Gambaran Klinis

    Pada infeksi yang sembuh spontan : 1). Spektrum penyakit mulai dari asimtomatik,

    infeksi yang tidak nyata sampai kondisi yang fatal sehingga

    terjadi gagal hati akut; 2). Sindrom klinis yang mirip pada semua virus

    penyebab mulai dari gejala prodromal yang non spesifik dan gejala - gastrointestinal,

    seperti: a). malaise, anoreksia, mual dan muntah gejala flu, faringitis, batuk, coryza,

    fotofobia, sakit kepala, dan mialgia;

    3).awitan gejala cenderung muncul mendadak pada HAV dan HEV, pada 7..s yang

    lain secara insidious; 4). Demam jarang ditemukan kecuali pada infeksi HAV; 5).

    Immune complex mediated, serum sickness like syndirome dapat ditemukan pada

    kurang dari 10% pasien dengan infeksi HBV jarang pada infeksi virus yang lain; 6).

    Gejala prodromal menghilang pada saat timbul kuning, tetapi gejala anoreksia,

    malaise, dan kelemahan dapat menetap; 7). Ikterus didahului dengan kemunculan

    urin berwarna gelap, pruritus (biasanya ringan dan sementara) dapat timbul ketika

    ikterus meningkat; 8). Pemeriksaan fisis menunjukan pembesaran dan sedikit nyeri

    tekan pada hati; 9). Splenomegali ringan dan limfadenopati pada 15%-20% pasien.

    2.7 Diagnosis Secara Serologis

    1. Transmisi Infeksi secara enterik

    a. HAV

    y IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya.

    y Anti HAV yang positif tanpa IgM anti HAV mengindikasikan infeksi lampau

    b. HEV

    y Belum tersedia pemeriksaan serologi komersial yang telah disetujui FDA.

    y IgM dan IgG anti HEV barn dapat dideteksi oleh pemeriksaan untuk riset

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    16/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    16

    y IgM anti HEV dapat bertahan selama 6 minggu setelah puncak dari penyakit.

    y IgG anti HEV dapat tetap terdeteksi selama 20 bulan

    2. Infeksi melalui darah.

    a. HBV

    Diagnosis serologis telah tersedia dengan mendeteksi keberadaan dari IgMantibodi terhadap antigen core hepatitis (IgM anti HBc dan HBs Ag).

    o Keduanya ada saat gejala muncul

    o HBsAg mendahului IgM anti HBc

    o HbsAg merupakan petanda yang pertama kali diperiksa secara rutin

    o HbsAg dapat menghilang biasanya dalam beberapa minggu sampai bulan

    setelah kemunculannya, sebelum hilangnya IgM anti HBc

    HbeAg dan HBV DNA

    o HBV DNA di serum merupakan petanda yang pertama muncul, akan tetapi

    tidak rutin diperiksa.

    o HbeAg biasanya terdeteksi setelah kemunculan HbsAg

    o Kedua petanda tersebut menghilang dalam beberapa minggu atau bulan

    pada infeksi yang sembuh sendiri. Selanjutnya akan muncul anti HBs dan anti

    Hbe menetap.

    o Tidak diperlukan untuk diagnosis rutin

    IgG anti HBc

    o Menggantikan IgM anti HBc pada infeksi yang sembuh

    o Membedakan infeksi lampau atau infeksi yang berlanjut.

    o Tidak muncul pada pemberian vaksin HBV

    Antibodi terhadap HbsAg (anti HBs)

    o Antibodi terakhir yang muncul

    o Merupakan antibodi penetral

    o Secara umum mengindikasikan kesembuhan dan kekebalan terhadap

    reinfeksi

    o Dimunculkan dengan vaksinasi HBV

    b. HDV

    Pasien HBsAg positif dengan:

    o Anti HDV dan atau HDV RNA sirkulasi (pemeriksaan belum mendapat

    persetujuan)

    o IgM anti HDV dapat muncul sementara.

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    17/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    17

    Koinfeksi HBV/HDV

    o HBsAg positif

    o IgM anti HBc positif

    o

    Anti HDV dan atau HDV RNA Superinfeksi HDV

    o HBsAg positif

    o IgG anti HBc positif

    o Anti HDV dan atau HDV RNA

    Titer anti HDV akan menurun sampai tak terdeteksi dengan adanya perbaikan

    infeksi.

    c. HCV

    Diagnosis serologis

    o Deteksi anti HCV

    o Anti HCV dapat dideteksi pada 60 % pasien selama akut dari penyakit, 35%

    sisanya akan terdeteksi p beberapa minggu atau bulan kemudian.

    o Anti HCV tidak muncul pada < 5% pasien yang terinfeksi (Pada pasien HIV,

    anti HCV tidak muncul da persentase yang lebih besar)

    o Pemeriksaan IgM anti HCV dalam pengembangan (belum disetujui FDA)

    o Secara umum anti HCV akan tetap terdeteksi untuk periode yang panjang,

    baik pada pasien yang mengalami kesembuhan spontan maupun yang

    berlanjut menj kronik.

