wrap up sk 1 blok repirasi

57
Skenario PILEK PAGI HARI Seorang pemuda usia 20 tahun, selalu bersin-bersin di pagi hari, keluar ingus encer, gatal di hidung dan mata, terutama bila udara berdebu, diderita sejak usia 14 tahun. Tidak ada pada keluarganya yang menderita seperti ini, tetapi ayahnya mempunyai riwayat penyakit asma. Pemuda tersebut sangat rajin sholat tahajud, sehingga dia bertanya adakah hubungannya memasukkan air wudhu ke dalam hidungnya di malam hari dengan penyakitnya? Kawannya menyarankan untuk memeriksakan ke dokter, menanyakan mengapa bias terjadi demikian, dan apakah berbahaya apabila menderita seperti ini dalam waktu yang lama. 1

Upload: edita-devana

Post on 16-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

skenario 1 blok respirasi

TRANSCRIPT

SkenarioPILEK PAGI HARI

Seorang pemuda usia 20 tahun, selalu bersin-bersin di pagi hari, keluar ingus encer, gatal di hidung dan mata, terutama bila udara berdebu, diderita sejak usia 14 tahun. Tidak ada pada keluarganya yang menderita seperti ini, tetapi ayahnya mempunyai riwayat penyakit asma. Pemuda tersebut sangat rajin sholat tahajud, sehingga dia bertanya adakah hubungannya memasukkan air wudhu ke dalam hidungnya di malam hari dengan penyakitnya? Kawannya menyarankan untuk memeriksakan ke dokter, menanyakan mengapa bias terjadi demikian, dan apakah berbahaya apabila menderita seperti ini dalam waktu yang lama.

KATA SULIT1. Asma: gangguan inflamasi kronis pada jalan nafas tempat banyak sel seperti sel mast, eosinofil, dan limfosit T memegang peranan. Biasanya ditandai sulit bernafas.2. Ingus: lendir yang dikeluarkan oleh kelenjar hidung yang terdiri dari air, antibody, dan protein yang berfungsi untuk menjaga saluran hidung tetap lembab, serta mencegah debu atau benda asing dari luar.

PERTANYAAN1. Apa hubungan memasukkan air ke dalam hidung pada malam hari dengan gejala yang ada?2. Kenapa bersin-bersin terjadi terutama pada pagi hari?3. Adakah pengaruh riwayat penyakit asma ayahnya dengan penyakit pasien?4. Prognosis penyakit?5. Mekanisme terjadinya gatal di hidung dan mata?6. Kenapa gatal hanya terjadi di hidung dan mata?7. Kenapa ingus yang keluar encer?8. Diagnosis penyakit dan komplikasi?9. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis?10. Apakah yang dapat menyebabkan penyakit ini?11. Jika udara tidak berdebu, apakah gejala akan tetap muncul?12. Penatalaksanaan yang diberikan?

JAWABAN1. - air yang masuk ke dalam hidung membuat ingusnya encer Factor yang membuat ingus encer: karena virus Tidak ada hubungannya2. Akibat suhu yang rendah pada pagi hari menyebabkan peningkatan kerja silia pada hidung yang dipicu oleh allergen.3. Ya. Factor riwayat atopic biasanya diturunkan dari ayah, ibu, kakek, saudara kandung, nenek. Biasanya >78% pasien asma punya rhinitis alergi.4. Baik bila diobati, menghindari allergen, bias berkurang dengan bertambahnya usia.5. Allergen masuk ditangkap APC dipresentasikan pada sel T helper (Th0) APC melepaskan sitokin seperti IL1 Th0 aktif jadi Th1 dan Th2. Th2 menghasilkan sitokin (IL3, IL4, IL5, IL13) IL4 dan IL13 diikat pada sel limfosit B aktif produksi IgE. IgE aktif basofil aktif mediator kimia terutama histamine gatal.6. Karena allergen masuk melalui ductus nasolacrimalis (pada meatus nasalis media) berhubungan dengan mata.7. - air yang masuk ke dalam hidung membuat ingusnya encer Factor yang membuat ingus encer: karena virus Tidak ada hubungannya8. Diagnosis Rhinitis alergi. Komplikasi: asma, sinusitis.9. Skin prick test.10. Karena allergen. Jenis allergen: inhalan, ingestan, injektan, kontaktan, suhu rendah.11. Ya. Karena masih ada factor resiko lainnya.12. Kortikosteroid, antihistamin, menghindari allergen, nasodekongestan.

HIPOTESIS

Faktor resikoRiwayat atopikAllergen masukdebutungauGejalaPilek pagi hariIngus encerGatal hidung dan mataPemeriksaan untuk diagnosisSkin prick testDiagnosisRhinitis alergiPenatalaksanaanFarmakoNon farmakoKomplikasiAsmasinusitisPrognosisBaik bila diobati dan mengindari alergen

SASARAN BELAJAR

LI.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Nafas Bagian AtasLO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi MakroLO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikro

LI.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme PernafasanLO.2.1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi PernafasanLO.2.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Pertahanan

LI.3. Memahami dan Menjelaskan Rhinitis AlergiLO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Rhinitis AlergiLO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Rhinitis AlergiLO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Faktor Resiko Rhinitis AlergiLO.3.4. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Rhinitis AlergiLO.3.5. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Rhinitis AlergiLO.3.6. Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Rhinitis AlergiLO.3.7. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Rhinitis AlergiLO.3.8. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Rhinitis AlergiLO.3.9. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Rhinitis AlergiLO.3.10. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rhinitis AlergiLO.3.11. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Rhinitis Alergi

LI.4. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Pernafasan Menurut Al-Quran dan HadistLO.4.1. Memahami dan Menjelaskan Menguap Menurut Al-Quran dan HadistLO.4.2. Memahami dan Menjelaskan Bersin Menurut Al-Quran dan HadistLO.4.3. Memahami dan Menjelaskan Bersendawa Menurut Al-Quran dan HadistLO.4.4. Memahami dan Menjelaskan Wudhu Menurut Al-Quran dan HadistLO.4.5. Memahami dan Menjelaskan Alat Bantu Pernafasan Menurut Al-Quran dan Hadist

LI.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Nafas Bagian AtasLO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makro

Skema respiratoriusUdara masuk ke nares anterior vestibulum nasi cvavum nasi udara keluar dari cavum nasi ke nares posterior masuk nasopharinx melewati oropharinx epiglottis membuka aditus laryngis daerah larynx trachea masuk bronkus primer bronkus sekunder bronkus segmentalis bronkus terminalis bronkiolus respiratori organ paru duktus alveolaris alveolus alveoli terjadi difusi oksigen dan karbondioksida.

HIDUNG

1. NaresTerbentuk oleh tulang rawan,tulang sejati,dan otot Bagiannya adalah: Nares anterior Vestibulum nasi Cavum nasiTerletak dari nares anterior sampai nares posterior, dengan alat-alat yang terdapat di dalamnya yaitu : Concha nasalis superior Concha nasalis media Concha nasalis inferior Meatus nasi superior Metaus nasi media Meatus nasi inferior Septum nasi (os vomer,lamina perpendicularis os ethmoidalis,cartilage septi nasi)

Pada cavum nasi terdapat 3 buah konka nasalis yaitu : Konka nasalis superior Konka nasalis media Konka nasalis inferiorpada konka nasalis ini terdapat saluran yg disebut meatus nasalis. Pada nasopharinx terdapat saluran yg menghubungkan antara nasopharinx dengan cavum timpani yg disebut OPTA.

Terdapar pula SINUS paranasal yg terdiri dari : Sinus sphenoidalis ada 2 buah : mengeluarkan sekresinya melalui receccus sphenoethmoidalis Sinus frontalis : mengeluarkan sekresi ke meatus media Sinus ethmoidalis : mengeluarkan sekresinya ke meatus superior dan meatusmedia Sinus maxillaris : mengeluarkan sekresinya ke meatus media

Persarafan hidung

Persarafan sensorik dan sekremotorik hidung: Bagian depan dan atas cavum nasi mendapat persarafan sensoris dari cabang nervous opthalmicus (V.1). Bagian lainnya termasuk mukosa hidung dipersarafi oleh ganglion sfenopalatinum. Bagian bawah belakang termasuk mucosa concae nasalis deoan dipersarafi oleh rami nasalis posterior dari cabang N. maxillaris (V2) Daerah nasofaring dan concha nasalis mendapat persarafan sensoris dari ganglion pterygopalatinum.

Nervous olfactorius (Nervus I) keluar dari cavum cranii melalui lamina cribrosa ethmoidalis. Untuk sel-sel reseptor penciuman terletak pada 1/3 atas depan mucosa hidung septum dan concha nasalis.Serabut-serabut nervous olfactorius bukan untuk mensarafi hidung, tapi hanya untuk fungsional penciuman.Perdarahan Hidung

Berasal dari cabang arteri carotis interna dan arteri carotis eksterna. Arteri carotis interna mempercabangkan arteria opthalmica. Selanjuntnya arteria opthalmica mempercabangkan arteri :1. Arteri ethmoidalis dengan cabang-cabang : arteri nasalis externa dan lateralis, arteri septalis anterior 2. Arteri ethmoidalis posterior dengan cabang-cabang : arteri nasalis posterior, lateralis dan septal, arteri palatinus majus

Arteri carotis eksterna mempercabangkan dulu A. Maxillaris. Arteri maxillaris baru mempercabangkan Arteri Sphenopalatinum.

Ketiga pembuluh tersebut membentuk anyaman kapiler pembuluh darah yang dinamakan Plexus Kisselbach. Plexus ini mudah pecah oleh trauma/infeksi sehingga sering menjadi sumber epistaxis pada anak. Bila Plexus Kisselbach pecah, maka akan terjadi epistaxis. Epistaksis ada 2 macam, yaitu :

1. Epistaksis anterior Dapat berasal dari flexus Kisselbach, yang merupakan sumber perdarahan paling sering dijumpai anak-anak. Dapat juga berasal dari arteri ethmoidalis anterior. Perdarahan dapat berhenti sendiri atau spontan dan dapat dikendalikan dengan tindakan sederhana.

2. Epistaksis posterior Berasal dari arteri sphenopalatina, dan a.ethmoidalis posterior. Perdarahan cenderung lebih berat dan jarang berhenti sendiri, sehingga dapat menyebabkan anemia, hipovolemia, dan syok. Sering ditemukan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular.

