blok 20-versi 2

58
Infeksi parasit Infeksi parasit pada pada sistem indera sistem indera Parasit Penyebab : Parasit Penyebab : - Helmint : Helmint : menyebabkan infeksi pada mata : menyebabkan infeksi pada mata : Loa loa Loa loa Onchocerca volvulus Onchocerca volvulus - Protozoa: Protozoa: menyebabkan infeksi pada mata menyebabkan infeksi pada mata Amuba Amuba Toxoplasma Toxoplasma - Jamur : Jamur : menyebabkan infeksi pada mata, menyebabkan infeksi pada mata, hidung dan telinga hidung dan telinga Candida Candida Aspergillus Aspergillus Penicillium Penicillium Mucor dll Mucor dll

Upload: priskila-kristiawan

Post on 25-Dec-2015

241 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

wa

TRANSCRIPT

Page 1: blok 20-versi 2

Infeksi parasitInfeksi parasit padapada sistem sistem inderaindera Parasit Penyebab :Parasit Penyebab :- Helmint :Helmint : menyebabkan infeksi pada mata : menyebabkan infeksi pada mata :

Loa loaLoa loa Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus

- Protozoa:Protozoa: menyebabkan infeksi pada mata menyebabkan infeksi pada mata AmubaAmuba Toxoplasma Toxoplasma

- Jamur :Jamur : menyebabkan infeksi pada mata, menyebabkan infeksi pada mata, hidung dan telingahidung dan telinga

CandidaCandida AspergillusAspergillus PenicilliumPenicillium Mucor dllMucor dll

Page 2: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii 1908 : Pertama kali ditemukan pada binatang 1908 : Pertama kali ditemukan pada binatang

mangeratmangerat → → Ctenodactyius gundiiCtenodactyius gundii di tunisia di tunisia 1937 : Pada neonatus dg ensefalitis1937 : Pada neonatus dg ensefalitis 1948 : Tes serologi oleh 1948 : Tes serologi oleh Sabin & FelmandSabin & Felmand → zat → zat

anti anti TT. . gondiigondii 1970 : Diketahui Daur hidup jelas → daur seksual 1970 : Diketahui Daur hidup jelas → daur seksual

pada kucingpada kucing

Hospes definitifHospes definitif : kucing, binatang sejenis : kucing, binatang sejenis ( ( Felidae )Felidae )

Hospes perantaraHospes perantara : manusia, mamalia lain dan : manusia, mamalia lain dan burungburung

Penyakit Penyakit : toxoplasmosis kongenital dan : toxoplasmosis kongenital dan toksoplasmosis akuisitatoksoplasmosis akuisita

GeografikGeografik : kosmopolit pada manusia, binatang : kosmopolit pada manusia, binatang

Page 3: blok 20-versi 2

Daur hidup Daur hidup ToxoplasmaToxoplasma KUCING KUCING skizogoni skizogoni H.d H.d gametogoni gametogoni kista jaringankista jaringan

TINJA KUCINGTINJA KUCING sporogonisporogoni ookistaookista

TIKUSTIKUS MANUSIA MANUSIA trofozoit trofozoit H.P H.p kista jaringanH.P H.p kista jaringan AkutAkuttrofozoittrofozoit

KarnivorismeKarnivorisme

TIKUSTIKUSMAMALIA LAINMAMALIA LAINBURUNGBURUNG H.PH.P

menahunmenahun Kista jaringanKista jaringan

Page 4: blok 20-versi 2

Daur HidupDaur Hidup Epitel usus kucing → skizogoni dan Epitel usus kucing → skizogoni dan

gagametogometogoni,ni, sporogoni → ookista ( tinja ) t’telan hpsporogoni → ookista ( tinja ) t’telan hp

perantaraperantara → → Jar. Hospes dibtk kelompok trofozoit → Jar. Hospes dibtk kelompok trofozoit →

takizoittakizoit → bradizoit → kista jaringan→ bradizoit → kista jaringan Ukuran kistaUkuran kista : :- bbrp mikron – 200 - bbrp mikron – 200 mikronmikron- mengandung sedikit parasit – 3000- mengandung sedikit parasit – 3000- kista seumur hidup dlm jar. hospes - kista seumur hidup dlm jar. hospes

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Page 5: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Cara infeksiCara infeksi1. Toksoplasmosis kongenital → Plasenta , 1. Toksoplasmosis kongenital → Plasenta ,

bila bila ibu mendapat infeksi primer waktu hamilibu mendapat infeksi primer waktu hamil

2. Toksoplasmosis akuisita → tertelan 2. Toksoplasmosis akuisita → tertelan ookista,ookista,

makan daging mengandung kista makan daging mengandung kista jaringan.jaringan.