    HCV RNA

    o Merupakan petanda yang paling awal muncul pada infeksi akut hepatitits C.

    o Muncul setelah beberapa minggu infeksi

    o Pemeriksaan yang mahal. Untuk mendiagnosis penvalit tidak rutin dilakukan,

    kecuali pada keadaan dimana dicurigai adanya infeksi pada pasien dengan

    anti HCV negatif.

    o Ditemukan pada infeksi kronik HCV

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    18/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    18

    2.8 Pengobatan

    Infeksi yang Sembuh Spontan

    1. Rawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan

    menyebabkan dehidrasi2. Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat

    a. Tidak ada rekomendasi diet khusus

    b. Makan pagi dengan porsi yang cukup besar merupakan makanan yang paling

    baik ditoleransi.

    c. Menghindari konsumsi alkohol selama fase akut

    3. Aktivitas fisis yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari

    4. Pembatasan aktivitas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan dan malaise

    5. Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A, E, D. Pemberian interferon-alfa

    pada hepatitis C akut dapat menurunkan risiko kejadian infeksi kronik. Peran

    lamivudin atau adefovir pada hepatitis B akut masih belum jelas. Kortikosteroid tidak

    bermanfaat.

    6. Obat-obat yang tidak perlu harus dihentikan.

    2.9 Pencegahan

    Pencegahan Terhadap Infeksi Hepatitis dengan Penularan Secara Enterik HAV

    Pencegahan dengan imunoprofilaksis

    1. Imunoprofilaksis sebelum paparan

    a. Vaksin HAV yang dilemahkan

    Efektifitas tinggi (Angka proteksi 94-100%)

    Sangat imunogenik (Hampir 100% pada subyek sehat)

    Antibodi protektif terbentuk dalam 15 hari pada 85-90% subjek

    Aman, toleransi baik

    Efektifitas proteksi selama 20-50 tahun

    Efek samping utama adalah nyeri di tempat penyuntikan.

    b. Dosis dan jadual vaksin HAV

    19 tahun. 2 dosis of HAVRIX (1440 Unit Elisa) dgn interval 6-12 bulan

    Anak > 2 tahun. 3 dosis HAVRIX (360 Unit Elisa), 0, 1, dan 6-12 bulan

    atau 2 dosis (720 Unit Elisa), 0, 6-12 bulan

    c. Indikasi vaksinasi

    Pengunjung ke daerah risiko t inggi

    Homoseksual dan biseksual

    IVDU

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    19/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    19

    Anak dan dewasa muda pada daerah yang pernah mengalami kejadian luar

    biasa luas

    Anak pada daerah dimana angka kejadian HAV lebih tinggi dari angka

    nasional

    Pasien yang rentan dengan penyakit hati kronik

    Pekerja laboratorium yang menangani HAV

    Pramusaji

    Pekerja pada bagian pembuangan air

    2. Imunoprofilaksis pasca paparan

    Keberhasilan vaksin HAV pada pasca paparan belum jelas

    Keberhasilan imunoglobulin sudah nyata akan tetapi tidak sempurna.

    Dosis dan jadwal pemberian imunoglobulin:

    1. Dosis 0,02 ml/kg, suntikan pada daerah deltoid sesegera mungkin

    setelah paparan.

    2. Toleransi baik, nyeri pada daerah suntikan

    3. Indikasi: kontak erat dan kontak dalam rumah tangga dengan infeksi

    HAV akut

    HBV

    Pencegahan pada Infeksi yang Ditularkan Melalui Darah

    Dasar utama imunoprofilaksis adalah pemberian vaksin hepatitis B sebelum paparan.

    1. Imunoprofilaksis vaksin hepatitis B sebelum paparan

    a. Vaksin rekombinan ragi

    y Mengandung HBsAg sebagai imunogen

    y Sangat imunogenik, menginduksi konsentrasi proteksi anti HBsAg pada > 95%

    pasien dewasa muda sehat setelah pemberian komplit 3 dosis.

    y Efektifitas sebesar 85-95% dalam mencegah infeksi HBV.