FARING

Merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring. Dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: NasofaringBagian pharynx yang berada dibelakang cavum nasi dan diatas palatum molle berfungsi sebagai tractus respiratorius sehingga dindingnya tidak kolaps. Nasopharynx dihubungkan dengan cavum nasi oleh choanae. Nasopharynx berhubungan dengan oropharynx lewat isthmus pharyngeus. Pada dinding lateral nasopharynx terdapat ostium pharyngeum tubae auditiva (O.P.T.A.). Pada atap dan dinding posterior terdapat tonsila pharyngea yang dapat mengalami pembesaran dikenal sebagai adenoid yang membuat buntu tractus respiratorius. Di samping OPTA terdapat di depan lekukan yang disebut fosa Rosenmuller. OrofaringMulai dari palatum mole ke tulang hyoid. Ini membuka ke bagian depan, melalui isthmus faucium ke dalam mulut, sementara di dinding lateral, antara kedua lengkungan palatina, terdapat tonsila palatina. LaringofaringealDi depannya terdapat pintu masuk larnyx, yang digerakkan oleh epiglotis. Di bawah muara glotis bagian medial dan lateral terdapat ruangan yang disebut sinus piriformis yaitu di antara lipatan ariepiglotika dan cartilago thyroid. Lebih ke bawah lagi terdapat otot-otot dari lamina cricoid dan di bawahnya terdapat muara esofagus.

LARINGTerbentuk oleh tulang dan tulang rawan Yaitu satu buah os hyoid, 1 tiroid, 1 epiglotis, 2 aritenoid. Berbentuk segi lima yg disebut cavum laringis bagian atas aditus laringis sementara bagian bawah disebut kartilago cricoid.1) Os.Hyoid Terbentuk dari jaringan tulang, seperti besi telapak kuda. Mempunyai 2 cornu: cornu majus dan cornu minus. Dapat diraba pada batas antara batas atas leher dengan pertengahan dagu. Berfungsi tempat perlekatan otot mulut dan cartilago thyroid.

2) Cartilago Thyroid Terletak di bagian depan dan dapat diraba tonjolan yang dikenal dengan Prominens laryngis atau Adams Aplle sehari-hari disebut jakun lebih jelas pada laki-laki. Melekat keatas dengan os.hyoid dan kebawah dengan cartilago cricoid, kebelakang dengan arytenoid. Jaringan ikatnya adalah membrana thyrohyoid. Mempunyai cornu superior dan cornu inferior Pendarahan cornu superior dan cornu inferior. Pendarahan dari a.thyroidea superior dan inferior.3) Cartilago Arytenoid Terletak posterior dari lamina cartilago thyroid dan diatas dari cartilago cricoid. Mempunyai bentuk seperti burung pinguin, ada cartilago cornuculata dan cuneiforme Kedua arytenoid dihubungkan oleh m.arytenoideus tranversus4) Epiglotis Tulang rawan berbentuk sendok Melekat diantara kedua cartilago arytenoid Berfungsi membuka dan menutup aditus laryngis Berhubungan dengan cartilago arytenoid melalui m.aryepiglotica Pada waktu biasa epiglotis terbuka, tetapi pada waktu menelan epiglotis menutup aditus laryngis supaya makanan jangan masuk ke larynx

5) Cartilago cricoid Batas bawah cartilago thyroid (daerah larynx) Berhubungan dengan thyroid dengan ligamentum cricothyroid dan m.cricothyroid medial lateral Batas bawah adalah cincin pertama trachea Berhubungan dengan cartilago arytenoid dengan otot m.cricoarytenoideus posterior dan lateralis

Otot ekstrinsik :1. m.cricoaryhtenoideus2. m.thyroepigloticus3. m.thyroarytenoideus

Otot intrinsic :1. m.cricoarytenoideus posterior2. m.cricoarytenoideus lateralis3. m.arytenoideus obliq dan transverses4. m.vocalis5. m.arypiglotica

Pada otot ekstrinsik dipersarafi oleh nervus laringis superior. Sementara otot intrinsic dipersarafi oleh nervus laringis inferior atau yg sering desebut dengan nervus reccurens laringis. terdapat pula plica vocalis dan plica vestibularis, dalam plica vovalis ada rima glottis dan plica vestibularis ada rima vestibularis.otot m.cricoarytenoideus posterior sering disebut juga safety muscle of larynx.karena berfungsi menjaga agar rima glottis tetap membuka.

LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Anatomi MikroSistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama: 1. Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminalis 2. Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus.

Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5 macam sel epitel respirasi yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat (brush cells), sel basal, dan sel granul kecil.Rongga hidung

-Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. -Vestibulum : Terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung).-Pada fosa nasalis (cavum nasi), terdapat konka (superior, media, inferior) pada masing-masing dindinglateralnya. -Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkankonka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsimenghidu/membaui. -Epitel olfaktorius terdiri atas sel penyokong/selsustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar dipermukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor danmemiliki akson yang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak), sel basal(berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada lamina propria. -KelenjarBowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktoriussehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat.- Adanya vibrisa,konka dan vaskularisasi yang khas pada rongga hidung membuat setiap udarayang masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan penghangatan sebelummasuk lebih jauh.

Ket: epitel olfaktori

Sinus paranasalis

-Terdiri atas sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidales dan sinussphenoid, semuanya berhubungan langsung dengan rongga hidung. -Sinus-sinus tersebut dilapisi oleh epitel respirasi yang lebih tipis &mengandungsel goblet yang lebih sedikit serta lamina propria yang mengandung sedikitkelenjar kecil penghasil mukus yang menyatu dengan periosteum. Aktivitassilia mendorong mukus ke rongga hidung.

FaringFaring terbagi menjadi tiga, yaitu :1. Nasofaring yang terletak di bawah dasar tengkorak (epitel bertingkat torak bersilia, dengan sel goblet). 2. Orofaring, belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah (epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk) 3. Laringofaring, belakang laring (epitel bervariasi)

Epitel yang membatasi nasofaring bisa merupakan epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet atau epitel berlapis gepeng. Di dalam lamina propria terdapat kelenjar, terutama kelenjar mukosa. Tapi dapat juga terdapat kelenjar serosa dan kelenjar campur.

Sumber: http://histologyworld.com/photoalbum//albums/userpics/normal_00000017.jpg

LaringLaring adalah saluran napas yang menghubungkan faring dengan trakea. Laring berfungsi untuk bagian system konduksi pernapasan juga pita suara. Pita suara sejati dan pita suara palsu masing-masing merupakan tepi bebas atas selaput krikovokal (krikotiroid) dan tepi bebas bawah selaput kuadratus (aryepiglotica). Di antara pita suara palsu dan pita suara sejati terdapat sinus dan kantung laring. Lipatan aryepiglotica dan pita suara mempunyai epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Laring juga mempunyai epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet. Pada pita suara, lamina propria di bawah epitel berlapis gepeng padat dan terikat erat dengan jaringan ikat ligamentum vokalis di bawahnya. Dalam laring tidak ada submukosa tapi lamina propria dari membrane mukosanya tebal dan mengandung banyak serat elastin.

Sumber: http://www.medicalhistology.us/twiki/pub/Main/ChapterNineSlides/a73_larynx_40x_labeled.jpg

Epiglottis-Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring,meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. -Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat silindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa.

Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalamlumen laring: pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plikavestibularis) yang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa, serta dilipatan bawah membentuk pita suara sejati yang terdiri dari epitel berlapisgepeng, ligamentum vokalis (serat elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka).Otot muskulus vokalis akan membantu terbentuknya suara dengan frekuensiyang berbeda-beda.

Sumber: http://www.fsu.edu/~histo/image128.gif

LI.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme PernafasanLO.2.1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi PernafasanPernapasan atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang mengandung O2 kedalam tubuh sertamenghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi yang keluar dari tubuh. Proses penghirupan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi Secara fungsional (faal) saluran pernafasan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Zona Konduksi Zona konduksi berperan sebagai saluran tempat lewatnya udara pernapasan, serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan suhu udara pernapasan dengan suhu tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan pada proses pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, trakea, bronkus, serta bronkioli terminalis. Trakea dapat juga dijuluki sebagai eskalator-muko-siliaris karena silia pada trakea dapat mendorong benda asing yang terikat zat mucus ke arah faring yang kemudian dapat ditelan atau dikeluarkan. Silia dapat dirusak oleh bahan-bahan beracun yang terkandung dalam asap rokok. Struktur bronki primer masih serupa dengan struktur trakea. Pada bagian akhir dari bronki, cincin tulang rawan yang utuh berubah menjadi lempengan-lempengan. Pada bronkioli terminalis struktur tulang rawan menghilang dan saluran udara pada daerah ini hanya dilingkari oleh otot polos. Struktur semacam ini menyebabkan bronkioli lebih rentan terhadap penyimpatan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Bronkioli mempunyai silia dan zat mucus.Bahan-bahan debris di alveoli ditangkap oleh sel makrofag yang terdapat pada alveoli, kemudian dibawa oleh lapisan mukosa dan selanjutnya dibuang.

2. Zona Respiratorik Zona respiratorik terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan. Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi di dalam alveoli. Selain struktur diatas terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada pintu masuk yang penting untuk menyaring partikel-partikel yang masuk.

Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 bagian, yaitu :1. Menarik napas (inspirasi) Inspirasi merupakan proses aktif, disini kontraksi otot-otot inspirasi akan meningkatkan tekanan di dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada (tekanan intraktorakal). Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut datar. Muskulus interkostalis kontraksi. Dengan demikian jarak antara sternum dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, dengan demikian menarik paru-paru maka tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.

2. Menghembus napas (ekspirasi) Ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan konstraksi otot untuk menurunkan intratorakal. Ekspirasi terjadi apabila pada suatu saat otot-otot akan kendur lagi (diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar. Tetapi setelah ekspirasi normal, kitapun masih bisa menghembuskan nafas dalam-dalam karena adanya kerja dari otot-otot ekspirasi yaitu muskulus interkostalis internus dan muskulus abdominis.

