bahan dk orang telat

2
1. Tatalaksana Retinopati DM Tatalaksana retinopatiDM dilakukan berdasarkan tingkat keparahan penyakit. Retinopati DM nonproliferatif derajat ringan hanya perlu dievaluasi setahun sekali. Penderita retinopati DM nonproliferatif derajat ringan-sedang tanpa edema makula yang nyata harus menjalani pemeriksaan rutin setiap 6-1 bulan. Retinopati DM nonproliferatif derajat ringan-sedang dengan edema makula signi!kan merupakan indikasi laser photo"oagulation untuk men"egah perburukan. #etelah dilakukan laser photo"oagulation$ penderita perlu dievaluasi setiap -% bulan. Penderita retinopati DM nonproliferatif derajat berat dianjurkan untuk menjalani panretinallaser photo"oagulation$terutama apabila kelainan berisiko tinggi untuk berkembang menjadi retinopati DM proliferatif. Penderita harus dievaluasi setiap &-% bulan pas"atindakan. Panretinal laser photo"oagulation harus segera dilakukan pada penderita retinopati DM proliferatif. 'pabila terjadi retinopati DM proliferatif disertai edema makul signi!kan$ maka kombinasi fo"al dan panretinal laser photo"oagulation menjadi terapi pilihan. 'meri"an '"ademy of (phthalmology. Preferred Pra"ti"e Patern for Diabeti" Retinopathy) **+. . ,ejala linis atarak Diabetik a. #ilau Pasien katarak sering mengeluh silau$ yang bisa bervariasi keparahannya mulai dari penurunan sensitivitas kontras dalam lingkungan yang terang hingga silau pada saat siang hari atau se aktu melihat lampu mobil atau kondisi serupa di malam hari. eluhan ini khususnya dijumpai pada tipe katarak posterior subkapsular. pemeriksana silau /test glare dilakukan untuk mengetahui derajat gangguan penglihatan yang disebabkan oleh sumber "ahaya yang diletakkan di dalam lapang pandangan pasien. b. Penurunan tajam penglihatan atarak menyebabkan penurunan penglihatan progresif tanpa rasa nyeri. umumnya pasien katarak men"eritakan ri ayat klinisnya langsung tepat sasaran$ dan pasien men"eritakan kepada dokter mata$ aktivitas apa saja yang terganggu. Dalam situasi lain$ pasien hanya menyadari adanya gangguan penglihatan setelah dilakukan pemeriksaan. #etiap tipe katarak biasanya mempunyai gejala gangguan penglihatan yang berbeda-beda$ tergantung pada "ahaya$ ukuran pupil dan derajat miopia. #etelah didapat ri ayat penyakit$ maka pasien harus dilakukan pemeriksaan penglihatan lengkap$ dimulai dengan refraksi. Perkembangan katarak nuklear sklerotik dapat meningkatkan dioptri lensa$ sehingga terjadi miopia ringan hingga sedang. ro2ena$ 3. 4.$ (dle$ T. ,. /**60 3atara"t. The ,ale 5n"y"lopedia Medi"ine. Third 5dition. a"7ueline 5ditor. 8vols. armington 9ills$ Thomson ,ale &. (< =<,T:>:T:#

Upload: johnssujono

Post on 04-Oct-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lol

TRANSCRIPT

1. Tatalaksana Retinopati DMTatalaksana retinopati DM dilakukan berdasarkan tingkat keparahan penyakit. Retinopati DM nonproliferatif derajat ringan hanya perlu dievaluasi setahun sekali. Penderita retinopati DM nonproliferatif derajat ringan-sedang tanpa edema makula yang nyata harus menjalani pemeriksaan rutin setiap 6-12 bulan. Retinopati DM nonproliferatif derajat ringan-sedang dengan edema makula signifikan merupakan indikasi laser photocoagulation untuk mencegah perburukan. Setelah dilakukan laser photocoagulation, penderita perlu dievaluasi setiap 2-4 bulan. Penderita retinopati DM nonproliferatif derajat berat dianjurkan untuk menjalani panretinal laser photocoagulation, terutama apabila kelainan berisiko tinggi untuk berkembang menjadi retinopati DM proliferatif. Penderita harus dievaluasi setiap 3-4 bulan pascatindakan. Panretinal laser photocoagulation harus segera dilakukan pada penderita retinopati DM proliferatif. Apabila terjadi retinopati DM proliferatif disertai edema makula signifikan, maka kombinasi focal dan panretinal laser photocoagulation menjadi terapi pilihan.

