blok 18 up 4

13
LEARNING OBJECTIVE 1. Jelaskan mengenai FUS , meliputi : a) Etiologi b) Patogenesis c) Gejala Klinis d) Diagnosa e) Penanganan f) Pencegahan PEMBAHASAN 1. FUS ( Feline Urologic Syndrome ) Etiologi Feline Urologic Syndrome (FUS) merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada kucing jantan. FUS sering kali karena adanya gangguan vesika urinaria (VU) dan uretra kucing. Gangguan pada uretra terjadi disebabkan oleh struktur uretra kucing jantan yang berbentuk seperti tabung memiliki bagian yang menyempit sehingga sering menimbulkan penyumbatan urin dari VU ke luar tubuh. Feline lower urinary tract disease (FLUTD) meliputi beberapa kondisi yang terjadi pada saluran urinaria kucing (Nash 1997). Sindrom yang terjadi pada kucing ini ditandai dengan pembentukan kristal (paling sering struvite) di dalam VU. Kristal tersebut kemudian akan menyebabkan inflamasi, perdarahan pada urin, kesulitan buang air kecil, serta beberapa kasus dapat menyebabkan obstruksi aliran normal urin keluar dari VU yang dapat menyebabkan kematian (Pinney 2009). Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD) atau Feline Urologic Syndrome (FUS) mengacu pada gangguan saluran urinary bagian bawah, bersifat heterogen yang terkarakterisasi dengan 1 | BLOK 18 HEWAN KESAYANGAN I

Upload: runde-p-putra

Post on 28-Oct-2015

97 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

i love it

TRANSCRIPT

Page 1: Blok 18 up 4

LEARNING OBJECTIVE

1. Jelaskan mengenai FUS , meliputi :a) Etiologib) Patogenesisc) Gejala Klinisd) Diagnosae) Penangananf) Pencegahan

PEMBAHASAN1. FUS ( Feline Urologic Syndrome )

Etiologi

Feline Urologic Syndrome (FUS) merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi

pada kucing jantan. FUS sering kali karena adanya gangguan vesika urinaria (VU) dan uretra

kucing. Gangguan pada uretra terjadi disebabkan oleh struktur uretra kucing jantan yang

berbentuk seperti tabung memiliki bagian yang menyempit sehingga sering menimbulkan

penyumbatan urin dari VU ke luar tubuh. Feline lower urinary tract disease (FLUTD)

meliputi beberapa kondisi yang terjadi pada saluran urinaria kucing (Nash 1997). Sindrom

yang terjadi pada kucing ini ditandai dengan pembentukan kristal (paling sering struvite) di

dalam VU. Kristal tersebut kemudian akan menyebabkan inflamasi, perdarahan pada urin,

kesulitan buang air kecil, serta beberapa kasus dapat menyebabkan obstruksi aliran normal

urin keluar dari VU yang dapat menyebabkan kematian (Pinney 2009). Feline Lower Urinary

Tract Disease (FLUTD) atau Feline Urologic Syndrome (FUS) mengacu pada gangguan

saluran urinary bagian bawah, bersifat heterogen yang terkarakterisasi dengan gejala klinis

seperti hematuria (makroskopik dan mikroskopik), disuria, stanguria, polakiuria, uriansi yang

tidak normal sampai obstruksi parsial mau pun total (Houston, 2007).

Penyebab terjadinya urolithiasis antara lain :

1. Faktor Endogen (misal : faktor genetik familial pada hiper sistinuria)

Faktor hiperkalsuria primer dan hiperoksaluria primer

2. Faktor  eksogen

- Infeksi

Infeksi bakteri (Staphylococcus sp., Proteus sp) >> memecahkan ureum >>

konversi urea menjadi amoniak >> akumulasi mineral magnesium ammonium

fosfat >> terbentuk kristal struvit

1 | B L O K 1 8 H E W A N K E S A Y A N G A N I

Page 2: Blok 18 up 4

- Obstruksi – stasis urine

Obstruksi dan stasis urine >> mudah infeksi >> resiko terbentuknya batu saluran

kemih

- Jenis kelamin (lebih banyak ditemukan pada jantan)