FUNGSI RESPIRASI BAGI MANUSIA 1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran 2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh) 3. Melembabkan udara

Sistem respirasi bekerja melalui 3 tahapan yaitu :

1. Ventilasi Ventilasi terjadi karena adanya perubahan tekanan intra pulmonal, pada saat inspirasi tekanan intra pulmonal lebih rendah dari tekanan atmosfer sehingga udara dari atmosfer akan terhisap ke dalam paru-paru. Sebaliknya pada saat ekspirasi tekanan intrapulmonal menjadi lebih tinggi dari atmosfer sehingga udara akan tertiup keluar dari paru-paru. Perubahan tekanan intrapulmonal tersebut disebabkan karena perubahan volume thorax akibat kerja dari otot-otot pernafasan dan diafragma. Ventilasi dipengaruhi oleh :1. Kadar oksigen pada atmosfer 2. Kebersihan jalan nafas 3. Daya recoil & complience (kembang kempis) dari paru-paru 4. Pusat pernafasan

Fleksibilitas paru sangat penting dalam proses ventilasi. Fleksibilitas paru dijaga oleh surfaktan. Surfaktan merupakan campuran lipoprotein yang dikeluarkan sel sekretori alveoli pada bagian epitel alveolus dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan alveolus yang disebabkan karena daya tarik menarik molekul air & mencegah kolaps alveoli dengan cara membentuk lapisan monomolekuler antara lapisan cairan dan udara.2. Difusi Difusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas antara alveoli dengan darah pada kapiler paru. Proses difusi terjadi karena perbedaan tekanan, gas berdifusi dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Salah satu ukuran difusi adalah tekanan parsial. Volume gas yang berdifusi melalui membran respirasi per menit untuk setiap perbedaan tekanan sebesar 1 mmHg disebut kapasitas difusi. Kapasitas difusi oksigen dalam keadaan istirahat sekitar 230 ml/menit.

Difusi dipengaruhi oleh :1. Ketebalan membran respirasi 2. Koefisien difusi 3. Luas permukaan membran respirasi 4. Perbedaan tekanan parsial 5. Transportasi

3. PerfusiMerupakan aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal dimana O2 diangkut dalam darah membentuk ikatan (oksi Hb) / Oksihaemoglobin(98,5%) sedangkan dalam eritrosit bergabung dgn Hb dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%). CO2 dalam darah ditrasportasikan sebagai bikarbonat.

Mekanisme pernapasan berdasarkan antomiPada waktu inspirasi udara masuk melalui kedua nares anterior vestibulum nasi cavum nasi lalu udara akan keluar dari cavum nasi menuju nares posterior (choanae) masuk ke nasopharynx,masuk ke oropharynx (epiglottis membuka aditus laryngis) daerah larynx trakea masuk ke bronchus primer bronchus sekunder bronchioles segmentalis (tersier) bronchiolus terminalis melalui bronchioles respiratorius masuk ke organ paru ductus alveolaris alveoli.Pada saat di alveoli terjadi pertukaran CO2 (yang dibawa A.pulmonalis)lalu keluar paru dan O2 masuk kedalam vena pulmonalis.lalu masuk ke atrium sinistra ventrikel sinistra dipompakan melalui aorta ascendens masuk sirkulasi sistemik oksigen (O2) di distribusikan keseluruh sel dan jaringan seluruh tubuh melalui respirasi internal,selanjutnya CO2 kembali ke jantung kanan melalui kapiler / vena dipompakan ke paru dan dengan ekspirasi CO2 keluar bebas.B.

Mekanisme pernapasan berdasarkan fisiologinyaInspirasi merupakan proses aktif ,akan terjadi kontraksi otot otot, inspirasi akan meningkatkan volume intra torakal, tekanan intrapleura dibagian basis paru akan turun dari normal sekitar -2,5 mmHg (relatif terhadap tekanan atmosfer) pada awal inspirasi menjadi 6 mmHg.jaringan paru semakin tegang ,tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negatif dan udara mengalir ke dalam paru. pada akhir inspirasi daya rekoil paru mulai menarik dinding dada kembali kedudukan ekspirasi ,sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya rekoil jaringan paru dan dinding dada. tekanan didalam saluran udara menjadi sedikit positif dan udara mengalir meninggalkan paru,selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan volume intra torakal, namun pada awal ekspirasi masih terdapat kontraksi ringan otot inspirasi, kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya rekoil paru dan memperlambat ekspirasi.

LO.2.2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme PertahananMekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif atau innate, atau imunitas alamiah, sudah ada sejak bayi lahir. Jadi bukan merupakan pertahanan khusus untuk antigen tertentu. Mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau disebut juga komponen adaptif atau imunitas didapat adalah mekanisme pertahanan yang ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap antigen jenis lain.

MEKANISME BATUK

Seluruh saluran nafas dari hidung sampai bronkiolus terminalis, dipertahankan agar tetap lembab oleh selapis mukosa yang melapisi seluruh permukaan. Mukus ini disekresikan sebagian oleh sel goblet dalam epitel saluran nafas, dan sebagian lagi oleh kelenjar submukosa yang kecil. Batuk yang tidak efektif dapat menimbulkan penumpukan sekret yang berlebihan, atelektasis, gangguan pertukaran gas dan lain-lain. Pusat batuk berada pada medulla oblongata.

Mekanisme batuk dibagi menjadi 4 fase: Fase 1 (iritasi), allergen atau bahan iritan masuk ke dalam saluran pernafasanFase 2 (Inspirasi), paru2 memasukan kurang lebih 2,5 liter udara, oesofagus dan pita suara menutup, sehingga udara terjerat dalam paru-paru Fase 3 (Kompresi), otot perut berkontraksi, diafragma naik dan menekan paru-paru, diikuti pula dengan kontraksi intercosta internus. Pada akhirnya akan menyebabkan tekanan pada paru2 meningkat hingga 100mm/hg. Fase 4 (Ekspirasi), Spontan oesofagus dan pita suara terbuka dan udara meledak keluar dari paru

MEKANISME BERSIN Reflek bersin mirip dengan reflek batuk kecuali bahwa refleks ini berlangsung pada saluran hidung, bukan pada saluran pernapasan bagian bawah. Rangsangan awal menimbulkan refleks bersin adalah iritasi dalam saluran hidung, impuls saraf aferen berjalan dalam nervus ke lima menuju medulla tempat refleks ini dicetuskan. Terjadi serangkaian reaksi yang mirip dengan refleks batuk tetapi uvula ditekan, sehingga sejumlah besar udara dengan cepat melalui hidung, dengan demikian membantu membersihkan saluran hidung dari benda asing.JARINGAN LIMFOIDStruktur jaringan limfoid membentuk sistem limfoid yang terdiri dari limfosit, sel epitelial, dan sel stromal. Terdapat dua organ limfoid yaitu primer dan sekunder. Organ limfoid primer merupakan tempat utama pembentukan limfosit (limfopoesis) yaitu timus dan sumsum tulang. Limfosit dewasa yang diproduksi organ limfoid primer akan bermigrasi menuju organ limfoid sekunder. Organ limfoid sekunder merupakan tempat terjadinya interaksi antara limfosit dengan limfosit dan antara limfosit dengan antigen, dan diseminasi respons imun. Organ limfoid sekunder yaitu limpa dan jaringan limfoid pada mukosa seperti tonsil, BALT (bronchus-associated lymphoid tissue), GALT (gut-associated lymphoid tissue)/Peyers patch. Sirkulasi limfe akan berlanjut menuju duktus torasikus yang akan berhubungan dengan sistem pembuluh darah sehingga dapat mengirimkan berbagai unsur sistem limfoid.Di dalam jaringan limfoid mukosa (MALT) terdapat sel dendrit yang berasal dari sumsum tulang. Sel dendrit berfungsi sebagai Antigen Presenting Cell (APC) dan mengirim sinyal aktivasi kepada limfosit T naive atau virgin untuk memulai respon imun, karena itu sel dendrit disebut juga imunostimulatory cells. Sel dendrit dapat mengekspresikan MHC-kelas II sendiri pada level yang tinggi serta MHC-kelas I dan reseptor komplemen tipe 3. Sinyal dari Th (CD4+) akan menginduksi limfosit untuk menghasilkan sitokin. Aktivasi limfosit B dibantu oleh sel Th2 (IL-2, IL-4, IL-5) serta membentuk diferensiasi sel B menjadi klon yang memproduksi antibodi berupa sekretorik IgA.MALT tidak ada di saluran napas bawah.

LI.3. Memahami dan Menjelaskan Rhinitis AlergiLO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Rhinitis AlergiRinitis alergi merupakan suatu kumpulan gejala kelainan hidung yang disebabkan proses inflamasi yang diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE) akibat paparan alergen pada mukosa hidung.EpidemiologiUsia rata-rata onset rinitis alergi adalah 8-11 tahun, dan 80% rinitis alergi berkembang dengan usia 20 tahun. Biasanya rinitis alergi timbul pada usia muda (remaja dan dewasa muda). Dalam suatu penelitian di Medan, dari 31 penderita rinitis alergi, ditemukan perempuan lebih banyak daripada laki-laki dengan perbandingan 1.58 : 1 .Apabila kedua orang tua atopi, maka risiko atopi menjadi 4 kali lebih besar atau mencapai 50%.Jika orang tua tidak memiliki atopi maka resiko anak 13% sedangakn jika salah satu orang tua atopi makan resiko terkenanya 30%.Rinitis alergi dan atopi secara umum disebabkan oleh interaksi dari pasien yang secara genetik memiliki potensi alergi dengan lingkungan.Genetik secara jelas memiliki peran penting.Peran lingkungan rinitis alergi yaitu alergen, yang terdapat di seluruh lingkungan, terpapar dan merangsang respon imun yang secara genetik telah memiliki kecenderungan alergi.KlasifikasiDahulu rinitis alergi dibedakan dalam 2 macam berdasarkan sifat berlangsungnya, yaitu: 1. Rinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis) 2. Rinitis alergi sepanjang tahun (perenial)