American Academy of Ophthalmology. Preferred Practice Patern for Diabetic Retinopathy; 2008.

2. Gejala Klinis Katarak Diabetika. SilauPasien katarak sering mengeluh silau, yang bisa bervariasi keparahannya mulai dari penurunan sensitivitas kontras dalam lingkungan yang terang hingga silau pada saat siang hari atau sewaktu melihat lampu mobil atau kondisi serupa di malam hari. Keluhan ini khususnya dijumpai pada tipe katarak posterior subkapsular. pemeriksana silau (test glare) dilakukan untuk mengetahui derajat gangguan penglihatan yang disebabkan oleh sumber cahaya yang diletakkan di dalam lapang pandangan pasien.b. Penurunan tajam penglihatanKatarak menyebabkan penurunan penglihatan progresif tanpa rasa nyeri. umumnya pasien katarak menceritakan riwayat klinisnya langsung tepat sasaran, dan pasien menceritakan kepada dokter mata, aktivitas apa saja yang terganggu. Dalam situasi lain, pasien hanya menyadari adanya gangguan penglihatan setelah dilakukan pemeriksaan. Setiap tipe katarak biasanya mempunyai gejala gangguan penglihatan yang berbeda-beda, tergantung pada cahaya, ukuran pupil dan derajat miopia. Setelah didapat riwayat penyakit, maka pasien harus dilakukan pemeriksaan penglihatan lengkap, dimulai dengan refraksi. Perkembangan katarak nuklear sklerotik dapat meningkatkan dioptri lensa, sehingga terjadi miopia ringan hingga sedang.Frozena, C. L., Odle, T. G. (2006) Cataract. The Gale Encyclopedia of Medicine. Third Edition. Jacqueline Editor. 5vols. Farmington Hills, MI: Thomson Gale

3. KONJUNGTIVITISA. DefinisiKonjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor-faktor lingkungan lain yang mengganggu.

Vaughan & Asburys General Ophthalmology, 18 edition

B. Komplikasia. Konjungtivitis BakteriBlefaritis marginal kronik sering menyertai konjungtivitis bateri, kecuali pada pasien yang sangat muda yang bukan sasaran blefaritis. Parut di konjungtiva paling sering terjadi dan dapat merusak kelenjar lakrimal aksesorius dan menghilangkan duktulus kelenjar lakrimal. Hal ini dapat mengurangi komponen akueosa dalam film air mata prakornea secara drastis dan juga komponen mukosa karena kehilangan sebagian sel goblet. Luka parut juga dapat mengubah bentuk palpebra superior dan menyebabkan trikiasis dan entropion sehingga bulu mata dapat menggesek kornea dan menyebabkan ulserasi, infeksi dan parut pada kornea.

Vaughan & Asburys General Ophthalmology, 18 edition

b. Konjungtivitis VirusKonjungtivitis virus bisa berkembang menjadi kronis, seperti blefarokonjungtivitis. Komplikasi lainnya bisa berupa timbulnya pseudomembran, dan timbul parut linear halus atau parut datar, dan keterlibatan kornea serta timbul vesikel pada kulit.

Vaughan & Asburys General Ophthalmology, 18 edition

c. Konjungtivitis AlergiKomplikasi pada penyakit ini yang paling sering adalah ulkus pada kornea dan infeksi sekunderJatla, K.K., 2009. Neonatal Conjunctivitis. University of Colorado Denver Health Science Center. Available at: http://emedicine.medscape.com/ article/1192190-overview. [Accessed 7 March 2011].