- Ras (lebih banyak ditemukan pada kucing persia dan himalaya ) 

- Air minum

Banyak minum >> mengurangi terbentuknya batu, kurang minum kadar semua

substansi meningkat, yang mempermudah pembentukan batu

- Pekerjaan

Sering dikandangkan, pemalas dan tidur lebih >> rentan terjangkit urolithiasis

- Makanan

Kandungan mineral yang terlalu tinggi >> memicu terbentuknya batu

- Suhu

Daerah tropis yang menyebabkan keringat berlebihan beresiko terkena batu

saluiran kemih (Sani, 2010).

Patogenesis

Pembentukan urolit biasanya dipengaruhi oleh adanya nidus Kristal, pH urin dan ada

atau tidaknya factor inhibitor kristal dalam urin. Pembentukan urolit meliputi fase awal

pembentukan dan fase pertumbuhan. Fase awal dimulai terbentuknya nidus kristal.

Pembentukan nidus kristal tersebut  tergantung pada pusat nucleus atau matriks (meskipun

subtansi matriks protein nonkristal juga dapat berperan sebagai nukleusi) dan supersaturasi

urin oleh kristal kalkulogenik. Sedangkan derajad supersaturasi urin dipengaruhi oleh

banyaknya kristal yang dieksresikan oleh ginjal dan volume urin. Fase  pertumbuhan nidus

kristal tergantung pada;

A. Kemampuan untuk tetap bertahan dalam lumen traktus ekskretorius system urinarius.

B. Derajad dan durasi supersaturasi urin yang mengandung kristal baik yang identik atau

berbeda dengan kristal yang ada dalam nidus.

C. Sifat fisik nodus kristal, jika suatu kristal mempunyai sifat yang cocok dengan kristal

lain, maka beberapa kristal dapat saling menggabungkan diri dan tumbuh menjadi

nidus atau kristal lain.

Urolit yang  berlangsung lama juga dapat menimbulkan infeksi ascendens yang terjadi

pada traktus urinarius bagian bawah  dan penyebaran infeksi secara hematogen dari infeksi

2 | B L O K 1 8 H E W A N K E S A Y A N G A N I

Page 3: Blok 18 up 4

local ditempat lain.  Infeksi descendens juga dapat terjadi pada bagian atas traktus urinarius

dan infeksi kelenjar prostate kronis merupakan sumber infeksi.

Gambar bagian kalkuli

Macam-macam Urolith :

A. Struvite

Struvite memiliki komposisi mineral (MgNH4PO4.6H2O), tetapi terkadang

terdapat carbonat apatite dan amonium urrate dalam jumlah kecil. Pada kebanyakan

kasus, terbentuknya urolith struvite berhubungan dengan infeksi pada saluran urinary

oleh produksi urease Staphylococcus atau Proteus spp. Tidak seperti pada kucing,

yang sering terjadi, urolith struvite steril jarang ditemukan pada anjing. Ditemukan

pada famili English Cocker Spaniel, predisposisi genetik (Kahn & Line, 2002). Urolith

struvite biasanya berwarna putih atau kuning pucat, dan lebih sering ditemukan di

vesika urinaria dibanding yang berada di urethra. Dapat ditemukan tunggal atau dalam

jumlah banyak, cepat bertambah besar, dan terkadang menjadi sangat besar (Hoppe,

2000).

Struvit terlarut dalam urine dengan pH 6,4 dan menjadi sangat tidak terlarut

dalam pH 7,7. Penambahan magnesium klorida dalam pakan akan mengasamkan urine

sehingga menurunkan resiko pembentukan struvit. Sebaliknya, pemberian magnesium

oksid atau magnesium sulfat akan membuat pH urine alkalis dan menaikkan resiko

pembentukan struvit (Nelson&Couto, 1998). Struvit bersifat Radiopaque, bentuk

halus, dan bisa berbentuk pyramidal, bisa berasosiasi dengan infeksi bakteri penghasil

urease (Staphylococcus, Proteus, Mycoplasma spp.), dan kristalnya berbentuk “coffin

lid” (Thompson, 2007).