Gejala keduanya hampir sama, hanya berbeda dalam sifat berlangsungnya (Irawati, Kasakeyan, Rusmono, 2008). Saat ini digunakan klasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi dari WHO Iniative ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2000, yaitu berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi menjadi : 1. Intermiten (kadang-kadang): bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 minggu. 2. Persisten/menetap bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan atau lebih dari 4 minggu. Sedangkan menurut berat ringannya penyakit, rhinitis alergi dibagi menjadi :1. Ringan, bila tidak ditemukan gngguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja, dll.2. Sedang atau berat, bila terdapat satu atau lebih dari gangguan diatas. (Bousquet et al, 2001)LO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Rhinitis AlergiRhinitis alergi melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisi genetik dalam perkembangan penyakitnya. Faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rhinitis alergi. Penyebab tersering adalah allergen inhalan pada dewasa dan ingestan pada anak-anak. Pada anak-anak sering disertai gejala alergi lain seperti urtikaria dan gangguan pencernaan. Penyebab rhinitis alergi dapat berbeda tergantung dari klasifikasi.Rhinitis alergi musiman biasanya berupa serbuk sari atau jamur. Rhinitis alergi perennial diantaranya debu tungau (Dermatophagoides farinae dan Dermatophagoides pteronyssinus), jamur, binatang peliharaan, dan binatang pengerat. Faktor resiko terpaparnya debu tungau biasanya karpet, sprei, suhu tinggi, dan kelembaban udara. Berbagai pemicu yang bisa berperan dan memperberat adalah beberapa faktor nonspesifik diantaranya asap rokok, polusi udara, bau aroma yang kuat atau merangsang dan perubahan cuaca.Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas: Allergen inhalan yang masuk bersama dengan udara pernafasan misalnya, debu rumah, tungau, serpihan epitel bulu binatang, serta jamur. Allergen ingestan yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu, telur, coklat, ikan, dan udang. Allergen injektan yang masuk melalui suntikan atau tusukan misalnya penisilin atau sengatan lebah. Allergen kontaktan yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan.LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Faktor Resiko Rhinitis AlergiAlergi dapat terjadi pada siapa saja, tetapi mereka cenderung genetik. Anda lebih mungkin untuk mengembangkan rhinitis alergi jika keluarga Anda memiliki riwayat alergi. Menurut National Institutes of Health, kemungkinan bahkan lebih tinggi jika ibu Anda memiliki sejarah masalah alergi (NIH).Ada juga zat yang dapat memicu kondisi ini atau membuatnya lebih buruk. Ini termasuk: asap rokok zat kimia suhu dingin kelembaban angin polusi hairspray asap kayu uap

LO.3.4. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Rhinitis AlergiRhinitis alergi merupakan suatu penyakit inflamasi yang diawali dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu immediate phase allergic reaction atau reaksi alergi fase cepat yang berlangsung sejak kontak dengan allergen sampai 1 jam setelahnya dan late phase allergic reaction atau reaksi alergi fase lambat yang berlangsung 2-4 jam dengan puncak 6-8 jam (fase hiperreaktivitas) setelah pemaparan dan dapat berlangsung 24-48 jam.Pada kontak pertama dengan allergen atau tahap sensitisasi, makrofag atau monosit yang berperan sebagai sel penyaji (Antigen Presenting Cell/APC) akan menangkap allergen yang membentuk fragmen mukosa hidung. Setelah diproses molekul HLA kelas II membentuk komplek peptide MHC kelas II (Major Histocompatibility Complex) yang kemudian dipresentasikan pada sel T helper (Th0). Kemudian sel penyaji akan melepas sitokin seperti interleukin 1 (IL-1) yang mengaktifkan Th0 untuk berproliferasi menjadi Th1 dan Th2. Th2 akan menghasilkan berbagai sitokin seperti IL-3, IL-4, IL-5, dan IL-13.IL-4 dan IL-3 dapat diikat oleh reseptornya di permukaan sel limfosit B, sehingga sel limfosit B menjadi aktif dan akan memproduksi immunoglobulin E (IgE). IgE di sirkulasi darah akan masuk ke jaringan dan diikat oleh reseptor IgE di permukaan sel mastosit atau basophil (sel mediator) sehingga kedua sel ini menjadi aktif. Proses ini disebut sensitisasi yang menghasilkan sel mediator yang tersensitisasi. Bila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar allergen yang sama, maka kedua rantai IgE akan mengikat allergen yang spesifik dan terjadi degranulasi (pecahnya dinding sel) mastosit dan basophil dengan akibat terlepasnya mediator kimia yang sudah terbentuk (Performed Mediators) terutama histamine. Selain histamine juga dikeluarkan Newly Formed Mediators antara lain prostaglandin D2 Activating Factor (PAF), berbagai sitokin (IL-3, IL-4, IL-5, IL-6, IL- 6, GM-CSF (Granulocytes Macrophage Colony Stimulating Factor) dan lain-lain. Inilah yang disebut sebagai reaksi alergi fase cepat (RAFC).Histamine akan merangsang reseptor H1 pada ujung saraf vidianus sehingga menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin-bersin. Histamine juga menyebabkan kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresi dan permeabilitas kapiler meningkat sehingga terjadi rinore. Gejala lain adalah hidung tersumbat akibat vasodilatasi sinusoid. Selain histamine merangsang ujung saraf Vidianus, juga menyebabkan rangsangan pad amukosa hidung sehingga terjadi pengeluaran Inter Cellular Adhesion Molecule 1 (ICAM1).Pada RAFC, sel mastosit juga akan melepaskan molekul kemotaktik yang menyebabkan akumulasi sel eosinophil dan netrofil di jaringan target. Respons ini tidak berhenti sampai disini saja, tetapi gejala akan berlanjut dan mencapai puncak 6-8 jam setelah pemaparan. Pada RAFL ini ditandai dengan penambahan jenis dan jumlah sel inflamasi seperti eosinophil, limfosit, netrofil, basophil dan mastosit di mukosa hidung serta peningkatan sitokin seperti IL-3, IL-4, IL-5 dan Granulocyte Macrophag Colony Stimulating Factor (GM-CSF) dan ICAM1 pada secret hidung. Timbulnya gejala hipereaktif atau hiperresponsif hidung adalah akibat peranan eosinophil dengan mediator inflamasi dari granulanya seperti Eosinophilic Cationic Protein (ECP), Eosinophilic Derived Protein (EDP), Major Basic Protein (MBP), dan Eosinophilic Peroxidase (EPO). Pada fase ini, selain factor spesifik (allergen), iritasi oleh factor non spesifik dapat memperberat gejala seperti asap rokok, bau yang merangsang, perubahan cuaca dan kelembaban udara yang tinggi.Secara Mikroskopik tampak adanya dilatasi pembuluh dengan pembesaran sel goblet dan sel pembentuk basal, serta ditemukan infiltrasi sel-sel eosinophil pada jaringan mukosa dan submukosa hidung. Gambaran yang ditemukan terdapat pada saat serangan. Diluar keadaan serangan, mukosa kembali normal. Akan tetapi serangan dapat terjadi terus-menerus sepanjang tahun, sehingga lama kelamaan terjadi perubahan yang irreversible, yaitu terjadi proliferasi jaringan ikat dan hiperplasa mukosa, seingga tampak mukosa hidung menebal, dengan masuknya antigen asing ke dalam tubuh terjadi yang secara garis besar terdiri dari :1. Respon primerTerjadi proses eliminasi dan fagositosis (Ag). Reaksi ini bersifat non spesifik dan dapat berakhir sampai disini. Bila Ag tidak berhasil seluruhnya dihilangkan, reaksi berlanjut menjadi respon sekunder.2. Respon sekunderReaksi yang terjdi bersifat spesifik, yang mempunyai tiga kemungkinan ialah sistem imunitas seluler atau humoral atau keduanya dibangkitkan. Bila Ag berhasil dieliminasi pada tahap ni, reaksi selesai. Bila Ag masih ada, atau memang sudah ada efek dari sistem imunologik, maka reaksi berlanjut menjadi respon tersier.3. Respon tersierReaksi imunologik yang terjadi tidak menguntungkan tubuh. Reaksi ini dapat bersifat sementara atau menetap, tergantung dari daya eliminasi Ag oleh tubuh.

LO.3.5. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Rhinitis AlergiGejala klinik rinitis alergi, yaitu : Bersin patologis. Bersin yang berulang lebih 5 kali setiap serangan bersin. Rinore. Ingus yang keluar. Gangguan hidung. Hidung gatal dan rasa tersumbat. Hidung rasa tersumbat merupakan gejala rinitis alergi yang paling sering kita temukan pada pasien anak-anak. Gangguan mata. Mata gatal dan mengeluarkan air mata (lakrimasi).Gejala spesifik lain pada anak adalah: Allergic shiner. Perasaan anak bahwa ada bayangan gelap di daerah bawah mata akibat stasis vena sekunder. Stasis vena ini disebabkan obstruksi hidung. Allergic salute. Perilaku anak yang suka menggosok-gosok hidungnya akibat rasa gatal. Allergic crease. Tanda garis melintang di dorsum nasi pada 1/3 bagian bawah akibat kebiasaan menggosok hidung.

LO.3.6. Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Rhinitis AlergiDiagnosis rhinitis alergi ditegakkan berdasarkan:

1. Anamnesis Perlu ditanyakan gejala-gejala spesifik yang mengganggu pasien (seperti hidung tersumbat, gatal-gatal pada hidung, rinore, bersin), pola gejala (hilang timbul, menetap) beserta onset dan keparahannya, identifikasi faktor predisposisi, respon terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan pekerjaan. Karena rhinitis alergi seringkali berhubungan dengan konjungtivitis alergi, maka adanya gatal pada mata dan lakrimasi mendukung diagnosis rinitis alergi. Riwayat keluarga merupakan petunjuk yang cukup penting dalam menegakkan diagnosis pada anak.

2. Pemeriksaan Fisik Pada muka biasanya didapatkan garis Dennie-Morgan dan allergic shinner, yaitu bayangan gelap di daerah bawah mata karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung. Selain itu, dapat ditemukan juga allergic crease yaitu berupa garis melintang pada dorsum nasi bagian sepertiga bawah. Garis ini timbul akibat hidung yang sering digosok-gosok oleh punggung tangan (allergic salute). Pada pemeriksaan rinoskopi ditemukan mukosa hidung basah, berwarna pucat atau livid dengan konka edema dan sekret yang encer dan banyak. Perlu juga dilihat adanya kelainan septum atau polip hidung yang dapat memperberat gejala hidung tersumbat. Selain itu, dapat pula ditemukan konjungtivis bilateral atau penyakit yang berhubungan lainnya seperti sinusitis dan otitis media.