3. Laboratorium → jarum suntik / alat lab 3. Laboratorium → jarum suntik / alat lab yang yang

terkontaminasi, binatangterkontaminasi, binatang percobaanpercobaan4. 4. Transplantasi organTransplantasi organ5. Transfusi darah5. Transfusi darah

Page 6: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Patologi dan Gejala klinisPatologi dan Gejala klinis

Ookista tertelan → usus→ sebagian Ookista tertelan → usus→ sebagian mati difagosi→ sebagian b’kembang mati difagosi→ sebagian b’kembang biak dalam sel →takizoit→ sel pecah biak dalam sel →takizoit→ sel pecah → menyerang sel2 lain → limfosit→ menyerang sel2 lain → limfosit

dan makrofag → hematogen dandan makrofag → hematogen dan limfogen → Seluruh organ tubuh limfogen → Seluruh organ tubuh kecuali sel darah merah →bila sudah kecuali sel darah merah →bila sudah ada kekebalan → kista jaringan ada kekebalan → kista jaringan

Page 7: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Gejala klinis:Gejala klinis:Kerusakkan yang terjadi tergantung pada :Kerusakkan yang terjadi tergantung pada :

1.1. Umur penderitaUmur penderita

2.2. Virulensi strain ToxoplasmaVirulensi strain Toxoplasma

3.3. Jumlah parasitJumlah parasit

4.4. Organ yang diserangOrgan yang diserang

Page 8: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Gejala klinis:Gejala klinis:Toksoplasmosis akutToksoplasmosis akut- Asimptomatik ; limfadenopati, malaise, Asimptomatik ; limfadenopati, malaise,

demam, sakit kepalademam, sakit kepala- Infeksi primer pd ibu hamil Infeksi primer pd ibu hamil → → T. T.

kongenital (retinokoroiditis, gejala timbul kongenital (retinokoroiditis, gejala timbul bila anak sdh mulai besar, remaja)bila anak sdh mulai besar, remaja)

Page 9: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Gejala klinis:Gejala klinis:- Retinokorioditis jarang dijumpai Retinokorioditis jarang dijumpai

pada toksoplasmosis akut.pada toksoplasmosis akut.- Retinokoroiditis pada Retinokoroiditis pada

pubertas/dewasa pubertas/dewasa → → kelanjutan kelanjutan infeksi kongenital , mungkin infeksi kongenital , mungkin merupakan reaktivasi infeksi laten.merupakan reaktivasi infeksi laten.

- Infeksi akut di retina Infeksi akut di retina : reaksi : reaksi peradangan fokal, infiltrasi lekosit peradangan fokal, infiltrasi lekosit → → kerusakan total kerusakan total → sembuh → sembuh sikatriks → sikatriks → atropi retina dan khoroid disertai atropi retina dan khoroid disertai pigmentasi.pigmentasi.

Page 10: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Gejala klinis:Gejala klinis:Toksoplasmosis KongenitalToksoplasmosis Kongenital- Gambaran bermacam-macam Gambaran bermacam-macam

(eritroblastosis, hidrops fetalis dan triad (eritroblastosis, hidrops fetalis dan triad klasik :hidrosepalus, retinokoroiditis, klasik :hidrosepalus, retinokoroiditis, kalsifikasi intrakranial, kelainan kalsifikasi intrakranial, kelainan psikomotor.psikomotor.

- Gejala susunan saraf pusatGejala susunan saraf pusat

Page 11: blok 20-versi 2

RetinochoroiditisRetinochoroiditis

Page 12: blok 20-versi 2

Retinochoroiditis Retinochoroiditis ec T. gondiiec T. gondii

Infeksi masih aktif KongenitalInfeksi masih aktif Kongenital

toksoplasmosistoksoplasmosis

Page 13: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Diagnosis Diagnosis : : Serologi → IFA, ELISA, IHASerologi → IFA, ELISA, IHA

1. Zat anti IgM (+) neonatus → infeksi (+) toksoplasmosis 1. Zat anti IgM (+) neonatus → infeksi (+) toksoplasmosis Kongenital.Kongenital.