B. Calcium oxalate

Hypercalciuria mengakibatkan terbentuknya urolith calcium oxalate yang

berasal dari peningkatan renal clearance calcium yang seharusnya diabsorbsi oleh

3 | B L O K 1 8 H E W A N K E S A Y A N G A N I

Page 4: Blok 18 up 4

intestinum secara berlebihan, terganggunya ginjal atau mobilisasi kalsium dari tulang

berlebihan (Kahn & Line, 2002).

Kristal calcium oxalate terbentuk dari calcium oxalate monohydrate atau

calcium oxalate dehydrate. Sering ditemukan pada anjing jantan dibanding betina

(mencapai 70%) dan anjing yang tua. Kristal ini bersifat Radiopaque, dapat

berkembang pada acidic to neurtal pH, berbentuk urolith halus, calscium oxalate

dihidrat berbentuk jackstone, tidak berhubungan dengan infeksi saluran urinarius,

kristal calcium oxalate dihidrat berbentuk persegi panjang, kristal calcium oxalate

monodihidrat berbentuk dumbbell (Thompson, 2007).

Penanganan dengan perbaikan pakan dan dengan potassium citrate (50-75

mg/kgBB PO) dan hydrochlorothiazide (anjing: 2 mg/kgBB PO, kucing: 1 mg/kgBB

PO). Kemudian dilakukan evaluasi serum calcium, mencegah terjadinya

hypercalcemia (Westropp, 2006).

C. Urate

Calculi ammonium urate mempunyai permukaan yang halus, kurang

radiopaque dan sulit dideteksi pada plain radiograph (Hoope, 2000). Urolith ini sering

terjadi pada Dalmatian dan pada anjing yang congenital portosystemic vascular shunt.

Bentukan calculi ini tergantung pada konsentrasi urat dan ammonium dan berbagai

faktor yang tidak diketahui secara pasti (Kahn & Line, 2002 ). Bersifat radiolucent dan

sedikit radiophaque, acid pH, urolithnya halus, tidak berasosiasi dengan infeksi,

yellow-brown “thorn apple” (spherical) atau amorphous Kristal (Thompson, 2007).

Pemberian pakan rendah protein dan purine akan menurunkan pengeluaran

urate. Terapi dengan allopurinol (10 mg/kg, PO) dapat diberikan (Kahn & Line, 2002).

D. Cystine

Kristal cystine berbentuk hexagonal (Hoppe, 2000). Sering terjadi pada anjing

yang mengalami gangguan reabsorbsi asam amino pada tubulus renalis atau disebut

dengan cystinuria (Kahn & Line, 2002 ). Bersifat sedikit sampai moderat radiophaque,

acid pH, urolithnya berbentuk halus, bundar, staghorn-shaped jika terjadi nephrolith,

tidak berasosiasi dengan infeksi, kristal berbentuk heksagonal (Thompson, 2007).

Konsentrasi cystine dalam urin dapat diterunkan dengan pemberian N-(2-

mercaptopropionyl)-glycine (2-MPG, tiopronin) (10-15 mg/kg PO) atau penicillamine

(15 mg/kg PO). Jika urin alkaline pH >7,5, dapat diberikan sodium bicarbonate 1

g/5kg dalam pakan atau potassium citrate (20-75 mg/kg PO) lebih baik. Jangan

4 | B L O K 1 8 H E W A N K E S A Y A N G A N I

Page 5: Blok 18 up 4

diberikan tambahan garam, karena dapat meningkatkan pengeluaran cystine (Kahn &

Line, 2002).

E. Silica

Biasanya multipel dan berkembang pada vesika urinaria dan urethra. Urolith

silica bersifat radio opaque, biasanya “jack-stone” tetapi tidak selalu (Kahn & Line,

2002 ). Bersifat radiophaque, acid sampai pH netral, jackstone-shaped urolioth, tidak

berasosiasi dengan infeksi, tidak membentuk Kristal (Thompson, 2007).