3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan sitologi hidung tidak memastikan diagnosis, tetapi berguna sebagai pemeriksaan pelengkap. Ditemukannya eosinofil dalam jumlah banyak (5 sel/lapang pandang) menunjukkan kemungkinan alergi. Hitung jenis eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat. Pemeriksaan IgE total seringkali menunjukkan nilai normal, kecuali bila tanda alergi pada pasien lebih dari satu penyakit. Lebih bermakna adalah pemeriksaan IgE spesifik dengan cara RAST (Radioimmuno Sorbent Test) atau ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Test). Uji kulit alergen penyebab dapat dicari secara invivo.

Ada dua macam tes kulit yaitu tes kulit epidermal dan tes kulit intradermal. Tes epidermal berupa tes kulit gores (scratch) dengan menggunakan alat penggores dan tes kulit tusuk (skin prick test). Tes intradermal yaitu tes dengan pengenceran tunggal (single dilution) dan pengenceran ganda (Skin Endpoint Titration SET). SET dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi. Selain dapat mengetahui alergen penyebab, juga dapat menentukan derajat alergi serta dosis inisial untuk imunoterapi. Selain itu, dapat pula dilakukan tes provokasi hidung dengan memberikan alergen langsung ke mukosa hidung. Untuk alergi makanan, dapat pula dilakukan diet eliminasi dan provokasi atau Intracutaneous Provocative Food Test (IPFT).

LO.3.7. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Rhinitis Alergi1) Rhinitis vasomotor : suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal dan pajanan obat.2) Rhinitis medikamentosa : suatu kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokontriktor topikal dalam waktu lama dan berlebihan sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap.3) Rhinitis simpleks : penyakit yang diakibatkan oleh virus. Biasanya adalah rhinovirus. Sangat menular dan gejala dapat timbul sebagai akibat tidak adanya kekebalan atau menurunnya daya tahan tubuh.4) Rhinitis hipertrofi : hipertrofi chonca karena proses inflamasi kronis yang disebabkan oleh bakteri primer atau sekunder.5) Rhinitis atrofi : infeksi hidung kronik yang ditandai adanya atrofi progresif pada mukosa dan tulang chonca.6) NARES (non-allergic rhinitis with eosinophilic syndrome) dapat disingkirkan bila tes kulit menunjukkan positif terhadap alergen lingkungan. Penyebab keluhan pada NARES adalah alergi pada makanan. Rinitis vasomotor dapat dibedakan dengan rinitis alergi dengan keluhan bersin pada perubahan suhu ekstrim, rokok, tidak terdapat gatal pada mata, udara lembab, hidung tersumbat pada posisi miring dan bergantian tersumbatnya. Selain itu mukosa yang pucat atau merah gelap, licin, edema juga mendukung rinitis vasomotor. Pada tes kulit bernilai negatif. Rinitis alergi dan vasomotor dapat pula terjadi bersamaan dengan memberi gambaran rinoskopi anterior yang bercampur seperti mukosa pucat tetapi positif pada tes kulit. Sekresi hidung yang kekuningan dan tampak purulen tetapi eosinofilik sering terjadi pada rinitis alergi, tetapi pada sekresi yang berbau busuk dan purulen dan terjadi unilateral perlu dicurigai adanya benda asing.

LO.3.8. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Rhinitis AlergiPengobatan terhadap penderita rhinitis alergi harus mencakup 3 prinsip:1. Mengetahui dengan tepat faktor pencetus dan menghindarinya.2. Penggunaan sementara obat-obatan untuk menangani gejala di saat serangan agar penderita dapat beraktifitas dengan baik.3. Terapi daya tahan tubuh (immunotherapy).Tatalaksana terapi1. Non-farmakologi:Hindari pencetus (alergen) Amati benda-benda apa yang menjadi pencetus(debu, serbuk sari, bulu binatang, dll) Jika perlu, pastikan dengan skin test Jaga kebersihan rumah, jendela ditutup, hindari kegiatan berkebun. Jika harus berkebun, gunakan masker wajah2. Farmakologi : Jika tidak bisa menghindari pencetus, gunakan obat-obat anti alergi seperti:a. Anti histamine oral, antagonis H-1 (difenhidaramin, prometasin, loratadin, setisirin, fexofenadin)b. Agonis alfa adrenergic, sebagai dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi anti histaminec. Kortikosteroid topikal, bila gejala sumbatan tidak dapat diobati dengan obat lain (beklometason, budesonid, flunisolid, triamsinolon).d. Sodium kromoglikat topikal, bekerja menstabilkan mastosit sehingga pelepasan mediator kimia dihambat.e. Antikolinergik topikal, mengatasi rhinorea karena inhibisi reseptor kolinergik pada permukaan sel efektor (ipratropium bromida).f. Anti leukotrine (zafirlukast/montelukast), anti IgE, DNA rekombinan merupakan obat-obatan baru untuk rhinitis alergi. Jika tidak berhasil, atau obat-obatan tadi menyebabkan efek samping yang tidak bisa diterima, lakukan imunoterapi dengan terapi desensitasi

Penatalaksanaan rhinitis alergi berdasarkan ARIA 2001Tipe rhinitis alergiLini pertamaTambahan

Sedang-IntermittenAntihistamin oral,antihistamin intranasalDekongestan intranasal

Sedang-Intermitten atau berat-intermittenAntihistamin oral,kortikosteroid intranasal, antihistamin intranasalDekongestan intranasal dan sodium kromolin

Berat-PersistenKortikosteroid intranasalAntihistamin oral,antihistamin intranasal,sodium kromolin,ipratropium bromida,antagonis leukotriene

Anti Histamin Antagonis H-1 Farmakodinamik : Antagonis kompetitif pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos. Selain itu AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai pengelepasan histamin endogen berlebihan. Farmakokinetik :Setelah pemberian oral atau parenteral, AH1 diabsorpsi secara baik. Kadar tertinggi terdapat pada paru-paru sedangkan pada limpa, ginjal, otak, otot, dan kulit kadarnya lebih rendah. Tempat utama biotransformasi AH1 adalah hati.1. Penggolongan AH1AH generasi 1Contoh : etanolamin, Etilenedamin, Piperazin, Alkilamin, Derivat fenotiazinKeterangan AH1 =- sedasi ringan-berat - antimietik dan komposisi obat flu- antimotion sicknessIndikasi AH1 berguna untuk penyakit : Alergi Mabuk perjalanan Anastesi lokal Untuk asma berbagai profilaksis2. Efek sampingVertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, insomnia, tremor, mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat, lemah pada tangan.Antihistamin golongan 1 lini pertamaa. Pemberian dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi dengan dekongestan secara peroral.b. lipofilik, dapat menembus sawar darah otak, mempunyai efek pada SSP dan plasenta.c. Kolinergikd. SedatifOral : difenhidramin, klorfeniramin, prometasin, siproheptadinTopikal : Azelastin

Dekongestan Nasal Golongan simpatomimetik Beraksi pada reseptor adrenergik pada mukosa hidung untuk menyebabkan vasokonstriksi, menciutkan mukosa yang membengkak, dan memperbaiki pernafasan Penggunaan dekongestan topikal tidak menyebabkan atau sedikit sekali menyebabkan absorpsi sistemik Penggunaan agen topikal yang lama (lebih dari 3-5 hari) dapat menyebabkan rhinitis medikamentosa, di mana hidung kembali tersumbat akibat vasodilatasi perifer maka batasi penggunaan Contoh Obat : nafazolin, tetrahidrozolin, oksimetazolin dan xilometazolin

Obat dekongestan topical dan durasi aksinya :ObatDurasi Aksi

Aksi PendekFenilefrin HClSampai 4 jam

Aksi SedangNafazolin HClTetrahidrozolin HCl4-6 jam

Aksi PanjangOksimetazolin HClXylometazolin HClSampai 12 jam

Dekongestan oral Secara umum tidak dianjurkan karena efek klinis masih diragukan dan punya banyak efek sampingContoh obat: Efedrin, fenilpropanolamin dan fenilefrin Indeks terapi sempit resiko hipertensi EfedrinAdalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan efedra. Efektif pada pemberian oral, masa kerja panjang, efek sentralnya kuat. Bekerja pada reseptor alfa, beta 1 dan beta 2.Efek kardiovaskular : tekanan sistolik dan diastolik meningkat, tekanan nadi membesar. Terjadi peningkatan tekanan darah karena vasokontriksi dan stimulasi jantung. Terjadi bronkorelaksasi yang relatif lama.Efek sentral : insomnia, sering terjadi pada pengobatan kronik yang dapat diatasi dengan pemberian sedatif.

Dosis.Dewasa: 60 mg/4-6 jamAnak-anak 6-12 tahun : 30 mg/4-6 jamAnak-anak 2-5 tahun: 15 mg/4-6 jam

FenilpropanolaminDekongestan nasal yang efektif pada pemberian oral. Selain menimbulkan konstriksi pembuluh darah mukosa hidung, juga menimbulkan konstriksi pembuluh darah lain sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dan menimbulkan stimulasi jantung.Efek farmakodinamiknya menyerupai efedrin tapi kurang menimbulkan efek SSP.Harus digunakan sangat hati-hati pada pasien hipertensi dan pada pria dengan hipertrofi prostat.Kombinasi obat ini dengan penghambat MAO adalah kontra indikasi. Obat ini jika digunakan dalam dosis besar (>75 mg/hari) pada orang yang obesitas akan meningkatkan kejadian stroke, sehingga hanya boleh digunakan dalam dosis maksimal 75 mg/hari sebagai dekongestan.Dosis.Dewasa: 25 mg/4 jamAnak-anak 6-12 tahun : 12,5 mg/4 jamAnak-anak 2-5 tahun: 6,25 mg/4 jam

FenilefrinAdalah agonis selektif reseptor alfa 1 dan hanya sedikit mempengaruhi reseptor beta. Hanya sedikit mempengaruhi jantung secara langsung dan tidak merelaksasi bronkus. Menyebabkan konstriksi pembuluh darah kulit dan daerah splanknikus sehingga menaikkan tekanan darah.