2. Toksopl. Akuisita2. Toksopl. Akuisita : Ig G me ↑ ↑ : Ig G me ↑ ↑ - pada pemeriksaan ke 2 ( jangka waktu ≥ 3 mgg )- pada pemeriksaan ke 2 ( jangka waktu ≥ 3 mgg ) - konversi ( - ) → ( + )- konversi ( - ) → ( + )3. 3. Tersangka ( bayi )Tersangka ( bayi ) toksoplasmosis kongenitaltoksoplasmosis kongenital - Zat anti IgM → bisa ( - )- Zat anti IgM → bisa ( - ) - follow up- follow up - Zat anti IgG ( + ) dari ibu → ( - )- Zat anti IgG ( + ) dari ibu → ( - ) Bila dalam 2-3 bulan tetap (+ ) atau titer me ↑ →Bila dalam 2-3 bulan tetap (+ ) atau titer me ↑ → terinfeksi terinfeksi4. PCR → deteksi DNA parasit 4. PCR → deteksi DNA parasit

Page 14: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Pengobatan :Pengobatan :- Obat hanya membunuh bentuk - Obat hanya membunuh bentuk

takizoit, tidak membasmi bentuk takizoit, tidak membasmi bentuk kista.kista.

- Obat hanya memberantas - Obat hanya memberantas infeksi akut, tidak infeksi akut, tidak menghilangkan infeksi menahun.menghilangkan infeksi menahun.

Page 15: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Pengobatan Pengobatan

Macam – macam obat yang ada saat ini :Macam – macam obat yang ada saat ini : 1. 1. PirimetaminPirimetamin dan dan sulfonamid sulfonamid ( sinergistik ), ( sinergistik ), pirimetamin teratogenik.pirimetamin teratogenik. Efek samping : trombositopenia dan lekopenia Efek samping : trombositopenia dan lekopenia 2. 2. SpiramisinSpiramisin ( ( macrolide macrolide ), tidak dapat menembus ), tidak dapat menembus plasenta tetapi ditemukan dg konsentrasi tinggi di plasenta tetapi ditemukan dg konsentrasi tinggi di plasenta.plasenta. Boleh diberikan pada wanita hamil dg infeksi Boleh diberikan pada wanita hamil dg infeksi

primerprimer Dosis 100 mg / kg bb selama 30 – 45 hrDosis 100 mg / kg bb selama 30 – 45 hr Profilaktik untuk mencegah transmisi Profilaktik untuk mencegah transmisi T. gondiiT. gondii ke ke

janin janin dalam kandungan. dalam kandungan.

Page 16: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

PengobatanPengobatan

3. 3. KlindamisinKlindamisin, efektif utk toksoplasmosis, efektif utk toksoplasmosis - Efek samping kolitispseudomembranosa- Efek samping kolitispseudomembranosa kolitis ulserativakolitis ulserativa - Tidak dianjurkan untuk bayi dan wanita - Tidak dianjurkan untuk bayi dan wanita hamil.hamil. 4. 4. KortikosteroidKortikosteroid, digunakan untuk peradang , digunakan untuk peradang pada mata tapi tdk diberikan sebagai obat pada mata tapi tdk diberikan sebagai obat tunggal.tunggal.

5. 5. Klaritromisin dan azitromisinKlaritromisin dan azitromisin

. .

Page 17: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

PengobatanPengobatan

6. 6. HidroksinafkuinonHidroksinafkuinon ( atoaguone ) ( atoaguone ) dikombinasi dengan sulfadiazin, dikombinasi dengan sulfadiazin, obat baru, dapat membunuh kista obat baru, dapat membunuh kista jaringan pada mencit, pada jaringan pada mencit, pada

manusia manusia masih dalam penelitian.masih dalam penelitian.