Sulit untuk melakukan pencegahan, karena pad tumbuhan terkandung juga

silica. Jika teridentifikasi bahwa pakan anjing yang terinfeksi mengandung tinggi silica

atau silica orolithiasis kambuh, disarankan untuk melakukan perubahan pakan. Dapat

dilakukan penambahan garam dan atau air untuk menginduksi diuresis. Pakan dengan

kandungan protein tumbuhan yang tinggi dihindari (Kahn & Line, 2002).

Macam-macam kalkuli :

Gejala Klinis

Beberapa gejala yang sering timbul adalah sebagai berikut:

1. Dypsuria (kesulitan urinasi). Kucing sering merejan atau sukar mengeluarkan urine

(kucing sering buang air kecil tidak pada tempatnya)

5 | B L O K 1 8 H E W A N K E S A Y A N G A N I

Page 6: Blok 18 up 4

2. Sering menjilati daerah sekitar perineal (penis)

3. Warna urine tidak normal, bahkan suka berdarah

4. Kurang nafsu makan, depresi, lemah, muntah, badan menjadi dingin, dan dehidrasi

Rasa sakit pada abdomen ketika di palpasi (Anonim, 2011; Pinney 2009).Diagnosa

a. Sampling Urin , Urin harus baru karena jika tidak segera diperiksa menyebabkan

bakteri berkembang biak. ,merubah Urea menjadi CO2 dan NH3 sehingga Urin

Menjadi lebih alkalis (Salasia, 2005)

b. Pengawetan Urin, Disimpan di kulkas suhu 40C (hanya bertahan 6 jam),

Penyimpanan beku pada suhu -100C, Penggunaan Pengawet Urin :

- Toluene : cukup sebagai lapisan tipis dipermukaan urin. Digunakan untuk

pemeriksaan susunan kimiawi

- Formalin 40% : sebanyak 2 tetes/ons urin namun menyebabkan positif palsu

untuk uji gula

- Timol 100 mg/L urin namun positif palsu untuk albumin.

c. Pemeriksaan Fisik, Volume, (biasanya pada penderita FUS terjadi anuria-oliguria

dan sering terjadi incontinentia urinae). Warna (Kebanyakan warna urin masih

normal yaitu kuning tetapi kemungkinan juga ditemukan agak kemerahan dan

keruh karena bercampur darah. Berat Jenis ( Normal pada Kucing adalah 1,015-

1,045. Berat jenis menggambarkan rasio massa zat terlart dalam urin yang

berbanding terbalik dengan volume airnya) (Salasia, 2005)

d. Pemeriksaan Kimiawi, pH, (Alat pengukur pH adalah Labstick, pH meter

sedangkan kertas lakmus tidak dapat dipakai. Pada hewan Karnivora secara normal

urin cenderung asam (Salasia, 2005)

e. Pemeriksaan Sedimen Urin, (biasanya untuk pengenalan bentuk sedimn sebaiknya

dipakai urin pekat yaitu BJ 1,023 atau lebih. Urin normal biasanya ditemukan

sedikit sedimen, sedikit lukisit, epitel mukus, kristal dan bebas mikroorganisme.

Penetapan sedimen meliputi warna,tipeendapan dan tipe sedimen. Warna sedimen merah

coklat-eritrosit, kuning-pigmen empedu, putih-kristal, lapisan tipis-lemak (Salasia, 2005).

6 | B L O K 1 8 H E W A N K E S A Y A N G A N I

Page 7: Blok 18 up 4

Diagnosa FUS didasarkan pada anamnesa, gejala klinis, pemeriksaan fisik, urinalisis dan

lain-lain. Pemeriksaan untuk memperkuat diagnosis antara lain :

1. Anamnesa : kualitas dan kuantitas pakan dan minum ; frekuensi dan jumlah urin.

2. Pemeriksaan fisik : Ginjal dan vesica urinaria di palpasi (respon sakit/ tidak)

3. Urinalisis

Fisik : bau (asam), warna (kuning jernih), bJ (naik/ turun), volume (22-30

ml/kg/hari), kejernihan

Kimiawi : pH (normal 5,0 – 7,0), protein , glukosa, keton, darah, bilirubin

ANALISIS DIPSTICK

Dipstick adalah strip reagen berupa strip plastik tipis yang ditempeli kertas

seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis parameter yang

akan diperiksa. Urine Dip merupakan analisis kimia cepat untuk mendiagnosa

berbagai penyakit.