Intranasal corticosteroids (INCS) INCS menjadi obat pilihan untuk anak-anak yang menderita rhinitis alergi Dahulu di khawatirkan INCS dapat menyebabkan efek samping sistemik seperti terganggunya pertumbuhan dan metabolism tulang Tapi studi menunjukkan fluticasone tidak ada efek samping klinis yang membahayakan.Mometason juga tidak menunjukkan mengganggu pertumbuhan anak-anak usia 3-9 tahun. Setelah penggunaan 3 bulan flutikason pada anak-anak usia 3-11 tahun, dilakukan rhinoskopi, dan tidak menunjukkan menipisnya jaringan hidung atau atrofi mukosa hidung Macamnya : betametason, budesonide, flunisolide, flucticasone, mometasone dan triamikolon Kerjanya dengan menghambat respon alergi fase awal maupun fase lambat. Efek utama pada mukosa hidung :a. mengurangi inflamasi dengan memblok pelepasan mediator,b. menekan kemotaksis neutrofilc. mengurangi edema intraseld. menyebabkan vasokonstriksi ringane. menghambat reaksi fase lambat yang diperantarai oleh sel mast Efek Samping : bersin, perih pada mukosa hidung, sakit kepala dan infeksi Candida albicans

Sodium kromolin suatu penstabil sel mast sehingga mencegah degranulasi sel mast dan pelepasan mediator, termasuk histamin. tersedia dalam bentuk semprotan hidung untuk mencegah dan mengobati rhinitis alergi. Efek sampingnya : iritasi lokal (bersin dan rasa perih pada membran mukosa hidung Dosisnya untuk pasien di atas 6 tahun adalah 1 semprotan pada setiap lubang hidung 3-4 kali sehari pada interval yang teratur.Ipratropium bromida Merupakan agen antikolinergik berbentuk semprotan hidung Bermanfaat pada rhinitis alergi yang persisten atau perenial Memiliki sifat anti sekretori jika digunakan secara lokal dan bermanfaat untuk mengurangi hidung berair yang terjadi pada rhinitis alergi. tersedia dalam bentuk larutan dengan kadar 0,03%, diberikan dalam 2 semprotan (42 mg) 2- 3 kali sehari. Efek sampingnya ringan, meliputi sakit kepala, epistaxis, dan hidung terasa kering.

OperatifTindakan konkotomi (pemotongan konka inferior) perlu dipikirkan bila konka inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan cara kateurisasi memakai AgNO3 25 % atau troklor asetat (Roland, McCluggage,Sciinneider, 2001).Polip mukoid jinak pada hidung sering kali dihubungkan dengan alergi hidung, dapat terjadi pada anak-anak namun lebih sering ditemukan pada orang dewasa, karena menyumbat jalan napas, polip seringkali dirasakan sangat mengganggu. Setelah lesi penyumbat diidentifikasi sebagai polip jinak, maka lesi tersebut dapat diangkat. Pasien harus di peringatkan bahwa polip dapat kembali kambuh bilamana ada alergi, sehingga polip perlu berkali-kali diangkat selama hidup. Polip umumnya berasal dari sinus.

Imunoterapi (Desensitisasi) Bersifat kausatif Imunoterapi merupakan proses yang lambat dan bertahap dengan menginjeksikan alergen yang diketahui memicu reaksi alergi pada pasien dengan dosis yang semakin meningkat. Tujuannya adalah agar pasien mencapai peningkatan toleransi terhadap alergen, sampai dia tidak lagi menunjukkan reaksi alergi jika terpapar oleh senyawa tersebut Caranya :a. Larutan alergen yang sangat encer (1:100.000 sampai 1:1000.000.000 b/v) diberikan 1 2 kali seminggu. Alergen ini bisaanya disuntikkan di bawah kulit lengan atas. Selain suntikan dapat dilakukan dengan menggunakan tablet yang mengandung allergen seperti serbuk sari rumputb. Konsentrasi kemudian ditingkatkan sampai tercapai dosis yang dapat ditoleransi.c. Dosis ini kemudian dipertahankan setiap 2-6 minggu, tergantung pada respon klinik.d. Terapi dilakukan sampai pasien dapat mentoleransi alergen pada dosis yang umumnya dijumpai pada paparan alergen. Parameter efektifitas ditunjukkan dengan :a. Berkurangnya produksi IgEb. Meningkatnya produksi IgGc. Perubahan pada limfosit Td. Berkurangnya pelepasan mediator dari sel yang tersensitisasie. Berkurangnya sensitivitas jaringan terhadap alergen. Namun imunoterapi terbilang mahal dan butuh waktu lama dan membutuhkan komitmen yang besar dari pasien

LO.3.9. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Rhinitis Alergi1. Polip hidung. Rinitis alergi dapat menyebabkan atau menimbulkan kekambuhan polip hidung. Polip hidung yang memiliki tanda patognomonis: inspisited mucous glands, akumulasi sel-sel inflamasi yang luar bisa banyaknya (lebih eosinofil dan limfosit T CD4+), hiperplasia epitel, hiperplasia goblet, dan metaplasia skuamosa.2. Otitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak.3. Sinusitis paranasal. Sinusitis paranasal merupakan inflamasi mukosa satu atau lebih sinus paranasal. Terjadi akibat edema ostia sinus oleh proses alergis dalam mukosa yang menyebabkan sumbatan ostia sehingga terjadi penurunan oksigenasi dan tekanan udara rongga sinus. Hal tersebut akan menyuburkan pertumbuhan bakteri terutama bakteri anaerob dan akan menyebabkan rusaknya fungsi barier epitel antara lain akibat dekstruksi mukosa oleh mediator protein basa yang dilepas sel eosinofil (MBP) dengan akibat sinusitis akan semakin parah.4. Masalah ortodonti dan efek penyakit lain dari pernafasan mulut yang lama khususnya pada anak-anak.5. Asma bronkial. Pasien alergi hidung memiliki resiko 4 kali lebih besar mendapat asma bronkial.LO.3.10. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rhinitis AlergiSecara umum, pasien dengan rinitis alergi tanpa komplikasi yang respon dengan pengobatan memiliki prognosis baik. Pada pasien yang diketahui alergi terhadap serbuk sari, maka kemungkinan rinitis pasien ini dapat terjadi musiman. Prognosis sulit diprediksi pada anak-anak dengan penyakit sinusitis dan telinga yang berulang. Prognosis yang terjadi dapat dipengaruhi banyak faktor termasuk status kekebalan tubuh maupun anomali anatomi. Perjalanan penyakit rinitis alergi dapat bertambah berat pada usia dewasa muda dan tetap bertahan hingga dekade lima dan enam. Setelah masa tersebut, gejala klinik akan jarang ditemukan karena menurunnya sistem kekebalan tubuh.Penderita rinitis alergi mempunyai resiko berlanjut menjadi asma (3). Rinitis alergi dan asma merupakan penyakit inflamasi yang sering timbul bersamaan. Dokter perlu mengevaluasi adanya riwayat asma pada pasien dengan rinitis alergi yang menetap. Evaluasi dapat dilakukan melalui pemeriksaan sinar X, pemeriksaan adanya sumbatan saluran nafas sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator.Bukti epidemiologis adanya hubungan antara rinitis dan asma adalah 1) prevalensi asma meningkat pada rinitis alergi dan non alergi; 2) rinitis hampir selalu dijumpai pada asma; 3) rinitis merupakan faktor resiko terjadinya asma; dan, 4) pada persisten rinitis terjadi peningkatan hipereaktivitas bronkus non spesifik. Penelitian epidemiologi menunjukkan prevalensi rinitis alergi dan asma meningkat di seluruh dunia termasuk di AS (4). Sekitar 56 juta orang atau 20% penduduk AS menderita rinitis alergi dan 5% menderita asma (5). Berbagai penelitian menunjukkan 78 -94% penderita asma pada remaja dan dewasa juga menderita rinitis alergi, dan 38% penderita rinitis alergi juga menderita asma.

LO.3.11. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Rhinitis AlergiPada dasarnya penyakit alergi dapat dicegah dan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

a. Pencegahan primer

Untuk mencegah sensitisasi atau proses pengenalan dini terhadap alergen. Tindakan pertama adalah mengidentifikasi bayi yang mempunyai risiko atopi. Pada ibu hamil diberikan diet restriksi (tanpa susu, ikan laut, dan kacang) mulai trimester 3 dan selama menyusui, dan bayi mendapat ASI eksklusif selama 5-6 bulan. Selain itu kontrol lingkungan dilakukan untuk mencegah pajanan terhadap alergen dan polutan.

b. Pencegahan sekunder

Untuk mencegah manifestasi klinis alergi pada anak berupa asma dan pilek alergi yang sudah tersensitisasi dengan gejala alergi tahap awal berupaalergi makanan dan kulit. Tindakan yang dilakukan dengan penghindaran terhadap pajanan alergen inhalan dan makanan yang dapat diketahui dengan uji kulit. Debu tungau adalah salah satu penyebab terbesar alergi. Mereka adalah serangga mikroskopis yang berkembang biak dalam debu rumah tangga. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membatasi jumlah tungau di rumah: Pertimbangkan membeli udara-permeabel kasur dan selimut penutup oklusif ( jenis tempat tidur bertindak sebagai penghalang terhadap tungau debu dan kotoran mereka). Pilih kayu atau penutup lantai vinyl, bukan karpet. Bersihkan bantai, mainan, tirai dan furnitur berlapis secara teratur, baik dengan menghilangkan debu. Gunakan bantal sintetis dan selimut akrilik bukannya selimut wol atau selimut bulu. Gunakan vacuum cleaner dilengkapi dengan filter udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA) karena dapat mengeluarkan debu lebih dari penyedot debu biasa. Gunakan kain bersih basah untuk menyeka permukaan karena debu kering dapat menyebarkan alergen lanjut.serbuk sari menjaga pintu dan jendela tertutup selama pertengahan pagi dan sore hari, ketika ada sebagian serbuk sari di udara mandi, cuci rambut Anda dan mengubah pakaian Anda setelah berada di luar menghindari daerah berumput, seperti taman dan ladang jika Anda memiliki rumput, meminta orang lain untuk memotong rumput untuk Anda

c. Pencegahan tersier

Untuk mengurangi gejala klinis dan derajat beratnya penyakit alergi dengan penghindaran alergen dan pengobatan.

LI.4. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Pernafasan Menurut Al-Quran dan HadistLO.4.1. Memahami dan Menjelaskan Menguap Menurut Al-Quran dan HadistBerikut ini beberapa Hadits Nabawi yang menjelaskan tentang hakikat dari menguap dan beberapa adab yang berkaitan dengannya.