Page 18: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Epidemiologi :Epidemiologi :

Eskimo & E1 Salvador prevalensi 1 %Eskimo & E1 Salvador prevalensi 1 %Amerika tengah 90 %Amerika tengah 90 %Indonesia pd bintang :kucing 35-73% , babi 11-36 %Indonesia pd bintang :kucing 35-73% , babi 11-36 % kambing 11-61 %, kambing 11-61 %, anjing 75 %anjing 75 % pada manusia : 2 % & 63 %pada manusia : 2 % & 63 %- Transmisi penting : makan daging kurang matang- Transmisi penting : makan daging kurang matang- Transmisi melalui ookista ( kucing mengeluarkan 10 - Transmisi melalui ookista ( kucing mengeluarkan 10

juta ookista sehari selama 2 minggu )juta ookista sehari selama 2 minggu )

Page 19: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Pencegahan :Pencegahan :

- Hindari makan daging kurang matang - Hindari makan daging kurang matang ( wanita hamil )( wanita hamil )

- Cuci tangan setelah pegang daging - Cuci tangan setelah pegang daging mentahmentah

- Tutup makanan hindari dari lalat, lipasTutup makanan hindari dari lalat, lipas- Sayur – mayur cuci bersihSayur – mayur cuci bersih- Hindari kucing peliharaan dari tikus - Hindari kucing peliharaan dari tikus

dan burung dan burung

Page 20: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

PrognosisPrognosis- Toksoplasmosis akuisita biasanya tidak fatal- Toksoplasmosis akuisita biasanya tidak fatal

- Bentuk kista tidak dapat dibasmi, bila kekebalan - Bentuk kista tidak dapat dibasmi, bila kekebalan me ↓ dapat eksaserbasi akutme ↓ dapat eksaserbasi akut

- Toksoplasmosis kongenital berat → Fatal - Toksoplasmosis kongenital berat → Fatal (meninggal)(meninggal)

- Toksoplasmosis kongenital yang hidup → infeksi - Toksoplasmosis kongenital yang hidup → infeksi menahun & gejala sisa / eksaserbasi akut menahun & gejala sisa / eksaserbasi akut

- Pengobatan spesifik tak dapat menghilangkan - Pengobatan spesifik tak dapat menghilangkan gejala sisa hanya mencegah kerusakan lebih gejala sisa hanya mencegah kerusakan lebih lanjut.lanjut.

Page 21: blok 20-versi 2
Page 22: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondii

Page 23: blok 20-versi 2

Toxoplasma gondii

Page 24: blok 20-versi 2

LoaLoa loaloa(cacing loa, cacing mata)(cacing loa, cacing mata)

Sejarah :Sejarah :

→ → Mongin (1770) mengeluarkan pertama kali Mongin (1770) mengeluarkan pertama kali

cacing dewasa dari mata seorang wanita cacing dewasa dari mata seorang wanita

negronegro HospesHospes : manusia: manusia

PenyakitPenyakit : : loaliasisloaliasis ( (Calabar swellingCalabar swelling,, Fugitive swelling Fugitive swelling ))

Page 25: blok 20-versi 2

LoaLoa loaloa

Distribusi Distribusi : daerah hutan berhujan spt : daerah hutan berhujan spt Afrika barat, Afrika tengah & SudanAfrika barat, Afrika tengah & Sudan

MorfologiMorfologi : :- Cacing dewasa hidup dalam jar. Sub Cacing dewasa hidup dalam jar. Sub

kutankutan- Cacing betina mengeluarkan Cacing betina mengeluarkan

mikrofilaria yang beredar dlm darah mikrofilaria yang beredar dlm darah pada siang hari ( periode diurna) pada siang hari ( periode diurna) sedang pada malam hari berada sedang pada malam hari berada dalam pembuluh darah parudalam pembuluh darah paru

- Mikrofilaria bersarung Mikrofilaria bersarung

Page 26: blok 20-versi 2

LoaLoa loaloa Patologi dan Patologi dan Gejala klinisGejala klinis : :

- - Cacing dewasa dapat ditemukan Cacing dewasa dapat ditemukan diseluruh tubuh, mikrofilaria kadang diseluruh tubuh, mikrofilaria kadang tidak menimbulkan gejala.tidak menimbulkan gejala.

- - Gejala klinis Gejala klinis Calabar swellingCalabar swelling (pembengkakan jaringan)(pembengkakan jaringan) → → disebabkan cacing dewasa.disebabkan cacing dewasa.