    y Efek samping utama

    y Nyeri sementara pada tempat suntikan pada 10-25%

    y Demam ringan dan singkat pada < 3%

    y Booster tidak direkomendasikan walaupun setelah 15 tahun imunisasi awal

    y Booster hanya untuk individu dengan imunokompromais jika titer dibawah 10mU/mL

    y Peran imunoterapi untuk pasien hepatitis B kronik sedang dalam penelitian

    b. Dosis dan jadwal vaksinasi HBV. Pemberian IM (deltoid) dosis dewasa untuk dewasa,

    untuk bayi, anak sampai umur 19 tahun dengan dosis anak (1/2 dosis dewasa), diulang

    pada 1 dan 6 bulan kemudian

    c. Indikasi

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    20/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    20

    y Imunisasi universal untuk bayi baru lahir

    y Vaksinasi catch up untuk anak sampai umur 19 tahun (bila belum divaksinasi)

    y Grup resiko tinggi: 1. Pasangan dan anggota keluarga yang kontak dengan karier

    hepatitis B. 2. Pekerja kesehatan dan pekerja yang terpapar darah, 3. IVDU. 4.

    Homoseksual dan biseksual pria, 5. Individu dengan banyak pasangan seksual. 6.Resipien transfusi darah, 7. Pasien hemodialisis, 8. Sesama narapidana, 9. Individu

    dengan penyakit hati yang sudah ada (misal hepatitis C kronik)

    2. Imunoprofilaksis pasca paparan dengan vaksin hepatitis B dan

    imunoglobulin hepatitis B (HBIG).

    Indikasi:

    y Kontak seksual dengan individu yang terinfeksi hepatitis akut: 1). Dosis 0,04-0,07

    mL/kg HBIG sesegera mungkin setelah paparan; 2). Vaksin HBV pertama diberikan

    pada saat atau hari yang sama pada deltoid sisi lain; 3). Vaksin kedua dan ketiga

    diberikan 1 dan 6 bulan kemudian.

    y Neonatus dari ibu yang diketahui mengidap HBsAG positif: 1). Setengah mili liter

    HBIG diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir di bagian anterolateral otot paha

    atas; 2). Vaksin HBV dengan dosis 5-10 ug, diberikan dalam waktu 12 jam pada sisi

    lain, diulang pada 1 dan 6 bulan.

    y Efektifitas perlindungan melampaui 95%.

    Vaksin Kombinasi Untuk Perlindungan Dari Hepatitis A dan B

    Vaksin kombinasi (Twinrix-GlaxoSmithKline) mengandung 2Oug protein HBsAg (Engerix

    B) dan > 720 Unit Elisa hepatitis A virus yang dilemahkan (Havrix) memberikan proteksiganda dengan pemberian suntikan 3 kali berjarak 0,1 dan 6 bulan.

    Diindikasikan untuk individu dengan risiko baik terhadap infeksi HAV maupun HBV.

    Rekomendasi Umum

    y Pasien dapat dirawat jalan selama terjamin hidrasi dan intake kalori yang cukup

    y Tirah baring tidak lagi disarankan kecuali bila pasien mengalami kelelahan yang

    berat.

    y Tidak ada diet yang spesifik atau suplemen yang memberikan hasil efektif

    y Protein dibatasi hanya pada pasien yang mengalami ensefalopati hepatik.

    y Selama fase rekonvalesen diet tinggi protein dibutuhkan untuk proses penyembuhan.

    y Alkohol harus dihindari dan pemakaian obat-obatan dibatasi.

    y Obat-obat yang dimetabolisme di hati harus dihindari akan tetapi bila

    sangat diperlukan dapat diberikan dengan penyesuaian dosis.

    y Pasien diperiksa tiap minggu selama fase awal penyakit dan terus evaluasi sampai

  • 8/3/2019 Case Hepatitis Aku Virus A

    21/21

    Presentasi Kasus

    Ilmu Penyakit Dalam

    21

    sembuh.

    y Harus terus dimonitor terhadap kejadian ensefalopati seperti kesadaran somnolen,

    mengantuk dan asteriks.

    y Masa protrombin serum merupakan petanda yang baik untuk menilai dekompensasi

    hati dan menentukan saat yang tepat untuk dikirim ke pusat transplantasi.y Memonitor konsentrasi transaminase serum tidak membantu dalam hal menilai

    fungsi hati pada keadaan hepatitis fulminan karena konsentrasinya akan turun

    setelah terjadi kerusakan sel hati masif.

    y Anti mual muntah dapat membantu meghilangkan keluhan mual.

    y Pasien yang menunjukkan gejala hepatitis fulminan harus segera dikirim ke pusat

    transplantasi.

    y Transplantasi hati bisa merupakan prosedur penyelamatan hidup untuk pasien yang

    mengalami dekompensasi setelah serangan akut hepatitis.

    y Pasien dengan hepatitis akut tidak memerlukan perawatan isolasi.

    y Orang yang merawat pasien hepatitis akut A dan E hams selalu mencuci tangannya

    dengan sabun dan air.

    y Orang yang kontak erat dengan pasien hepatitis B akut seharusnya menerima vaksin

    hepatitis B.