Allah mencintai Bersin dan Membenci Menguap

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,

Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Karenanya apabila salah seorang dari kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka kewajiban atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mentasymitnya (mengucapkan yarhamukallah). Adapun menguap, maka dia tidaklah datang kecuali dari setan. Karenanya hendaklah menahan menguap semampunya. Jika dia sampai mengucapkan haaah, maka setan akan menertawainya. (HR. Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)

Allah membenci menguap karena menguap adalah aktivitas yang membuat seseorang banyak makan, yang pada akhirnya membawa pada kemalasan dalam beribadah. Menguap adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah, terlebih-lebih ketika pada waktu shalat. Para nabi tidak pernah menguap, dikarenakan menguap adalah salah satu aktivitas yang dibenci oleh Allah.

Imam Ibnu Hajar berkata, Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat untuk beraktivitas, hal ini karena banyaknya makan . Bersin bisa menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas (Fathul Baari, 10/607)

Menutup mulut ketika menguap

Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Bila salah seorang dari kalian menguap maka hendaklah dia menahan mulutnya dengan tangannya karena sesungguhnya setan akan masuk. (HR. Muslim no. 2995)

Ketika seseorang ingin menguap hendaknya ia menutup mulutnya dengan tangan kiri, karena menguap adalah salah satu perbuatan yang buruk.

Tidak ada bacaan dzikir khusus yang dibaca ketika menguap

Syaikh Sulaiman al-Majid menegaskan,

:

Dan kami tidak mengetahui adanya sunah yang mengajarkan dzikir atau doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika menguap. Adapun yang banyak tersebar menurut sebagian ulama dan kebanyakan masyarakat, bahwa ketika menguap dianjurkan untuk membaca taawudz, berdalil dengan firman Allah, yang artinya: Apabila setan mengganggumu maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sementara Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyebut bahwa menguap itu dari setan. Pendalilan semacam ini, tidak pada tempatnya.

Beliau menyebutkan alasan,

. . .

Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang mengabarkan kepada kita bahwa menguap itu dari setan, beliau tidak mengajarkan kepada kita (untuk membaca taawudz), selain perintah untuk menahan dan meletakkan tangan di mulut. Sehingga, andaikan taawudz (ketika menguap) disyariatkan, tentu Nabi shallallahu alaihi wa sallam akan menyebutkannya.

Mengguap di dalam Shalat

Hadits tentang menguap berasal dari setan juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dengan lafazh:

Menguap ketika shalat adalah dari setan, jika salah seorang dari kalian menguap, maka tahanlah semampunya.

Al-Imam Malik rahimahullah berkata: Mulutnya ditutup dengan tangannya ketika shalat sampai selesai menguap. Jika menguap ketika sedang membaca bacaan shalat, kalau dia memahami apa yang dibaca, maka hukumnya makruh namun sudah mencukupi baginya (bacaan dia). Tetapi jika tidak memahaminya, maka dia harus mengulangi bacaannya, dan jika tidak mengulanginya, -kalau bacaan tersebut adalah surat Al-Fatihah-, maka itu tidak mencukupi (tidak sah shalatnya), dan kalau selain Al-Fatihah, maka sudah mencukupinya (shalatnya sah).

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menerangkan:

Pasal tentang beberapa masalah yang langka di tengah-tengah umat namun sangat butuh untuk dijelaskan kepada mereka, adalah di antaranya:

Seorang yang menguap ketika shalat, dia harus menghentikan bacaan shalatnya sampai menguapnya selesai, kemudian melanjutkan bacaannya. Ini adalah perkataan Mujahid, dan ini ucapan yang bagus, ditunjukkan oleh riwayat dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaknya dia tahan mulutnya dengan tangannya, karena setan berupaya untuk masuk. (HR. Muslim)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan : Dan di antara yang diperintahkan bagi orang yang menguap adalah: jika sedang shalat, maka dia harus menghentikan bacaannya sampai menguapnya selesai, agar bacaannya tidak berubah. Pendapat yang seperti ini disandarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Mujahid, Ikrimah, dan para tabiin.

LO.4.2. Memahami dan Menjelaskan Bersin Menurut Al-Quran dan HadistBersin adalah sesuatu yang disukai Allah Taala, dan bahkan bersin itu adalah pemberian dari Allah.Sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam: : Bersin itu dari Allah dan menguap itu dari syaithon. Jika salah seorang diantara kalian menguap, hendaknya dia menutup dengan tangannya. Jika ia mengatakan, aah berarti syaithon sedang tertawa di dalam perutnya. Sesungguhnya Allah menyukai perbuatan bersin dan membenci menguap. (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2746; al-Hakim, IV/264; Ibnu Khuzaimah, no. 921 dan Ibnu Sunni dalam kitab Amalul Yaum wal Lailah, no. 2666. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam Shohiih al-Jaami, no. 4009).Agar bersin yang kita lakukan bisa mendatang pahala di sisi Allah Taala, maka hendaklah kita memperhatikan adab-adab yang diajarkan oleh Nabi kita, Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, tatkala kita sedang bersin.Berikut ini adalah adab-adab yang harus kita perhatikan ketika bersin. Semoga Allah Taala memberikan pertolongan kepada kita untuk mengamalkannya.1. Meletakkan Tangan Atau Baju ke Mulut Ketika BersinSalah satu akhlaq mulia yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika bersin adalah menutup mulut dengan tangan atau baju. Hal ini sebagaimana yang biasa dilakukan oleh Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam tatkala beliau bersin.Abu Hurairah radhiyallahu anhu menceritakan, Tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersin, beliau meletakkan tangan atau bajunya ke mulut dan mengecilkan suaranya. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5029; at-Tirmidzi, no. 2745 dan beliau menshohihkannya. Diriwayatkan pula oleh al-Hakim, IV/293, beliau menshohikannya dan disepakati oleh adz-Dzahabi).Di antara hikmahnya, kadangkala ketika seseorang itu bersin, keluarlah air liur dari mulutnya sehingga dapat menggangu orang yang ada disebelahnya, atau menjadi sebab tersebarnya penyakit dengan ijin Allah Taala. Maka tidak layak bagi seorang muslim menyakiti saudaranya atau membuat mereka lari. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

2. Mengecilkan Suara Ketika BersinHal ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits di atas.Dalam redaksi yang lainnya disebutkan, Apabila salah seorang dari kalian bersin hendaklah ia meletakkan tangannya ke wajahnya dan mengecilkan suaranya. (Diriwayatkan oleh al-Hakim, IV/264 dan beliau menshohihkannya. Disepakati pula oleh adz-Dzahabi, dan al-Baihaqi dalam asy-Syuab, no. 9353. Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shohiih al-Jaami, no. 685)Betapa banyaknya orang yang terganggu atau terkejut dengan kerasnya suara bersin. Maka sudah selayaknya setiap muslim mengecilkan suaranya ketika bersin sehingga tidak mengganggu atau mengejutkan orang-orang yang ada di sekitarnya.3. Memuji Allah Taala Ketika BersinNabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk mengucapkan tahmid tatkala bersin. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda: : : Jika salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah ia mengucapkan Alhamdulillah, jika ia mengatakannya maka hendaklah saudaranya atau temannya membalas: yarhamukalloh (semoga Allah merahmatimu). Dan jika temannya berkata yarhamukallah, maka ucapkanlah: yahdikumulloh wa yushlihu baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu). (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no. 6224 dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu)Dalam redaksi lainnya disebutkan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Jika salah seorang dari kalian bersin dan memuji Allah, maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan tasymit (yarhamukalloh) (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6226 dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu)4. Mengingatkan Orang Yang Bersin Agar Mengcapkan Tahmid Jika Ia LupaJika kita mendapati orang yang bersin namun tidak memuji Allah Taala, hendaklah kita mengingatkannya. Ini termasuk bagian dari nasihat.Abdullah bin al-Mubarak melihat orang lain bersin tapi tidak mengucapkan Alhamdulillah, maka beliau berkata kepadanya, Apa yang seharusnya diucapkan seseorang jika ia bersin? Orang itu mengatakan, Alhamdulillah. Maka Ibnul Mubarak menjawab, Yarhamukalloh.5. Tidak Perlu Mendoakan Orang Yang Sudah Bersin Tiga Kali Berturut-TurutDemikianlah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alihi wa sallam. Beliau bersabda: Jika salah seorang dari kalian bersin, hendaklah orang yang ada di dekatnya mendoakannya. Dan jika (ia bersin) lebih dari tiga kali berarti ia sakit. Janganlah kalian men-tasymit bersinnya setelah tiga kali. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5034; Ibnus Sunni, no. 251; dan Ibnu Asakir, 8/257. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalam Shohiih al-Jaami, no. 684)Dalam redaksi lainnya disebutkan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Doakanlah saudaramu yang bersin tiga kali dan bila lebih dari itu berarti ia sedang sakit. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5034 dan al-Baihaqi dalam Syuabul Iiman, 7/32. Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam al-Misykah, no. 4743)Ada seorang laki-laki bersin di hadapan Nabi shallallahu alaihi wa salla. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata, Yarhamukalloh. Kemudian ia bersin lagi, maka Rasulullah shallallahu alihi wa sallam bersabda: Laki-laki ini sedang sakit. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2993)

6. Tidak Mengucapkan Tasymit Terhadap Orang Kafir Yang Bersin Meskipun Ia Mengucapkan AlhamdulillahDiriwayatkan dari Abu Musa radhiyallahu anhu, ia mengatakan, - - : Dahulu orang Yahudi sengaja bersin di dekat Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan harapan Nabi mengatakan, yarhamukumulloh (semoga Allah merahmatimu) tetapi Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan: Yahdikumulloh wa yushlihu baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu). (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5038 dan At-Tirmidzi, no. 2739. Imam at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih).