- pada mata menimbulkan - pada mata menimbulkan iritasi,bengkak dan sakitiritasi,bengkak dan sakit

- Ensefalitis (cacing masuk ke jar. Otak )- Ensefalitis (cacing masuk ke jar. Otak )

Page 27: blok 20-versi 2

LoaLoa loaloa

Diagnosa :Diagnosa :

- - Menemukan cacing dewasa Menemukan cacing dewasa

dalam konjungtivadalam konjungtiva

- Menemukan mikrofilaria dalam - Menemukan mikrofilaria dalam

dardaraah tepi yang diambil siang h tepi yang diambil siang

harihari

Page 28: blok 20-versi 2

LoaLoa loaloa Pengobatan : Pengobatan :

- - DEC ( untuk membasmi cac. DEC ( untuk membasmi cac. dewasa dewasa

& mikrofilaria )& mikrofilaria )

- Pembedahan mata : mengeluarkan - Pembedahan mata : mengeluarkan

cacingcacing

EpidemiologiEpidemiologi::

Ditularkan oleh lalat Ditularkan oleh lalat Chrysops silaceaChrysops silacea & & CChrysopshrysops dimidiatadimidiata

PencegahanPencegahan:: hindari gigitan lalat hindari gigitan lalat tsb.tsb.

Page 29: blok 20-versi 2
Page 30: blok 20-versi 2

Calabar swellingCalabar swelling

Page 31: blok 20-versi 2

Crysops

Page 32: blok 20-versi 2

Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus(Filariasis volvulus)(Filariasis volvulus)

Ditemukan thn 1875 mikrofilaria dari kulit Ditemukan thn 1875 mikrofilaria dari kulit

penderita di Afrika Barat; Filaria volvulus(1893) penderita di Afrika Barat; Filaria volvulus(1893)

oleh Leuckard dari benjolan kulit penderita. oleh Leuckard dari benjolan kulit penderita. Thn 1915 Brumpt menamakan Thn 1915 Brumpt menamakan OnchocercaOnchocerca

volvulusvolvulus Penyakit : Penyakit : onkoserkosisonkoserkosis atau atau River blindnessRiver blindness Endemik di Afrika, masalah Endemik di Afrika, masalah Kes. Masyarakat.Kes. Masyarakat. Ditularkan oleh lDitularkan oleh lalat alat Simulium damnosumSimulium damnosum

(vektor) ; lalat betina menghisap darah(vektor) ; lalat betina menghisap darah

Page 33: blok 20-versi 2

Life Cycle of Onchocerca volvulus:

Page 34: blok 20-versi 2

Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus

River blindnessRiver blindness

Page 35: blok 20-versi 2

Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus Adults in Subcutaneous noduleAdults in Subcutaneous nodule

Page 36: blok 20-versi 2

Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus

Cacing hidup dalam jaringan ikat, melingkar satu sama lain spt benang kusut →benjolan (tumor)

Vivipar, betina mengeluarkan mikrofilaria

Lalat Simulium mengisap darah →mikrofilaria berkembang dalam lalat →larva infektif menuju probosis lalat →gigit manusia, larva masuk kedalam jaringan ikat dan menjadi dewasa.

Page 37: blok 20-versi 2

Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus

Patologi dan Gejala klinis :

Ada 2 tipe :- Tipe forest : kelainan kulit dominan- Tipe savannah : kelainan mata

dominan

Manifestasi onkosersiasis terutama padakulit, sistem limfatik dan mata.

Page 38: blok 20-versi 2

Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus

Patologi dan Gejala klinis :

Kelainan Kulit : disebabkan cacing dewasa:

benjolan (onkoserkoma) tidak nyeri letakbenjolan diatas tonjolan tulang (iga, skapula, siku, tengkorak, lutut ) ukuran dan jumlah benjolan bervariasi

Page 39: blok 20-versi 2

Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus

Gejala klinis pada mata: oleh mikrofilaria → menyebabkan gangguan saraf optik dan retina.

Patologi kelainan mata :1. Reaksi mekanik atau reaksi sekret dari

mikrofilaria hidup.2. Toksin dari mikrofilaria mati3. Toksin cacing dewasa4. Hipersensitif terhadap parasit

Page 40: blok 20-versi 2

Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus

Gejala klinis pada mata: disebabkan oleh mikrofilaria, terutama bila mikrofilaria banyak yang mati → reaksi radang makin hebat.

gejala klinis: fotofobia,lakrimasi,blefarospasmus, sensasi benda asing.

Infeksi berat bisa terjadi: - keratitis berbintik - glaukoma - atrofi dan kebutaan.

Page 41: blok 20-versi 2

Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus

Diagnosis: Klinis: tonjolan subkutan, hanging

groin, leopard skin, atrofi kulit, keratitis, limbitis, uveitis dan mikrofilaria dalam kornea.

Parasitologis: menemukan mikrofilaria dan cacing dewasa

Usg nodul : menentukan beratnya infeksi (worm burden)

Pelacak DNA Mazzoti test.