Uji kimia yang tersedia pada reagen strip umumnya adalah : glukosa, protein,

bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, darah, keton, nitrit, dan leukosit

esterase.

Prosedur Tes

Mikroskopik : terdapat sedimen, kristal, bakteri, atau sel radang, leukosit.

7 | B L O K 1 8 H E W A N K E S A Y A N G A N I

Page 8: Blok 18 up 4

Ultrasound ginjal, merupakan tes non-invasif yang menggunakan gelombang frekuensi tinggi

akan mendeteksi obstruksi dan perubahannya.

5.Pemberian kontras (intravenous pielogram) dan scan memberi konfirmasi diagnosis

dalam menentukan ukuran serta lokasi sumbatan.

6. Foto sinar X dari ginjal, ureter, dan kandung kemih untuk menunjukkan adanya kristal

pada ginjal.

(Anonim, 2011a,b ; Cheryl, 2003 ; Pinney, 2009)

Penanganan

Pada kucing kasus ini sering terjadi pada hewan jantan karena saluran urin yang

sempit dan kristal struvit merupakan urolith yang sering berada pada saluran tersebut (Khan,

2007).

Struvit terlarut dalam urine dengan pH 6,4 dan menjadi sangat tidak terlarut dalam pH

7,7. Penambahan magnesium klorida dalam pakan akan mengasamkan urine sehingga

menurunkan resiko pembentukan struvit. Sebaliknya, pemberian magnesium oksid atau

magnesium sulfat akan membuat pH urine alkalis dan menaikkan resiko pembentukan struvit

(Nelson&Couto, 1998).

Terapi yang diberikan kepada pasien FUS adalah kateterisasi urin sehingga terjadi

pengeluaran urin dan kristal dari vesika urinaria. Penyuntikan cairan fisiologis intravena atau

perinfusi diperlukan ketika sindrom uremia terjadi (depresi, muntah, dehidrasi) dengan tujuan

mengganti cairan tubuh dan menstabilkan pH cairan tubuh. Pemberian antibiotik diperlukan

untuk mencegah infeksi sekunder oleh bakteri dan obat-obatan parasimpatomimetik yang

menstimulasi otot vesika urinaria berkontraksi dan relaksasi uretra juga diperlukan. Dalam

beberapa kasus, tindak bedah diperlukan untuk menghilangkan sumbatan atau mencegah

terjadinya pengulangan timbulnya kristal mineral (Anonim,2011).

Pencegahan

Diet, hewan diberi pakan moisten dry food atau menggantinya dengan pakan kaleng/

pakan basah.

8 | B L O K 1 8 H E W A N K E S A Y A N G A N I

Page 9: Blok 18 up 4

2) Mengurangi jumlah pakan yang mengandung magnesium.

3) Meningkatkan jumlah air minum.

DAFTAR PUSTAKA

Cheryl S. Sine, DVM et al. Urinalysis Dipstick Interpretation

http://www.vet.uga.edu/vpp/clerk/sine/index.php

Houstler RA, Chew DJ and DiBarlota SP. 2005. Recent Concepts in Feline Lower Urinary

Tract Disease. Ohio : Elsevier Saunders.

Houston DM. 2007. Epidemiology of Feline Urolithiasis. Veterinary Focus. Vol 17 No 1: 4-

9.

Nelson, Richard W et all. 2003. Small Animal Internal Medicine 3rd edition. Mosby

Tiley, L. P and F.W.K. Smith. (2000). The 5-Minute Veterinary Consults, Canine and Feline.

Lipincoot Williams and Wilkins, Philadhelpia.

9 | B L O K 1 8 H E W A N K E S A Y A N G A N I