LO.4.3. Memahami dan Menjelaskan Bersendawa Menurut Al-Quran dan HadistDi antara adab yang perlu diperhatikan oleh seorang muslim adalah menahan sendawa di depan orang lain, bahkan sebagian ulama mengatakan bersendawa dihadapan orang lain hukumnya adalah makruh, hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar-radiallahu anhuma-, dia berkata:Ada seorang laki-laki yang bersendawa di hadapan Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam-, maka beliau kemudian bersabda: Tahanlah sendawamu dari kami, karena orang yang paling sering kenyang di dunia adalah orang yang paling panjang laparnya di hari kiamat[1].Hal ini terkadang jarang diperhatiakn oleh sebagian kaum muslimin, apalagi terkadang sendawa yang dikeluarkan itu dengan suara keras, ini jelas mengganggu orang lain, baik dengan sura sendawa yang keras itu ataupun dengan bau tidak enak yang terkadang menyertainya, maka yang harus dilakukan seorang muslim ketika hendak bersendawa di hadapan orang lain adalah berusaha menahannya, akan tetapi kalau tidak bisa tertahan maka hendaknya dia menaruh tangan atau sapu tangan di mulutnya.Dalam kitab Asnal Mathalib oleh Zakariya al-Anshari:Perkataan pengarang:Apabila dia menguap maka disunnahkan baginya menaruh tangannya di mulutnya, Ibnul Mulakkin dan yang lainnya berkata:Tangan yang dimaksud adalah tangan kiri, karena hal itu dilakukan untuk menjauhkan perkara yang jelek, al-AdzraI berkata:Perkara yang sama juga dilakukan ketika bersendawa

Hukum Mengucap Alhamdulillah Ketika BersendawaSyaikh al-Utsaimin ditanya tentang hukum mengucapkan Alhamdu lillah ketika sendawa?Maka beliau menjawab:Apabila seseorang itu bersendawa atau menguap maka tidak ada zikir tertentu yang diucapkan, adapun ucapan orang awam ketika bersendawa mengucapkan Alhamdulillah atau Alhamdulillah ala kulli haal , maka tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa bersendawa dianjurkan mengucap Alhamdulillah, begitu juga ketika menguap mereka mengucapkan Audzu billahi minas Syaithanir rajiim , ini tidak ada dalilnya serta tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa Nabi melakukan hal ituLO.4.4. Memahami dan Menjelaskan Wudhu Menurut Al-Quran dan HadistPengaruh Wudhu Bagi Kesehatan Wudhu memang memiliki peranan yang besar bagi kehidupan seorang muslim. Karena wudhu akan menjadi selalu sadar dan enegrik dalam hidup kita. Tidak diragukan lagi manfaatnya sangat besar bagi kesehatan secara uum. Berikut keajaibaan wudhu bagi kesehatan antara lain:

a) Berkumur-kumur, penelitian modern menetapkan berkumur-kumur dapat menjaga mulut dan tenggorakan dari peradangan dan menjaganya dari terjadinya peradangan gusi. Hal ini karena berkumur-kumur berfungsi memelihara gigi dan membersihkannya dari sisa-sisa makanan yang masih menempel. manfaat lain yang sangat penting adalah ia dapat menguatkan sebagian urat wjaah dan menjaga kebersihannya. Ini merupakan suatu latihan penting yang telah dikenalkan oleh para pakar pendidikan olahraga.

b) Membasuh hidung, sebuah penelitian yang dilakukan kelompok dokter di universitas Alexendria yang menetapkan pada umumnya, orang-orang yang berwudhu secara terus menerus hidungnya bersih dari debu, kuman, dan bakteri.

c) Membasuh wajah dan kedua tangan hingga kedua siku memiliki manfaat yang sangat besar dalam menghilangkan keringat dari permukaan kulit, Air wudhu juga berfungsi membersihkan kulit dari kandungan minyak yang tertahan di kelenjar kulit.

d) Membasuh kedua kaki seraya memijat-mijat dengan baik akan menciptakan perasaaan tenang dan nyaman, karena dikakilah terletak semua urat yang berhubungan dengan seluruh anggota badan.

Manfaat Wudhu

Rasul SAW pernah bersabda, "Sempurnakan wudhu, lakukan istinsyaq (memasukkan air ke hidung), kecuali jika kamu berpuasa." Selain itu, wudhu juga memiliki beberapa manfaat lain

1. Sarana pembentukan karakter dan melatih kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. 2. Terapi alami yang terbukti secara ilmiah untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah berbagai macam penyakit. 3. Membasuh wajah akan memberi efek positif pada usus, ginjal, sistem saraf, dan sistem reproduksi. 4. Membasuh kaki akan memberikan efek positif pada kelenjar pituitary otak yang bertugas mengatur fungsi-fungsi kelenjar endokrin (kelenjar yang bertugas mengatur pengeluaran hormon). 5. Membasuh telinga dan memijat bagian-bagiannya dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi rasa sakit. 6. Dapat mencegah penyakit kanker kulit, yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. 7. Membasuh wajah dapat meremajakan sel-sel kulit wajah dan membantu mencegah munculnya keriput. 8. Meremajakan selaput lendir yang memiliki peran penting bagi pertahanan tubuh. 9. Menjadikan seorang muslim selalu tersadar, bersemangat dan bersinar. 10. Wudhu dapat melindungi anda dari pengaruh guna2 atau pengaruh setan sehingga anda terhindar dari kejahatan gaib seperti guna-guna, santet, teluh, pelet, hipnotis, dan sebagainya.

LO.4.5. Memahami dan Menjelaskan Alat Bantu Pernafasan Menurut Al-Quran dan HadistMenghentikan alat pernapasan buatan dari si sakit, yangmenurut pandangan dokter dia dianggap sudah "mati" atau "dihukumi telah mati" karena jaringan otak atau sumsum yang dengannya seseorang dapat hidup dan merasakan sesuatu telah rusak.Kalau yang dilakukan dokter itu semata-mata menghentikan alat pengobatan, hal ini sama dengan tidak memberikan pengobatan. Dengan demikian, keadaannya seperti keadaan lain yang diistilahkan dengan ath-thuruq al-munfa'ilah (jalan-jalan pasif/eutanasia negatif).Karena itu, eutanasia seperti ini berada di luar daerah "memudahkan kematian dengan cara aktif" (eutanasia positif), tetapi masuk ke dalam jenis lain (yaitu eutanasia negatif).Dengan demikian, tindakan tersebut dibenarkan syara', tidak terlarang. Lebih-lebih peralatan-peralatan tersebut hanya dipergunakan penderita sekadar untuk kehidupan yang lahir --yang tampak dalam pernapasan dan peredaran darah/denyut nadi saja-- padahal dilihat dari segi aktivitas maka si sakit itu sudah seperti orang mati, tidak responsif, tidak dapat mengerti sesuatu dan tidak dapat merasakan apa-apa, karena jaringan otak dan sarafnya sebagai sumber semua itu telah rusak.Membiarkan si sakit dalam kondisi seperti itu hanya akan menghabiskan dana yang banyak bahkan tidak terbatas. Selain itu juga menghalangi penggunaan alat-alat tersebut bagi orang lain yang membutuhkannya dan masih dapat memperoleh manfaat dari alat tersebut. Di sisi lain, penderita yang sudah tidak dapat merasakan apa-apa itu hanya menjadikan sanak keluarganya selalu dalam keadaan sedih dan menderita, yang mungkin sampai puluhan tahun lamanya.Pendapat ini telah dikemukakan sejak beberapa tahun lalu di hadapan sejumlah fuqaha dan dokter dalam suatu seminar berkala yang diselenggarakan oleh Yayasan Islam untuk ilmu-ilmu Kedokteran di Kuwait. Para peserta seminar dari kalangan ahli fiqih dan dokter itu menerima pendapat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Adams G., Boies L., Higler P., 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Penerbit Buku Kedokteran EGC. JakartaBousquet J, Cauwenberge P V., Khaltaev N., 2001. ARIA workshop group. World Health organisation initiative, allergic rhinitis and its impact on asthma. J allergy clinical immunol : S147-S276.Direktorat bina farmasi komunitas dan klinik, 2005. Pharmaceutical Care untuk penyakit saluran pernafasan. Jakarta: DepkesRIDorland, W.A.Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.Durham SR, 2006. Mechanism and Treatment of Allergic Rhinitis, In: Kerr AG, ed,Scott- Browns Otolaryngogoly, Sixth Edition, Vol, 4, Butterworth- Heinemann, London: pp. 4/6/1-14.Fatwa-fatwa Kontemporer. Dr. Yusuf Qardhawi. Gema Insani Press dalam http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Kontemporer/Eutanasia.html (Diakses pada 14-02-2015)http://al-atsariyyah.com/adab-adab-ketika-bersin.html, dikutip dari: Panduan Amal Sehari Semalam, karya Abu Ihsan Al-Atsary dan Ummu Ihsan Chairiyah, cetakan ke-3, hal. 277 280, dengan sedikit perubahan kata. (Diakses pada 14-02-2015)http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/ketika-wudhu-kenapa-harus-menghirup-air.htm#.Uv8OhvvLGzA(Diakses pada 14-02-2015)http://www.healthline.com/health/allergic-rhinitis#Symptoms4(Diakses pada 14-02-2015)Ganong, WF, 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 21th ed, ab. M. Djauhari Widjajakusumah. Jakarta : EGC.Guyton AC, Hall JE, 2008, Fisiologi Kedokteran edisi 11, ab. Setiawan dkk, Jakarta : EGC.Higler AB. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran.1997Marshall Plaut, M., and Martin D. Valentine, M.D. In : Allergic Rhinitis. The New England Journal of MedicineIrawati, N., Kasakeyan, E., Rusmono, N. Rinitis Alergi. 2008. Dalam: Buku AjarIlmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi keenam.Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 128-134.Kaplan AP dan Cauwenberge PV, 2003. Allergic Rhinitis In : GLORIA Global Resources Allegy Allergic Rhinitis and Allergic Conjunctivitis, Revised Guidelines, Milwaukeem USA.Price,Wilson. 2006. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit vol 2. Jakarta:EGC.Raden, Inmar. 2014. Anatomi Kedokteran Sistem Respiratorius. Jakarta : Universitas YarsiSmall, P. and Kim, H. 2011. Allergic rhinitis. 7 (Suppl 1), p. S3. Available from: doi: 10.1186/1710-1492-7-S1-S3.Soepardi E., Iskandar N, 2004. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi kelima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. JakartaSuprihati. 2005. The Prevalence of Allergic Rhinitis and Its Relation to some Risk Factors among 13-14 years old students in Semarang, Indonesia, In : Indonesian Journal of Otorhinolaryngology, Head and Neck Surgery, Vol,XXXV, no 1, Jakarta; 64-70.Syarh Shahih Al-Adab Al-Mufrad. Majalah Tashfiyah edisi 03 vol. 01 1432 H 2011 M, hal. 50-51http://www.nytimes.com/health/guides/disease/allergic-rhinitis/prognosis.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21493/4/Chapter%20II.pdf

38