Page 42: blok 20-versi 2

Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus

Pengobatan :- Ivermectin- Suramin →membunuh cacing dewasa Prognosis: Baik bila belum terjadi kerusakkan mata.

Page 43: blok 20-versi 2

Keratitis amubaKeratitis amuba

PenyebabPenyebab Acathamoeba Acathamoeba castellani, Acanthamoeba castellani, Acanthamoeba polyphagapolyphaga

Cara Infeksi/ gejala klinis:Cara Infeksi/ gejala klinis:Trauma Trauma pada kornea pada kornea (kontak lens, cairan (kontak lens, cairan tidak steril) tidak steril) → ulkus kornea→ ulkus kornea unilateral, unilateral, sangatsangat nyeri, mata merah, infiltrat nyeri, mata merah, infiltrat bbtk cincin (khas) → epitel rusak → bbtk cincin (khas) → epitel rusak → sembuh (berulang2) → sikatrikssembuh (berulang2) → sikatriks

Page 44: blok 20-versi 2

Keratitis amubaKeratitis amuba

Page 45: blok 20-versi 2

Keratitis amubaKeratitis amuba

DiagnosisDiagnosis : menemukan trofozoit : menemukan trofozoit atau kista dari kerokan ulkus atau atau kista dari kerokan ulkus atau biopsi (pulasan Giemsa atau biopsi (pulasan Giemsa atau periodic periodic acid Schiff)acid Schiff)

PengobatanPengobatan : Sukar : Sukar medikamentosamedikamentosa pencangkokan kornea, pencangkokan kornea, enukleasienukleasi

Page 46: blok 20-versi 2

Keratomikosis

= keratitis mikotik : penyakit infeksi pada kornea mata yg disebabkan jamur

Penyebab : Jamur saprofit : Fusarium,

Aspergillus,Curvularia, Candida dll

Page 47: blok 20-versi 2

Keratomokosis

Cara Infeksi: Trauma (ranting pohon, lensa kontak)

→ spora masuk ke kornea → infiltrat → ulkus → hipopion (sel radang mengendap di dalam kamera okuli anterior

Diagnosis : kerokan kornea (periksa langsung dan biakan agar Sabouraud)

Page 48: blok 20-versi 2

Keratomokosis

Gejala Klinis:- Nyeri hebat- Mata merah- Fotofobia- Lakrimasi

Faktor resiko:- Kortikosteroid topikal- Kortikosteroid sistemik- Operasi kornea (keratotomi,keratoplasti)

Page 49: blok 20-versi 2

Keratomokosis

Terapi :- tergantung penyebab- amfoterisin B dgn konsentrasi 4 mg/ml larutan diberikan tiap

jam- derivat azol

Page 50: blok 20-versi 2

Keratomikosisdengan hipopion

Page 51: blok 20-versi 2

Rinosporidiosis

Penyebab :Rhinosporidium seeberi (belum

berhasil dibiak ) → hidup di air

Morfologi :sporangium dlm berbagai stadium

Page 52: blok 20-versi 2

Rinosporidiosis

Klinis : Polip bertangkai , mudah berdarah → di selaput lendir mata, hidung, faring, uretra Gejala : lakrimasi, fotofobia

Diagnosis : sediaan KOH → sporangium dlm berbagai stadium

Page 53: blok 20-versi 2

Rinosporidiosis

Terapi : pembedahan

Prognosis : baik

Epidemiologi : banyak ditemukan pd pekerja yg berhubungan dgn air

Page 54: blok 20-versi 2

Rinosporidiosis

Page 55: blok 20-versi 2

Rinosporidiosis di mata

Page 56: blok 20-versi 2

Otomikosis Definisi : penyakit jamur pada telinga

Penyebab : Aspergillus, Penicillium, Mucor, Rhizopus,Candida

Patologi & gejala klinis : Rasa gatal dan rasa penuh Nyeri (infeksi sekunder) Bersifat akut / menahun

Page 57: blok 20-versi 2

Otomikosis

Diagnosis : Pemeriksaan langsung : spora / hifa Biakan ( agar Sabouraud ) : identifikasi spesies

jamur

Pengobatan : Toilet telinga Antijamur topikal

Epidemiologi : Kebiasaan mengorek-ngorek telinga Serumen yang basah

Page 58: blok 20-versi 2